RINGKASAN LAINNYA
Ibadah Doa Surabaya, 01 November 2019 (Jumat Sore)
Salam
sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat
mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih... Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 17 Oktober 2015 (Sabtu Sore)
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Lukas 9:26 9:26 Sebab barangsiapa malu karena Aku... Ibadah Raya Malang, 31 Juli 2011 (Minggu Pagi)
Matius 26:17-19 26:17. Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi... Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 12 Januari 2012 (Kamis Sore)
Matius 26:47-56 judulnya adalah 'Yesus ditangkap'.
Matius 26:47-50 bicara tentang Yudas Iskariot yang memimpin penangkapan Yesus. Matius... Ibadah Raya Malang, 13 Agustus 2017 (Minggu Pagi)
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Wahyu 6:5-6 6:5
Dan ketika Anak Domba itu... Ibadah Raya Surabaya, 19 Januari 2020 (Minggu Siang)
Salam
sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat
mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih... Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 23 Agustus 2014 (Sabtu Sore)
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan Yesus Kristus.
Lukas 7:18-35 adalah tentang "Yesus dan Yohanes Pembaptis". Baptisan... Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 11 Juni 2019 (Selasa Sore)
Salam
sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Kita masih melanjutkan
manfaat
kenaikan Yesus ke Sorga.
Kisah Rasul... Ibadah Doa Puasa Malang Session II, 02 November 2010 (Selasa Siang)
Keluaran
1: 1-7 1:1.
Inilah nama para anak
Israel yang datang ke Mesir
bersama-sama dengan Yakub; mereka datang dengan keluarganya
masing-masing: 1:2.... Ibadah Doa Malam Surabaya, 04 Desember 2019 (Rabu Malam)
Salam
sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat
mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih... Ibadah Doa Malang, 02 Desember 2014 (Selasa Sore)
Pembicara: Pdt. Dadang Hadi Santoso
Matius 10:38 10:38 Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku,... Ibadah Doa Surabaya, 18 Februari 2015 (Rabu Sore)
Bersamaan dengan penataran imam
dan calon imam III
Salam sejahtera dalam kasih
sayangnya Tuhan kita Yesus Kristus. Selamat... Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 23 November 2013 (Sabtu Sore)
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Lukas 6 pada Tabernakel menunjuk pada Halaman,... Ibadah Paskah Surabaya, 05 April 2015 (Minggu Sore)
Salam
sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat
malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai... Ibadah Doa Malang, 06 Desember 2011 (Selasa Sore)
Matius 26:36-46 adalah tentang GETSEMANI. Di Getsemani, Yesus mengalami pemerasan daging/sengsara daging...
TRANSKRIP LENGKAP
Umum Surabaya (Minggu Sore, 07 Desember 2014)
Tayang: 16 Juni 2020
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 30 November 2014)
Tayang: 16 Juni 2020
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Doa Surabaya (Rabu, 26 November 2014)
Tayang: 10 Mei 2019
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 24 November 2014)
Tayang: 10 Mei 2019
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 23 November 2014)
Tayang: 07 Januari 2019
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Doa Surabaya (Rabu, 19 November 2014)
Tayang: 07 Januari 2019
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 17 November 2014)
Tayang: 07 Januari 2019
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 09 November 2014)
Tayang: 22 Agustus 2018
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Doa Surabaya (Rabu, 05 November 2014)
Tayang: 04 Juni 2018
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 03 November 2014)
Tayang: 04 Juni 2018
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 02 November 2014)
Tayang: 03 Maret 2018
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 20 Oktober 2014)
Tayang: 13 Desember 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 13 Oktober 2014)
Tayang: 13 Desember 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 12 Oktober 2014)
Tayang: 24 Oktober 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Doa Surabaya (Rabu, 08 Oktober 2014)
Tayang: 18 September 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 06 Oktober 2014)
Tayang: 05 September 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 05 Oktober 2014)
Tayang: 05 September 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Doa Surabaya (Rabu, 01 Oktober 2014)
Tayang: 05 September 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 29 September 2014)
Tayang: 24 Juni 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 21 September 2014)
Tayang: 19 Mei 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Untuk Koneksi Lambat, silahkan buka http://id.gptkk.org
Transkrip lengkap dari ibadah penggembalaan di Malang dan Surabaya, semuanya di bawakan oleh gembala sidang Pdt. Widjaja Hendra.
Silahkan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau mungkin ingin berlangganan majalah Manna dan silahkan kirim email ke widjaja_h [at] yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala
silahkan ganti tanda [at] dengan @
|
[versi cetak]
Cari rekaman ibadah ini di: http://www.kabarmempelai.org
Ibadah Doa Surabaya, 04 Januari 2017 (Rabu Sore)
Pembicara: Pdm.
Youpri Ardiantoro
Puji TUHAN, salam sejahtera, selamat
malam, selamat beribadah di dalam kasih sayangnya TUHAN kita, Yesus
Kristus. Kiranya bahagia, sukacita, dan damai sejahtera dari TUHAN
kita, Yesus Kristus, dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.
Markus 12: 28-34 12:28.
Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar
Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus
memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya
dan bertanya: "Hukum manakah yang paling utama?" 12:29.
Jawab Yesus: "Hukum yang terutama
ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu
esa. 12:30.
Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap
hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan
dengan segenap kekuatanmu. 12:31.
Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah
sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang
lebih utama dari pada kedua hukum ini." 12:32.
Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus:
"Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa
tidak ada yang lain kecuali Dia. 12:33.
Memang mengasihi Dia dengan segenap hati
dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga
mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama
dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan." 12:34.
Yesus melihat, bagaimana bijaksananya
jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh
dari Kerajaan Allah!" Dan seorangpun tidak berani lagi
menanyakan sesuatu kepada Yesus.
Dalam
susunan Tabernakel, ayat 13-44, terkena pada tabut perjanjian. Tabut
perjanjian terdiri dari dua bagian:
- Tutup
pendamaian= terbuat dari emas murni. Ini menunjuk pada pribadi TUHAN
Yesus Kristus sebagai Mempelai Pria Sorga.
- Petinya=
terbuat dari kayu penaga yang disalut emas luar dan dalam, sehingga
yang kelihatan adalah emasnya, bukan kayunya. Ini menunjuk pada
gereja yang sempurna--mempelai wanita TUHAN yang sempurna.
Keluaran 25:
16 25:16. Dalam
tabut itu haruslah kautaruh loh
hukum, yang akan Kuberikan
kepadamu.
Isi dari tabut perjanjian adalah dua
loh batu. Di dalam surat Ibrani, sebenarnya ada tiga macam
isi, yaitu tongkat Harun yang bertunas, berbunga dan berbuah,
buli-buli emas, dan dua loh batu. Tetapi malam ini kita belajar
tentang dua loh batu.
Dua loh batu terdiri dari dua hukum:
- Loh
batu pertama: terdiri dari empat hukum, menunjuk pada kasih kepada
TUHAN.
- Loh
batu kedua: terdiri dari enam hukum, menunjuk pada kasih pada
sesama.
Jadi, isi dari
gereja yang sempurna/mempelai wanita TUHAN yang sempurna adalah
kasih, baik kasih pada TUHAN maupun pada
sesama.
Dari mana datangnya kasih? 1
Yohanes 4: 10-11 4:10.
Inilah kasih
itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah
mengasihi kita dan yang telah mengutus
Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita. 4:11.
Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau
Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling
mengasihi.
Sebenarnya dalam hidup kita--terutama
kita bangsa kafir--tidak punya kasih. Kasih itu datangnya dari TUHAN
lewat Allah mengorbankan Putera-Nya--Yesus harus disalibkan. Ini
adalah sumber kasih dari TUHAN.
Dari pihak TUHAN, Ia sudah
memberikan kasih-Nya kepada kita. Lalu apa buktinya kalau
kita memiliki kasih TUHAN?
- Kita
bisa mengasihi TUHAN dengan segenap hati, jiwa, akal budi, dan
kekuatan kita.
- Kita
bisa mengasihi sesama seperti diri sendiri.
Praktik
mengasihi TUHAN:
- Dikaitkan
dengan 1 Yohanes 4: 10, Allah mengasihi kita dengan bukti
memperdamaikan dosa-dosa kita.
Dari pihak kita, bukti kita
mengasihi TUHAN adalah kita
mau diperdamaikan.
Caranya:
lewat pekerjaan firman; kita diperdamaikan lewat kurban Kristus.
Firman menunjukkan kekurangan dan kesalahan kita, lalu kita sadar,
menyesal, dan mengaku pada TUHAN dan sesama. Jika diampuni, jangan
berbuat dosa lagi. Di situ darah Yesus aktif menutup dosa-dosa kita
dan aktif untuk mencabut akar-akar dosa sehingga kita tidak berbuat
dosa lagi.
Kalau kita tidak mau berdamai, itu sama dengan
tidak mengasihi TUHAN. Kalau tetap bertahan dalam dosa sekalipun
sudah diingatkan oleh firman, berarti ia tidak mengasihi TUHAN.
Tetapi kalau ia mau diperdamaikan, itu adalah bukti ia mengasihi
TUHAN.
-
Yohanes 21:
15-17
21:15.
Sesudah
sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak
Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?"
Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku
mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah
domba-domba-Ku." 21:16.
Kata
Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes,
apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar
Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus
kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." 21:17.
Kata
Yesus kepadanya untuk ketiga
kalinya:
"Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka
sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah
engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan,
Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi
Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah
domba-domba-Ku.
Praktik
kedua
mengasihi TUHAN:
kita
mau tergembala.
Tiga
kali pertanyaan Yesus menunjukkan ketekunan kita dalam tiga macam
ibadah pokok--dalam sistem penggembalaan. Tergembala pada siapa?
Pada Yesus--firman pengajaran yang benar. Jadi kita harus
tergembala
pada firman pengajaran yang benar,
yang merupakan perkataan Yesus sendiri.
Tanda firman
pengajaran yang benar:
- Selalu
tertulis dalam alkitab.
Harus kita yakini bahwa alkitab ini benar-benar perkataan Yesus.
Sekarang sudah mulai alkitab disalah-salahkan.
"Beberapa
waktu lalu saat saya tidak ada di rumah, saat itu ibu sedang sakit,
jadi harus pijat. Saat pijat, bicara dengan anak TUHAN juga
sebenarnya. Dia mengatakan: 'Oh...itu rasul Paulus yang salah'.
Begitu ada laporan, saya katakan: 'Stop, tidak usah pijat lagi'.
Mulai dimasukkan bahwa perkataan Yesus yang salah. Kalau perkataan
Yesus yang salah, bagaimana nasib kita?"
Kita harus yakin bahwa alkitab ini adalah perkataan Yesus
sendiri.
- Diwahyukan
oleh TUHAN, yaitu ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam
alkitab.
Isi
dari firman penggembalaan/firman pengajaran yang benar:
- Menyatakan
kesalahan kita.
- Menegor
kita.
- Menasihati
kita.
Saat
satu kali diperdengarkan: "Petrus,
apakah engkau mengasihi Aku?"
Petrus menjawab: "Aku
mengasihi Engkau."
Tetapi begitu firman penggembalaan ini diulang-ulang dan Petrus
bertekun, maka dia bisa menyadari bahwa ia tidak memiliki
kasih.
Jadi, dalam
penggembalaan kita disucikan sampai kita menyadari keadaan kita.
Kalau bukan sistem pengembalaan, kita seringkali masih merasa hebat:
"Aku
mengasihi Engkau."
Di
dalam terjemahan aslinya:
- TUHAN
bertanya: "Apakah
engkau mengasihi Aku dengan kasih agape--kasih
Allah--?"
Petrus jawab: "Aku
mengasihi Engkau dengan kasih fileo--kasih
sesama."
- TUHAN
bertanya: "Apakah
engkau mengasihi Aku dengan kasih agape?"
Petrus jawab: "Aku
mengasihi Engkau dengan kasih fileo."
- TUHAN
bertanya: "Apakah
engkau mengasihi Aku dengan kasih fileo?"
Petrus sedih, karena ia tidak memiliki kasih. Ia ingat pernah
menyangkal Yesus--bukan saat menghadapi sesuatu yang hebat, tapi
saat menghadapi anak kecil.
Ini
tanda bahwa Petrus tidak memiliki kasih. Kalau tidak mendengar
firman penggembalaan, tidak tergembala dengan benar dan baik, tidak
akan tahu--hanya tahu kelebihannya saja: 'Aku
hebat, mengasihi TUHAN.'
-
Yohanes 14: 15
14:15.
"Jikalau
kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti
segala perintah-Ku.
Praktik
ketiga
mengasihi TUHAN: kalau kita menuruti segala perintah TUHAN--taat
dengar-dengaran.
Puncak
kita mengasihi TUHAN adalah sampai kita taat dengar-dengaran apapun
resikonya. Sebelumnya, Petrus tidak berani menghadapi salib
sampai ia menarik Yesus ke samping. Tetapi lewat penggembalaan, ia
bisa taat dengar-dengaran apapun resikonya.
Yohanes
21: 18-19 21:18.
Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau
mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja
kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan
mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa
engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki." 21:19.
Dan
hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus
akan mati dan memuliakan Allah.
Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah
Aku."
Sampai
terakhir, Petrus tidak takut lagi dengan salib, ia mati sama seperti
TUHAN.
Inilah isi dari tabut
perjanjian, yaitu mengasihi TUHAN, mulai dari mau diperdamaikan,
tergembala, dan taat. Tetapi mengasihi TUHAN ini masih setengah.
Yang kedua: kita mengasihi sesama. 1 Yohanes 4: 21,
20 4:21. Dan
perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia
harus juga mengasihi
saudaranya. 4:20. Jikalau
seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci
saudaranya, maka ia adalah pendusta,
karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak
mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.
Kalau
mengasihi Allah, harus mengasihi sesama. Tidak boleh hanya
mengasihi TUHAN saja. Kalau hanya mengasihi TUHAN saja, tetapi
tidak mengasihi sesama, ia sama dengan pendusta. Siapa itu
pendusta? Bapa segala dusta adalah setan.
Jadi, waspada malam
ini! Kita harus mengasihi TUHAN, tetapi yang tidak kalah pentingnya
adalah harus mengasihi sesama. Kalau tidak, kita hanya jadi
pendusta.
Praktik mengasihi sesama (ayat 20):
tidak ada kebencian atau apa yang ingin orang perbuat pada
kita, kita perbuat lebih dulu; kalau tidak ingin dibenci, jangan
membenci orang; kalau tidak mau orang berkata kasar, kita jangan
berkata kasar.
Mulai dari sesama terdekat: suami-isteri,
anak-orang tua, antar saudara, menantu-mertua, gembala-sidang jemaat,
gembala-gembala, antar sidang jemaat, tidak boleh ada kebencian,
karena kalau masih bertahan pada kebencian, itu sama dengan tidak
ada kasih TUHAN--tanpa dua loh batu. Tabut
perjanjian tanpa dua loh batu sama dengan kosong.
Jadi, dalam
firman pengajaran yang benar, semua bertujuan menjadi mempelai wanita
TUHAN yang sempurna. Kalau sampai tidak punya kasih--hanya karena
bertahan pada kebencian--, kita tidak akan bisa jadi mempelai wanita
TUHAN.
Sebab itu, di tahun 2016, mungkin ada
kebencian-kebencian, tidak enak hati, iri, tetapi di tahun 2017
jangan sampai ada. Apapun yang kita lakukan jika tanpa kasih akan
sia-sia.
1 Korintus 13: 1-3 13:1.
Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan
semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak
mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang
yang gemerincing. 13:2.
Sekalipun aku mempunyai karunia untuk
bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh
pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk
memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama
sekali tidak berguna. 13:3.
Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala
sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar,
tetapi jika aku tidak
mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku.
Segala
sesuatu yang kita lakukan di dunia, jika tanpa kasih, akan sia-sia,
termasuk ibadah pelayanan kita. Kita sudah beribadah dan melayani
TUHAN, tetapi tanpa kasih, semuanya adalah sia-sia.
Markus
12: 33 12:33. Memang
mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan
dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti
diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban
bakaran dan korban sembelihan."
Korban
bakaran dan korban sembelihan ini bicara soal ibadah.
Keluaran
10: 25-26 10:25. Tetapi
Musa berkata: "Bahkan korban
sembelihan dan korban bakaran
harus engkau berikan kepada kami, supaya kami menyediakannya
untuk TUHAN, Allah
kami. 10:26.
Dan juga ternak kami harus turut beserta
kami dan satu kakipun tidak akan tinggal, sebab dari ternak itulah
kami harus ambil untuk beribadah kepada TUHAN, Allah kami; dan kami
tidak tahu, dengan apa kami harus beribadah kepada TUHAN, sebelum
kami sampai di sana."
Sekalipun
sudah beribadah dan melayani TUHAN, kalau tanpa kasih, akan menjadi
ibadah pelayanan yang sia-sia. Bukan berarti kita tidak usah ibadah.
Ayo
ibadah, perjuangkan, tetapi didasari dengan kasih!
Contoh
ibadah tanpa kasih:
-
Matius
5: 23-26
5:23.
Sebab itu, jika engkau mempersembahkan
persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang
ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, 5:24. tinggalkanlah
persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai
dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan
persembahanmu itu. 5:25. Segeralah berdamai dengan lawanmu selama
engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu
jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan
engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam
penjara. 5:26. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak
akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai
lunas.
Yang
pertama:
ada
ibadah--mempersembahkan
korban--, tetapi
kalau
tanpa
pendamaian--tanpa
kasih--, hanya berakhir dengan masuk penjara--dihukum oleh TUHAN.
"Saya
sudah hampir tiap hari--kecuali rabu--beribadah, tetapi kalau ibadah
tanpa pendamaian, tidak mau berdamai dengan TUHAN dan sesama, maka
hanya berakhir pada penghukuman. Betapa sia-sianya. Bukan berarti
tidak usah ibadah, tetapi berdamai dulu lalu ibadah."
Jadi,
untuk
beribadah kita harus berdamai.
Contoh
orang yang mengalami pendamaian: raja Daud. 2
Samuel 12: 1-7 12:1.
TUHAN mengutus Natan kepada Daud. Ia datang kepada Daud dan berkata
kepadanya: "Ada dua orang dalam suatu kota: yang seorang kaya,
yang lain miskin. 12:2. Si kaya mempunyai sangat banyak kambing
domba dan lembu sapi; 12:3. si miskin tidak mempunyai apa-apa,
selain dari seekor anak domba betina yang kecil, yang dibeli dan
dipeliharanya. Anak domba itu menjadi besar padanya bersama-sama
dengan anak-anaknya, makan dari suapnya dan minum dari pialanya dan
tidur di pangkuannya, seperti seorang anak perempuan baginya. 12:4.
Pada suatu waktu orang kaya itu mendapat tamu; dan ia merasa sayang
mengambil seekor dari kambing dombanya atau lembunya untuk
memasaknya bagi pengembara yang datang kepadanya itu. Jadi ia
mengambil anak domba betina kepunyaan si miskin itu, dan memasaknya
bagi orang yang datang kepadanya itu." 12:5. Lalu Daud
menjadi sangat marah karena orang itu dan ia berkata kepada Natan:
"Demi TUHAN yang hidup: orang yang melakukan itu harus dihukum
mati. 12:6. Dan anak domba betina itu harus dibayar gantinya
empat kali lipat, karena ia telah melakukan hal itu dan oleh karena
ia tidak kenal belas kasihan." 12:7. Kemudian berkatalah
Natan kepada Daud: "Engkaulah
orang itu!
Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Akulah yang mengurapi engkau
menjadi raja atas Israel dan Akulah yang melepaskan engkau dari
tangan Saul.
Daud
satu kali waktu jatuh dengan Batsyeba dan firman TUHAN datang lewat
Natan. Begitu disampaikan dalam perumpaman, Daud marah, tetapi Natan
berkata: Engkaulah orangnya.
2
Samuel 12: 13 12:13.
Lalu berkatalah Daud kepada Natan: "Aku
sudah berdosa kepada TUHAN."
Dan Natan berkata kepada Daud: "TUHAN telah menjauhkan dosamu
itu: engkau tidak akan mati.
Sikap
dari Daud adalah mau menerima. Saat firman menunjukkan apa yang
harus diperdamaikan, jangan marah atau menyalahkan orang lain,
tetapi menerima dan mengaku: "Akulah yang berdosa." Kalau kita
bisa mengaku, kita tidak akan dihukum. Tetapi kalau marah, tidak
akan bertahan lama--dihukum oleh TUHAN; menjadi ibadah yang
sia-sia.
Mazmur
51: 18-19 51:18.
Sebab Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan; sekiranya
kupersembahkan korban bakaran, Engkau tidak menyukainya. 51:19.
Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa
yang hancur;
hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya
Allah
Setelah
dengar firman, hati bisa hancur--sadar, menyesal sampai hancur hati.
Dan kalau diampuni tidak berbuat dosa lagi. Di situ akan terjadi
damai sejahtera.
Jadi, tidak
ada satu dosapun yang tidak bisa diampuni oleh TUHAN.
Karena itu saat-saat
mendengar firman adalah saat yang menentukan kita bisa diperdamaikan
atau tidak.
Kalau kita bisa mengaku, kita akan mengalami damai sejahtera, semua
menjadi enak dan ringan. Dikaitkan dengan ibadah, kalau disertai
damai, ibadah jadi enak dan ringan sekalipun diperhadapkan jarak
yang jauh atau situasi kondisi hujan. Tidak berat! Tetapi kalau
tidak damai, sekalipun dekat, ada fasilitas, terasa berat
sekali. Ini kuncinya
supaya ibadah enak dan ringan, yaitu harus ada damai.
Di
dalam segala hal: nikah, pekerjaan, kalau semua damai, maka akan
enak dan ringan.
-
Mazmur
50: 8, 14-15
50:8.
Bukan karena korban sembelihanmu Aku menghukum engkau; bukankah
korban bakaranmu tetap ada di hadapan-Ku? 50:14. Persembahkanlah
syukur
sebagai korban kepada Allah dan bayarlah nazarmu kepada Yang
Mahatinggi! 50:15. Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku
akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku."
Sela
Yang
kedua:
ibadah
pelayanan tetapi tanpa
ucapan syukur. Akibatnya:
dihukum. Sudah beribadah melayani, tetapi dihukum.
Bagaimana
mengucap syukur? Mazmur
50: 16 50:16.
Tetapi kepada orang fasik Allah berfirman: "Apakah urusanmu
menyelidiki
ketetapan-Ku,
dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan mulutmu, 50:17. padahal
engkaulah yang membenci
teguran,
dan mengesampingkan
firman-Ku?
Ibadah
juga 'menyelidiki
ketetapan-Ku'--ada
firman--tetapi tidak bisa mengucap syukur, artinya:
- Membenci
tegoran.
Seperti Yudas--saat TUHAN tunjukkan: "Orang
yang mencelupkan tangannya bersama Aku, dialah itu.":
"Bukan
aku ya, TUHAN?"--
selalu
mengelak
dari
TUHAN.
- Mengesampingkan
firman TUHAN=
tidak mengutamakan lagi firman pengajaran yang benar. Ada firman
diberitakan, tetapi kalah utama dengan yang lain--lebih
mengutamakan yang lain:
drama, tari-tarian dan lain-lain.
Biar malam ini kita datang
terutama untuk mendengar firman. Ini yang penting.
-
Mazmur 50: 18
50:18.
Jika
engkau melihat pencuri, maka engkau
berkawan dengan dia,
dan bergaul dengan orang berzinah.
Yang
ketiga:
mudah
terbawa dosa orang lain. Ada
ibadah pelayanan, sebenarnya dia tidak berbuat dosa, orang lain
yang berbuat dosa, tetapi ia ikut. Misalnya: orang lain yang
bertengkar, tapi dia ikut membenci; orang lain berbuat dosa, dia
setuju, sama saja--mudah terbawa dosa orang lain.
Jalan
keluarnya adalah menasihati kalau bisa. Kalau tidak bisa,
didoakan.
-
Mazmur 50:
19-20
50:19.
Mulutmu
kaubiarkan mengucapkan yang jahat,
dan pada lidahmu melekat tipu daya. 50:20.
Engkau
duduk, dan mengata-ngatai saudaramu, memfitnah anak
ibumu.
Selanjutnya,
ada ibadah pelayanan tetapi tidak
bisa mengekang lidah--mulutnya
berkata yang tidak baik: memaki orang, berdusta, mengutuki,
menyumpahi. Ini sudah tidak boleh lagi. Kalau perkataan masih
sia-sia--tidak bisa mengekang lidah--ibadahnya akan jadi sia-sia
dan dihukum oleh TUHAN.
Yakobus
1: 26 1:26.
Jikalau
ada seorang menganggap dirinya beribadah,
tetapi tidak
mengekang lidahnya,
ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya.
Perhatikan!
Mulai dari saya. Banyak masalah, kita berhadapan dengan orang, jaga
mulut! Jangan sampai dari mulut kita keluar bahasa yang jahat,
mengata-ngatai orang! Kita yang sering di jalan juga
hati-hati.
"Dulu
saya ingat, ada tua-tua yang dulunya sales, kalau bertemu orang di
jalan sering marah. Tetapi beliau cerita: 'Saya sekarang tidak
berani': 'Kenapa?': 'Nanti kalau pas ketemu marah-marah: Oh itu
tua-tua kan? Malu saya. Tidak berani lagi.' Saya juga mencontoh
demikian. Lebih baik jaga lidah!"
Kalau
mulut kita bisa berkata baik dan hanya mengucap syukur--bisa
mengekang lidah--maka doa kita akan dijawab oleh TUHAN, bukan
dihukum. Mazmur
50: 15 50:15.
Berserulah
kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan
engkau akan memuliakan Aku." Sela
Jadi,
doa
dijawab atau tidak bergantung pada ibadah yang bisa mengekang lidah
atau tidak.
Kalau tidak bisa, maka doanya tidak dijawab. Kalau bisa mengekang
lidah, maka doa dijawab oleh TUHAN.
-
Matius
7: 21-23
7:21.
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk
ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan
kehendak Bapa-Ku
yang di sorga. 7:22. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru
kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan
mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi
nama-Mu juga? 7:23. Pada waktu itulah Aku akan berterus terang
kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah
dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
Yang
ketiga:
ada
ibadah--mengusir
setan, bernubuat--tetapi sayang, tetapi
tidak
taat--tidak
melakukan kehendak TUHAN. Akibatnya: ditolak oleh TUHAN.
Malam
hari ini, jangan sampai ibadah kita ditandai dengan ketidaktaatan.
Ada perbuatan hebat, kalau tidak taat, semua akan sia-sia.
Contoh:
raja Saul. Ada kemenangan, tetapi sia-sia. 1
Samuel 15:
22-23 15:22.
Tetapi jawab Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban
bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara
TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban
sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba
jantan. 15:23. Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa
bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan
terafim. Karena engkau
telah menolak firman TUHAN,
maka Ia
telah menolak engkau
sebagai raja."
Tidak
taat sama dengan menolak firman,
sekalipun hanya sedikit: semua dibunuh, hanya yang gemuk tidak
dibunuh. Sama saja, itu tidak taat. Mari, kita taat dalam segala hal
apapun resikonya.
Kalau tidak taat, kita akan ditolak,
termasuk kami hamba TUHAN/gembala. Kalau gembala tidak taat, akan
ditolak oleh TUHAN. Sebab itu kita saling mendoakan, supaya ibadah
bukan atas kehendak sendiri, tetapi melakukan kehendak TUHAN.
Kalau
ibadah kita didasari dengan kasih--mau diperdamaikan, ada ucapan
syukur, dan taat--,
hasilnya: Markus
12: 34 12:34.
Yesus melihat, bagaimana
bijaksananya jawab orang itu,
dan Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak
jauh dari Kerajaan Allah!"
Dan seorangpun tidak berani
lagi menanyakan sesuatu
kepada Yesus.
- Hasil
pertama:
'bagaimana
bijaksananya jawab orang itu'=
menjadi
kehidupan yang bijaksana:
- Orang
bijaksana dipakai dalam pembangunan rumah rohani, yaitu pembangunan tubuh
Kristus.
Kalau ibadah kita didasari kasih, kita semua akan
dipakai dalam kegerakan tubuh Kristus yang sempurna.
- Orang
bijaksana juga tahan
uji,
tidak berhenti di tengah jalan, tetapi sampai selesai, bahkan
sampai sempurna. Kalau tanpa kasih, sebentar lagi kena angin, ia
hancur.
- Orang
bijaksana boleh
masuk pesta nikah Anak Domba Allah.
Yang tidak bijaksana--bodoh--sudah tidak bisa masuk pesta Nikah
Anak Domba.
Mari,
ibadah kita harus didasari dengan kasih Allah, diperdamaikan, dan
dengan ucapan syukur--bisa mengekang lidah.
- Hasil
kedua:
'tidak
jauh dari kerajaan Allah'=
dekat
dengan kerajaan Allah.
Yerusalem
baru adalah kota di atas gunung. Secara jasmani, di atas gunung itu
dingin.
Kalau kita sudah dekat dengan kota yang dingin,
sebelum sampai, kita sudah merasakan hawa dinginnya. Jadi, kalau
kita sudah dekat dengan sorga, sekalipun kita hidup di dunia, tapi
kita bersuasana sorga. Banyak yang hidup di dunia bersuasana neraka,
karena tidak tahu kuncinya.
Mari, kalau ibadah kita disertai
dengan pendamaian, ucapan syukur, dan ketaatan, kita akan merasakan
suasana sorga: kebahagiaan, kedamaian, dan pemeliharaan
TUHAN.
Kalau hari-hari ini kita banyak tidak damai--banyak
bertengkar, banyak mulut yang tidak baik--, berarti kita jauh dari
sorga.
- Hasil
ketiga:
'tidak
berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus'=
tidak ada pertanyaan lagi= semua
masalah diselesaikan oleh TUHAN.
Jadi,
dalam ibadah, TUHAN sedang menyelesaikan masalah kita sampai
benar-benar tidak ada pertanyaan lagi.
Pertanyaan kita: "Kok
masalah saya belum selesai?"
Itu berarti TUHAN masih sibuk dengan kita, bukan masalah kita.
Bagaimana ibadah kita? Mungkin masih belum setia. Atau mungkin sudah
ibadah, tetapi belum berdamai, belum mengekang lidah, belum taat.
Itu dulu yang harus diperbaiki. Kalau sudah diperbaiki, maka tidak
akan ada pertanyaan lagi--semua masalah selesai tepat pada waktunya.
Malam
hari ini, mohon supaya kasih Allah dicurahkan dalam hidup kita dan
ada bukti-bukti kalau kita memiliki kasih Allah.
TUHAN
memberkati.
kembali ke halaman sebelumnya
|