|
|
RINGKASAN KOTBAH IBADAH RUTIN DAN IBADAH KUNJUNGAN | ||
RINGKASAN LAINNYA
Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 12 Maret 2016 (Sabtu Sore) Ibadah Doa Puasa Session I Malang, 17 Agustus 2017 (Kamis Pagi) Ibadah Raya Malang, 23 September 2012 (Minggu Pagi) Ibadah Raya Surabaya, 16 Juni 2013 (Minggu Sore) Ibadah Doa Malang, 09 Juli 2013 (Selasa Sore) Ibadah Doa Malam Surabaya, 18 Januari 2019 (Jumat Malam) Ibadah Doa Malang, 21 Desember 2017 (Kamis Sore) Ibadah Doa Puasa Malang Session II, 10 Agustus 2010 (Selasa Siang) Ibadah Raya Surabaya, 03 Januari 2010 (Minggu Sore) Ibadah Kunjungan di Ciawi I, 16 Januari 2018 (Selasa Pagi) Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 21 Maret 2019 (Kamis Sore) Ibadah Kunjungan di Manokwari II, 20 Maret 2013 (Rabu Pagi) Ibadah Doa Surabaya, 11 Desember 2013 (Rabu Sore) Ibadah Doa Surabaya, 15 November 2019 (Jumat Sore) Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 28 Mei 2009 (Kamis Sore) TRANSKRIP LENGKAP Umum Surabaya (Minggu Sore, 07 Desember 2014) Umum Surabaya (Minggu Sore, 30 November 2014) Doa Surabaya (Rabu, 26 November 2014) Bible Study Surabaya (Senin, 24 November 2014) Umum Surabaya (Minggu Sore, 23 November 2014) Doa Surabaya (Rabu, 19 November 2014) Bible Study Surabaya (Senin, 17 November 2014) Umum Surabaya (Minggu Sore, 09 November 2014) Doa Surabaya (Rabu, 05 November 2014) Bible Study Surabaya (Senin, 03 November 2014) Umum Surabaya (Minggu Sore, 02 November 2014) Bible Study Surabaya (Senin, 20 Oktober 2014) Bible Study Surabaya (Senin, 13 Oktober 2014) Umum Surabaya (Minggu Sore, 12 Oktober 2014) Doa Surabaya (Rabu, 08 Oktober 2014) Bible Study Surabaya (Senin, 06 Oktober 2014) Umum Surabaya (Minggu Sore, 05 Oktober 2014) Doa Surabaya (Rabu, 01 Oktober 2014) Bible Study Surabaya (Senin, 29 September 2014) Umum Surabaya (Minggu Sore, 21 September 2014) Untuk Koneksi Lambat, silahkan buka http://id.gptkk.org Transkrip lengkap dari ibadah penggembalaan di Malang dan Surabaya, semuanya di bawakan oleh gembala sidang Pdt. Widjaja Hendra. Silahkan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau mungkin ingin berlangganan majalah Manna dan silahkan kirim email ke widjaja_h [at] yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala silahkan ganti tanda [at] dengan @ |
[versi cetak] Cari rekaman ibadah ini di: http://www.kabarmempelai.org Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 13 Juni 2016 (Senin Sore) Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia dari TUHAN senantiasa dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian. Wahyu 4: 6b-7 4:6 Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; (6b)di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang. 4:7 Adapun makhluk yang pertama sama seperti singa, dan makhluk yang kedua sama seperti anak lembu, dan makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia, dan makhluk yang keempat sama seperti burung nasar yang sedang terbang. Di pulau Patmos, rasul Yohanes dikuasai oleh Roh Kudus sehingga bisa melihat empat makhluk di sekeliling takhta sorga; sama seperti di atas gunung Sinai, nabi Musa melihat empat tiang pintu tirai. Jadi, empat mahkluk/empat tiang pintu tirai adalah empat orang yang pernah hidup di dunia dalam suasana takhta sorga--sekalipun dunia penuh dengan kutukan--, sampai benar-benar terangkat ke takhta sorga. Empat orang tersebut adalah Henokh, Musa, Elia, dan TUHAN Yesus. Di ayat 7, empat makhluk ini memiliki empat muka--empat sifat tabiat Yesus--:
Kalau ditarik garis, keempatnya ini menunjuk pada salib (diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 05 Juni 2016). Untuk bisa hidup bersuasana takhta sorga di bumi, sampai bisa naik terangkat ke takhta sorga harus lewat jalan salib. Jadi, empat pribadi yang sudah terangkat ke takhta sorga adalah empat pribadi yang mengalami pengalaman salib/jalan salib. Malam ini kita tidak mempelajari jalan salib, tetapi kita pelajari satu persatu: tentang singa, anak lembu, manusia dan burung nasar. MUKA SINGA: MENUNJUK PADA SIFAT TABIAT YESUS SEBAGAI RAJA Kalau kita mau hidup dalam suasana takhta sorga sampai terangkat ke sorga, kita harus memiliki tabiat raja. Yesus bertabiat Raja, kita juga harus memiliki tabiat raja. Mazmur 20: 10 20:10. Ya TUHAN, berikanlah kemenangan kepada raja! Jawablah kiranya kami pada waktu kami berseru! Tabiat raja adalah MENANG atas segala musuh--musuh terakhir adalah maut--; menang atas setan. Bukan kalah terus, tetapi menang atas maut atau menang atas dosa, sehingga kita bisa hidup dalam kebenaran. Kalau kita hidup dalam kebenaran, maka doa orang benar akan dijawab oleh TUHAN ('Jawablah kiranya kami pada waktu kami berseru'). Musuh kita yaitu setan dengan kuasa maut. 1 Petrus 5: 8 5:8. Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Di sini ada singa yang lain, sebab itu Yesus tampil sebagai singa--singa Yehuda. Ini adalah pasal penggembalaan (gembalakanlah kawanan domba). Kita menghadapi musuh yaitu setan dengan kuasa maut, bagaikan singa yang beredar-edar. Selembut-lembut dan semanis-manisnya suaranya setan, akan membawa kita pada dosa dan kebinasaan. Tetapi sekeras-kerasnya suara firman Allah, akan membawa kita pada kebenaran dan hidup kekal. Jangan tertipu! Singa mengaum, tetapi ia juga menelan. Hati-hati! Suara auman membawa kita pada dosa-dosa dan kebinasaan. Bagaimana menghadapi singa--setan yang membinasakan--? Tadi Yesus memiliki tabiat Raja; bermuka singa--singa Yehuda.
MUKA ANAK LEMBU: MENUNJUK PADA SIFAT TABIAT YESUS SEBAGAI HAMBA Filipi 2: 7-8 2:7. melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. 2:8. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Yesus sebagai hamba yaitu taat dengar-dengaran sampai mati di kayu salib. Kita sebagai hamba TUHAN/pelayan TUHAN (doulos), artinya:
Inilah muka seperti anak lembu. Untuk bisa menjadi doulos, diperlukan pengorbanan-pengorbanan:
Untuk menjadi hamba TUHAN seperti Yesus--doulos--kita harus mengorbankan kepentingan diri sendiri, kehendak diri sendiri, hak, dan perasaan, sehingga kita bisa taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara lagi. Ini sama dengan hamba TUHAN/pelayan TUHAN yang memuliakan dan mengagungkan TUHAN. Ini tugas kita! Yesaya 49: 3-4 49:3. Ia berfirman kepadaku: "Engkau adalah hamba-Ku, Israel, dan olehmu Aku akan menyatakan keagungan-Ku." 49:4. Tetapi aku berkata: "Aku telah bersusah-susah dengan percuma, dan telah menghabiskan kekuatanku dengan sia-sia dan tak berguna; namun, hakku terjamin pada TUHAN dan upahku pada Allahku." Kalau kita bisa mengagungkan TUHAN--melakukan kewajiban tanpa hak dan taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara--, hasilnya: hak dan upah kita terjamin dalam tangan TUHAN, baik untuk hidup sekarang, masa depan, sampai hidup kekal selamanya. TUHANlah yang menentukan semuanya. TUHAN tidak pernah menipu; tidak pernah merampas hak kita; Dia akan berikan hak kita sepenuhnya. Sebaliknya, kalau tidak taat dengar-dengaran dan hanya menuntut hak, maka kita menjadi pelayan TUHAN yang memalukan dan memilukan hati TUHAN--sama seperti zaman Nuh--dan hanya akan menerima hukuman TUHAN sampai kebinasaan selama-lamanya. Sungguh-sungguh! Menjadi hamba TUHAN harus sungguh-sungguh, ada tabiat sebagai hamba! Tidak boleh sembarangan--yang penting melayani, tetapi tidak taat, hanya menuntut hak yang jasmani. TUHAN tolong kita semua. MUKA MANUSIA: MENUNJUK PADA SIFAT TABIAT YESUS SEBAGAI MANUSIA yaitu: rela sengsara tanpa dosa. Dia tidak salah, tetapi rela sengsara daging sampai disalibkan. Demikian kita juga. Kita menjadi hamba TUHAN/pelayan TUHAN yang RELA SENGSARA DAGING KARENA YESUS--sengsara daging bersama Yesus. Bentuknya macam-macam: karena firman pengajaran yang benar, tahbisan yang benar--pelayanan yang benar--, kebenaran di kantor dan di manapun dan lain-lain. Dalam surat Galatia, waktu rasul Paulus pertama kali datang ia dielu-elukan, diterima saat dalam keadaan sakit (kalau perlu mereka mencungki matanya dan diberikan). Ini luar biasa, tetapi setelah rasul Paulus bicara soal kebenaran: 'Apakah dengan mengatakan kebenaran, kamu menjadi musuhku?' Ia langsung dimusuhi. Inilah empat makhluk di takhta dengan empat muka. Kita harus meneladani empat sifat tabiat Yesus. Sebagai raja, kita menang atas maut sampai hidup benar lewat penggembalaan yang benar dan baik dan iman yang teguh. Karena itu harus tergembala. Kalau beredar-edar akan mendengar A, B, dan kita akan bingung. Firman berbeda dengan pengetahuan. Kalau kita mendengar firman yang berbeda, tidak bisa, justru akan bimbang. Tetapi dalam penggembalaan, iman akan dimantapkan menjadi iman yang teguh. Kemudian kita rendah hati dan lemah lembut--mengecil. Penggembalaan membuat kita kecil, bukan besar. Rumus kerajaan sorga adalah mengecil. Kemudian sebagai hamba--doulos--, kita taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara, tidak menuntut hak. Kita mengorbankan segala sesuatu, memuliakan TUHAN dan semua ada di dalam tangan TUHAN--hak dan upah kita terjamin dalam tangan TUHAN. Dia berikan untuk hidup sekarang, masa depan yang indah dan baik sampai hidup kekal. Tidak usah takut kaum muda! Layani TUHAN dengan taat dengar-dengaran (mulai taat kepada orang tua) dan semua ada di dalam tangan TUHAN. Tinggal nanti kita beranjak muda dan dewasa, kita hanya berkata: Kok bisa? Karena ada di dalam tangan TUHAN. TUHAN yang memberikan kepada kita. Sebagai manusia, kita rela sengsara daging bersama Yesus. 2 Korintus 4: 16-17 4:16. Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari. 4:17. Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami. Saat-saat mengalami sengsara daging bersama Yesus kalau merasa tidak kuat, rahasianya adalah memandang kurban Kristus--meninggikan dan menghargai kurban Kristus--, sehingga segala penderitaan yang kita alami menjadi penderitaan yang ringan dan seketika saja. Menjadi 'ringan' jika dibandingkan kurban Kristus. Dan 'seketika', sama seperti Yesus mati tiga hari tetapi Dia bangkit selama-lamanya. Kita juga menderita seketika saja, tetapi kemuliaannya untuk selama-lamanya. Kita bisa bertahan dalam penderitaan bersama Yesus. Kita tidak lari. Jangan besar-besarkan penderitaan! Sama seperti membuat roti, harus dibanting-banting, kemudian dibakar supaya matang dan menjadi roti sajian untuk dipersembahkan pada TUHAN. Kalau tidak, akan jadi roti setengah matang. "Lempin-El, kalau lari, akan jadi setengah matang dan tidak bisa dipakai oleh TUHAN." Ini rahasianya, yaitu tinggikan dan hargai kurban Kristus, maka penderitaan kita jadi ringan dan hanya seketika saja. Kita bertahan dalam penderitaan daging bersama Yesus dan kita tinggal memetik hasilnya, yaitu:
Inilah sengsara daging bersama Yesus. Dia rela sengsara daging bahkan disalibkan. Kita rela sengsara daging bersama Yesus. Hasilnya: tidak tawar hati dan kecewa, tetapi mengalami pembaharuan hidup, yaitu perkataan benar dan baik, perbuatan benar dan baik, pergaulan benar dan baik. Kalau itu ada, maka semua menjadi baik. Kalau perkataan, perbuatan dan pergaulan sudah benar dan baik, semua pasti menjadi baik. Tidak mungkin tidak! Tidak usah takut untuk sengsara daging bersama Yesus! Setia berkobar-kobar; setia dan baik; setia dan benar (dalam Matius 25: 'Hai hambaku yang baik dan setia'). Semua sudah benar dan baik, pasti semua baik. Yesus sanggup menjadikan semuanya baik. Itu saja yang kita pegang di dunia yang sulit, jahat dan najis. Kita belajar dari empat sifat tabiat Yesus. Sebagai raja: kita menang atas dosa; kita tergembala dengan benar dan baik; ada iman yang teguh; dan mengecilkan diri--rendah hati dan lemah lembut. Dosa selesai, hidup benar dan kita dipagari oleh TUHAN--dilindungi dan diberkati oleh anugerah TUHAN yang besar. Sebagai hamba--doulos: taat sampai daging tidak bersuara, tidak menuntut hak sedikitpun, malah berkorban. Kita memuliakan TUHAN. Hak dan upah ada di tangan TUHA. Dia yang menentukan semua; hidup sekarang, masa depan, sampai hidup kekal ada di dalam tangan anugerah yang besar. Sebagai manusia: tangan anugerah TUHAN yang besar sanggup menjadikan semua baik. Semua harus benar dan baik, pelayanan benar dan baik--setia berkobar, setia benar, setia baik--, perkataan, perbuatan dan pergaulan juga benar dan baik, maka tangan anugerah yang besar sanggup menjadikan semuanya baik. BURUNG NASAR: MENUNJUK PADA SIFAT TABIAT YESUS SEBAGAI ANAK ALLAH Ini menunjuk pada KESUCIAN DAN KASIH--warna putih. Bagaimana kita bisa disucikan? Kalau suci, ada kasih. Kalau menyetujui dosa, itu bukan kasih, tetapi hawa nafsu daging. Kalau stop dosa, itulah kasih. Kesucian dan kasih, sama. Yohanes 15: 3 15:3. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Supaya bisa suci, kita harus menerima firman yang merupakan perkataan Yesus sendiri--firman yang dibukakan rahasianya, yaitu ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam alkitab. Ini sama dengan firman pengajaran yang benar; firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua. Harus ada pedang kalau mau suci! Kalau mau meneladani muka burung nasar--kesucian dan kasih--, harus punya pedang. Kalau tidak ada pedang, tidak akan bisa. Kalau sudah ada pedang firman, kita bisa disucikan dan bisa saling mengasihi. 1 Petrus 1: 22 1:22. Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu. 'ketaatan kepada kebenaran' = ketaatan kepada firman pengajaran yang benar; pedang firman. Kita mendengar dan dengar-dengaran pada firman pengajaran yang benar, sehingga kita mengalami penyucian demi penyucian sampai kita memiliki kasih Allah. Semakin disucikan, kasih Allah semakin besar dalam hidup kita, sehingga:
Inilah muka seperti burung nasar, yaitu kesucian dan kasih. Kita alami lewat pedang firman; firman pengajaran yang benar. Kita mendengar dan taat dengar-dengaran kepada firman pengajaran yang benar, sehingga kita mengalami penyucian demi penyucian. Mengasihi TUHAN lebih dari segala sesuatu= kita hanya percaya dan mempercayakan diri sepenuh pada TUHAN, seperti Yohanes bersandar di dada TUHAN--dalam gendongan tangan TUHAN. Yohanes 13: 23 13:23. Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya. Posisi kita kalau bersandar di dada Yesus, sama seperti bayi yang mengecil, dan kita dipeluk oleh tangan anugerah yang besar--seperti bayi dalam gendongan tangan anugerah yang besar. Mari kita belajar kepada Yesus; kita mengecil terus supaya kita berada di dalam tangan anugerah TUHAN yang besar. Hasilnya:
Kita belajar sungguh-sungguh malam ini tentang empat sifat tabiat Yesus--empat makhluk dengan empat muka. Sudah terbukti, mereka berada di takhta sorga. Sebagai raja--muka seperti singa--: kita tergembala, memiliki iman yang teguh, dan rendah hati-lemah lembut. Hasilnya: kita dipagari--dilindungi dan diberkati oleh anugerah TUHAN yang besar. Jangan hdidup dari dunia, tetapi dari anugerah TUHAN yang besar. Sebagai hamba--muka seperti anak lembu--: kita taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara, kita tidak menuntut hak, malah berkorban apapun, sehingga kita bisa memuiliakan TUHAN. Hasilnya: hak dan upah kita ada di dalam tangan anugerah yang besar, untuk hidup sekarang, masa depan, sampai hidup kekal selamanya. Sebagai manusia--muka seperti manusia--: rela sengsara daging. Mari setia dan baik, setia dan benar; perkataan, perbuatan, dan pergaulan yang benar dan baik. Hasilnya: tangan anugerah TUHAN yang besar menjadikan semuanya baik. Sebagai anak Allah--muka seperti burung nasar--: kesucian dan kasih. Sampai kita mengasihi TUHAN lebih dari semua, kita bersandar di dada TUHAN, berada di dalam tangan anugerah TUHAN. Hasilnya: yang mati bisa dibangkitkan; masalah besar bisa diselesaikan. Kehidupan dan pekerjaan yang sudah mati, pelayanan dan apapun yang sudah mati, serahkan pada tangan anugerah TUHAN yang besar. Dia sanggup memelihara kita di tengah kesulitan, bahkan di tengah kemustahilan. Dia sanggup menghapus air mata, sampai semua menjadi enak-ringan. Jika Dia datang kembali kedua kali, kita diubahkan menjadi sempurna seperti Dia; tangan anugerah yang besar memberikan mahkota mempelai kepada kita, sehingga kita layak menyambut kedatangan-Nya kedua kali di awan-awan pemai. Memang di akhir zaman ini, yang negatif membesar semua (dosa, masalah, penyakit membesar). Marilah hidup dalam tangan anugerah TUHAN yang besar, lebih besar dari apapun di dunia. Kita seperti bayi yang mengecil dan hidup dalam tangan anugerah yang besar. Semakin mengecil, semakin besar anugerah TUHAN. Tunjukkan apa yang menjadi ketidakmampuan kita kepada TUHAN! TUHAN tolong kita semua Jangan putus asa, kecewa, dan bangga! Mungkin masih dalam kekurangan dan lain-lain, tetapi tangan anugerah yang besar sanggup memagari--melindungi dan memberkati dengan anugerah yang besar. Tangan anugerah yang besar sanggup memberikan hak dan upah kita untuk hidup sekarang sampai hidup kekal, dan sanggup menjadikan semua baik, asalkan perkataan, perbuatan, dan pergaulan kita benar dan baik, dan kita beribadah dengan setia-benar. Dia tidak menipu kita. Tangan anugerah yang besar menjadikan semua baik. Yang terakhir, Dia sanggup menggendong kita. Tangan anugerah yang besar sanggup membangkitkan apa yang sudah mati dan memberi mahkota kepada kita--mengakat kita ke takhta. Yang dalam pencobaan, kesulitan, kemustahilan, ada kesempatan untuk digendong. Kembali pada tangan anugerah yang besar. Yang sudah berhasil, jangan sombong, tetapi tetap mengecil: 'Saya bayi dalam gendongan tangan TUHAN.' Kita semua meneladan pada empat sifat tabiat Yesus sampai digendong dalam tangan anugerah TUHAN yang besar. Jangan ragu! Kalau sudah tidak bisa apa-apa, sampai berpikirpun tidak bisa saat menghadapi yang jasmani, rohani, dan nikah rumah tangga, mari kita tunjukkan kepada TUHAN ketidakmampuan kita. Jangan tutup-tutupi! Sudah cukup bagi kita kalau kita dipeluk tangan anugerah yang besar. Belajar dari kayu salib tentang empat sifat tabiat Yesus. Diingatkan kembali supaya mendarah daging:
Memang dunia ini semakin besar kenajisan, kesulitan, dan kesusahannya, semakin banyak air matanya sampai kebinasaan, tetapi biarlah kita hidup dalam tangan anugerah yang besar. Percayalah! Jangan kecewa dan putus asa! Tangan anugerah yang besar lebih besar dari semua yang di dunia. Percayalah, ada harapan bagi kita. Kaum muda, jangan takut, ada harapan dalam tangan anugerah yang besar. TUHAN memberkati. kembali ke halaman sebelumnya |
|
IBADAH RUTIN DI MALANG Minggu jam 06:45 (Ibadah Raya) IBADAH RUTIN DI MEDAN |
IBADAH RUTIN DI SURABAYA Minggu jam 09:00 (Ibadah Sekolah Minggu) IBADAH RUTIN DI JAKARTA |
IBADAH KUNJUNGAN |
All
Right Reserved Gereja Pantekosta Tabernakel "KRISTUS KASIH" Jln. Simpang Borobudur 27 Malang | Telp: (0341) 496949 | Fax: (0341) 476751 » Lihat Peta Gereja Kami di Malang Jln. WR Supratman 4 Surabaya | Telp. 08123300378 » Lihat Peta Gereja Kami di Surabaya hubungi kami | email: info@gptkk.org | sitemap | top |