Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Disertai dengan doa penyembahan.

Tema:
"Aku menjadikan segala sesuatu baru" (Wahyu 21:5)

Wahyu 21:5
21:5 Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: "Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!" Dan firman-Nya: "Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar."

Tema ini menunjuk pada pembaharuan. Pembaharuan adalah mujizat terbesar yang tidak bisa ditiru oleh setan. Kita HARUS/MUTLAK mengalami pembaharuan demi pembaharuan sampai bisa masuk Yerusalem Baru.

Dalam Wahyu 21, ada 4 macam pembaharuan:
  1. Ayat 1: langit dan bumi baru.
  2. Ayat 2-3: manusia baru.
  3. Ayat 4-8: suasana baru, tidak ada lagi air mata, tidak ada dosa, dsb.
  4. Ayat 9-27: Yerusalem baru (puncak pembaharuan).

Ad. 1.
Malam ini, kita masih mempelajari pemaharuan pertama: LANGIT DAN BUMI BARU.

Wahyu 21:1
21:1. Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan lautpun tidak ada lagi.

Jika Tuhan menciptakan langit dan bumi yang baru, artinya langit dan bumi yang lama sudah hancur/musnah.
Oleh sebab itu, kita harus mengalami pembaharuan supaya kita beralih dari langit dan bumi lama kepada langit dan bumi baru. Kita mengalami kebahagiaan kekal bersama Tuhan dan tidak hancur bersama dengan dunia ini.

Lalu, apa yang harus dibaharui supaya kita tidak berlalu bersama langit dan bumi yang akan hancur ini?

I Korintus 7:29-32
7:29 Saudara-saudara, inilah yang kumaksudkan, yaitu: waktu telah singkat! Karena itu dalam waktu yang masih sisa ini orang-orang yang beristeri harus berlaku seolah-olah mereka tidak beristeri;
7:30 dan orang-orang yang menangis seolah-olah tidak menangis; dan orang-orang yang bergembira seolah-olah tidak bergembira; dan orang-orang yang membeli seolah-olah tidak memiliki apa yang mereka beli;
7:31 pendeknya orang-orang yang mempergunakan barang-barang duniawi seolah-olah sama sekali tidak mempergunakannya. Sebab dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu.
7:32 Aku ingin, supaya kamu hidup tanpa kekuatiran. Orang yang tidak beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan, bagaimana Tuhan berkenan kepadanya.

'Waktu telah singkat!' Artinya: sudah waktunya untuk kita beralih kepada langit dan bumi yang baru.
'Seolah-olah mereka tidak beristeri;' Artinya: tidak mau terhalangi oleh apapun, supaya bisa masuk Yerusalem Baru.
'Seolah-olah tidak menangis;' Artinya: sekalipun dalam penderitaan, namun jangan putus asa akan sesuatu.
'Seolah-olah tidak memiliki.' Artinya: jangan bangga akan sesuatu apapun di bumi ini.

Ayat 32: yang harus dibaharui adalah kekuatiran dan memusatkan perhatian kepada Tuhan.

Malam ini, kita masih mempelajari MEMUSATKAN PERHATIAN= PEMBAHARUAN PERHATIAN/PANDANGAN.

Kita harus memiliki perhatian/pandangan yang terutama kepada perkara Tuhan.
Artinya: memiliki pandangan rohani.
Jangan mata kita tertuju pada dunia! Kalau pandangan tertuju pada dunia, kehidupan itu akan binasa.

Pandangan rohani = pandangan yang HANYA tertuju pada pribadi Yesus.
Tadi pagi, kita sudah mempelajari memperhatikan kemurahan dan kebajikan Tuhan.

Jangan seperti isteri Lot yang menoleh ke belakang dan ia binasa.
Jangan seperti Musa yang menoleh ke kiri-kanan dan membunuh orang Mesir, kemudian mayatnya disembunyikan dalam pasir.

Pandangan tertuju pada manusia = menyembunyikan mayat dalam pasir (banyak kemunafikan dan kebusukan yang tersembunyi). Kalau banyak kebusukan dan kemunafikan yang tersembunyi, tidak akan bisa masuk Yerusalem Baru.

Markus 12:35-37
12:35. Pada suatu kali ketika Yesus mengajar di Bait Allah, Ia berkata: "Bagaimana ahli-ahli Taurat dapat mengatakan, bahwa Mesias adalah anak Daud?
12:36 Daud sendiri oleh pimpinan Roh Kudus berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai musuh-musuh-Mu Kutaruh di bawah kaki-Mu.
12:37 Daud sendiri menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula?" Orang banyak yang besar jumlahnya mendengarkan Dia dengan penuh minat.

Ada 3 tingkatan pandangan rohani:
  1. Memandang Yesus sebagai anak Daud (ayat 35).
    Daud adalah manusia.
    Artinya: Yesus adalah manusia, tetapi Ia tidak berdosa.

    Yesus lahir sebagai manusia hanya untuk dikorbankan di kayu salib untuk menebus dosa-dosa kita.

    Hal ini terjadi sebab Yesus adalah SATU-SATUNYA manusia yang tidak berdosa, sehingga Ia bisa menebus dosa-dosa manusia.

    Apapun yang ada di dunia ini tidak bisa menyelamatkan manusia berdosa. Bahkan, semua manusia yang ada di bumi juga tidak bisa menyelamatkan manusia berdosa.

    JANGAN RAGUKAN!
    Yesus adalah satu-satunyamanusia yang bisa menyelamatkan manusia berdosa.

    Yohanes 1:29
    1:29. Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.

    Memandang Yesus sebagai manusia = memandang Yesus sebagai Anak Domba Allah.

    Inilah pandangan rohani kita yang pertama malam ini, yaitu memandang Yesus sebagai manusia, sebagai Anak Domba Allah yang menghapus dosa manusia.

    Yohanes 19:31-34
    19:31. Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib--sebab Sabat itu adalah hari yang besar--maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan.
    19:32 Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus;
    19:33 tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya,
    19:34 tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air.

    Sebenarnya, Yesus sudah mati di kayu salib dengan 4 luka utama (2 di tangan dan 2 di kaki) untuk penyelamatan umat Israel (umat pilihan Tuhan), sedangkan kita, sebagai bangsa Kafir, tidak mendapatkan bagian dari 4 luka utama Yesus ini.

    Tetapi untung, seorang prajurit bangsa Kafir membuat luka kelima yang terbesar dan terdalam untuk menyelamatkan bangsa Kafir yang berdosa.

    Jadi, memandang Yesus sebagai manusia = kita harus bisa memandang lambung Yesus yang tertikam dan mengeluarkan darah serta air.
    Praktiknya:

    • Tanda darah = bertobat = mati terhadap dosa = berhenti berbuat dosa dan kembali kepada Tuhan, terutama kita harus bertobat dari 8 dosa.

      Wahyu 21:8
      21:8 Tetapi orang-orang penakut (1), orang-orang yang tidak percaya (2), orang-orang keji (3), orang-orang pembunuh (4), orang-orang sundal (5), tukang-tukang sihir (6), penyembah-penyembah berhala (7) dan semua pendusta (8), mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."

      Delapan dosa, mulai dari penakut sampai pendusta, merupakan dosa yang langsung membawa ke dalam neraka (tidak bisa masuk Yerusalem Baru).

    • Tanda air = baptisan air.

      Roma 6:2, 4
      6:2 Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?
      6:4 Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.

      Sesudah mati terhadap dosa, kita harus dikubur dalam baptisan air, sehingga mendapatkan hidup baru (hidup dalam kebenaran).

      Hidup baru = mendapat jenis kehidupan Sorgawi.

      Hidup dalam kebenaran = seperti 8 orang yang naik bahtera Nuh.
      Kalau tidak benar, berarti di luar bahtera Nuh. Saat air bah datang, ia tidak tertolong lagi.

      Sebab itu, kita harus berada dalam bahtera Nuh, baik ada air bah maupun tidak ada air bah.

      Kalau tidak benar, kehidupan itu pasti berat(seperti berenang di air bah) dan pasti binasa.

      Yesaya 32:17
      32:17 Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya.

      Kalau kita hidup benar, kehidupan kita pasti berada dalam damai sejahtera dan ketenangan.
      Kalau damai dan tenang, semuanya jadi enak dan ringan.


  2. Markus 12:36
    12:36 Daud sendiri oleh pimpinan Roh Kudus berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai musuh-musuh-Mu Kutaruh di bawah kaki-Mu.

    Pandangan rohani tingkat kedua: memandang Yesus yang duduk di sebelah kanan Allah Bapa = memandang Yesus sebagai Imam Besar.

    Praktiknya: kita harus menjadi imam-imam.

    Imam-imam = seorang yang suci dan memangku jabatan pelayanan, sehingga bisa melayani Tuhan.

    Pandangan seorang imam kepada Imam Besar juga berarti memandang ladang Tuhan.

    Yohanes 4:35
    4:35 Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai.

    Memandang ladang Tuhan, artinya:
    • Kita harus mengutamakan ibadah-pelayanan lebih dari semua.
    • Kita juga harus setia dan berkobar-kobar dalam ibadah-pelayanan.

    Ibrani 1:7
    1:7 Dan tentang malaikat-malaikat Ia berkata: "Yang membuat malaikat-malaikat-Nya menjadi badai dan pelayan-pelayan-Nya menjadi nyala api."

    Hamba Tuhan yang suci dan setia berkobar-kobar = pelayan Tuhan bagaikan nyala api.

    Wahyu 1:14
    1:14 Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mata-Nya bagaikan nyala api.

    Mata Tuhan bagaikan nyala api.

    Jadi, pelayan Tuhan yang suci, setia dan berkobar-kobar = biji mata Tuhan sendiri.
    Kehidupan semacam ini tidak bisa diganggu gugat oleh apapun juga.
    Kalau berani menjamah biji mata Tuhan, maka Tuhan sendirilah yang akan menjadi pembela. Bahkan mautpun tidak bisa mengganggu biji mata Tuhan.

    Mazmur 17:8
    17:8. Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu

    Jika kita menjadi biji mata Tuhan, maka Tuhanlah yang memelihara kehidupan kita sampai nanti kita memiliki 2 sayap burung nazar yang besar untuk menyingkirkan kita ke padang belantara, jauh dari mata antikris.

    Wahyu 12:14
    12:14 Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.

  3. Markus 12:37
    12:37 Daud sendiri menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula?" Orang banyak yang besar jumlahnya mendengarkan Dia dengan penuh minat.

    Wahyu 19:16, 6-7
    19:16 Dan pada jubah-Nya dan paha-Nya tertulis suatu nama, yaitu: "Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan."
    19:6 Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
    19:7 Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.

    Pandangan rohani tingkat ketiga: memandang Yesus sebagai Tuan di atas segala tuan (Raja segala raja) dan Mempelai Pria Sorga yang akan datang kembali kedua kali = memandang Yesus sebagai Kepala.

    Yesus sebagai Kepala, dan kita adalah tubuhNya.
    Hubungan Kepala dengan tubuh adalah leher.
    'Leher' = penyembahan.

    Jadi, praktik memandang Yesus sebagai Kepala adalah menyembah Tuhan.

    Yohanes 9:34-38
    9:34 Jawab mereka: "Engkau ini lahir sama sekali dalam dosa dan engkau hendak mengajar kami?" Lalu mereka mengusir dia ke luar.
    9:35. Yesus mendengar bahwa ia telah diusir ke luar oleh mereka. Kemudian Ia bertemu dengan dia dan berkata: "Percayakah engkau kepada Anak Manusia?"
    9:36 Jawabnya: "Siapakah Dia, Tuhan? Supaya aku percaya kepada-Nya."
    9:37 Kata Yesus kepadanya: "Engkau bukan saja melihat Dia; tetapi Dia yang sedang berkata-kata dengan engkau, Dialah itu!"
    9:38 Katanya: "Aku percaya, Tuhan!" Lalu ia sujud menyembah-Nya.

    Orang buta yang disembuhkan Yesus mengalami sengsara karena ia mengaku Yesus sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga, bahkan sampai diusir (ayat 34).
    Tetapi justru saat ia diusir, ia bisa bertemu Yesus.

    Saat-saat menghadapi percikan darah (sengsara tanpa dosa) adalah kesempatan terbesar untuk bisa menyembah Yesus, Sang Raja dan Sang Mempelai Pria Sorga.
    Kalau saat ini kita sengsara karena dosa, akui dan tinggalkan dosa, sehingga sengsara itu menjadi sengsara tanpa dosa.

    Menyembah Tuhan, Sang Raja dan Mempelai Pria Sorga = memandang Yesus dan berkata-kata dengan Dia, saatnya kita mengakui segala kesalahan dan keadaan kita.
    'Berkata-kata' juga berarti menyeru Nama Yesus.

    Menyembah Tuhan = percaya dan mempercayakan diri HANYA kepada Yesus= mengulurkan tangan kepada Yesus, percaya dan mempercayakan diri sepenuh kepada Tuhan.

    Malam ini, biarlah kita menyembah Tuhan sampai Dia berbelaskasihan kepada kita.

    Mazmur 123:1-2
    123:1. Nyanyian ziarah. Kepada-Mu aku melayangkan mataku, ya Engkau yang bersemayam di sorga.
    123:2 Lihat, seperti mata para hamba laki-laki memandang kepada tangan tuannya, seperti mata hamba perempuan memandang kepada tangan nyonyanya, demikianlah mata kita memandang kepada TUHAN, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita.

    Jangan berhenti menyembah Tuhan sampai Dia mengulurkan tangan belas kasihNya!
    Mungkin sudah bertahun-tahun kita berdoa, tetapi belum dijawab Tuhan. SIAPA TAHU, MALAM INI, DIA BERBELASKASIHAN KEPADA KITA.

    Hasilnya:

    • Matius 8:14-15
      8:14. Setibanya di rumah Petrus, Yesuspun melihat ibu mertua Petrus terbaring karena sakit demam.
      8:15 Maka dipegang-Nya tangan perempuan itu, lalu lenyaplah demamnya. Iapun bangunlah dan melayani Dia.

      Kita mengalami kesembuhan secara jasmani dan rohani.

      'Demam' artinya: tidak berkobar-kobar lagi, ada infeksi (ada yang tidak beres).
      Malam ini, kita harus membereskan semuanya!

    • Lukas 17:12-13
      17:12 Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh
      17:13 dan berteriak: "Yesus, Guru, kasihanilah kami!"

      Kita mengalami kuasa kebangkitan untuk memulihkan nikah dan buah nikah yang sudah hancur dan banyak tangisan.

      Kuasa Tuhan juga menghapus kemustahilan(yang mati dibangkitkan). Artinya: membangkitkan kembali nikah-nikah yang sudah mati dan pelayanan yang sudah tawar.

    • Matius 14:29-31
      14:29 Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus.
      14:30 Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!"
      14:31 Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?"

      Kita mengalami kuasa pengangkatan dari kemerosotan/ketenggelaman.

      Secara jasmani, kita diizinkan tenggelam supaya kita bisa mengulurkan tangan kepada Tuhan, sehingga kemerosotan diangkat menjadi berhasil dan indah.

      Secara rohani, mungkin kita jatuh dalam dosa dan ada dalam kebimbangan. Kalau kita mau mengulurkan tangan, Tuhan akan mengangkat kita sampai masuk dalam Yerusalem Baru untuk selama-lamanya.

Tuhan memberkati.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Raya Malang, 13 Januari 2013 (Minggu Pagi)
    ... fajar pada hari pertama minggu itu pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain menengok kubur itu. Maka terjadilah gempa bumi yang hebat sebab seorang malaikat Tuhan turun dari langit dan datang ke batu itu dan menggulingkannya lalu duduk di atasnya. Batu yang terguling menunjuk pada sinar kemuliaan menyinari hati yang keras ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 09 Februari 2013 (Sabtu Sore)
    ... ini tidak dapat menebusnya sebab aku akan merusakkan milik pusakaku sendiri. Aku mengharap engkau menebus apa yang seharusnya aku tebus sebab aku tidak dapat menebusnya. Beginilah kebiasaan dahulu di Israel dalam hal menebus dan menukar setiap kali orang hendak menguatkan sesuatu perkara maka yang seorang menanggalkan kasutnya sebelah dan memberikannya ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 06 Juli 2009 (Senin Sore)
    ... sehingga apa yang tidak benar tidak lurus bisa kelihatan. Kalau tali sipat ini ditarik maka apa yang tidak benar akan dinyatakan seperti yang terjadi pada jaman raja Yerobeam. Raja-raja - Yerobeam ini mengalihkan ibadah bangsa Israel yang tadinya beribadah di Yerusalem dan membuat ibadah sendiri dengan membuat anak lembu emas sehingga ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 09 November 2016 (Rabu Sore)
    ... sengaja termasuk di dalamnya adalah bertengkar mulut sampai memukul yang membuat sakit atau luka bahkan bisa mati. Kita harus hati-hati Titik beratnya pada bertengkar mulut. Beterngkar mulut bersungut-sungut dan berbantah-bantah. Ini melanggar hukum keenam pada dua loh batu. Bersungut-sungut dan beerbantah-bantah adalah luapan dari hati yang benci hati yang tidak puas kebenaran diri ...
  • Ibadah Raya Malang, 14 Juni 2009 (Minggu Pagi)
    ... tidak tergembala beredar-edar. Ada macam beredar-edar Tergembala beredar-edar. Kalau gembala tidak memberi makan sidang jemaat itu berarti beredar-edar gembalanya. Kalau sidang jemaat tidak bisa makan firman penggembalaan itu juga berarti beredar-edar. Hatinya beredar-edar saat mendengar firman penggembalaan sehingga benih firman dicuri oleh setan dan tidak berbuah. Orang yang beredar-edar itu tidak akan bertemu Tuhan ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 17 Oktober 2015 (Sabtu Sore)
    ... dengan Tuhan sehingga tidak ada rasa malu dan takut. Mereka telanjang tetapi tidak malu karena memiliki pakaian kemuliaan. Karena manusia berbuat dosa memakan buah yang dilarang oleh Tuhan manusia kehilangan kemuliaan Tuhan sehingga menjadi telanjang malu dan takut. Semakin hari manusia semakin terpisah dari Tuhan dan akan binasa terpisah untuk ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 06 April 2024 (Sabtu Sore)
    ... telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu. Di sini maut bekerja mulai dari bayi. Karena itu penyerahan anak sangat penting. Bayi-bayi tidak ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 28 Mei 2009 (Kamis Sore)
    ... Tuhan terhadap firman dan kasih Tuhan. Ini merupakan suatu keadaan di mana kasih manusia menjadi dingin sehingga kedurhakaan meningkat. Tempat-tempat kedurhakaan Ibrani - nikah dan rumah tangga. Praktiknya adalah Tidak setia dalam nikah Maleakhi - sehingga terjadi kekerasan-kekerasan baik dalam perkataan yang menyakitkan maupun dalam perbuatan. Ini adalah tanda nikah yang sudah ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 29 Februari 2012 (Rabu Sore)
    ... mati di kayu salib untuk melepasan kita dari suasana kutukan dosa sehingga kita menerima berkat Abraham. Jadi Petrus menyangkal Yesus dengan bersumpah dan mengutuk Petrus menolak salib Kristus menolak korban Kristus. Matius - . Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 02 Agustus 2023 (Rabu Sore)
    ... Katakanlah di antara bangsa-bangsa TUHAN itu Raja Sungguh tegak dunia tidak goyang. Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran. Dari tiga ayat ini bisa disimpulkan sikap kita terhadap Yesus sebagai Raja segala raja adalah 'Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai' bersorak-sorai. 'memuliakan Dia' memuliakan. 'Sujudlah menyembah kepada TUHAN dengan berhiaskan kekudusan' menyembah ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.