RINGKASAN LAINNYA
Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 13 Juni 2018 (Rabu Sore)
Salam
sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat
malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai... Ibadah Kunjungan Medan IV, 30 Oktober 2013 (Rabu Sore)
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Wahyu 19:9 19:9 Lalu ia berkata kepadaku:... Ibadah Doa Surabaya, 29 Juni 2011 (Rabu Sore)
Pembicara:
Sdr. Gideon
Matius 26: 21-25
26:21
Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata: "Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya seorang di... Ibadah Raya Surabaya, 25 Oktober 2015 (Minggu Sore)
Salam
sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat
malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai... Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 24 September 2016 (Sabtu Sore)
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Lukas 10:13-16
10:13 "Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau
Betsaida!... Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 22 Desember 2016 (Kamis Sore)
Salam sejahtera dalam kasih sayang
Tuhan kita Yesus Kristus.
Wahyu 4:8-11 tentang kegiatan di
tahta Surga: Kegiatan penyucian. Wahyu... Ibadah Doa Malam Session I Malang, 08 Juli 2014 (Selasa Malam)
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus. Kita belajar tentang pintu kemah. Keluaran... Ibadah Doa Malang, 27 Maret 2018 (Selasa Sore)
Salam sejahtera dalam kasih sayang
Tuhan kita Yesus Kristus.
Wahyu 7:1-8
7:1 Kemudian dari pada... Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 18 Februari 2010 (Kamis Sore)
Matius 24:45-51 adalah tentang berjaga-jaga. Kita harus berjaga-jaga sebab kedatangan Yesus kedua... Ibadah Kaum Muda Malang, 24 Januari 2009 (Sabtu Sore)
Bersamaan dengan Ibadah Doa Puasa Session III
Markus 12:38-40 dalam susunan Tabernakel... Ibadah Doa Malang, 17 Januari 2019 (Kamis Sore)
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Wahyu 8:10-11
8:10 Lalu... Ibadah Doa Malang, 26 Juni 2012 (Selasa Sore)
Pembicara: Pdp. Youpri Ardiantoro
Matius 27 secara... Ibadah Doa Malang, 29 November 2011 (Selasa Sore)
Pembicara: Pdt. Mikha Sanda Toding
Matius 8:18-27 8:18.... Ibadah Raya Malang, 08 Juli 2018 (Minggu Pagi)
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus
Kristus.
Wahyu 7:13-15
7:13 Dan seorang dari antara... Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 30 November 2018 (Jumat Sore)
Salam
sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat
malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai...
TRANSKRIP LENGKAP
Umum Surabaya (Minggu Sore, 23 November 2014)
Tayang: 07 Januari 2019
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Doa Surabaya (Rabu, 19 November 2014)
Tayang: 07 Januari 2019
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 17 November 2014)
Tayang: 07 Januari 2019
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 09 November 2014)
Tayang: 22 Agustus 2018
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Doa Surabaya (Rabu, 05 November 2014)
Tayang: 04 Juni 2018
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 03 November 2014)
Tayang: 04 Juni 2018
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 02 November 2014)
Tayang: 03 Maret 2018
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 20 Oktober 2014)
Tayang: 13 Desember 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 13 Oktober 2014)
Tayang: 13 Desember 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 12 Oktober 2014)
Tayang: 24 Oktober 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Doa Surabaya (Rabu, 08 Oktober 2014)
Tayang: 18 September 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 06 Oktober 2014)
Tayang: 05 September 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 05 Oktober 2014)
Tayang: 05 September 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Doa Surabaya (Rabu, 01 Oktober 2014)
Tayang: 05 September 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 29 September 2014)
Tayang: 24 Juni 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 21 September 2014)
Tayang: 19 Mei 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Doa Surabaya (Rabu, 17 September 2014)
Tayang: 29 April 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 15 September 2014)
Tayang: 29 April 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 14 September 2014)
Tayang: 24 Maret 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 07 September 2014)
Tayang: 06 Maret 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Untuk Koneksi Lambat, silahkan buka http://id.gptkk.org
Transkrip lengkap dari ibadah penggembalaan di Malang dan Surabaya, semuanya di bawakan oleh gembala sidang Pdt. Widjaja Hendra.
Silahkan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau mungkin ingin berlangganan majalah Manna dan silahkan kirim email ke widjaja_h [at] yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala
silahkan ganti tanda [at] dengan @
|
[versi cetak]
Cari rekaman ibadah ini di: http://www.kabarmempelai.org
Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 30 Januari 2019 (Rabu Sore)
Salam
sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat
malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera,
kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di
tengah-tengah kita sekalian.
Wahyu
9: Dalam
Tabernakel,
Wahyu
8-9 terkena pada pada dua
loh batu. dua
loh batu berisi dua hal, yaitu:
-
Berisi sepuluh hukum
Allah yang terdiri dari perintah dan larangan.
Perintah=
sesuatu yang harus dilakukan, jika tidak, berarti berbuat
dosa. Larangan= sesuatu yang tidak boleh dilakukan, jika
dilanggar, berarti berbuat dosa.
Jadi, Tuhan memberikan
perintah dan larangan kepada kita, supaya kita tidak berbuat dosa,
sehingga kita bisa berbahagia--kebahagiaan sorga adalah saat
kita tidak berbuat dosa.
-
Berisi
kasih,
supaya kita bisa mengasihi Tuhan lebih dari semua, dan mengasihi
sesama seperti diri sendiri, sehingga kita juga berbahagia.
Jadi,
Tuhan memberikan dua loh batu, supaya kita berbahagia mulai di bumi
ini sampai kebahagiaan kekal di sorga.
Kejadian
2: 16-17 2:16.
Lalu
TUHAN Allah memberi perintah
ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan
buahnya dengan bebas, 2:17.
tetapi
pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah
kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau
mati."
Sejak
di taman Eden Tuhan sudah memberikan perintah dan larangan, supaya
manusia berbahagia--mengalami kebahagiaan Firdaus. Tetapi
sayang, manusia berbuat dosa,
yaitu melanggar apa yang dilarang oleh Tuhan--melakukan apa yang
tidak boleh dilakukan. Akibatnya:
manusia diusir dari Firdaus dan harus dibuang ke dalam dunia,
sehingga manusia kehilangan kebahagiaan Firdaus; hidup dalam suasana
kutukan: letih lesu, beban berat, susah payah, dan air mata. Kalau
dibiarkan, akan binasa selamanya. Inilah akibat melanggar larangan
Tuhan--melanggar satu saja larangan Tuhan sudah kehilangan suasana
Firdaus, dan hanya ada suasana kutukan sampai kebinasaan
selamanya.
Oleh sebab itu, di dalam dunia Tuhan masih
memberikan dua loh batu kepada manusia--dulu secara jasmani kepada
bangsa Israel--yang berisi perintah dan larangan -Nya, bahkan sampai
sekarang di akhir zaman Dia masih memberikan dua loh batu secara
rohani yang berisi perintah,
larangan, dan kasih-Nya
lewat kabar mempelai--bunyi sangkakala; firman pengajaran yang lebih
tajam dari pedang bermata dua.
Untuk
apa Tuhan memberikan dua loh batu?
- Yang
pertama: Tuhan memberikan dua loh batu, supaya manusia mengalami
kebahagiaan Firdaus
di tengah dunia yang sudah terkutuk. Kita tinggal mengikuti perintah
dan larangan Tuhan.
- Yang
kedua: Tuhan memberikan dua loh batu, supaya kita bisa
kembali ke Firdaus.
Inilah
maksud Tuhan memberikan dua loh batu--sekarang lewat kabar mempelai;
terutama dalam penggembalaan. Kalau
ini masih ditolak, kehidupan itu akan mengalami tujuh penghukuman
sangkakala dari Anak Allah, sampai binasa selamanya.
Manfaatkan
bunyi sangkakala hari-hari ini! Memang keras, tetapi itulah cara
Tuhan untuk memberikan suasana Firdaus dan mengembalikan kita ke
Firdaus. 1
Petrus 4: 17 4:17.
Karena
sekarang telah tiba saatnya penghakiman
dimulai,
dan pada
rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi.
Dan jika penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimanakah kesudahannya
dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah?
'penghakiman'=
penghukuman. Kita seringkali sombong:
Kasihan orang dunia, nanti dihukum.
Di sini jelas, penghakiman dimulai dari rumah Allah, itulah
hamba/pelayan/anak Tuhan. Ini yang harus dicamkan.
Bagaimana
supaya kita tidak dihukum?
Kita harus
menghakimi
diri sendiri,
paling sedikit dalam tiga hal:
- Yang
pertama:
menghakimi
diri sendiri mengenai dosa-dosa,
mulai dari hati dan pikiran--yang
merupakan gudangnya dosa--, perbuatan,
dan perkataan.
Bagaimana
caranya?
-
Yohanes
12: 47-48
12:47.
Dan
jikalau seorang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya,
Aku tidak menjadi hakimnya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi
dunia, melainkan untuk menyelamatkannya. 12:48.
Barangsiapa
menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia
sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan,
itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman.
Yang
pertama: menghakimi diri lewat
firman
yang dikatakan oleh Yesus sendiri, itulah firman yang dibukakan
rahasianya yaitu ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam
alkitab--firman pengajaran yang benar, yang lebih tajam dari pedang
bermata dua; bunyi sangkakala yang diulang-ulang.
Firman
pengajaran yang lebih tajam dari bermata dua inilah yang menusuk
sangat dalam sampai hati dan pikiran; menghakimi dosa-dosa yang
tersembunyi di dalam hati dan pikiran, menghakimi perbuatan dan
perkataan dosa. Dengar firman! Bunyi sangkakala, penting.
-
1
Korintus 11: 28
11:28.
Karena
itu hendaklah tiap-tiap orang menguji
dirinya sendiri
dan baru sesudah itu ia makan
roti dan minum dari cawan
itu.
Yang
kedua: menghakimi diri lewat
perjamuan suci.
Di
dalam perjamuan suci kita harus menguji diri, karena itu perjamuan
suci bersamaan dengan pengajaran--meja roti sajian terdiri dari dua
belas roti yang disusun menjadi dua susun, enam buah sesusun--66;
menunjuk pada 66 kitab dalam alkitab, itulah pengajaran yang benar.
Harus ada pengajaran yang benar, baru kita bisa makan dan minum dan
perjamuan suci.
Jadi, lewat ketekunan
dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci
kita bisa menghakimi diri sendiri atas dosa-dosa dalam hati,
pikiran, perbuatan, dan perkataan, sehingga kita bisa hidup
suci,
dan bebas
dari penghukuman Tuhan.
-
Jika
tidak tekun dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci,
dosa akan bertumpuk-tumpuk dan membawa pada penghukuman. Oleh
karena itu masih ada yang ketiga, yaitu: Tuhan masih memberikan
kesempatan satu kali lagi untuk memeriksa diri lewat
hajaran.
Ibrani
12: 10-11 12:10.
Sebab
mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang
mereka anggap baik, tetapi Dia
menghajar kita untuk kebaikan kita,
supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya. 12:11.
Memang
tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan
sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah
kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih
olehnya.
Tinggal
pilih, mau tekun dalam ibadah pendalaman alkitab untuk memeriksa
diri supaya hidup suci dan bebas dari penghukuman, atau menunggu
hajaran. Lebih baik kita tekun dalam ibadah pendalaman alkitab.
Memang capek, tetapi lebih bagus dari pada dihajar oleh
Tuhan. Kalau tidak mau tekun, masih ada kemurahan Tuhan lewat
hajaran di segala bidang, supaya kita bisa memeriksa diri dan
kembali pada kesucian, sehingga kita bebas dari hukuman Allah, dan
hajaran selesai.
Hari-hari
ini, mari kita menghakimi diri mengenai dosa-dosa dalam hati,
pikiran, perbuatan, dan perkataan lewat ketekunan dalam ibadah
pendalaman alkitab dan perjamuan suci, supaya kita bisa hidup suci
dan bebas dari penghukuman.
-
Yang
kedua:
menghakimi
diri sendiri mengenai apa
yang tidak kita lakukan
sementara Tuhan sudah menggerakkan hati kita atau memberi perintah
kepada kita
lewat firman pengajaran yang benar, bukan dari manusia.
Matius
25: 31-35, 41-42, 45-46 25:31.
"Apabila
Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat
bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta
kemuliaan-Nya. 25:32. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di
hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang,
sama seperti gembala memisahkan domba
dari kambing, 25:33.
dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan
kambing-kambing
di sebelah kiri-Nya. 25:34.
Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya:
Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang
telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. 25:35. Sebab
ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu
memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku
tumpangan; 25:41. Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di
sebelah kiri-Nya:
Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke
dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan
malaikat-malaikatnya. 25:42. Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak
memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku
minum; 25:45. Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya segala
sesuatu yang tidak
kamu lakukan
untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak
melakukannya juga untuk Aku. 25:46.
Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang
benar ke dalam hidup yang kekal."
Jika
kita mau
melakukan apa yang Tuhan gerakkan dalam hati kita
lewat bunyi sangkakala sekalipun tidak enak bagi daging terutama
dalam hal memberi dan mengunjungi--domba--, kita akan diberkati
oleh Tuhan, menjadi berkat bagi orang lain, dan kita sedang menabung
di sorga sampai mewarisi kerajaan sorga yang kekal.
Tetapi
jika kita tidak
melakukan apa yang digerakkan Tuhan;
tidak mau memberi dan mengunjungi--kambing--, kita
akan berhutang
sampai hutang yang tidak terlunaskan lagi di neraka
selamanya.
Memberi dan mengunjungi, penting. Ini merupakan
perbuatan baik, berarti kita tidak berbuat jahat/dosa, sampai
membalas kejahatan dengan kebaikan. Artinya: kita mau memberi dan
mengunjungi sesama yang merugikan kita saat dia membutuhkan. Kita
akan diberkati dan menjadi berkat--di dunia terpelihara--, bahkan
masih ada tabungan di sorga sampai mewarisi kerajaan sorga.
Kalau
egois--tidak memberi dan mengunjungi sesama yang membutuhkan
sementara digerakkan oleh Tuhan atau sementara kita melihat--kita
akan berhutang sampai hutang yang tidak terlunaskan sekalipun di
dalam neraka.
Kita memberi dan mengunjungi mulai di rumah
tangga, ingat orang tua, anak kakak, adik. Kemudian dalam
penggembalaan dan antar penggembalaan. Memang tidak enak bagi
daging. Tuhan tolong kita semua.
"Kalau
daging, saya tidak mau ke sana ke mari. Tetapi karena ini gerakan
dari Tuhan, harus diikuti, supaya saya diberkati, menjadi berkat,
bahkan menabung di sorga. Harus yakin! Kita bisa ikut serta dalam
bentuk ikut serta, dana, berdoa; semua memberi dan mengunjungi,
menabung di sorga, sampai mewarisi kerajaan sorga. Karena itu saya
sadar sesadar-sadarnya, Pdt In Juwono dan Pdt Pong selalu
mengatakan: Jangan sampai kepercayaan ini dialihkan pada orang lain.
Kalau dialihkan kita akan berhutang yang tidak bisa dibayar oleh
apapun."
Inilah
yang harus dihakimi, yaitu menghakimi mengenai dosa lewat firman dan
perjamuan suci. Mari tekun dalam ibadah pendalaman alkitab. Jangan
sampai dihakimi Tuhan--dihukum. Kalau tidak mau tekun, kita akan
mengalami hajaran. Lebih baik tekun dalam ibadah pendalaman alkitab
supaya mengalami hajaran. Kemudian menghakimi diri mengenai apa
yang tidak kita lakukan sementara digerakkan atau diperintah
Tuhan--memberi dan mengunjungi. Kalau tidak melakukan perintah
Tuhan, pasti melanggar larangan Tuhan--orang yang tidak mau memberi
dan mengunjungi pasti menghina dan menghambat.
-
Yohanes
21: 15-17
21:15.
Sesudah
sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak
Yohanes, apakah
engkau mengasihi Aku
lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar
Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus
kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." 21:16.
Kata
Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes,
apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar
Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus
kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." 21:17. Kata
Yesus kepadanya untuk
ketiga kalinya:
"Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka
sedih
hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah
engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan,
Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi
Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah
domba-domba-Ku.
Yang
ketiga:
menghakimi
diri sendiri mengenai kasih
lewat sistem penggembalaan.
Kita
harus tergembala dengan benar dan baik, supaya kita mengerti tentang
kasih. Tiga kali pertanyaan Tuhan kepada Petrus menunjuk pada
ketekunan
dalam tiga macam ibadah pokok--ruangan
suci--:
- Pelita
emas= ketekunan dalam ibadah raya; persekutuan dengan Allah Roh
Kudus di dalam urapan dan karunia-Nya.
- Meja
roti sajian= ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan
perjamuan suci; persekutuan dengan Anak Allah di dalam firman
pengajaran dan kurban Kristus.
- Mezbah
dupa emas= ketekunan dalam ibadah doa; persekutuan dengan Allah
Bapa di dalam kasih-Nya.
Di
dalam penggembalaan kita bisa mengoreksi diri tentang kasih,
seperti Tuhan bertanya tiga kali tentang kasih kepada Petrus--dalam
bahasa aslinya--:
- Pertanyaan
pertama: Yesus bertanya apakah Petrus mengasihi dengan kasih
agape--kasih
Allah (loh batu I)--, dan Petrus menjawab ia mengasihi dengan kasih
phileo--kasih
sesama (loh batu II).
- Pertanyaan
kedua: Yesus bertanya apakah Petrus mengasihi dengan kasih
agape--kasih
Allah (loh batu I)--, dan Petrus menjawab ia mengasihi dengan kasih
phileo--kasih
sesama (loh batu II).
- Pertanyaan
ketiga: Yesus bertanya apakah Petrus mengasihi dengan kasih
phileo--kasih
sesama (loh batu II)--, dan Petrus menjawab dengan sedih karena
ingat ia sudah menyangkal Yesus.
Ini
artinya Petrus
tidak memiliki kasih--tanpa
kasih agape
dan kasih phileo.
Inilah gunanya ketekunan dalam tiga macam ibadah--firman
penggembalaan untuk mengoreksi diri sendiri tentang kasih. Mulai
dari gembala harus tergembala. Firman penggembalaan adalah firman
pengajaran yang benar, yang dipercayakan Tuhan kepada seorang
gembala untuk disampaikan kepada sidang jemaat dengan setia,
berkesinambungan, teratur, dan diulang-ulang--bagaikan bunyi
sangkakala--sehingga menjadi makanan dan memberi kesempatan kepada
sidang jemaat untuk mengoreksi diri sendiri mengenai kasih kepada
Tuhan dan sesama.
Tanpa kasih= tanpa dua loh batu. Petrus
yang hebat tidak punya kasih, apalagi kita.
"Saya
selalu ingat saat mau menikah. Pdt Totaijs berkata: 'Widjaja,
manusia daging tidak punya kasih tetapi hawa nafsu, ambisi, emosi,
dan keinginan daging.' Ini yang harus diperiksa mulai dari awal
nikah, perjalanan nikah, pelayanan. Di mana memeriksanya? Lewat
kandang penggembalaan. Terus terima firman yang diulang-ulang,
kesempatan bagi kita untuk mengoreksi diri mengenai kasih."
Tanda
pelayanan tanpa kasih:
- Sombong;
merasa lebih dari orang lain; tidak mau mengakui pemakaian Tuhan
terhadap orang lain; selalu mau menonjol.
"Ini
sangat bahaya. Guru dan gembala saya, Pdt Pong Dongalemba (alm.)
selalu berkata: 'Sekalipun pengerja yang berkhotbah, kalau dia
dipakai Tuhan dalam pengajaran yang benar, dengar dan terima.' Saya
ikuti dan banyak berkatnya; saya belum dapat pembukaan dari Tuhan,
seringkali pengerja yang dapat. Begitu juga kalau saya membaca
catatan-catatan dari Pdt van Gessel, ada kata kunci di situ--beliau
yang dapat pembukaannya--, saya jadi bisa mengembangkan lagi. Jadi
kita harus menghargai pemakaian Tuhan terhadap orang lain dalam
segala hal."
Kakak-kakak
Yusuf tidak menghargai karunia mimpi dari Yusuf, malah diejek. Ini
yang salah, seringkali kita sombong.
Di dalam nikah juga
harus hati-hati, isteri tidak menghargai pemakaian Tuhan terhadap
suami, dan sebaliknya. Itu bukti tidak ada kasih.
-
Egois;
menjadi batu sandungan--seperti Petrus--sehingga menolak salib;
tidak mau sengsara daging tetapi mencari yang enak bagi daging,
sampai menjadi sama dengan setan--iri hati, kebencian dan
sebagainya.
Matius
16: 21-23 16:21.
Sejak
waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia
harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari
pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh
dan dibangkitkan pada hari ketiga. 16:22.
Tetapi Petrus
menarik Yesus ke samping
dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal
itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau." 16:23.
Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah
Iblis.
Engkau suatu batu
sandungan
bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah,
melainkan apa yang dipikirkan manusia."
Saat
itu Yesus memberitakan tentang salib untuk menyelamatkan manusia
berdosa bahkan menyempurnakan manusia, untuk kembali ke
Firdaus--kasih yang besar--, tetapi Petrus menarik Yesus ke
samping. Pikiran daging hanya mau yang enak bagi daging;
mengikuti Tuhan tetapi hanya mencari yang enak bagi daging, tidak
mau sengsara daging bersama Tuhan, sehingga dia menjadi batu
sandungan dalam pekerjaan Tuhan.
Menjadi batu sandungan=
gampang tersandung/tersinggung atau jadi sandungan bagi orang
lain--menghambat pekerjaan Tuhan. Akibatnya:
menjadi sama dengan iblis yang akan dibinasakan--mulai iri,
kebencian tanpa alasan, menganiaya, dan membunuh.
Mari,
periksa dosa-dosa, dan selesaikan! Kemudian periksa apa yang Tuhan
gerakkan dalam hati kita! Terakhir, periksa soal kasih, adakah
kita melakukan semua ini karena dorongan kasih. Tanpa kasih kita
hanya menjadi sama seperti setan.
Dalam
kandang penggembalaan kita bisa mengoreksi
diri tentang kasih,
dan kita juga bisa menerima
kasih terbesar
lewat kurban Kristus, Gembala yang baik. Yohanes
10: 11 10:11.
Akulah
gembala yang baik. Gembala
yang baik memberikan nyawanya
bagi domba-dombanya;
Yohanes
15: 13 15:13.
Tidak
ada kasih yang lebih besar dari pada kasih
seorang yang memberikan nyawanya
untuk sahabat-sahabatnya.
Kalau
tidak ada kasih, datang dalam penggembalaan, supaya kita menerima
kasih. Begitu menerima kasih, Petrus bisa mengulurkan tangan dan
benar-benar mau mati untuk Tuhan--tadinya Petrus sok mau mati; ia
berkata kepada Tuhan: "Aku
akan memberikan nyawaku bagi-Mu!",
tetapi Yesus menjawab: "Nyawamu
akan kauberikan bagi-Ku? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sebelum
ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali."
Kalau
kasih merosot, di dalam penggembalaan bisa meningkat kembali. Di
luar rumah tangga dan penggembalaan hanya ada hujan es, hancur
semua--seperti saat Tuhan menghukum Mesir. Perhatikan
penggembalaan dan rumah tangga!
Anak-anak, suami, isteri, orang tua, jangan coba-coba lari dari
rumah tangga dan penggembalaan, supaya jangan mengalami hujan
es! Kalau kita mulai aneh-aneh, di dalam penggembalaan bisa
diingatkan sehingga kasih ditambah lagi. Di
dalam ruam tangga dan penggembalaan, di situlah hangatnya
kasih.
Kapan
kita bisa menerima kasih Allah yang besar?
Tadi dalam penggembalaan Petrus sampai sedih--sama seperti saat ia
menyangkal Tuhan tiga kali, ia juga menangis tersedu-sedu. Jadi
kapan kita menerima kasih Allah yang besar?
-
Yang
pertama: istilah 'sedih',
artinya: kita menerima kasih Allah saat
kita menangis karena dosa-dosa kita,
artinya oleh dorongan firman kita sadar akan dosa, menyesali dan
mengakuinya kepada Tuhan dan sesama.
Jika diampuni jangan
berbuat dosa lagi.
Kalau salah tetapi tidak mengaku, malah
menyalahkan orang lain atau berbuat dosa tetapi malah tertawa-tawa,
itu sudah es batu--hatinya membatu--, bahkan menjadi batu kilangan.
Terlalu dingin.
Menangis karena dosa, kita akan tertawa di
sorga. Tertawa dalam dosa, akan menangis dalam neraka. Amsal
28: 13 28:13.
Siapa
menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung,
tetapi siapa mengakuinya
dan meninggalkannya akan disayangi.
'disayangi'=
menerima kasih Allah. Buang
dosa, kasih Allah akan masuk.
Itulah pentingnya penggembalaan.
1
Petrus 4: 8 4:8.
Tetapi
yang terutama: kasihilah
sungguh-sungguh seorang akan yang lain,
sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.
Kalau
sudah sadar dan meninggalkan dosa--kita mengalami kasih Tuhan--,
maka kita
bisa saling mengasihi dengan sungguh-sungguh,
bahkan mengasihi orang yang memusuhi kita. Kalau ada dosa, tidak
akan bisa saling mengasihi--hanya pura-pura mengasihi.
-
Yang
kedua: kita mengalami kasih Allah saat
kita menangis di bawah kaki Yesus;
tersungkur di bawah kaki Yesus--menyembah Dia.
Yohanes
11: 31-32 11:31.
Ketika
orang-orang Yahudi yang bersama-sama dengan Maria di rumah itu
untuk menghiburnya, melihat bahwa Maria segera bangkit dan pergi ke
luar, mereka mengikutinya, karena mereka menyangka bahwa ia pergi
ke kubur untuk meratap di situ. 11:32.
Setibanya
Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah
ia di depan kaki-Nya
dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini,
saudaraku pasti tidak mati."
Maria
dan Marta sudah mengasihi Tuhan tetapi diizinkan menghadapi masalah
Lazarus mati empat hari, artinya: menghadapi kemustahilan,
kehancuran, kebusukan dalam dosa sampai puncaknya dosa--mungkin
pribadi kita atau anak kita--, kehancuran nikah dan buah nikah,
ekonomi.
Mengapa
Tuhan izinkan terjadi?
Untuk ditingkatkan Tuhan supaya kita bisa tersungkur, bukan untuk
menghancurkan kita. Kalau semua berjalan baik, rata saja, kita
biasa juga, tidak pernah bisa menyembah tersungkur di kaki Tuhan,
apalagi kalau saat meningkat, bisa-bisa lupa Tuhan. Karena itu Dia
izinkan kita di lembah supaya kita bisa tersungkur di
kaki-Nya.
Ada dua sikap menghadapi masalah:
- Ayat
31= sikap orang dunia yaitu meratap--menyalahkan Tuhan dan orang
lain--; tidak mengoreksi diri.
Akibatnya: tambah hancur,
tinggal tulang belulang yang berserakan; hidup dalam kengerian dan
kebinasaan.
- Ayat
32= sistemnya Tuhan yaitu tersungkur di bawah kaki Tuhan;
menyembah Tuhan dengan hancur hati, artinya: mengaku tidak layak,
banyak kesalahan dan kekurangan, mengaku tidak mampu, tidak tahu
jalan keluar, tetapi hanya bergantung pada belas kasih dan
kemurahan Tuhan--'Tuhan,
sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati.'--;
bergantung pada kuasa Tuhan.
Semua yang kita lakukan hanya
sarana, tetapi Tuhan yang menentukan dan bisa menghapus
kemustahilan.
Yohanes
11: 33-36 11:33.
Ketika
Yesus melihat Maria menangis
dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka
masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata: 11:34.
"Di
manakah dia kamu baringkan?" Jawab mereka: "Tuhan,
marilah dan lihatlah!" 11:35.
Maka
menangislah
Yesus. 11:36.
Kata
orang-orang Yahudi: "Lihatlah, betapa kasih-Nya
kepadanya!"
Kalau
ada orang hancur hati, Tuhan tidak kuat. Saya saja tidak kuat kalau
melihat kaum muda menangis karena ada masalah, apalagi Tuhan.
Maria menangis dan Tuhan juga menangis, artinya: Dia
sedang memperhatikan kita sedalam-dalamnya;
Dia memperhatikan setiap tetes air mata, mempedulikan, dan bergumul
untuk kita. Jangan putus asa sekalipun mata melihat yang belum
baik. Yang penting, hancur
hati karena dosa--lepaskan dosa-- dan hancur hati saat menyembah.
Kasih Tuhan yang besar akan dicurahkan.
Dia memperhatikan
sampai membangkitkan Lazarus. Artinya: yang mustahil menjadi
tidak mustahil, yang hancur jadi baik, yang busuk menjadi
harum--benar dan suci--, yang gagal menjadi berhasil, sedih menjadi
bahagia. Sampai terakhir kalau Tuhan datang kembali kita
diubahkan menjadi sempurna, untuk layak menyambut kedatangan-Nya
kedua kali di awan-awan yang permai. Tangisan-tangisan
dalam penggembalaan karena ditusuk pedang akan diganti sorak sorai
di awan-awan yang permai, sampai tidak ada setetespun air mata.
Jangan ragu-ragu
menumpahkan air mata! Petrus, seorang laki-laki, hebat, dipakai
Tuhan, biasanya sulit untuk menumpahkan air mata, tetapi di dalam
penggembalaan ia bisa menumpahkan air mata. Jangan tidak tergembala!
Kalau tidak tergembala kita akan kering; gembala saja bisa kering
apalagi yang lain. Harus tergembala supaya kita terus ditusuk firman,
sampai kita menjadi sedih dan bisa mengoreksi diri, sehingga kita
menerima kasih Allah dan tersungkur di kaki Tuhan.
Tuhan tidak
mungkin meninggalkan kita; Dia sudah mengorbankan nyawa-Nya bagi
kita. Setiap tetes air mata Dia perhatikan; Dia sudah mengerti
bahasa air mata. Di akhir zaman ini mendung dan badai gelombang
yang kita hadapi dalam bentuk kebusukan, kehancuran, kemustahilan,
kesedihan, air mata, dosa-dosa. Mari berseru kepada Dia! Jangan putus
asa, kecewa, tetapi jangan bangga/mengandalkan sesuatu di dunia! Kita
hanya berkata: Tuhan, sekiranya Engkau ada
di sini, saudaraku pasti tidak mati.
Kalau Tuhan
ada dengan tangan kasih-Nya, semua bisa tertolong. Dia ada di tengah
kita. Kasih dirasakan di dalam hati. Apapun keadaan kita, kalau
ada kasih dan kemurahan-Nya malam ini, apa yang sudah Dia lakukan
kepada Lazarus bisa Dia lakukan juga kepada kita. Yakinlah, Dia tidak
meninggalkan kita; Dia memperhatikan setiap tetes air mata
sedalam-dalamnya.
Perhatian keluarga terbatas, tetapi
perhatian-Nya besar atas hidup kita. Ingat Yesus saja, jangan yang
lain! Perjamuan suci adalah uluran tangan kasih kemurahan Tuhan
yang mampu melakukan apa saja termasuk membangkitkan apa yang sudah
hancur dan busuk, bahkan menyempurnakan kita.
Tuhan
memberkati.
kembali ke halaman sebelumnya
|