Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949

Ibu Wita Mertes (Jerman)

Rabu, 31 Desember 2014
Versi Cetak Download Download
Saya ingin menyaksikan bagaimana kemurahan dan pernyertaan Tuhan untuk saya dan nikah saya di sepanjang tahun 2014 ini.

Pada bulan Oktober 2013, saya mendapat kesempatan dari tempat dimana saya bekerja, untuk melanjutkan pendidikan selama 2,5 tahun (yang seharusnya 3 tahun). Oleh pertolongan Tuhan, saya tidak perlu mengulang dari semester 1, tetapi langsung mengikuti smester 2, sehingga saya harus mengejar pelajaran yang sebelumnya dalam jangka waktu 3 bulan dan membuat tema yang baru untuk persiapan ujian memasuki smester 3, yaitu ujian teori dan praktik pada bulan Januari - Februari 2014 yang lalu.

Waktu itu, hati saya merasa senang, karena lumayan studinya diperpendek selama setengah tahun, tetapi di sisi lain agak takut, apakah saya bisa menempuhnya, karena kalau hasil nilai saya tidak memenuhi target, maka saya dinyatakan gugur dan tidak bisa mengulang lagi. Begitulah persyaratannya.

Sementara, teman-teman sangat meremehkan saya dan mengatakan bahwa saya pasti tidak bisa mengejar pelajaran yang begitu banyak, apalagi mengikuti ujiannya.
Menghadapi semua ini, saya hanya banyak berdoa dan menyembah Tuhan.

Saya mengaku kepada Tuhan, 'memang benar Tuhan, bahwasanya, saya tidak bisa apa-apa tanpa kemurahan dan pertolongan Tuhan'.
Saat itu juga, firman Tuhan pada kebaktian tutup - buka tahun 2014 mengingatkan saya kembali tentang Tahun Kemenangan. Saya percaya dan meng-aminkan firman Tuhan itu.

Saat menghadapi ujian, saya hanya berserah kepada Tuhan. Karena saya percaya, kalau memang kehendak Tuhan bahwa saya harus melanjutkan pendidikan ini, PASTITuhan juga akan menolong semuanya.

Pada bulan Maret 2014, kami menerima hasil ujiannya. Puji Tuhan, saya bersyukur, ternyata nilai saya memuaskan. Dalam ujian teori, saya mendapat nilai B+ dan ujian praktek mendapat nilai A , sehingga saya bisa meneruskan pendidikan ini dan masuk smester 3. Waktu di smester 3, saya menjalani ujian lagi secara teori dan praktik, hasilnya juga memuaskan, sehingga saya bisa memasuki semester 4 dengan pertolongan Tuhan. Dan sekarang, saya dalam persiapan untuk menghadapi ujian praktik dan lisan pada bulan Februari 2015 untuk memasuki semester 5, dan kalau Tuhan mengizinkan, studi saya akan selesai pada bulan Maret 2016.
Biarlah lewat berkat pendidikan yang saya terima ini, nama Tuhan saja yg di permuliakan.

Memang disepanjang tahun 2014, banyak kemustahilan yg saya hadapi,baik secara jasmani dan rohani. Apalagi semenjak saya meneruskan studi ini. Waktu begitu cepat berjalan, saya harus membagi waktu dengan baik, supaya semua tugas-tugas dan kewajiban di dalam rumah tangga dan ibadah pelayanan, bisa dilakukan dengan sebaik-baiknya. Karena saya rindu menjadi saksi dirumah tangga dahulu, meskipun praktiknya tidak mudah. Banyak pengorbanan yang harus saya lakukan, baik waktu, tenaga, pikiran dan perasaan.

Terutama di dalam ibadah pelayanan saya, sangat terasa sekali. Semenjak saya tidak bisa mengikuti siaran langsung lagi pada hari Selasa dan Kamis, saya selalu mengikuti siaran tunda pada malam hari. Kalau sebelumnya, hanya hari Minggu saja saya mengikuti siaran langsung tengah malam dari sini, tapi sekarang jadi 3 kali seminggu harus beribadah pada waktu malam, bahkan waktu tidur saya juga sedikit.
Pada mulanya, saya sangat berat melakukannya, sering mengantuk, karena sudah capek sekali menjalankan semua aktivitas. Saya berdoa pada Tuhan, mengaku tidak sanggup lagi menjalankan semuanya.

Saya mau setia dan benar dalam semua hal, terutama di dalam hal beribadah dan melayani Tuhan, tetapi mempraktikannya di dalam situasi dan kondisi saya sekarang ini berat sekali, 'Kenapa tidak seperti sebelumnya? Lebih enak. tapi sekarang beribadahnya tambah berat?', inilah pikiran saya. Tapi untunglah, lewat firman penggembalaan yang saya tekuni, saya banyak dikoreksi, terutama pribadi saya yang dagingnya masih terus bersuara kalau diperhadapkan dengan situasi dan kondisi yang tidak cocok dengan keinginan daging.

Tuhan menegor saya waktu itu lewat Firman, 'Kalau dulu saya bisa lebih setia dan benar dalam beribadah melayani Tuhan, karena saya punya waktu yang banyak, itu baik. Tapi sekarang, saat waktu sudah tidak ada tinggal sedikit, apakah saya masih bisa tetap setia dan benar beribadah melayani Tuhan?'
Saat saya mendapat tegoran ini, saya minta ampun pada Tuhan, ternyata saya masih belum setia. Kalau itu cocok untuk daging saya, maka saya setia, tetapi sebaliknya, saya masih tawar menawar.

Sekarang saya mengerti, bahwaTuhan mengasihi saya, bukan untuk mempersulit serta memperberat kehidupan saya, tapi membuat saya lebih meningkat dalam kerohanian (mantap), yaitu percaya, praktik firmandan taat dengar-dengaran, apapun resiko yg saya akan hadapi.

Saya mulai membenahi semua yang masih belum baik, belajar lebih banyak berdiam diri, kalau ada persoalan apapun, saya hanya berdoa sambil berusaha lebih banyak lagi mempergunakan waktuyang ada untuk mendengarkan firman Tuhan, dalam situasi dan kondisi yang baik atau tidak baik, sehingga saya bisa lebih banyak menyembah di bawah kaki Tuhan. Inilah yg selalu saya lakukan. Akhirnya saya menjadi merasa lebih tenang dan damai sejahtera.

Saat-saat saya sudah mulai bisa menyerah kepada Tuhan, setanpun tidak senang dan berusaha untuk menganggu lewat persoalan buah nikah, yang pada waktu itu membuat suami saya bersungut-sungut. Putra kami membuat persoalandi sekolah dan divonis tidak akan lulus. Menghadapi ini, saya tenang dan berdoa. Kami mencoba utk menyelesaikan, minta maaf kepada gurunya dan menasehati putra kami untuk tidak selalu menyalahkan guru, dan pergi minta maaf ke sekolah, apapun resikonya. Nanti dia lulus atau tidak, terserah.

Suami saya waktu itu sangat marah, tapi saya diam saja dan hanya bisa berdoa. Saya berusaha mengigatkan kembali anak kami, supaya jangan main-main dengan ketidak taatan.
Untunglah, Tuhan menjamah hatinya, sehingga anak kami bisa mengakui semua kesalahnya. Puji Tuhan, Tuhan tidak pernah mempermalukan anak-anak-Nya. Tidak lama kemudian, anak kami dinyatakan lulusdengan nilai yang lebih baik dari sebelumnya. Dan oleh kemurahan Tuhan, pada bulan Agustus 2014, dia diterima di Ausbildung(Akademi) jurusan elektro.

Kesaksian yang terakhir adalah bagaimana Tuhan sudah menolong perusahan kami.
Pada tahun 2010, kami mendapat berkat warisan perusahaan keluarga dari mertua saya. Semenjak mertua saya meninggal, suami saya yang menjalankannya sendiri. Memang banyak hal yang harus dibereskan oleh suami saya supaya perusahaan bisa berjalan. Pendek kata, oleh kemurahan dan pertolongan dari Tuhan sajalah, perusahan ini mulai ada perubahan.

Kami mempunyai beberapa pegawai, tapi saya memperhatikan, semenjak mertua saya tidak ada lagi, beberapa pegawai kami mulai tidak benar. Saya berusaha untuk mengingatkan suami supaya tegas dan hati-hati.
Tapi waktu itu, suami saya malah marah dan dia katakan bahwa dia mengenal mereka sudah lama, tidak mungkin mereka begitu. Akhirnya, saya diam saja, saya hanya berdoa kepada Tuhandan memohon campur tangan Tuhan di dalam perusahan ini. Biar Tuhan yang menyeleksi semua. Saya rindu perusahan ini dipakai menjadi berkat buat banyak orang, terutama untuk kemulian bagi nama Tuhan.

Setelah beberapa lama, suami saya menghadapi kesulitan, tetapi dia tidak pernah mau membicarakannya pada saya. Hati saya merasa ada sesuatu yang tidak beres.
Akhirnya, saya memberanikan diri untuk bertanya, ternyata benar, seperti apa yang saya katakan sebelumnya pada suami, itu terjadi. Saya mencoba menenangkan pikirannya, saya katakan 'kita doa saja, biar Tuhan yang membereskan', karena saya juga rindu, supaya perusahan ini dipakai oleh Tuhan.
Puji Tuhan, akhirnya semua masalah diselesaikan. Sampai akhirnya, beberapa pegawai mengundurkan diri, tapi Tuhan sudah menggantikan dengan yang lebih baik lagi.

Dan mulai saat itu, suami saya banyak berubah; ia lebih berhati-hati dan mulai percaya pada Tuhan. Sekian lama perusahan ini berjalan dg baik, tetapi kemarin pada bulan Oktober 2014, suami saya datang dengan wajah yang pucat. Dia katakan bahwa pegawai kami yang sudah 30 tahun bekerja pada kami(kepercayaan kami) dan kami menyekolahan dia sampai bisa seperti ini, ternyata mau keluar, karena mendapat tawaran pekerjaan lain yang gaji dan posisinya luar biasa. Kalau dia keluar, memang pengaruhnya besar bagi perusahaan kami. Untuk mendapatkan pegawai yang baru sangat mustahil dan sulit, sementara perusahaan harus tetap berjalan.

Akhirnya, suami saya mengatakan, dia mau minta tolong pada pamannya yang juga mempunyai perusahan yang cukup besar dan sangat terkenal di kota lain. Tapi hati saya ragu-ragu, saya hanya berdoa, 'terserah Tuhan'. Kemudian suami saya berkata lagi, 'Ah, tidak usah. Sampai sekarang, semua persoalan bisa diselesaikan'.
Akhirnya, kami memutuskan tidak jadi minta tolong. Satu hari setelah kejadian ini, kami mendapat telepon, bahwa pamannya mendadak meninggal dunia.
Kami terkejut, saya langsung teriak, 'Yesus ampuni kami !', karena kemarin kami sempat mau meminta pertolongan kepada manusia, tetapi Tuhan langsung menjawab, 'Jangan berharap pada manusia, sekalipun persoalan itu mustahil bagi manusia'.

Puji Tuhan, tepat seperti yang dijanjikan lewat firman-Nya, kalau kita percayadan taat dengar-dengaran pada kehendak Tuhan, maka kita bisa melihat mujizatdan kuasa Tuhan bisa berkerja, untuk menjadikan yang tidak ada menjadi ada, yang mustahil menjadi tidak mustahil, kemenangan akan diberikan kepada kita, sampai kita menjadi sempurna seperti Yesus.

Tuhan memberkati.

Versi Cetak

Kesaksian
  • Kebaikan Tuhan yang mengubahkan saya (Sdr Dennis Damanik (Medan))
    ... mengubahkan saya. Saya seorang pelayan Tuhan kelihatan baik tetapi sebenarnya saya sombong dan tak tahu diri. Karena kebaikan Tuhan saya bisa menyadarinya dan dengan pertolongan Tuhan lewat tegoran dan hajaran dan melalui firman penggembalaan saya diubahkan. Sebelumnya saya selalu merasa bisa sendiri mengandalkan akal pikiran. Tuhan menegur dan menghajar saya lewat ...
  • Tuhan Menjaga Hidupku (Yohan)
    ... Medan. Secara manusia biaya yang dikeluarkan ke Medan memang besar apalagi saat liburan dengan harga tiket yang mahal. Tapi sesuai Firman Tuhan untuk ikut dalam persekutuan maka semua harus di korbankan. Dan sebelum ikut ke Medan kali ini ada banyak yang sudah Tuhan lakukan untuk hidup saya. Oleh kemurahan Tuhan ...
  • Menjadi Hamba Tuhan Tidak Akan Pernah Sia-Sia (Bernike H (siswi Lempin-El Angkatan XXX))
    ... Lempin-El Kristus Ajaib sejak tahun . Saya mendengar firman pengajaran pertama kali dari khotbah Pdt. Pong Dongalemba lewat kaset. Kemudian pada Oktober saya mengikuti Kebaktian Persekutuan di Pekan Baru untuk mendengar firman Tuhan yang disampaikan oleh Pdt. Pong Dongalemba. Tak lama setelah itu di tahun saya memutuskan untuk masuk Lempin-El ...
  • Muizat Tuhan di dalam penggembalaan (Bpk & Ibu Winoto)
    ... terhadap saya beserta isteri saya. Beberapa tahun yang lalu saya mengalami kecelakaan berat. Pertolongan yang terjadi terhadap saya dengan isteri saya luar biasa yaitu Tuhan menyembuhkan sampai sekarang ini. Saat kecelakaan dokter mengatakan bahwa kehidupan yang ada dalam diri saya tinggal . Waktu itu terus keluarga saya terus membawa saya ke ...
  • Kalau bisa berserah dan taat, Tuhan yang akan bekerja (Sdri. Lilian Krisnanda (Surabaya))
    ... ini. Semester kemarin semester saya mengikuti kepanitiaan A yang kegiatannya dilaksanakan pada bulan Mei kemarin. Pada bulan Februari saya mendaftar lagi kepanitiaan B untuk kegiatan ospek mahasiswa baru yang dilaksanakan bulan Juli-Agustus. Secara bersamaan saya mendapat tawaran proyek design kecil dari teman saya dan iyakan karena saya pikir wah lumayan ...
  • Tuhan Tidak Tinggalkan Hidup yang Setia (Pretty Cindy)
    ... saya menyusun proposal Tugas Akhir TA . Karena waktu yang diberikan sangat singkat dan mepet ditambah pembimbing saya yang agak ruwet saya banyak merasa jengkel dan marah begitu pula teman-teman saya kelas lainnya. Tapi pada saat saya membaca firman Tuhan Tuhan menegur saya bahwa jengkel dan marah adalah tabiat antikris ...
  • Kebaikan dan keajaiban Tuhan pada kehidupan saya (Ibu Ridawati Sinaga (Medan))
    ... Kristus Tuhan kita. Saya mau menyaksikan kebaikan dan keajaiban Tuhan pada kehidupan saya secara pribadi. Saya seorang wanita yang biasa hidup menderita. Di balik penderitaan itu ternyata Tuhan sedang menuntun saya di jalan kebenaran firman. Oleh dorongan kakak saya saya selalu berusaha untuk mengasihi Tuhan. Di sepanjang hidup saya saya ...
  • Berserah Pada Tuhan, itulah Yang Terbaik (Ibu Yosaf)
    ... menikah dan saya belum juga hamil semula saya tidak begitu memikirkannya saya memang belum mengharapkan anak tapi jika diberi oleh Tuhan saya terima . Tapi karena banyaknya pertanyaan dari sesama Bagaimana sudah berisi hamil ya Dan berulangkali pula saya menjawab Belum. Lama-lama saya menjadi kuatir-takut dan berpikir Apa saya bisa ...
  • Pekerjaan Tuhan Dalam Saya (Yohan)
    ... dokter mengatakan bahwa kawat yang menajadi dengan kawat gigi akan di lepas dari mulut. Kalau tidak bisa baru dilakukan operasi kecil lewat dekat mata saya. Pada waktu proses berjalan ternyata tidak bisa di tarik dari mulut dan harus dilakukan operasi kecil. Saya sudah merasa kesakitan karena memang kawatnya agak terbenam ...
  • Tuhan Memberikan Kebahagiaan ditengah Kesukaran (Sdr. Yohan)
    ... tahun dalam hati saya berdoa semoga tahun ini bisa saya tutup dengan ikut kunjungan-kunjungan terakhir di tahun . Dan puji Tuhan saya bisa ikut KKR di Pekanbaru bersama kedua orang tua saya. Awalnya saya bingung bagaimana dengan biaya dan lain-lainnya karena pada tahun memang tahun yang agak berat dalam pekerjaan ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.