Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.

Tema:
Matius 25:6
25:6 Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!

Tengah malam secara rohani menunjuk keadaan akhir zaman menjelang kedatangan Yesus kedua kali, yang merupakan keadaan yang paling gelap. Artinya kita akan mengalami kesulitan yang memuncak sampai kemustahilan saat antikris berkuasa di bumi selama 3,5 tahun, juga dosa-dosa yang memuncak sampai dosa makan minum (merokok, mabuk, narkoba) dan dosa kawin mengawinkan (percabulan lewat tontonan yang tidak baik, perselingkuhan, kawin campur, kawin cerai, sampai kawin mengawinkan, bahkan laki-laki dengan laki-laki, perempuan dengan perempuan), sampai tampilnya perempuan Babel/ gereja palsu/ mempelai wanita antikris, sampai kegelapan paling gelap, binasa di neraka selama-lamanya.

Di tengah kegelapan, satu-satunya kabar yang dibutuhkan adalah Kabar Mempelai (‘Mempelai datang! Songsongloah dia!’)/ firman pengajaran benar, sebagai kelanjutan dari kabar baik/ firman penginjilan.

Ada dua macam pemberitaan firman Allah (makanan rohani) yang diajarkan oleh Rasul Paulus:
  1. Injil keselamatan/ firman penginjilan/ susu/ kabar baik.
    Efesus 1:13
    1:13 Di dalam Dia kamu juga--karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu--di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu.

    Amsal 25:25
    25:25 Seperti air sejuk bagi jiwa yang dahaga, demikianlah kabar baik dari negeri yang jauh.

    Yaitu Injil/ firman Allah yang memberitakan tentang kedatangan Yesus pertama kali ke dunia sebagai satu-satunya manusia yang tidak berdosa, tetapi harus mati di kayu salib untuk menyelamatkan manusia berdosa.
    Bukti diselamatkan:
    • Iman/ percaya kepada Yesus sebagai satu-satunya Juruselamat.
    • Bertobat, mati terhadap dosa.
    • Baptisan air dan baptisan Roh Kudus = lahir baru dari air dan Roh, hidup baru, hidup Surgawi yaitu hidup dalam kebenaran, menjadi bayi rohani.
    Hasilnya adalah selamat dan diberkati oleh Tuhan.

  2. Cahaya Injil kemuliaan Kristus/ firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua/ makanan keras/ Kabar Mempelai.
    Ibrani 4:12
    4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.

    2 Korintus 4:3-4
    4:3 Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa,
    4:4 yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.

    Yaitu Injil/ firman Allah yang memberitakan tentang kedatangan Yesus kedua kali di awan permai dalam kemuliaan sebagai Raja segala raja, Mempelai Pria Surga, Kepala, untuk menyucikan (= mendewasakan) kehidupan yang sudah selamat sampai sempurna seperti Yesus, mempelai wanita Surga yang siap menyambut kedatangan-Nya kedua kali.

Mengapa pada tengah malam (akhir zaman, masa yang paling gelap) dibutuhkan Kabar Mempelai/ cahaya Injil kemuliaan Kristus? Untuk menyinari gereja Tuhan dalam menghadapi kegelapan akhir zaman (di mana kesulitan, dosa, ajaran palsu semakin bertambah) sehingga gereja Tuhan tampil sebagai terang dunia seperti Yesus.

Wahyu 12:1
12:1 Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.

Kabar Mempelai menyinari kita sedikit demi sedikit sampai kita ditampilkan menjadi gereja Tuhan dengan matahari, bulan, dan bintang, sama dengan terang dunia seperti Yesus, menjadi mempelai wanita Surga.

Untuk menjadi terang dunia maka kita harus mengalami peningkatan dalam terang.

Matius 5:14-16
5:14 Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
5:15 Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.
5:16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”

Ada tiga macam peningkatan terang karena disinari oleh Kabar Mempelai:
  1. [ayat 15] terang di dalam nikah/ rumah tangga.
  2. [ayat 16] terang di depan semua orang = terang dalam tahbisan.
  3. [ayat 14] terang dunia seperti Yesus.

Kita mempelajari yang pertama yaitu terang dalam nikah/ rumah tangga. Rumah tangga pada umumnya terdiri dari anak (= bintang), istri/ ibu (= bulan) dan suami/ bapak (= matahari).
  1. Anak sebagai bintang.
    Sebelum menjadi bintang pelajar, bintang lapangan, bintang radio, dll, seorang anak harus menjadi bintang dalam rumah tangga, supaya tidak gelap. Bagaimana seorang anak bisa menjadi bintang dalam rumah tangga?

    Efesus 6:1-3
    6:1 Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian.
    6:2 Hormatilah ayahmu dan ibumu--ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini:
    6:3 supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.

    Anak bisa menjadi bintang dalam rumah tangga jika:
    • Taat dengar-dengaran kepada orang tua jasmani yang benar -->halaman tabernakel.
    • Taat pada orang tua rohani (gembala) -->ruangan suci.
    • Taat pada orang tua Surgawi (Tuhan/ firman pengajaran) -->ruangan maha suci.

    1 Petrus 1:22
    1:22 Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.

    Jika anak taat dengar-dengaran pada firman pengajaran yang benar (berarti taat pada gembala dan orang tua), maka bisa hidup suci dan saling mengasihi. Sehingga bisa diperlengkapi dengan jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus (= jubah indah), bisa diangkat menjadi imam dan raja, hamba Tuhan/ pelayan Tuhan yang beribadah melayani Tuhan, dipakai oleh Tuhan untuk kemuliaan nama Tuhan, mulai dalam rumah tangga. Anak jangan hanya aktif di gereja tetapi tidak mau melayani dalam nikah/ rumah tangga. Pintu masuk kita ke dunia adalah lewat nikah jasmani, oleh sebab itu nikah harus diperhatikan. Saat itulah anak dipakai menjadi bintang yang bercahaya, menyinari nikah/ rumah tangga sehingga menjadi bahagia, indah, dan panjang umur.

    Setelah dipakai oleh Tuhan, jangan berhenti melayani karena pergaulan, sekolah, pekerjaan, dll.

    Yohanes 21:3-5,7
    21:3 Kata Simon Petrus kepada mereka: “Aku pergi menangkap ikan.” Kata mereka kepadanya: “Kami pergi juga dengan engkau.” Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa.
    21:4 Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus.
    21:5 Kata Yesus kepada mereka: “Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?” Jawab mereka: “Tidak ada.”
    21:7 Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: “Itu Tuhan.” Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau.

    Jika tinggalkan pelayanan yang dipercayakan Tuhan, sama dengan tidak menangkap/ mendapat apa-apa, artinya:
    • Masuk krisis ekonomi: tidak ada lauk pauk = krisis jasmani sampai masuk masa antikris.
    • Masuk krisis rohani: tidak berpakaian, telanjang, hanya berbuat dosa sampai puncak dosa, dipermalukan sampai binasa.

    Jika tidak taat dan tidak suci, tinggalkan pelayanan, sama dengan nikah/ rumah tangga tanpa bintang, gelap, masuk krisis jasmani dan rohani.

    Yohanes 21:6
    21:6 Maka kata Yesus kepada mereka: “Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh.” Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan.

    Jalan keluarnya adalah mendengar dan dengar-dengaran pada firman pengajaran yang benar. Setelah semalaman tidak mendapat ikan, Petrus disuruh menebarkan jalan di tepi pantai pada siang hari. Ini sama dengan firman pengajaran yang keras, tidak masuk akal, di luar logika. Namun Petrus bisa taat sebab Petrus punya pengalaman pernah tidak taat, cukup satu kali. Kalau dua kali tidak taat, tidak menangkap apa-apa, telanjang, sampai hancur dan binasa.
    Petrus menebarkan jalan di sebelah kanan = ada kaitan dengan Yesus, Imam Besar yang duduk di sebelah kanan tahta Allah Bapa. Ini sama dengan taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara. Firman pengajaran yang benar bukan untuk didiskusikan/ diperdebatkan tetapi untuk didengar, dipercaya dan dilakukan.

    Maka mujizat pasti terjadi:
    • Tidak ada ikan menjadi ada 153 ekor ikan.
      1+5+3 = 9, angka kasih karunia. Artinya kasih karunia, belas kasih Yesus sebagai Imam Besar sanggup melindungi, memelihara kehidupan kita di tengah kesulitan dunia sampai antikris berkuasa di bumi selama 3,5 tahun.

    • Tidak ada anggur menjadi ada anggur, artinya kalau ada nikah orang tua yang tawar bahkan pahit, jika anak taat pada firman pengajaran benar maka bisa menjadi bintang yang menerangi nikah orang tua sehingga tangan belas kasih Tuhan sanggup membuat nikah menjadi manis, bahagia, selalu mengucap syukur kepada Tuhan.

    Ester 2:7,3
    2:7 Mordekhai itu pengasuh Hadasa, yakni Ester, anak saudara ayahnya, sebab anak itu tidak beribu bapa lagi; gadis itu elok perawakannya dan cantik parasnya. Ketika ibu bapanya mati, ia diangkat sebagai anak oleh Mordekhai.
    2:3 hendaklah raja menempatkan kuasa-kuasa di segenap daerah kerajaannya, supaya mereka mengumpulkan semua gadis, anak-anak dara yang elok rupanya, di dalam benteng Susan, di balai perempuan, di bawah pengawasan Hegai, sida-sida raja, penjaga para perempuan; hendaklah diberikan wangi-wangian kepada mereka.

    Contoh: Ester, anak angkat yang tidak punya potensi apa-apa secara jasmani, tetapi Ester hidup di balai perempuan (= kandang penggembalaan) dan diminyaki (= disucikan dan diurapi Roh Kudus) sehingga punya nilai tambah yaitu ketaatan.
    Hidup kita tidak tergantung pada kaya atau miskin, punya potensi atau tidak, tetapi tergantung di mana kita hidup. Inilah keadilan Tuhan. Jika kita hidup di dalam kandang penggembalaan (ruangan suci), ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok, maka kita disucikan dan diurapi Roh Kudus sehingga punya nilai tambah yaitu taat dengar-dengaran.

    Ester 2:10
    2:10 Ester tidak memberitahukan kebangsaan dan asal usulnya, karena dilarang oleh Mordekhai.

    Ester taat kepada orang tua jasmani.

    Ester 2:15
    2:15 Ketika Ester--anak Abihail, yakni saudara ayah Mordekhai yang mengangkat Ester sebagai anak--mendapat giliran untuk masuk menghadap raja, maka ia tidak menghendaki sesuatu apapun selain dari pada yang dianjurkan oleh Hegai, sida-sida raja, penjaga para perempuan. Maka Ester dapat menimbulkan kasih sayang pada semua orang yang melihat dia.

    Ester taat kepada Hegai = gembala.

    Ester 4:16
    4:16 “Pergilah, kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat di Susan dan berpuasalah untuk aku; janganlah makan dan janganlah minum tiga hari lamanya, baik waktu malam, baik waktu siang. Aku serta dayang-dayangkupun akan berpuasa demikian, dan kemudian aku akan masuk menghadap raja, sungguhpun berlawanan dengan undang-undang; kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati.”

    Ester rela mati = taat kepada Tuhan sampai daging tidak bersuara.

    Hasilnya adalah Ester menjadi bintang dalam rumah tangga, yang bersinar untuk menyelamatkan sekeluarga dan bangsanya dari pembantaian (= antikris), dan Ester berhak menjadi ratu = menjadi mempelai wanita Surga.

  2. Istri/ ibu sebagai bulan.
    Kisah Rasul 2:20
    2:20 Matahari akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah sebelum datangnya hari Tuhan, hari yang besar dan mulia itu.

    Bulan berwarna merah darah, menunjuk pengorbanan. Jadi seorang istri/ ibu harus rela berkorban apa pun juga untuk menjadi perantara antara anak dengan ayah, antara nikah/ rumah tangga dengan Tuhan.

    Mengapa manusia hidup di dunia perlu pengantara?
    1 Yohanes 2:1
    2:1 Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara (Juru Syafaat, TL) pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil.

    Sebab manusia di dunia seringkali jatuh dalam dosa bahkan puncak dosa. Yesus sebagai pengantara antara Allah dan manusia, tugasnya adalah berdoa syafaat supaya manusia tidak jatuh dalam dosa. Tetapi jika manusia jatuh dalam dosa, akan diampuni sehingga bisa diselamatkan.
    Syarat menjadi pengantara adalah harus rela berkorban untuk menanggung dosa orang lain. Yesus taat sampai mati di kayu salib untuk menanggung dosa manusia sehingga Yesus bisa berdoa syafaat untuk keselamatan manusia berdosa.

    Seorang ibu/ istri harus berdiri di atas korban Kristus, artinya bisa tunduk kepada suami dalam segala hal. Istri harus bisa mengakui dan menanggung dosanya sendiri, tetapi juga dosa suami dan anak-anak, sehingga istri bisa berdoa syafaat untuk nikah/ rumah tangga supaya diperdamaikan dan ditolong oleh Tuhan. Mengaku dosa adalah jalan tersingkat untuk ditolong oleh Tuhan. Ini berarti istri menjadi bulan yang menerangi nikah/ rumah tangga, semua yang gelap bisa diselesaikan.

    1 Samuel 25:21-24,28
    25:21 Daud tadinya telah berkata: “Sia-sialah aku melindungi segala kepunyaan orang ini di padang gurun, sehingga tidak ada sesuatupun yang hilang dari segala kepunyaannya; ia membalas kebaikanku dengan kejahatan.
    25:22 Beginilah kiranya Allah menghukum Daud, bahkan lebih lagi dari pada itu, jika kutinggalkan hidup sampai pagi seorang laki-laki sajapun dari semua yang ada padanya.”
    25:23 Ketika Abigail melihat Daud, segeralah ia turun dari atas keledainya, lalu sujud menyembah di depan Daud dengan mukanya sampai ke tanah.
    25:24 Ia sujud pada kaki Daud serta berkata: “Aku sajalah, ya tuanku, yang menanggung kesalahan itu. Izinkanlah hambamu ini berbicara kepadamu, dan dengarkanlah perkataan hambamu ini.
    25:28 Ampunilah kiranya kecerobohan hambamu ini, sebab pastilah TUHAN akan membangun bagi tuanku keturunan yang teguh, karena tuanku ini melakukan perang TUHAN dan tidak ada yang jahat terdapat padamu selama hidupmu.


    Contoh: Abigail menghadapi Nabal, suaminya yang kasar, jahat, dan bebal, tetapi diancam maut. Maka Abigail yang datang kepada Daud untuk menanggung kesalahan Nabal, meminta ampun atas dosa suaminya dan menanggung dosa suaminya sehingga suaminya diselamatkan dari maut.
    Inilah tugas istri sebagai bulan dalam rumah tangga, jika menghadapi suami yang gelap (kasar, jahat, dll) bukan menjadi alasan untuk bercerai, tetapi harus disinari sehingga bisa selamat.

    Matius 15:25-26
    15:25 Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: “Tuhan, tolonglah aku.”
    15:26 Tetapi Yesus menjawab: “Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.”

    Contoh lain: perempuan Kanaan yang anaknya kerasukan setan, dia rela menanggung dosa anaknya sampai disamakan dengan anjing (= banyak salah dalam perkataan). Maka seruannya dijawab oleh Tuhan, buah nikahnya diselamatkan oleh Tuhan. Ini seorang ibu yang menjadi bulan berwarna merah, sinarnya menerangi buah nikah sehingga anak bisa diselamatkan.

  3. Suami/ ayah/ gembala sebagai matahari.
    Efesus 5:28-30
    5:28 Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.
    5:29 Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,
    5:30 karena kita adalah anggota tubuh-Nya.

    Matahari menunjuk kasih Allah yang sempurna. Suami harus memiliki kasih Allah yang sempurna sehingga bisa mengasihi Allah lebih dari semua, bisa mengasihi istri seperti diri sendiri, hanya berbuat baik.
    Maka suami/ gembala tidak akan pernah membenci istri/ sidang jemaat apa pun kesalahannya, tetapi bisa mengasuh dan merawati istri dan anak/ sidang jemaat = menerangi nikah/ penggembalaan menghadapi kegelapan akhir zaman.
    Mengasuh dan merawati artinya:
    • Memberi makan istri dan anak/ sidang jemaat sampai tidak kekurangan secara jasmani dan rohani.
    • Melindungi nikah rumah tangga/ penggembalaan sehingga aman tenteram.
    • Menolong istri dan anak/ sidang jemaat.
    • Memberi kehangatan, kebahagiaan dalam kasih Allah seperti induk ayam menaungi anak-anaknya.

    Jika suami tidak memiliki kasih, sama dengan tidak ada matahari dalam nikah/ rumah tangga, maka nikah tidak punya naungan/ tudung sehingga bisa diserang binatang buas sampai hancur, binasa.

Kesimpulan: nikah yang benar harus memiliki:
  • Matahari = suami yang mengasihi istri sehingga bisa mengasuh, merawat, menaungi istri dan anak.
  • Bulan = istri yang tunduk dan banyak berdoa syafaat untuk menanggung dosa suami dan anak.
  • Bintang = anak yang taat dengar-dengaran.
Maka nikah akan semakin terang sampai mencapai terang dunia.

Wahyu 12:1
12:1 Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.

Nikah bisa mencapai nikah yang rohani, perjamuan kawin Anak Domba.

Wahyu 12:2
12:2 Ia sedang mengandung dan dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan ia berteriak kesakitan.

Bukti bahwa nikah kita semakin terang dan mengarah pada nikah yang rohani yaitu kita merasa seperti perempuan yang sedang mengandung dan hendak melahirkan, artinya sangat tidak berdaya, tidak bisa apa-apa, yang bisa dilakukan hanya mengeluh dan mengerang kepada Tuhan, berseru nama Yesus dan berserah sepenuh kepada Tuhan.
Kita mengeluh dan mengerang untuk:
  1. Pembebasan tubuh kita.
    Roma 8:22-23
    8:22 Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin.
    8:23 Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita.

    Kita bergumul untuk bisa mengalami keubahan hidup, kelahiran baru, pembebasan dari daging (= musuh dalam selimut) dengan segala keinginan/ hawa nafsunya yang membuat nikah gelap (membuat suami tidak bisa menjadi matahari, istri tidak bisa menjadi bulan, anak tidak bisa menjadi bintang).

    Kita diubahkan menjadi kuat teguh hati, tidak kecewa/ putus asa, tidak tinggalkan Tuhan, tidak tinggalkan nikah/ penggembalaan/ pelayanan, apa pun yang kita hadapi, hanya percaya dan berharap Tuhan, tidak bangga. Jujur mengaku apa adanya, bisa menjadi rumah doa.

  2. Menghadapi naga merah padam.
    Wahyu 12:3-4
    12:3 Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota.
    12:4 Dan ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Dan naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan Anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkan-Nya.

    Menghadapi setan dengan dosa-dosa sampai puncak dosa, kita bergumul untuk bisa tetap hidup benar dan suci.
    Menghadapi penyesatan/ ajaran palsu, kita tetap berpegang teguh pada firman pengajaran benar dan taat dengar-dengaran.

  3. Menghadapi kegoncangan-kegoncangan di dunia.
    Matius 14:29-32
    14:29 Kata Yesus: “Datanglah!” Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus.
    14:30 Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: “Tuhan, tolonglah aku!”
    14:31 Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: “Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?”
    14:32 Lalu mereka naik ke perahu dan anginpun redalah.

    Pencobaan/ masalah yang mustahil, yang membuat Petrus/ gereja Tuhan tenggelam = merosot (dalam ekonomi, studi, dll), gagal. Biarlah kita berseru dan berserah kepada Tuhan, maka yang merosot akan dipulihkan bahkan diangkat oleh Tuhan, yang gagal menjadi berhasil dan indah pada waktunya.

    Jika Yesus datang kedua kali, kita akan diubahkan menjadi sempurna seperti Dia untuk layak menyambut kedatangan-Nya kedua kali di awan yang permai, kita bersorak-sorai "haleluya", masuk Firdaus (kerajaan 1000 tahun damai), sampai masuk Yerusalem baru kekal selamanya.


Tuhan memberkati.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Doa Semalam Suntuk Session II Malang, 10 Juni 2015 (Rabu Dini Hari)
    ... imam. Artinya kehidupan yang mengasihi Tuhan pasti ada kesaksian yang nyata dalam hidupnya. Kesaksian perlu harus disaksian dengan tujuan Untuk memuliakan nama Tuhan. Untuk menjadi berkat bagi sesama. Untuk menjadi keyakinan pasti bagi diri sendiri sama dengan keyakinan iman yang teguh sehingga tidak bimbang dan tidak diombang-ambingkan oleh pencobaan atau ajaran palsu. ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 25 Januari 2009 (Minggu Sore)
    ... Lot adalah gambaran gereja Tuhan yang sudah selamat tetapi tidak mencapai kesempurnaan sebab menoleh ke belakang dan akibatnya adalah menjadi tiang garam garam yang tawar. Sama seperti Israel yang diselamatkan tetapi tidak masuk Kanaan. Menoleh ke belakang artinya Ada ikatan Sodom dan Gomora. Mulai dengan ikatan kekayaan Sodom dan Gomora keinginan jahat ...
  • Ibadah Persekutuan Ambon IV, 17 November 2011 (Kamis Pagi)
    ... tutup pendamaian ada tutupnya dengan percikan darah dan kerub. Kerub I Allah Bapa. Tutup dengan percikan darah Anak Allah. Kerub II Allah Roh Kudus. Jadi tutup pendamaian dengan emas murni menunjuk Pribadi Allah Tritunggal dalam kemuliaan sebagai MEMPELAI PRIA SURGA. Keluaran - . Haruslah mereka membuat tabut dari kayu penaga dua setengah hasta panjangnya ...
  • Ibadah Doa Malang, 11 Januari 2024 (Kamis Sore)
    ... atas air mendapatkan Yesus. Tetapi ketika dirasanya tiupan angin takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak Tuhan tolonglah aku Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya memegang dia dan berkata Hai orang yang kurang percaya mengapa engkau bimbang Petrus hamba Tuhan yang hebat tetapi takut dan bimbang saat menghadapi angin dan gelombang di ...
  • Ibadah Raya Malang, 28 November 2021 (Minggu Pagi)
    ... dosa lagi setiap orang yang tetap berbuat dosa tidak melihat dan tidak mengenal Dia. Kenyataannya semua manusia telah berbuat dosa sejak Adam dan Hawa jatuh dalam dosa. Bagaimana supaya manusia lepas dari dosa dan hidup dalam kebenaran Kita harus mengaku dosa pada Tuhan dan sesama dengan sejujur-jujurnya dan setelah diampuni jangan ...
  • Ibadah Doa Puasa Session I Malang, 26 Juli 2011 (Selasa Pagi)
    ... bakaran suatu persembahan yang harum bagi TUHAN yakni suatu korban api-apian bagi TUHAN. 'Meletakkan tangan ke atas kepala domba jantan' artinya Kita harus bersekutu dengan korban Kristus. Kita harus menghargai korban Kristus dengan membuang dosa. Perlakuan-perlakuan terhadap korban domba jantan pertama adalah Ayat Meletakkan tangan ke atas kepala domba jantan. Ayat Disembelih. Ayat Dipotong-potong ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 25 Januari 2024 (Kamis Sore)
    ... lalu membunuh dia. Diwakili oleh Kain yang membunuh Habel. Kebencian terjadi dalam nikah rumah tangga kakak-adik suami-istri orang tua-anak dalam penggembalaan sesama imam gembala-domba . Mengapa bisa terjadi Sebab persembahan Kain tidak ada tanda kesulungan hanya sebagian. Kejadian - Setelah beberapa waktu lamanya maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 11 April 2018 (Rabu Sore)
    ... kuat sebab dalam satu jam saja sudah berlangsung penghakimanmu Berjaga dan berdoa satu jam sama dengan proses perobekan penyaliban daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya supaya kita tidak jatuh dalam dosa Babel dosa makan minum--merokok mabuk narkoba--dan kawin mengawinkan--percabulan dan binasa bersama Babel. Jika hawa nafsu dan keinginan daging dirobek ...
  • Ibadah Doa Malang, 27 Oktober 2009 (Selasa Sore)
    ... firman. Di zaman akhir firman sedang dibukakan rahasianya dan ini adalah suatu kegerakaan yang besar. Timotius kegerakan yang besar itu adalah kegerakan dalam firman pengajaran. Orang yang menolak firman adalah orang yang keras hati Korintus - . Ada kali terjadi kegerakan yang besar oleh firman Kegerakan Roh Kudus hujan awal ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 10 Januari 2011 (Senin Sore)
    ... sebanyak gomer liter selama hari. ' ' menunjuk pada panca indera. Jadi kebutuhan hidup kita sehari-hari adalah PENYUCIAN PANCA INDERA. Penyucian panca indera penyucian hati merupakan penyucian sampai seluruh hidup kita . Jika kita mau disucikan oleh Firman pengajaran yang benar maka semua kebutuhan hidup adalah urusan Tuhan bangsa Israel tidak bisa menabur dan ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.