Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat siang, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah-tengah kita sekalian.

Wahyu 8: 8-9
8:8.Lalu malaikat yang kedua meniup sangkakalanyadan ada sesuatu seperti gunung besar, yang menyala-nyala oleh api, dilemparkan ke dalam laut. Dan sepertiga dari laut itu menjadi darah,
8:9.dan matilah sepertiga dari segala makhluk yang bernyawa di dalam laut dan binasalah sepertiga dari semua kapal.

Ini adalah peniupan sangkakala.
Dua macam pengertian peniupan sangkakala:

  1. Yang positif: mulai sekarang peniupan sangkakala adalah pemberitaan firman penggembalaan--firman pengajaran yang benar, yang dipercayakan Tuhan kepada seorang gembala untuk disampaikan kepada sidang jemaat dengan setia, teratur, berkesinambungan, dan diulang-ulang untuk menjadi makanan bagi sidang jemaat; mendewasakan kerohanian sidang jemaat--menyucikan dan mengubahkan sampai sempurna seperti Yesus, untuk layak menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai.

    Ini adalah tugas seorang gembala. Doakan, supaya ada firman yang diberitakan untuk menyucikan dan mengubahkan kita sampai sempurna--dewasa rohani.

  2. Tetapi nanti, mulai Wahyu 8: 6, peniupan sangkakala yang akan datang adalah penghukuman dari Anak Allah atas kehidupan yang menolak firman penggembalaan--menolak penyucian dan pembaharuan--sampai kebinasaan selamanya.

Kita sudah mempelajari mengenai sangkakala pertama yaitu hujan es, dan api, bercampur darah. Artinya: krisis kasih sehingga api kedurhakaan meningkat--durhaka pada Tuhan (tidak mau beribadah), durhaka pada sesama dalam nikah dan lain-lain--, sampai menumpahkan darah orang yang tidak bersalah baik lewat pembunuhan secara tubuh, tetapi juga pembunuhan lewat gosip dan fitnah. Kalau sudah terjadi krisis kasih, tidak peduli lagi anak, orang tua, dan siapapun. Ini yang harus kita hindari karena ini merupakan penghukuman sampai sepertiga bumi terbakar; binasa selamanya (diterangkan mulai dari Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 07 November 2018sampai Ibadah Raya Surabaya, 11 November 2018).

Siang ini kita belajar tentang SANGKAKALA KEDUA: sesuatu seperti gunung besar, yang menyala-nyala oleh api, dilemparkan ke dalam laut. Dan sepertiga dari laut itu menjadi darah.

Gunung besarmenunjuk pada dosa yang bertambah-tambah sampai puncaknya dosa yaitu dosa makan minum (merokok, mabuk, dan narkoba) dan kawin mengawinkan (percabulan antara laki-laki dan perempuan yang bukan suami isteri sah, hubungan sesama jenis, hubungan dengan binatang, nikah yang salah: kawin campur, kawin cerai, sampai kawin mengawinkan).

Gunung besar, yang menyala-nyala oleh api--api menunjuk pada hawa nafsu daging yang menyala-nyala--= DOSA-DOSA SAMPAI PUNCAKNYA DOSA YANG DIDORONG OLEH HAWA NAFSU DAGING YANG MENYALA-NYALA--dosa Babel.

Kemudian, gunung besar, yang menyala-nyala oleh api dilemparkan ke dalam laut, dan akibatnya sepertiga laut menjadi darah.
Laut--air yang banyak--menunjuk pada bangsa kafir.

Wahyu 17: 1, 15
17:1. Lalu datanglah seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan itu dan berkata kepadaku: "Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu putusan atas pelacur besar, yang duduk di tempat yang banyak airnya.
17:15. Lalu ia berkata kepadaku: "
Semua air yang telah kaulihat, di mana wanita pelacur itu duduk, adalah bangsa-bangsadan rakyat banyak dan kaum dan bahasa.

'pelacur besar'= Babel.
'tempat yang banyak airnya'= laut.
Laut--bangsa kafir--diduduki oleh perempuan Babel; dikuasai oleh gunung besar--dosa Babel. Ini yang harus kita waspadai.

Contoh: perempuan Samaria lima kali kawin cerai, selanjutnya tidak ada ikatan lagi--kawin mengawinkan. Itulah nasibnya bangsa kafir. Kalau tidak hati-hati, biarpun kita pandai, punya kedudukan, tidak akan ada artinya, karena nanti gunung akan dilemparkan kepada kita; tidak bisa ditahan oleh apapun.
Kita bekerja dan kuliah yang keras--buktikan bahwa Tuhan beserta--, tetapi ingat, semua itu tidak bisa menahan gunung besar yang dilemparkan.

Kalau air laut sudah dikuasai, akibatnya: sepertiga dari laut menjadi darah--kita ingat saat bangsa Israel mau keluar dari Mesir ada tulah AIR MENJADI DARAH.
Artinya: mengalami kekeringan rohani, yaitu:

  1. Tidak mengalami kepuasan sorga--kepuasan yang sejati--sehingga bersungut-sungut.
    Bahaya! Kalau sudah bersungut--termasuk bergosip--, itu bagaikan sudah mau minum darahnya orang.
    Kaum muda, hati-hati! Teman sudah dihisap darahnya, lalu tidak mau ke gereja lagi karena digosipkan terus.

    "Kalau saya dengar berita seperti itu, saya sebagai gembala sedih. Saya selidiki gosip apa ini. Ternyata dia sendiri yang bergosip supaya digosipkan. Dia sendiri yang membuat gosip. Tetapi ada juga yang tidak seperti itu. Jangan! Kita saling menguatkan, jangan saling menghisap darah."

    Kalau tidak mengalami kepuasan sejati, akibatnya:

    1. Mencari kepuasan di dunia--kembali pada dosa makan minum dan kawin mengawinkan; benar-benar dikuasai Babel. Kalau sudah tidak puas--tidak mau ibadah--, mau ke mana? Nanti mulai ke diskotik dan lain-lain--mencari kepuasan di dunia--, sehingga jatuh dalam dosa Babel.

    2. Kepuasan dunia dibawa masuk dalam gereja, supaya masuk gereja seperti masuk diskotik--menarik dengan cara-cara dunia. Tidak ada artinya!

      "Saya punya dua kekuatan: dari alkitab dan gembala saya, om Pong (alm.) waktu kamu ke India. Di sana baik, melayani, ada tim dokter dan sebagainya. Baik, tetapi om Pong berkata: Kalau kita memenangkan jiwa dengan berbuat sosial, baik, tetapi satu waktu dia akan kecewa dan meninggalkan Tuhan. Saat sosialnya baik, bisa berkata: Yesus luar biasa. Tetapi saat sosialnya turun: Ah sama saja. Itu yang saya pegang.
      Satu waktu saya ke suatu tempat, ada murid saya yang dulu saya ajak ibadah setiap hari sabtu ke Lemah Putro. Setelah bertemu, saya tanya: 'Bagaimana? Masih ke gereja?': 'Masuk. Baru ada KKR, ada artisnya itu, setelah itu tidak lagi, karena hanya mau ketemu artisnya saja.'
      Saya dulu hanya mengajak saja, bersyukur ada yang jadi hamba Tuhan. Lebih baik mengajak dari pada memecat orang atau bergosip lalu orang tidak mau datang lagi. Sudah tidak mengajak, masih bergosip lagi, itu berarti sudah dua kali salah; tanggung jawab dua kali. Jangan!
      "

      Ini semua sebenarnya menimbun Babel.

  2. Menghujat orang benar sampai menghujat Tuhan--menyalahkan pengajaran yang benar, dan membela pengajaran yang salah.

Kalau kekeringan rohani dibiarkan, ia akan mengalami kematian rohani--terpisah dari Tuhan--dan binasa.

Mati rohani ditandai dengan tidak bisa beribadah; tidak ada aktivitas rohani, apalagi menyembah Tuhan. Hati-hati!
Akhirnya air akan menjadi darah, artinya mengalami sengsara/menderita secara batin--letih lesu, berbeban berat, susah payah. Mungkin semuanya ada, tetapi merasa letih lesu, berbeban berat, sampai binasa selamanya.

Inilah hukuman sangkakala yang kedua: orang yang menolak bunyi sangkakala--pengajaran--, tinggal tunggu, ia akan berbuat dosa. Kalau tidak da pedang firman, tidak mungkin bisa menghadapi dosa, sehebat apapun dia, termasuk pendeta sekalipun. Dia tidak sadar sudah dikuasai Babel--mulai kering dan mati rohani. Untuk masalah rohani, sangat perhitungan.
Seperti Yudas Iskariot, saat ada orang mengurapi Yesus dengan minyak seharga tiga ratus dinar, dia sudah berkata: "Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?" Ia terlalu perhitungan untuk perkara rohani, sampai tidak dihitung oleh Tuhan; benar-benar habis.

Jalan keluarsupaya kita tidak mengalami hukuman sangkakala kedua--air laut menjadi darah--yaitu AIR HARUS MENJADI ANGGUR. Ini yang kita kejar. Tidak ada jalan lain! Betapa enaknya kalau air menjadi anggur; hidup kita begitu manis.

Bagaimana bangsa kafir bisa menjadi anggur? Pada bangsa Israel, anggur dipersiapkan untuk pesta nikah. Bagi kita sekarang, kalau air menjadi anggur, kita akan terluput dari hukuman, dan saat Yesus datang kembali kita bisa terangkat di awan-awan yang permai, masuk perjamuan kawin Anak Domba, kerajaan Seribu Tahun Damai (Firdaus yang akan datang), sampai masuk Yerusalem baru--anggur yang kekal selamanya; kepuasan dan kebahagiaan sorga selamanya.
Kalau air menjadi darah, mulai sekarang kita sengsara, dan saat hukuman datang, habislah kita.

Ibadah sekarang jangan mencari kepuasan dunia--anggur dunia yang memabukkan--, tetapi cari anggur dari sorga.

Yohanes 2: 6-7
2:6.Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung.
2:7.Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu: "Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air." Dan merekapun mengisinya sampai penuh.

Prosesair menjadi anggur: 'Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air'= air yang banyak harus masuk dalam tempayan.
Tempayan menunjuk pada kandang penggembalaan.
Tempayan terbuat tanah liat, artinya manusia darah daging.

Dari air yang banyak hanya dipilih enam tempayan--angka enam menunjuk pada angka daging.
Artinya:

  • Setiap manusia daging--termasuk gembala, rasul, penginjil, pemain musik--harus tergembala, supaya tidak liar; tidak bebas menuruti hawa nafsunya. Harus masuk dalam penggembalaan!

    Kalau tidak tergembala, ia hanya akan mengikuti hawa nafsunya, dan jatuh dalam dosa Babel--diduduki Babel; dilempari gunung besar, yang menyala-nyala oleh api. Hanya penggembalaan yang bisa menolong kita. Tidak ada yang lain!

  • Hanya sedikit manusia daging termasuk hamba/pelayan Tuhan yang mendapat kemurahan dan pilihan Tuhanuntuk masuk kandang penggembalaan.
    Kalau kita bisa tergembala, itu adalah kemurahan dan pilihan Tuhan bagi kita; jangan dipikir masuk penggembalaan itu berat.

    "Saya bukan bermaksud mengejek. Justru kalau orang di luar Tuhan mau memberikan izin bagi pegawainya untuk beribadah. Tetapi kalau pimpinannya seorang aktivis gereja malah marah: Mana bisa kaya kau? Mana bisa maju? Itu pengalaman kaum muda yang cerita ke saya saat mereka interview pekerjaan. Orang di luar Tuhan justru menghargai ibadah, tetapi orang di dalam Tuhan justru sebaliknya. Bagaimana ini? Karena itu kalau kita bisa tergembala, itu adalah kemurahan dan pilihan Tuhan bagi kita."

Syarat tergembala
:

  1. Harus berada dalam ruangan suci. Kita sudah selamat--halaman Tabernakel (pintu keselamatan)--tetapi belum sempurna--ruangan maha suci (pintu tirai)--, karena itu kita harus berada di ruangan suci--ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok; kita tidak bisa lompat pintu--:

    1. Pelita emas= ketekunan dalam ibadah raya; persekutuan dengan Allah Roh Kudus di dalam urapan dan karunia-Nya.
    2. Meja roti sajian= ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci; persekutuan dengan Anak Allah di dalam firman pengajaran dan kurban Kristus.

    3. Mezbah dupa emas= ketekunan dalam ibadah doa; persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasih-Nya.

    Di dalam kandang penggembalaan, tubuh, jiwa, dan roh kita melekat pada Allah Tritunggal, sehingga tidak bisa dijamah oleh setan tritunggal. Hidup kita mulai tenang, kerohanian mulai meningkat, bahkan mengutamakan perkara rohani lebih dari yang jasmani.

    Melekat pada Allah Tritunggal sama dengan ranting melekat pada Pokok, tidak rugi, cepat atau lambat kita akan berbuah manis. Mungkin sekarang harus kerja dan sebagainya, tetapi satu waktu kita akan berbuah manis. Jangan bergantung pada pokok manusia. Kalau orang tua kaya, jangan sombong. Kekayaan tidak menjamin. Kalau orang tua tidak mampu, jangan pesimis atau memaki orang tua. Buktikan kalau hidup kita dari Pokok anggur yang benar--Yesus Gembala Agung--! Dia yang bisa membuat semuanya manis pada waktunya. Semoga ini sungguh-sungguh terjadi dalam setiap kehidupan kita.

  2. Bisa makan firman penggembalaan.
    Firman penggembalaan adalah bunyi sangkakala, untuk menjadi komandobagi kita yang mengatur setiap langkah hidup kita:

    1. Menuntun untuk masukkandang. Keberhasilan pemberitaan firman adalah bisa membawa domba masuk dalam kandang, supaya tidak diterkam serigala.

    2. Menuntun ke luarkandang--persekutuan; antar penggembalaan.
      Mengapa begitu? Kalau di kandang terus, akan diterkam gembalanya sendiri--lebih kejam dari pada serigala.

    3. Menuntun sampai ke kandang penggembalaan terakhiryaitu Yerusalem baru, di mana tidak ada lagi air mata.

    Itulah penggembalaan, yaitu arahnya jelas.

Hasil
tergembala dengan benar dan baik:

  1. Hasil pertama: tidak bisa diduduki dan dikuasai oleh perempuan Babel. Mau berbuat dosa apalagi puncaknya dosa, masih ada remnya, kecuali kalau terlalu keras hati seperti Yudas.
    Jadi, kandang penggembalaan adalah tempat pengungsian atau pelarian dari Babel.

    Babel ini selalu meneror di sekolah, pekerjaan dan sebagainya, sampai di dalam kantong--smartphone--, bahkan sudah tidurpun Babel masih ada. Mari, usahakan untuk tergembala!
    Kalau sudah tekun dalam ibadah raya--pelitanya menyala--, alat yang lain akan terlihat, sehingga bisa masuk dalam ibadah doa dan pendalaman alkitab. Tetapi kalau tidak tekun dalam ibadah raya, alat yang lain tidak akan pernah kelihatan.

  2. Hasil kedua: terjadi mujizatyaitu air menjadi anggur.
    Hanya di dalam kandang penggembalaan bisa terjadi mujizat air menjadi anggur.

    Air menjadi anggur= keubahan hidup, bukan hanya luarnya, tetapi juga dalamnya. Penampilan luar benar-benar sudah berbeda, rasanya berbeda, batinnya juga sudah dibaharui--tubuh, jiwa, dan roh dibaharui. Ini adalah mujizat terbesar yang tidak bisa ditiru oleh setan.

    Apa yang diubahkan?


    1. Yohanes 2: 3
      2:3.Ketika mereka kekurangananggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: "Mereka kehabisananggur."

      Baru kekurangan tetapi berkata: Habis.

      Yang pertama: kekuatiran diubahkan menjadi hati yang menyerah sepenuh pada Tuhan.
      Kita yakin! Kita hanya bisa berusaha, tetapi tangan kita terbatas, dan selanjutnya adalah tangan Tuhan--tangan Tuhan yang menentukan.
      Kita menyerahkan kekuatiran kita, dan Tuhan yang akan bertindak untuk memelihara kita.

      1 Petrus 5: 7=> pasal penggembalaan
      5:7.Serahkanlah segala kekuatiranmukepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.

      Kuatir= merasa hidup dari dunia atau dirinya sendiri: kepandaian, kekayaan.
      Kalau kita menyerah sepenuh kepada Tuhan--merasa hidup dari Tuhan--, Ia yang akan memelihara hidup kita.
      Ingat! Gembala yang baik menyerahkan nyawa-Nya supaya kita hidup; Dia mati supaya kita hidup secara jasmani dan rohani.

      Secara jasmani, Dia memelihara kita secara berkelimpahan--selalu mengucap syukur.
      Secara rohani, Dia memelihara hidup rohani kita sehingga kita bisa hidup benar dan suci, sampai sempurna.
      Kalau kuatir, tidak akan bisa benar.

    2. Yohanes 2: 4
      2:4.Kata Yesus kepadanya: "Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba."

      Yang kedua: 'Saat-Ku belum tiba'= hati yang tidak sabar diubahkan menjadi sabar--jangan memaksa Tuhan.
      Artinya: sabar dalam penderitaan--jangan mengomel, tetapi selalu mengucap syukur--, dan sabar menunggu waktu Tuhan--jangan mengambil jalan sendiri di luar firman Tuhan. Jalan keluar di luar firman adalah jalan buntu dan kebinasaan. Sabarlah menunggu waktu Tuhan!

      MengapaTuhan belum menolong kita?

      1. Karena Ia masih sibuk dengan kerohanian kita; mungkin kita belum punya tabiat sabar, Ia mau memberi kita kesabaran.

      2. Ia mau memberikan anggur baru (kebahagiaan sorga) kepada kita. Bayangkan, saat menderita kita bisa bahagia, apalagi saat diberkati, benar-benar kita tidak akan sombong dan tidak akan melupakan Tuhan. Karena itu Tuhan didik kita mulai dari bawah.

        Saat kita bahagia dan tenang dalam penderitaan sekalipun belum ditolong, saat itulah Tuhan menolong kita, dan kita tidak akan melupakan Tuhan.
        Contoh: Sadrakh, Mesakh, dan Abednego tetap memilih menyembah Tuhan sekalipun harus dimasukkan dalam dapur api, dan saat itulah Tuhan menolong.

        "Jangan ambil jalan keluar sendiri! Sama seperti kereta api, kalau mengikuti relnya dari Jakarta ke Surabaya, hanya melihat batu, tidak ada roti. Lihat sebelah, ada roti, kalau berbelok, akan jatuh. Tidak bisa! Terus saja di rel, nanti tiba di stasiun bukan hanya roti, tetapi semuanya ada. Seringkali kita digoda soal uang, jodoh, lalu belok, habislah kita. Sabarlah menunggu waktu Tuhan! Nanti semuanya ada di depan, sampai tiba di pelabuhan damai sejahtera."

    3. Yohanes 2; 8
      2:8.Lalu kata Yesus kepada mereka: "Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta." Lalu merekapun membawanya.

      Butuh anggur, kemudian tempayan diisi air, dan sekarang disuruh cedok dan bawa kepada pemimpin pesta.

      Yang ketiga: hati yang tidak taat diubahkan menjadi hati yang taat dengar-dengaranapapun resikonya.
      Inilah air menjadi anggur, tidak akan pernah menjadi darah.

      Hati kita ini yang diubahkan: tidak ada lagi kekuatiran tetapi menyerah dan percaya Tuhan, hati yang sabar--tenang saja.

      "Waktu saya sudah lulus Lempin-El 'Kristus Ajaib', saya takut juga, tidak tahu mau ke mana. Tiba-tiba om Pong panggil saya untuk bantu di gereja. Ini jawaban doa saya. Tetapi sebentar lagi digoda. Setelah tahu saya hanya menerima telepon, marah semua, saya disuruh kembali, sudah ada gerejanya, ada kebunnya, jemaatnya banyak, tempatnya enak. Tetapi saya tidak mau karena saya masih mau belajar. Lalu ditawari lagi di Gresik, malah syaratnya ditambah lagi yaitu harus menikah. Enak. Sabar, padahal usia sudah lumayan. Sabar menunggu waktu Tuhan, Dia tidak pernah salah! Sebelum om Pong bilang apa, ya sabar, jangan ambil jalan keluar sendiri.
      Satu waktu saya pernah bicara: 'Saya seperti mau dikirim ke Hong Kong, di sana butuh.' Om Pong sedih. Akhirnya tidak jadi, saya tidak mau. Kelihatannya dahsyat, tetapi kalau bukan rencana Tuhan, akan jatuh. Sabar!
      "

      Kemudian taat dengar-dengaran apapun resiko yang dihadapi. Kalau itu perintah Tuhan, lakukan, jangan takut. Tuhan tolong kita semua.

    4. Yohanes 2: 9
      2:9.Setelah pemimpin pesta itu mengecapair, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya--ia memanggil mempelai laki-laki,

      Yang keempat: perkataan sia-sia--dusta, gosip dan lain-lain; yang membuat air menjadi darah--diubahkan menjadi perkataan benar dan baik.

      Tadi hati yang tidak percaya membuat air menjadi darah, begitu hati yang tidak sabar dan taat. Anak-anak, jangan tidak taat pada orang tua yang benar! Bahaya! Nanti hanya akan menuai darah.

      Yang terakhir: lidah. Jangan ada perkataan sia-sia, nanti yang baik akan jadi tidak baik; menjadi darah.

      Perkataan benar dan baik= menjadi saksi, berkat, dan lidah hanya untuk mengaku dosa. Ini sama dengan mencicipi air anggur--mulai dari darah Yesus sampai air anggur kesukaan sorga.

      Tadinya lidah kita menjilat muntah--perkataan sia-sia sama seperti anjing yang menjilat muntah--, sekarang kita bisa berkata benar dan baik, dan mengaku dosa dengan sejujur-jujurnya, itu berarti lidah sudah menjilat anggur: anggur darah Yesus--pengampunan--dan anggur kesukaan sorga.

      Yesaya 59: 1-3
      59:1.Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar;
      59:2.tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.
      59:3.Sebab tanganmu cemar oleh darah dan jarimu oleh kejahatan; mulutmu mengucapkan dusta, lidahmu menyebut-nyebut kecurangan.

      Kalau kita sudah mengaku dosa, maka kita bisa menyeru nama Yesus; menyembah Dia.
      Selama ada dosa yang tersembunyi/dipertahankan, kita akan terpisah dari Tuhan; jauh dari Tuhan dan doa kita tidak dijawab oleh-Nya, bahkan ibadah pelayanan juga tidak berkenan kepada-Nya.
      Tetapi secepatnya kita mengaku dosa dan mengalami pengampunan dosa--tidak berbuat dosa lagi--, saat itu kita bisa berseru kepada Yesus sebagai Imam Besar yang berbelas kasih kepada kita--kita bisa menyembah Dia; mata memandang Dia, mulut berseru kepada Dia, dan tangan diangkat kepada-Nya.
      Kalau sudah tidak kuat atau sudah jatuh dalam dosa, datang menyembah pada Tuhan! Kita akan merasakan jamahan tangan Tuhan.

      Mungkin sekarang ada yang hampir putus asa dalam nikah, sudah capek dalam nikah, datang pada Tuhan, pandang Dia, dan tangan belas kasih Imam Besar akan diulurkan bagi kita; kita mengalami aktivitas Imam Besar di tengah kita.

      Hasilnya:

      1. Keluaran 3: 7
        3:7.Dan TUHAN berfirman: "Aku telah memperhatikan dengan sungguhkesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan merekayang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka.

        'Aku telah memperhatikan dengan sungguh'= mata bertemu Mata.

        Hasil pertama: Yesus Imam Besar sedang memperhatikan, mempedulikan, dan bergumul bagi kita, mulai dari menanggung segala penderitaan, kesusahan, dan masalah kita--mata bertemu Mata; kita memandang Tuhan, dan Dia memandang kita.

        Buktinya: kita mengalami damai sejahtera, semua enak dan ringan. Dia tidak lari dari masalah kita--seperti duduk di perahu Petrus yang gagal (Lukas 5).

      2. Hasil kedua: 'Aku telah mendengar seruan mereka'= kalau telinga kita mendengar dan dengar-dengaran pada bunyi sangkakala, telinga Tuhan akan mendengar seruan kita semua.

      3. Keluaran 3: 8
        3:8.Sebab itu Aku telah turununtuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ke tempat orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus.

        Hasil ketiga: 'Aku telah turun'= kalau Dia sudah melihat dan mendengar, Dia akan benar-benar bergumul; Ia mengulurkan tangan belas kasih-Nya untuk berperang ganti kita; menyelesaikan semua masalah yang mustahil. Percayalah!

Yang penting adalah air menjadi anggur
, jangan jadi darah. Jangan dikuasai Babel, tetapi berubah. Kita harus digembalakan, jangan mau bebas. Kembali kepada Tuhan sampai mata bisa memandang Dia dan mulut berseru kepada-Nya. Dia juga mengulurkan tangan untuk menyelesaikan semua masalah dan menuntun kita ke tempat penggembalaan terakhir yaitu Yerusalem baru. Artinya: kita disucikan dan diubahkan sedikit demi sedikit sampai sempurna seperti Dia untuk layak menyambut kedatangan-Nya kedua kali di awan-awan yang permai. Kita tidak kena hukuman, tetapi terangkat ke awan-awan yang permai.

Semakin disucikan dan diubahkan kita semakin bahagia--air anggur semakin manis--, sampai sempurna, tidak salah dalam perkataan, kita hanya bersorak-sorai: Haleluya--yang termanis, yaitu kita minum air anggur yang paling manis. Kita bersama Dia selamanya.

Jangan pikir Tuhan meninggalkan kita!
Selama kita bisa berseru, Dia ada untuk memperhatikan, mempedulikan, dan bergumul bagi kita semua.

Jangan bergantung pada manusia siapapun dia, jangan bergantung pada diri sendiri apapun yang kita miliki. Kita tidak akan mampu menghadapi gunung besar. Kita bangsa kafir hanya laut yang akan ditimpa gunung besar; diduduki perempuan Babel. Kita tidak mampu.

Mari, pandang Tuhan! Apapun keadaan kita, sekalipun sudah jatuh dan hancur berkeping-keping secara jasmani dan rohani, termasuk masa depan dan nikah-buah nikah, mari berseru kepada Tuhan.
Yang sudah berhasil, jangan sombong, tetapi akui: Hanya Engkau Imam Besar dan Gembalaku yang berkorban nyawa bagiku, tidak ada yang lain.

Yakin! Sudah sehancur apapun, Dia tidak membiarkan kita, asalkan kita masih bisa mengaku kepada Dia.

Tuhan memberkati.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Doa Malang, 10 Agustus 2010 (Selasa Sore)
    ... yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya-- dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan menjadi imam-imam bagi Allah Bapa-Nya --bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin. Prosesnya Yesus harus mati di kayu salib untuk melepaskan manusia dari dosa-dosa oleh darahNya dan selanjutnya ...
  • Ibadah Raya Malang, 20 Desember 2015 (Minggu Pagi)
    ... tahu bahwa engkau melarat dan malang miskin buta dan telanjang Keadaan jemaat Laodikia adalah dalam keadaan suam-suam kuku. Artinya secara jasmani kaya tidak kekurangan apa-apa tetapi secara rohani kosong. Sidang jemaat Laodikia hanya mengutamakan perkara jasmani tetapi tidak mau diisi dengan firman pengajaran yang benar. Akibatnya adalah hanya seperti sekam ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 10 November 2020 (Selasa Sore)
    ... mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. 'menangislah aku dengan amat sedihnya' mengeluh dan mengerang. Kalau kita berusaha sungguh-sungguh untuk mendapat pembukaan ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 24 Maret 2024 (Minggu Siang)
    ... terang kemuliaan yang semakin hari semakin meningkat yaitu Ayat terang pelita dalam rumah tangga. Jika kita mengikut teladan Yesus dalam penggembalaan kita akan menjadi berkat keindahan dan kebahagiaan dalam rumah tangga Suami mengasihi istri seperti Yesus mengasihi jemaat sehingga suami bisa membawa berkat dalam rumah tangga. Istri tunduk pada suami seperti ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 26 Januari 2018 (Jumat Sore)
    ... pelayan Tuhan--imam dan raja. Ayat 'angin bertiup' hamba pelayan Tuhan dalam urapan Roh Kudus yang diutus oleh Tuhan dipakai oleh Tuhan untuk menyebarkan keharuman Kristus lewat Kabar baik firman penginjilan menunjuk pada Yesus sebagai Juruselamat --memberitakan tentang kedatangan Yesus pertama kali untuk mati di kayu salib-- untuk membawa orang berdosa ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 05 Mei 2018 (Sabtu Sore)
    ... sebab saatnya akan tiba bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya . dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum. 'suara Anak Allah' firman. Ini adalah kaitan antara firman dengan hidup kekal. Oleh ...
  • Ibadah Doa Malang, 21 Desember 2021 (Selasa Sore)
    ... Tuhan dalam kehidupan kita Kemurahan dan kebaikan Tuhan menebus kita manusia berdosa. Mazmur - . Bersyukurlah kepada TUHAN sebab Ia baik Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. . Biarlah itu dikatakan orang-orang yang ditebus TUHAN yang ditebus-Nya dari kuasa yang menyesakkan . yang dikumpulkan-Nya dari negeri-negeri dari timur dan dari barat dari ...
  • Ibadah Doa Malang, 16 April 2020 (Kamis Sore)
    ... sikap yang menentukan pekerjaan dari api firman pengajaran yang benar yang lebih tajam dari pedang bermata dua Sikap negatif menolak firman pengajaran yang benar. Akibatnya adalah api firman pengajaran yang benar menjadi api penghukuman. Sikap positif menerima api firman pengajaran yang benar dengan sungguh-sungguh dan sukacita. Hasilnya adalah api firman pengajaran menjadi ...
  • Ibadah Raya Malang, 14 Februari 2010 (Minggu Pagi)
    ... baru lahir manusia baru yang berhak mewarisi Kerajaan Sorga. Tanda-tanda bayi secara rohani manusia baru Petrus membuang lima dosa yang utama yaitu Kejahatan termasuk juga kemalasan. Matius malas tidak setia dalam ibadah pelayanan tidak setia dalam nikah tidak setia dalam aktifitas di dunia. Jahat dan malas penderitaan. Matius manusia yang baru adalah setia dan ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 24 Agustus 2019 (Sabtu Sore)
    ... Juruselamat. Iman adalah rem untuk tidak berbuat dosa bukan hanya pengakuan di mulut. Bertobat berhenti berbuat dosa dan kembali kepada Tuhan mati terhadap dosa terutama dari delapan dosa yang menenggelamkan kita ke lautan api dan belerang. Wahyu . Tetapi orang-orang penakut orang-orang yang tidak percaya orang-orang keji orang-orang pembunuh orang-orang sundal tukang-tukang ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.