RINGKASAN LAINNYA
Ibadah Doa Malang, 31 Juli 2014 (Kamis Sore)
Pembicara: Pdp. Youpri Ardiantoro
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Markus 2:23-28 2:23 Pada... Ibadah Doa Malang, 06 Juni 2017 (Selasa Sore)
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus
Kristus.
Wahyu 6:1-2
6:1
Maka aku melihat... Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 28 Januari 2010 (Kamis Sore)
Pembicara: Pdt. Mikha Sanda Toding
Dalam Matius 5-7 terdapat 10 hukum: Matius 5:21-26, hukum damai.Matius 5:27-32, hukum... Ibadah Doa Malam Surabaya, 05 Juni 2013 (Rabu Malam)
Salam sejahtera dalam kasih
sayangnya Tuhan kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat
mendengarkan Firman Tuhan. Biarlah damai... Ibadah Raya Malang, 06 Juni 2010 (Minggu Pagi)
Matius 25:1,13 25:1. "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis,... Ibadah Paskah Malang, 04 April 2010 (Minggu Pagi)
Matius 25:1 "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang... Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 07 Mei 2019 (Selasa Sore)
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Wahyu 9:11 9:11 Dan raja yang memerintah... Ibadah Raya Malang, 10 Mei 2015 (Minggu Pagi)
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Wahyu
2-3 menunjuk tujuh kali percikan darah... Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 06 Maret 2014 (Kamis Sore)
Salam
sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Wahyu
1:9-20 tentang penglihatan Yohanes di Pulau Patmos.
Wahyu 1:9
1:9... Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 23 Desember 2010 (Kamis Sore)
Matius
25:31-34, 41
25:31.
"Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua
malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan... Ibadah Raya Malang, 27 Januari 2013 (Minggu Pagi)
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Matius 28:11-15 28:11 Ketika mereka di tengah jalan,... Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 29 November 2012 (Kamis Sore)
Salam
sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Matius
27 menunjuk percikan darah.
Matius
28 secara keseluruhan menunjuk shekinah... Ibadah Raya Surabaya, 02 Juni 2013 (Minggu Sore)
Salam sejahtera dalam kasih
sayangnya Tuhan kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat
mendengarkan Firman Tuhan. Biarlah damai... Ibadah Doa Malang, 29 Januari 2013 (Selasa Sore)
Pembicara:
Pdt. Mikha Sanda Toding
Matius 10:38
10:38 Barangsiapa tidak
memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak... Ibadah Raya Surabaya, 02 April 2017 (Minggu Siang)
Bersamaan dengan
Penataran Calon Imam Dan Imam-Imam I
Salam
sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat
siang,...
TRANSKRIP LENGKAP
Umum Surabaya (Minggu Sore, 07 Desember 2014)
Tayang: 16 Juni 2020
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 30 November 2014)
Tayang: 16 Juni 2020
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Doa Surabaya (Rabu, 26 November 2014)
Tayang: 10 Mei 2019
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 24 November 2014)
Tayang: 10 Mei 2019
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 23 November 2014)
Tayang: 07 Januari 2019
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Doa Surabaya (Rabu, 19 November 2014)
Tayang: 07 Januari 2019
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 17 November 2014)
Tayang: 07 Januari 2019
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 09 November 2014)
Tayang: 22 Agustus 2018
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Doa Surabaya (Rabu, 05 November 2014)
Tayang: 04 Juni 2018
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 03 November 2014)
Tayang: 04 Juni 2018
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 02 November 2014)
Tayang: 03 Maret 2018
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 20 Oktober 2014)
Tayang: 13 Desember 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 13 Oktober 2014)
Tayang: 13 Desember 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 12 Oktober 2014)
Tayang: 24 Oktober 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Doa Surabaya (Rabu, 08 Oktober 2014)
Tayang: 18 September 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 06 Oktober 2014)
Tayang: 05 September 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 05 Oktober 2014)
Tayang: 05 September 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Doa Surabaya (Rabu, 01 Oktober 2014)
Tayang: 05 September 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 29 September 2014)
Tayang: 24 Juni 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 21 September 2014)
Tayang: 19 Mei 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Untuk Koneksi Lambat, silahkan buka http://id.gptkk.org
Transkrip lengkap dari ibadah penggembalaan di Malang dan Surabaya, semuanya di bawakan oleh gembala sidang Pdt. Widjaja Hendra.
Silahkan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau mungkin ingin berlangganan majalah Manna dan silahkan kirim email ke widjaja_h [at] yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala
silahkan ganti tanda [at] dengan @
|
[versi cetak]
Cari rekaman ibadah ini di: http://www.kabarmempelai.org
Ibadah Doa Surabaya, 06 Juni 2016 (Senin Sore)
Salam
sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat
malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera,
kasih karunia, dan bahagia dari TUHAN senantiasa dilimpahkan di
tengah-tengah kita sekalian.
Wahyu
4: 6b-7 4:6
Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; (6b)di
tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada
empat makhluk
penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang. 4:7
Adapun makhluk yang pertama sama seperti singa,
dan makhluk yang kedua sama seperti anak
lembu,
dan makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia,
dan makhluk yang keempat sama seperti burung
nasar
yang sedang terbang.
Di
pulau Patmos, rasul Yohanes melihat empat makhluk di takhta sorga; di
atas gunung Sinai nabi Musa melihat empat tiang pintu tirai. Jadi,
empat makhluk di takhta sorga sama dengan empat tiang pintu
tirai--pintu terakhir menuju ruangan maha suci/kesempurnaan.
Jadi,
empat mahkluk/empat tiang pintu tirai adalah empat
orang yang pernah hidup di dunia dalam suasana takhta
sorga--sekalipun
dunia penuh dengna kutukan, kenajisan dan sebagainya--, sampai
benar-benar terangkat ke takhta sorga.
Empat orang tersebut
adalah Henokh, Musa, Elia, dan TUHAN Yesus. Di ayat 7, empat
makhluk ini adalah:
- Makhluk yang
pertama memiliki muka seperti burung nasar. Ini menunjuk pada
sifat tabiat Yesus sebagai Anak Allah.
- Makhluk yang
kedua memiliki muka seperti manusia. Ini menunjuk pada sifat
tabiat Yesus sebagai manusia yang sengsara.
Jika yang
pertama dan kedua digabung: Yesus sebagai Anak Allah yang mulia,
tetapi Dia juga sebagai manusia yang sengsara--ada imbangannya. Jika
ditarik garis akan membentuk garis vertikal.
- Makhluk yang
ketiga memiliki muka seperti singa. Ini menunjuk pada sifat
tabiat Yesus sebagai raja--raja
Yehuda.
- Makhluk yang
keempat memiliki muka seperti anak lembu. Ini menunjuk pada
sifat tabiat Yesus sebagai hamba.
Jika yang ketiga dan
keempat digabung: Yesus adalah raja, tetapi Dia juga sebagai
hamba--ada imbangannya. Jika ditarik garis akan membentuk garis
horisontal.
Jadi kalau
ditarik garis, keempatnya ini menunjuk pada salib.
Jadi,
empat tiang pintu tirai adalah empat
orang yang mengalami pengalaman salib/jalan salib,
sehingga bisa terangkat ke takhta sorga. Bagi
kita sekarang, supaya kita bisa hidup di dunia dalam suasana takhta
sorga bahkan sampai benar-benar terangkat ke takhta sorga, kita
harus melalui jalan salib
atau hidup dalam jalan salib.
Dulu sudah dibuktikan oleh empat
makhluk, manusia berbuat dosa, tetapi mereka tetap di jalan salib,
sehingga tetap berada dalam suasana takhta sorga sampai benar-benar
terangkat ke takhta sorga selama-lamanya. Kita sekarang juga.
Untuk bisa hidup di dunia ini dalam suasana takhta sorga sampai
benar-benar terangkat ke takhta sorga, kita harus hidup dalam jalan
salib.
Praktik jalan salib dalam kehidupan
sehari-hari:
- 1 Petrus
2: 21-25
2:21 Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena
Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan
teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya. 2:22
Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya. 2:23
Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika
Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada
Dia, yang menghakimi dengan adil. 2:24 Ia sendiri telah memikul
dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah
mati terhadap dosa, hidup untuk
kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh. 2:25
Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah
kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.
'mengikuti
jejak-Nya'= jalan
salib. Praktik
jalan salib yang pertama: jalan salib adalah jalan
kematian dan kebangkitan.
- Jalan
kematian= mati terhadap dosa; bertobat. Artinya:
- Ayat
22: 'Ia tidak berbuat dosa,'
artinya tidak berbuat dosa.
- Ayat
22: 'tipu tidak ada dalam mulut-Nya,'
artinya tidak berdusta.
- Ayat
23: 'Ia tidak
membalas dengan mencaci maki,'
artinya tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi dengan
kebaikan.
- Ayat
24= jalan kebangkitan= hidup untuk kebenaran;
hidup dalam kebenaran, dan menjadi senjata kebenaran, yaitu hamba
TUHAN/pelayan TUHAN yang beribadah melayani TUHAN dengan setia dan
benar.
Hidup benar dulu, baru bisa menjadi senjatanya TUHAN.
Kalau masih berdosa, lalu menjadi senjata, orang datang yang
ditembak akan jadi berdosa semua; orang benar datang ditembak, jadi
berdosa; orang berdosa datang, ditembak, tambah lagi
dosanya. Karena itu harus hidup benar dulu, sehingga kita
menjadi senjata kebenaran.
Hasilnya:
- Kita
diselamatkan; tidak dihukum.
- Ayat
24: 'Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh,'
artinya kita mengalami kuasa bilur TUHAN--kuasa kesembuhan--, yaitu
berkat kesembuhan, dan berkat jasmani TUHAN limpahkan semua
bagi kita.
Inilah praktik
jalan salib dalam kehidupan sehari-hari, yaitu jalan kematian dan
kebangkitan sampai kita selamat dan diberkati TUHAN--berkat
kesembuhan dan berkat jasmani, semua dilimpahkan bagi kita.
- 1 Petrus
2: 25
2:25 Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi
sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara
jiwamu.
Praktik jalan salib yang kedua: kita
kembali pada Gembala dan Pemelihara jiwa. Artinya:
- Kita
harus tergembala dengan benar dan
baik.
Syaratnya:
tergembala pada firman pengajaran yang benar--makanan rohani yang
benar. Dalam penggembalaan yang dibutuhkan adalah makanan.
Makanan harus benar, kalau yang dimakan racun, akan mati.
- Kita harus
selalu berada di kandang penggembalaan--ketekunan
dalam tiga macam ibadah pokok.
Di
dalam Tabernakel, kandang penggembalaan adalah ruangan suci dengan
tiga macam alat di dalamnya:
- Pelita
emas: ketekunan dalam ibadah raya/kebaktian umum, termasuk di
dalamnya kebaktian persekutuan--kita bersekutu dengan Allah Roh
Kudus di dalam karunia-karunia-Nya.
- Meja roti
sajian: ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan
suci--kita bersekutu dengan Anak Allah di dalam firman pengajaran
dan kurban Kristus.
- Mezbah
dupa emas: ketekunan dalam ibadah doa penyembahan--kita bersekutu
dengan Allah Bapa di dalam kasih-Nya.
Di dalam
kandang penggembalaan, tubuh, jiwa, dan roh kita melekat kepada
Allah Tritunggal. Kalau tidak melekat pada Allah Tritunggal, bisa
melekat pada yang lain. Sebagai contoh Yudas Iskariot. Ia
melekat pada uang dan akibatnya binasa.
Ini gambaran dari
pelayan-pelayan TUHAN yang sreingkali tidak melekat pada Allah
Tritunggal, tetapi pada yang lain, karena tidak tergembala. Kita
harus hati-hati! Hofni dan Pinehas melekat pada dosa kenajisan,
karena tidak melekat pada Allah, sekalipun sudah jadi hamba TUHAN;
sudah jadi rasul dan bendahara seperti Yudas--sudah hebat--, tetapi
bisa melekat pada keinginan akan uang.
Jadi, siapa
yang harus tergembala? Semua
pelayan TUHAN--mulai dari gembala, rasul, nabi, guru, penginjil,
pemain musik, semua jabatan pelayanan, dan semua domba harus
tergembala.
Mengapa harus
tergembala? Lukas 10: 1-3 10:1 Kemudian dari pada
itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus
mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang
hendak dikunjungi-Nya. 10:2 Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian
memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada
Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja
untuk tuaian itu. 10:3 Pergilah, sesungguhnya Aku
mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.
Kita
semua harus tergembala, karena suasana pengutusan/pelayanan
adalah seperti anak domba di tengah serigala.
Jangankan
anak domba, domba gemukpun di tengah serigala tidak bisa lari.
Inilah suasana pengutusan/pelayanan/pemakaian TUHAN. Bukan
enak-enak, bukan di tengah gelimang uang, tetapi seperti anak domba
di tengah serigala. Bagaimana bisa melawan serigala? Yang
dibutuhkan hanya satu, yaitu seorang gembala--sistem
penggembalaan--, bukan uang dan lain-lainnya.
Sehebat apapun
hamba TUHAN/pelayan TUHAN, jika tidak tergembala, cepat atau lambat
pasti diterkam oleh serigala. Semakin dipakai TUHAN, hati-hati!
Kalau diibaratkan, semakin dipakai dan diberkati itu seperti domba
yang semakin gemuk dan semakin tidak bisa lari, sehingga serigala
semakin mengincar.
Tempat yang paling aman adalah di dalam
kandang penggembalaan; sistem penggembalaan. Tidak heran kalau
banyak penginjil yang dipakai TUHAN, mendadak hilang. Seharusnya
lebih hari lebih hebat, tetapi justru hilang. Penyanyi-penyanyi
yang dipakai, hilang. Bisa terjadi seperti itu karena tidak
tergembala. Malah gembala juga hilang, karena tidak tergembala.
Kalau tidak tergembala, ia akan diterkam oleh serigala yang buas.
Mari,
hari-hari ini kita sungguh-su8ngguh. Kita semua mau diutus oleh
TUHAN. Kalau kita berada di jalan salib--seperti contoh dari empat
makhluk, yaitu hidup benar, mati terhadap dosa, hidup dalam kebenaran
dan menjadi senjata kebenaran--kita akan dipakai oleh TUHAN. Harus
digembalakan, supaya tidak diterkam serigala.
Kalau sudha
diutus dan dipakai, tidak usah takut.
"Kami
sidang jemaat Malang dan Surabaya diutus di Kebaktian tanggal 07-08
besok. Tidak usah takut. Kalau orang dunia mengutus seseorang, ia
diberi bekal. Begitu juga kalau TUHAN mengutus kita, kita juga pasti
diberi bekal."
Kalau
kita sudah menjadi hamba TUHAN/pelayan TUHAN dan sudah digembalakan,
kita akan diutus oleh TUHAN. TUHAN memberikan bekal pengutusan kepada
kita.
Bekal pengutusan:
- Lukas 22:
35-38
22:35 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Ketika
Aku mengutus kamu dengan tiada membawa pundi-pundi, bekal dan kasut,
adakah kamu kekurangan apa-apa?" 22:36 Jawab mereka:
"Suatupun tidak." Kata-Nya kepada mereka: "Tetapi
sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia
membawanya, demikian juga yang mempunyai bekal; dan siapa yang tidak
mempunyainya hendaklah ia menjual jubahnya dan membeli
pedang. 22:37 Sebab Aku berkata kepada kamu, bahwa
nas Kitab Suci ini harus digenapi pada-Ku: Ia akan terhitung di
antara pemberontak-pemberontak. Sebab apa yang tertulis tentang Aku
sedang digenapi." 22:38 Kata mereka: "Tuhan, ini dua
pedang." Jawab-Nya: "Sudah
cukup."
Bekal
pengutusan yang pertama: 'dua
pedang' = perjanjian
lama dan perjanjian baru, yaitu firman
pengajaran yang benar, yang lebih tajam dari pedang bermata
dua.
Inilah bekal kita. Diutus ke manapun--penggembalaan
masing-masing, ibadah persekutuan--bekalnya adalah pedang, bukan
yang lain. Ayat 36: 'Hendaklah
Ia menjual jubahnya dan membeli pedang,'
= untuk mendapatkan pedang firman pengajaran yang
lebih tajam dari pedang bermata dua, kita harus menjual jubah.
Artinya: harus berkorban waktu, tenaga, pikiran, gengsi, uang,
perasaan dan lain-lain. Harus berjuang untuk mendapatkan pedang
firman, supaya pengutusan ini benar dari TUHAN--ada pedang
firman!
Dalam Ibrani 4: 12-13, pedang firman mampu menyucikan
seluruh kehidupan kita, mulai dari hati dan pikiran--pusatnya
dosa--, perbuatan, sampai pada perkataan kita. Untuk apa kita bawa
pedang firman? Bukan untuk memotong orang seperti Petrus memotong
telinga orang, tetapi untuk menyucikan, mulai dari kita.
Mari,
kita jaga hati dan pikiran, perbuatan, sampai perkataan kita, supaya
seluruh hidup kita discuikan. Hasilnya: TUHAN
bilang: 'Sudah cukup' Kalau kita punya pedang yang menyucikan
seluruh hidup ktia--hati pikiran disucikan dari keinginan najis dan
jahat, perbuatan disucikan, sampai perkataan juga disucikan--, kita
akan menerima hasilnya, yaitu 'sudah cukup.' Tidak usah
bingung ke manapun TUHAN utus kita--dalam penggembalaan, rumah
tangga, antar penggembalaan, sampai nanti Israel dan kafir menjadi
satu. Bekalnya adalah pedang. Kalau sudah punya pedang, sudah
cukup! Mau ada pundi-pundi atau tidak ada, tetap sudah
cukup.
"Saya
mengalami, dulu waktu masih pengerja saya dilatih. Disuruh pergi ke
Kalimantan untuk berkhotbah, tetapi tidak diberi tiket kapal, dan
tidak diberi penginapan. Saya cari-cari sendiri. Saya masih
pengerja, sebab guru dan gembala saya almarhum tahu, kalau tidak ada
pedang dan tidak diutus TUHAN, ya tidak akan bisa berangkat. Beliau
sendiri bisa berkhotbah, tidak usah saya, tetapi saya diberi
kesempatan. Betul ayat itu: 'Ketika kamu tidak membawa pundi-pundi
dan lain-lain, apakah kekurangan?': 'Tidak! Cukup semua.' Sudah
cukup!"
'Sudah cukup',
artinya:
- Efesus
4: 11-12
4:11 Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul
maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun
gembala-gembala dan pengajar-pengajar, 4:12 untuk
memperlengkapi orang-orang kudus bagi
pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,
Yang
pertama: sudah
cukup untuk kita dipakai oleh TUHAN
dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus, sesuai dengan jabatan
pelayanan yang TUHAN percayakan kepada kita.
Pedang firman yang sama dengan kesucian, itu sudah cukup. Tidak
usah ditambah yang lain!
Semakin
disucikan, kita semakin dipakai TUHAN. Ini yang penting
hari-hari ini!
- Yang kedua:
kita tidak berkekurangan; ada pemeliharaan dari TUHAN sampai
tidak berkekurangan.
"Mohon maaf saya bersaksi. Saya
hanya sekilas hitung-hitung. Banyak biaya untuk persekutuan saja
satu tahun ini. Empat kali di Medan, sudah milyar. Di sini empat
kali juga--dua kali di Malang dan dua kali di Surabaya--, juga
sama. Belum di lain-lain tempat. Banyak sekali pengeluaran satu
tahun. Belum Lempin-El dan lain-lain. Tidak tahu dari mana itu.
Sekarang jawabannya: 'Ini TUHAN, dua pedang.': 'Sudah cukup.'
Berapapun biayanya, kalau ada dua pedang, sudah cukup. Tidak usah
bingung. Mau membangun gereja, asal ada dua pedang, sudah cukup.
TUHAN yang membiayai semuanya."
- Lukas
22: 31 => suasana
goncangan.
22:31 Simon, Simon, lihat, Iblis
telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum,
Yang
ketiga: sudah cukup untuk menghadapi goncangan. Artinya:
tkalau kita punya pedang dan mengalami penyucian, kita akan tahan
uji dalam menghadapi goncangan.
- Yang
keempat: sampai kita sempurna; tidak salah lagi dalam
perkataan, kita menjadi mempelai wanita TUHAN yang siap menyambut
kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai.
Inilah
bekal pengutusan dari TUHAN, yaitu pedang firman--penyucian. Ini
yang penting. Sudah cukup dan tidak usah tambah yang lain-lain.
Semakin disucikan, kita semakin dipakai oleh TUHAN.
Kita
semua tidak perlu takut diutus ke manapun. Asal ada pedang
firman--penyucian--, TUHAN yang menjawab: 'Sudah
cukup.'
- Yohanes
20: 21-22
20:21 Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai
sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga
sekarang Aku mengutus kamu." 20:22 Dan
sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata:
"Terimalah
Roh Kudus.
Bekal
pengutusan yang kedua adalah Roh Kudus.
Dalam
injil Yohanes, kehidupan yang dilahirkan baru oleh air dan Roh akan
menjadi seperti angin. Yohanes 3: 6-8 3:6
Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa
yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. 3:7 Janganlah
engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus
dilahirkan kembali. 3:8 Angin
bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau
tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah
halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."
Inilah bekal kedua, yaitu Roh Kudus yang membaharui kita
menjadi hamba TUHAN/pelayan TUHAN seperti angin. Artinya:
- Angin itu
hampa, artinya: ada tetapi merasa tiada; menghampakan diri;
tidak mengandalkan sesuatu di dunia, tetapi hanya mengandalkan
Yesus.
Bukan tidak ada terus cari-cari sesuatu di dunia. Salah!
Tidak hampa itu dan tidak jadi angin. Kalau tidak hampa, susah mau
dihembus. Kalau angin, gampang.
- 'Angin
bertiup ke mana ia mau,'
artinya merendahkan
diri dan taat dengar-dengaran.
Ini sama seperti Yesus
yang merendahkan diri--menghampakan diri--dan taat dengar-dengaran
sampai mati di kayu salib. Kalau kita, sampai daging tidak
bersuara, apapun resikonya.
- Angin
membawa kesejukan, artinya membawa damai sejahtera ; membawa
bau harum Kristus ke manapun:
- Kita
membawa bau harum Yesus sebagai juruselamat lewat firman
penginjilan, sehingga orang-orang berdosa bisa percaya kepada
Yesus dan diselamatkan.
- Kita
membawa bau harum Yesus sebagai mempelai pria sorga lewat kabar
mempelai, sehingga orang-orang yang sudah selamat bisa digairahkan
untuk masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
"Tugas
kita hanya bersaksi dan mengundang, supaya mereka yang belum
percaya Yesus bisa percaya Yesus dan selamat--bau harum Kristus
sebagai juruselamat--; dan yang sudah percaya perlu bau harum
Kristus sebagai mempelai pria sorga lewat kabar mempelai supaya
mereka masuk pembangunan tubuh Kristus yang sempurna."
kalau
sudah ada tanda-tanda angin ini, yaitu hampa, taat, dan membawa
kesejukan, maka terjadi yang keempat.
- Angin tidak
bisa dihalangi oleh apapun juga. Pintu-pintu sedang dikunci
semua, karena murid-murid ketakutan, tahu-tahu Yesus hadir di
tengah-tengah: 'Damai sejahtera bagimu.'--menjadi angin.
Mari, kalau
banyak halangan, kita lebih menghampakan diri, lebih taat
dengar-dengaran, dan lebih membawa bau keharuman Kristus. Jangan
membawa bau busuk, kecuali kalau kita difitnah. Tidak bisa dihalangi
oleh apapun juga!
Kalau
digabung, bekal pedang firman dan Roh Kudus akan menjadi dua
sayap burung nasar yang besar. Ini bekal kita.
Kegunaan dua sayap burung nasar:
- Yesaya 40: 29-31
40:29
Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada
yang tiada berdaya. 40:30 Orang-orang muda menjadi lelah dan
lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung, 40:31 tetapi
orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat
kekuatan baru:
mereka seumpama
rajawali yang
naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak
menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.
Kegunaan yang pertama: dua sayap burung nasar memberi
kekuatan ekstra kepada kita:
- Untuk menghadapi badai di lautan dunia, supaya kita tidak
letih lesu dan berbeban berat; semua menjadi enak dan ringan.
Kita
bagaikan perahu di lautan dunia yang penuh dengan badai; berjalan
di padang pasri yang juga penuh dengan badai. Kalau tidak punya
bekal dari TUHAN--tidak ada firman, urapan; tidak ada sayap burung
nasar--, lalu menghadapi badai dengan kekuatan sendiri, pasti letih
lesu dan berbeban berat.
- Supaya kita tidak tersandung dan terjatuh saat menghadapi
dosa-dosa dan puncaknya dosa, sehingga kita tetap hidup benar dan
suci.
- Supaya kita tidak tersandung dan terjatuh saat menghadapi
pengajaran-pengajaran palsu. Kita tetap berpegang teguh pada firman
pengajaran yang benar.
- Supaya tidak tersandung dan terjatuh saat menghadapi
pencobaan-pencobaan. Kita tidak kecewa dan putus asa, tetapi kita
tetap percaya dan berharap TUHAN sampai semua selesai.
- Supaya tidak tersandung dan terjatuh dalam pelayanan. Kita
tetap setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN,
sesuai dengan jabatan pelayanan yang TUHAN percayakan kepada kita,
sampai garis akhir--sampai meninggal dunia atau sampai kedatangan
Yesus kedua kali.
Banyak yang tidak kuat dan berhenti dalam
pelayanan.
Inilah kekuatan dua sayap burung nasar--dua tangan TUHAN--yang
diulurkan kepada kita untuk melintasi badai, supaya kita tidak letih
lesu. Banyak yang letih lesu dan berbeban berat, tetapi kita enak
dan ringan.
- Wahyu 12: 14
12:14 Kepada perempuan itu
diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar,
supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia
dipelihara jauh dari tempat ular itu selama
satu masa dan dua masa dan setengah masa.
Kegunaan
yang
kedua: dua sayap burung nasar yang besar menyingkirkan
kita ke padang gurun, jauh dari mata antikris yang
berkuasa dibumi selama 3,5 tahun. Kita dipelihara dan dilindungi
secara langsung oleh TUHAN lewat firman pengajaran yang benar dan
perjamuan suci. Ibadah pendalam alkitab dan perjamuan suci
penting, itu adalah latihan untuk menyingkir. Begitu kita menerima
firman pengajaran dan perjamuan suci, saat itu sayap kita bertumbuh,
untuk menyingkir dari antikris.
Di alkitab dituliskan,
antikris punya sayap burung ranggung. Sayapnya juga besar, tetapi
kita punya sayap burung nasar. Harus ada ibadah pendalaman alkitab
dan perjamuan suci.
- Kegunaan yang ketiga: sampai saat kedatangan Yesus kedua
kali, sayap burung nasar akan mengangkat
kita ke awan-awan yang permai untuk bertemu dengan Yesus,
sampai ke takhta sorga. Empat orang sudah ada di takhta sorga, dan
kita nanti yang kelima.
Dua sayap burung nsar mengangkat kita
ke awan-awan yang permai, artinya bagi kita sekarang: mengubahkan
kita dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti
Yesus.
Keubahan dimulai
dari JUJUR.
Kalau jujur, hidup kita akan ringan dan kita menjadi rumah
doa. Amsal 15: 8 15:8 Korban orang fasik
adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi doa orang jujur
dikenan-Nya.
Bagaimana kita tahu kalau
kita sedang melintasi badai--tidak letih lesu, tetapi enak ringan
dan seterusnya--, tidak tersandung, sedang menyingkir, dan sedang
dipersiapkan untuk terangkat? Dari kejujuran!; ya katakan: ya, tidak
katakan: tidak, benar katakan: benar, tidak benar katakan: tidak
benar.
Kita jujurmulai dari soal TUHAN/pengajaran. Kalau
jujur, kita benar-benar aman, dan ada dua sayap burung nasar. Kita
menjadi rumah doa, apapun yang
terjadi, kita tinggal berteriak kepada TUHAN.
Kita
terus diubahkan, sampai saat Yesus datang kedua kali, kita
benar-benar diubahkan menjadi sempurna seperti Dia. Kita layak duduk
di takhta TUHAN selamanya.
Kalau ada dua sayap burung nasar/pelukan tangan TUHAN yang
ajaib, apa yang berat akan menjadi ringan. Siapapun kita malam ini,
serahkan hidup kepada TUHAN!
TUHAN memberkati.
kembali ke halaman sebelumnya
|