Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949

Pdt. Jusak Widjaja Hendra - WR Supratman 4 Sby

Kita kembali membahas pada kitab Wahyu 1: 9-20, ini tentang penglihatan rasul Yohanes di pulau Patmos.

Wahyu 1: 9, Aku, Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan, dalam Kerajaan dan dalam ketekunan menantikan Yesus, berada di pulau yang bernama Patmos oleh karena firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh Yesus.

Rasul Yohanes di buang ke pulau Patmos, bukan karena berbuat dosa, tetapi karena Firman ALLAH dan kesaksian YESUS, rasul Yohanes mengalami tiga hal:

  1. Ay 9, dapat masuk persekutuan yang benar dengan TUHAN dan sesama.
    Persekutuan dengan sesama itulah persekutuan Tubuh Kristus. Persekutuan dengan TUHAN, yaitu persekutan tubuh dengan Kepala. Persekutuan dengan sesama; bisa masuk nikah yang benar, penggembalaan yang benar, fellowship (antar penggembalaan) yang benar, sampai terbentuk tubuh yang sempurna.


  2. Ay 10-16, dapat mendengar dan melihat bunyi sangkakala yang nyaring (Firman penggembalaan), yang menjadi dua wujud nyata:


    • Tujuh kaki dian emas, itulah gereja TUHAN yang sempurna. Ini dapat dilihat.
    • Pribadi YESUS dalam kemuliaan sebagai Imam Besar, Raja segala raja, Hakim yang adil, dan Mempelai Pria Surga (Wahyu 1:13-16). Ay 13-16 ('di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia') = penampilan dari Pribadi YESUS dalam kemuliaan sebagai Imam Besar, Raja segala raja, Hakim Yang adil, Mempelai Pria Surga. Mempelai Pria Surga = Kepala = Suami.


    Inilah yang bisa diterima oleh rasul Yohanes yaitu sengsara karena YESUS (Firman ALLAH dan kesaksian YESUS).


  3. rasul Yohanes dapat tersungkur di bawah Kaki YESUS (menyembah YESUS).

Wahyu 1: 17, Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir,

Rasul Yohanes dapat tersungkur di Kaki TUHAN = penyembahan dengan hancur hati. Dalam penyembahan, rasul Yohanes mengalami jamahan Tangan Kanan TUHAN, sehingga rasul Yohanes menerima:

  1. TUHAN berkata: "Jangan takut!' = tidak ada ketakutan lagi (menghapus ketakutan).
  2. 'Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir' = menerima kasih ALLAH.

'Aku Yang Awal' (Yang mula-mula) dalam tabernakel menunjuk mezbah korban bakaran = penampilan Pribadi YESUS sebagai Juruselamat, Yang harus mati di kayu salib, untuk menyelamatkan manusia berdosa = kasih mula-mula. Kalau dulu, binatang-binatang disembelih atau dikorbankan, sekarang adalah Kurban Kristus.

'Aku Yang Akhir' dalam tabernakel menunjuk alat tabut perjanjian = penampilan Pribadi YESUS dalam kemuliaan sebagai Mempelai Pria Surga, Yang akan datang ke dua kali di awan-awan permai untuk mengangkat kita semuanya = puncaknya kasih (kasih mempelai).

Jadi, lewat tersungkur dan mengalami jamahan Tangan Kanan TUHAN, maka rasul Yohanes menerima kasih mula-mula sampai dengan kasih yang sempurna (kasih bagaikan matahari). Kalau diijinkan menderita daging bersama dengan YESUS, itu merupakan kesempatan untuk tersungkur (bukan kecewa, putus asa) dan kita akan mengalami jamahan Tangan Kanan TUHAN, sehingga kita menerima kasih mula-mula sampai kasih yang sempurna.

Untuk apa kasih itu? Matius 24: 12, Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin.

Kita sangat membutuhkan kasih ALLAH yang meningkat (bukan statis); dari kasih mula-mula sampai kasih yang sempurna, sebab di akhir zaman ini kita menghadapi kedurhakaan yang meningkat, sehingga kasih menjadi dingin. Kalau kedurhakaan semakin meningkat, kita harus menerima kasih yang meningkat. Kasih menjadi dingin = terjadi krisis kasih. Kalau tidak ada kasih, berarti semuanya sia-sia (apa yang kita lakukan sia-sia), semuanya tidak berguna dan tidak kekal (binasa selamanya). Dalam 1 Korintus 13, tanpa kasih, semuanya sia-sia (sekalipun kita mengerti bahasa malaikat, berkorban sampai membakar diri, tetapi kalau tanpa kasih, semuanya sia-sia). Semoga kita dapat mengerti.

Kalau kedurhakaan semakin meningkat, tetapi kasih tidak meningkat, maka menjadi dingin (krisis kasih atau tanpa kasih) dan semuanya sia-sia. Biarlah sekarang ini kita belajar tentang proses peningkatan kasih.

Proses peningkatan kasih ALLAH:

  1. Menerima kasih mula-mula. Dalam tabernakel ini menunjuk halaman. Kita dilahirkan dari ibu kita masing-masing, menjadi manusia darah daging. Sehebat apapun manusia darah daging (pandai, kaya dll), tidak mempunyai kasih, tetapi hanya mempunyai keinginan daging, hawa nafsu daging, emosi, ambisi dll. Semoga kita dapat mengerti.

    Dari mana kita mendapatkan kasih mula-mula? Kita mendapatkan kasih mula-mula dari salib Kristus. Kita harus selalu berpegang teguh pada salib Kristus, supaya kita bisa menerima kasih mula-mula. Dalam perjanjian lama, Salib ini digambarkan dengan tongkat. Musa memegang tongkat, itu menunjuk salib Kristus.

    Keluaran 4: 2, 3,
    2. TUHAN berfirman kepadanya: "Apakah yang di tanganmu itu?" Jawab Musa: "Tongkat."
    3. Firman TUHAN: "Lemparkanlah itu ke tanah." Dan ketika dilemparkannya ke tanah, maka tongkat itu menjadi ular, sehingga Musa lari meninggalkannya.

    Ay 2 => Tongkat inilah yang harus dipegang, seperti Musa memegang tongkat. Jangan dilepaskan!
    Ay 3 => kalau tongkat dilepaskan, menjadi ular.

    Sekarang ini banyak ajaran-ajaran tanpa salib => 'hanya YESUS saja Yang disalibkan, kita tidak perlu susah-susah, kita dalam kemuliaan' Ini tidak bisa! Harus mengikuti kematian terlebih dahulu, setelah itu baru ada kebangkitan dan kemuliaan. Hati-hati peganglah salib Kristus! Ini seperti Musa yang terus memegang tongkatnya, sebab kalau dilepas akan menjadi ular. "Apakah yang di tanganmu itu?" Jawab Musa: "Tongkat." (bukan ijasah dll). Tongkat = salib.

    Dulu Musa dengan salib dipakai oleh TUHAN untuk membawa bangsa Israel keluar dari Mesir menuju Kanaan. Sekarang TUHAN juga mau memakai kita. Kanaan, sekarang menunjuk kegerakan pembangunan Tubuh Kristus (kegerakan Roh Kudus hujan akhir). TUHAN mau memakai kita semuanya dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir atau kegerakan pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna (Mempelai Wanita), yang siap untuk keluar dari dunia ini dan menyongsong/menyambut kedatangan TUHAN YESUS ke dua kali di awan-awan yang permai. Ini sama seperti TUHAN memakai Musa membawa orang Israel keluar dari Mesir, menuju ke tanah Kanaan. Semoga kita dapat mengerti.

    TUHAN mau memakai kita apa adanya => "Apakah yang di tanganmu itu?" Jawab Musa: "Tongkat." Pegang saja tongkat itu. TUHAN tidak menuntut kita dari sesuatu yang hebat di dunia ini (uang, kedudukan, uang dll), tetapi kita harus berpegang teguh pada salib (memegang salib). Tinggal kita mau atau tidak! Dulu Musa ditanya oleh TUHAN => 'apakah yang ada di tanganmu?' Jawab Musa => 'tongkat' Kalau Musa menunjukkan uang banyak dll, belum tentu dipakai oleh TUHAN, tetapi saat menunjukkan tongkat, akhirnya Musa dipakai oleh TUHAN. Demikian juga dengan kita, TUHAN tidak menuntut apa yang hebat dari dunia ini, tetapi hanya berpegang pada salib, sehingga semuanya dapat dipakai oleh TUHAN.

    Kalau TUHAN menuntut kita memegang ijasah, akan banyak yang tidak dipakai oleh TUHAN. Kalau TUHAN menuntut gelar doctor, saya tidak dipakai oleh TUHAN, semuanya juga tidak dipakai oleh TUHAN. Bukan sesuatu yang hebat dari dunia yang dilihat oleh TUHAN, tetapi kita harus berpegang teguh pada salib. Semoga kita dapat mengerti.

    Praktik berpegang teguh pada salib (memegang salib):


    • Percaya atau iman kepada YESUS yang sudah mati di kayu salib (masuk pintu gerbang tabernakel). Di halaman tabernakel terdapat pintu gerbang. Seperti di gereja ini ada pintu gerbangnya di paling depan. Dari mana iman yang benar?

      Roma 10: 17, Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.

      Ay 17 => 'firman Kristus' => Firman yang diurapi oleh Roh Kudus. 'Kristus' artinya yang diurapi.

      Jadi, kalau memberitakan dan mendengarkan Firman harus dalam urapan Roh Kudus. Saya dan saudara sebelum mendengarkan Firman harus berdoa sungguh-sungguh, supaya diurapi oleh Roh Kudus dan Firman yang kita dengar menjadi iman. Jadi, iman yang benar berasal dari Firman Kristus (Firman yang diurapi oleh Roh Kudus). Jadi, memberitakan dan mendengarkan Firman harus dalam urapan Roh Kudus (bukan dengan kemampuan dll), sehingga kita dapat mendengar Firman dengan sungguh-sungguh (sebagai suatu kebutuhan). Kemudian, kita dapat mengerti Firman TUHAN (Firman ditulis di dahi) dan dapat percaya atau yakin pada Firman TUHAN. Jika sudah percaya kepada Firman, berarti Firman ALLAH ditulis di dalam hati kita masing-masing = Firman ALLAH menjadi iman di dalam hati yang menyelamatkan kita semuanya. Semoga kita dapat mengerti.

      Biarlah kita semuanya berpegang teguh pada salib dan jangan dilepaskan. Kalau salib dilepaskan, akan menjadi ular. Jika ular datang, kita menjadi muak saat medengarkan Firman (bosan, malas, mengantuk). Mungkin kita merasa capek saat-saat beribadah, peganglah salib, ingat bahwa YESUS sudah mati di kayu salib untuk kita semuanya.

      Bilangan 21: 5, 6,
      5. Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa: "Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak."
      6. Lalu TUHAN menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel yang mati

      Ay 5 => melepas tongkat, sehingga mulai muak mendengarkan Firman (mengantuk, bosan dll). Ini sudah melepaskan salib, tidak berpegang pada salib lagi (biarpun masih memegang kalung salib).

      Ay 6 => Kalau salib dilepas, sebentar lagi ular yang datang.
      Melepas tongkat atau salib (ay 5) artinya mulai main-main saat mendengarkan Firman, tidak sungguh-sungguh dalam mendengarkan Firman, muak, bosan, mengantuk saat mendengarkan Firman. Kalau salib dilepaskan, akibatnya (ay 6) adalah ular tedung datang, untuk memagut kehidupan kita, sehingga kerohanian menjadi kering sampai mati rohani = menuju kematian kedua itulah kebinasaan (hilang keselamatan).

      Jadi, mulai dari mendengarkan Firman sudah dapat dilihat, kita berpegang pada salib atau tidak. Kalau tetap berpegang pada salib, sekalipun capek dll, kita akan ingat => 'Kurban Kristus lebih besar daripada saya. Sebentar lagi saya pulang, masih bisa tidur' Kita harus tetap bersungguh-sungguh dalam mendegarkan Firman, jangan sampai muak; bosan, sebab bisa hilang keselamatan. Semoga kita dapat mengerti.

      Jika dipagut oleh ular, maka hilang keselamatan = keluar dari pintu gerbang. Tetapi kalau selamat, masuk pintu gerbang terus sampai bertemu alat kedua, itulah mezbah korban bakaran. Semoga kita dapat mengerti.


    • Bertobat (menunjuk mezbah korban bakaran).
      Bertobat artinya:


      • berhenti berbuat dosa dan kembali kepada TUHAN. 'hati percaya kepada YESUS, maka mulut mengaku dosa' Kita mengaku dosa kepada TUHAN dan sesama (membentuk salib), jika diampuni jangan berbuat dosa lagi. Itulah bertobat!


      • berhenti untuk menghakimi dosa atau kesalahan orang lain. Semoga kita dapat mengerti.


      Kalau salib dilepas, ular datang, maka akan tetap berbuat dosa (sudah mengaku dosa, lalu berbuat dosa lagi, menghakimi orang lain). Itulah tidak bertobat!


    • Baptisan air (kolam pembasuhan) dan baptisan Roh Kudus (pintu kemah). Jika digabungkan, sama dengan lahir baru dari air dan Roh.

      Yohanes 3: 5-8,
      5. Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.
      6. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.
      7. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.
      8. Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."

      Ay 8 => orang yang lahir dari air dan Roh bagaikan angin.


    Kehidupan yang sudah lahir baru dari air dan Roh, seperti angin dan api (angin pasangannya api). Api adalah hamba TUHAN, pelayan TUHAN yang setia dan berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan sesuai jabatan pelayanan yang diberikan TUHAN, sampai garis akhir. Garis akhir adalah sampai meninggal dunia atau sampai TUHAN YESUS datang kembali ke dua kali. Inilah berpegang pada tongkat! Kalau tidak setia berkobar-kobar, sampai meninggalkan ibadah pelayanan, berarti tongkat dilepaskan dan ular datang untuk memagut (kering rohani dan binasa selamanya).

    Angin adalah


    • hamba TUHAN, pelayan TUHAN yang membawa kesejukan, damai sejahtera, sehingga terjadi kesatuan. Kalau membawa gosip, pertengkaran, perpecahan itu namanya angin panas. Kalau pertengkaran, berarti melepas tongkat dan ular yang datang. Semoga kita dapat mengerti.


    • hamba TUHAN, pelayan TUHAN yang taat dengar-dengaran pada Firman TUHAN (seperti angin yang berhembus). Contohnya: kalau kita menghembuskan angin kesana, maka anginnya akan mengarah kesana juga. Kalau tidak taat, berarti melepas tongkat dan ular yang datang untuk memagut (kering rohani dan binasa). Selama kita memegang tongkat (salib), pasti kita dapat taat dengar-dengaran (tidak mungkin memberontak), setia dan berkobar-kobar, membawa damai sejahtera (bukan perpecahan tetapi kesatuan). Semoga kita dapat mengerti.


    Inilah praktik memegang salib! Jadi, hamba TUHAN, pelayan TUHAN, anak TUHAN yang setia berkobar-kobar, membawa kesejukan (damai sejahtera) dan taat dengar-dengaran = hamba TUHAN, pelayan TUHAN yang selamat (menerima kasih mula-mula) dan dipakai oleh TUHAN membawa orang berdosa untuk diselamatkan (bersaksi). Kalau tidak setia berkobar-kobar, tidak taat dan tidak damai, berarti tidak selamat.

    Inilah proses pertama; proses peningkatan kasih ALLAH. Kedurhakaan semakin meningkat, maka kasih ALLAH dalam hidup kita juga harus semakin meningkat. Proses pertama adalah menerima kasih mula-mula. Inilah awalnya, karena manusia daging dan darah tidak mempunyai kasih, yang ada hanyalah keinginan, ambisi, emosi, hawa nafsu daging. Kita bisa menerima kasih dari salib, seperti Musa berpegang pada salib. Berpegang pada salib dimulai dari percaya, bertobat, lahir baru, sehingga menjadi hamba TUHAN yang setia dan berkobar, damai sejahtera, taat dengar-dengaran = selamat dan kita dipakai oleh TUHAN untuk membawa orang berdosa diselamatkan.


  2. Yosua 23: 11, Maka demi nyawamu, bertekunlah mengasihi TUHAN, Allahmu.

    Proses kedua: bertekun mengasihi TUHAN demi nyawa kita. Bukan demi uang, gereja kita, melainkan demi nyawa kita. Dalam tabernakel ini menunjuk ruangan suci. Tadi proses pertama, kasih mula-mula menunjuk halaman tabernakel. Sekarang harus meningkat.

    Praktik bertekun mengasihi TUHAN demi nyawa kita adalah


    • Bertekun dalam kandang penggembalaan = menjadi kehidupan yang tergembala dengan benar dan baik = bertekun dalam tiga macam ibadah pokok:


      • pelita emas: ketekunan dalam ibadah raya.
      • meja roti sajian: ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci.
      • mezbah dupa emas: ketekunan dalam ibadah doa penyembahan.


      Tekun artinya sesuatu yang tidak bisa dihalangi ('demi nyawa', bukan demi uang, masa depan). Inilah bertekun mengasihi TUHAN! Semoga kita dapat mengerti.

      Mungkin kita tidak memiliki uang, atau memiliki uang sedikit, tidak mengapa. Jangan main-main, saya lah nomor satu, mengapa saya harus datang jauh-jauh ke Surabaya? Sebab demi nyawa. Jadi, bertekun mengasihi TUHAN demi nyawa adalah bertekun dalam kandang penggembalaan (bertekun dalam tiga macam ibadah pokok). Di dalam kandang penggembalaan, kita mengalami pertumbuhan kasih.

      Yohanes 21: 15-17,
      15. Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
      16. Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
      17. Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.

      Ay 15 => pertanyaan YESUS kepada Petrus, yang pertama kali.
      'Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.' => bertekun mengasihi TUHAN 'Ya, saya mengasihi TUHAN'
      'Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." => ini jawaban TUHAN. Kalau mengasihi TUHAN, praktiknya adalah masuk penggembalaan.
      Ay 16 => 'Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya' => tidak cukup satu kali saja, ini pertanyaan yang kedua kalinya.
      'Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." => kembali pada penggembalaan = bertekun dalam penggembalaan.

      Ay 17 => Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya => tidak cukup hanya dua kali, ini pertanyaan yang ketiga kalinya.
      'apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya' => jawabannya sedih, karena Petrus tidak memiliki kasih.

      Tiga kali pertanyaan TUHAN kepada Petrus yang dikaitkan dengan 'gembalakanlah domba-domba-Ku', ini menunjuk ketekunan dalam kandang penggembalaan = ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok (bertekun mengasihi TUHAN demi nyawa). Pertanyaan TUHAN bukan hanya satu kali, dua kali, tetapi sampai tiga kali. Semoga kita yakin. Mari kita sama-sama berjuang untuk masuk kandang penggembalaan.

      Tiga kali pertanyaan YESUS kepada Petrus:


      • 'apakah engkau mengasihi Aku dengan kasih agape (kasih ALLAH)?' Petrus menjawab dengan kasih filio (kasih sesama)'.


      • pertanyaan kedua diulangi lagi oleh TUHAN (pertanyaannya sama), 'apakah engkau mengasihi Aku dengan kasih agape (kasih ALLAH)?' Dijawab oleh Petrus, tetap dengan kasih filio (kasih sesama)'


      • pertanyaan yang ketiga (diturunkan oleh TUHAN) => 'apakah engkau mengasihi Aku dengan kasih sesama' Jawaban Petrus adalah dengan 'menangis' (sedih), sebab Petrus pernah menyangkal YESUS sebanyak tiga kali. Kalau mengasihi sesama, seharusnya tidak akan pernah menyangkal.


      Ini berarti Petrus tidak memiliki kasih ALLAH dan kasih sesama. Dari tiga kali pertanyaan YESUS kepada Petrus (waktu itu Petrus belum mengenal penggembalaan), bisa disimpulkan: di luar penggembalaan, maka tidak ada kasih (kosong dari kasih ALLAH) = kehilangan kasih mula-mula. Kalau sudah menerima kasih dari salib, tetapi kalau tidak tergembala, maka kasih akan hilang. Petrus sudah menyangkal YESUS sebanyak tiga kali = kehilangan nyawa dan binasa. Yang dimaksud dari 'kehilangan nyawa' ini bukan meninggal dunia, tetapi kehilangan keselamatan.

      Mungkin sudah menerima kasih dari Golgota; sudah selamat dan menjadi hamba TUHAN, tetapi kalau tidak tergembala (tidak berada dalam kandang penggembalaan), maka kasih akan merosot sampai tidak ada kasih = kosong dari kasih atau hilang kasih mula-mula = kehilangan nyawa atau kehilangan keselamatan. Tetapi jika berada di dalam kandang, maka akan terjadi pertumbuhan kasih. Sebagai dasarnya, kita sudah menerima kasih mula-mula, lalu masuk dalam kandang penggembalaan, maka kasihnya akan meningkat.

      Dulu, Petrus menyangkal YESUS. Waktu ada budak kecil bertanya kepada Petrus => 'oom, mengenal YESUS'? Petrus menjawab bahwa ia 'tidak mengenal, tidak tahu' (Petrus takut). Di dalam ay 18, setelah Petrus mengenal penggembalaan (ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok), maka kasihnya meningkat (tidak hilang).

      Yohanes 21: 18, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."

      Ay 18 => 'Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki' => ini waktu Petrus masih muda = rohaninya belum tumbuh (belum tumbuh kasihnya), hanya mengikuti keinginannya. Hati-hati kaum muda, jangan mengikuti keinginan => 'mau ke sana sini. Kalau aku mau ini, mau apa!! (sekalipun tidak sesuai dengan Firman)' Jangan mengikuti!

      'tetapi jika engkau sudah menjadi tua' => bertumbuh rohaninya = bertumbuh kasihnya.
      'engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki' => 'terserah Engkau' soal apa saja. Mungkin keinginan kita ke arah sana, tetapi TUHAN membawa kearah yang lain => 'Ya, TUHAN terima kasih' Ini sudah bertumbuh kasihnya. Contoh lainnya adalah YESUS => 'Ya, Bapa, kalau bisa lalukanlah cawan ini dari pada-Ku' Tetapi Bapa bilang => 'kesana, ke salib' Akhirnya YESUS mentaatinya. Kita juga harus demikian. Semoga kita dapat mengerti.

      Kalau sudah tergembala, sudah berbeda. Dulu, sebelum tergembala, keinginan dagingnya tidak bisa dibendung => 'mau ke situ, mau apa? mau dipecat? (sekalipun bertentangan dengan Firman)' Tetapi sesudah dibendung, maka kasihnya kepada TUHAN bertambah, dagingnya menurun, mulai bisa menyerah kepada TUHAN => 'terserah Engkau TUHAN' Kaum muda perhatikan! apalagi soal jodoh. Seringkali daging tidak bisa dibendung seperti kuda liar yang keluar dari kandang. Kalau domba sudah keluar dari kandang, bukan disebut domba liar, melainkan kuda liar (sebab sudah terlalu besar dagingnya). Kalau kita bertumbuh lewat tiga macam ibadah, tinggal mengulurkan tangan kepada TUHAN => 'terserah Engkau TUHAN' Dibawa kemanapun => 'terserah Engkau TUHAN' Mungkin tidak enak bagi daging => 'semestinya aku ke situ, tetapi disuruh ke sana, terserah Engkau TUHAN'

      Ay 18, di dalam kandang penggembalaan, Petrus (kita) mengalami pertumbuhan kasih, sehingga Petrus (kita) mengulurkan tangan kepada TUHAN:


      • mengasihi TUHAN sampai rela berkorban apapun juga (disini Petrus sampai berkorban nyawa dan rela mati untuk TUHAN),
      • menyerah sepenuh kepada TUHAN => 'terserah Engkau TUHAN'
      • taat dengar-dengaran sampai daging tak bersuara lagi.


      Kalau berkata 'terserah Engkau TUHAN' itu susah. Saya menasehati seseorang => 'menyerah kepada TUHAN', dia menjawab => ' enak saja, hanya menyerah, tidak tahu perasaanku' Akhirnya mendengar Firman di Empire Palace hari ke-2 => 'jangan muka muram, tetapi wajah berseri' Saya bertanya kepadanya, mengapa sudah berseri wajahmu, sudah sukses'? Dia menjawab? 'tidak, Firman tadi mengatakan 'terserah = menyerah kepada TUHAN' pokoknya wajah harus berseri' Akhirnya sebentar lagi (belum ada sepuluh menit) ia sudah mendapatkan jawabannya (sudah sukses). Ditegor Firman yang pertama, masih keras. Tetapi setelah ditegor Firman ke dua, sudah dapat tersenyum (sudah menerima Firman). Memang sulit menyerah kepada TUHAN, apalagi kaum muda! Mari, kita menyerah kepada TUHAN, sampai taat dengar-dengaran/ sampai daging tak bersuara.

      TUHAN tidak menipu kita. Dalam penggembalaan ada jaminan; Dia Gembala yang baik, sampai menyerahkan nyawanya.

      Yohanes 10: 11, Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;

      Di dalam sistem penggembalaan (kandang penggembalaan), TUHAN tidak menipu kita, TUHAN memberikan jaminan kepada kita, jaminannya bukan uang seratus juta dll (sebab dapat habis). Tetapi TUHAN memberikan jaminan yaitu Nyawa-Nya Sendiri. Semoga kita dapat mengerti.

      Mari, kita semuanya tergembala. Proses pertama, kita menerima kasih mula-mula, sebab kedurhakaan (kenajisan, kejahatan) semakin meningkat. Kalau kasih tidak meningkat, maka akan masuk krisis kasih, semuanya sia-sia, tidak berguna, tidak kekal dan binasa. Kasih harus meningkat! Bagaimana caranya? Dalam sistem tabernakel, masuk halaman (menerima kasih mula-mula): percaya, bertobat. Menjadi hamba TUHAN yang setia berkobar-kobar seperti api dan angin. Angin itu pembawa damai sejahtera, jangan bergosip, membuat susah dan perpecahan. Kalau ada masalah yang besar, dikecilkan, supaya ada damai. Kalau ada masalah kecil, ditiadakan. Kalau masalah kecil, dibesarkan, nanti terjadi perpecahan. Angin itu juga taat dengar-dengaran berhembus kemana saja (kita menerima keselamatan). Semoga kita dapat mengerti.

      Setelah itu ditingkatkan lagi, bertekun mengasihi TUHAN demi nyawa = masuk kandang penggembalaan. Disana terjadi pertumbuhan kasih, sampai taat = sampai daging tak bersuara. Kehidupan yang tergembala mendapatkan jaminan yang kuat dari TUHAN. TUHAN sebagai Gembala Yang Baik menjamin kehidupan kita dengan Nyawa-Nya Sendiri (memberikan Nyawa bagi domba-domba).

      Mazmur 23: 1, Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.

      Hasil bertekun dalam kandang penggembalaan adalah'takkan kekurangan aku,' artinya


      • Gembala Agung sanggup memelihara kehidupan kita, sampai berkelimpahan = sampai selalu mengucap syukur kepada TUHAN. Berkelimpahan itu bukanlah berjuta-juta, melainkan sampai selalu mengucap syukur kepada TUHAN = tidak bersungut-sungut, tidak ada omelan, tidak ada tuntutan kepada TUHAN.


      • Sampai sempurna, tidak bercacat cela seperti Dia. Kasih itu menutupi dosa. Semakin meningkat kasihnya, semakin banyak dosa yang ditutupi, sampai tidak ada lagi cacat cela. Semoga kita dapat mengerti.


    • Bertekun dalam pencobaan (dalam uji). Kalau sudah dapat tergembala, maka dapat tahan uji.

      Yakobus 1: 12, Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.

      Inilah bertekun dalam menghadapi pencobaan (dalam menghadapi ujian). Kalau TUHAN ijinkan kita mengalami pencobaan atau ujian, bukan supaya kita menjadi kecewa, putus asa, tinggalkan TUHAN, tetapi maksud TUHAN supaya kita lebih berserah atau lebih percaya dan berharap kepada TUHAN. Mungkin pencobaan atau ujiannya mustahil; semakin besar pencobaan yang diijinkan oleh TUHAN, supaya kita lebih menyerah sepenuh kepada TUHAN (percaya dan berharap kepada TUHAN), sehingga kita dapat tahan uji. Kalau setan memang mendatangkan pencobaan, supaya kita gugur dari iman (tinggalkan TUHAN).

      Tahan uji artinya


      • imannya tetap,
      • ibadah pelayanannya tetap,
      • bahkan semakin setia (tidak loyo),
      • tidak bersungut-sungut, tidak mengomel.
      • tetapi mengasihi TUHAN dengan sungguh-sungguh.


      Contohnya: saat ada pencobaan => 'aduh, ada pencobaan malas ke gereja aku, malas mendengarkan Firman' Bukan! Tetapi tahan uji. Jika kita sudah tahan uji, maka TUHAN (Gembala Agung) pasti akan menolong kita (menyelesaikan segala masalah kita sampai yang mustahil) dan TUHAN memberikan mahkota kehidupan kepada kita, sehingga kita mengalami hidup kekal untuk selamanya. Pencobaan ini ujian bagi kita, apakah benar kita mengasihi TUHAN atau tidak! Kita tidak bersungut-sungut, tetapi mengasihi TUHAN lebih dari semuanya.

      Seperti waktu kita SD kelas I diuji (UAS), lalu naik kelas II, baik kelas III, sampai kelas VI, lalu ikut ujian Nasional, naik ke SMP. Jadi ini double, lewat ujian, kita menjadi tahan uji (tidak bersungut, tidak mengomel dan mengucap syukur) dan kita dapat mengasihi TUHAN lebih dari semuanya. Justru ini terjadi saat-saat pencobaan! Kalau semuanya berjalan enak, saat ditanya, apakah mengasihi TUHAN? Pasti jawabannya 'Ya' Tetapi saat dalam pencobaan, kesulitan, bagaimana kasih kita kepada TUHAN? Inilah yang dirindukan oleh TUHAN. Mari, buktikan bahwa kita mengasihi TUHAN lebih dari semuanya, maka saat itu TUHAN akan menolong kita (menyelesaikan masalah sampai yang mustahil) ditambah mahkota kehidupan, supaya kita mencapai hidup kekal bersama dengan TUHAN. Inilah bertekun mengasihi TUHAN demi nyawa, jangan demi uang dll.


  3. Menerima kasih yang sempurna. Ini menunjuk ruangan maha suci.

    Tadi, kasih mula-mula menunjuk halaman tabernakel; percaya sampai menjadi api dan angin (setia berkobar-kobar, damai sejahtera dan taat. Itu sudah selamat dan dipakai membawa orang berdosa untuk diselamatkan oleh TUHAN. Yang kedua, bertekun untuk mengasihi TUHAN demi nyawamu. Mari, bertekun dalam kandang penggembalaan. Terjadi peningkatan kasih sampai mengulurkan tangan kepada TUHAN seperti Petrus = taat dengar-dengaran. Kalau sudah bertekun dalam kandang penggembalaan, pasti dapat menghadapi ujian atau pencobaan. Kita bisa tahan uji, sampai mendapatkan pertolongan dan mendapatkan mahkota kehidupan.

    Proses yang ketiga adalah menerima kasih yang sempurna (ruangan maha suci).

    Di dalam ruangan maha suci, terdapat alat tabut perjanjian. Tabut perjanjian terdiri dari dua bagian:


    • tutup pendamaian (bagian atas), terbuat dari emas murni. Ini terdiri dari:


      • kerub I: ALLAH Bapa = TUHAN,
      • tutupnya: Anak ALLAH = YESUS,
      • kerub II: ALLAH Roh Kudus = Kristus. Jadi, tutup pendamaian adalah ALLAH Tritunggal di dalam Pribadi TUHAN YESUS Kristus sebagai Mempelai Pria Surga = kasih dari Mempelai Pria Surga (menutupi atau melindungi tabut perjanjian) Tutup pendamaian terbuat dari emas murni, artinya dari zat Illahi (ke-Illahian), tidak ada campurannya.


    • peti atau tabutnya, terbuat dari kayu penaga yang disalut dengan emas murni (sampai tidak kelihatan kayunya). Kayu penaga hitam dan keras = manusia daging yang berdosa. Tabut artinya gereja yang sempurna. Manusia kayu tetapi disalut dengan ke-Illahian = disalut dengan Firman, Roh Kudus dan kasih ALLAH, sehingga menjadi sempurna seperti YESUS (Mempelai Wanita Surga).


    Jadi, tabut perjanjian secara keseluruhan menunjukkan kasih dari Mempelai Pria Surga terhadap Mempelai Wanita-Nya. Inilah puncaknya kasih (kasih yang sempurna) dan tidak dapat dipisahkan lagi (tidak bisa terlepas) untuk selama-lamanya. Semoga kita dapat mengerti.

    Yesaya 30: 26, Maka terang bulan purnama akan seperti terang matahari terik dan terang matahari terik akan tujuh kali ganda, yaitu seperti terangnya tujuh hari, pada waktu TUHAN membalut luka umat-Nya dan menyembuhkan bekas pukulan.

    Kasih yang sempurna (kasih Mempelai Pria Surga) terhadap Mempelai Wanita yang menaungi sampai tidak bisa terpisahkan lagi. Kasih yang sempurna (kasih Mempelai Pria Surga) digambarkan sebagai matahari terik tujuh kali ganda (tujuh kali itu sempurna). Semoga kita dapat mengerti.

    Inilah kasih TUHAN, seperti tabut perjanjian, ada tutupnya dan ada petinya, tidak bisa bergeser sedikitpun (tidak dapat terlepas). Kasih Mempelai Pria Surga menaungi Mempelai Wanita-Nya sampai tidak dapat terpisahkan untuk selamanya.

    Mazmur 19: 6, 7,
    6. yang keluar bagaikan pengantin laki-laki yang keluar dari kamarnya, girang bagaikan pahlawan yang hendak melakukan perjalanannya.
    7. Dari ujung langit ia terbit, dan ia beredar sampai ke ujung yang lain; tidak ada yang terlindung dari panas sinarnya.

    Ayat 7 => matahari.
    Jadi, Mempelai Laki-laki ada kaitannya dengan matahari. Kasih dari Mempelai Pria Surga (kasih matahari yang terik) menyinari sampai tidak ada yang terlindung dari panasnya sinar matahari. Siapapun juga bisa mengalaminya, asal kita tidak menyembunyikan diri dalam dosa. Kalau menyembunyikan diri dalam dosa, maka kasih matahari tidak bisa menembusi; itu sebabnya kita jangan menyembunyikan diri dalam dosa (dosa apa saja; dusta, najis dll), kalau ada dosa mengaku. Jika sudah mengaku dosa, terbuka kesempatan untuk menerima sinar matahari. Matahari tidak pernah menyembunyikan sinarnya (siapapun bisa terkena sinar matahari, semuanya bisa menikmati), tetapi kita sendirilah yang menyembunyikan dosa.

    Sekarang ini, jika ada dosa-dosa, mari mengaku. Sebelum makan minum perjamuan suci, kita harus menguji diri dengan ketajaman pedang Firman, artinya jika Firman menunjuk dosa-dosa kita yang tersembunyi, mari kita akui kepada TUHAN dan sesama. Jika diampuni jangan berbuat dosa lagi. Saat itulah terbuka kesempatan untuk kita merasakan panasnya sinar matahari (kasih Mempelai Pria Surga). Jika menyembunyikan diri dalam dosa sekecil apapun (dosa dusta), panas sinar matahari tidak dapat menembusi, sehingga hati kita menjadi dingin (beku) = kasih menjadi dingin. Dalam perjamuan suci, kita dapat menguji diri lewat ketajaman pedang Firman. Semoga kita dapat mengerti.

Kegunaan kasih matahari (kasih yang sempurna) adalah

  1. Yeremia 33: 19-21,
    19. Firman TUHAN datang kepada Yeremia, bunyinya:
    20. "Beginilah firman TUHAN: Jika kamu dapat mengingkari perjanjian-Ku dengan siang dan perjanjian-Ku dengan malam, sehingga siang dan malam tidak datang lagi pada waktunya,
    21. maka juga perjanjian-Ku dengan hamba-Ku Daud dapat diingkari, sehingga ia tidak mempunyai anak lagi yang memerintah di atas takhtanya; begitu juga perjanjian-Ku dengan orang-orang Lewi, yakni imam-imam yang menjadi pelayan-Ku.

    Ay 20 => 'sehingga siang dan malam tidak datang lagi pada waktunya' => berarti tidak ada matahari.
    Ay 21 => 'memerintah di atas takhtanya' => raja.

    Kalau tidak ada matahari, tidak ada imam dan raja. Tetapi selama ada matahari, selalu ada imam dan raja. Jadi, selama masih ada matahari, perjanjian imam dan raja tidak akan berhenti. Artinya secara jasmani, kita masih dapat melihat matahari. Tetapi lebih dari itu, arti secara rohani tentang kasih yang sempurna.

    Kegunaan pertama: kasih yang sempurna memberikan kekuatan ekstra kepada kita, supaya tetap mempertahankan jabatan pelayanan yang TUHAN percayakan kepada kita (yang dikaruniakan TUHAN kepada kita) = kita tetap setia berkobar-kobar beribadah melayani TUHAN, sampai garis akhir (sampai TUHAN YESUS datang kembali). Selama ada matahari, kita tidak berhenti di tengah jalan dan tidak akan terhalangi oleh apapun juga. Penghalang-penghalang (dosa-dosa apapun) akan dihancurkan oleh sinar matahari.

    Mari mulai dari kasih mula-mula; peganglah salib. Kemudian, bertekun dalam penggembalaan. kemudian, menerima kasih yang sempurna. Jangan menyembunyikan diri dalam dosa-dosa. Lepaskan diri dari dosa, supaya matahari dapat menyinari kita.


  2. Yehezkiel 1: 28, Seperti busur pelangi, yang terlihat pada musim hujan di awan-awan, demikianlah kelihatan sinar yang mengelilinginya. Begitulah kelihatan gambar kemuliaan TUHAN. Tatkala aku melihatnya aku sembah sujud, lalu kudengar suara Dia yang berfirman.

    Ay 28 => ini di awan-awan pada musim hujan. Pelangi itu muncul saat ada matahari di waktu hujan (awan mendung). Jadi, ada pelangi dari TUHAN.

    Kegunaan kedua: kasih matahari (kasih sempurna) untuk menghadapi:


    1. mendung atau hujan (masalah sampai yang mustahil), sehingga timbul pelangi = kasih TUHAN yang menyelesaikan semua masalah kita sampai dengan masalah yang mustahil. Selama ada kasih matahari, TUHAN akan menolong kita:


      1. dalam jabatan pelayanan, TUHAN tolong, sehingga kita tidak akan meninggalkan pelayanan.
      2. dalam menghadapi mendung, hujan lebat (pencobaan yang mustahil), TUHAN akan menolong semuanya.


    2. musim dingin rohani (banyak orang yang beku hatinya), sehingga hati kita menjadi hati yang mengasihi (tidak beku lagi hatinya). Banyak hati yang sudah beku (tanpa kasih, kecewa, putus asa, tawar), baik dalam rumah tangga (banyak pertengkaran) dll, akan disinari oleh kasih matahari, sehingga kita memiliki hati yang berbahagia dan saling mengasihi di dalam TUHAN. Hati tidak beku lagi, menjadi cair kembali.


  3. Matius 13: 43, Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"

    Kegunaan ketiga: kasih matahari sanggup untuk mengubahkan kehidupan kita, sampai sempurna, sama mulia seperti YESUS (kita juga akan bercahaya seperti matahari), sehingga kita bisa terangkat di awan-awan permai. Kita bersama dengan Dia untuk selama-lamanya, sampai masuk dalam kerajaan surga yang kekal.

    Keubahan hidup dimulai dari wajah berseri. Wajah yang muram dll diubahkan menjadi wajah berseri sekarang ini. Sampai nanti diubahkan menjadi wajah kemuliaan (sama mulia) seperti YESUS. Kita layak untuk menyambut kedatangan-Nya ke dua kali di awan-awan yang permai dan kita masuk kerajaan surga yang kekal bersama dengan Dia.

Inilah rasul Yohanes tersungkur, mendapatkan jamahan Tangan TUHAN, lalu TUHAN berkata => 'Aku Yang Awal dan Yang Akhir' = ia menerima kasih ALLAH, prosesnya dimulai dari kasih mula-mula (halaman tabernakel), bertekun mengasihi TUHAN demi nyawamu (masuk penggembalaan), sampai dengan kasih yang sempurna (tabut perjanjian). Jangan menyembunyikan diri dalam dosa, selesaikanlah dosa! Sebelum makan minum perjanmuan suci, mari kita menguji diri lewat ketajaman pedang Firman.

Kalau menyembunyikan diri dalam dosa, tidak akan terkena sinar matahari, sehingga menjadi dingin, durhaka, hancur, tidak dapat melayani TUHAN (rontok dari pelayanan). Itulah yang terjadi jika tanpa matahari. Tetapi jika ada matahari, kita tetap melayani TUHAN, tidak dingin (tidak beku), tetapi berbahagia, saling mengasihi. Sekalipun ada mendung dan hujan lebat, selama ada matahari, maka ada pelangi kasih TUHAN yang menyelesaikan semuanya. Bahkan sampai mengubahkan kehidupan kita, dimulai dari wajah berseri-seri, sampai wajah kemuliaan seperti TUHAN. Kita menjadi sama mulia seperti YESUS dan jika YESUS datang kembali, kita bersama dengan Dia untuk selama-lamanya.

TUHAN memberkati kita.1



Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Doa Malang, 20 Mei 2014 (Selasa Sore)
    ... mati yang ada di dalamnya dan mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya. Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua lautan api. Semua manusia termasuk hamba Tuhan anak Tuhan yang belum menyelesaikan dosa-dosanya akan dihakimi di tahta putih dan tidak ada kesempatan memperbaiki melainkan ...
  • Ibadah Kunjungan di Manokwari II, 20 Maret 2013 (Rabu Pagi)
    ... kita. Dan dengan banyak perkataan lain lagi ia memberi suatu kesaksian yang sungguh-sungguh dan ia mengecam dan menasihati mereka katanya Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini. Prosesnya Masuk Pintu Gerbang Tabernakel yaitu percaya Yesus lewat mendengar firman Kristus yaitu firman yang diurapi Roh Kudus. Roma Jadi iman timbul ...
  • Ibadah Raya Malang, 15 Juli 2018 (Minggu Pagi)
    ... setiap kali orang hendak menguatkan sesuatu perkara maka yang seorang menanggalkan kasutnya sebelah dan memberikannya kepada yang lain. Demikianlah caranya orang mensahkan perkara di Israel. Lalu penebus itu berkata kepada Boas Engkau saja yang membelinya. Dan ditanggalkannyalah kasutnya. Rut bangsa Kafir membutuhkan naungan sayap Tuhan sama dengan membutuhkan penebusan. Sebenarnya ...
  • Ibadah Doa Semalam Suntuk Malang Session I, 10 Juni 2010 (Kamis Malam)
    ... Korban domba jantan pertama korban penyerahan diri sepenuh. Jika dosa sudah diperdamaikan akan dengan mudah menyerahkan diri sepenuh kepada Tuhan. Praktiknya adalah tunduk taat dengar-dengaran. Korban domba jantan kedua korban tahbisan. Korban domba jantan pertama korban penyerahan diri sepenuh. Kegunaan korban ini adalah untuk menghasilkan bau harum di hadapan Tuhan. Keluaran - Kemudian ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 21 Mei 2012 (Senin Sore)
    ... sebagai Raja sudah diterangkan pada Ibadah Doa Surabaya Mei . ay. a 'menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya' memahkotai mahkota duri di atas Kepala Yesus mengolok-olok KEMULIAAN Yesus sebagai Raja sudah diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya Mei . ay. 'memberikan sebatang buluh lalu memukulkan tongkat itu ...
  • Ibadah Persekutuan di Kartika Graha IV Malang, 24 September 2015 (Kamis Pagi)
    ... dia Yaitu Injil yang memberitakan tentang kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai dalam kemuliaan sebagai Raja segala raja dan Mempelai Pria Surga untuk memilih orang-orang yang sudah selamat untuk disucikan sampai sempurna seperti Yesus. Kita menjadi tubuh Kristus yang sempurna yaitu mempelai wanita Surga. Kita harus mengenal Yesus ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 24 Oktober 2013 (Kamis Sore)
    ... bah. Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua dan wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik. Efesus - Hai suami kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya untuk menguduskannya sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air ...
  • Ibadah Ucapan Syukur Surabaya, 26 Desember 2012 (Rabu Sore)
    ... kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur dan puji-pujian dan nyanyian rohani kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu. Yang pertama adalah perkataan Yesus harus diam didalam kita. Perkataan Yesus adalah firman yang dibukakan rahasianya yaitu ayat yang satu menerangkan ayat yang lain. ...
  • Ibadah Doa Puasa Malang Session I, 09 Februari 2010 (Selasa Pagi)
    ... Juru Selamat. Kisah Rasul Yesaya . Tapi bisa terjadi rumah tangga itu kecil sehingga korban anak domba itu dibagi. Arti rohaninya jika kita menerima berkat keselamatan maka kita harus membagi menyaksikan berkat keselamatan bagi orang lain. Kehidupan yang bersaksi adalah bukti bahwa dia hidup dalam kelimpahan dari Tuhan selamat sampai menuju kesempurnaan. Kehidupan yang ...
  • Ibadah Persekutuan Malang III, 29 Oktober 2020 (Kamis Sore)
    ... kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah. . Tetapi percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan disebut sajapun jangan di antara kamu sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus. . Memang dahulu kamu adalah kegelapan tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang Proses menjadi ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.