Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat siang, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah kasih sayang dan berkat TUHAN senantiasa dilimpahkan dalam hidup kita sekalian.

Wahyu 5: 1-3
5:1. Maka aku melihat di tangan kanan Dia yang duduk di atas takhta itu, sebuah gulungan kitab, yang ditulisi sebelah dalam dan sebelah luarnyadan dimeterai dengan tujuh meterai.
5:2. Dan aku melihat seorang malaikat yang gagah, yang berseru dengan suara nyaring, katanya: "Siapakah yang layak membuka gulungan kitab itu dan
membuka meterai-meterainya?"
5:3. Tetapi
tidak ada seorangpun yang di sorgaatau yang di bumiatau yang di bawah bumi, yang dapat membuka gulungan kitab itu atau yang dapat melihat sebelah dalamnya.

'gulungan kitab, yang ditulisi sebelah dalam dan sebelah luarnya', ini sama dengan logos atau firman Allah yang tertulis dalam alkitab atau Kitab Suci.
Ayat 2 = kitab ini termeterai.

Ayat 3 = firman yang ditulis dalam gulungan kitab ini tertutup--temeterai--dan tidak ada yang dapat membuka meterai dari gulungan kitab ini, baik 'yang di bumi'--manusia--, 'yang di sorga'--malaikat--, maupun 'yang di bawah bumi'--setan, roh-roh di jurang maut.

Wahyu 5: 5-6
5:5. Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: "Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitabitu dan membuka ketujuh meterainya."
5:6. Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri
seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.

Tetapi kita bersyukur, sebab Yesus Anak Domba Allahyang telah mati tersembelih di kayu salib bisa membuka meterainya; hanya Yesus yang bisa membuka meterainya. Seandainya Yesus tidakmati di kayu salib, kitab ini tetap termeterai, firman TUHAN tetap termeterai; berarti tidak ada jalan keluar dan tidak ada jalan ke sorga; semuanya tertutup.

Daniel 12: 4, 8-9
12:4. Tetapi engkau, Daniel, sembunyikanlah segala firman itu, dan meteraikanlah Kitab itu sampai pada akhir zaman; banyak orang akan menyelidikinya, dan pengetahuan akan bertambah."
12:8. Adapun aku,
memang kudengar hal itu, tetapi tidak memahaminya, lalu kutanya: "Tuanku, apakah akhir segala hal ini?"
12:9. Tetapi ia menjawab: "Pergilah, Daniel, sebab firman ini akan tinggal tersembunyi dan
termeterai sampai akhir zaman.

Daniel sudah mendengar firman Allah, tetapi tidak memahaminya, sebab firman Allah tetap dimeteraikan oleh TUHAN sampai akhir zaman. Artinya:firman Allah hanyadiperuntukkan bagi kita yang hidup di akhir zaman.Ini kemurahan TUHAN.

Pada akhir zaman inilah, firman TUHAN akan dibukakan rahasianya oleh Yesus Anak Domba Allah yang telah mati tersembelih di kayu salib.

Dari dulu, banyak yang ingin menyelidiki, tetapi tidak mengerti sebab firman TUHAN masih termeterai. Tetapi sejak Yesus mati di kayu salib sebagai anak domba Allah yang tersembelih, maka firman TUHAN dibukakan rahasianya untuk kita semua.

Daniel 12: 9-10
12:9. Tetapi ia menjawab: "Pergilah, Daniel, sebab firman ini akan tinggal tersembunyi dan termeterai sampai akhir zaman.
12:10.
Banyak orang akan disucikan dan dimurnikan dan diuji, tetapi orang-orang fasikakan berlaku fasik; tidak seorangpun dari orang fasik itu akan memahaminya, tetapi orang-orang bijaksana akan memahaminya.

Hati-hati! Setelah firman dibukakan meterai-meterainya di akhir zaman, akan terjadi dua hal:

  1. Banyak orang yang disucikan, dimurnikan dan diuji= orang yang bijaksana, yang mau menerima pembukaan firman Allah, sehingga ia mau hidup benar, suci, sampai sempurna; sekalipun menderita secara daging--mengalami penyaliban daging--, dia mau.

  2. Orang fasik yang menolak pembukaan firman Allah--menolak firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua--sehingga tetap mempertahankan dosadan puncaknya dosa, sampai kesempurnaan dalam dosa kejahatan dan kenajisan--Babel-- yang akan dibinasakan selamanya.

Dengan adanya pembukaan rahasia firman, akan terjadi dua arus atau dua kelompok secara rohani yang akan terpisah. Bahkan nanti, sampai dua orang di tempat tidur bisa terpisah--satu terangkat, satu tertinggal. Seperti saat Salomo menghadapi dua perempuan sundal yang berebut bayi, Salomo menggunakan pedang dan terjadi pemisahan.

Ini konsekuensinya. Memang merupakan kemurahan TUHAN kalau rahasia firman dibukakan di akhir zaman bagi kita semua, sebab dosa semakin memuncak. Tetapi bahaya, sebab pedang ini juga memisahkan, sampai dua orang di tempat tidur bisa terpisah.

"Kita harus waspada! Apalagi yang hanya duduk sebangku, berdiri berdampingan waktu zangkoor, grup koor kaum muda, sekarang senang bisa melayani bersama-sama; hati-hati! Mau menerima pekerjaan pedang firman atau tidak. Suami dan isteri yang berada di satu tempat tidur saja bisa terpisah, apalagi kita satu dengan yang lain. Hari-hari ini, kita harus sungguh-sungguh!"

Wahyu 22: 11
22:11. Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!"

'Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat'= satu waktu tidak ada rem lagi.
Sekarang, saat firman masih dibukakan, kita masih bisa memilih: mau menjadi orang bijaksana--menerima firman--atau menjadi orang fasik. Tetapi satu waktu tidak bisa lagi; yang berbuat dosa akan terus berbuat dosa, tidak bisa hidup benar dan suci lagi; yang suci akan terus suci, tidak bisa berbuat dosa lagi.

Pada akhir zaman ada dua kelompok--dua kegerakan--anak TUHAN, pelayan TUHAN dan hamba TUHAN:

  1. Kelompok I: lima gadis yang bodoh--kelompok orang fasik--yaitu menolak firman Allah yang dibukakan rahasianya--firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua--sehingga tetap hidup dalam dosa sampai puncaknya dosa--hidup dalam kegelapan--sama dengan pelitanya padam.

    Akibatnya: tertinggal saat Yesus datang kembali kedua kali dan betul-betul binasa dalam kegelapan yang paling gelap di neraka.

  2. Kelompok II: lima gadis yang bijaksana= menerima firman pengajaran yang benar, yang lebih tajam dari pedang bermata dua, sehingga rela disucikan dan hidup dalam kesucian yang bertambah-tambah sampai kepada kesempurnaan. Ini sama dengan hidup dalam terang--PELITA TETAP MENYALAsampai TUHAN Yesus datang kembali kedua kali--, sehingga ia bisa menyambut kedatangan Yesus kembali kedua kali di awan-awan yang permai, sampai mencapai Kota Terang--Yerusalem baru--, di mana tidak ada kegelapan sedikitpun di sana; malam tidak ada di sana.

Dua kelompok aliran rohani ini akan terjadi: lima gadis yang bodoh dan lima gadis yang bijaksana.
Oleh sebab itu, kita harus menjaga supaya pelita tetap menyala lewat pekerjaan pedang firman yang dibukakan rahasianya, yang mampu menyucikan kita. Harus dijaga dengan pedang, tidak bisa dengan lainnya.

Ada tiga macam pelita yang harus tetap menyalasampai kedatangan Yesus kedua kali:

  1. Pelita yang pertama: pelita dalam nikah rumah tangga harus tetap menyala.
    Matius 5: 15
    5:15. Lagipula orang tidak menyalakan pelitalalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.

    Pelita dalam nikah rumah tangga harus tetap menyala, sebab ada kegelapan gantang dan tempat tidur yang menghancurkan rumah tangga.

    "Semiskin-miskinnya rumah tangga, harus punya lampu/pelita, sapu dan garam. Saya teringat dulu waktu masih kecil, kalau dapat beras, kami baru menanak nasi. Lauknya hanya garam. Harus ada garam, sebab terang dan garam itu satu. Sekalipun sederhana, harus punya pelita, kita juga demikian. Apalagi yang kaya, harus punya pelita. Mari, jaga pelita dalam rumah tangga."

    Tandapelita dalam rumah tangga tetap menyala:

    • Tanda pertama pelita dalam rumah tangga tetap menyala: permulaan nikah harus benar/terang.
      Yang sudah menikah, coba diperiksa bagaimana dulu dasarnya. Yang belum menikah, bersyukur kepada TUHAN, ini suatu persiapan. Kalau TUHAN mengizinkan kita menikah, kita sudah ada persiapan.

      Permulaan nikah yang benar/terang, yaitu:

      • Harus direstui orang tua.
        Pertama-tama, harus berbicara kepada orang tua. Jangan sampai sudah jalan, ternyata orang tua tidak setuju, ini masalah. Masuk dalam nikah saja--yang nikahnya sudah baik dan benar--itu sama dengan masuk dalam masalah. Apalagi yang sebelum masuk nikah sudah bermasalah, itu sama dengan masalah ditambah masalah. Mari, selesaikan.

        Kaum muda, jangan masuk nikah dalam keadaan bermasalah! Sudah ada masalah sebelumnya, masuk nikah ada masalah lagi; dua kali masalah. Bisa tidak kuat nantinya.

      • Harus disahkan oleh pemerintah--catatan sipil.
      • Harus diteguhkan dan diberkati oleh TUHAN, lewat seorang gembala/hamba TUHAN.

        Syaratnya:

        1. Nikah harus sesuai alkitab/firman pengajaran benar.
        2. Nikah harus suci.
          Bagaimana kalau sudah terlanjur tidak suci/sudah jatuh dalam permulaan nikah?--ini memang tidak diharapkan. Kalau sudah terlanjur, harus mengaku kepada TUHAN dan sesama--orang tua jasmani dan rohani--, supaya diteguhkan, didoakan dan diangkat.

          "Karena status lajang, berarti masih di bawah orang tua. Kalau sudah jatuh, harus betul-betul mengaku kepada TUHAN dan sesama. Kami sebagai hamba TUHAN, harus mengangkat. Kalau hamba TUHAN hanya mencari yang ideal, yang suci diterima, kalau yang tidak suci diusir-usir. Jangan! Asalkan masih bisa ditolong. Satu pesan dari Pendeta Pong (alm.) soal nikah: 'Kalau masih bisa ditolong, kamu tolong ya.' Itu mungkin kurang satu minggu sebelum beliau meninggal, saya juga tidak mengerti, sampai soal nikah dan organisasi beliau nasihatkan pada saya, padahal waktu itu saya bukan pengurus. Tetapi kalau tidak memenuhi firman, jangan, sebab itu sama dengan masuk ke neraka dan kita ikut juga."

          Kalau sudah mengaku, harus ditolong, didoakan dan diangkat. Kalau dia betul-betul mengaku, TUHAN selalu berkemurahan. Tetapi, bukan berarti tidak apa-apa kalau jatuh, jangan!Penangkatan itu berat.

          "Setiap penataran nikah, saya selalu bertanya: 'Bagaimana, hubungan kalian masih suci?' Kalau masih suci, saya berterima kasih karena mereka sudah menjaga kesucian. Sebab mengangkat itu berat sekali. Tetapi kalau sudah terlanjur, kita tolong, supaya pelita tetap menyala."

    • Tanda kedua pelita dalam rumah tangga tetap menyala: perjalanan nikah harus benar/terang.

      "Mungkin dulu ada nikah yang belum dibawa ke dalam rumah TUHAN, saudara boleh mendaftar, asal sudah diperbaiki, sekarang sudah sama-sama di dalam TUHAN. Akan kita doakan."

      1 Korintus 11: 2-3
      11:2. Aku harus memuji kamu, sebab dalam segala sesuatu kamu tetap mengingat akan aku dan teguh berpegang pada ajaran yang kuteruskan kepadamu.
      11:3. Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu
      Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-lakidan Kepala dari Kristus ialah Allah.

      'teguh berpegang pada ajaran'= siudah menerima pengajaran, bagus, tetapi setelah itu harus dipraktikkan. Kalau nikahnya tidak sesuai dengan pengajaran, berarti sudah salah.

      Syaratperjalanan nikah yang benar: struktur/kedudukan dalam nikah harus benaryaitu Kristus kepala dari laki-laki/suami, laki-laki/suami kepala dari wanita/isteri.
      Jangan dibalik! Kalau isteri yang menjadi kepala, seperti akrobat; kaki diannya juga terbalik, pelitanya berada di bawah sehingga padam. Struktur nikah harus diperbaiki.

      Suami adalah kepala, isteri adalah tubuh, dan anak-anak adalah anggota tubuh:

      • SUAMIsebagai kepaladari isteri, artinya:

        1. Mengasihi isteri seperti diri sendiri dan jangan berlaku kasar pada isteri. Bicara kasar saja, isteri sudah tidak kuat. Apalagi perlakuan kasar, jangan!

        2. Suami bertanggung jawab atas aliran jasmani dan rohani.

          Aliran jasmani, artinya suami tetap bertanggung jawab atas aliran hidup sehari-hari, sekalipun mungkin gaji isteri atau anak lebih besar dari suami, yang penting dia tanggung jawab--karena semua berasal dari kepala; makan juga dari kepala.

          Kecuali ada halangan, seperti suami sakit sehingga tidak bisa apa-apa; itu lain perkara.

          Aliran rohani--ini yang bahaya--, artinya aliran ibadah, kebenaran, dan kesucian harus dari suami.

        3. Suami memutuskan segala sesuatu dalam rumah tangga sesuai dengan firman pengajaran yang benar. Jangan sewenang-wenang!

        Kalau suami bisa melakukan ini semua dalam rumah tangga, seumpama masih ada yang gelap dalam rumah tangga, tetapi kalau terkena pelita terus-menerus, nanti juga bisa berpindah dari gelap kepada terang. Mungkin anak atau isteri masih gelap, tetapi kalau ada pelita, lama-lama gelap itu tidak tahan dan ikut pada terang.

      • ISTERIadalah tubuh/rusuk artinya:

        1. Tunduk kepada suami dalam segala sesuatu.
        2. Melindungi bagian tubuh yang lemah, lewat doa penyembahan. Mungkin suami ada kelemahan dalam tabiatnya, harus didoakan oleh isteri. Jangan putus asa!
          Kalau isteri betul-betul menjadi terang, akan menjadi rumah doa (1 Korintus)--doanya bisa dijawab oleh TUHAN. Tidak ada yang mustahil.

          "Salah satu contoh di Malang, betul-betul terjadi. Seorang suami memukul dan menendang isterinya kalau dia tahu isterinya pulang dari gereja. Saya bilang: 'Diam saja, Bu, doa saja.' Sekarang suaminya sudah meninggal, tetapi meninggal dalam TUHAN, sudah ikut baptisan di Malang. Dia meninggal dalam TUHAN dan bisa menerima terang. Tadinya dia tidak mau, marah sekali. Tetapi lewat ketekunan isteri dalam doa, kelemahan suami bisa ditolong. Mungkin ada anak yang nakal. Harus dididik dan dipukul, pakai rotan, boleh--di alkitab ada--, asalkan jangan dengan emosi, supaya dia bisa berubah. Tapi lebih dari itu, lewat doa penyembahan, serahkan pada TUHAN. Ini tugas isteri."

      • ANAKadalah anggota tubuh, artinya meringankan beban orang tua--tangan dan kaki yang bergerak.
        Yang paling meringankan beban orang tua adalah bertobatdan taat dengar-dengaran. Perhatikan anak-anak!

        "Dulu saya sombong: 'Nanti, Pa, kalau saya sudah lulus menjadi sarjana, kemudian saya bekerja, saya berikan seluruh gaji saya.' Tapi ayah saya hanya menjawab: 'Bukan itu yang diharapkan, kalau kamu taat dengar-dengaran, itu saja sudah cukup.' Orang tua sudah tidak berpikir lagi--sudah meringankan. Orang tua bekerja sudah berat, sepulang kerja masih harus memikirkan anaknya sudah belajar atau belum, naik kelas atau tidak. Susah! Cobalah bertobat dan taat, bergaul yang baik, itu sudah jauh meringankan beban orang tua."

      Jika kedudukan nikah benar, maka rumah tangga memiliki pelita di atas kaki dian--nikah rumah tangga yang terang--untuk menghadapi:

      • Kegelapan gantang, artinya dosa makan minum. Berapa banyak pasangan suami-isteri tertangkap karena narkoba.
      • Kegelapan tempat tidur, yaitu dosa kawin mengawinkan--perselingkuhan dan lain-lain.

      Hadapi ini semua dengan terang. Perhatikan tugas dan kedudukan kita masing-masing! Suami sebagai kepala, isteri sebagai tubuh, dan anak-anak sebagai anggota tubuh. Kegelapan akan bisa dihadapi, sehingga nikah tetap terang.

      1 Korintus 11: 4
      11:4. Tiap-tiap laki-laki yang berdoaatau bernubuat dengan kepala yang bertudung, menghina kepalanya.

      Selain ada terang, rumah tangga juga menjadi rumah doa. Seperti bangsa Israel yang tidak bisa maju, mundur, ke kiri dan kanan; semua hanya menengadah kepada TUHAN dan TUHAN yang turun tangan.

    • Tanda ketiga pelita dalam rumah tangga tetap menyala: akhir nikah harus benar/terang.
      Efesus 5: 31-32
      5:31. Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
      5:32. Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah
      hubungan Kristus dan jemaat.

      Permulaan nikah, perjalanan nikah dan akhir nikah harus diperbaiki.
      Kalau permulaan nikah sudah benar dan kedudukan dalam nikah sudah benar, maka nikah menjadi satu daging. Ini merupakan perjuangan, ini yang tadi disebutkan masuk nikah sama dengan masuk dalam masalah. Untuk menjadi satu daging, ini yang susah.

      Banyak masalah dalam nikah--keuangan, kesehatan dan lain-lain--tetapi masalah terbesar adalah kalau nikah tidak bisa menjadi satu. Tujuan nikah adalah menjadi satu daging, kalau tidak bisa menyatu, ini yang susah--bagaikan kepala dengan tubuh dipisah; mati. Ini masalah terbesar. Mari berusaha!

      Kalau permulaah nikah salah, diperbaiki; kalau perjalanan nikah salah/salah kedudukan, mari perbaiki, sampai akhir nikah menjadi satu.

      "Maaf, laki-laki meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, bukan untuk menjadi satu tempat tidur. Kalau hanya satu tempat tidur, terlalu riskan, sebab satu diangkat, satu tertinggal. Tetapi harus sampai menjadi satu daging. Tidak bisa terpisah lagi."

      Jika TUHAN datang kedua kali, nikah yang sudah menjadi satu daging akan masuk dalam kesatuan yang lebih besar yaitu masuk perjamuan kawin Anak Domba Allah--nikah yang sempurna di dalam TUHAN antara Kristus dengan sidang jemaat.

    Inilah yang pertama, pelita dalam nikah rumah tangga harus dijaga supaya tetap menyala. Kita jaga lewat pembukaan firman: apa yang salah sebagai suami, isteri, anak, supaya pelita tetap menyala. Sekalipun ekonomi sulit, kalau pelita tetap menyala, kegelapan dosa tidak bisa masuk dan kita menjadi rumah doa. Apa yang kita tidak mampu, kita hanya berseru kepada TUHAN. TUHAN yang menolong kita.

  2. Pelita yang kedua: pelita dalam ibadah pelayanan/tahbisan harus tetap menyala.
    Jangan sampai pelita padam, sebab akan menjadi lima gadis yang bodoh--orang fasik--!

    Lukas 12: 35-36
    12:35. "Hendaklah pinggangmu tetap berikatdan pelitamu tetap menyala.
    12:36. Dan hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang menanti-nantikan tuannya yang
    pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetok pintu, segera dibuka pintu baginya.

    'segera dibuka pintu baginya'= kalau TUHAN datang, kita bisa menyambut Dia.
    Tandapelita dalam ibadah pelayanan tetap menyala:

    • Tanda pertama pelita dalam ibadah pelayanan tetap menyala: 'Hendaklah pinggangmu tetap berikat'= tetap berikatpinggang--dalam Efesus 6: ikat pinggang kebenaran--, artinya: sesuai dengan firman pengajaran yang benar.

      Jadi, ibadah pelayanan harus sesuai dengan firman pengajaran yang benar/kehendak TUHAN, bukan kehendak pendeta atau siapapun. Ini sama dengan TAATdengar-dengaran pada firman pengajaran yang benar. Ketaatan inilah yang dibutuhkan.

      Firman pengajaran yang benar merupakan perintah/komando dari TUHAN. Kalau tidak taat, hanya membuat pusing dan susah.
      Sekalipun tidak pandai/tidak mampu, kalau taat, pelayanannya akan lebih berhasil sebab tangan TUHAN yang bekerja di dalam dia 100%. Tetapi sekalipun hebat, mampu 100% kalau tidak taat, hasilnya nol. Perhatikan ketaatan!

      1 Petrus 1: 22a
      1:22a. Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatankepada kebenaran

      Kalau kita taat dengar-dengaran kepada perintah TUHAN/komando TUHAN--berikatpinggangkan kebenaran--, kita akan bisa hidup dalam kesucian. Taat sama dengan suci; tidak taat, tidak suci.
      Melayani TUHAN bukan S1, S2, atau S3, tetapi S SUCI.

      Kalau kesucian menurun, sudah mulai pudar, nyala pelitanya mulai redup. Kalau dibiarkan akan habis. Hati-hati! Jaga kesucian dalam ibadah pelayanan!

    • Tanda kedua pelita dalam ibadah pelayanan tetap menyala: Lukas 12: 36: 'seperti orang-orang yang menanti-nantikan tuannya yang pulang dari perkawinan' = ibadah pelayanan dalam suasana pesta nikah, artinya suasana kasih.

      Beribadah melayani adalah seperti suasana pesta nikah. Jangan dengan terpaksa! Kasih tidak bisa diputuskan oleh apapun. Saat mau berangkat ibadah, hati kita berdebar-debar, senang seperti mau pergi ke pesta nikah.

      "Kalau kami nanti naik pesawat ke Medan, biasanya masih terlambat. Di tengah jalan saya katakan: 'TUHAN kalau saya punya sayap, bisa sampai lebih dulu.' Berdebar-debar, rindu, mereka menunggu saya, harus cepat sampai. Tidak capek, malah senang karena dorongan kasih."

      Motor penggerakpelayanan kita adalah kasih Allah. Karena kasih Allah kekal, maka pelayanan kita juga kekal, tidak akan pernah berhenti di tengah jalan. Ingat, bagaimana Yesus datang untuk melayani kita: 'Aku datang bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani dan menyerahkan nyawa bagi kamu.' Ini karena dorongan kasih. Apapun yang ktia korbankan untuk TUHAN, tidak ada bandingannya dengan Yesus. Baru Dia meninggalkan sorga, kita sudah tidak bisa bicara lagi. Lantainya sorga sudah berapa, tetapi Dia tinggalkan. Belum lagi nyawa-Nya. Malu kita. Oleh sebab itu, mari didorong oleh KASIHTUHAN--kurban Kristus--, supaya pelayanan ktia kekal.

    • Tanda ketiga pelita dalam ibadah pelayanan tetap menyala: pelita tetap menyala.
      Pelita selalu dikaitkan dengan minyak; ada minyak, pelita baru bisa menyala.
      Artinya: beribadah melayani dalam urapan Roh Kudus.

      Apa yang terjadi dalam urapan Roh Kudus?:

      • Roh Kudus memberikan karunia-karunia Roh Kudus--kemampuan ajaib dari Roh Kudus--, sehingga kita bisa melakukan pelayanan pekerjaan TUHAN, sesuai dengan jabatan yang TUHAN percayakan pada kita.
        Tidak mungkin tidak bisa, pasti bisa kalau dalam urapan Roh Kudus.

        "Saya sudah pernah bercerita beberapa kali. Saya tidak pernah mau menjadi gembala. Sejak peristiwa gembala saya dimaki-maki orang di depan saya, saya yang membela, kejadiannya jam 1 malam. Sejak saat itu saya berseru kepada TUHAN: 'Kalau sudah waktunya saya dipanggil menjadi fulltimer, saya mau. Tetapi saya tidak mau menjadi gembala.' Saya trauma, saya tidak mau jadi gembala. Bukan membela diri. Lebih baik saya menjadi guru di sekolah alkitab atau penginjil saja. Saya berdoa supaya kedua orang tua saya diberkati, lalu saya jadi penginjil saja. Itu saja doa saya, sederhana. Tetapi TUHAN tunjuk saya menjadi gembala, harus ada karunia. kalau hanya mengandalkan sekolah alkitab, tidak bisa."

        Karunia Roh Kudus berasal dari kesucian; kalau ada kesucian, ada urapan. Karunia roh Kudus lebih hebat dari apapun di dunia.

      • Roh Kudus membuat kita SETIA DAN BERKOBAR-KOBARdalam ibadah pelayanan sampai garis akhir.
        Usia bisa semakin tua, kesehatan bisa menurun, tetapi kalau Roh Kudus menguasai kita, kita akan tetap setia dan berkobar-kobar.

        "Salah satu kesaksian, ketika Om Totaijs mau meninggal dunia--kurang satu hari. Kebaktian waktu itu berlangsung selama 4 jam karena banyak acara. Om Pong (alm.) yang membawakan firman. Biasanya, dalam satu jam Om Totaijs bisa berkali-kali ke belakang. Tetapi ini selama 4 jam, beliau tidak ke belakang sama sekali. Itu kekuatan Roh Kudus. Terakhir setelah semua selesai kesaksian, beliau memegang saputangan, baru beliau ke belakang. Luar biasa! Oleh sebab itu saya yakin."

        Sebaliknya, sekalipun kita masih muda dan sehat, kalau tidak ada Roh Kudus, kita tidak akan mampu--seperti pelita yang sudah padam.

        Oleh sebab itu, kita mohon urapan Roh Kudus, supaya bisa tetap setia dan berkobar-kobar sampai garis akhir.

    Kalau digabungkan, Pelayan TUHAN yang melayani dengan ketaatan, kesucian, setia dan berkobar-kobar, dan ditambah dengan kasih--karena mengasihi TUHAN, bukan lainnya--sama dengan biji mata TUHAN. Itu yang penting! Semua bisa kita lakukan kalau ada kasih TUHAN. Kita dipelihara dan dilindungi oleh TUHAN dalam kesulitan sampai zaman antikris--kita dipelihara dengan dua sayap burung nasar.

    Biji mata ini tidak pernah kering. Artinya: selalu setia dan berkobar-kobar sampai garis akhir; tidak akan pernah kering rohani, tidak akan pernah kering dalam pelayanan, dan tidak akan pernah tersandung dan terjatuh, tetapi tetap mengikut dan melayani TUHAN sampai garis akhir; sampai selama-lamanya.

    Biji mata kalau kering akan sakit sekali. Oleh sebab itu, biji mata harus tetap basah. Kita juga, jangan sampai kering dalam melayani! Begitu kering, susah. Kalau tidak setia, kita sudah melekat dengan dunia. Susah. Kalau dibiarkan, akan bersahabat dengan dunia, sudah mengasihi dunia dan tidak bisa terpisah dengan dunia, sampai akhirnya menjadi sama dengan dunia.

    Mari, siang hari ini. Mungkin kita sudah jauh dari TUHAN, seperti Petrus ikut TUHAN dari jauh. Ketika Yesus ditangkap, Petrus mengikut dari jauh, saat itu udara dingin lalu Petrus berdiang di api dekat perwira-perwira--berdiang pada api dunia. Pasti arahnya ke situ kalau sudah melekat pada udnia.
    Lalu dibawa ke mana? Kalau meninggalkan ladang TUHAN, maaf, satu waktu pasti datang ke ladang babi.
    Ini yang harus kita jaga!

  3. Pelita yang ketiga: pelita tubuh harus tetap menyala.
    Lewat pembukaan firman, hati-hati, ada keompok yang pelitanya padam dan ada yang pelitanya tetap menyala. Pelita apa itu? Yang pertama: nikah, kedua: ibadah pelayanan, dan ketiga: pelita tubuh harus tetap menyala.
    Jaga ini! TUHAN tolong ktia semua.

    Matius 6: 22-23
    6:22. Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu;
    6:23. jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.

    Pelita tubuh sama dengan mata. Jika mata baik, maka seluruh tubuh terang, tidak pernah gelap.

    Ibrani 12: 2
    12:2. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.

    Dalam alkitab hanya ada dua rahasia besar: rahasia nikah dan rahasia ibadah. Ini yang dijaga, dan yang menentukan adalah pelita tubuh, matanya mau ke mana?
    Bagaimana pandangannya?Kalau pandangannya jasmani, akan hancur semua. Tetapi kalau pandangannya rohani--mata yang baik--, luar biasa.

    Isteri Lot menoleh ke belakang--melihat dunia--, akibatnya semua hancur.
    Musa menoleh ke kiri dan kanan ketika ada dua orang berkelahi--melihat manusia--, akhirnya jadi pembunuh.

    Mata yang baik artinya mata yang hanya tertuju kepada Yesussebagai imam besar yang duduk di sebelah kanan takhta Allah Bapa; mata melihat TUHAN.
    Artinya: banyak menyembah TUHAN hari-hari ini.

    Mari, jangan mengabaikan kebaktian doa penyembahan. Kita bersama-sama menyembah TUHAN, menjadi mezbah dupa yang besar. Mezbah dupa sendiri, harus; mezbah dupa yang lebih besar--dengan keluarga--, harus; mezbah dupa dalam penggembalaan, harus; sampai nanti mezbah dupa yang terbesar yaitu dari berbagai suku dan bangsa ada di awan-awan.
    Mari, mata memandang TUHAN, menyembah kepada TUHAN.

    Jangan ada mata yang jahat seperti isteri Lot dan Musa! Nanti menjadi mata gelap.

    Ibrani 12: 3
    12:3. Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahanyang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa.

    Kalau bisa memandang Yesus sebagai imam besar yang duduk di sebelah kanan takhta Allah Bapa--menyembah TUHAN--, maka kita bisa meneladani ketabahan Yesus, yaitu kuat dan teguh hati.

    Yesus kuat dan teguh hati. Sekalipun Dia disiksa, dihina, dan dicambuk, Dia tidak kecewa dan putus asa, tetapi tetap mempertahankan kebenaran. Kalau mata baik, hatinya baik.

    Kuat dan teguh hati artinya:

    • Tetap berpegang teguh pada firman pengajaran yang benar dan hidup dalam kebenaran, apapun yang kita hadapi.

      "Seperti bunga bakung yang memiliki warna putih dan hidup di rawa-rawa--bersinggungan dengan rawa yang kotor. Tetapi saat terkena sinar matahari, bunga bakung tetap tegak dengan warna putih. Pertahankan warna putih. Kaum muda, dalam sekolah, bekerja, tidak mungkin dipisah-pisah. Tidak ada sekolah khusus orang suci, yang ada malah kebalikannya. Banyak pengaruhnya. Tidak apa-apa, memang begitu hidup di dunia ini. Tetapi yang penting adalah tetap berpegang teguh pada firman pengajaran yang benar dan hidup benar, apapun yang kita hadapi."

      Jangan melenceng sedikitpun! Sekalipun ada tawaran dan lain-lain. Itu semua jalan buntu dan binasa. Tetap di dalam rel/jalan TUHAN. Sekalipun pelan-pelan, kalau tetap di rel, akan sampai. Sekalipun cepat, kalau di luar rel, akan habis dan mati semua.

    • Tidak kecewa, putus asa, dan tinggalkan TUHAN apapun yang terjadi; tetapi tetap setia dan berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN.

    • Tetap menyembah TUHAN, apapun yang kita hadapi. Terus bergumul! Apa yang kita hadapi, berseru pada TUHAN, pandang TUHAN! Jangan pandang yang lain! Tetap tabah: 'Apa yang saya hadapi tidak sebanding dengan apa yang Yesus hadapi. Saya harus kuat. Yesus kuat, saya juga kuat.'

      "Saya mendengar sendiri dari seseorang: 'Saya lama tidak datang ke gereja karena ada masalah. Tapi besok mau datang.' Malamnya saya SMS dia: 'Datang, ya.' Lalu besoknya sekitar jam 10-11 siang dia telepon: 'TUHAN itu baik, saya diingatkan. Tapi memang besok saya mau datang.' Syukurlah, masih bisa kembali. Kalau saat ada masalah kita pergi dari TUHAN, kita bisa ditarik oleh setan dan mati. Salah! Tetapi bersyukur, keluarga ini masih bisa kembali."

      Justru saat ada masalah, kita harus datang mendekat pada TUHAN, serahkan semuanya kepada TUHAN; semakin besar masalahnya, kita harus lebih dekat lagi kepada TUHAN.

    • Tetap percaya dan berharap TUHAN; berseru kepada TUHAN; mengulurkan kedua tangan kepada TUHAN. Maka, TUHAN Imam Besar juga mengulurkan dua tangan kepada kita.

      Ibrani 2: 16-18
      2:16. Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani.
      2:17. Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi
      Imam Besaryang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.
      2:18. Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka
      Ia dapat menolongmereka yang dicobai.

      Yesus Imam Besar mengulurkan tangan setia dan berbelas kasihan untuk:

      • Yang pertama: mendamaikan dosa-dosa kita. Ini yang penting!
        Kita harus mengaku dosa kepada TUHAN dan sesama. Jika diampuni, jangan berbuat dosa lagi; juga mengampuni dan melupakan dosa orang lain--dosa diselesaikan oleh darah Yesus. Ini dulu yang diselesaikan!

        Selama masih ada dosa, TUHAN tidak bisa menjangkau kita.
        Kalau dosa diselesaikan, maka TUHAN sudah turut menanggung.

        Ibrani 4: 14-15
        4:14. Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.
        4:15. Sebab Imam Besar yang kita punya,
        bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.

        Kalau kita sudah berani mengaku dosa--saling mengaku dan mengampuni--, darah Yesus membasuh dosa kita, maka Yesus sebagai imam besar yang menyedot semua penderitaan dan masalah kita; semua ditanggung oleh TUHAN di kayu salib, sehingga kita merasa damai sejahtera, enak dan ringan.
        Sekalipun belum ada pertolongan, tetapi sudah enak dan ringan.

        "Saya ingat, ketika saya akan menjadi hamba TUHAN, saya diizinkan tidak makan, tidak minum. Tetapi setelah saya mengaku dosa, saya berani berkata: 'Sekalipun tidak diberi beras, tidak diberi uang, saya tetap memilih Engkau, TUHAN.' Berarti saya sudah tidak memikirkannya lagi. Padahal tadinya hati saya panas. Setelah itu, masih belum ada pertolongan, tetapi hati saya bisa damai."

        Kalau hati kita sudah damai, maka waktunya TUHAN untuk menolong kita.

      • Ibrani 2: 18
        2:18. Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.

        Ibrani 4: 16
        4:16. Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.

        Yang kedua: untuk dapat menolong kita tepat pada waktunya.

        Begitu dosa diselesaikan, waktunya TUHAN sudah tiba untuk menolong kita. Dia mengulurkan tangan belas kasih dan anugerah-Nya untuk dapatdan tepatmenolong kita.

        Semua yang mustahil diselesaikan oleh TUHAN.
        Istilah 'dapat' artinya tidak bisa dihalangi/dibatasi oleh apapun juga.
        Istilah 'tepat' artinya tepat pada waktunya.

        Jangan ragu! Tangan TUHAN itu berbelas kasih dan setia, tetapi tunggu waktu-Nya. Kita tinggal menunggu waktunya TUHAN. Dia yang akan menyelesaikan semuanya bagi kita. Serahkan semua kepada TUHAN!

      • 1 Tesalonika 5: 23-24
        5:23. Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurnadengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, TUHAN kita.
        5:24. Ia yang memanggil kamu adalah setia,
        Ia juga akan menggenapinya.

        'Allah damai sejahtera'= Imam Besar.

        Yang ketiga: tangan Imam Besar yang setia menggenapi janji-Nya. Ia sanggup memelihara dan menyucikan tubuh, jiwa dan roh kita.

        'Memelihara' = secara jasmani.
        'Menyucikan' = secara rohani.

        Semakin meningkat dalam kesucian, pemeliharaan akan semakin meningkat. Sampai satu waktu jika Yesus datang kedua kali, tubuh, jiwa, dan roh kita disucikan sampai sempurna; kita layak menyambut kedatangan-Nya kedua kali di awan-awan yang permai. Dia setia dan menggenapi janji-Nya.

        Sekarang kita tinggal menunggu waktu pertolongan TUHAN, sampai waktu kedatangan Yesus kedua kali. Semua beres, semua selesai, semua ditolong, berhasil dan indah pada waktunya, sampai kita sempurna seperti Dia, kita bersama Dia selamanya. Serahkan semua pada TUHAN!

Pelita harus tetap menyala. Periksa nikah, ibadah pelayanan, dan pribadi kita!
Ke mana pandangan kita sekarang? Masih putus asa, kecewa, dan ragu? Pandangan kita harus kepada TUHAN.

Dia setia dan berbelas kasih, Dia tidak pernah menghina kita, tidak pernah mengolok kita. Dia setia dan menggenapi janji-Nya, Dia tidak pernah menipu kita. Kita tinggal menunggu waktunya TUHAN.

Apapun keadaan kita, yang penting pelita tetap menyala, dan kita tinggal menunggu waktunya TUHAN. Mari, pandang Dia! Mungkin kita masih ada di lembah, jangan menyesal, tetapi tetap fokus kepada Dia! Yang sudah tinggi, sudah ada di atas gunung, jangan lupa, jangan sampai jatuh! Tetap pandang TUHAN!

Jangan bangga dengan sesuatu, jangan kecewa dengan sesuatu, seberat apapun yang kita hadapi, TUHAN ada bersama kita. Fokus hanya kepada Dia! Jangan berharap siapapun! Kaum muda, apapun kejatuhan dan kegagalanmu, TUHAN tolong! Serahkan hidup kepada Dia. Jangan ragu! Dia setia dan menggenapi janji.

TUHAN memberkati.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Doa Surabaya, 27 Oktober 2010 (Rabu Sore)
    ... dalam keadaan sebagai manusia Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati bahkan sampai mati di kayu salib. Yesus sebagai Manusia yang tidak berdosa tapi Ia mau mengakui dosa-dosa kita dan menanggung dosa kita sampai mengampuni dosa-dosa kita. Inilah KERENDAHAN HATI dari Tuhan Yesus. Bagi kita sekarang praktiknya rendah hati dalam arti ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 18 Juni 2015 (Kamis Sore)
    ... kelemahan di dalam siksaan di dalam kesukaran di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah maka aku kuat. Maka kita akan menerima kekuatan dari Tuhan yaitu kuasa Roh Kudus yang tidak terbatas oleh apa pun. Kita mengaku banyak kelemahan artinya Mengaku tidak layak banyak kesalahan kekurangan ...
  • Ibadah Doa Malang, 06 Desember 2016 (Selasa Sore)
    ... segala pengajaran itu Yesus membawa Petrus Yohanes dan Yakobus lalu naik ke atas gunung untuk berdoa. Ketika Ia sedang berdoa rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan. Proses untuk memiliki pakaian putih berkilau-kilau Harus mengalami penyucian oleh firman pengajaran yang benar. Ibrani Sebab firman Allah hidup dan kuat dan ...
  • Ibadah Raya Malang, 04 Juni 2023 (Minggu Pagi)
    ... kita harus memusatkan perhatian kepada perkara Tuhan pribadi Tuhan. Artinya segala perkara jasmani di dunia kekayaan studi pekerjaan nikah rumah tangga dll jangan sampai mengganggu perhatian kita kepada pribadi Tuhan sehingga kita tidak mengalami kekuatiran. Lukas - Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang dan di bumi ...
  • Ibadah Doa Ucapan Syukur Surabaya, 27 Desember 2010 (Senin Sore)
    ... adalah bertobat berhenti berbuat dosa dan kembali kepada Tuhan. Caranya adalah lewat berdamai mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama . Jika diampuni jangan berbuat dosa lagi. Selain mengaku dosa kita juga harus mengampuni segala dosa sesama kita yang sudah diakui dan melupakannya. hidup dalam kebenaran. Amsal - . Harta benda yang diperoleh ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 11 Januari 2012 (Rabu Sore)
    ... gerbang . Ini digenapkan oleh korban Yesus yaitu Yesus harus mati di salib di luar Yerusalem. Supaya tidak menghina Tuhan Yesus tidak menyalibkan Yesus ke dua kalinya kita harus menanggung kehinaan Yesus yang berkorban diluar perkemahan. Prakteknya menanggung kehinaan Yesus yang berkorban diluar perkemahan Petrus - . Jadi karena Kristus ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 20 Agustus 2022 (Sabtu Sore)
    ... Yehuda ialah tanam-tanaman kegemaran-Nya dinanti-Nya keadilan tetapi hanya ada kelaliman dinanti-Nya kebenaran tetapi hanya ada keonaran. Kebun anggur Tuhan adalah bangsa Israel umat pilihan Tuhan. Sikap Tuhan terhadap kebun anggur-Nya--mempelai wanita-Nya--adalah selalu bergemar. Bagaimana sikap kita terhadap Tuhan Apakah sudah bosan lemah karena pencobaan Atau lupa Tuhan karena kesukaan dunia Kita harus periksa ...
  • Ibadah Doa Semalam Suntuk Session I Malang, 26 Oktober 2017 (Kamis Malam)
    ... Yohanes Setiap orang yang berbuat dosa melanggar juga hukum Allah sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah. Ini sama dengan melanggar hukum Allah berbuat dosa diperhamba oleh dosa. Contohnya Adam dan Hawa tidak melakukan perintah semua buah pohon dalam taman boleh dimakan buahnya dengan bebas dan melanggar larangan Tuhan memakan buah ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 20 Februari 2016 (Sabtu Sore)
    ... sampai mati di kayu salib bangkit naik ke Surga dipermuliakan sebagai Imam Besar Raja segala raja yang duduk di sebelah kanan takhta Allah Bapa. Ibrani - Dan sekalipun Ia adalah Anak Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya Ia menjadi pokok keselamatan ...
  • Ibadah Doa Malang, 04 Agustus 2015 (Selasa Sore)
    ... akan menyuruh mereka datang dan tersungkur di depan kakimu dan mengaku bahwa Aku mengasihi engkau. Karena engkau menuruti firman-Ku untuk tekun menantikan Aku maka Akupun akan melindungi engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam di bumi. Yesus tampil sebagai Yang memegang kunci Daud ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.