Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita, Yesus Kristus.

Wahyu 14:14-20 berjudul tentang tuaian di bumi. Kita masih mempelajari tentang penuaian yang pertama, yaitu penuaian gandum yang masak.

Wahyu 14:14-16
14:14 Dan aku melihat: sesungguhnya, ada suatu awan putih, dan di atas awan itu duduk seorang seperti Anak Manusia dengan sebuah mahkota emas di atas kepala-Nya dan sebilah sabit tajam di tangan-Nya.
14:15 Maka keluarlah seorang malaikat lain dari Bait Suci; dan ia berseru dengan suara nyaring kepada Dia yang duduk di atas awan itu: "Ayunkanlah sabit-Mu itu dan tuailah, karena sudah tiba saatnya untuk menuai; sebab tuaian di bumi sudah masak."
14:16 Dan Ia, yang duduk di atas awan itu, mengayunkan sabit-Nya ke atas bumi, dan bumi pun dituailah.


Gandum yang masak = gereja Tuhan (tubuh Kristus) yang sempurna dan siap dituai untuk masuk lumbung Kerajaan Sorga yang kekal selamanya.
Ada dua hal yang harus diperhatikan untuk menghasilkan gandum yang masak:
  1. Ada benih yang ditaburkan.
    Imamat 19:19
    19:19 Kamu harus berpegang kepada ketetapan-Ku. Janganlah kawinkan dua jenis ternak dan janganlah taburi ladangmu dengan dua jenis benih, dan janganlah pakai pakaian yang dibuat dari pada dua jenis bahan.

    Benih yang ditaburkan di ladang haruslah dari satu jenis benih yang baik, satu jenis firman pengajaran yang benar, yaitu firman yang tertulis dalam Alkitab, firman yang dikatakan oleh Yesus sendiri (firman yang dibukakan rahasianya, ayat menerangkan ayat dalam Alkitab), dan firman yang dipraktekkan. Firman yang tertulis di Alkitab mengandung kuasa kemenangan. Contoh: ketika dicobai, Yesus selalu menyebutkan firman yang tertulis di Alkitab dan Dia menang atas pencobaan. Firman yang dibukakan rahasianya mengandung kuasa penyucian untuk menyucikan dan menyempurnakan kita.

    Yohanes 15:3
    15:3 Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.

  2. Ada tanah hati yang baik.
    Matius 13:4-8
    13:4 Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis.
    13:5 Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis.
    13:6 Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar.
    13:7 Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati.
    13:8 Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.


    Ada 4 macam tanah hati:
    1. Tanah hati bagaikan pinggir jalan = kaki yang suka beredar-edar (mengembara, tidak tergembala), hati dan pikiran yang mengembara (tidak konsentrasi saat mendengar firman).
      Akibatnya adalah tidak bisa mengerti firman, benih firman tidak bisa tumbuh, sehingga pasti binasa.

    2. Tanah hati yang berbatu = hati yang keras bagaikan batu, mendengar firman pengajaran yang benar dengan emosi, marah dan jengkel saat ditegur dosanya. Kehidupan semacam ini menjadi gembira saat firman cocok dengan keinginan dagingnya, bahkan ia sengaja memutarbalikkan firman agar cocok dengan keinginan dagingnya.
      Akibatnya adalah firman tidak bisa berakar menjadi iman dalam hati, kehidupan semacam ini akan kering rohani bahkan murtad/ gugur dari iman saat menghadapi pencobaan.

    3. Tanah hati bagaikan semak duri = hati yang bimbang dan kuatir, yaitu bimbang terhadap firman pengajaran yang benar, tidak tegas membedakan firman yang benar dan yang palsu, dan juga bimbang terhadap kuasa Tuhan saat menghadapi pencobaan.

      Ukuran Tabernakel harus tepat persis, tidak bisa lebih sedikit atau kurang sedikit, tidak bisa dianggap sama saja. Demikian pula firman pengajaran benar harus tepat persis. Orang bimbang akan lari pada yang lain, selain Tuhan, dan melakukan perbuatan yang di luar firman (perbuatan dosa), sehingga mati rohani, bahkan jatuh dalam puncak dosa. Mati rohani sama dengan menuju kematian kedua (pembakaran) di neraka selamanya.

    4. Tanah hati yang baik = hati yang lemah lembut.
      Jika ada seperempat bagian saja yang bisa menerima firman dengan tanah hati yang baik, itu sudah sesuai/ memenuhi firman yang tertulis di Alkitab.

      Praktek hati yang lemah lembut:
      • Kita mencari tempat yang baik saat ibadah sehingga tidak terganggu mulai saat doa pembukaan, memuji Tuhan, doa sebelum firman, saat mendengar firman dan berdoa, sampai doa berkat.

      • Kita mendengar firman Allah dengan sungguh-sungguh, sebagai suatu kebutuhan, seperti anjing yang menjilat remah-remah roti. Sehingga kita bisa mengerti, percaya, yakin, dan firman menjadi iman dalam hati kita. Benih firman akan bertumbuh, berbuah, dan memberikan hasil berlipat ganda, yaitu 30, 60, bahkan 100 kali lipat (buah yang matang dan masuk lumbung Kerajaan Sorga yang kekal).

Berbuah 30 kali lipat = buah pertobatan dan kelahiran baru.
Galatia 3:13
3:13 Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!"

Yesus dijual 30 keping perak oleh Yudas Iskariot sehingga mati terkutuk di kayu salib dengan empat luka utama untuk menebus bangsa Israel dari segala dosa dan kutukan dosa. Luka kelima di lambung Yesus akibat tusukan tombak, yang mengeluarkan darah dan air, adalah untuk menebus bangsa Kafir dari dosa dan kutukan dosa. Keduanya sama-sama ditebus lewat korban Kristus dengan 5 luka utama.

Bukti bahwa kita sudah bebas dari dosa dan kutukan dosa:
  1. Ada buah pertobatan, yaitu membuang 5 dosa utama lewat kekuatan dari luka di lambung Yesus.
    Prosesnya adalah firman pengajaran benar menunjuk dosa kita. Kita bisa sadar akan dosa, menyesal, mengaku dosa pada Tuhan (vertikal) dan sesama (horizontal), dan selanjutnya kita tidak berbuat dosa lagi. Semua kejahatan, dusta, kemunafikan (kepura-puraan), kedengkian, dan fitnah harus disingkirkan.

    Matius 3:8
    3:8 Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan.

    1 Petrus 2:1
    2:1 Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah.

  2. Ada buah kelahiran baru lewat baptisan air (tanda air) dan baptisan Roh Kudus.
    Matius 3:11
    3:11 Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.

    1 Yohanes 3:9
    3:9 Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.

    Lewat baptisan air, kita mengalami kelepasan dari dosa. Kita tidak mau berbuat dosa lagi, sampai tidak dapat berbuat dosa lagi sekalipun ada ancaman, hukuman penjara, keuntungan, dsb. Kita menjadi sama seperti Yesus. Selanjutnya, kita menerima Roh Kudus, yaitu air kehidupan dari Sorga. Baptisan Roh Kudus artinya kita menerima urapan dan kepenuhan Roh Kudus.

    1 Petrus 2:2
    2:2 Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan,

    Bayi rohani = anak-anak Abraham = anak-anak Allah. Ini dibuktikan dengan kita lepas dari dosa. Kita tidak dapat berbuat dosa lagi apa pun keadaannya, dan kita diurapi bahkan dipenuhi dengan Roh Kudus. Sama seperti Yesus yang juga termasuk keturunan Abraham, demikian juga kita menjadi anak-anak Allah dan keturunan Abraham yang turut menerima berkat Abraham. Kita menerima berkat secara jasmani, kita dipelihara Tuhan bahkan sampai anak cucu kita, sehingga kita juga bisa menjadi berkat bagi orang lain.

    Matius 1:1
    1:1 Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham.

    Galatia 3:14
    3:14 Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu.

    Urapan Roh Kudus harus ditingkatkan sampai kepenuhan Roh Kudus, sehingga kita bisa hidup benar (selamat, tidak dihukum, tidak binasa) dan kita memiliki pengharapan untuk masuk lumbung Kerajaan Sorga. Sebagai bayi rohani, kita selalu rindu akan air susu yang murni dan rohani, yaitu firman Allah (firman penggembalaan, firman pengajaran benar yang diulang-ulang). Gembala bagaikan seorang ibu yang mengasuh dan merawati, tetapi juga seperti ayah yang menegor dan mencambuk. Jika kita tergembala dengan baik, maka keselamatan kita menjadi mantap, kita mantap dalam kebenaran. Kita terpelihara sampai ke anak-cucu ("takkan kekurangan aku", Mazmur 23:1), kita mengalami kepuasan Sorga, sampai kita sempurna tak berkekurangan untuk masuk Kerajaan Sorga. Namun, jika tidak tergembala dan beredar-edar, kita bisa diterkam binatang buas.

Buah 60 kali lipat = buah kesucian dan kesetiaan.
Kidung Agung 3:7-8
3:7 Lihat, itulah joli Salomo, dikelilingi oleh enam puluh pahlawan dari antara pahlawan-pahlawan Israel.
3:8 Semua membawa pedang, terlatih dalam perang, masing-masing dengan pedang pada pinggang karena kedahsyatan malam.

Suasana akhir zaman di mana kita hidup saat ini adalah suasana kedahsyatan malam. Kita akan kembali pada keadaan seperti zaman Nuh dan Lot, di mana kita menghadapi puncak dosa (dosa makan-minum dan kawin-mengawinkan). Pada akhir zaman terjadi krisis rohani dan jasmani. Untuk menghadapi kedahsyatan malam, kita harus menjadi pahlawan, yaitu imam-imam dan raja-raja. Joli Salomo menunjuk kesucian dan kesetiaan yang harus kita jaga, terutama di akhir zaman, di dalam nikah dan ibadah.

Ada dua perlengkapan untuk menjaga kesucian dan kesetiaan:
  1. Pedang firman pengajaran yang benar, yang lebih tajam dari pedang bermata dua, untuk menyucikan seluruh kehidupan kita.
    • Penyucian dimulai dari hati dan pikiran yang harus disucikan dari keinginan jahat (kikir dan serakah), keinginan najis, serta kepahitan hati. Tanpa keinginan jahat, kita bisa mengembalikan milik Tuhan (perpuluhan, persembahan khusus) dan sesama (sedekah pada sesama yang membutuhkan). Dengan hati yang suci dan setia, kita bisa selalu damai sejahtera, semua enak dan ringan, selalu mengucap syukur pada Tuhan.

    • Penyucian perbuatan untuk menghasilkan perbuatan suci dan baik.

    • Penyucian mulut untuk menghasilkan perkataan benar dan baik, sehingga kita bisa dipakai bersaksi untuk Tuhan. Perkataan kesaksian kita ditunggu oleh manusia di akhir zaman.
      Maleakhi 2:7
      2:7 Sebab bibir seorang imam memelihara pengetahuan dan orang mencari pengajaran dari mulutnya, sebab dialah utusan TUHAN semesta alam.

      Yakobus 3:2
      3:2 Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.

  2. Terlatih dalam perang = berjaga-jaga dan berdoa, menyembah Tuhan, supaya kita selalu menang.
    Wahyu 17:14
    17:14 Mereka akan berperang melawan Anak Domba. Tetapi Anak Domba akan mengalahkan mereka, karena Ia adalah Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja. Mereka bersama-sama dengan Dia juga akan menang, yaitu mereka yang terpanggil, yang telah dipilih dan yang setia."

    Ibrani 1:7
    1:7 Dan tentang malaikat-malaikat Ia berkata: "Yang membuat malaikat-malaikat-Nya menjadi badai dan pelayan-pelayan-Nya menjadi nyala api."

    Wahyu 1:14
    1:14 Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mata-Nya bagaikan nyala api.

    Perlengkapan firman harus disertai dengan perlengkapan berjaga dan berdoa, sehingga kita menjadi pelayan Tuhan yang suci, setia, dan berkobar-kobar. Ini sama dengan imam-imam yang menjadi biji mata Tuhan sendiri. Hasilnya adalah kita dilindungi Tuhan, tidak bisa dijatuhkan setan, tidak bisa diganggu oleh sebutir pasir pun di padang gurun dunia ini. Kita juga bisa mengalahkan kegelapan malam, kita lolos dari krisis di dunia ini.

Buah 100 kali lipat = buah ketekunan dan kesabaran.
Lukas 8:15
8:15 Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan."

Yakobus 5:10-11
5:10 Saudara-saudara, turutilah teladan penderitaan dan kesabaran para nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan.
5:11 Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan.

Kita harus bertekun dalam kandang penggembalaan, yaitu ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok. Di sana kita akan mendapatkan ketekunan dan kesabaran. Sabar dalam penderitaan artinya tidak bersungut, tidak mengomel, selalu mengucap syukur, dan sabar menunggu waktu Tuhan, tidak membuat jalan sendiri yang di luar firman. Jalan sendiri = jalan buntu dan kebinasaan.

Percikan darah akan menjadi penyucian terakhir yang harus kita alami, yaitu sengsara daging bersama Yesus, untuk menyucikan kita dari tabiat daging yang seringkali tidak kita sadari.

Contoh 1: Ayub.
Ayub 32:1-2
32:1 Maka ketiga orang itu menghentikan sanggahan mereka terhadap Ayub, karena ia menganggap dirinya benar.
32:2 Lalu marahlah Elihu bin Barakheel, orang Bus, dari kaum Ram; ia marah terhadap Ayub, karena ia menganggap dirinya lebih benar dari pada Allah,

Ayub memiliki tabiat kebenaran diri sendiri = menutupi kesalahan diri dengan menyalahkan orang lain. Ayub harus mengalami ujian habis-habisan (percikan darah), sampai ia bisa duduk di atas debu dan abu, mengaku hanya tanah liat. Kita harus mencabut semua kata-kata yang salah, kita mengakui kita tidak layak, tidak mampu, tidak berharga, tidak ada kebanggaan apa pun. Ayub jujur mengaku apa adanya dan taat = menjadi seperti ciptaan semula = mengulurkan tangan pada Tuhan. Hasilnya adalah Tuhan juga akan mengulurkan tangan yang setia dan berbelas kasih, sehingga memulihkan Ayub dua kali lipat.

Contoh 2: Janda Sarfat.
1 Raja-raja 17:11-15
17:11 Ketika perempuan itu pergi mengambilnya, ia berseru lagi: "Cobalah ambil juga bagiku sepotong roti."
17:12 Perempuan itu menjawab: "Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikit pun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati."
17:13 Tetapi Elia berkata kepadanya: "Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu.
17:14 Sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Tepung dalam tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itu pun tidak akan berkurang sampai pada waktu TUHAN memberi hujan ke atas muka bumi."
17:15 Lalu pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat makan beberapa waktu lamanya.

Janda Sarfat (bangsa Kafir) memiliki tabiat daging egois, hanya mementingkan diri sendiri ("aku dan anakku"). Namun, lewat percikan darah, ia disucikan menjadi jujur dan taat untuk membuatkan roti lebih dulu bagi Elia, artinya bisa mengasihi Tuhan lebih dari diri sendiri. Hasilnya adalah ia disucikan dan Tuhan memelihara. Kita bisa terpelihara mulai dari sekarang bahkan sampai di zaman Antikris, bahkan anaknya yang mati juga bisa dibangkitkan.

Contoh 3: Marta.
Marta menggambarkan kaum muda dengan tabiat daging yang mempertahankan kehendak sendiri, bahkan merasa lebih hebat dari Tuhan. Tuhan mengizinkan kaum muda mengalami percikan darah, masa depannya hancur dan busuk, seperti Lazarus yang mati. Tuhan mengizinkan ujian habis-habisan sebagai penyucian terakhir dari tabiat daging yang tidak baik, sehingga kita bisa jujur dan taat.

Yohanes 11:39-40
11:39 Kata Yesus: "Angkat batu itu!" Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada-Nya: "Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati."
11:40 Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?"


Kaum muda harus hati-hati untuk memilih kehendak Tuhan, jangan mengikuti kehendak sendiri. Hasilnya adalah kita bisa jujur dan taat, sehingga masa depan kita pasti berhasil dan indah. Lazarus bahkan juga dipakai untuk bersaksi dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna. Kita bisa jujur dan taat sampai sempurna (gandum yang matang). Kita layak menyambut kedatangan Yesus kedua kali, untuk kita bersama-sama masuk lumbung Kerajaan Sorga selamanya.

Tuhan memberkati.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Raya Surabaya, 03 Desember 2017 (Minggu Siang)
    ... Injil yang kami beritakan masih tertutup juga maka ia tertutup untuk mereka yang akan binasa . yaitu orang-orang yang tidak percaya yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus yang adalah gambaran Allah. . Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 02 Maret 2015 (Senin Sore)
    ... akhir. Garis akhir yaitu sampai meninggal dunia atau sampai Tuhan Yesus datang kembali kedua kali. Yohanes Kata Yesus kepada mereka Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. Waktu itu murid-murid mencari makanan di kota kemudian datang dan memberikan makanan kepada Yesus. Tetapi saat itu Yesus sudah bertemu dengan ...
  • Ibadah Doa Semalam Suntuk Malang Session II, 11 Juni 2009 (Kamis Tengah Malam)
    ... di dalam tetapi satu dari luar. Ini menunjuk pada persekutuan gereja Tuhan anak-anak Tuhan umat ketebusan Tuhan yang ditandai dengan Kain kirmizi merah kematian bersama Yesus. Kain ungu tua kebangkitan bersama Yesus. Kain ungu muda kemuliaan bersama Yesus. Untuk bisa bersekutu harus ada pengalaman kematian terhadap dosa harus ada pengalaman kebangkitan yaitu hidup ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 08 Agustus 2020 (Sabtu Sore)
    ... jujur'. Kalau cerdik seperti ular tetapi tidak tulus seperti merpati bahaya. Lukas - . Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang. . Dan Aku berkata kepadamu Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang ...
  • Ibadah Raya Malang, 02 September 2012 (Minggu Pagi)
    ... di kayu salib Israel berjalan di tengah Laut Kolsom di tanah kering pintu gerbang . Keluaran Dan engkau angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan belahlah airnya sehingga orang Israel akan berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering. Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut dan semalam-malaman itu TUHAN ...
  • Ibadah Raya Malang, 17 Juni 2012 (Minggu Pagi)
    ... Yesus yang disebut Kristus Tetapi oleh hasutan imam-imam kepala dan tua-tua orang banyak bertekad untuk meminta supaya Barabas dibebaskan dan Yesus dihukum mati. Wali negeri menjawab dan berkata kepada mereka Siapa di antara kedua orang itu yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu Kata mereka Barabas. Kata Pilatus kepada mereka Jika begitu ...
  • Ibadah Pentakosta Malang, 05 Juni 2022 (Minggu Pagi)
    ... yang bukan dari Tuhan. Imam-imam hamba Tuhan pelayan Tuhan yang rakus. Imam-imam hamba Tuhan pelayan Tuhan yang biasa meninggalkan ibadah pelayanan. Orang-orang yang suka menindas menyiksa. ad. . Imam-imam hamba Tuhan pelayan Tuhan yang bekerja dengan api asing. Imamat - Kemudian anak-anak Harun Nadab dan Abihu masing-masing mengambil perbaraannya membubuh ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 08 Januari 2017 (Minggu Siang)
    ... yaitu suku Lewi yang masih menyandang pedang. Dari dua belas suku Israel hanya satu suku yang menyandang pedang--hanya delapan persen lebih. Bayangkan Dari sekian banyak orang Israel yang sudah menerima firman mujizat dan berkat selama bertahun-tahun di padang gurun bersama dengan TUHAN mendadak hilang semuanya. Hanya satu suku yang menyandang ...
  • Ibadah Pentakosta Malang, 28 Mei 2023 (Minggu Pagi)
    ... dilakukan-Nya satu kali untuk selama-lamanya ketika Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban. Sebab hukum Taurat menetapkan orang-orang yang diliputi kelemahan menjadi Imam Besar tetapi sumpah yang diucapkan kemudian dari pada hukum Taurat menetapkan Anak yang telah menjadi sempurna sampai selama-lamanya. Saleh setia dalam ibadah pelayanan. Benar tanpa salah tanpa noda ...
  • Ibadah Raya Malang, 15 April 2018 (Minggu Pagi)
    ... seorang Anak laki-laki yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya. Salah satu tabiat ular adalah menyeret dengan ekornya. Ekor ular adalah ajaran palsu yang menyeret hamba Tuhan pelayan Tuhan anak Tuhan supaya tidak mendengar dan tidak taat ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.