RINGKASAN LAINNYA
Ibadah Doa Surabaya, 04 Desember 2013 (Rabu Sore)
Pembicara:
Pdm. Gideon Pakpahan
Wahyu
1: 8
1:8
"Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan
Allah, yang ada dan yang sudah... Ibadah Doa Ucapan Syukur Malang, 29 Desember 2016 (Kamis Sore)
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
1 Tesalonika 5:18 5:18 Mengucap syukurlah dalam... Ibadah Raya Surabaya, 18 Oktober 2015 (Minggu Sore)
Salam
sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat
malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai... Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 23 Juli 2016 (Sabtu Sore)
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Lukas 9:57-62 tentang "Hal mengikut Yesus".
Lukas 9:57 9:57... Ibadah Raya Surabaya, 17 Januari 2016 (Minggu Sore)
Salam
sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat
malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai... Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 09 Desember 2013 (Senin Sore)
Salam
sejahtera dalam kasih sayangnya Tuhan kita Yesus Kristus. Selamat
malam, selamat mendengarkan Firman Tuhan. Biarlah damai... Ibadah Doa Malang, 14 Maret 2019 (Kamis Sore)
Salam
sejahtera dalam kasih sayangnya Tuhan kita, Yesus Kristus.
Wahyu 9:1-12 tentang
peniupan sangkakala yang kelima, sama... Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 20 April 2015 (Senin Sore)
Pembicara:
Pdp. Youpri Ardiantoro
Puji
TUHAN, salam sejahtera, selamat sore, selamat malam, selamat
beribadah di dalam kasih sayangnya TUHAN... Ibadah Raya Surabaya, 14 Juni 2015 (Minggu Sore)
Salam
sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat
pagi, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai... Ibadah Doa Surabaya, 17 November 2010 (Rabu Sore)
Matius 25: 31-34 25:31. "Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia,... Ibadah Persekutuan II di Tentena-Poso, 24 September 2014 (Rabu Pagi)
Salam
sejahtera dalam kasih sayangnya Tuhan kita Yesus Kristus. Selamat
pagi, selamat mendengarkan Firman Tuhan. Biarlah damai... Ibadah Doa Surabaya, 27 April 2018 (Jumat Sore)
Salam
sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat
malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai... Ibadah Raya Malang, 13 Desember 2015 (Minggu Pagi)
IBADAH PENYERAHAN ANAK
Yohanes 10:11 10:11 Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;
Yesus
... Ibadah Raya Malang, 18 Maret 2018 (Minggu Pagi)
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus
Kristus.
Wahyu 7:1
7:1 Kemudian dari pada itu... Ibadah Raya Malang, 05 April 2009 (Minggu Pagi)
Matius 24:31 adalah keadaan ketiga pada waktu kedatangan Yesus kedua kali, yaitu terdengar...
TRANSKRIP LENGKAP
Doa Surabaya (Rabu, 26 November 2014)
Tayang: 10 Mei 2019
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 24 November 2014)
Tayang: 10 Mei 2019
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 23 November 2014)
Tayang: 07 Januari 2019
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Doa Surabaya (Rabu, 19 November 2014)
Tayang: 07 Januari 2019
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 17 November 2014)
Tayang: 07 Januari 2019
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 09 November 2014)
Tayang: 22 Agustus 2018
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Doa Surabaya (Rabu, 05 November 2014)
Tayang: 04 Juni 2018
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 03 November 2014)
Tayang: 04 Juni 2018
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 02 November 2014)
Tayang: 03 Maret 2018
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 20 Oktober 2014)
Tayang: 13 Desember 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 13 Oktober 2014)
Tayang: 13 Desember 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 12 Oktober 2014)
Tayang: 24 Oktober 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Doa Surabaya (Rabu, 08 Oktober 2014)
Tayang: 18 September 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 06 Oktober 2014)
Tayang: 05 September 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 05 Oktober 2014)
Tayang: 05 September 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Doa Surabaya (Rabu, 01 Oktober 2014)
Tayang: 05 September 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 29 September 2014)
Tayang: 24 Juni 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 21 September 2014)
Tayang: 19 Mei 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Doa Surabaya (Rabu, 17 September 2014)
Tayang: 29 April 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 15 September 2014)
Tayang: 29 April 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Untuk Koneksi Lambat, silahkan buka http://id.gptkk.org
Transkrip lengkap dari ibadah penggembalaan di Malang dan Surabaya, semuanya di bawakan oleh gembala sidang Pdt. Widjaja Hendra.
Silahkan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau mungkin ingin berlangganan majalah Manna dan silahkan kirim email ke widjaja_h [at] yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala
silahkan ganti tanda [at] dengan @
|
[versi cetak]
Cari rekaman ibadah ini di: http://www.kabarmempelai.org
Ibadah Raya Surabaya, 12 November 2017 (Minggu Siang)
Salam sejahtera dalam
kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat siang, selamat
mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia,
dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah kita
sekalian.
Wahyu
6: 12-17 6:12.
Maka aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai
yang keenam,
sesungguhnya terjadilah gempa
bumi yang dahsyat
dan matahari
menjadi hitam
bagaikan karung rambut dan bulan
menjadi merah
seluruhnya bagaikan darah. 6:13. Dan bintang-bintang
di langit berjatuhan
ke atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang
mentah, apabila ia digoncang angin yang kencang. 6:14.
Maka
menyusutlah
langit bagaikan gulungan kitab yang digulung dan tergeserlah
gunung-gunung dan pulau-pulau dari tempatnya. 6:15.
Dan
raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira, dan
orang-orang kaya serta orang-orang berkuasa, dan semua budak serta
orang merdeka bersembunyi
ke dalam gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung. 6:16.
Dan
mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu:
"Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia,
yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu." 6:17.
Sebab
sudah tiba hari besar murka mereka dan siapakah yang dapat
bertahan?
Ini
adalah pembukaan METERAI
yang KEENAM;
penghukuman yang keenam dari Allah Roh Kudus atas dunia (diterangkan
mulai dari Ibadah
Raya Surabaya, 24 September 2017),
yaitu terjadi gempa bumi yang dahsyat, yang mengakibatkan:
- Ayat
12-13: kegelapan
(sudah diterangkan mulai dari Ibadah
Raya Surabaya, 24 September 2017)
sampai Ibadah
Doa Surabaya, 27 Oktober 2017).
-
Ayat 14: kegoncangan;
untuk menggeser iman dan kesetiaan kita lewat pengaruh dunia, sampai
tenggelam (sudah diterangkan mulai dari Ibadah
Raya Surabaya, 29 Oktober 2017 sampai Ibadah
Doa Surabaya, 10 November 2017).
- Ayat
15-17: ketakutan.
AD. 3
KETAKUTAN Wahyu 6: 15-17 6:15.
Dan raja-raja di bumi dan
pembesar-pembesar serta perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta
orang-orang berkuasa, dan semua budak serta orang merdeka bersembunyi
ke dalam gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung. 6:16.
Dan mereka berkata kepada
gunung-gunung dan kepada batu-batu karang
itu: "Runtuhlah menimpa
kami dan sembunyikanlah kami
terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba
itu." 6:17.
Sebab sudah tiba hari besar murka mereka
dan siapakah yang dapat bertahan?
Ada tiga macam
ketakutan yang ditimbulkan oleh gempa bumi secara rohani:
-
Kejadian 3: 9-10
3:9.
Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia
itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?" 3:10.
Ia menjawab: "Ketika aku
mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku
menjadi takut, karena aku telanjang;
sebab itu aku bersembunyi."
Ketakutan yang
pertama: ketakutan di Taman Eden karena tidak taat
sehingga manusia menjadi telanjang--Tuhan perintahkan: Semua
buah pohon di taman boleh dimakan, kecuali satu. Justru yang
satu itu yang dimakan.
Tidak taat= berbuat dosa sampai
puncaknya dosa yaitu dosa makan minum (merokok, mabuk dan narkoba)
dan kawin mengawinkan (percabulan, penyimpangan seks, sampai nikah
yang salah). Begitu Adam dan Hawa diusir ke dalam dunia, manusia
terus berbuat dosa.
Taman Eden sekarang menunjuk pada suasana
kelimpahan, tetapi ada ketakutan. Jadi, berlimpah--kekayaan,
kepandaian, kedudukan yang tinggi--tidak menjamin
kebahagiaan dan damai sejahtera. Sehebat apapun manusia di
bumi, kalau berbuat dosa sampai puncaknya dosa (telanjang), ia pasti
ketakutan.
Akibatnya: diusir dari Taman
Eden ke dalam dunia; bersuasana kutukan: letih lesu, berbeban berat,
susah payah, air mata, dan kalau dibiarkan akan binasa.
Yang
hebat saja kalau berbuat dosa akan masuk dalam kutukan, apalagi yang
tidak hebat. Jangan berbuat dosa! Terlalu riskan kalau tidak
taat.
Inilah gempa rohani; manusia dibuat setan untuk
tidak taat dan akhirnya berbuat dosa terus. Saat itulah manusia
menjadi ketakutan.
-
Matius 14:
30-31
14:30. Tetapi
ketika dirasanya tiupan
angin, takutlah
ia dan mulai
tenggelam lalu berteriak:
"Tuhan, tolonglah aku!" 14:31.
Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya,
memegang dia dan berkata: "Hai orang yang kurang percaya,
mengapa engkau bimbang?"
Ketakutan
yang kedua: ketakutan
menghadapi angin dan gelombang
di tengah lautan dunia sehingga tenggelam.
Tadi karena
ketakutan akibat berbuat dosa, manusia sudah kehilangan Firdaus;
kehilangan kebahagiaan, semuanya hilang, dan hanya ada letih lesu,
beban berat. Kalau dibiarkan akan binasa.
Sekarang ketakutan
karena menghadapi angin dan gelombang di lautan dunia, artinya
ketakutan karena pencobaan yang menyangkut kesulitan mencari
kebutuhan hidup sehari-hari, termasuk menjangkau masa depan.
Sekarang semua sulit.
Angin juga menunjuk pada ajaran,
ibadah, dan penyembahan palsu. Ini yang menimbulkan ketakutan.
Sekarang, justru yang palsu yang digemari; yang benar didesak
sehingga ketakutan--dianggap kebenaran sendiri dan
sebagainya.
Akibatnya: menimbulkan banyak
pertanyaan: Bagaimana mungkin? Mana yang benar?
Pertanyaan-pertanyaan itu tanda kebimbangan, sehingga mulai
tenggelam; kering dan mati rohaninya.
Ketakutan dan
kebimbangan mengakibatkan:
-
Kematian tubuh;
tenggelam di lautan dunia.
Lukas 21: 25-26 21:25.
"Dan akan ada tanda-tanda pada
matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa
akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut. 21:26.
Orang akan mati
ketakutan karena kecemasan
berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab
kuasa-kuasa langit akan goncang.
Penyakit di
akhir zaman adalah stres, yang menimbulkan kematian jasmani.
- Ketenggelaman,
kekeringan dan kematian rohani. Mulai tidak bergairah dengan
perkara rohani--sudah hampir tenggelam. Kalau dibiarkan akan menuju
kematian kedua; tenggelam di lautan api dan belerang selamanya.
Kita harus hati-hati!
Setan
memang menghantamkan masalah-masalah sampai kita ketakutan.
Hati-hati!
Petrus hamba Tuhan yang hebat tetapi bisa
ketakutan di tengah lautan dunia, apalagi kita. Harus ekstra
hati-hati! Tadi di Taman Eden, Adam dan Hawa, orang
hebat--manusia pertama--, juga bisa kalah.
-
Wahyu 6: 15-17
6:15.
Dan raja-raja di bumi dan
pembesar-pembesar serta perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta
orang-orang berkuasa, dan semua budak serta orang merdeka
bersembunyi
ke dalam gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung. 6:16.
Dan mereka berkata kepada
gunung-gunung dan kepada
batu-batu karang itu:
"Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah
kami terhadap Dia, yang
duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu." 6:17.
Sebab sudah tiba hari besar murka
mereka dan siapakah yang dapat bertahan?
'bersembunyi'=
ketakutan.
Ketakutan yang ketiga: ketakutan
untuk memandang kemuliaan Yesus saat Dia datang kembali
kedua kali--mereka bersembunyi di gunung-gunung dan batu-batu
karang.
Bagi orang dunia, Yesus datang kedua kali sebagai
Hakim yang adil untuk menghakimi dan menghukum dunia; tetapi bagi
kita Dia datang sebagai Mempelai Pria Sorga dan Raja segala raja,
untuk mengangkat kita dalam kemuliaan.
Mengapa takut?
Karena keras hati--'bersembunyi di batu-batu', artinya
mempertahankan batu/kekerasan hati. Sudah beribadah melayani tetapi
tidak mau berubah; tetap mempertahankan manusia darah daging yang
melawan Tuhan.
Ini sama seperti keadaan bangsa Israel di
Rafidim, yang mau melempari Musa dengan batu. Bukan teguh hati,
tetapi keras hati. Kitab Keluaran adalah perjalanan Israel keluar
dari Mesir menuju ke Kanaan. Ada batu keras. Sekarang perjalanan
kita keluar dari dunia menuju ke awan-awan yang permai sampai ke
Kanaan Samawi (Yerusalem baru) juga ada batu keras. Dulu tidak bisa
masuk Kanaan karena keras hati, sekarang tidak mampu memandang
Yesus.
Keluaran 17: 1-4 17:1.
Kemudian berangkatlah segenap jemaah
Israel dari padang gurun Sin, berjalan dari tempat persinggahan ke
tempat persinggahan, sesuai dengan titah TUHAN, lalu berkemahlah
mereka di Rafidim,
tetapi di sana tidak ada air
untuk diminum bangsa itu. 17:2.
Jadi mulailah mereka itu bertengkar
dengan Musa, kata mereka: "Berikanlah air kepada kami, supaya
kami dapat minum." Tetapi Musa berkata kepada mereka:
"Mengapakah kamu bertengkar
dengan aku? Mengapakah kamu mencobai TUHAN?" 17:3.
Hauslah
bangsa itu akan air di sana; bersungut-sungutlah
bangsa itu kepada Musa dan berkata: "Mengapa pula engkau
memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membunuh kami, anak-anak kami
dan ternak kami dengan kehausan?" 17:4. Lalu berseru-serulah
Musa kepada TUHAN, katanya: "Apakah yang akan kulakukan kepada
bangsa ini? Sebentar lagi mereka
akan melempari aku dengan batu!"
'bertengkar'=
mulai dalam nikah bertengkar terus, itu berarti keras hati--batu
keras.
Praktik keras hati:
- Haus=
tidak ada kepuasan; tidak mengalami kepuasan sorga sehingga
bersungut-sungut dan bertengkar--saling menyalahkan dan menghakimi,
bahkan menyalahkan Tuhan.
- Kalau
sudah haus, akan mencari kepuasan di dunia sampai
jatuh dalam dosa:
- Dosa
kejahatan= perbuatan-perbuatan jahat yang merugikan dan
menyengsarakan orang lain, bahkan membalas kebaikan dengan
kejahatan.
Bangsa Israel sudah dipimpin Musa keluar dari
Mesir, sudah enak, tidak dicambuk lagi dan lain-lain, tetapi
menyalahkan Musa--membalas kebaikan dengan kejahatan.
Kalau
sudah bersungut dan bertengkar, akhirnya akan melempar batu--jatuh
dalam dosa.
- Dosa
kenajisan= puncaknya dosa yaitu dosa makan minum dan kawin
mengawinkan.
Inilah
batu keras; tetap mempertahankan manusia darah daging, tidak mau
berubah; orang yang selalu melawan Tuhan. Bahaya!
Karena itu
dalam ibadah pelayanan kita selalu berdoa dan berusaha, supaya kita
bisa memuaskan hati Tuhan sehingga Tuhan juga memuaskan kita. Jangan
sampai haus dalam ibadah pelayanan! Kalau haus, semakin beribadah
melayani, akan semakin keras hati--sekeras batu karang.
Akibatnya:
bersembunyi di celah-celah batu karang dan ditimpa batu karang,
binasa selamanya-- bersembunyi
ke dalam gua-gua dan celah-celah
batu karang
di gunung dan berkata:
"Runtuhlah menimpa
kami'."
Jalan
keluarnya: Keluaran 17: 5-6 17:5.
Berfirmanlah TUHAN kepada Musa:
"Berjalanlah di depan bangsa itu dan bawalah beserta engkau
beberapa orang dari antara para tua-tua Israel; bawalah juga di
tanganmu tongkatmu
yang kaupakai memukul sungai Nil dan pergilah. 17:6. Maka Aku akan
berdiri di sana di depanmu di atas gunung batu di Horeb; haruslah
kaupukul gunung batu itu dan
dari dalamnya akan keluar air, sehingga bangsa itu dapat minum."
Demikianlah diperbuat Musa di depan mata tua-tua Israel.
Musa
harus memukul gunung batu--batu karang--dengan tongkatnya supaya
keluar air. Hanya ini jalan keluarnya. Artinya:
gunung batu/batu karang menunjuk pada Yesus.
1 Korintus 10:
3-4 10:3. Mereka
semua makan makanan rohani yang sama 10:4. dan mereka semua minum
minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu
karang rohani yang mengikuti
mereka, dan batu karang itu
ialah Kristus.
Batu
karang dipukul dengan tongkat= Yesus yang disalib. Yesus
rela mati di kayu salib untuk menanggung segala dosa,
ketakutan, kekerasan hati kita dan sebagainya, dan mencurahkan air
kehidupan Roh Kudus sebagai minuman rohani. Waktu di Getsemani Yesus
juga ketakutan menghadapi salib; tanda kalau Ia manusia biasa.
Jalan
keluar dari pihak Tuhan sudah dilakukan. Dari pihak kita,
ada dua kemungkinan: Matius 21: 44 21:44.
(Dan barangsiapa jatuh
ke atas batu itu, ia akan
hancur
dan barangsiapa ditimpa batu
itu, ia akan remuk.)"
- Kalau
keras hati dan melawan Tuhan, ia akan ditimpa oleh batu karang
sehingga hancur dan binasa--tetap keras hati dan menolak kurban
Kristus.
- Kalau
menjatuhkan diri ke atas batu karang, ia akan hancur.
Jatuh
di atas batu karang artinya: menghargai kurban Kristus
sehingga kita bisa hancur hati; kita mengakui segala
kekurangan, dosa, ketidaktaatan, masalah yang menakutkan untuk
sekarang dan masa depan kita.
Salib Yesus adalah tempat
untuk mengaku segala kekurangan dan kelemahan kita, bukan
kehebatan kita.
Siang ini jangan sampai tetap keras
hati--menyembunyikan dosa-dosa di balik gunung--, satu waktu akan
ditimpa batu karang dan hancur karena melawan dan menghina kurban
Kristus. Tetapi biarlah kita menghargai kurban kristus, apa yang
membuat kita tidak puas, serahkan pada-Nya; yang membuat bertengkar,
serahkan semua! Semua ditanggung Yesus di kayu salib, dan Dia akan
mencurahkan Roh Kudus kepada kita.
Kalau semua tidak ada
yang tahu, tidak apa-apa, yang penting Tuhan tahu apa yang membuat
kita tidak puas, apa yang membuat kita takut, tidak taat dan
sebagainya. Serahkan, akui semua, Dia tanggung semuanya seperti
meminum air anggur asam yang pahit dan Dia gantikan dengan air anggur
yang manis--air kehidupan Roh Kudus. Biar siang ini kita bisa minum
Roh Kudus.
Kalau Roh Kudus dicurahkan, akan terjadi
pembaharuan dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti
Yesus; manusia daging yang selalu ketakutan diubahkan menjadi takut
akan Tuhan. Mari, siang ini, ketakutan apapun, serahkan
pada Tuhan! Kita bernafas dengan takut akan Tuhan. Mau berbuat apa
saja, kalau bernafas dengan takut akan Tuhan kita ingat ada Tuhan;
ada remnya, karena udara ini dikuasai setan yang bisa mendorong untuk
berbuat dosa dalam sekejap mata--seperti orang bernafas. Urusan kita
adalah takut akan Tuhan, dan ketakutan yang lain menjadi urusan
Tuhan.
Praktik takut akan Tuhan:
-
Amsal 8: 13
8:13.
Takut
akan TUHAN
ialah membenci
kejahatan;
aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat,
dan mulut penuh tipu
muslihat.
Praktik
pertama: membenci
dosa sampai dusta.
Ini kunci. Kalau masih berdusta, sampai kapanpun kita tidak akan pernah berubah; batu keras tidak pernah berubah.
Kalau tidak
berani berdusta, biar kita najis dan jahat, kita masih bisa
diubahkan. Sekalipun dia baik, kalau berdusta, ia tidak akan pernah
berubah, sampai binasa. Perhatikan baik-baik!
Berdusta sama
dengan melawan Tuhan dan mengandalkan setan. Kalau jujur, kita
mengandalkan Tuhan.
-
Yosua 24: 14
24:14.
Oleh
sebab itu, takutlah
akan TUHAN
dan beribadahlah
kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan setia.
Jauhkanlah allah yang kepadanya nenek moyangmu telah beribadah di
seberang sungai Efrat dan di Mesir, dan beribadahlah kepada
TUHAN.
Praktik
kedua: beribadah
melayani Tuhan dengan setia dan tulus ikhlas.
Kalau hamba/pelayan Tuhan tidak setia, berarti ia melawan
Tuhan; apalagi kalau sengaja tidak melayani. Mari sungguh-sungguh
hari-hari ini! Jangan seenaknya tidak melayani! Jadilah setia
hari-hari ini! Halangan besar jadi kecil, halangan kecil jadi tidak
ada. Kekuatan Roh Kudus mampu meratakan gunung-gunung. Berdoa pada
Tuhan!
-
Pengkhotbah 12: 13
12:13.
Akhir
kata dari segala yang didengar ialah: takutlah
akan Allah
dan berpeganglah
pada perintah-perintah-Nya,
karena ini adalah kewajiban setiap orang.
Praktik
ketiga: taat
dengar-dengaran pada firman Tuhan, sampai daging tidak bersuara
lagi.
Ini akhir dari semuanya; kembali ke tempat dari mana asalnya
ketakutan.
Dulu, ketakutan dimulai dari Taman Eden karena
tidak taat, padahal sebelumnya Adam dan Hawa bahagia, tidak ada
setetespun air mata. Mulai saat itu ketakutan melanda
dunia. Sekarang kita mau kembali ke Firdaus, tidak ada lagi
ketakutan; kita membenci dosa dan dusta, kemudian setia, dan tinggal
satu langkah lagi: taat dengar-dengaran, itu yang menghapus segala
ketakutan.
1
Petrus 5: 5-6 5:5.
Demikian
jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah
kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu
seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang
congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." 5:6.
Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat,
supaya kamu ditinggikan-Nya
pada waktunya.
Tunduk=
taat. Yesus taat sampai mati di kayu salib; kita taat sampai daging
tidak bersuara--kita mengangkat tangan pada Tuhan.
Ketaatan
dimulai dari keluarga:
- Suami
yang taat pada firman= mengasihi isteri seperti diri sendiri dan
tidak berlaku kasar, serta memperhatikan anak-anak.
- Isteri=
tunduk pada suami dalam segala hal, jangan mengajar dan memerintah
suami; jangan menjadi kepala atas suami, supaya setan jangan jadi
kepala dalam nikah itu.
Kalau suami tetap menjadi kepala, Yesus
yang akan jadi kepala dalam nikah itu.
- Anak-anak=
taat dan membahagiakan orang tua.
Sekeluarga
mengangkat tangan; kesempatan siang ini, kita berdoa, supaya
sekeluarga mengangkat tangan pada Tuhan--taat dengar-dengaran sampai
daging tidak bersuara. Kalau tidak kuat, lihat Yesus! Kembali pada
Yesus! Apapun keadaan kita, Dia masih rela menerima. Kembali
pada ketaatan!
Itu jalan untuk kembali ke Firdaus.
Kalau suami mengasihi
isteri, isteri tunduk pada suami, dan anak taat pada orang tua,
sekalipun ia sederhana, bisa membawa pada suasana Firdaus. Mari
kita sekeluarga mengulurkan tangan pada Tuhan, dan Tuhan akan
mengulurkan tangan anugerah yang besar, yang sekuat maut kepada
kita.
Inilah hidup kita. Jangan ditimpa batu! Datang pada
kurban Kristus, hancur hati, akui semua kelemahan kita! Seperti
perempuan yang anaknya kerasukan setan berkata pada Tuhan: Tolonglah
aku,
bukan: Tolonglah
anakku.
"Saya
sebagai gembala juga belajar, jangan hanya salahkan jemaat. Saya
juga masih kurang berdoa; jemaat menghadapi masalah ini itu."
Mari
membanting diri di atas kurban Kristus! Akui semua! Biar Roh Kudus
menolong kita menjadi kehidupan yang taat--buang dosa, dusta, dan
kembali setia, sampai taat. Kita mengulurkan tangan pada Tuhan dan
Dia mengulurkan tangan anugerah yang besar kepada kita.
Hasilnya:
- Tangan
anugerah Tuhan sanggup meninggikan
kita
pada waktunya. Kita hanya menunggu waktu Tuhan.
Meninggikan
kita, artinya:
- Memulihkan
kita, diangkat dari kejatuhan-kejatuhan, supaya kita tetap hidup
benar dan suci.
Kejatuhan apapun siang ini--bukan saya setuju,
tetapi kalau sudah terlanjur--serahkan pada Tuhan! Sudah jahat
dan najis, serahkan semua! Tuhan akan pulihkan untuk hidup benar
dan suci.
- Diangkat
dari kegagalan menjadi berhasil dan indah pada waktunya.
- Dipakai
Tuhan dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna,
mulai dari dalam nikah, penggembalaan, antar penggembalaan, sampai
tubuh Kristus terbentuk di awan-awan yang permai saat Yesus datang
kembali.
-
Ibrani 4: 16
4:16.
Sebab
itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih
karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia
untuk mendapat
pertolongan kita pada waktunya.
Hasil
kedua: tangan anugerah Tuhan diulurkan untuk menolong kita
tepat pada waktunya; menyelesaikan semua masalah yang mustahil
tepat pada waktunya. Dulu awal ketakutan karena tidak taat,
sekarang kita kembali pada ketaatan; dulu anugerah Tuhan yang besar
di Firdaus kemudian jadi kutukan, sekarang kembali pada anugerah
Tuhan yang besar.
Kalau ada keluarga kita yang masih
terpisah, doakan, supaya satu waktu sekeluarga bisa mengangkat
tangan pada Tuhan. Kita berbahagia.
- Kalau
Tuhan datang kembali kita ditinggikan di awan-awan yang permai;
disucikan
dan diubahkan
sampai sempurna untuk menyambut kedatangan-Nya kedua kali di
awan-awan yang permai. Kita bersama Dia selamanya, tidak ada lagi
ketakutan dan air mata, tetapi bahagia selamanya bersama Dia, mulai
dari Firdaus (kerajaan Seribu Tahun Damai) sampai di Yerusalem
baru.
Semoga
sekeluarga kita ada di dalam Tuhan dan bisa mengangkat tangan
kepada-Nya. Kalau belum, kita doakan. Jangan putus asa dan kecewa,
tetapi juga jangan bangga dengan sesuatu. Hidup kita dari tangan
anugerah yang besar. Dia sanggup melakukan apapun. Dia tidak pernah
menipu kita.
Sekeluarga semua ada dalam tangan anugerah yang
besar, jangan ada yang di luar. Jangan ada yang ditimpa batu
karang, tetapi sama-sama hancur hati di atas kurban Kristus,
sama-sama menyembah Dia, tidak ada yang keras hati.
Kaum
muda, apapun yang kau risaukan, serahkan pada Dia! Semua indah,
selesai, dan sempurna pada waktunya; kita bersama Dia selamanya.
Semua yang pahit dan hancur sudah Dia tanggung di kayu salib, dan
semua yang baik, indah, dan manis Dia berikan kepada kita.
Tuhan
memberkati.
kembali ke halaman sebelumnya
|