Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Siaran Tunda Ibadah Persekutuan Tubuh Kristus "Kabar Mempelai" di Medan

Tema:
Wahyu 19:9
19:9 Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."

Dalam Perjanjian Lama, Paskah adalah kelepasan bangsa Israel dari perbudakan Mesir.
Dalam Perjanjian Baru (pengertian bagi kita sekarang), Paskah adalah kelepasan dari dosa-dosa sampai kelepasan dari dunia untuk bertemu dengan Yesus di awan-awan permai (pesta nikah Anak Domba Allah).

Jadi, pesta nikah Anak Domba Allah = puncak Paskah.
Pesta nikah Anak Domba Allah adalah pertemuan di udara (awan-awan permai) antara Yesus, dalam kemuliaan sebagai Raja segala raja dan Mempelai Pria Surga, dengan Gereja Tuhan yang sempurna sebagai mempelai wanitaNya.

Pesta nikah Anak Domba Allah merupakanhubungan nikah yang rohaniantara Yesus (Mempelai Pria Surga) dengan sidang jemaat (mempelai wanitaNya) = hubungan antara Yesus sebagai Kepala dengan sidang jemaat sebagai tubuh yang tidak terpisahkan lagi.

Hari-hari ini, kita harus meningkatkan hubungan kita dengan Tuhan sampai tidak terpisahkan lagi.
Mengapa? Sebab maut selalu mengincar kita dan jarak kita dengan maut hanya satu langkah (= satu detak jantung) saja.

Ada 3 macam maut:
  1. Maut/kematian tubuh akibat penyakit, kecelakaan, dsb.

  2. Maut/kematian rohani akibat dosa: kering rohani, tidak bergairah lagi di dalam Tuhan.

    Efesus 2:1
    2:1. Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.

  3. Maut/kematian kedua di neraka untuk selama-lamanya.

    Wahyu 20:14-15
    20:14 Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api.
    20:15 Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu.

Tingkatan hubungan kita dengan Tuhan:
  1. Hubungan anak dengan Bapa.
    Hubungan ini baik, kita diberkati secara jasmani, namun ada banyak anak yang terhilang meninggalkan bapanya.

  2. Hubungan domba dengan Gembala.
    Hubungan ini juga baik, kita dipelihara dan diayomi, namun masih ada juga domba yang terhilang.

  3. Hubungan murid dengan Guru.

    Yohanes 6:60, 66
    6:60. Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?"
    6:66 Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.

    Tetap waspada juga!
    Di akhir zaman, banyak yang undur dari Firman Pengajaran yang benar karena mempertahankan dosa, godaan-godaan (seperti Yudas), ancaman, dsb.

  4. Hubungan mempelai wanita dengan Mempelai Pria Surga= nikah yang rohani, kita tidak terpisahkan lagi dengan Tuhan (seperti hubungan tubuh dengan Kepala).
    Nikah yang rohani tidak sama dengan nikah jasmani. Nikah yang rohani adalah nikah yang mulia.

Kalau hubungan kita dengan Tuhansudah sampai seperti hubungantubuh dengan Kepala, 3 macam maut tidak berkuasa lagi.

Dalam kitab Wahyu, 3 kali dituliskan tentang nikah yang rohani = pengayoman Allah Tritunggal kepada sidang jemaat supaya tidak ditelan maut.
(Digambarkan sebagai Peti Perjanjian: bagian tutup dengan dua kerub adalah Allah Tritunggal, sedangkan bagian peti adalah sidang jemaat.)

  1. Wahyu 8:1-5
    8:1. Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketujuh, maka sunyi senyaplah di sorga, kira-kira setengah jam lamanya.
    8:2 Lalu aku melihat ketujuh malaikat, yang berdiri di hadapan Allah, dan kepada mereka diberikan tujuh sangkakala.
    8:3 Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu.
    8:4 Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudusitu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.
    8:5 Lalu malaikat itu mengambil pedupaan itu, mengisinya dengan api dari mezbah, dan melemparkannya ke bumi. Maka meledaklah bunyi guruh, disertai halilintar dan gempa bumi.

    Hubungan nikah rohani = Hubungan doa penyembahan= leher, hubungan terdekat antara tubuh dengan Kepala.

    Hubungan doa penyembahan menghasilkan perhentian dalam Roh Kudus (ketenangan, kedamaian, kelegaan).
    Di mana ada ketenangan, di situ maut sudah tidak berkuasa lagi, kita bebas dari maut.

    Dua keadaan yang kontras:
    • Kehidupan yang menyembah Tuhan akan mengalami ketenangan, kedamaian, dan kelegaan yang semakin memuncak sampai bertemu dengan Yesus sebagai Kepala.
    • Di bumi akan terjadi kegoncangan yang semakin hebat sampai dunia ini hancur lenyap.

    Lewat doa penyembahan, biar kita mohon ketenangan kepada Tuhan.
    Saat diberkati, kita menyembah Tuhan dan tidak menjadi sombong.
    Saat dalam kekurangan, kita menyembah Tuhan dan tidak putus asa.

    Prosesnya:

    Matius 11:28-29
    11:28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
    11:29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.

    Dalam doa penyembahan, kita mengalami proses perobekan/penyaliban daging = belajar kepada Yesus di kayu salib, untuk kita menjadi RENDAH HATI dan LEMAH LEMBUT.

    • Rendah hati:
      Di atas kayu salib, Yesus rela mengakui/menanggung segala dosa dan kesalahan kita padahal Ia tidak berdosa.
      Bagi kita, rendah hati = kemampuan untuk mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama, jika diampuni - jangan berbuat dosa lagi.

    • Lemah lembut:
      Di atas kayu salib, Yesus berdoa supaya Bapa mengampuni orang-orang yang menyalibkan Dia.
      Bagi kita, lemah lembut = kemampuan untuk mengampuni dosa orang lain dan melupakannya.

    Kalau dosa diselesaikan, kita pasti akan mengalami ketenangan dan kelegaan.
    Selama kita tinggi hati/sombong, tidak mau mengaku dosa dan tidak mau mengampuni orang lain, kita akan selalu merasa letih lesu dan beban berat = maut berkuasa!

    Matius 11:29-30
    11:29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
    11:30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."

    Kalau maut sudah tidak berkuasa (semua dosa diselesaikan), kita pasti akan mengalami ketenangan.

    Hasilnya:


    • Apapun keadaan kita (diberkati maupun dalam masalah), semua jadi enak dan ringan.

    • Dalam ketenangan, kita mengalami kekuatan/kuasa Tuhan untuk mengalahkan segala angin ribut dan gelombang/kegoncangan, semua menjadi teduh, segala masalah diselesaikan.

    • Maut rohani (kematian akibat dosa) tidak berkuasa lagi, kita tidak terpisah dari Tuhan.


  2. Wahyu 19:9
    19:9 Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialahmereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."

    Hubungan nikah yang rohani = Hubungan kebahagiaan.

    Dalam hubungan anak dengan Bapa, kita memang diberkati, namun banyak orang diberkati ternyata juga tidak bahagia, tetap hidup dalam dosa.

    Dalam kitab Wahyu ada 7 kebahagiaan (yang terakhir adalah Wahyu 19:9).
    Permulaan kebahagiaan adalah di dalam Firman.

    Wahyu 1:3
    1:3. Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuatini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat.

    Permulaan kebahagiaan adalah membaca, mendengar, dan menuruti Firman Nubuat(terutama Firman Nubuat!).

    Koreksi bagi kita:
    Saat di gereja seringkali kita merasa tidak suka banyak membaca dan mendengar Firman, padahal di rumah juga tidak mau membaca Alkitab. Kapan lagi kita mau membaca dan mendengar Firman?

    Rasul Paulus membagi pemberitaan Injil dalam 2 bentuk (seperti teladan Yesus sendiri):

    • Firman Penginjilan = Firman yang memberitakan kedatangan Yesus pertama kali; Untuk membawa jiwa-jiwa baru, yang belum mengenal Yesus, supaya bertobat dan diselamatkan.

    • Firman Nubuat = Firman yang menyatakan (menubuatkan) sesuatu yang pasti akan terjadi, terutama tentang kedatangan Yesus kedua kali (Firman Pengajaran Mempelai/Kabar Mempelai); Untuk menyucikan sampai menyempurnakan dan mengangkat kita di awan-awan permai.

    Karena waktu menjelang kedatangan Tuhan kedua kali sudah singkat, hari-hari ini kita HARUS GEMARdalam membaca, mendengar, dan menuruti Firman Nubuat!

    Mazmur 119:92
    119:92. Sekiranya Taurat-Mu tidak menjadi kegemaranku, maka aku telah binasa dalam sengsaraku.

    Kalau kita tidak gemar dalam Firman = kita sudah tenggelam dalam maut (dalam masalah, dsb.).

    Hasil jika kita gemar menbaca, mendengar, dan menuruti Firman Nubuat:

    1. Kita mengalami kebahagiaan Surga.

    2. Kita mengalami penyucian.

      Ibrani 4:12-13

      4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
      4:13 Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.

      Firman Nubuat adalah bagaikan pedang tajam bermata dua yang mampu menusuk dan menyucikan kehidupan kita, mulai dari dalam hati.

      Permulaan penyucian adalah penyucian hati (gudang dosa), yakni penyucian dari:

      • "Akar" keinginan najis: dosa makan-minum (merokok, mabuk, narkoba) dan kawin-mengawinkan (dosa seks, nikah yang salah).

        Hati-hati dengan nikah yang salah! Keputusan hamba Tuhan adalah untuk di dunia sampai di akhirat.
        Setan berusaha menghancurkan nikah jasmani karena ia tahu bahwa kalau nikah yang jasmani hancur - manusia tidak akan pernah sampai pada nikah yang rohani.

      • "Akar" keinginan jahat: terikat akan uang, membuat kita menjadi kikir dan serakah.
        Kikir = tidak bisa memberi.
        Serakah = merampas milik orang lain, terutama hak Tuhan.
        Perpuluhan dan persembahan khusus harus dikembalikan kepada Tuhan. (Mulai dari seorang gembala, jangan jadi pencuri!)

        Bukti terlepas dari keinginan jahat: kita bisa memberi dengan sukarela (tanpa paksaan) dan sukacita.

        II Korintus 9:7-8
        9:7 Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan,sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
        9:8 Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.

        Jika kita bisa memberi dengan sukacita, sukarela, dan tidak terpaksa, maka Allah akan melimpahkan kasih karunia untuk:

        1. Memelihara kita sampai tidak berkekurangan.

        2. Kita berkelimpahan dalam perbuatan kebenaran dan kebajikan = pakaian mempelai.

          Wahyu 19:8

          19:8 Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" (Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benardari orang-orang kudus.)

          Wahyu 19:8 (terjemahan lama)
          19:8. Maka dikaruniakanlah kepadanya supaya ia boleh menghiasi dirinya dengan kain kasa halus yang bercahaya dan bersih; karena kain kasa halus itulah ibarat segala kebajikanorang-orang suci itu."

          Pakaian mempelai yang putih berkilau-kilauan = perbuatan baik dari hati yang suci, tanpa  pamrih.
          Hati-hati! Banyak orang baik di dunia, namun perbuatan baik itu palsu karena tidak berasal dari hati yang suci, ada pamrih tertentu (pakaian putih namun tidak berkilau).

      Puncak penyucian adalah penyucian mulut, mulut kita hanya untuk menyembah Tuhan (suara mempelai).

      Mazmur 149:6
      149:6. Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka, dan pedang bermata dua di tangan mereka,

      Wahyu 19:6, 1, 3-4
      19:6 Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya!Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
      19:1. Kemudian dari pada itu aku mendengar seperti suara yang nyaring dari himpunan besar orang banyak di sorga, katanya: "Haleluya!Keselamatan dan kemuliaan dan kekuasaan adalah pada Allah kita,
      19:3 Dan untuk kedua kalinya mereka berkata: "Haleluya!Ya, asapnya naik sampai selama-lamanya."
      19:4 Dan kedua puluh empat tua-tua dan keempat makhluk itu tersungkur dan menyembah Allah yang duduk di atas takhta itu, dan mereka berkata: "Amin, Haleluya."

      Dengan pakaian dan suara mempelai, kita masuk pesta nikah Anak Domba Allah (Wahyu 19:9).

    3. Maut tubuh juga tidak berkuasa lagi.
      Yohanes 8:51

      8:51. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya."


      I Tesalonika 4:16
      -17
      4:16 Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit;
      4:17 sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.

      Mereka yang diizinkan meninggal dunia - dalam kesucian - kelak akan dibangkitkan (maut tidak berkuasa lagi), sementara yang tinggal hidup sampai Tuhan datang kedua kali akan diubahkan menjadi sempurna dalam sekejap mata.
      Demikianlah kita akan bersama-sama menyambut Tuhan datang kedua kali.


  3. Wahyu 21:1-3
    21:1. Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan lautpun tidak ada lagi.
    21:2 Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.
    21:3 Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka.

    Hubungan nikah rohani = hubungan pembaharuan.

    Allah lahir ke dunia sebagai manusia darah daging (Yesus) untuk memberi kesempatan supaya manusia darah daging bisa lahir baru (mengalami pembaharuan) untuk menjadi sama dengan Allah.

    Kita dibaharui oleh kasih Allah, sehingga maut tidak akan berkuasa lagi.
    Permulaan pembaharuan:8 tabiat daging yang ada di neraka (kematian kedua) harus dibuang dari kehidupan kita.

    Wahyu 21:8
    21:8 Tetapi orang-orang penakut (1), orang-orang yang tidak percaya (2), orang-orang keji (3), orang-orang pembunuh (4), orang-orang sundal (5), tukang-tukang sihir (6), penyembah-penyembah berhala (7) dan semua pendusta (8), mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."

    Penguncinya adalah dusta. Selama masih ada dusta, pasti ada juga penakut (mudah diancam, dll.), tidak percaya, keji, dst.
    Kalau ada 8 tabiat daging tersebut, kehidupan kita serupa dengan anjing dan babi (setan).

    Namun, kalau 8 tabiat daging dibuang, kita mendapatkan 9 tabiat (gambar) Allah Tritunggal yang mulia.

    Galatia 5:22-23
    5:22 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
    5:23 kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.

    • Gambar Allah Bapa: kasih, sukacita, damai sejahtera.
    • Gambar Allah Anak: kesabaran, kemurahan, kebaikan.
    • Gambar Allah Roh Kudus: kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri.

    Kejadian 1:26
    1:26. Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."

    Dengan gambar Allah Tritunggal, setan tritunggal (maut) dikalahkan.
    Ikan, burung, dan hewan di darat (3 binatang buas dalam kitab Wahyu) adalah gambaran setan tritunggal.

    Maut tidak bisa dikalahkan dengan kepandaian atau kekayaan, apalagi dengan kebodohan dan kemiskinan.
    Maut hanya bisa dikalahkan kalau kita dekat dengan Allah, dalam hubungan penyembahan, kebahagiaan, dan pembaharuan.

    Tiga macam maut tidak berkuasa lagi dengan adanya hubungan nikah yang rohani.

    Bagaimana kita yang berwajah buruk (seperti setan, ajing dan babi) bisa menerima gambar Allah yang mulia?

    Yesaya 52:14
    52:14 Seperti banyak orang akan tertegun melihat dia--begitu buruk rupanya, bukan seperti manusia lagi, dan tampaknya bukan seperti anak manusia lagi--

    Perjamuan Suci:Di atas kayu salib, wajah Yesus yang mulia sudah menjadi buruk 100% (bukan seperti anak manusia lagi), supaya kita yang buruk (seperti setan, anjing dan babi) 100% bisa menerima wajah yang mulia.

    Pembaharuan mulai dari TIDAK BERDUSTA = jujur = mengaku apa adanya.
    Hasilnya:

    Tuhan datang dengan kuasa penciptaan: Tuhan mampu menciptakan jalan baru (jalan keluar dari segala masalah), Tuhan menjadikan semua baik, yang mustahil menjadi tidak mustahil, sampai sungguh-sungguh membawa kita masuk pesta nikah Anak Domba Allah.

Tuhan memberkati.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 01 Februari 2016 (Senin Sore)
    ... kepadanya Sebelum Filipus memanggil engkau Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara. . Kata Natanael kepada-Nya Rabi Engkau Anak Allah Engkau Raja orang Israel . Yesus menjawab kata-Nya Karena Aku berkata kepadamu Aku melihat engkau di bawah pohon ara maka engkau percaya Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar ...
  • Ibadah Doa Malang, 03 Mei 2016 (Selasa Sore)
    ... Allah akan menyertai dan akan melindungi aku di jalan yang kutempuh ini memberikan kepadaku roti untuk dimakan dan pakaian untuk dipakai sehingga aku selamat kembali ke rumah ayahku maka TUHAN akan menjadi Allahku. Dan batu yang kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang Engkau berikan ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 18 April 2012 (Rabu Sore)
    ... Raja orang Yahudi bahkan sampai rela mati di kayu salib. Matius - tetapi dalam menghadapi tuduhan yang palsu sikap Yesus adalah tidak menjawab suatu katakan pun BERDIAM DIRI. Ada bentuk sikap berdiam diri yaitu Amsal . Siapa menghina sesamanya tidak berakal budi tetapi orang yang pandai berdiam diri. Yang pertama adalah ...
  • Ibadah Doa Malang, 20 September 2018 (Kamis Sore)
    ... TUHAN Allah dari manusia itu dibangun-Nyalah seorang perempuan lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. Hawa gambaran istri dari tulang rusuk . Tulang rusuk adalah untuk melindungi bagian tubuh yang lemah. Jadi kedudukan istri sangat penting yakni menanggung kelemahan suami dan anak-anak lewat penundukan taat kepada suami serta tekun mendoakan lewat doa ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 10 Oktober 2011 (Senin Sore)
    ... seorang dari kedua belas murid itu dan bersama-sama dia serombongan besar orang yang membawa pedang dan pentung disuruh oleh imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi. Pribadi yang kedua adalah Yudas Iskariot. pribadi yang TIDAK berjaga-jaga dan berdoa sehingga tidak mengalami perobekan daging mempertahankan kehendak daging yang kuat . 'serombongan besar orang' kekuatan ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 26 Mei 2020 (Selasa Sore)
    ... itu bernubuatlah dan katakan kepada mereka Beginilah firman Tuhan ALLAH Sungguh Aku membuka kubur-kuburmu dan membangkitkan kamu hai umat-Ku dari dalamnya dan Aku akan membawa kamu ke tanah Israel. Keadaan Israel yang dinubuatkan oleh nabi Yehezkiel sama dengan keadaan gereja Tuhan secara khusus dan keadaan dunia secara umum di akhir zaman ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 08 Juni 2009 (Senin Sore)
    ... sendiri. Yesaya 'kesalehan kami' kebenaran kami terjemahan lama . Kemarin kita sudah mempelajari perkembangan dosa kebenaran sendiri yang seperti penyakit kusta. Malam ini kita mempelajari praktik dari kebenaran sendiri Kejadian - menutupi dosa dengan cara menyalahkan orang lain menyalahkan Tuhan sampai menyalahkan setan. Akibatnya tidak bisa instropeksi diri tidak bisa ...
  • Ibadah Doa Malang, 19 Januari 2010 (Selasa Sore)
    ... kata-kata membaca dan mendengar sudah tidak ada lagi. Artinya kita jangan hanya membaca dan mendengar namun kita harus taat praktek Firman menjadi pelaku Firman. Yakobus Mendengar dan membaca Firman namun tidak mempraktekkannya menipu diri sendiri. Menipu orang lain -- gt jahatMenipu Tuhan -- gt lebih jahatMenipu diri sendiri -- gt paling jahatKalau ...
  • Ibadah Raya Malang, 21 Februari 2016 (Minggu Pagi)
    ... mengambil lima roti dan dua ikan itu Ia menengadah ke langit dan mengucap berkat lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya supaya dibagi-bagikan kepada orang-orang itu begitu juga kedua ikan itu dibagi-bagikan-Nya kepada semua mereka. Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Angka adalah panjang Tabernakel. Angka adalah lebar Tabernakel. Tabernakel ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 15 Oktober 2014 (Rabu Sore)
    ... kita tidak salah tetapi kita bisa mengerti dan memilki sikap yang benar yaitu setia. Seringkali kita tidak setia kepada Tuhan saat mengalami penderitaan bersama Tuhan. Tuhan ijinkan kita mengalami penderitaan bukan karena Tuhan bermaksud negatif kepada kita tetapi supaya kita bisa tersungkur di bawah kaki Tuhan. Tersungkur kita mengaku tidak berdaya tidak bisa ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.