Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.

Wahyu 13:5-6
13:5 Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat; kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya.
13:6 Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga.

Ayat 5: Antikris memiliki mulut yang penuh kesombongan dan hujat. Ia memiliki kuasa dalam perkataan untuk menyombongkan diri, membual, menggembor-gemborkan yang jasmani untuk menarik simpati, berdusta, memfitnah, sampai menghujat, mulai saat ini sampai zaman Antikris berkuasa di bumi selama 3,5 tahun.

Siapa yang dihujat oleh Antikris?
Ayat 6: Kita sudah mempelajari tentang penghujatan terhadap Tabernakel, hari ini kita pelajari tentang penhujatan terhadap Allah.

Pengertian menghujat Allah:
  1. Dalam Perjanjian Lama: Imam Eli dan anak-anaknya menghujat Allah.
    1 Samuel 3:13
    3:13 Sebab telah Kuberitahukan kepadanya, bahwa Aku akan menghukum keluarganya untuk selamanya karena dosa yang telah diketahuinya, yakni bahwa anak-anaknya telah menghujat Allah, tetapi ia tidak memarahi mereka!

    1. Imam Eli menunjuk hamba Tuhan yang menghujat Allah.
      Artinya:
      • Imam Eli duduk di tepi jalan menunjuk gembala yang tidak tergembala, beredar-edar, tidak berpegang teguh pada satu Firman Pengajaran benar, tidak berpegang teguh pada satu pokok anggur yang benar.
        1 Samuel 4:13
        4:13 Ketika ia sampai, Eli sedang duduk di kursi di tepi jalan menunggu-nunggu, sebab hatinya berdebar-debar karena tabut Allah itu. Ketika orang itu masuk ke kota dan menceritakan kabar itu, berteriaklah seluruh kota itu

        Istilah duduk juga menunjuk pada keadaan istirahat, artinya tidak menunaikan tugasnya sebagai gembala, tidak memberi makan sidang jemaat.

      • Menghujat Tuhan = menggemukkan diri dengan milik Tuhan yang dipercayakan.
        1 Samuel 4:18
        4:18 Ketika disebutnya tabut Allah itu, jatuhlah Eli telentang dari kursi di sebelah pintu gerbang, batang lehernya patah dan ia mati. Sebab telah tua dan gemuk orangnya. Empat puluh tahun lamanya ia memerintah sebagai hakim atas orang Israel.

        1 Samuel 2:29
        2:29 Mengapa engkau memandang dengan loba kepada korban sembelihan-Ku dan korban sajian-Ku, yang telah Kuperintahkan, dan mengapa engkau menghormati anak-anakmu lebih dari pada-Ku, sambil kamu menggemukkan dirimu dengan bagian yang terbaik dari setiap korban sajian umat-Ku Israel?

        Gembala salah menggunakan kepercayaan Tuhan (perpuluhan dan persembahan khusus), yaitu hanya untuk kepentingan sendiri. Atau sebaliknya, gembala tidak lagi dipercaya milik Tuhan karena kepercayaan itu dicuri oleh tua-tua dan sidang jemaat.
        Dulu Yudas Iskariot mencuri milik Tuhan, dan dia sendiri dibinasakan. Namun, jika kepercayaan yang dicuri, maka hamba Tuhan dan semua jemaat ikut binasa.

      Akibatnya adalah:
      • Mata bular = tidak mendapat atau tidak bisa melihat pembukaan rahasia firman Allah, sehingga tidak ada makanan rohani, gembala dan sidang jemaat dalam kelaparan dan kekeringan rohani, tidak puas, sehingga bersungut-sungut, bergosip, sampai menghujat Allah / menghujat firman pengajaran yang benar.

        1 Samuel 4:15,18
        4:15 Eli sudah sembilan puluh delapan tahun umurnya dan matanya sudah bular, sehingga ia tidak dapat melihat lagi.
        4:18 Ketika disebutnya tabut Allah itu, jatuhlah Eli telentang dari kursi di sebelah pintu gerbang, batang lehernya patah dan ia mati. Sebab telah tua dan gemuk orangnya. Empat puluh tahun lamanya ia memerintah sebagai hakim atas orang Israel.


        Akibat kelaparan adalah jatuh dan tidak bangkit lagi.

      • Batang leher patah = tidak ada hubungan lagi antara tubuh dan kepala, artinya gembala tidak bisa lagi menyembah Tuhan, berarti tidak ada doa penyahutan bagi keselamatan rohani dan jasmani sidang jemaat. Tanpa firman, gembala tidak akan bisa berdoa dan menyembah Tuhan.
        Dengan demikian, sidang jemaat tidak memiliki tudung perlindungan dari Tuhan dan mengalami serangan-serangan dari setan yang menghancurkan hidup jasmani, nikah, dan rohani, sampai kehilangan keselamatan (binasa). Hilang keselamatan = banyak yang menyangkal Tuhan.

        Kalau gembala tidak bisa memberi makan, maka dia tidak bisa juga menjamin keselamatan jemaat sebab tidak ada doa penyahutan bagi sidang jemaat.

    2. Hofni dan Pinehas = imam-imam, jemaat, yang menghujat Allah.
      1 Samuel 2:12-13,15
      2:12 Adapun anak-anak lelaki Eli adalah orang-orang dursila; mereka tidak mengindahkan TUHAN,
      2:13 ataupun batas hak para imam terhadap bangsa itu. Setiap kali seseorang mempersembahkan korban sembelihan, sementara daging itu dimasak, datanglah bujang imam membawa garpu bergigi tiga di tangannya
      2:15 Bahkan sebelum lemaknya dibakar, bujang imam itu datang, lalu berkata kepada orang yang mempersembahkan korban itu: "Berikanlah daging kepada imam untuk dipanggang, sebab ia tidak mau menerima dari padamu daging yang dimasak, hanya yang mentah saja."

      Artinya:
      • Dursila, suka makan daging mentah.
        Artinya menuntut hak, yaitu upah jasmani (kehormatan, pujian, kedudukan, dsb.) untuk melampiaskan dan memuaskan hawa nafsu daging. Kalau semua menuntut hak, maka akan terjadi persaingan tidak sehat, persungutan, berpolitik, saling sikut, memfitnah, menghasut, sampai menghujat Allah seperti Korah dan kawan-kawannya.

        Hamba Tuhan yang menuntut hak, bahkan menghalalkan segala cara untuk mendapat haknya, pasti tidak bisa menunaikan kewajibannya, justru menjadi beban bagi sidang jemaat. Demikian pula dalam nikah, jika suami/ istri menuntut hak, maka tidak akan bisa menunaikan kewajibannya.

      • Memandang rendah korban tahbisan untuk Tuhan, tidak setia kepada Tuhan.
        1 Samuel 2:17
        2:17 Dengan demikian sangat besarlah dosa kedua orang muda itu di hadapan TUHAN, sebab mereka memandang rendah korban untuk TUHAN.

        Kita semua bisa melayani Tuhan karena korban Kristus, apalagi bagi bangsa Kafir. Tahbisan kita seharga korban Kristus di kayu salib.

        Jika memandang rendah tahbisan, maka tidak bisa setia = tidak berguna apa-apa.

      • Tidak taat pada firman pengajaran benar (firman penggembalaan) yang diulang-ulang, karena mendengar suara asing (ajaran lain, dari luar) ataupun suara daging (dari dalam) yang membuat kita tidak taat.
        1 Samuel 2:25
        2:25 Jika seseorang berdosa terhadap seorang yang lain, maka Allah yang akan mengadili; tetapi jika seseorang berdosa terhadap TUHAN, siapakah yang menjadi perantara baginya?" Tetapi tidaklah didengarkan mereka perkataan ayahnya itu, sebab TUHAN hendak mematikan mereka.

      • Hidup dalam dosa sampai puncak dosa, dosa makan-minum dan kawin-mengawinkan, dalam perkataan sampai perbuatan (merokok, mabuk, narkoba, perselingkuhan, perzinahan, dsb.). Enjoydalam dosa = tidak mau lepas dari dosa, sampai mati rohani.
        1 Samuel 2:22
        2:22 Eli telah sangat tua. Apabila didengarnya segala sesuatu yang dilakukan anak-anaknya terhadap semua orang Israel dan bahwa mereka itu tidur dengan perempuan-perempuan yang melayani di depan pintu Kemah Pertemuan,

    1 Samuel 4:21-22
    4:21 Ia menamai anak itu Ikabod, katanya: "Telah lenyap kemuliaan dari Israel" -- karena tabut Allah sudah dirampas dan karena mertuanya dan suaminya.
    4:22 Katanya: "Telah lenyap kemuliaan dari Israel, sebab tabut Allah telah dirampas."

    Jika gembala dan imam-imam (pelayan Tuhan) menghujat Allah, maka terjadi "ikabod" dalam sidang jemaat, yaitu kemuliaan Tuhan lenyap dari sidang jemaat. Tabut Perjanjian dirampas = tidak ada lagi firman pengajaran benar di tengah sidang jemaat.
    Artinya terjadi ketelanjangan, hanya berbuat dosa sampai puncak dosa, dipermalukan (tidak bisa dipermuliakan), terkutuk (hidup letih lesu dan berbeban berat, susah payah, air mata), dan tidak bisa sempurna (ketinggalan saat Yesus datang kedua kali), berarti masuk dalam penghukuman dan binasa selamanya di neraka.

  2. Dalam Perjanjian Baru: Imam-imam kepala, Mahkamah Agama, Imam Besar menghujat Allah.
    Matius 26:63-66
    26:63 Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Besar itu kepada-Nya: "Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak."
    26:64 Jawab Yesus: "Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit."
    26:65 Maka Imam Besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata: "Ia menghujat Allah. Untuk apa kita perlu saksi lagi? Sekarang telah kamu dengar hujat-Nya.
    26:66 Bagaimana pendapat kamu?" Mereka menjawab dan berkata: "Ia harus dihukum mati!"


    Imam-imam kepala dan Mahkamah Agama menghujat Allah = tidak mengakui (menolak) Yesus sebagai Mesias, Anak Allah yang hidup.
    Yesus sebagai Mesias merupakan sesuatu yang benar, disaksikan oleh Yesus sendiri dan Petrus.

    Mesias artinya yang diurapi. Dalam Perjanjian Lama, yang diurapi adalah imam, raja, dan nabi.
    Yesus sebagai anak Allah, nabi (manusia yang sengsara), imam (hamba yang melayani), dan raja = salib.

    Anak Allah
    |
    |
    Imam/ hamba -------------------- Raja
    |
    |
    |
    |
    Nabi/ manusia

    Menghujat Allah = menolak salib.

    2 Korintus 4:16-17
    4:16 Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.
    4:17 Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.

    Penderitaan salib adalah seketika saja, adalah kecil dibandingkan kemuliaan besar dan kekal yang akan kita terima. Salib membawa kita pada keubahan hidup.
    Menolak salib = tidak mengalami keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus, tetap menjadi manusia daging dengan 18 tabiat daging [2 Timotius 3:1-5], menjadi sama dengan Antikris yang menghujat Allah dan akan dibinasakan selamanya.

    Apa yang harus diubahkan?
    Matius 24:32
    24:32 Tariklah pelajarandari perumpamaan tentang pohon ara: Apabila ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas, kamu tahu, bahwa musim panas sudah dekat.

    Lukas 21:29
    21:29 Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: "Perhatikanlahpohon ara atau pohon apa saja.

    Kita belajar dan memperhatikan tentang keubahan hidup, yaitu ranting yang keras (hati keras, gagal, tidak berbuah, binasa) menjadi ranting yang lembut (hati yang melembut) sehingga bisa berbuah. Kita boleh meningkatkan usaha untuk belajar ilmu di dunia, tetapi semuanya sia-sia jika kita tidak belajar untuk melembut secara rohani.
    Kalau fokus perhatian dan pelajaran kita pada keubahan hidup untuk mendapat hati yang lembut, maka Tuhan sedang memperhatikan dan bergumul bagi kita. Perhatikan bahwa dari zaman ke zaman memiliki ranting yang tetap keras, sehingga tidak pernah berbuah, gagal dan binasa.
    1. Zaman Permulaan: Pohon ara di Taman Eden hanya berdaun saja, tidak berbuah, dan daunnya dipakai menjadi cawat untuk menutupi ketelanjangan Adam dan Hawa (nikah).
      Kejadian 3:11-13
      3:11 Firman-Nya: "Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?"
      3:12 Manusia itu menjawab: "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan."
      3:13 Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: "Apakah yang telah kauperbuat ini?" Jawab perempuan itu: "Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan."


      Daun pohon ara = kebenaran diri sendiri, menutupi dosa dengan cara menyalahkan orang lain, menyalahkan Tuhan, sampai menyalahkan setan. Akibatnya adalah tidak bisa bertobat, tidak bisa menyalahkan diri (mengoreksi diri). Mereka kehilangan suasana Firdaus, kehilangan kebahagiaan Sorga, dan hidup dalam letih lesu, beban berat, kesedihan mendalam, hidup dalam kutukan dan air mata, sampai mengalami suasana neraka sejak di dunia ini.

      Tidak ada kebahagiaan yang lebih dari kebahagiaan nikah yang suci dan satu, kita merasa suasana Firdaus.
      Tetapi, tidak ada yang lebih buruk dari suasana nikah tanpa kesucian dan kesatuan, seperti suasana neraka.

      Ayub 32:1-2
      32:1 Maka ketiga orang itu menghentikan sanggahan mereka terhadap Ayub, karena ia menganggap dirinya benar.
      32:2 Lalu marahlah Elihu bin Barakheel, orang Bus, dari kaum Ram; ia marah terhadap Ayub, karena ia menganggap dirinya lebih benar dari pada Allah,


      Contohnya: Ayub, menunjuk pada ayah/ bapak/ laki-laki.
      Ayub menggunakan kebenaran diri sendiri, sehingga gagal total dan habis-habisan.

      Ayub 42:5-6
      42:5 Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.
      42:6 Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu."


      Ayub melembut = mengaku hanya tanah liat, mencabut perkataan yang salah (fitnah, dsb.), mengakui kekurangan dan kelemahan kita, sehingga kita hanya menyerah sepenuh pada Tuhan. Tuhan akan memperhatikan dan mempedulikan kehidupan yang melembut, untuk memulihkan bahkan 2x lipat.
      Jangan perhatikan kehancurannya dulu, tapi perhatikan untuk melembut, dan Tuhan yang akan memulihkan.

    2. Zaman Pertengahan: Pohon ara di tepi jalan = kehidupan yang tidak tergembala, tidak taat, sombong, lalu menghasut, memfitnah, sampai menghujat.
      Contohnya: Absalom, menunjuk pada kaum muda yang sombong.

      2 Samuel 14:25-26
      14:25 Di seluruh Israel tidak ada yang begitu banyak dipuji kecantikannya seperti Absalom. Dari telapak kakinya sampai ujung kepalanya tidak ada cacat padanya.
      14:26 Apabila ia mencukur rambutnya -- pada akhir tiap-tiap tahun ia mencukurnya karena menjadi terlalu berat baginya -- maka ditimbangnya rambutnya itu, dua ratus syikal beratnya, menurut batu timbangan raja.


      2 Samuel 18:9
      18:9 Kebetulan Absalom bertemu dengan orang-orang Daud. Adapun Absalom menunggangi bagal. Ketika bagal itu lewat di bawah jalinan dahan-dahan pohon tarbantin yang besar, tersangkutlah kepalanya pada pohon tarbantin itu, sehingga ia tergantung antara langit dan bumi, sedang bagal yang dikendarainya berlari terus.

      Jangan membanggakan sesuatu di dunia ini, kelak hal tersebut yang akan menggantung hidup kita.
      Kaum muda sering sombong, membanggakan sesuatu di dunia lebih dari Tuhan, sehingga tidak taat, tidak dengar-dengaran. Apa yang dibanggakan justru membuat hidup kita jadi terkatung-katung. Akibatnya, jatuh dalam dosa sampai binasa selamanya.

      Tempat di mana kita bisa melembut adalah dalam kandang penggembalaan.

      1 Petrus 5:5-6
      5:5 Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
      5:6 Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.


      Melembut dalam penggembalaan = tunduk, taat dengar-dengaran pada nasihat gembala dan orang tua yang benar. Maka, Tuhan bergumul untuk mengangkat dan meninggikan kita pada waktunya. Tuhan akan memakai kita dalam kegerakan hujan akhir, kegerakan kuda putih, pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
      Sombong = naik bagal, rendah hati = naik kuda putih.

      Yesus rendah hati dan taat sampai rela digantung di kayu salib. Mari kita rendah hati dan taat, pasti Tuhan akan meninggikan tepat pada waktunya.

    3. Zaman Akhir: Kesempatan terakhir bagi pohon ara untuk melembut lewat percikan darah (salib, sengsara daging karena Yesus, bukan karena dosa).
      Contohnya: Maria, menunjuk pada wanita, perempuan, termasuk ibu janda.

      Yohanes 11:5,31-32
      11:5 Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya dan Lazarus.
      11:31 Ketika orang-orang Yahudi yang bersama-sama dengan Maria di rumah itu untuk menghiburnya, melihat bahwa Maria segera bangkit dan pergi ke luar, mereka mengikutinya, karena mereka menyangka bahwa ia pergi ke kubur untuk meratap di situ.
      11:32 Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati."


      Maria sudah mengasihi dan dikasihi Tuhan, sudah taat dan setia, tetapi dihadapkan pada Lazarus yang mati. Jangan menyalahkan Tuhan. Kita sedang ditingkatkan untuk masuk ke Ruangan Maha Suci (kesempurnaan). Lazarus sakit dan mati 4 hari = penyakit dan kemustahilan, kebusukan dalam dosa sampai puncak dosa, kehancuran ekonomi dan nikah, kesedihan yang mendalam, segala sesuatu yang mustahil.

      Ada dua sikap:
      • Keras hati = meratap = menyalahkan sesama bahkan Tuhan.
      • Tersungkur di tanah = mengoreksi diri, menyalahkan diri sendiri, mohon ampun pada Tuhan, mengaku hanya tanah liat, memperhatikan kemurahan Tuhan. Kita menyerah sepenuh dan menyembah Tuhan, maka Tuhan memperhatikan, mempedulikan, membangkitkan Lazarus.

      Penyakit sembuh, busuk jadi harum, hancur jadi baik, sedih jadi bahagia, semua masalah yang mustahil diselesaikan oleh tangan belas kasih Tuhan. Sampai saat Yesus datang kedua kali, kita diubahkan menjadi sama sempurna seperti Dia, dan kita bisa masuk Yerusalem baru selama-lamanya.
      Dua kali tujuh percikan darah di Ruangan Maha Suci (7 percikan untuk Yesus dan 7 percikan untuk sidang jemaat) = kesempatan terakhir untuk melembut. Mari kita datang tersungkur pada Tuhan dan melembut.

Tuhan memberkati.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 11 Januari 2020 (Sabtu Sore)
    ... memikul salib adalah kasih karunia. Kasih karunia adalah pemberian Tuhan yang terbesar kepada manusia yang tidak layak untuk menerimanya--manusia berdosa seharusnya menerima hukuman tetapi bisa menerima kasih karunia. Titus . Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Mengapa kasih karunia disebut sebagai pemberian terbesar dari Tuhan Kasih karunia adalah seharga ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 25 Mei 2018 (Jumat Sore)
    ... setahun sekali masuk ruangan maha suci dengan membawa dupa dan darah binatang untuk mengadakan pelayanan pendamaian. Percikan darah tidak bisa dipisahkan dengan pelayanan pendamaian Imam Besar. Harun harus memercikkan dua kali tujuh kali percikan darah tujuh kali di atas tabut perjanjian untuk Yesus dan tujuh kali di depan tabut untuk gereja ...
  • Ibadah Doa Puasa Session I Malang, 19 November 2013 (Selasa Pagi)
    ... berani melawan maka kita pasti menang. Petrus - Sadarlah dan berjaga-jagalah Lawanmu si Iblis berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh sebab kamu tahu bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama. Melawan setan adalah dengan iman ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 23 November 2018 (Jumat Sore)
    ... di tempat yang banyak airnya. . Lalu ia berkata kepadaku Semua air yang telah kaulihat di mana wanita pelacur itu duduk adalah bangsa-bangsa dan rakyat banyak dan kaum dan bahasa. 'tempat yang banyak airnya' laut. 'bangsa-bangsa' bangsa kafir yang dikuasai oleh perempuan Babel dosa Babel . Gunung besar yang menyala-nyala oleh api dan ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 17 Juni 2015 (Rabu Sore)
    ... sidang jemaat di LAODIKIA. Wahyu - . Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia Inilah firman dari Amin Saksi yang setia dan benar permulaan dari ciptaan Allah . Aku tahu segala pekerjaanmu engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas . Jadi karena engkau suam-suam kuku ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 25 Mei 2016 (Rabu Sore)
    ... sesuatu yang jasmani tetapi semua itu terbatas. Sekalipun kemampuan daging ini terus diasah tetap saja tidak akan mampu bertahan untuk menghadapi keadaan akhir zaman semuanya sia-sia tidak berguna. Sebagai contoh sabit yang terus menerus diasah pecahnya akan semakin besar dan lama kelamaan akan habis tidak berguna. Sikap yang kedua sikap yang ...
  • Ibadah Raya Malang, 08 Maret 2020 (Minggu Pagi)
    ... siap menyambut kedatangan Yesus kedua kali kita masuk pesta kawin Anak Domba nikah rohani untuk masuk Firadus kerajaan tahun damai sampai masuk Yerusalem baru. Jadi pelataran halaman bait Allah yang tidak diukur sehingga masuk aniaya antikris adalah Gereja Tuhan yang lamban dalam mendengar firman Allah. Ibrani - Tentang hal itu banyak ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 02 Januari 2017 (Senin Sore)
    ... Mengapa Karena tidak ada wahyu dari TUHAN tidak ada pembukaan firman . Tidak kuat kalau kena situasi dunia. Anak-anak TUHAN mungkin pekerjaan dan studinya maju lalu tinggalkan TUHAN apalagi kalau gagal akan jadi malas. Tetapi mari malam ini kita mohon pembukaan firman Allah supaya kita tetap tinggal di dalam Yesus. Praktik tetap ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 22 Agustus 2016 (Senin Sore)
    ... kebun anggur itu Ia akan datang dan membinasakan penggarap-penggarap itu lalu mempercayakan kebun anggur itu kepada orang-orang lain. Tidak pernahkah kamu membaca nas ini Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru hal itu terjadi dari pihak Tuhan suatu perbuatan ajaib di mata kita. Lalu mereka berusaha untuk ...
  • Ibadah Doa Malang, 21 Mei 2013 (Selasa Sore)
    ... Dia sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu. Salah satu bentuk penyertaan Tuhan kepada kita adalah lewat Roh Kudus menyertai kita. Yesus mati bangkit dan naik ke Surga untuk mencurahkan Roh Kudus. Proses untuk ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.