Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Dari Rekaman Ibadah Pendalaman Alkitab di Medan

Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN Yesus Kristus. Selamat mendengarkan Firman TUHAN, biarlah kasih sayang TUHAN, bahagia TUHAN dilimpahkan ditengah-tengah kita sekalian.

Kidung Agung 2: 3
2:3. --Seperti pohon apeldi antara pohon-pohon di hutan, demikianlah kekasihku di antara teruna-teruna. Di bawah naungannya aku ingin duduk, buahnya manis bagi langit-langitku.

'teruna' = laki-laki.

Pohon apel merupakan pohon yang rindang, bunganya harum dan rasanya manis, ini menunjuk pada pribadi Yesus--'laki-laki'--dalam kemuliaan sebagai raja dan mempelai pria sorga; sebagai tempat naungan bagi kita semuanya di padang gurun dunia ini.

'di antara pohon-pohon di hutan' = banyak pohon di hutan. Pohon-pohon di hutan adalah segala sesuatu di dunia selain Yesus--bisa figur manusia, harta benda, keuangan, kedudukan, kepandaian dan lain-lain--yang hanya menimbulkan keinginan dan hawa nafsu daging, sehingga membuat kita tidak bisa mengasihi TUHAN, bahkan berbuat dosa--jatuh bangun dalam dosa sampai puncaknya dosa.
Puncaknya dosa adalah dosa makan minum, dan kawin mengawinkan. Pohon di hutan mungkin kelihatan lebih rindang, tetapi di dalamnya ada ular dan lain-lain.

Di mana yang kita pilih? Mau memilih pohon apel atau pohon-pohon di hutan? Jika kita memilih/mengasihi Yesus lebih dari segala sesuatu di dunia ini, maka kita mendapatkan dua hal:

  1. 'Di bawah naungannya aku ingin duduk' = naungan TUHAN di padang gurun dunia yang panas dan tandus, supaya kita tidak hancur bersama dunia.

  2. 'buahnya manis bagi langit-langitku' = kita bisa memakan buah yang manis di padang gurun dunia yang bersuasana kutukan--pahit, getir, susah payah, letih lesu, beban berat, banyak air mata.

Pada kesempatan yang lalu kita sudah belajar buah yang manis, yaitu buah pertobatan, buah-buah terang sampai buah-buah Roh Kudus.
Saat ini kita masih belajar tentang buah yang manis.

Pada kesempatan yang lalu, memakan buah yang manis menghasilkan buah pertobatan(saat bertobat itu manis), buah-buah terang(buah kebenaran dan keadilan, sehingga hidup itu menjadi manis), sampai buah-buah Roh(inilah yang termanis).
Saat ini, memakan buah yang manis adalah mengalami keubahan hidupatau pembaharuan dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus.

Semakin dibaharui, hidup kita semakin manis (semakin memakan buah yang manis). Sampai puncak pembaharuan, yaitu kita menjadi sempurna, sama mulia seperti Yesus--buah yang termanis dan kekal selamanya. Inilah rahasia dalam kehidupan ini. Bukan pohon-pohon rindang yang menentukan! Kami sebagai hamba TUHAN berdoa, supaya bapak, ibu, kaum muda kaya, diberkati, pandai, tetapi bukan itu yang menentukan. Yang menentukan hanya satu pohon, itulah pribadi Yesus--pohon apel.

Dengan apa kita mengalami pembaharuan atau keubahan hidup?

  1. 1 Petrus 1: 23-25
    1:23 Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal.
    1:24. Sebab: "Semua yang hidup adalah seperti rumput dan segala kemuliaannya seperti bunga rumput, rumput menjadi kering, dan bunga gugur,
    1:25 tetapi firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya." Inilah firman yang disampaikan Injil kepada kamu.


    'Karena kamu telah dilahirkan kembali' = dilahirkan baru.

    Yang pertama adalah kita mengalami pembaharuan lewatkuasa firman Allah atau firman pengajaran yang benar.

    Dalam Tabernakel ini terkena pada alat meja roti sajian, bagi kita sekarang artinya ketekunan dalam kebaktian pendalaman alkitab dan perjamuan suci. Ini penting dan gunakan waktu sungguh-sungguh.

    Sehebat apapun manusia daging di dunia ini--kaya, pandai, kedudukan tinggi dan lain-lain--, jika tidak diisi--tidak makan-- firman pengajaran yang benar, hidupnya hanya seperti rumput yang kering dan layu. Padi atau beras, berasal dari golongan rumput-rumputan.
    Rumput yang kering dan layu artinya

    • Tidak tahan uji, artinya gampang putus asa, kecewa--tidak jarang ada yang bunuh diri--, tinggalkan TUHAN, tinggalkan rumah tangga dan bermacam-macam. Sekalipun mengatakan dia hamba TUHAN, pelayan TUHAN, tetapi kalau tidak mau diisi firman pengajaran--kebaktian pendalaman alkitab dan perjamuan suci--, ia tidak akan tahan uji. Kalau terkena panas, akan layu.

    • Fana, artinya tidak kekal dan binasa selamanya.

    Sekali lagi, bekerja yang keras, kuliah yang keras, tetapi jangan lupa ambil waktu untuk diisi firman dan perjamuan suci. Harus! TUHAN tolong kita semuanya.

    "Kita saat ini diuji. Kebaktiannya pagi-pagi jam 8. Banyak yang masih masak. Kalau dulu masak bangun jam 7, sekarang bangun jam 4 untuk masak dulu. Harus ada usaha dan jangan dijadikan alasan. Inilah ujian, apakah kita manusia rumput atau sudah diisi firman? Kalau ada antikris bagaimana kita nanti? Sebagai hamba TUHAN saya hanya mengalir saja. Saya tidak ada rencana, mengalir saja, ikuti geraknya TUHAN. Kalau dari TUHAN, akan lanjut. Kalau tidak, saya juga tidak tahu. Yang penting kita ada usaha. TUHAN tolong kita semuanya."

    Kalau kehidupan itu mau diisi firman dan perjamuan suci, kita akan mengalami keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti TUHAN Yesus. keubahan hidup dimulai dari tahan uji, sampai dengan sempurna seperti Dia--sampai hidup kekal bersama dengan Dia. Inilah kegunaan firman dan perjamuan suci.

  2. Titus 3: 5
    3:5 pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus,

    Yang kedua adalah kita mengalami pembaharuan lewatkuasa Roh Kudus.

    Dalam Tabernakel ini terkena pada alat pelita emas, bagi kita sekarang artinyaketekunan dalam kebaktian umum(ibadah raya).

    Sehebat apapun manusia daging--kaya, pandai, kedudukan tinggi--, jika tidak diisi oleh Roh Kudus, ia tidak berguna ('daging sama sekali tidak berguna, Roh yang memberi hidup'). Tidak berguna artinya hanya mengikuti keinginan hawa nafsu daging, sehingga berbuat dosa sampai puncaknya dosa. Biarpun kaya, hebat tetapi kalau berbuat dosa, tidak ada gunanya.
    Misalnya: tubuh yang normal, tangan digunakan untuk makan, ini berguna. Biarpun tangannya kecil (tidak latihan fitnes), tetapi bisa berguna untuk makan. Sebaliknya, biarpun tangannya besar, kalau tangannya memukuli diri sendiri (tangannya mencekik leher sendiri), ia tidak berguna dan berbuat dosa--berbuat dosa itu merusak. Semakin hebat/kuat tangannya, semakin cepat matinya.

    Inilah contoh-contoh yang gampang, karena kita ini tubuh Kristus. Sebab itu alkitab berani menuliskan: 'Tanpa Roh Kudus, manusia daging tidak berguna, bahkan binasa.' Tidak berguna; hanya mengikuti keinginan daging, hawa nafsu daging, melakukan perbuatan-perbuatan dosa sampai puncaknya dosa, bahkan sampai binasa--tidak hidup.

    Roma 8: 13
    8:13 Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.

    Pembaharuan sama dengan Roh Kudus mematikan perbuatan-perbuatan daging, sehingga kita bisa melakukan perbuatan benar dan baikyang berkenan kepada TUHAN dan sesama--berguna bagi TUHAN dan sesama--, dan membawa kita kepada hidup kekal selama-lamanya.

    Tadi, tanpa firman kita hanya seperti rumput. Sekalipun hebat, sebentar lagi terkena panas, akan loyo--tidak tahan uji. Mari, kita diisi dengan firman dan Roh Kudus.

  3. Zefanya 3: 17
    3:17 TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai,

    Yang ketiga adalah kita mengalami pembaharuan lewat kasih Allah.

    Dalam Tabernakel ini terkena pada alat mezbah dupa emas, bagi kita sekarang artinya ketekunan dalam kebaktian doa penyembahan.

    Sehebat apapun manusia daging--kaya, pandai dan sebagainya--, kalau tidak diisi kasih Allah, ia tidak berguna; tidak berarti apa-apa, bahkan berada di dalam maut--kebinasaan. Bisa dibaca dalam 1 Korintus 13 (Kidung Agungnya perjanjian baru) tentang kasih: 'tanpa kasih, biarpun bisa berbahasa Roh, berbahasa malaikat, tidak ada faedahnya/tidak ada gunanya.'
    Jangankan hebat secara jasmani--kaya dan sebagainya--, bahkan yang hebat secara rohanipun--bisa berbahasa malaikat--, tanpa kasih ia tidak berarti apa-apa, bahkan berada di dalam maut atau kebinasaan.

    1 Yohanes 3: 14
    3:14. Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut.

    Tanpa kasih--hanya kebencian--kita tetap di dalam maut--kebinasaan selamanya. Oleh sebab itu kita harus diisi dengan kasih Allah, sehingga mengalami pembaharuan, yaitu bisa mengasihiTUHAN lebih dari semuanya dan mengasihi sesama seperti diri sendiri, bahkan mengasihi musuh, sampai kita sempurna seperti Dia.

    Contohnya: saya selalu terangkan dalam tubuh ini. Biarpun mulut salah, gigit-gigit, lalu tangan tergigit sampai keluar darah, tidak mungkin membalas. Mungkin ada darahnya dimulut, malah dibersihkan. Itulah kasih.

    Kita gampang mengucapkannya, tetapi praktiknya harus dengan pertolongan TUHAN. Sebab TUHAN sudah terlebih dahulu memberikan contoh, bagaimana Dia dimusuhi, tetapi Dia ingat semuanya dan mengasihi musuh: 'Bapa ampunilah mereka semuanya.' Sebagai mempelai pria sorga, Dia sangat mengasihi calon mempelai wanita-Nya. Ini juga merupakan teladan dalam rumah tangga. Namanya manusia daging--sebagai suami atau sebagai isteri--, mungkin ada salah, tetapi kalau ada kasih, kita siap mengampuni semuanya.

    Mengasihi musuh, yaitu berdoa untuk orang yang merugikan kita, siap mengampuni dan melupakannya.

    Dimulai dari rumah tangga terlebih dahulu--antara suami isteri, anak-orang tua, kakak-adik. Kalau dalam rumah tangga kita tidak bisa mengasihi, lalu kepada orang lain bisa mengasihi, bahaya! Ini bukan kasih, melainkan kemunafikan besar dan kenajisan.

Jadi bisa disimpulkan, dengan apakita dibaharui? Dengan firmanlewat kebaktian pendalaman alkitab dan perjamuan suci, dengan Roh Kuduslewat kebaktian umum, dan dengan kasih Allahlewat kebaktian doa penyembahan.

Jadi di manakita bisa mengalami pembaharuan? Di dalam ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, sama dengan kandang penggembalaan (ruangan suci). Semuanya--gembala, domba-domba--harus selalu berada di dalam kandang penggembalaan. Hari-hari ini mari kita menjadi kehidupan yang tergembala.

Apa yang dibaharui oleh firman, Roh Kudus dan kasih Allah di dalam kandang penggembalaan?

  1. Matius 14: 15-21
    14:15 Menjelang malam, murid-murid-Nya datang kepada-Nya dan berkata: "Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa."
    14:16 Tetapi Yesus berkata kepada mereka: "Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan."
    14:17 Jawab mereka: "Yang ada pada kami di sini hanya
    lima roti dan dua ikan."
    14:18 Yesus berkata: "Bawalah ke mari kepada-Ku."
    14:19
    Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Dan setelah diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang banyak.
    14:20 Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, dua belas bakul penuh.
    14:21
    Yang ikut makan kira-kira lima ribu laki-laki, tidak termasuk perempuan dan anak-anak.

    'Menjelang malam' = akhir zaman.

    Pembaharuan pertama (pembaharuan laki-laki atau suami): harus duduk di atas rumput, sama dengan mantapdi dalam penggembalaan--bukan jalan-jalan--, sama dengan bisa makan atau menikmati firman penggembalaan, sehingga bisa terjadi mujizat--lima roti, dua ikan untuk lima ribu orang.

    Selama laki-laki, suami, gembala belum mantap dalam penggembalaan, ia tidak akan pernah mengalami mujizat. Kami sebagai hamba TUHAN seringkali jalan ke sana ke mari, minta ke sana ke mari--mau membangun gereja minta-minta--, mungkin mendapatkan, tetapi tidak terjadi mujizat--tetap menjadi pengemis seperti Barthemeus. Kalau duduk, tidak jalan-jalan--pembangunan rumah TUHAN, terserah TUHAN--TUHANlah yang akan mengadakan mujizat. Inilah seringkali kesalahan kita.

    Apa yang dibaharui dalam pembaharuan laki-laki? Pembaharuan karakter.

    • Karakter laki-laki yaitu egois. Dalam pembacaan ayat ini, laki-laki mengumpulkan orang untuk datang mendengarkan firman, setelah malam disuruhnya pulang: 'Dari pada memberi makan lima ribu orang, sana pulang cari makan sendiri!' Ini egois! Egois artinya kepentingan diri sendiri.

      Egois diubahkan menjadi bertanggung jawab--laki-laki, suami, gembala yang bertanggung jawab. TUHAN tekankan: "Kamu harus memberi mereka makan" Laki-laki, suami bertanggung jawab secara:

      1. Secara jasmani--sekalipun gajinya lebih kecil dari isteri, tidak peduli, yang penting bertanggung jawab--, yaitu pemeliharaan hidup secara jasmani.

      2. Juga secara rohani --kalau sudah duduk di rumput atau mantap dalam penggembalaan satu waktu isteri dan anak-anak akan duduk di rumput juga--, yaitu mengarahkan isteri dan anak untuk masuk penggembalaan yang benar dan baik. Inilah tugas atau tanggung jawab suami. Termasuk kami sebagai gembala--untuk membawa jemaat masuk dalam penggembalaan yang benar.

    • Yohanes 6: 8-9
      6:8 Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya:
      6:9 "Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi
      apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?"

      "apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?"= untuk apa? Dijilat saja sudah habis. Laki-laki sering menggunakan logika, bukan iman.

      Karakter laki-laki yaitu banyak menggunakan logika, sehingga mengecilkan kuasa firman dan membesarkan pencobaan. Seperti kisah sepuluh pengintai. Sebenarnya sudah merasakan kuasa firman, tetapi begitu ada halangan, mulai mengecilkan kuasa firman.

      Banyak menggunakan logika dibaharui menjadi menggunakan iman, sehingga kita bergantung kepada kuasa firman dan TUHAN akan mengadakan mujizat di tengah-tengah kita.

    • Yohanes 6: 7
      6:7 Jawab Filipus kepada-Nya: "Roti seharga dua ratus dinartidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja."

      Karakter laki-laki yaitu banyak menggunakan kekuatan sendiri, kekuatan dunia--keuangan, kepandaian, kedudukan dan sebagainya--, sehingga tidak mengandalkan TUHAN. Akibatnya adalah hancur.

      Menggunakan kekuatan sendiri dibaharui menjadi mengandalkan TUHANlebih dari yang lainnya dan TUHAN akan mengadakan mujizat di tengah-tengah kita semuanya; yang tidak ada menjadi ada, yang mustahil menjadi tidak mustahil.


    Hari-hari ini gunakan iman dan andalkan TUHAN, sehingga akan terjadi pemecahan roti--lima roti, dua ikan bisa memberi makan lima ribu orang. Tangan Gembala Agung mengadakan mujizat dari tidak ada menjadi ada; yang mustahil menjadi tidak mustahil. TUHAN tolong kita.

  2. Matius 15: 21-28
    15:21. Lalu Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon.
    15:22 Maka datanglah
    seorang perempuan Kanaandari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita."
    15:23 Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: "Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak."
    15:24 Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."
    15:25 Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku."
    15:26 Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada
    anjing."
    15:27 Kata perempuan itu: "Benar Tuhan,
    namun anjing itu makan remah-remahyang jatuh dari meja tuannya."
    15:28 Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh.


    Pembaharuan kedua (pembaharuan wanita atau isteri):--tadi suami harus duduk dulu atau mantap dalam penggembalaan--yaitu tekun dalam penggembalaan--jangan terhilang dari penggembalaan. Kalau wanita atau isteri terhilang dari penggembalaan--tidak setia lagi--, nasibnya akan seperti perempuan Kanani--kehilangan kebahagiaan, sangat menderita, nikah dan buah nikahnya terhilang juga.

    Wanita atau isteri harus tekun dalam penggembalaan apapun halangannya. Perempuan ini mau datang kepada Yesus, Yesus tidak menjawab, kemudian dilarang oleh murid-murid, tetapi dia terus datang. Inilah ketekunan!

    Jangan terhilang dari penggembalaan, tetapi harus tekun dalam kandang penggembalaan. Kalau wanita atau isteri tekun dalam penggembalaan, maka akan mengalami pembaharuan lidah--ada istilah 'anjing'--, yaitu lidah anjing yang menjilat muntah diubahkan menjadi lidah yang menjilat roti. Seorang wanita, ibu, hati-hati dalam kata-kata.

    Oleh sebab itu harus tekun dalam penggembalaan. Begitu terhilang dari penggembalaan, kata-katanya kacau, sehingga membuat nikah dan buah nikah terhilang, terhilang kebahagiannya, menjadi sangat menderita. Mari bertekun dalam kandang penggembalaan, sehingga terjadi pembaharuan lidah. Lidah anjing yang menjilat muntah diubahkan menjadi lidah yang menjilat roti, artinya sangat membutuhkan dan menikmati firman penggembalaan, sampai tidak ada yang terlewatkan--remah-remah roti dijilat sampai tidak ada yang terlewatkan. Ini sekarang sama dengan pembaharuan dari perkataan yang sia-sia--remah-remah itu sampai kecil-kecil--menjadi perkataan yang benar dan baik.

    Perkataan sia-sia--yang kecil-kecil--seringkali dianggap tidak salah atau yang tidak kita sadari. Mungkin dianggap sebagai dosa dusta yang kecil: 'Cuma begini saja.'

    Mohon maaf, wanita atau isteri bisa diartikan secara khusus itulah wanita secara jasmani. Tetapi secara umum diartikan semua gereja TUHAN. Lidah yang sia-sia seringkali menyalahkan orang lain, terutama suami, sampai menyalahkan TUHAN--firman pengajaran yang benar. Tadi karakter laki-laki: egois-kepentingan sendiri, tidak ingat isteri dan anak (gembala tidak ingat domba), tidak bertanggung jawab--, diubahkan menjadi bertanggung jawab. Mengandalkan kepandaian diubahkan menjadi mengandalkan TUHAN dan TUHAN mengadakan mujizat.

    Isteri, kuncinya di lidah ini. Lidah sering menyalahkan orang lain, terutama suami, sampai menyalahkan TUHAN.

    Lidah ini harus diubahkan menjadi:

    • Lidah yang menyalahkan diri sendiri.
      Matius 15: 25
      15:25 Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku."

      "Tuhan, tolonglah aku." = anaknya yang sakit tetapi berkata: tolonglah aku. Ini artinya aku yang salah. Ini terjadi--nikahku begini, anakku begini--karena aku yang salah.
      Demikian kami gembala-gembala, kalau jemaat tercerai berai: 'TUHAN, tolonglah aku' (aku yang salah, apa kekuranganku), jangan berkata: 'Memang jemaat ...' Kalau begini, tidak akan pernah maju.

      Paling gampang menunjukkan salah orang lain, tetapi kita tidak akan pernah maju--hanya tangan kita yang maju (menunjuk orang lain). Tetapi kalau tangan kita yang mundur (menunjuk diri kita sendiri), kitalah yang akan maju ke depan.

    • Matius 15: 27
      15:27 Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya."

      Ayat 27= benar TUHAN, saya anjing (mengakui semuanya).

      Yang kedua: lidah membenarkan firman TUHAN. Dalam setiap ibadah, kita harus membenarkan firman, dan pasti bisa menyalahkan diri sendiri. Kalau dalam ibadah kita mulai mencari kesalahan--mulai mengkritik--satu waktu akan sangat menderita (sesuatu yang buruk akan terjadi).

    • Kalau kita sudah membenarkan firman dan menyalahkan diri sendiri, maka lidah diubahkan sampai bisa menyembah TUHAN.
      Seorang wanita harus banyak menyembah TUHAN.

      Menyembah TUHAN sama dengan menghasilkan perkataan iman--yakin kepada TUHAN.

      Matius 15: 28
      15:28 Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh.

      Di sini dituliskan: 'Hai ibu, besar imanmu.' Dalam Markus 7 dituliskan: 'Karena kata-katamu.'

      Markus 7:29
      7:29 Maka kata Yesus kepada perempuan itu: "Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu."

      Jika digabungkan menjadi 'kata-kata iman'= perkataan iman. Inilah penyembahan. Mungkin kita tidak bicara, tetapi hanya: 'Haleluya Yesus, tolong saya TUHAN, tolong nikahku.' Inilah perkataan iman--menyembah kepada TUHAN--, dan saya yakin TUHAN bisa melakukan semuanya bagi kita.

      Jika sudah mengalami pembaharuan lidah, maka Yesus Gembala Agung berbelas kasihan untuk mengadakan mujizat--iman + belas kasih = mujizat--, baik jasmani maupun rohani, yaitu sakit menjadi sembuh--anaknya yang sakit disembuhkan--, nikah dan buah nikah yang hancur dipulihkan oleh TUHAN. Inilah memakan buah yang manis.

    Tadi laki-laki duduk mantap dalam penggembalaan, akan memakan buah manis. Gembala Agung berbelas kasih untuk memecahkan roti; yang tidak ada menjadi ada untuk memelihara kita, yang mustahil menjadi tidak mustahil untuk memberikan pertolongan bagi kita.

    Demikian juga wanita. Buah yang pahit getir--buah semak duri--digantikan dengan buah yang manis; sakit menjadi sembuh, nikah dan buah nikah yang hancur dipulihkan kembali.

    Suami mantap dalam penggembalaan. Isteri bertekun dalam penggembalaan, jangan tinggalkan atau terhilang dari penggembalaan. Bahaya! Kalau terhilang, nanti semuanya akan terhilang; yang manis-manis akan terlepas semuanya, tinggal penderitaan yang pahit getir. Sebaliknya, kalau kita bertekun, maka yang pahit akan menjadi manis.

  3. Lukas 7: 11-14
    7:11. Kemudian Yesus pergi ke suatu kota yang bernama Nain. Murid-murid-Nya pergi bersama-sama dengan Dia, dan juga orang banyak menyertai-Nya berbondong-bondong.
    7:12 Setelah Ia dekat pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar,
    anak laki-laki, anak tunggal ibunya yang sudah janda, dan banyak orang dari kota itu menyertai janda itu.
    7:13 Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: "Jangan menangis!"
    7:14 Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: "
    Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!"

    Pembaharuan ketiga (pembaharuan anak muda; anak-anak, remaja muda): harus berada di Nain.

    Kalau keluar dari Nain, menuju kuburan.
    Nain artinya padang rumput--penggembalaan--, tempat yang menyenangkan.

    Kaum muda--kita semuanya--harus berada di Nain, artinya jadikan penggembalaan sebagai tempat yang paling menyenangkan.

    Keluar dari penggembalaan, akan menuju kuburan--mati rohani, kering rohani, sampai binasa selamanya. Ini pentingnya penggembalaan! Pembaharuan itu terjadi dalam penggembalaan; dengan firman (ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab), dengan Roh Kudus (ketekunan dalam ibadah raya), dengan kasih Allah (ketekunan dalam ibadah doa penyembahan). Waktu Yesus lahir; Allah lahir menjadi manusia--ini mujizat atau pembaharuan--, di kandang--kandang penggembalaan. Ini menunjukkan kepada kita, pentingnya kandang penggembalaan.

    Kalau suami mantap dalam penggembalaan, Gembala Agung berbelas kasih, sehingga terjadi mujizat untuk pemeliharaan dan pertolongan.
    Isteri bertekun, tidak terhilang, tangan Gembala Agung berbelas kasihan menyelesaikan semuanya--menjadi manis semuanya. Anak muda, jadikan penggembalaan sebagai tempat yang paling menyenangkan. Kalau tidak, pasti menuju kuburan--diskotik, gedung bioskop dan sebagainya. Kalau tidak masuk tempat menyenangkan dari sorga, pasti akan masuk ke tempat menyenangkan dari dunia dan mati.

    Kalau sudah menjadikan penggembalaan sebagai tempat menyenangkan, mau ke mana lagi? Kalau tidak bisa beribadah, sampai minta izin. Ini berarti menjadi tempat yang menyenangkan. Secara khusus bagi kaum muda, secara umum kita semuanya, jadikan penggembalaan sebagai tempat yang paling menyenangkan! Kalau tidak, akan menuju ke tempat paling mengerikan itulah kuburan.

    Penggembalaan menjadi tempat yang paling menyenangkan atau tidak, yang menentukan adalah hatikita. Kalau hati tulus dan taat, pasti penggembalaan yang benar akan menjadi tempat yang paling menyenangkan. Jadi pintu gerbangnya adalah hati yang baru lewat baptisan air. Ini menentukan apakah kita ke Nain atau kuburan.

    Baptisan air bukan tata cara gereja, tradisi dan sebagainya. Baptisan air ini menentukan apakah kita ke pintu gerbang sorga--penggembalaan sampai penggembalaan terakhir; tempat menyenangkan--, atau ke tempat kuburan--gambaran neraka. Baptisan air harus sungguh-sungguh dan harus diperiksa--apakah benar baptisan airnya.

    1 Petrus 3: 20-21
    3:20 yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu.
    3:21. Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu
    baptisan--maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baikkepada Allah--oleh kebangkitan Yesus Kristus,

    'di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu' = sedikit yang masuk bahtera atau masuk baptisan air benar. Sebab banyak yang mempertahankan tradisi, logika.

    Syarat baptisan air yang benar adalah bertobat; mati terhadap dosa-dosa lewat pekerjaan firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua dan lewat nasehat firman--ada orang menegor sesuai dengan firman. Bagaimana kita bisa bertobat kalau firman tidak menunjukkan dosa? Bagaimana mau mengerti dosa? Kalau pedang firman menunjukkan dosa, kita bisa mengerti, bertobat--mengaku dosa, diampuni dan jangan berbuat dosa lagi.

    Pelaksaannya, orang mati harus dikuburkan, kalau tidak dikubur, tidak mengalami hidup baru. Kalau tidak dikubur, tidak akan bangkit. Kalau dikuburkan, baru bisa bangkit--hidup yang lama dikuburkan, baru bangkit dalam hidup yang baru.
    Jadi pelaksanaan baptisan air yang benar (Roma 6: 4) adalah orang yang sudah mati terhadap dosa--bertobat--, harus dikuburkan dalam air bersama Yesus, sehingga keluar++bangkit dari dalam air--bersama Yesus--Yesus mati dalam tubuh jasmani, lalu bangkit dalam tubuh rohani (kalau tidak bangkit, tetap sama)--, untuk mendapatkan hidup baru, yaitu hati nurani yang baik--hati yang tulus dan taat. Dalam Matius 3: 16 waktu Yesus keluar dari air, Roh bagaikan merpati turun ke atas-Nya--merpati gambaran dari ketulusan hati.

    Hati yang tulus dan taat adalah pintu gerbang untuk memilih penggembalaan yang benar dan baik sebagai tempat yang paling menyenangkan. Kalau hati tidak baik, akan menjadikan penggembalaan sebagai tempat yang paling membosankan. Gembala harus memberikan makanan yang benar. Tempat yang paling menyenangkan itu kalau ada makanan yang benar. Contohnya: kalau kita memelihara bebek, kambing. Sekalipun diletakkan di tempat yang bagus, tetapi tidak diberikan makan, akan lapar terus. Biarpun diletakkan di selokan, tetapi diberikan makan, akan senang. Yang penting ada makanan.

    Bagaimana penggembalaan bisa menjadi tempat yang paling menyenangkan?Kalau gembala menyediakan makanan yang benar; yang mengenyangkan, yang memuaskan, dan yang menumbuhkan rohani--menyucikan, mengubahkan sampai sempurna.

    Gembala harus bertanggung jawab juga. Kalau gembala hatinya tulus dan taat, ia bisa menyediakan makanan yang benar. Kalau sidang jemaat--domba-domba--memiliki hati yang tulus dan taat, ia bisa menjadikan penggembalaan sebagai tempat yang paling menyenangkan. Gembala dan jemaat sama-sama senang.

    1 Petrus 5: 5-6(perikopnya: gembalakanlah kawanan domba Allah)
    5:5. Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklahkepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
    5:6 Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.
    1 Petrus 5 = pasal penggembalaan.

    Kaum muda dibaharui menjadi tunduk(penundukan) = taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara lagi. Contohnya: Sadrakh, Mesakh, Abednego tunduk. Mereka mau diapakan oleh raja, tetap tunduk kepada TUHAN. Terhadap raja mereka juga tunduk, tidak melawan, tidak memberontak.

    Tunduk = taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara lagi = mengulurkan tangan kepada Gembala Agung dan tangan belas kasih Gembala Agung diulurkan kepada kita untuk meninggikan kita pada waktunya, artinya

    • Membuat berhasil dan indah pada waktunya. Inilah buah yang manis.

      Tadi laki-lakimantap dalam penggembalaan, sehingga karakternya diubahkan, hasilnya ada pemeliharaan TUHAN; yang tidak ada menjadi ada, yang mustahil menjadi tidak mustahil. Inilah buah yang manis.

      Wanitatekun dalam penggembalaan sehingga lidah diubahkan--sampai menyembah TUHAN--, hasilnya ada pemulihan nikah-buah nikah, sakit disembuhkan, sampai semuanya menjadi manis. Dalam kebaktian kaum wanita, ada doa penyembahan juga. Mari gunakan untuk menyembah TUHAN. Dari pada menjilat muntah, lebih baik menjilat roti dan menyembah TUHAN: 'TUHAN tolong anakku, suamiku.' Sampai semuanya manis.

      Sikap hidup anak-anakyaitu tunduk--jangan sombong--, sama dengan taat sampai daging tidak bersuara lagi.

      Ini semuanya berlaku untuk kita semua secara umum. Semuanyaharus mantap dalam pengggembalaan, tidak boleh lagi ada egois, tidak boleh bergantung uang--harus bergantung kepada TUHAN--, dan tangan belas kasih-Nya mampu mengadakan yang tidak ada menjadi ada, yang mustahil menjadi tidak mustahil.

      Semuanyaharus tekun dalam penggembalaan, jangan terhilang--supaya jangan terhilang nikahnya, keselamatannya--, tetapi semuanya mengalami pemulihan.

      Semuanyaharus tunduk, jangan sombong; taat dengar-dengaran kepada TUHAN--kepada firman pengajaran yang benar-- sampai daging tidak bersuara. Anak muda tunduk kepada orang tua jasmani di rumah, orang tua rohani itulah gembala, sampai orang tua sorgawi. Ini urut!

    • Dipakai oleh TUHAN dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir--kegerakan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna. Kita semuanya dipakai dalam kegerakan yang besar.

    • Sampai yang terakhir, jika Yesus datang kembali kedua kali, kita diubahkan menjadi sempurna, sama mulia seperti Dia, yaitu tidak salah dalam perkataan; hanya menyeru: Haleluya. Inilah buah yang paling manis. Kita akan terangkat di awan-awan yang permai, sampai duduk di takhta sorga bersama dengan Dia selama-lamanya.

Inilah buah yang manis. Semoga perpanjangan umur kita digunakan di dalam penggembalaan dengan sungguh-sungguh, supaya terjadi pembaharuan dan kita memakan buah yang manis. Semakin dibaharui, hidup itu semakin manis. Sampai yang termanis, yaitu kita bertemu dengan Yesus di awan-awan dan berada di takhta sorga untuk selamanya.

Saat ini ada perjamuan suci. Yang pahit-pahit, yang getir sudah diminum oleh Yesus di kayu salib. Saat ini juga TUHAN akan memberikan buah yang manis. Mungkin kita datang dengan keadaan seperti ayah atau laki-laki, ibu atau perempuan, anak, sudah gagal dan lain-lain, semuanya sudah ditanggung oleh Yesus di kayu salib. Kita pulang dengan buah yang manis dari sorga.

TUHAN memberkati kita.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 15 September 2020 (Selasa Sore)
    ... Allah di bumi yaitu tubuh kita dan tempat kita beribadah melayani. Sekarang Tabut Perjanjian masih dalam bentuk kabarnya yaitu Kabar Mempelai firman pengajaran yang lebih tajam dari bermata dua. Kita harus mengutamakan Kabar Mempelai setiap kali kita beribadah melayani sehingga tubuh jiwa dan roh kita diisi oleh Kabar Mempelai. Oleh sebab itu tujuan ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 28 Februari 2010 (Minggu Sore)
    ... akan uang yang membuat manusia menjadi kikir dan serakah. Kejahatan ini juga satu paket dengan kemalasan tidak setia . Tipu muslihat termasuk dusta. Kita tidak boleh berdusta apapun resiko yang harus kita tanggung. Kemunafikan. Kedengkian termasuk iri hati benci dan dendam. Fitnah. Kalau hal ini dibuang maka kita bisa bertobat ...
  • Ibadah Paskah Malang, 12 April 2009 (Minggu Pagi)
    ... yang dijual harus kembali kepada pemiliknya tanpa syarat budak-budak belian harus dibebaskan tanpa syarat. Jadi pada tahun Yobel Tuhan mampu mengembalikan apa-apa yang sudah hilang dari kita. Sekarang firman penggembalaan bunyi sangkakala mampu mengembalikan apa-apa yang sudah hilang dari kita. Kuasa kebangkitan juga mampu mengembalikan apa-apa yang sudah hilang dari kita. Firman ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 17 April 2016 (Minggu Sore)
    ... puluh tahun lamanya. . Itulah sebabnya Aku murka kepada angkatan itu dan berkata Selalu mereka sesat hati dan mereka tidak mengenal jalan-Ku . sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku. 'tidak mengenal jalan-Ku' sesat. Dulu yang keluar dari Mesir . laki-laki berumur tahun ke atas--tidak termasuk perempuan ...
  • Ibadah Doa Semalam Suntuk Session II Malang, 18 Januari 2017 (Rabu Dini Hari)
    ... di sungai Nil maka lama-kelamaan pasti akan tenggelam. Sungai Nil menunjuk pada pengalaman kematian arus duniawi pergaulan dunia kesibukan dunia kesulitan-kesulitan dunia yang banyak membuat putus asa ajaran palsu. Supaya bisa bertahan di sungai Nil maka peti pandan ini harus dipakal dengan gala-gala dan ter. Gala-gala menunjuk pada firman Allah. ...
  • Ibadah Jumat Agung Surabaya, 10 April 2009 (Jumat Pagi)
    ... sudah hilang dari manusia. Lalu apa yang sudah hilang dari manusia ini Kejadian - kehilangan yang paling dasyat. Yang sudah hilang dari manusia yaitu pada saat Adam dan Hawa berdosa mereka kehilangan pakaian telanjang. Dan ini mengakibatkan kehilangan yang lainnya. Roma Akibat kehilangan pakaian manusia juga kehilangan pakaian kemuliaan. Suatu kehilangan yang fatal. Tidak ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 24 November 2017 (Jumat Sore)
    ... semua gereja Tuhan di akhir zaman dalam langkah-langkah perhentian ketenangan damai sejahtera atau kabar mempelai menuntun kita untuk hidup dalam perhentian ketenangan damai sejahtera di tengah padang gurun dunia yang penuh dengan badai. Praktik hidup dalam ketenangan kabar mempelai menuntun kita untuk hidup dalam perdamaian dengan semua orang--bukan saling memusuhi ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 05 Desember 2016 (Senin Sore)
    ... rohani mati rohani-- tidak bisa berdoa menyembah TUHAN--doanya tidak dijawab oleh TUHAN. Jika ini dilanjutkan ia akan terpisah selamanya dengan TUHAN masuk kematian kedua itulah neraka. Wahyu - . Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu. ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 27 Juli 2013 (Sabtu Sore)
    ... terkenal mencari kedudukan uang kesukaan dunia sehingga tidak mengutamakan bahkan meniadakan firman. Akibatnya Keluaran Diterimanyalah itu dari tangan mereka dibentuknya dengan pahat dan dibuatnyalah dari padanya anak lembu tuangan. Kemudian berkatalah mereka Hai Israel inilah Allahmu yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir Dan keesokan harinya pagi-pagi maka mereka ...
  • Ibadah Doa Malang, 09 Juni 2015 (Selasa Sore)
    ... dalam pakaian putih. Wahyu Tetapi di Sardis ada beberapa orang yang tidak mencemarkan pakaiannya mereka akan berjalan dengan Aku dalam pakaian putih karena mereka adalah layak untuk itu. Ini sama dengan pengikutan murid-murid. Matius - tentang hal mengikut Yesus. Ada golongan pengikutan kepada Yesus Golongan ahli Taurat Matius - sama ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.