RINGKASAN LAINNYA
Ibadah Doa Malam Session I Malang, 28 Agustus 2012 (Selasa Malam)
Tema: tersungkur di bawah kaki Tuhan.
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Wahyu 1:9 1:9.... Ibadah Raya Malang, 21 September 2014 (Minggu Pagi)
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Wahyu 1:17 1:17 Ketika aku melihat Dia,... Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 31 Oktober 2012 (Rabu Sore)
Ibadah
Doa dialihkan pada hari Senin lalu. Dari
siaran langsung Ibadah Persekutuan di Medan
Salam
sejahtera dalam kasih sayangnya Tuhan... Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 27 Oktober 2018 (Sabtu Sore)
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Lukas
12: 54-56; perikop:
Menilai zaman 12:54. Yesus
berkata pula kepada... Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 03 Mei 2012 (Kamis Sore)
Matius 26:69-75 berjudul Petrus menyangkal Yesus.
Tiga kali Petrus menyangkal Yesus: Ayat... Ibadah Doa Semalam Suntuk Session II Malang, 14 Januari 2015 (Rabu Dini Hari)
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Keluaran 2:14-15 2:14 Tetapi jawabnya: "Siapakah... Ibadah Raya Surabaya, 28 November 2010 (Minggu Sore)
Disertai
penataran imam-imam dan calon imam-imam Tema
di Jakarta "Wahyu 21: 5" 21:5.
Ia yang duduk di atas takhta itu... Ibadah Raya Malang, 11 November 2012 (Minggu Pagi)
IBADAH PENYERAHAN ANAK
Zakharia 1:3 1:3 Sebab itu katakanlah kepada mereka: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Kembalilah... Ibadah Doa Malang, 11 Juli 2019 (Kamis Sore)
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Wahyu 9:13-21 tentang sangkakala yang keenam... Ibadah Raya Surabaya, 27 November 2011 (Minggu Sore)
Matius
26: ay.
57-68= SAKSI
DAN KESAKSIAN. Kita
harus menjadi saksi Tuhan. Kalau tidak, kita akan menyangkal Tuhan,
bahkan menghujat Tuhan.
Kita sudah... Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 15 Mei 2010 (Sabtu Sore)
Markus 14 = Buli-buli emas berisi manna. Markus 14:26-27: Petrus akan menyangkal Yesus.
Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 17 Februari 2014 (Senin Sore
Salam
sejahtera dalam kasih sayangnya Tuhan kita Yesus Kristus. Selamat
malam, selamat mendengarkan Firman Tuhan. Biarlah damai... Ibadah Raya Malang, 23 September 2018 (Minggu Pagi)
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan
kita Yesus Kristus.
Wahyu 7:15-17
7:15 Karena itu mereka berdiri... Ibadah Doa Malang, 16 Desember 2014 (Selasa Sore)
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan Yesus Kristus.
Wahyu 2:9 2:9 Aku tahu... Ibadah Raya Malang, 10 September 2017 (Minggu Pagi)
Bersamaan dengan Penataran Imam dan Calon Imam IV
TRANSKRIP LENGKAP
Doa Surabaya (Rabu, 26 November 2014)
Tayang: 10 Mei 2019
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 24 November 2014)
Tayang: 10 Mei 2019
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 23 November 2014)
Tayang: 07 Januari 2019
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Doa Surabaya (Rabu, 19 November 2014)
Tayang: 07 Januari 2019
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 17 November 2014)
Tayang: 07 Januari 2019
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 09 November 2014)
Tayang: 22 Agustus 2018
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Doa Surabaya (Rabu, 05 November 2014)
Tayang: 04 Juni 2018
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 03 November 2014)
Tayang: 04 Juni 2018
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 02 November 2014)
Tayang: 03 Maret 2018
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 20 Oktober 2014)
Tayang: 13 Desember 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 13 Oktober 2014)
Tayang: 13 Desember 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 12 Oktober 2014)
Tayang: 24 Oktober 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Doa Surabaya (Rabu, 08 Oktober 2014)
Tayang: 18 September 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 06 Oktober 2014)
Tayang: 05 September 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 05 Oktober 2014)
Tayang: 05 September 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Doa Surabaya (Rabu, 01 Oktober 2014)
Tayang: 05 September 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 29 September 2014)
Tayang: 24 Juni 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 21 September 2014)
Tayang: 19 Mei 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Doa Surabaya (Rabu, 17 September 2014)
Tayang: 29 April 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 15 September 2014)
Tayang: 29 April 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Untuk Koneksi Lambat, silahkan buka http://id.gptkk.org
Transkrip lengkap dari ibadah penggembalaan di Malang dan Surabaya, semuanya di bawakan oleh gembala sidang Pdt. Widjaja Hendra.
Silahkan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau mungkin ingin berlangganan majalah Manna dan silahkan kirim email ke widjaja_h [at] yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala
silahkan ganti tanda [at] dengan @
|
[versi cetak]
Cari rekaman ibadah ini di: http://www.kabarmempelai.org
Ibadah Doa Surabaya, 30 Maret 2016 (Rabu Sore)
Salam
sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat
malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera,
kasih karunia dan bahagia dari TUHAN senantiasa dilimpahkan di
tengah-tengah kita sekalian.
Wahyu
4: 3 4:3.
Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata
yaspis
dan
permata
sardis;
dan suatu pelangi
melingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan zamrud
rupanya.
Pribadi
TUHAN dan takhta sorga menyinarkan sinar kemuliaan dalam bentuk sinar
dari batu-batu indah. Ada 4
macam batu indah
di takhta sorga (diterangkan mulai dari Ibadah
Pendalaman Alkitab Surabaya, 29 Februari 2016):
- Ayat
3: permata yaspis= menunjuk pada iman (diterangkan pada Ibadah
Raya Surabaya, 06 Maret 2016).
- Ayat
3: permata sardis= menunjuk pada pertobatan (diterangkan mulai dari
Ibadah
Pendalaman Alkitab Surabaya,07 Maret 2016
sampai Ibadah
Doa Surabaya, 09 Maret 2016).
- Ayat
6: batu kristal= menunjuk pada baptisan air (diterangkan pada Ibadah
Raya Surabaya, 13 Maret 2016).
- Ayat
3: batu zamrud = pelangi melingkungi takhta sorga = menunjuk pada
baptisan Roh kudus (diterangkan mulai dari Ibadah
Raya Surabaya, 13 Maret 2016
sampai Ibadah
Doa Surabaya, 23 Maret 2016).
1
Petrus 2: 4-7 2:4.
Dan datanglah kepada-Nya, batu
yang hidup itu,
yang
memang dibuang oleh manusia,
tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah. 2:5. Dan
biarlah kamu
juga
dipergunakan sebagai batu
hidup
untuk pembangunan
suatu rumah rohani,
bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani
yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah. 2:6. Sebab ada
tertulis dalam Kitab Suci: "Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion
sebuah batu yang terpilih, sebuah
batu penjuru yang mahal,
dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan."
2:7. Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi
mereka yang tidak percaya: "Batu
yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan,
telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan
suatu batu sandungan."
Batu
indah; batu mahal; batu hidup = pribadi Yesus, tetapi dibuang oleh
tukang-tukang bangunan (diterangkan mulai dari Ibadah
Jumat Agung Surabaya, 25 Maret 2016).
Ini menunjuk tentang Yesus
yang rela disalib untuk
melakukan 2 hal (diterangkan pada Ibadah
Jumat Agung Surabaya, 25 Maret 2016):
- Menjadi
batu penjuru atau dasar
dari pembangunan tubuh Kristus (pembangunan rumah rohani).
-
Menjadikan
batu
keras--bangsa
kafir yang berdosa--menjadi
batu indah
(batu hidup), sehingga bisa dipakai dalam pelayanan pembangunan
tubuh Kristus.
Mengapa
kita harus masuk pelayanan pembangunan tubuh Kristus? Lukas
13: 34 13:34.
Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari
dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali
Aku rindu
mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan
anak-anaknya di
bawah sayapnya,
tetapi kamu tidak mau.
'mengumpulkan'
= persekutuan tubuh Kristus. 'di
bawah sayapnya'
= naungan. 'Berkali-kali
Aku rindu'
menunjuk kesungguhan
dan kerinduan
hati TUHAN yang mendalam, supaya kita masuk persekutuan tubuh Kristus
yang benar berdasarkan firman pengajaran yang benar, sehingga TUHAN
Yesus bisa MENAUNGI
kita mulai di dalam dunia yang sudah tandus ini, sampai duduk
bersanding dengan Dia di takhta sorga selamanya. Ini adalah puncak
naungan TUHAN. Kalau sudah berkumpul dan masuk persekutuan tubuh
Kristus, baru bisa dinaungi. Di luar persekutuan, tidak ada naungan.
Persekutuan
tubuh Kristus yang benar yaitu:
- Dimulai
dari nikah yang benar: suami, isteri, anak, dan orang tua harus
benar; anak-anak taat kepada orang tua. Nikah benar, baru ada
naungan TUHAN.
- Setelah
itu, penggembalaan yang benar, yaitu berdasarkan firman pengajaran
yang benar--naungan lebih besar.
- Antar
penggembalaan/fellowship
yang benar--naungan lebih besar lagi.
- Yang
terakhir, sampai Israel dan kafir menjadi satu tubuh yang sempurna
dan duduk bersanding di takhta sorga bersama TUHAN. Ini adalah
puncak naungan.
Perhatikan
baik-baik kaum muda: jaga pergaulan! Nikah adalah persekutuan tubuh
Kristus yang paling kecil, yang menjadi penentu--seperti tudung
Tabernakel yang kelihatan langsung. Kalau nikah tidak benar, maka
tidak ada naungan, dan jangan berharap merasakan naungan yang lebih
besar. Nikah dulu yang harus benar, baru ada naungan TUHAN dan
naungan bisa makin membesar sampai nanti duduk di takhta
sorga.
Siapa
yang berhak mendapat naungan TUHAN?: Mazmur 68: 5-7 68:5
Bernyanyilah bagi Allah, mazmurkanlah nama-Nya, buatlah jalan bagi
Dia yang berkendaraan melintasi awan-awan! Nama-Nya ialah TUHAN;
beria-rialah di hadapan-Nya! 68:6.
Bapa
bagi anak yatim
dan Pelindung
bagi para janda,
itulah Allah di kediaman-Nya yang kudus; 68:7. Allah memberi
tempat tinggal kepada orang-orang
sebatang kara,
Ia mengeluarkan orang-orang tahanan, sehingga mereka bahagia, tetapi
pemberontak-pemberontak tinggal di tanah yang gundul.
- Janda:
putus hubungan dengan suami--kelepasan
dari daging
dengan segala keinginan dan hawa nafsunya.
- Orang
asing
('orang-orang
sebatang kara'):
putus hubungan dengan dunia--kelepasan
dari dunia
dengan segala pengaruhnya--kesibukan, kesukaan dunia dan sebagainya
(diterangkan mulai dari Ibadah
Pendalaman Alkitab Surabaya, 28 Maret 2016).
- Anak
yatim:
putus hubungan dengan bapa yang lama; dosa; setan--kelepasan
dari dosa
(diterangkan pada Ibadah
Paskah Surabaya, 27 Maret 2016).
Malam
ini kita masih belajar tentang ORANG
ASING. Pada
hari senin (dalam
Ibadah
Pendalaman Alkitab Surabaya, 28 Maret 2016),
kita sudah belajar salah satu contoh orang asing yaitu
Abraham.
Malam ini, kita belajar proses
untuk putus hubungan dengan dunia dan pengaruhnya:
- Yakobus
4: 4
4:4
Hai kamu, orang-orang yang tidak
setia!
Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan
dengan dunia
adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi
sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.
Proses
pertama untuk putus hubungan dengan dunia: jangan
bersahabat dengan dunia.
Bersahabat
dengan dunia artinya terikat oleh dunia dengan segala
pengaruhnya--kesibukan, kesukaan, kesusahan, kesulitan dan
lain-lain-- sehingga membuat kita tidak
setia
dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN.
Kalau tidak setia,
pasti malas
dan jahat;
menjadi hamba yang tidak berguna, yang akan dicampakkan ke dalam
kegelapan yang paling gelap.
Matius
25: 26, 30 25:26
Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat
dan malas,
jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak
menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam? 25:30
Dan campakkanlah hamba
yang tidak berguna
itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat
ratap dan kertak gigi."
Kehidupan
yang tidak setia; malas dan jahat berada di luar naungan TUHAN dan
hidup dalam suasana kutukan, penderitaan--kertak gigi--sampai
kebinasaan.
Bukti
bahwa kita terlepas dari dunia dengan segala pengaruhnya adalah kita
menjadi hamba/pelayan TUHAN; imam-imam yang setia
dan baik.
Kita harus rela berkorban apapun juga untuk bisa menjadi hamba TUHAN
yang setia dan baik.
Hasilnya: Matius
25: 21 25:21
Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai
hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil,
aku akan memberikan
kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar.
Masuklah
dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
- Hasil
pertama: 'memberikan
kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar'
, artinya
kita
dipercaya dalam perkara yang besar, yaitu dipakai
dalam pembangunan tubuh Kristus yang semakin membesar.
Dimulai
dengan setia dan baik mulai dari dalam nikah--sebagai suami,
isteri, dan anak. Kalau nikah bisa dipercaya, akan meningkat dalam
penggembalaan--bisa jadi gembala, pemain musik dan lain-lain. Dalam
penggembalaan setia dan baik, akan meningkat lagi di dalam antar
penggembalaan, sampai yang terakhir menjadi tubuh Kristus yang
sempurna.
- Hasil
kedua: 'masuklah
dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu'
= mendapat
naungan TUHAN,
yaitu ada kebahagiaan sorga sekalipun di tengah suasana kutukan
dunia--seperti anak ayam yang merasa hangat dan bahagia saat berada
di bawah sayap induknya di tengah dunia yang dingin.
- 1
Yohanes 2: 15-17
2:15
Janganlah
kamu mengasihi dunia
dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka
kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. 2:16 Sebab
semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan
daging
dan keinginan
mata
serta keangkuhan
hidup,
bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. 2:17 Dan dunia
ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan
kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.
'melakukan
kehendak Allah'
=
taat. Proses
kedua untuk putus hubungan dengan dunia: jangan
mengasihi dunia.
Mengasihi
dunia = terikat pada isinya dunia, yaitu:
- Keinginan
mata = dosa makan minum.
Sebagai contoh Hawa. Hawa ada keinginan
saat melihat buah yang dilarang oleh TUHAN, lalu mengambil dan
memakannya.
- Keinginan
daging = dosa kawin-mengawinkan.
- Keangkuhan
hidup = kesombongan, yaitu mengandalkan/memilih sesuatu di dunia
lebih dari TUHAN. Bukan tidak boleh bekerja atau sekolah. Boleh.
Tetapi, jangan memilih semua itu lebih dari TUHAN!
Kalau
sudah memilih/mengandalkan sesuatu lebih dari TUHAN, kita tidak akan
bisa taat, dengar-dengaran pada TUHAN; kita lebih mendengarkan
sesuatu dari dunia.
Hosea
8: 12 8:12
Sekalipun Kutuliskan baginya banyak pengajaran-Ku,
itu akan dianggap
mereka
sebagai sesuatu yang asing.
Permulaan
tidak
taat dengar-dengaran
yaitu merasa
asing terhadap firman
pengajaran yang benar--firman
yang diulang-ulang ('Kutuliskan
baginya banyak pengajaran-Ku');
firman penggembalaan/ suara TUHAN--karena mendengar suara asing dari
dunia--gosip, pengajaran palsu.
Jika asing terhadap yang
benar, akan menjadi satu dengan yang tidak benar. Begitu
Hawa tidak taat, ia langsung dibuang ke dunia. Tidak taat, berarti
lebih mengasihi dunia; sama dengan orang angkuh. Orang semacam
ini pasti tidak tergembala.
Mazmur
119: 19-20 119:19
Aku ini orang
asing
di dunia, janganlah sembunyikan perintah-perintah-Mu terhadap aku.
119:20 Hancur
jiwaku karena rindu
kepada hukum-hukum-Mu
setiap waktu.
Sebaliknya,
permulaan
taat dengar-dengaran
adalah merasa sebagai orang asing di dunia--tidak punya siapa-siapa,
tidak bisa apa-apa, tidak ada kekuatan apa-apa di dunia--sehingga
banyak menangis karena merindukan dan membutuhkan firman pengajaran
yang benar--merasa hanya seperti domba yang dikelilingi oleh
serigala dan tidak bisa apa-apa--sehingga tidak
mau asing dari firman;
bisa tergembala, bisa mendengar firman pengajaran yang benar dengan
sungguh-sungguh sampai mengerti, percaya, sampai mempraktikkan
firman.
Jadi, bila TUHAN izinkan kita mengalami keadaan
seperti orang asing--ditinggal sendiri, tidak ada yang membantu,
tidak bisa apa-apa--jangan marah! Itu merupakan kesempatan untuk
berhenti mendengar suara asing dan betul-betul menggunakan waktu
untuk mencari firman penggembalaan sampai taat
dengar-dengaran.
Taat, dengar-dengaran--praktik
firman--adalah sifat domba yang tergembala. Taat dengar-dengaran
juga sama dengan mengasihi TUHAN lebih dari semua ('siapa
mengasihi Aku, ia menuruti perintahKu').
Hasilnya: Mazmur
23: 1 23:1
mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan
kekurangan aku.
Bila
kita mengasihi TUHAN lebih dari semua, maka kita mendapat naungan
TUHAN sampai 'takkan
kekurangan aku.'
'takkan
kekurangan aku,'
artinya:
- Kita
mendapat pemeliharaan
TUHAN yang berlimpah-limpah--bukan berapa juta--sehingga selalu
mengucap
syukur
kepada TUHAN.
- Tidak
bercacat cela.
- Roma
12: 2
12:2
Janganlah
kamu menjadi serupa dengan dunia
ini, tetapi berubahlah
oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah
kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang
sempurna.
'pembaharuan
budimu'
= pembaharuan
hati.
Proses ketiga untuk putus hubungan dengan dunia: jangan
mejadi serupa dengan dunia.
Penampilan
kita sehari-hari, hidup kita--berdagang, sekolah, nikah, pergaulan,
berlalu-lintas--,apalagi dalam ibadah--tata cara ibadah, ibadah
pelayanan, cara menyanyi, cara main musik--jangan serupa dengan
dunia, jangan ikut-ikut dunia!
Mengapa
kita tidak boleh serupa dengan dunia? Karena dunia ini sedang
lenyap. 2
Petrus 3: 10 3:10
Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit
akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur
dunia akan hangus
dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang
lenyap.
Jika
kita serupa dengan dunia, maka hidup kita akan ikut dibinasakan
bersama dunia.
Bukti
kita tidak serupa dengan dunia adalah kita harus mengalami
pembaharuan
untuk menjadi seperti bayi yang baru lahir.
Artinya:
- Hati
dibaharui menjadi hati
yang tulus.
Tulus
= peka. Hati tulus = hati yang peka untuk membedakan dengan TEGAS
mana yang benar dan tidak benar. Semakin tulus, kita akan semakin
peka dan tidak bisa ditipu apapun.
"Sebagai
contoh, bayi biasa diberi minum susu A, lalu diganti susu B.
Meskipun susu B lebih mahal, tetapi bayi pasti tidak mau, karena
merasa ada yang berbeda. Sebaliknya, kalau tidak seperti bayi,
seringkali kehidupan itu merasa sok dewasa rohani, akhirnya tidak
tegas. Sekalipun sudah tahu susu yang diberikan berbeda, tapi masih
ingin coba-coba, merasa tidak apa-apa, padahal sebenarnya sudah
keracunan."
Hati
tulus dimulai dari bisa membedakan dengan tegas pengajaran yang
benar dengan tidak benar.
"Saya
ingat perkataan Alm. Pdt. Pong Dongalemba: Suatu saat jika urapan
sudah benar-benar ada, kita bisa peka. Tidak perlu berbicara. Orang
hanya lewat saja, kita sudah bisa merasakan pengajarannya benar
atau palsu. Kalau dibalik, sekarang kita yang sudah dewasa
mendengar firman lewat telinga, tetapi bayi-bayi bisa mendengar
lewat pori-pori. Begitu juga kita. Kalau kita sudah menjadi
bayi-bayi, kita bisa peka saat antikris sudah datang door to door.
Ini bukan menghakimi, tetapi memang ini proses yang akan kita
alami."
Awasan
bagi kita!
Jangan ada keinginan daging, sebab ini yang membuat hati kita tidak
tulus.
"Sebagai
contoh saya kalau ada makanan enak. Ada keladi dari Papua, isteri
saya sudah berkata 'Coba dulu, pedas.' Karena ada keinginan--hati
tidak tulus--, saya langsung berkata: 'Ah, tidak, ini tidak pedas,'
padahal pedas. Setelah itu di mobil baru terasa sakit perut. Kalau
tidak ada keinginan, langsung sudah bilang: Pedas, dan tidak
dicoba."
Kaum
muda juga hati-hati. Dalam hal jodoh, jangan ada
keinginan!
"Sebagai
orang tua, ingat! Kalau anak kita bilang: Tidak ada apa-apa, itu
berarti sudah ada apa-apa. Semakin kuat bilang: Tidak ada apa-apa,
itu berarti semakin ada apa-apa."
Malam
ini, kita mohon hati yang tulus, supaya bisa tegas membedakan
pengajaran, nikah, ibadah, jodoh, dan pekerjaan yang benar dan
tidak benar. Tidak perlu bertanya lagi, sehingga kita bisa hidup
benar, suci, sampai sempurna.
- Mulut
dibaharui menjadi mulut bayi yang hanya menangis.
Menangis =
memuji
dan menyembah
TUHAN dengan hancur hati untuk mengakui segala kekurangan,
kelemahan, dosa-dosa, dan ketidakberdayaan kita.
Kalau sudah
bisa menangis kepada TUHAN--kita bagaikan mengulurkan tangan
TUHAN--maka TUHAN juga mengulurkan tangan-Nya untuk memeluk
kita.
Posisi
kita bagaikan bayi yang berada dalam pelukan/gendongan tangan kasih
TUHAN; dalam naungan TUHAN.
Mazmur
8: 3-6 8:3
Dari mulut
bayi-bayi
dan anak-anak yang menyusu telah Kauletakkan
dasar kekuatan karena lawan-Mu,
untuk membungkamkan musuh dan pendendam. 8:4
Jika
aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu,
bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan: 8:5 apakah
manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia,
sehingga Engkau mengindahkannya? 8:6 Namun Engkau
telah membuatnya hampir sama seperti Allah,
dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.
Kalau
bayi berada dalam gendongan; pelukan TUHAN, artinya TUHAN tidak
pernah melupakan, tetapi Ia selalu mengingat, mempedulikan, dan
mengindahkan kita, dan kita selalu mengingat TUHAN--seperti bayi
dan ibunya.
Hasilnya:
- Hasil
pertama: 'telah
Kauletakkan dasar kekuatan karena lawan-Mu'
= kita
mendapat
kekuatan
TUHAN untuk mengalahkan musuh-musuh, artinya menyelesaikan
masalah-masalah dan pencobaan yang sudah mustahil--seperti bayi
Musa di tangan puteri Firaun, seharusnya mati, tetapi karena Musa
menangis, ia bisa selamat.
Mungkin malam ini kita dalam
keadaan antara mati dan hidup--penyakit, ekonomi--mari menangis,
biar TUHAN yang memberikan jalan keluar bagi kita.
- Hasil
kedua: 'Jika
aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu' => ini
menunjuk pada kuasa penciptaan TUHAN.
Artinya, kita mengalami
kuasa penciptaan
dari yang tidak ada menjadi ada; mustahil menjadi tidak mustahil;
semua menjadi berhasil dan indah pada waktunya. Tadinya bumi ini
campur baur, gelap, dan kosong, tetapi begitu diciptakan, semua
menjadi indah.
- Hasil
ketiga: (ayat 6) 'Engkau
telah membuatnya hampir sama seperti Allah'
= kita
mengalami
kuasa pembaharuan
sehingga kita bisa menjadi sama mulia seperti Dia.
Jika Dia
datang kembali kedua kali, kita mendapat mahkota kemuliaan dan
kehormatan untuk diangkat dan bisa duduk bersanding dengan Dia di
takhta sorga selama-lamanya. Ini adalah puncak naungan.
Inilah
orang asing--putus hubungan dengan dunia--, yaitu
- Jangan
bersahabat dengan dunia--menjadi setia
dan baik--sehingga
ada naungan pemeliharaan dan kebahagiaan.
- Tidak
mengasihi dunia--taat
dengar-dengaran,
dan tergembala dengan benar dan baik--sehingga ada naungan yang berkelimpahan--bisa
selalu mengucap syukur.
- Tidak
mau serupa dengan dunia--hati
tulus dan mulut hanya menangis.
Kita digendong/dipeluk TUHAN. TUHAN selalu mengingat kita dan kita
selalu mengingat Dia.
Kita hanya seperti bayi--tidak bisa
apa-apa, tidak berdaya, tidak hebat--tetapi ada waktunya TUHAN yang
bekerja bagi hidup kita.
TUHAN
memberkati.
kembali ke halaman sebelumnya
|