Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949

Sdr. Yohan

Senin, 20 Maret 2006
Versi Cetak Download Download

Pada waktu di umumkan KKR ke Poso, sebenarnya saya sudah tergerak untuk ikut. Tapi karena banyak kekuatiran yang ada dalam diri saya, akhirnya saya mengeraskan hati untuk tidak ikut. Tapi waktu pak Wi mengatakan akan menggunakan LCD (Liquid Crystal Display) projector di sana, saya mulai tertuduh, tapi saya tetap mengeraskan hati demi kekuatiran saya. Sampai pada hari terakhir, saya tetap tidak mau ikut, walaupun pak Wi tetap menegaskan bahwa akan menggunakan LCD di sana. Pada hari Minggu, 12 Maret 2006, Firman Tuhan di sampaikan mengenai berdiri di tepi pantai, tidak mau menyeberang, yang artinya tidak mau ikut kegerakan rohani, hanya memikirkan diri sendiri. Waktu itu saya benar-benar sudah tidak bisa tahan lagi. Dalam hati saya berdoa, kalau memang kemurahan Tuhan, saya bisa ikut, saya akan ikut. Secara logika, sangat mustahil, karena keberangkatan pak Wi adalah hari Minggu sore. Hanya kurang beberapa jam saja. Saya cek di internet, ternyata pulangnya tidak ada tiket. Tapi kemurahan Tuhan, ternyata ada tiket, hanya tersisa 2 buah. Memang mahal sekali dan hampir-hampir saya batal hanya karena biaya. Untung pak Wi cepat ingatkan saya. Memang untuk taat dan karena kekerasan hati saya sendiri, itulah harga yang harus saya bayar, tapi syukur pada Tuhan, bahwa saya masih bisa ikut, tidak sampai berdiri di tepi pantai, yang hanya akan di mangsa antikris.

Minggu sore, rombongan berangkat, hanya 4 orang, yaitu Pak Wi dan ibu, tante Ester dan saya sendiri. Sangat banyak barang yang dibawa, sehingga kami berempat harus agak repot untuk membawa barang-barang elektronik yang ada. Tapi Tuhan menyertai sampai kami tiba di Tentena. Dan disana, di tepi danau Poso, saya bisa lihat banyak tenda-tenda darurat yang dibuat untuk rombongan-rombongan dari berbagai tempat bisa tidur. Sangat sederhana, tapi tidak ada omelan apapun dari mereka. Ketika hari pertama kebaktian, ibadah dibuka oleh sambutan bupati Poso, bpk. Piet Inkiriwang. Dihadiri sekitar 2000 orang. Namun, saat Firman disampaikan, tidak banyak yang berlalu lalang. Semua mendengarkan Firman dengan sungguh-sungguh. Dan ini berlangsung sampai hari terakhir, walapun Firman yang di sampaikan sekitar 2 jam. Betul-betul saya melihat sendiri bagaimana antusiasnya mereka terhadap Firman Pengajaran, meski tidak sedikit juga yang berasal dari organisasi lain.

Setelah selesai pelayanan, perjalanan pulang dilanjutkan keesokkan harinya. Dan Tuhan benar-benar menyertai kami semua. Roda mobil yang sempat bocor waktu berangkat dan pulang, tidak sampai menimbulkan kecelakaan bagi kami semua. Sampai kami tiba di Surabaya, tidak ada kekurangan apapun. Benar-benar Tuhan sudah menyertai dari awal sampai akhir perjalanan kami. Dan apa yang saya kuatirkan sebelum saya berangkat, ternyata tidak terjadi semua. Bersyukur pada Tuhan bahwa di saat-saat akhir, masih ada kesempatan bagi saya untuk ikut. Seandainya saya tidak ikut, mungkin banyak kejadian buruk yang menimpa saya. Saya sangat menikmati perjalanan kali ini baik dari segi rohani dan jasmani. Bisa saya rasakan dan saya lihat, bahwa kalau saja saya mau taat pada Firman, tidak ada yang perlu saya kuatirkan lagi. Ini juga merupakan salah satu point dalam ibadah persekutuan di Tentena. Untuk di pakai Tuhan, tidak boleh ada kekuatiran, apalagi hanya soal makan minum dan hidup sehari-hari. Dan memang salah satu kekuatiran saya sebelum berangkat adalah soal makanan dan penginapan. Tuhan memberkati.


Tags

Versi Cetak

Kesaksian
  • Mujizat Tuhan di luar logika manusia (Sdri. Immanuela)
    ... tengkorak saya ditanam. Saya sedikit merasa aneh awalnya karena nyeri yang saya rasakan biasanya berada di area sayatan bukan di area tengkorak yang ditanam. Karena rasa nyeri timbul tenggelam dan hanya berlangsung beberapa menit saja saat muncul akhirnya saya abaikan. Ternyata ada benjolan merah kecil di kepala saya. Beberapa bulan ...
  • Tuhan Menjaga Dari Awal Sampai Akhir (Ibu Philipus)
    ... ke- . Saya merasakan Tuhan begitu sayang kepada saya. Tuhan tahu bahwa setelah kehamilan saya yang I saya benar-benar tidak mau punya anak lagi karena saat-saat hamil I begitu banyak persoalan dan puncaknya anak saya harus lahir sebelum waktunya. Itu meninggalkan trauma yang mendalam bagi saya ditambah anak saya memang ...
  • Mujizat jasmani menyertai mujizat rohani yang saya alami (Sdr. Andro Abraham Damanik (GPTKK Jl. Suprapto Medan))
    ... pengerjaan skripsi saya diberikan tugas atau amanat dari kampus saya agar bersedia mengikuti Olimpiade Kedokteran Indonesian Medical Olympiad yang diadakan di Makasar Universitas Hasanudin dan sepulangnya dari Makassar saya diperhadapkan dengan ujian blok sehingga sekitar minggu saya tidak bisa menjumpai dosen pembimbing saya untuk bimbingan skripsi. Setelah itu saya menjumpai dosen ...
  • Keajaiban Tuhan (Yunety Lagamu (ditulis saat belajar di Lempin-El Angkatan XXVIII))
    ... dan kejahatan. Semua orang di desa saya tahu bahwa saya adalah perempuan yang tidak baik. Saya berdoa kepada Tuhan dan memohon agar Dia mengeluarkan saya dari pergaulan yang buruk. Puji Tuhan karena Dia mendengar doa saya. Dia membawa saya ke suatu penggembalaan di mana saya bisa menerima firman Tuhan. Saya ...
  • TUHAN sendiri yang akan berperang ganti kita (Bpk. Yudhi Dharmawan)
    ... kehidupan saya. Seringkali saat bapak gembala di dalam pembukaan firman menyampaikan di akhir firman Hasilnya kalau kita taat dengar-dengaran atau salah satu hasilnya kalau kita diam dan hanya berseru Haleluya adalah tangan TUHAN akan menyelesaikan segala masalah kita sampai masalah yang mustahil kita menang dari segala masalah karena Yesus telah ...
  • Rencana Tuhan akan indah pada waktunya (Fanny Ferera Mardiharto)
    ... hidup saya di mana saya dapat tergembala di sini dan mendengar firman Tuhan. Dulu saya masih mengingat betul pertama kali diajak oleh cece saya yang pertama untuk beribadah di sini saya merasa ngantuk dan bosan saat mendengar firman karena firman yang disampaikan terlalu lama. Tapi lama kelamaan saat saya mendengar ...
  • Besar Kemurahan Tuhan Untuk Saya (Yohan)
    ... menabrak mobil saya dengan kecepatan tinggi. Dan karena keterbatasan rumah sakit yang ada disana maka saya harus dibawa dengan ambulan ke surabaya dengan kondisi yang belum stabil. Tapi pada kecelakaan itu mujizat Tuhan sudah saya alami karena tabrakan itu menyebabkan kemudi mobil bergeser sehingga hanya berjarak - mm dari ulu ...
  • Tuhan Membela kalau Kita Hidup Benar (Sdri. Fenda)
    ... mata kuliah yaitu Akuntansi Manajemen. Sebelum saya menerima kelas ini saya mendengar banyak kabar yang tidak enak kalau diajar dosen yang bersangkutan. Tetapi saya berusaha agar tidak bermasalah dengan dosen tugas ataupun presentasi saya dan berusaha melakukan dengan baik. Ujian tengah semester maupun akhir semester saya berusaha lakukan sebaik mungkin. ...
  • Kemurahan Tuhan di Ciawi (Ibu Martha (Ibu Dick John))
    ... Tuhan yang sudah menolong kami sewaktu di Ciawi. Sewaktu suami tetapkan untuk kami sekeluarga ikut ke ciawi. Saya diperadapkan pada suatu masalah yang membuat saya sakit hati. Dan masalah ini yang membuat saya pribadi sudah tidak ingin ikut ke ciawi. Tapi suami tetap memaksa untuk ikut dan membuat saya selama ...
  • Menjadi Hamba Tuhan adalah Pekerjaan Terakhirku (Mei Trifena (ditulis saat menjadi siswa Lempin-El))
    ... Saya harus berani untuk membayar harga karena Tuhan terlebih dahulu membayar harga untuk membeli saya yaitu dengan darahNya sendiri. Harga yang harus saya bayar tidak dapat dibandingkan dengan pengorbananNya. Saya harus kehilangan beasiswa di Universitas Lampung karena mengikuti sekolah alkitab di Lempin-El ristus Ajaib. Dari sudut pandang logika saya adaalah ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.