Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat siang, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah kita sekalian.

Wahyu 7: 1
7:1. Kemudian dari pada itu aku melihat empat malaikat berdiri pada keempat penjuru bumi dan mereka menahan keempat angin bumi, supaya jangan ada angin bertiupdi darat, atau di laut atau di pohon-pohon.

Seluruh kitab Wahyu pasal tujuh masih merupakan pembukaan meterai yang keenam.
Jadi, ada tiga hal yang terjadi pada pembukaan meterai yang keenam:

  1. Wahyu 6: 12-17= hukuman yang keenam dari Allah Roh Kudus(sudah diterangkan mulai dari mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 24 September 2017sampai Ibadah Raya Surabaya, 26 November 2017): terjadi gempa bumi yang dahsyat secara jasmani terutama secara rohani yaitu dunia dengan segala pengaruhnya: kesibukan, kesulitan, kesusahan, kesukaan, kejahatan, kenajisan, yang mengakibatkan:

    1. Ayat 12-13= kegelapan (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 24 September 2017) sampai Ibadah Doa Surabaya, 27 Oktober 2017).
    2. Ayat 14= kegoncangan (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 29 Oktober 2017sampai Ibadah Doa Surabaya, 10 November 2017).
    3. Ayat 15-17= ketakutan (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 12 November 2017sampai Ibadah Raya Surabaya, 19 November 2017).

  2. Wahyu 7: 1= angin tidak bertiup lagi(diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 10 Desember 2017).
  3. Wahyu 7: 2-17= pemeteraian. Tahun ini adalah tahun pemeteraian. Kita harus memilih. Yudas memilih yang yang salah, dan ia dimeteraikan oleh antikris.
    Kita tidak boleh berada di tengah, tetapi harus memilih yang benar. Sebelas murid memilih yang benar, dan dimeteraikan oleh Tuhan; dimiliki oleh Tuhan.

    Dimeteraikan= ditebus, dan dibebaskan dari masalah-masalah sampai dibebaskan dari dunia.

AD. 2. ANGIN TIDAK BERTIUP LAGI
Siapakah angin ini?

Yohanes 3: 5-8
3:5. Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.
3:6. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.
3:7. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.
3:8.
Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."

Angin adalah kehidupan yang lahir baru dari air dan Roh--mengalami baptisan air dan Roh Kudus (hidup dalam urapan Roh Kudus)--sehingga bisa:

  • Hidup dalam kebenaran. Harus benar dulu, kalau tidak, tidak bisa dipakai.
  • Menghampakan diri--ada tetapi merasa tidak ada; tidak menggembar-gemborkan yang bersifat daging. Kalau daging, baru dapat sedikit perkara jasmani sudah merasa hebat.

  • Taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara lagi. Roh Kudus bukan hanya mengajarkan bahasa roh tetapi juga berseru: Ya Abba, ya Bapa.
    Kalau tidak taat, sulit untuk dipakai. Sekalipun hebat kalau tidak sesuai dengan firman, tidak ada gunanya. Biarpun sederhana, kalau taat, itulah yang dipakai Tuhan.

Taat dengar-dengaran= melakukan kehendak Tuhan. Seperti Abraham taat untuk mempersembahkan anaknya, kalau daging masih bersuara, tidak bisa, tetapi karena taat, bisa, dan tidak usah takut, kalau taat, Tuhan yang tanggung jawab--yang menyuruh yang bertanggung jawab. Ini sama dengan hamba/pelayan Tuhan.

Jadi, angin adalah hamba/pelayan Tuhan (imam-imam dan raja-raja).
Ayat 8= 'angin bertiup'= hamba/pelayan Tuhan yang diurapi Roh Kudus, yang diutus oleh Tuhan; dipakai oleh Tuhan untuk menyebarkan keharuman Kristus lewat:

  • Kabar baik/firman penginjilan, untuk membawa orang berdosa supaya percaya Yesus dan diselamatkan.
  • Kabar mempelai/firman pengajaran, untuk membawa orang yang sudah selamat supaya disucikan dan disempurnakan; menjadi sama dengan Yesus.

Angin bertiup diutus untuk bekerja di ladang Tuhan. Kalau tidak mau bekerja di ladang Tuhan, cepat atau lambat pasti ke ladang babi--si bungsu meninggalkan ladang bapanya dan menuju ke ladang babi. Tidak mungkin ke mana-mana.
Kita diutus di ladang Tuhan, supaya tidak masuk ladang babi (Babel/gereja palsu, mempelai wanita setan yang sempurna dalam kejahatan dan kenajisan, dan akan dibinasakan).

Tinggal pilih: bekerja di ladang Tuhan; pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna (mempelai wanita Tuhan) atau bekerja di ladang babi (mempelai wanita setan). Tuhan tolong kita semua.

Yohanes 20: 21-23
20:21.Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu."
20:22. Dan sesudah berkata demikian,
Ia mengembusi merekadan berkata: "Terimalah Roh Kudus.
20:23. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada."

Kita diutus/dihembusi oleh Tuhan untuk bekerja di ladang Tuhan dalam kegerakan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Di dalam pembacaan tadi, pengutusan adalah sesuatu yang luar biasa.

Ada tiga hal yang bisa kita tarik dalam pengutusan:

  1. Ayat 21= 'Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu'= kemurahan dan kepercayaanTuhan yang besar kepada kita untuk bisa bekerja di ladang Tuhan--seperti Bapa mengutus Yesus, kita juga diutus. Tidak bisa dibeli dan ditukar dengan apapun di dunia karena kemurahan dan kepercayaan Tuhan itu seharga darah Yesus. Karena itu untuk menjadi imam tidak bisa dibeli.

  2. Ayat 23= Tuhan memberikan kewenanganyang besar kepada kita. Kalau kita mengampuni, dosa orang itu diampuni; kalau tidak kita ampuni, dosa orang itu tidak diampuni. Luar biasa!
    Oleh sebab itu hamba/pelayan Tuhan apapun jabatannya, jangan mengutuk orang. Bahaya!

    Biar orang itu sudah merugikan dan menyakiti kita--apalagi suami/isteri--kita harus mengampuni dia dan melupakan kesalahannya; membalas kejahatan dengan kebaikan. Itu tugas imam. Kalau tidak diampuni, dua-duanya hancur--dia tidak diampuni dan kita juga tidak diampuni oleh Tuhan.

  3. Ayat 22= 'Terimalah Roh Kudus'= ada kuasa yang besardari Tuhan yaitu kuasa Roh Kudus yang tidak bisa ditandingi dan dihalangi oleh apapun juga. Luar biasa!
    Kalau daging, tidak bisa.

    "Ketika saya mau buka di Surabaya, saya seribu kali berpikir. Hanya empat-lima orang yang datang. Mereka ibadah hari Minggu ke Malang. Lalu bertanya: Kami melayani sejak zaman Pdt In Juwono, lalu bagaimana nasib kami? Maksudnya untuk melayani. Akhirnya bisa dijangkau. Tetapi saya seribu kali berpikir untuk membuka di sini, belum lagi tempatnya. Itulah pergumulan. Tuhan buka jalan. Saya cari yang di ujung-ujung, ruang sekolah minggu saja untuk saya pinjam untuk ibadah doa dan pendalaman alkitab, supaya hari Minggu beberapa orang tersebut bisa melayani di Malang. Tidak dapat. Tahu-tahu ada yang bilang di WR Supratman. Saya tertawa saja karena sudah tahu harganya berapa. Ternyata Tuhan bukan jalan. Itulah Roh Kudus yang tidak bisa dibatasi. Kalau daging, tidak bisa.
    Saudara mau melayani, sekian tahun maju mundur, nanti mundur terus karena memakai logika daging.
    "

    Jangan pakai logika daging, tetapi Roh Kudus, pintu terkuncipun Yesus bisa masuk; kita juga bisa masuk. Waktu itu murid-murid mengunci pintu karena ketakutan. Kita juga banyak kali takut untuk melayani. Tetapi kalau ada Roh Kudus, angin bisa masuk dan ada damai sejahtera.

Inilah yang kita dapatkan dalam pengutusan. Yang belum melayani, berdoa! Yang belum baptisan, dengar firman, supaya jangan salah. Nanti belum bertobat/mati terhadap dosa, tetapi sudah dibaptis/dikuburkan. Bayangkan saja orang belum mati tetapi dikubur. Ada yang sebaliknya, merasa sudah baik, tidak berbuat dosa, sudah benar, sudah mati terhadap dosa, tetapi tidak mau dikubur, lama-lama akan busuk juga. Ini dua kesalahan.

Yang benar adalah dengar firman, bukan pendeta A atau aliran A! Nanti kita akan dituntun sampai menjadi angin yang bertiup.

WAKTU BEKERJA
Yohanes 4: 35-36
4:35. Bukankah kamu mengatakan: Empat bulanlagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai.
4:36. Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga
penabur dan penuaisama-sama bersukacita.

Kalau sudah diutus di ladang Tuhan, ada waktunya, karena tadi disebutkan satu waktu angin tidak bertiup lagi. Sekarang angin bertiup, tetapi nanti angin tidak bertiup lagi. Tidak seterusnya angin bertiup di dunia. Ada waktunya nanti beralih ke sorga. Pertama: Yesus sebagai angin sorga datang ke dunia untuk meniup kita, dan nanti kita menjadi angin sorga juga--kita ada di sorga, siang malam beribadah melayani Dia. Sementara itu di dunia sudah tidak ada angin lagi.

Waktu bekerja adalah empat bulan= 4 x 30 hari= 120 hari. Satu hari sama dengan satu tahun di hadapan Tuhan.
Bilangan 14: 34
14:34. Sesuai dengan jumlah hari yang kamu mengintai negeri itu, yakni empat puluh hari, satu hari dihitung satu tahun, jadi empat puluh tahunlamanya kamu harus menanggung akibat kesalahanmu, supaya kamu tahu rasanya, jika Aku berbalik dari padamu:

120 hari= 120 tahun; menjadi 120 tahun yobel. 1 tahun yobel= 50 tahun.
Jadi, 120 hari= 6.000 tahun. Inilah waktu bekerja.

Kalau kita belajar dari peta zaman: zaman permulaan (Allah Bapa; dari Adam sampai Abraham) dua ribu tahun sudah berlalu, zaman pertengahan (Anak Allah; dari Abraham sampai kedatangan Yesus pertama kali) dua ribu tahun sudah berlalu, dan zaman akhir (Allah Roh Kudus; dari kedatangan Yesus pertama kali sampai kedatangan Yesus kedua kali) juga dua ribu tahun. Sekarang tahun 2018, jadi sebenarnya waktu bekerja sudah habis. Berarti kita berada dalam perpanjangan sabar Tuhan.

2 Petrus 3: 9
3:9. Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.

Perpanjangan sabar Tuhan artinya:
  • Tuhan belum datang kembali kedua kali. Kalau sudah datang, dunia sudah musnah, dan orang-orang yang melayani Dia sudah naik ke sorga.
  • Kita masih diberi panjang umur. Kalau sudah meninggal, tinggal menunggu penghakiman dan tidak bisa memperbaiki kesalahan lagi.
  • Kita yang berdosa belum dihukum oleh Tuhan.

Inilah waktu bekerja sekarang.
Jadi kita bekerja di ladang Tuhan dalam waktu perpanjangan sabar Tuhan. Hanya sedikit waktu!
SEKARANGLAH WAKTUNYA UNTUK BEKERJA DI LADANG TUHAN!Yang berdosa, belum dihukum, dengar firman, masih diberi kesempatan untuk bekerja di ladang Tuhan.

Kalau belum dihukum jangan sombong, karena itu merupakan panjang sabar Tuhan dan doa penyahutan gembala. Itu bedanya tergembala dan tidak tergembala. Kalau tidak tergembala seperti pohon ara di pinggir jalan, langsung dikutuk. Kalau tergembala, masih ada doa penyahutan dari gembala. Ini gunanya seorang gembala. Karena itu tugas gembala tidak ringan.

Tugas gembala: memberi makan dan menaikkan doa penyahutan. Ini dua tugas yang tidak bisa dipisahkan.

Kalau kita seorang yang menolak firman, lalu berdoa, doanya adalah kekejian bagi Tuhan. Gembala tidak memberi makan jemaat--tidak ada kaitan dengan firman--, lalu berdoa, doanya adalah kekejian, bukan penyahutan.

Ada tiga hal yang harus kita kerjakan di dalam waktu perpanjangan sabar Tuhan:

  1. Yang pertama: bertobat; berhenti berbuat dosa dan kembali pada Tuhan; mati terhadap dosa.
    2 Petrus 3: 9
    3:9. Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.

    Setan adalah bapa pendusta dan pembunuh. Kita bertobat terutama dari tidak ada lagi dusta dan kebencian. Kalau dusta, lama-lama akan timbul kebencian. Itu satu paket.
    Harus jujur; ya katakan: ya, tidak katakan: tidak, benar katakan: benar, tidak benar katakan: tidak benar. Jujur mulai dari soal Tuhan/firman pengajaran yang benar, supaya ada harapan jujur soal lainnya.

    Kalau ada pengajaran yang benar, katakan: benar, ikuti dan praktikkan. Kalau tidak benar, hindari, bukan musuhi.

    Tidak ada kebencian= saling mengasihi sampai mengasihi orang yang memusuhi kiita; membalas kejahatan dengan kebaikan.

    Tidak peduli mau diapakan, kalau benar katakan: benar. Sama seperti Yesus, saat di Getsemani, Ia bertanya: Siapa yang kau cari?: Yesus: Akulah dia.Mau ditangkap, terserah. Begitu juga kita, jujur dan tidak boleh ada kebencian, apapun resikonya.

    Roma 2: 4-5
    2:4. Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?
    2:5. Tetapi oleh
    kekerasan hatimuyang tidak mau bertobat, engkau menimbun murkaatas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan.

    Tujuan utama hidup di dunia adalah bertobat.
    Kalau masih ada panjang sabar Tuhan bukan untuk kuliah atau lainnya dulu, tetapi yang utama adalah untuk bertobat. Bukan tidak boleh kuliah atau bekerja. Kuliah dan bekerja yang keras, tetapi nomor satu bertobat dulu. Tanpa pertobatan, semua yang kita lakukan di dunia akan sia-sia dan binasa, termasuk ibadah, apalagi hanya kuliah dan bekerja. Kalau sudah bertobat, baru ditambah bekerja dan kuliah, akan jadi indah; ada maksudnya hidup di dunia.

    Ayat 5= kalau keras hati--tetap mengulang-ulang dosa; tetap mempertahankan dosa--, justru akan menimbun murka, dan satu waktu akan dibinasakan selamanya.
    Suasana dosa adalah suasana hukuman; tidak enak.

    Mari biarlah kesempatan perpanjangan sabar Tuhan ini kita melembut, kita memanfaatkan panjang sabar Tuhan untuk mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama. Jika diampuni jangan berbuat dosa lagi. Kita bisa hidup dalam kebenaran sampai benar seperti Yesus benar. Benar dulu baru bisa dipakai.

    Mazmur 5: 13
    5:13. Sebab Engkaulah yang memberkati orang benar, ya TUHAN; Engkau memagaridia dengan anugerah-Mu seperti perisai.

    Hasilnya: dipagari dengan berkat dan anugerah Tuhan. Inilah suasana Firdaus. Dunia ini sudah dikutuk. Dulu manusia ditempatkan di Firdaus, tetapi setelah berbuat dosa, diusir ke dunia, masuk dalam suasana kutukan. Sekarang kalau hidup benar kita akan dikembalikan ke Firdaus, hidup dalam suasana berkat dan anugerah Tuhan.

    Inilah yang harus kita lakukan pada perpanjangan sabar Tuhan yaitu kita hidup benar lebih dulu.
    Kalau sudah hidup benar, kita sudah tenang, dan bisa dipakai Tuhan untuk bertiup--tadi tanda angin bertiup dimulai dari hidup dalam kebenaran.

  2. Yang kedua: dalam perpanjangan sabar Tuhan kita harus menabur dan menuai.
    Yohanes 4: 35-36
    4:35. Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai.
    4:36. Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga
    penabur dan penuaisama-sama bersukacita.

    Bertobat dulu; benar dulu, baru bisa dipakai Tuhan untuk menabur dan menuai.
    Ini adalah pekerjaan di ladang.

    Ada dua pekerjaan menabur dan menuai di ladang:

    • Yang pertama: menabur dan menuai benih firman Allah.
      Syaratnya:

      • Benihnya harus benar--pengajarannya benar, yaitu wahyu dari Tuhan, firman yang dibukakan rahasianya yaitu ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam alkitab, bukan dari manusia.
        Bukan pendeta A, pendeta B yang benar, tetapi alkitab. Kalau ayat diterangkan dengan yang lain, itu bukan lagi suara Tuhan.

        Kalau dari pendeta A, pendeta B, kita bisa terperosok pada kultus individu dan kita bisa ditipu. Cocokkan dengan alkitab, dan kita tidak akan bisa ditipu!

      • Memperhatikan tanah hati yang baik, yaitu tanah hati yang lembut.
        Hati yang lembut= tegas menerima firman pengajaran yang benar, dan tegas menolak ajaran lain.

        Jangan pernah bilang: Beda sedikit, sama saja.Itu hati yang keras! Jangan samakan tegas dengan keras hati. Kalau mempertahankan yang salah itu keras hati, kalau mempertahankan yang benar, itu tegas, justru lembut hati.

      Kalau kita bisa mendengar firman dengan sungguh-sungguh, mengerti sampai praktik firman--benihnya benar dan tanah hatinya baik--, hasilnya: buah ketekunan.
      Lukas 8: 15
      8:15. Yang jatuh di tanah yang baikitu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan."

      Buah ketekunan= ketekunan dalam persekutuan, pengajaran rasul dan pemecahan roti, dan doa (zaman rasul-rasul). Sekarang ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok:

      • Pelita emas= ketekunan dalam ibadah raya; persekutuan dengan Allah Roh Kudus di dalam urapan dan karunia-Nya; kita diberi minum supaya segar terus, tidak pernah haus/loyo tetapi tetap setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan.

      • Meja roti sajian= ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci; persekutuan dengan Anak Allah di dalam firman pengajaran dan kurban Kristus; kita diberi makan supaya kuat, sehat dan bertumbuh ke arah kedewasaan rohani.

      • Mezbah dupa emas= ketekunan dalam ibadah doa; persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasih-Nya; kita bernafas dengan kasih Allah. Kasih itu kekal, kalau bernafas dengan kasih Allah kita akan mencapai hidup kekal.

      Inilah kandang penggembalaan--pekerjaan menabur dan menuai. Soal benihnya (benih firman) dulu. Kalau pemberitaan firman benar, hati kita lembut, buahnya akan jelas yaitu buah ketekunan dalam kandang penggembalaan--mulai dari gembala, dan diikuti sidang jemaat.

      Jadi keberhasilan pemberitaan firman adalah sampai orang masuk kandang, bukan hanya orang menangis dan diberkati. Kadang-kadang kita sombong hari Minggu ribuan, tetapi ibadah doa dan pendalaman alkitab tinggal berapa?

      "Saya pernah melayani di satu gereja, kalau hari minggu luar biasa, bisa tiga ribu orang. Saya tanya kalau ibadah doa bagaimana? Dijawab: bukan di gereja lagi, tetapi di belakang saja. Saya kaget. Saya bukan menghina orang, tetapi waspada."

      Kalau tidak masuk kandang, tidak akan dihitung oleh Tuhan. tidak ada gunanya.

      Di dalam kandang penggembalaan kita mengalami:

      • Tubuh, jiwa dan roh kita melekat pada Allah Tritunggalsehingga setan tritunggal tidak bisa menjamah kita.
        Buktinya: damai sejahtera, ketenangan, semua enak dan ringan--seperti Yesus tidur di kapal di tengah gelombang laut; kita dibaringkan di padang rumput, bukan hanya duduk.

        Kalau sudah enak dan ringan, kita akan diutus untuk pelayanan antar penggembalaan. Mulai dari dalam dulu. Kalau di dalam sudah melimpah, pasti keluar, tidak boleh ditahan. Kalau ditahan, akan meledak.

      • Tubuh, jiwa dan roh kita disucikan oleh Allah Tritunggalsehingga kita diperlengkapi dengan jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus--jubah indah.
        Efesus 4: 11-12
        4:11. Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
        4:12. untuk
        memperlengkapi orang-orang kudusbagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,

        Kita diberi jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus untuk dipakai dalam pelayanan tubuh Kristus--kita diangkat menjadi imam dan raja. Kita dipakai mulai dari dalam nikah rumah tangga. Kalau di dalam nikah saja tidak bisa melayani, bagaimana melayani yang lebih besar? Munafik!

        "Saya beri contoh, di rumah isteri sendiri dibentak-bentak, tetapi di gereja baik sekali dengan isteri orang. Munafik sekali."

        Mulai dari rumah tangga kita layani, setelah itu melayani dalam penggembalaan, antar penggembalaan, sampai Israel dan kafir menjadi satu tubuh Kristus yang sempurna. Harus urut. Kerajaan sorga mulai dari yang kecil sampai besar, jangan tahu-tahu besar--mulai dari satu batu penjuru. Kalau tahu-tahu besar, akan jadi seperti menara Babel, yang akhirnya rubuh dan menjadi satu batu.

        "Om Pong selalu pesan: Jangan telepon minta khotbah! Maksudnya, tunggu waktunya, harus mengalir. Di penggembalaan dulu, alirkan sampai melimpah, dan tidak usah diminta pasti diundang. Dan pesan kedua; Jangan paksa orang datang, persekutuan itu wajar."

        Dipakai Tuhan itu diperindah bukan disiksa; semakin dipakai semakin indah. Di rumah tangga, makin indah, penggembalaan lebih indah lagi, antar penggembalaan lebih indah lagi. Rasakan!

      • Kita diurapi oleh Roh Kudussehingga setiap pelayanan kita bernilai rohani--bukan jasmani--, yaitu tertib, teratur dan setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan sampai garis akhir--sampai meninggal atau Tuhan datang kembali.
        Kalau suci pasti diurapi Roh Kudus.

        Usia boleh semakin tua, tetapi kalau disucikan, Roh Kudus makin bertambah, kita akan semakin semangat.

        "Saya ingat dua gembala saya: Pdt In Juwono semakin tua, semakin dipakai sampai meninggal, Pdt Pong justru membangun gereja. Itu bukti ada Roh Kudus, kalau daging, akan pensiun. Saya di Medan, ada ibu-ibu tua, saya semangati untuk terus berkobar-kobar."

    • Yang kedua: menabur dan menuai dikaitkan dengan pelayanan.
      Menabur= kegerakan Roh Kudus hujan awal/kabar baik, untuk memanggil; membawa orang berdosa supaya percaya pada Yesus--menambah kuantitastubuh Kristus. Misalnya jari harus lima, kalau kurang, tidak sempurna.

      Menuai= kegerakan Roh Kudus hujan akhir= kegerakan dalam firman pengajaran yang benar, untuk memilih; menyucikan orang-orang yang sudah selamat sampai sempurna--untuk menambah kualitas; kita menjadi mempelai wanita sorga yang siap menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai. Kalau jari lima tetapi ada yang cacat, tidak sempurna juga.

    Inilah yang harus kita lakukan dalam perpanjangan sabar Tuhan, yaitu bertobat dan menabur-menuai.

    Bertobat dan hidup benar, kita sudah dipagari dengan kain putih--pagar halaman Tabernakel dari kain putih. Kita dipagari dengan berkat dan anugerah Tuhan.

    Kemudian menabur dan menuai, kita sudah menjadi biji mata Tuhan. Di ruangan suci, pagarnya sudah papan-papan, dan ditambah tudung--pagarnya lebih hebat lagi.

    Kalau sudah menabur dan menuai hasilnya:

    • Kita dilindungi dan dipeliharaoleh Tuhan bagaikan biji mata-Nya sendiri.
      Matius 6: 26
      6:26. Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?

      Burung yang tidak menabur dan menuai diberi makan, apalagi kita yang menabur dan menuai--mendengar firman, praktik firman, tekun dalam penggembalaan, dan dipakai di dalam nikah.
      Tidak usah takut! Yang penting ada kesucian dan urapan, kita akan menjadi biji mata Tuhan.

      Kita dipelihara dan dilindungi oleh Tuhan secara khusus; sebutir pasirpun tidak boleh menyakiti kita. Kalau menjadi dada/tangan Tuhan, di padang pasir paling banyak kena pasir. Biji mata, kecil dan tidak berdaya, tetapi kalau bisa tekun dalam penggembalaan, disucikan dan diurapi, kita akan menjadi biji mata Tuhan yang bagaikan nyala api.

      Jadi urusan kita adalah bertobat dan hidup benar. Kita dipagari berkat dan anugerah Tuhan. Kemudian urusan kita adalah menjadi bji mata Tuhan--digembalakan, suci, melayani dengan setia dan berkobar-kobar--, urusan selanjutnya adalah urusan Tuhan; tanggung jawab Tuhan sampai zaman antikris berkuasa di bumi selama tiga setengah tahun.

    • Yohanes 4: 36
      4:36. Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita.

      Hasil kedua: kita mengalami sukacita sorga; sampai nama tertulis dalam kitab kehidupan. Inilah sukacita kita, bukan karena gereja besar. Kepada tujuh puluh murid, Tuhan berkata: Janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu tertulis dalam kitab kehidupan.


    Inilah upah menabur dan menuai.

  3. Yang ketiga: dalam perpanjangan sabar Tuhan kita harus menantikan kedatangan Yesus kedua kali.
    2 Petrus 3: 10
    3:10. Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap.

    Bertobat dulu, siapkan untuk melayani. Kemudian, menabur dan menuai, jangan ragu-ragu. Dan ketiga, tinggal menantikan kedatangan Yesus kedua kali.

    Apa yang harus dipersiapkan? Kuat teguh hati. Ini adalah angin dalam urapan Roh Kudus.
    Mazmur 27: 14
    27:14. Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!

    Kuat teguh hati:

    • Tetap berpegang teguh pada pengajaran yang benar dan taat dengar-dengaran sampai garis akhir.
    • Tetap hidup benar apapun resikonya sampai garis akhir.
    • Tetap setia berkobar dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan sampai garis akhir, apapun resikonya.
    • Tidak kecewa, putus asa, dan meninggalkan Tuhan tetapi tetap percaya dan berharap Tuhan sekalipun mata melihat yang tidak baik; percaya dan mempercayakan diri sepenuh kepada Tuhan; tetap menyembah Tuhan; tetap mengulurkan tangan apapun yang kita hadapi. Berserah--mengangkat tangan--dan berseru--menyembah--pada Tuhan.

    Memang goncangan akan terjadi secara jasmani dan rohani. Hadapi dengan kuat teguh hati! Begitu tidak benar, hilang; begitu tidak setia, hilang; begitu menyerah kalah/kecewa, hilang; begitu melepas pengajaran yang benar, hilang.

    Contoh: Abraham, menghadapi ujian iman dari Tuhan yaitu mempersembahkan anaknya. Kita lihat bagaimana dia berserah dan berseru pada Tuhan.
    Kejadian 22: 5
    22:5. Kata Abraham kepada kedua bujangnya itu: "Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu."

    'kami akan sembahyang'= menyembah.
    'kamikembali kepadamu'= seharusnya 'akukembali' karena ia tahu Ishak akan dipersembahkan kepada Tuhan. Ini bukan berbohong, tetapi bahasa iman, bahwa bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Dan Tuhan mengulurkan tangan, dari tidak ada menjadi ada, mustahil menjadi tidak mustahil--Jehovah Jireh.

    Bapak-bapak, mungkin menghadapi pekerjaan, jangan bebani isteri dengan cerita yang ngeri-ngeri, tetapi bahasa iman: Doakan, bu, ini begini, mari kita setia, sungguh-sungguh, banyak menyembah ditambah puasa.

    Ibuberkata: Asal kujamah ujung jubah-Nya aku akan sembuh.Sudah ke tabib tetapi bertambah buruk. Masalah mustahil apa yang dihadapi, mungkin masalah penyakit, ibu-ibu tetap mengulurkan tangan pada Tuhan: Terserah Kau, Tuhan.Tuhan akan mengulurkan tangan-Nya. Kuat teguh hati! Jangan menyerah kalah tetapi menyerah sepenuh pada Tuhan, dan semua masalah yang mustahil selesai.

    Kaum muda--Sadrakh, Mesakh,dan Abednego, kalau tidak mau menyembah patung, akan dimasukkan dalam dapur api (menyangkut masalah rohani), tetapi mereka berkata: Kalau Tuhan tidak menolong kami, kami tetap menyembah Dia;tidak mau ajaran dan penyembahan yang tidak benar. Menghadapi masa depan, jodoh, pilih mana? Pilih Tuhan atau yang salah? Kalau memilih yang salah, kelihatannya bagus, tetapi setelah itu hangus. Kalau memilih Tuhan, kelihatannya hangus, tetapi mulia selamanya. Yakinlah! Pilih Tuhan; pengajaran dan penyembahan yang benar, sekolah yang benar, pekerjaan yang benar, jodoh yang benar. Dan Tuhan memberikan masa depan yang berhasil.

    Sampai kalau Tuhan datang kembali, kita diubahkan menjadi sempurna seperti Dia, dan menyambut kedatangan-Nya kedua kali yang sudah tidak lama lagi. Kita bersorak sorai dengan satu bahasa: Haleluya,untuk menyambut kedatangan-Nya--satu tubuh satu bahasa. Tuhan beserta kita semua.

Jangan pernah menyerah kalah! Langit tidak selalu biru, ada mendung, ujian. Bapak, ibu, anak muda, yang penting ada Tuhan.
Mungkin suami, isteri, anak, orang tua, kakak, adik tidak tahu, sudah betul. Hanya Tuhan yang tahu keadaan kita saat ini. Asal mau bertobat, menabur-menuai, dan kuat teguh hati; tetap menyembah Tuhan, Dia akan mengulurkan tangan-Nya kepada kita.

Yang sudah berhasil jangan sombong, angin dan gelombang bisa datang sekonyong-konyong untuk menenggelamkan. Kita seringkali goyah menghadapi dosa, pencobaan, sering tidak percaya, sering bangga saat berhasil, biarlah saat ini kita menyembah Tuhan.

Tuhan memberkati.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Paskah Malang, 27 Maret 2016 (Minggu Pagi)
    ... mendapatkan naungan Yesus sebagai Mempelai Pria Surga dalam persekutuan tubuh Kristus yang benar yang berdasarkan firman pengajaran yang benar. Persekutuan tubuh Kristus yang benar dimulai dengan nikah yang benar penggembalaan yang benar antar penggembalaan fellowship yang benar sampai Israel dan Kafir menjadi satu tubuh Kristus yang sempurna. Siapa yang mendapat ...
  • Ibadah Doa Semalam Suntuk Malang Session II, 09 Oktober 2009 (Jumat Tengah Malam)
    ... batu bata dari tanah liat. Berbagai pekerjaan di padang. Mengerjakan batu bata dari tanah liat. Tanah liat manusia daging batu bata alatnya setan. Mengerjakan batu bata dari tanah liat artinya manusia dibakar dengan apinya setan yaitu api dosa api dunia api hawa nafsu daging untuk dibuat menjadi alat setan yang digunakan untuk membangun kota ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 17 Juli 2014 (Kamis Sore)
    ... mengaku dan diselamatkan. Mulut harus mengaku bahwa adalah Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamat kita. Bahan rempah-rempah yang menghasilkan bau harum. Ini menunjuk pada hidung. Binatang berkaki empat diambil kulitnya. Ini menunjuk pada kulit atau indra peraba. Bahan batu-batuan. Amsal Teguran orang yang bijak adalah seperti cincin emas dan hiasan kencana ...
  • Ibadah Doa Malang, 18 Maret 2021 (Kamis Sore)
    ... pergi memerangi keturunannya yang lain yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus. . Dan ia tinggal berdiri di pantai laut. Ayat 'ia' naga terjemahan NIV . Naga memerangi menyiksa dan memancung kepala dari pelayan Tuhan yang tidak ikut ke penyingkiran di padang gurun selama tiga setengah tahun. Siapa 'keturunan yang lain' Keturunan ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 30 Juni 2011 (Kamis Sore)
    ... - . Datanglah firman TUHAN kepada Yunus bin Amitai demikian Bangunlah pergilah ke Niniwe kota yang besar itu berserulah terhadap mereka karena kejahatannya telah sampai kepada-Ku. Yunus - Bersiaplah Yunus lalu pergi ke Niniwe sesuai dengan firman Allah. Niniwe adalah sebuah kota yang mengagumkan besarnya tiga hari perjalanan luasnya. Mulailah ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 10 Desember 2008 (Rabu Sore)
    ... hanya untuk mencari uang atau datang beribadah tapi hanya untuk mencari uang. Dan dosa kejahatan ini pasangannya dengan dosa kenajisan. Bagaimana supaya kita bisa menerima pengampunan itu Yaitu dengan mengaku pada Tuhan dan sesama. Kalau kita main-main dengan dosa ini maka kita tidak akan pernah bisa melihat Tuhan. Kalau sampai ...
  • Ibadah Raya Malang, 27 Mei 2018 (Minggu Pagi)
    ... tidak bercacat cela sempurna seperti Dia. Jika Yesus datang kedua kali kita diubahkan menjadi tubuh Kristus yang sempurna masuk takhta Sorga kandang penggembalaan terakhir selama-lamanya. Tuhan memberkati. IBADAH RAYA Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus. Wahyu Kemudian dari pada itu aku melihat sesungguhnya suatu kumpulan besar orang ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 18 Maret 2012 (Minggu Sore)
    ... YESUS DISERAHKAN PADA PILATUS DAN YUDAS ISKARIOT BUNUH DIRI. Jadi Yesus mengalami sengsara karena dikhianati Yudas Iskariot diserahkan oleh Yudas kepada imam-imam kepala dan orang Yahudi Yesus mengalami SENGSARA PERASAAN BATIN. Selanjutnya Yesus diserahkan pada Pilatus dengan maksud supaya Yesus diadili dan dihukum mati. Dan Yudas mendapat imbalan keping perak. Tetapi akhirnya ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 14 Maret 2024 (Kamis Sore)
    ... tubuh Kristus yang mengarah pada Yesus sebagai Kepala. Keledai bangsa kafir harus tertambat tergembala untuk bisa mencapai Yerusalem baru. Matius - Ketika Yesus dan murid-murid-Nya telah dekat Yerusalem dan tiba di Betfage yang terletak di Bukit Zaitun Yesus menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan Pergilah ke kampung yang di depanmu itu ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 28 Juli 2013 (Minggu Sore)
    ... engkau tidak tahu bahwa engkau melarat dan malang miskin buta dan telanjang Keadaan suam-suam rohani yang pertama keadaan rohani yang tidak dingin dan tidak panas TANPA KASIH ALLAH . 'tidak dingin' tidak ada damai sejahtera. Yang ada hanya iri hati dendam kepahitan dan lain-lain. 'tidak panas' tidak setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan. Keadaan ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.