RINGKASAN LAINNYA
Ibadah Doa Surabaya, 16 September 2009 (Rabu Sore)
Pembicara: Sdr. Budi Tampubolon
Matius 24: 32-35
NUBUAT TENTANG POHON ARA/ISRAEL
Pembaharuan/keubahan hidup ini bagaikan pohon ara yang... Ibadah Doa Malang, 06 Februari 2020 (Kamis Sore)
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Wahyu 11:1 11:1 Kemudian diberikanlah kepadaku sebatang buluh,... Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 05 Agustus 2013 (Senin Sore)
Salam sejahtera dalam kasih
sayangnya Tuhan kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat
mendengarkan Firman Tuhan. Biarlah damai... Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 17 Juli 2019 (Rabu Sore)
Salam
sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat
malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai... Ibadah Doa Surabaya, 01 Mei 2017 (Senin Sore)
Dari siaran
langsung ibadah di Medan
Salam
sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat
malam, selamat mendengarkan... Ibadah Raya Malang, 04 Oktober 2020 (Minggu Pagi)
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Wahyu 11:15-19 bicara tentang bunyi sangkakala yang... Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 28 Mei 2015 (Kamis Sore)
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Wahyu 3:1-3 3:1 "Dan... Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 24 Januari 2015 (Sabtu Sore)
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Lukas 8 menunjuk pada Pelita Emas. Dalam... Ibadah Raya Malang, 20 Oktober 2013 (Minggu Pagi)
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Kitab Wahyu terdiri dari 22 pasal... Ibadah Kaum Muda Remaja Surabaya, 28 Februari 2015 (Sabtu Sore)
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Lukas 8 menunjuk pada Pelita Emas. Dalam... Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 21 Januari 2013 (Senin Sore)
Salam
sejahtera dalam kasih sayangnya Tuhan kita Yesus Kristus. Selamat
malam, selamat mendengarkan Firman Tuhan. Biarlah damai... Ibadah Doa Malam Surabaya, 03 April 2013 (Rabu Malam)
Salam
sejahtera dalam kasih sayangnya Tuhan kita Yesus Kristus. Selamat
malam, selamat mendengarkan Firman Tuhan. Biarlah damai... Ibadah Kaum Muda Remaja, 02 April 2011 (Sabtu Sore)
ad. 7. Sengsara salib mengenai pemakaman-Nya/penguburan-Nya. Markus 15:42-45 20:42 Sementara itu hari mulai malam, dan... Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 18 Agustus 2020 (Selasa Sore)
Salam
sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Wahyu
11: 15-19 bicara
tentang bunyi
sangkakala yang ketujuh atau nafiri... Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 23 Januari 2017 (Senin Sore)
Pembicara: Pdm.
Youpri Ardiantoro
Puji TUHAN, salam sejahtera, selamat
malam, selamat beribadah di dalam kasih sayangnya TUHAN kita,...
TRANSKRIP LENGKAP
Umum Surabaya (Minggu Sore, 07 Desember 2014)
Tayang: 16 Juni 2020
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 30 November 2014)
Tayang: 16 Juni 2020
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Doa Surabaya (Rabu, 26 November 2014)
Tayang: 10 Mei 2019
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 24 November 2014)
Tayang: 10 Mei 2019
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 23 November 2014)
Tayang: 07 Januari 2019
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Doa Surabaya (Rabu, 19 November 2014)
Tayang: 07 Januari 2019
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 17 November 2014)
Tayang: 07 Januari 2019
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 09 November 2014)
Tayang: 22 Agustus 2018
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Doa Surabaya (Rabu, 05 November 2014)
Tayang: 04 Juni 2018
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 03 November 2014)
Tayang: 04 Juni 2018
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 02 November 2014)
Tayang: 03 Maret 2018
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 20 Oktober 2014)
Tayang: 13 Desember 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 13 Oktober 2014)
Tayang: 13 Desember 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 12 Oktober 2014)
Tayang: 24 Oktober 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Doa Surabaya (Rabu, 08 Oktober 2014)
Tayang: 18 September 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 06 Oktober 2014)
Tayang: 05 September 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 05 Oktober 2014)
Tayang: 05 September 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Doa Surabaya (Rabu, 01 Oktober 2014)
Tayang: 05 September 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 29 September 2014)
Tayang: 24 Juni 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 21 September 2014)
Tayang: 19 Mei 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Untuk Koneksi Lambat, silahkan buka http://id.gptkk.org
Transkrip lengkap dari ibadah penggembalaan di Malang dan Surabaya, semuanya di bawakan oleh gembala sidang Pdt. Widjaja Hendra.
Silahkan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau mungkin ingin berlangganan majalah Manna dan silahkan kirim email ke widjaja_h [at] yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala
silahkan ganti tanda [at] dengan @
|
[versi cetak]
Cari rekaman ibadah ini di: http://www.kabarmempelai.org
Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 08 Agustus 2016 (Senin Sore)
Dari
Rekaman Ibadah Pendalaman Alkitab di Medan
Salam
sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN Yesus Kristus. Selamat
mendengarkan Firman TUHAN, biarlah kasih sayang TUHAN, bahagia TUHAN
dilimpahkan ditengah-tengah kita sekalian.
Kidung
Agung 2: 3
2:3.
--Seperti pohon apel di antara pohon-pohon di
hutan, demikianlah kekasihku di antara teruna-teruna.
Di bawah naungannya aku ingin duduk, buahnya manis bagi
langit-langitku.
'teruna'
= laki-laki.
Pohon
apel merupakan pohon yang rindang, bunganya harum dan rasanya manis,
ini menunjuk pada pribadi Yesus--'laki-laki'--dalam
kemuliaan sebagai raja dan mempelai pria sorga; sebagai tempat
naungan bagi kita semuanya di padang gurun dunia ini.
'di
antara pohon-pohon di hutan' = banyak pohon di hutan.
Pohon-pohon di hutan adalah segala sesuatu di dunia selain
Yesus--bisa figur manusia, harta benda, keuangan, kedudukan,
kepandaian dan lain-lain--yang hanya menimbulkan keinginan dan hawa
nafsu daging, sehingga membuat kita tidak bisa mengasihi TUHAN,
bahkan berbuat dosa--jatuh bangun dalam dosa sampai puncaknya
dosa. Puncaknya dosa adalah dosa makan minum, dan kawin
mengawinkan. Pohon di hutan mungkin kelihatan lebih rindang, tetapi
di dalamnya ada ular dan lain-lain.
Di
mana yang kita pilih? Mau memilih pohon apel atau pohon-pohon di
hutan? Jika kita memilih/mengasihi Yesus lebih dari segala sesuatu di
dunia ini, maka kita mendapatkan dua hal:
- 'Di
bawah naungannya aku ingin duduk'
= naungan TUHAN di padang gurun dunia yang panas dan tandus, supaya
kita tidak hancur bersama dunia.
- 'buahnya
manis bagi langit-langitku'
= kita bisa memakan buah yang manis di padang gurun dunia yang
bersuasana kutukan--pahit, getir, susah payah, letih lesu, beban
berat, banyak air mata.
Pada
kesempatan yang lalu kita sudah belajar buah yang manis, yaitu buah
pertobatan, buah-buah terang sampai buah-buah Roh Kudus. Saat ini
kita masih belajar tentang buah yang manis.
Pada
kesempatan yang lalu, memakan buah yang manis menghasilkan buah
pertobatan (saat bertobat itu manis), buah-buah terang
(buah kebenaran dan keadilan, sehingga hidup itu menjadi manis),
sampai buah-buah Roh (inilah yang termanis). Saat ini,
memakan buah yang manis adalah mengalami keubahan hidup
atau pembaharuan dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti
Yesus.
Semakin dibaharui, hidup kita semakin manis (semakin
memakan buah yang manis). Sampai puncak pembaharuan, yaitu kita
menjadi sempurna, sama mulia seperti Yesus--buah yang termanis dan
kekal selamanya. Inilah rahasia dalam kehidupan ini. Bukan
pohon-pohon rindang yang menentukan! Kami sebagai hamba TUHAN berdoa,
supaya bapak, ibu, kaum muda kaya, diberkati, pandai, tetapi bukan
itu yang menentukan. Yang menentukan hanya satu pohon, itulah pribadi
Yesus--pohon apel.
Dengan apa kita mengalami pembaharuan
atau keubahan hidup?
- 1
Petrus 1: 23-25
1:23
Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana,
tetapi dari benih yang tidak fana, oleh
firman Allah,
yang hidup dan yang kekal. 1:24. Sebab: "Semua yang hidup
adalah seperti rumput dan segala kemuliaannya seperti bunga rumput,
rumput menjadi kering, dan bunga gugur, 1:25 tetapi firman Tuhan
tetap untuk selama-lamanya." Inilah firman yang disampaikan
Injil kepada kamu.
'Karena
kamu telah dilahirkan kembali'
= dilahirkan baru.
Yang pertama adalah kita mengalami
pembaharuan lewat
kuasa firman Allah atau firman pengajaran yang benar.
Dalam
Tabernakel ini terkena pada alat meja roti sajian, bagi kita
sekarang artinya ketekunan dalam kebaktian
pendalaman alkitab dan perjamuan suci.
Ini penting dan gunakan waktu sungguh-sungguh.
Sehebat apapun
manusia daging di dunia ini--kaya, pandai, kedudukan tinggi dan
lain-lain--, jika tidak diisi--tidak makan-- firman pengajaran yang
benar, hidupnya hanya seperti rumput yang kering dan layu. Padi atau
beras, berasal dari golongan rumput-rumputan. Rumput yang kering
dan layu artinya
- Tidak
tahan uji, artinya gampang putus asa, kecewa--tidak jarang ada yang
bunuh diri--, tinggalkan TUHAN, tinggalkan rumah tangga dan
bermacam-macam. Sekalipun mengatakan dia hamba TUHAN, pelayan
TUHAN, tetapi kalau tidak mau diisi firman pengajaran--kebaktian
pendalaman alkitab dan perjamuan suci--, ia tidak akan tahan uji.
Kalau terkena panas, akan layu.
- Fana,
artinya tidak kekal dan binasa selamanya.
Sekali
lagi, bekerja yang keras, kuliah yang keras, tetapi jangan lupa
ambil waktu untuk diisi firman dan perjamuan suci. Harus! TUHAN
tolong kita semuanya.
"Kita
saat ini diuji. Kebaktiannya pagi-pagi jam 8. Banyak yang masih
masak. Kalau dulu masak bangun jam 7, sekarang bangun jam 4 untuk
masak dulu. Harus ada usaha dan jangan dijadikan alasan. Inilah
ujian, apakah kita manusia rumput atau sudah diisi firman? Kalau ada
antikris bagaimana kita nanti? Sebagai hamba TUHAN saya hanya
mengalir saja. Saya tidak ada rencana, mengalir saja, ikuti geraknya
TUHAN. Kalau dari TUHAN, akan lanjut. Kalau tidak, saya juga tidak
tahu. Yang penting kita ada usaha. TUHAN tolong kita
semuanya."
Kalau
kehidupan itu mau diisi firman dan perjamuan suci, kita akan
mengalami keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani
seperti TUHAN Yesus. keubahan
hidup dimulai dari tahan
uji,
sampai dengan sempurna seperti Dia--sampai hidup kekal bersama
dengan Dia. Inilah kegunaan firman dan perjamuan suci.
- Titus
3: 5
3:5
pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan
baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh
permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan
yang dikerjakan oleh Roh Kudus,
Yang
kedua adalah kita mengalami pembaharuan lewat
kuasa Roh Kudus.
Dalam Tabernakel ini terkena pada alat pelita emas, bagi
kita sekarang artinya
ketekunan dalam kebaktian umum
(ibadah raya).
Sehebat apapun manusia daging--kaya, pandai,
kedudukan tinggi--, jika tidak diisi oleh Roh Kudus, ia tidak
berguna ('daging
sama sekali tidak berguna, Roh yang memberi hidup').
Tidak berguna artinya hanya mengikuti keinginan hawa nafsu daging,
sehingga berbuat dosa sampai puncaknya dosa. Biarpun kaya, hebat
tetapi kalau berbuat dosa, tidak ada gunanya. Misalnya: tubuh
yang normal, tangan digunakan untuk makan, ini berguna. Biarpun
tangannya kecil (tidak latihan fitnes), tetapi bisa berguna untuk
makan. Sebaliknya, biarpun tangannya besar, kalau tangannya memukuli
diri sendiri (tangannya mencekik leher sendiri), ia tidak berguna
dan berbuat dosa--berbuat dosa itu merusak. Semakin hebat/kuat
tangannya, semakin cepat matinya.
Inilah contoh-contoh yang
gampang, karena kita ini tubuh Kristus. Sebab itu alkitab berani
menuliskan: 'Tanpa
Roh Kudus, manusia daging tidak berguna, bahkan binasa.'
Tidak berguna; hanya mengikuti keinginan daging, hawa nafsu daging,
melakukan perbuatan-perbuatan dosa sampai puncaknya dosa, bahkan
sampai binasa--tidak hidup.
Roma
8: 13 8:13
Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika
oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu,
kamu akan hidup.
Pembaharuan
sama dengan Roh Kudus mematikan perbuatan-perbuatan daging, sehingga
kita bisa melakukan
perbuatan benar dan baik
yang berkenan kepada TUHAN dan sesama--berguna bagi TUHAN dan
sesama--, dan membawa kita kepada hidup kekal selama-lamanya.
Tadi,
tanpa firman kita hanya seperti rumput. Sekalipun hebat, sebentar
lagi terkena panas, akan loyo--tidak tahan uji. Mari, kita diisi
dengan firman dan Roh Kudus.
- Zefanya
3: 17
3:17
TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi
kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia
membaharui engkau dalam kasih-Nya,
Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai,
Yang
ketiga adalah kita mengalami pembaharuan lewat
kasih Allah.
Dalam
Tabernakel ini terkena pada alat mezbah dupa emas, bagi kita
sekarang artinya ketekunan
dalam kebaktian doa penyembahan.
Sehebat apapun manusia daging--kaya, pandai dan
sebagainya--, kalau tidak diisi kasih Allah, ia tidak berguna; tidak
berarti apa-apa, bahkan berada di dalam maut--kebinasaan. Bisa
dibaca dalam 1 Korintus 13 (Kidung Agungnya perjanjian baru) tentang
kasih: 'tanpa
kasih, biarpun bisa berbahasa Roh, berbahasa malaikat, tidak ada
faedahnya/tidak ada gunanya.'
Jangankan hebat secara jasmani--kaya dan sebagainya--, bahkan
yang hebat secara rohanipun--bisa berbahasa malaikat--, tanpa kasih
ia tidak berarti apa-apa, bahkan berada di dalam maut atau
kebinasaan.
1
Yohanes 3: 14 3:14.
Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam
hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa
tidak mengasihi,
ia tetap
di dalam maut.
Tanpa
kasih--hanya kebencian--kita tetap di dalam maut--kebinasaan
selamanya. Oleh sebab itu kita harus diisi dengan kasih Allah,
sehingga mengalami pembaharuan, yaitu bisa
mengasihi
TUHAN lebih dari semuanya dan mengasihi sesama seperti diri sendiri,
bahkan mengasihi musuh, sampai kita sempurna seperti Dia.
Contohnya: saya selalu terangkan dalam tubuh ini. Biarpun
mulut salah, gigit-gigit, lalu tangan tergigit sampai keluar darah,
tidak mungkin membalas. Mungkin ada darahnya dimulut, malah
dibersihkan. Itulah kasih.
Kita gampang mengucapkannya,
tetapi praktiknya harus dengan pertolongan TUHAN. Sebab TUHAN sudah
terlebih dahulu memberikan contoh, bagaimana Dia dimusuhi, tetapi
Dia ingat semuanya dan mengasihi musuh: 'Bapa
ampunilah mereka semuanya.'
Sebagai mempelai pria sorga, Dia sangat mengasihi calon mempelai
wanita-Nya. Ini juga merupakan teladan dalam rumah tangga. Namanya
manusia daging--sebagai suami atau sebagai isteri--, mungkin ada
salah, tetapi kalau ada kasih, kita siap mengampuni semuanya.
Mengasihi musuh, yaitu berdoa untuk orang yang merugikan
kita, siap mengampuni dan melupakannya.
Dimulai dari rumah
tangga terlebih dahulu--antara suami isteri, anak-orang tua,
kakak-adik. Kalau dalam rumah tangga kita tidak bisa mengasihi, lalu
kepada orang lain bisa mengasihi, bahaya! Ini bukan kasih, melainkan
kemunafikan besar dan kenajisan.
Jadi
bisa disimpulkan, dengan apa
kita dibaharui? Dengan firman lewat
kebaktian pendalaman alkitab dan perjamuan suci, dengan Roh
Kudus lewat kebaktian umum, dan dengan kasih Allah
lewat kebaktian doa penyembahan.
Jadi di mana
kita bisa mengalami pembaharuan? Di dalam ketekunan dalam tiga
macam ibadah pokok, sama dengan kandang penggembalaan
(ruangan suci). Semuanya--gembala, domba-domba--harus selalu berada
di dalam kandang penggembalaan. Hari-hari ini mari kita menjadi
kehidupan yang tergembala.
Apa yang dibaharui oleh firman,
Roh Kudus dan kasih Allah di dalam kandang penggembalaan?
- Matius
14: 15-21
14:15
Menjelang malam, murid-murid-Nya datang kepada-Nya dan berkata:
"Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah orang
banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa."
14:16 Tetapi Yesus berkata kepada mereka: "Tidak perlu
mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan." 14:17 Jawab
mereka: "Yang ada pada kami di sini hanya lima
roti dan dua ikan."
14:18 Yesus berkata: "Bawalah ke mari kepada-Ku." 14:19
Lalu
disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput.
Dan setelah diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah
ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan
memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya
membagi-bagikannya kepada orang banyak. 14:20 Dan mereka
semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan
potongan-potongan roti yang sisa, dua belas bakul penuh. 14:21
Yang
ikut makan kira-kira lima ribu laki-laki,
tidak termasuk perempuan dan anak-anak.
'Menjelang
malam'
= akhir zaman.
Pembaharuan pertama (pembaharuan laki-laki
atau suami):
harus
duduk di atas rumput,
sama dengan mantap
di dalam penggembalaan--bukan jalan-jalan--, sama dengan bisa makan
atau menikmati firman penggembalaan, sehingga bisa terjadi
mujizat--lima roti, dua ikan untuk lima ribu orang.
Selama
laki-laki, suami, gembala belum mantap dalam penggembalaan, ia tidak
akan pernah mengalami mujizat. Kami sebagai hamba TUHAN seringkali
jalan ke sana ke mari, minta ke sana ke mari--mau membangun gereja
minta-minta--, mungkin mendapatkan, tetapi tidak terjadi
mujizat--tetap menjadi pengemis seperti Barthemeus. Kalau duduk,
tidak jalan-jalan--pembangunan rumah TUHAN, terserah TUHAN--TUHANlah
yang akan mengadakan mujizat. Inilah seringkali kesalahan kita.
Apa yang dibaharui dalam pembaharuan laki-laki? Pembaharuan
karakter.
- Karakter
laki-laki yaitu egois. Dalam pembacaan ayat ini, laki-laki
mengumpulkan orang untuk datang mendengarkan firman, setelah malam
disuruhnya pulang: 'Dari
pada memberi makan lima ribu orang, sana pulang cari makan
sendiri!'
Ini egois! Egois artinya kepentingan diri sendiri.
Egois
diubahkan menjadi bertanggung
jawab--laki-laki,
suami, gembala yang bertanggung jawab. TUHAN tekankan: "Kamu
harus memberi mereka makan"
Laki-laki, suami bertanggung jawab secara:
- Secara
jasmani--sekalipun gajinya lebih kecil dari isteri, tidak peduli,
yang penting bertanggung jawab--, yaitu pemeliharaan hidup secara
jasmani.
- Juga
secara rohani --kalau sudah duduk di rumput atau mantap dalam
penggembalaan satu waktu isteri dan anak-anak akan duduk di rumput
juga--, yaitu mengarahkan isteri dan anak untuk masuk
penggembalaan yang benar dan baik. Inilah tugas atau tanggung
jawab suami. Termasuk kami sebagai gembala--untuk membawa jemaat
masuk dalam penggembalaan yang benar.
- Yohanes
6: 8-9
6:8
Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus,
berkata kepada-Nya: 6:9 "Di sini ada seorang anak, yang
mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah
artinya itu untuk orang sebanyak ini?"
"apakah
artinya itu untuk orang sebanyak ini?"
= untuk apa? Dijilat saja sudah habis. Laki-laki sering menggunakan
logika, bukan iman.
Karakter
laki-laki yaitu banyak menggunakan logika, sehingga mengecilkan
kuasa firman dan membesarkan pencobaan. Seperti kisah sepuluh
pengintai. Sebenarnya sudah merasakan kuasa firman, tetapi begitu
ada halangan, mulai mengecilkan kuasa firman.
Banyak
menggunakan logika dibaharui menjadi menggunakan
iman,
sehingga kita bergantung kepada kuasa firman dan TUHAN akan
mengadakan mujizat di tengah-tengah kita.
- Yohanes
6: 7
6:7
Jawab Filipus kepada-Nya: "Roti
seharga dua ratus dinar
tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat
sepotong kecil saja."
Karakter
laki-laki yaitu banyak menggunakan kekuatan sendiri, kekuatan
dunia--keuangan, kepandaian, kedudukan dan sebagainya--, sehingga
tidak mengandalkan TUHAN. Akibatnya adalah hancur.
Menggunakan
kekuatan sendiri dibaharui menjadi mengandalkan
TUHAN
lebih dari yang lainnya dan TUHAN akan mengadakan mujizat di
tengah-tengah kita semuanya; yang tidak ada menjadi ada, yang
mustahil menjadi tidak mustahil.
Hari-hari
ini gunakan iman dan andalkan TUHAN, sehingga akan terjadi
pemecahan roti--lima
roti, dua ikan bisa memberi makan lima ribu orang. Tangan Gembala
Agung mengadakan mujizat dari tidak ada menjadi ada; yang mustahil
menjadi tidak mustahil. TUHAN tolong kita.
- Matius
15: 21-28
15:21.
Lalu Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon.
15:22 Maka datanglah seorang
perempuan Kanaan
dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak
Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita."
15:23 Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu
murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: "Suruhlah ia
pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak." 15:24
Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang
dari umat Israel." 15:25 Tetapi perempuan itu mendekat dan
menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku."
15:26 Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti
yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."
15:27 Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun
anjing itu makan remah-remah
yang jatuh dari meja tuannya." 15:28 Maka Yesus menjawab
dan berkata kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah
kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga
anaknya sembuh.
Pembaharuan
kedua (pembaharuan wanita
atau isteri):--tadi
suami harus duduk dulu atau mantap dalam penggembalaan--yaitu
tekun dalam penggembalaan--jangan
terhilang dari penggembalaan.
Kalau wanita atau isteri terhilang dari penggembalaan--tidak setia
lagi--, nasibnya akan seperti perempuan Kanani--kehilangan
kebahagiaan, sangat menderita, nikah dan buah nikahnya terhilang
juga.
Wanita atau isteri harus tekun dalam penggembalaan
apapun halangannya. Perempuan ini mau datang kepada Yesus, Yesus
tidak menjawab, kemudian dilarang oleh murid-murid, tetapi dia terus
datang. Inilah ketekunan!
Jangan terhilang dari
penggembalaan, tetapi harus tekun dalam kandang penggembalaan. Kalau
wanita atau isteri tekun dalam penggembalaan, maka akan mengalami
pembaharuan lidah--ada
istilah 'anjing'--, yaitu lidah anjing yang menjilat muntah
diubahkan menjadi lidah yang menjilat roti. Seorang wanita, ibu,
hati-hati dalam kata-kata.
Oleh sebab itu harus tekun dalam
penggembalaan. Begitu terhilang dari penggembalaan, kata-katanya
kacau, sehingga membuat nikah dan buah nikah terhilang, terhilang
kebahagiannya, menjadi sangat menderita. Mari bertekun dalam kandang
penggembalaan, sehingga terjadi pembaharuan lidah. Lidah anjing yang
menjilat muntah diubahkan menjadi lidah yang menjilat roti, artinya
sangat membutuhkan dan menikmati firman penggembalaan, sampai tidak
ada yang terlewatkan--remah-remah roti dijilat sampai tidak ada yang
terlewatkan. Ini sekarang sama dengan pembaharuan dari perkataan
yang sia-sia--remah-remah itu sampai kecil-kecil--menjadi perkataan
yang benar dan baik.
Perkataan sia-sia--yang kecil-kecil--seringkali dianggap
tidak salah atau yang tidak kita sadari. Mungkin dianggap sebagai
dosa dusta yang kecil: 'Cuma
begini saja.'
Mohon
maaf, wanita atau isteri bisa diartikan secara khusus itulah wanita
secara jasmani. Tetapi secara umum diartikan semua gereja TUHAN.
Lidah yang sia-sia seringkali menyalahkan orang lain, terutama
suami, sampai menyalahkan TUHAN--firman pengajaran yang benar. Tadi
karakter laki-laki: egois-kepentingan sendiri, tidak ingat isteri
dan anak (gembala tidak ingat domba), tidak bertanggung jawab--,
diubahkan menjadi bertanggung jawab. Mengandalkan kepandaian
diubahkan menjadi mengandalkan TUHAN dan TUHAN mengadakan
mujizat.
Isteri,
kuncinya di lidah ini.
Lidah sering menyalahkan orang lain, terutama suami, sampai
menyalahkan TUHAN.
Lidah ini harus diubahkan menjadi:
- Lidah
yang menyalahkan
diri sendiri.
Matius
15: 25 15:25
Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata:
"Tuhan,
tolonglah aku."
"Tuhan,
tolonglah aku."
= anaknya yang sakit tetapi berkata: tolonglah aku. Ini artinya aku
yang salah. Ini terjadi--nikahku begini, anakku begini--karena aku
yang salah. Demikian kami gembala-gembala, kalau jemaat tercerai
berai: 'TUHAN,
tolonglah aku'
(aku yang salah, apa kekuranganku), jangan berkata: 'Memang
jemaat ...'
Kalau begini, tidak akan pernah maju.
Paling gampang
menunjukkan salah orang lain, tetapi kita tidak akan pernah
maju--hanya tangan kita yang maju (menunjuk orang lain). Tetapi
kalau tangan kita yang mundur (menunjuk diri kita sendiri), kitalah
yang akan maju ke depan.
- Matius
15: 27
15:27
Kata perempuan itu: "Benar
Tuhan,
namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja
tuannya."
Ayat
27= benar TUHAN, saya anjing (mengakui semuanya).
Yang
kedua: lidah membenarkan
firman TUHAN.
Dalam setiap ibadah, kita harus membenarkan firman, dan pasti bisa
menyalahkan diri sendiri. Kalau dalam ibadah kita mulai mencari
kesalahan--mulai mengkritik--satu waktu akan sangat menderita
(sesuatu yang buruk akan terjadi).
- Kalau
kita sudah membenarkan firman dan menyalahkan diri sendiri, maka
lidah diubahkan sampai bisa menyembah
TUHAN.
Seorang wanita harus banyak menyembah TUHAN.
Menyembah
TUHAN sama dengan menghasilkan perkataan iman--yakin kepada TUHAN.
Matius
15: 28 15:28
Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu, besar
imanmu,
maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika
itu juga anaknya sembuh.
Di sini dituliskan: 'Hai
ibu, besar imanmu.'
Dalam Markus 7 dituliskan: 'Karena
kata-katamu.'
Markus
7:
29 7:29
Maka kata Yesus kepada perempuan itu: "Karena
kata-katamu itu,
pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu."
Jika
digabungkan menjadi 'kata-kata iman'= perkataan iman. Inilah
penyembahan. Mungkin kita tidak bicara, tetapi hanya: 'Haleluya
Yesus, tolong saya TUHAN, tolong nikahku.'
Inilah perkataan iman--menyembah kepada TUHAN--, dan saya yakin
TUHAN bisa melakukan semuanya bagi kita.
Jika sudah
mengalami pembaharuan lidah, maka Yesus Gembala Agung berbelas
kasihan untuk mengadakan mujizat--iman + belas kasih = mujizat--,
baik jasmani maupun rohani, yaitu sakit menjadi sembuh--anaknya
yang sakit disembuhkan--, nikah dan buah nikah yang hancur
dipulihkan oleh TUHAN. Inilah memakan buah yang manis.
Tadi
laki-laki duduk mantap dalam penggembalaan, akan memakan buah manis.
Gembala Agung berbelas kasih untuk memecahkan roti; yang tidak ada
menjadi ada untuk memelihara kita, yang mustahil menjadi tidak
mustahil untuk memberikan pertolongan bagi kita.
Demikian
juga wanita. Buah yang pahit getir--buah semak duri--digantikan
dengan buah yang manis; sakit menjadi sembuh, nikah dan buah nikah
yang hancur dipulihkan kembali.
Suami mantap dalam
penggembalaan. Isteri bertekun dalam penggembalaan, jangan
tinggalkan atau terhilang dari penggembalaan.
Bahaya! Kalau terhilang, nanti semuanya akan terhilang; yang
manis-manis akan terlepas semuanya, tinggal penderitaan yang pahit
getir. Sebaliknya, kalau kita bertekun, maka yang pahit akan menjadi
manis.
- Lukas
7: 11-14
7:11.
Kemudian Yesus pergi ke suatu
kota yang bernama Nain.
Murid-murid-Nya pergi bersama-sama dengan Dia, dan juga orang banyak
menyertai-Nya berbondong-bondong. 7:12 Setelah Ia dekat pintu
gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, anak
laki-laki,
anak tunggal ibunya yang sudah janda, dan banyak orang dari kota itu
menyertai janda itu. 7:13 Dan ketika Tuhan melihat janda itu,
tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya:
"Jangan menangis!" 7:14 Sambil menghampiri usungan itu
Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata:
"Hai
anak muda,
Aku berkata kepadamu, bangkitlah!"
Pembaharuan
ketiga (pembaharuan anak
muda;
anak-anak, remaja muda): harus
berada di Nain.
Kalau
keluar dari Nain, menuju kuburan. Nain artinya padang
rumput--penggembalaan--, tempat yang menyenangkan.
Kaum
muda--kita semuanya--harus berada di Nain, artinya jadikan
penggembalaan sebagai tempat yang paling menyenangkan.
Keluar dari penggembalaan, akan menuju kuburan--mati rohani,
kering rohani, sampai binasa selamanya. Ini pentingnya
penggembalaan! Pembaharuan itu terjadi dalam penggembalaan; dengan
firman (ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab), dengan Roh Kudus
(ketekunan dalam ibadah raya), dengan kasih Allah (ketekunan dalam
ibadah doa penyembahan). Waktu Yesus lahir; Allah lahir menjadi
manusia--ini mujizat atau pembaharuan--, di kandang--kandang
penggembalaan. Ini menunjukkan kepada kita, pentingnya kandang
penggembalaan.
Kalau suami mantap dalam penggembalaan,
Gembala Agung berbelas kasih, sehingga terjadi mujizat untuk
pemeliharaan dan pertolongan. Isteri bertekun, tidak terhilang,
tangan Gembala Agung berbelas kasihan menyelesaikan
semuanya--menjadi manis semuanya. Anak muda, jadikan penggembalaan
sebagai tempat yang paling menyenangkan. Kalau tidak, pasti menuju
kuburan--diskotik, gedung bioskop dan sebagainya. Kalau tidak masuk
tempat menyenangkan dari sorga, pasti akan masuk ke tempat
menyenangkan dari dunia dan mati.
Kalau sudah menjadikan
penggembalaan sebagai tempat menyenangkan, mau ke mana lagi? Kalau
tidak bisa beribadah, sampai minta izin. Ini berarti menjadi tempat
yang menyenangkan. Secara khusus bagi kaum muda, secara umum kita
semuanya, jadikan penggembalaan sebagai tempat yang paling
menyenangkan! Kalau tidak, akan menuju ke tempat paling mengerikan
itulah kuburan.
Penggembalaan menjadi tempat yang paling
menyenangkan atau tidak, yang
menentukan adalah hati
kita.
Kalau hati tulus
dan taat,
pasti penggembalaan yang benar akan menjadi tempat yang paling
menyenangkan. Jadi pintu gerbangnya adalah hati yang baru lewat
baptisan air. Ini menentukan apakah kita ke Nain atau kuburan.
Baptisan air bukan tata cara gereja, tradisi dan sebagainya.
Baptisan air ini menentukan apakah kita ke pintu gerbang
sorga--penggembalaan sampai penggembalaan terakhir; tempat
menyenangkan--, atau ke tempat kuburan--gambaran neraka. Baptisan
air harus sungguh-sungguh dan harus diperiksa--apakah benar baptisan
airnya.
1
Petrus 3: 20-21 3:20
yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat
kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh
sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu
delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu. 3:21. Juga
kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan--maksudnya
bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk
memohonkan hati nurani yang baik
kepada Allah--oleh kebangkitan Yesus Kristus,
'di
mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air
bah itu'
= sedikit yang masuk bahtera atau masuk baptisan air benar. Sebab
banyak yang mempertahankan tradisi, logika.
Syarat baptisan
air yang benar adalah bertobat; mati terhadap dosa-dosa lewat
pekerjaan firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua dan lewat
nasehat firman--ada orang menegor sesuai dengan firman. Bagaimana
kita bisa bertobat kalau firman tidak menunjukkan dosa? Bagaimana
mau mengerti dosa? Kalau pedang firman menunjukkan dosa, kita bisa
mengerti, bertobat--mengaku dosa, diampuni dan jangan berbuat dosa
lagi.
Pelaksaannya, orang mati harus dikuburkan, kalau tidak
dikubur, tidak mengalami hidup baru. Kalau tidak dikubur, tidak akan
bangkit. Kalau dikuburkan, baru bisa bangkit--hidup yang lama
dikuburkan, baru bangkit dalam hidup yang baru. Jadi pelaksanaan
baptisan air yang benar (Roma 6: 4) adalah orang yang sudah mati
terhadap dosa--bertobat--, harus dikuburkan dalam air bersama Yesus,
sehingga keluar++bangkit dari dalam air--bersama Yesus--Yesus mati
dalam tubuh jasmani, lalu bangkit dalam tubuh rohani (kalau tidak
bangkit, tetap sama)--, untuk mendapatkan hidup baru, yaitu hati
nurani yang baik--hati yang tulus dan taat. Dalam Matius 3: 16 waktu
Yesus keluar dari air, Roh bagaikan merpati turun ke
atas-Nya--merpati gambaran dari ketulusan hati.
Hati yang
tulus dan taat adalah pintu gerbang untuk memilih penggembalaan yang
benar dan baik sebagai tempat yang paling menyenangkan. Kalau hati
tidak baik, akan menjadikan penggembalaan sebagai tempat yang paling
membosankan. Gembala harus memberikan makanan yang benar. Tempat
yang paling menyenangkan itu kalau ada makanan yang benar.
Contohnya: kalau kita memelihara bebek, kambing. Sekalipun
diletakkan di tempat yang bagus, tetapi tidak diberikan makan, akan
lapar terus. Biarpun diletakkan di selokan, tetapi diberikan makan,
akan senang. Yang penting ada makanan.
Bagaimana
penggembalaan bisa menjadi tempat yang paling menyenangkan?
Kalau gembala menyediakan makanan yang benar; yang mengenyangkan,
yang memuaskan, dan yang menumbuhkan rohani--menyucikan, mengubahkan
sampai sempurna.
Gembala harus bertanggung jawab juga. Kalau
gembala hatinya tulus dan taat, ia bisa menyediakan makanan yang
benar. Kalau sidang jemaat--domba-domba--memiliki hati yang tulus
dan taat, ia bisa menjadikan penggembalaan sebagai tempat yang
paling menyenangkan. Gembala dan jemaat sama-sama senang.
1
Petrus 5: 5-6
(perikopnya: gembalakanlah kawanan domba Allah) 5:5.
Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah
kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu
seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang
congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." 5:6
Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat,
supaya
kamu ditinggikan-Nya pada waktunya. 1
Petrus 5 = pasal penggembalaan.
Kaum muda dibaharui menjadi
tunduk
(penundukan) = taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara
lagi. Contohnya: Sadrakh, Mesakh, Abednego tunduk. Mereka mau
diapakan oleh raja, tetap tunduk kepada TUHAN. Terhadap raja mereka
juga tunduk, tidak melawan, tidak memberontak.
Tunduk = taat
dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara lagi = mengulurkan
tangan kepada Gembala Agung dan tangan belas kasih Gembala Agung
diulurkan kepada kita untuk meninggikan kita pada waktunya, artinya
- Membuat
berhasil dan indah pada waktunya. Inilah buah yang manis.
Tadi
laki-laki
mantap dalam penggembalaan, sehingga karakternya diubahkan,
hasilnya ada pemeliharaan TUHAN; yang tidak ada menjadi ada, yang
mustahil menjadi tidak mustahil. Inilah buah yang manis.
Wanita
tekun dalam penggembalaan sehingga lidah diubahkan--sampai
menyembah TUHAN--, hasilnya ada pemulihan nikah-buah nikah, sakit
disembuhkan, sampai semuanya menjadi manis. Dalam kebaktian kaum
wanita, ada doa penyembahan juga. Mari gunakan untuk menyembah
TUHAN. Dari pada menjilat muntah, lebih baik menjilat roti dan
menyembah TUHAN: 'TUHAN
tolong anakku, suamiku.'
Sampai semuanya manis.
Sikap hidup anak-anak
yaitu tunduk--jangan sombong--, sama dengan taat sampai daging
tidak bersuara lagi.
Ini semuanya berlaku untuk kita semua
secara umum. Semuanya
harus mantap dalam pengggembalaan, tidak boleh lagi ada egois,
tidak boleh bergantung uang--harus bergantung kepada TUHAN--, dan
tangan belas kasih-Nya mampu mengadakan yang tidak ada menjadi ada,
yang mustahil menjadi tidak mustahil.
Semuanya
harus tekun dalam penggembalaan, jangan terhilang--supaya jangan
terhilang nikahnya, keselamatannya--, tetapi semuanya mengalami
pemulihan.
Semuanya
harus tunduk, jangan sombong; taat dengar-dengaran kepada
TUHAN--kepada firman pengajaran yang benar-- sampai daging tidak
bersuara. Anak muda tunduk kepada orang tua jasmani di rumah, orang
tua rohani itulah gembala, sampai orang tua sorgawi. Ini urut!
- Dipakai
oleh TUHAN dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir--kegerakan
pembangunan tubuh Kristus yang sempurna. Kita semuanya dipakai
dalam kegerakan yang besar.
- Sampai
yang terakhir, jika Yesus datang kembali kedua kali, kita diubahkan
menjadi sempurna, sama mulia seperti Dia, yaitu tidak salah dalam
perkataan; hanya menyeru: Haleluya. Inilah buah
yang paling manis.
Kita akan terangkat di awan-awan yang permai, sampai duduk di
takhta sorga bersama dengan Dia selama-lamanya.
Inilah
buah yang manis. Semoga perpanjangan umur kita digunakan di dalam
penggembalaan dengan sungguh-sungguh, supaya terjadi pembaharuan dan
kita memakan buah yang manis. Semakin dibaharui, hidup itu semakin
manis. Sampai yang termanis, yaitu kita bertemu dengan Yesus di
awan-awan dan berada di takhta sorga untuk selamanya.
Saat
ini ada perjamuan suci. Yang pahit-pahit, yang getir sudah diminum
oleh Yesus di kayu salib. Saat ini juga TUHAN akan memberikan buah
yang manis. Mungkin kita datang dengan keadaan seperti ayah atau
laki-laki, ibu atau perempuan, anak, sudah gagal dan lain-lain,
semuanya sudah ditanggung oleh Yesus di kayu salib. Kita pulang
dengan buah yang manis dari sorga.
TUHAN memberkati kita.
kembali ke halaman sebelumnya
|