Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949

Gosyen William Hendra, Malang

Jumat, 19 Mei 2017
Versi Cetak Download Download
Terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk bersaksi tentang cinta kasih Tuhan. Seperti yang sudah pernah disaksikan oleh Papa saya, saya mengalami sakit tipus sehingga pelajaran saya di sekolah menjadi terganggu. Sebenarnya saat itu saya merasa pusing di sekolah, namun menurut saya itu hanya akibat kelelahan seperti biasanya. Entah mengapa saat itu suhu badan saya 38 derajat sehingga saya dianjurkan ke poliklinik dekat sekolah oleh salah satu guru. Saya pergi ke poli dan menjalani tes darah. Keesokan harinya saya melihat hasilnya dan saya tidak sakit apapun, hanya kecapekan biasa. Saya merasa tenang dan akhirnya mulai beraktifitas seperti biasa.

Saya mengikuti kegiatan SP dan Extrakurikuler Futsal pada hari yang bersamaan, dan pada pagi harinya juga ada pelajaran olah raga. Karena saya adalah orang yang sangat suka berolah raga, saya tidak terlalu mempertimbangkan keadaan saya. Seperti yang dikatakan Bapak Gembala saat firman dibukakan, "Jangan mencobai Tuhan, misalnya sudah tahu tidak kuat dengan makanan yang pedas, tapi berdoa dalam nama Yesus tidak apa-apa, lalu memakannya". Demikian yang saya perbuat, saya berpikir, "Ah tidak apa-apa, sering saya lakukan seperti ini", dan akhirnya saya berolah raga. Hari itu juga saya jatuh saat olah raga serta wajah saya pucat. Saya memeriksakan diri ke poliklinik lagi, dan dinyatakan tidak apa-apa atau hanya kelelahan. Karena hati orang tua saya tidak tenang, saya diperiksa kembali dan akhirnya didiagnosa menderita tipus.

Pada saat itu saya malah menyalahkan dokter, bukan memeriksa diri sendiri, "Ngapain sih dokter bilangnya saya kelelahan, kenapa tidak bilang saja kalau itu gejala tipes, supaya saya bisa langsung beristirahat dan tidak mungkin saya akan berolah raga". Saya juga menyalahkan kakak sepupu saya, merasa bahwa dia tidak iklas mengatar saya ke poliklinik, sudah tahu saya kelelahan malahan diantar pergi ke poliklinik jalan kaki dan tidak naik motor. Saya keterlaluan sebab ini bukan kesalahan mereka, melainkan karena kesalahan saya sendiri yang menyebabkan saya jatuh sakit sehingga saya tidak bisa mengikuti pelajaran di sekolah selama satu bulan lebih.

Saat UAS saya tidak ada persiapan belajar, karena saya harus dirawat inap 7 hari di Bondowoso. Saya hanya mengerjakannya sebisanya, datang ke sekolah dalam keadaan lelah, pucat, makan di sekolah, masuk dan pulang cepat bagaikan kuliah saja. Nilai saya diijinkan Tuhan banyak yang tidak tuntas. Di kelas XI (2 SMA) ada 11 mata pelajaran dan 7 diantaranya saya tidak tuntas. Saya juga harus mengikuti kegiatan SP (Semester Pendek) dengan jumlah mata pelajaran yang banyak. Saat saya sudah di kelas XII (3 SMA), guru saya pada awal pembelajaran mengatakan batas jumlah tidak tuntas untuk dapat mengikuti Ujian Nasional (UN) di sekolah ini hanya terkena 4 sks (sekitar 1-2 pelajaran saja). Saya terkejut karena semester lalu ada yang mengatakan sampai 5 pelajaran pun (sekitar 10 SKS) masih bisa mengikuti UN.

Saya merasa takut, saya merasa putus asa padahal itu baru awal masuk sekolah di kelas XII. Mengapa harus terjadi? Saya jadi tidak bisa mengikuti UN tahun ini. Saya juga mulai memperhatikan pelajaran yang akan saya hadapi di kelas XII ini, ada beberapa pelajaran yang memang saya merasa kurang. Orang tua saya sudah sempat berkata untuk ikut les, tapi karena saya sudah terlalu putus asa, sudah merasa tidak mampu dan menganggap itu adalah kemustahilan. Saya mengatakan kepada orang tua saya, tidak perlu les, saya bisa belajar sendiri di rumah.

Hari demi hari saya lalui di kelas XII, saya mengaku sering tidak masuk sekolah karena ada guru salah satu mata pelajaran yang membuat saya jengkel. Saat itu lagi-lagi seperti dulu, saya menyalahkan guru, "Kenapa harus guru ini yang mengajar? Ya sudah tidak perlu masuk sekolah, tidak mau urus kalau mata pelajaran merah." Orang tua saya akhirnya berkata kepada saya, kalau kamu takut tidak lulus tidak apa-apa, Papa hanya mau kamu berusaha masuk sekolah, kerjakan sebisanya, tapi kamu jangan menyerah sekarang. Saya memikirkan perkataan orang tua saya, saya berusaha menuruti. Orang tua saya berkata, "Sebenarnya tidak ada yang mustahil, dan sekalipun kemungkinan terburuk kamu tidak lulus, ya itu bukan salahmu karena kamu kan dulu tipus 1 bulan lebih." Perkataan orang tua saya itu menguatkan hati saya sehingga saya merasa saya harus mencoba.

Saat itu memang tidak ada perubahan pada pelajaran tersebut, saya tetap saja dimarahi, diomeli, tapi saya tetap masuk, harus masuk menghadapi pelajaran Bahasa Inggris 'Speaking'. Teman saya berkata untuk saya berlatih tiap hari saat waktu luang, jangan menunda waktu. Akhirnya saya turuti, saya berlatih pada hari Rabu mulai pukul 6 sampai pukul 9 di belakang rumah berkata-kata sendiri membaca teks. Puji Tuhan, latihan itu membuahkan hasil, guru saya berkata, "Bagus, ada perkembangan, minggu depan coba kamu ulangi lagi ya yang bagus, gunakan gerakan kalau berbicara supaya lebih bagus lagi." Saya berpikir, " Kok tumbenya guru ini jadi baik."

Saya sadar, saya sudah mulai tidak menyalahkan orang dan memeriksa diri saya sendiri, berusaha menjadi taat pada orang tua saya. Satu persatu masalah saya mulai diselesaikan oleh Tuhan, yang tadinya saya pikir pada mata pelajaran tersebut saya tidak akan lulus, karena hampir setiap pertemuan pelajaran tersebut saya selalu bolos, ternyata nilai saya di raport 80. Saya sangat terkejut saat itu dan saya melihat mata pelajaran lain yang saya takuti juga, yaitu matematika, ternyata tidak merah. Sebelum pembagian raport saya merasa takut karena saya sering tidak masuk, saya takut tidak bisa mengikuti UN, saya takut tidak lulus, harus mengulang di sekolah ini selama 1 tahun, atau saya pergi mengikuti di Home Schooling.

Sehari sebelum penerimaan raport, saya tidak bisa tidur, saya merasa takut sekali, sampai pukul 1 pagi saya masih belum bisa tidur. Saya hanya berdoa pada Tuhan, mohon ampun atas segala dosa saya yang terlalu banyak menyalahkan orang dan tidak memeriksa diri sendiri. Besok harinya saya pergi untuk menerima rapot, sampai di sekolah saya takut karena pada awalnya guru saya berkata di kelas saya ini ada 4 orang yang tidak bisa mengikuti UN. Saya sudah merasa bahaya ini pasti saya termasuk di dalamnya, karena yang saya kira hanya 3 orang, kalau 4 orang berarti saya masuk di dalamnya. Tiba-tiba guru saya berkata bahwa jumlah siswa yang tidak bisa mengikuti UN berubah, saya kira berubah menjadi 3 orang saja, ternyata bertambah jadi 6 orang. Saya terdiam duduk dan hanya memejamkan mata dan berkata kepada Tuhan, "Tuhan, tolonglah, berikan saya kesempatan sekali lagi untuk membuktikan kepada orang tua saya, saya mau belajar taat".

Akhirnya, dipanggil satu per satu dari 9 orang yang tidak bisa mengikuti UN di sekolah ini. Enam orang tidak bisa ikut UN dan 3 orang yang nyaris tidak bisa mengikuti UN. Sudah 4 orang dipanggil maju dan semua merupakan siswa yang tidak lulus, saya sudah takut karena yang dipanggil itu sudah semua yang tidak lulus. Satu teman saya tidak berani untuk melihat pengumuman tersebut sehingga ia keluar kelas, dan saya akhirnya dipanggil dulu. Saya maju dengan rasa takut, "Bagaimana hasil raport saya, Bu?" Guru saya ini seperti menakut-nakuti saya, wajahnya tidak nyaman menatap saya, dan dia berkata, "Oh, enggakkok, Gosyen, ini cuma karena kamu bolos jadi kamu saya panggil. Banyak extra kamu tidak masuk, akhirnya kamu kena pembinaan, hanya masalah itu saja kok, Gosyen, jadi orang tua kamu dipanggil." Ternyata orang tua saya dipanggil bukan karena saya tidak bisa mengikuti UN tahun ini.

Pada saat itu saya berterima kasih kepada Tuhan. Saya bersyukur. Saat itu saya langsung menghubungi orang tua saya, supaya tidak kuatir. Saya telepon mereka, "Ma, saya lulus." Mama saya terdengar begitu lega, hanya berkata, "Lulus, puji Tuhan, bersyukur sama Tuhan, ya Nak". Saya tidak membayangkan kalau pada saat itu saya menelepon orang tua saya dan berkata bahwa saya tidak lulus, pastilah Mama saya akan menangis dengan sangat, kecewa pada saya, karena sekolah di sini tidak dengan biaya yang kecil, dana yang dibutuhkan besar, dan saya malah main-main bersekolah di sini, tidak mau taat pada orang tua saya.

Dan, bukan berarti saya dinyatakan lulus semester ini maka saya pasti bisa mengikuti UN, sebab masih ada satu semester terakhir yang menentukan. Saya mohon bantu doa agar saya bisa lulus dari sekolah ini dengan nilai baik. Sekian kesaksian saya, semoga menjadi berkat. Terima kasih.

Versi Cetak

Kesaksian
  • Mujizat di dalam firman pengajaran (Ibu Juni Lubis (Medan))
    ... masih sangat baru di pengajaran ini. Pertama kali saya mengenal pengajaran pada tahun lalu waktu Natal. Saya diajak mama untuk mengikuti ibadah natal di Suprapto dengan gembala pak Editua. Saat itu saya merasa kok lama sekali ya Firmannya walaupun sebenarnya saya merasa suka dengan Firman yang disampaikan. Kemudian mama mengajak lagi ...
  • Muizat Tuhan di dalam penggembalaan (Bpk & Ibu Winoto)
    ... terhadap saya beserta isteri saya. Beberapa tahun yang lalu saya mengalami kecelakaan berat. Pertolongan yang terjadi terhadap saya dengan isteri saya luar biasa yaitu Tuhan menyembuhkan sampai sekarang ini. Saat kecelakaan dokter mengatakan bahwa kehidupan yang ada dalam diri saya tinggal . Waktu itu terus keluarga saya terus membawa saya ke ...
  • Mujizat Terbesar (Ibu Setyo)
    ... Tuhan yang berlaku dalam hidup saya dalam keluarga maupun dalam nikah. Saya berharap kesaksian ini bisa menjadi berkat dan kekuatan bagi saudara-saudara sekalian yang sempat membaca. Ada dua hal besar yang ingin saya saksikan mujizat terbesar dalam keluarga mujizat jasmani Mujijat terbesar yang saya alami dalam nikah rumah tangga adalah ...
  • Kemurahan dan Keajaiban Tuhan (Yohan)
    ... bergumul untuk bisa ikut kunjungan kesana terutama untuk membantu bagian komputer dan siaran langsung. Sebelum berangkat hamba Tuhan dari Poso menelpon saya dan mengatakan ada warnet didaerah sana yang mau membantu. Dan dari peralatan yang digunakan saya berpikir itu adalah internet menggunakan satelit. Selama ini saya tidak pernah menggunakan peralatan tersebut. ...
  • Dalam Kandang Penggembalaan, Tidak Ada yang Mustahil bagi Tuhan (NN, Malang)
    ... tidak mendapat perpanjangan kontrak kerja sehingga suami saya tidak ada gaji lagi. Selama ini gaji yang sedikit itu sangat pas-pasan untuk kebutuhan hidup keluarga saya. Saya tidak bisa berpikir bagaimana saya harus hidup membayar uang sekolah kedua anak saya membayar rekening-rekening dll. Secara pribadi saya juga tidak punya kepandaian atau ...
  • Kemurahan dan Pertolongan Tuhan yang nyata (Sdri. Regina Ayu)
    ... mengikuti seleksi masuk PTN secara nasional dan dalam e-formnya saya harus mengisi PTN. Pada pilihan pertama saya mantap mengisi UI karena sejak SMA saya ingin masuk di universitas tersebut. Namun pada pilihan kedua saya bingung karena beberapa hal dan pada saat saya berdoa akhirnya saya memutuskan untuk mengisi Unair. Saat itu ...
  • Kesaksian dan Pengakuan (Bapak Hadi Wijaya)
    ... ada point Kira-kira frac tahun yang lalu saya punya ide untuk menyiarkan secara langsung kebaktian di Malang ke seluruh dunia melalui internet. Saya mencari info sendiri tentang internet kecepatan tinggi namun saya tidak bilang ke Pak Wi. Saya simpan saja sendiri karena menurut saya biaya terlalu mahal. Intinya saya digerakkan ...
  • Tuhan memberikan apa yang tidak pernah aku pikirkan (Sdr. Ezra Mulyawan (Malaysia))
    ... ibadah Jumat Agung. UAS secara off line jam . - . waktu Malaysia beda jam lebih awal dengan waktu Indonesia dengan Ujian mata kuliah Aural mata kuliah yang mempelajari kepekaan pendengaran dalam bermusik . Dengan sedih langsung saja saya memberitahu mama bahwa Jumat Agung ada UAS yang oleh mama saya ...
  • Didalam Tuhan Tidak Ada Yang Mustahil (Berkat Y.T. – siswa Lempin-El Angkatan XXIX)
    ... pengalaman saya saat belajar di Lempin-El. Tuhan Yesus Kristus telah melakukan banyak hal yang sebenarnya mustahil bagi saya karena tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Saat saya berada di Lempin-El saya merasakan banyak masalah tetapi saya selalu berharap pada Tuhan saat masalah tersebut datang. Saat saya sakit saya hanya berdoa ...
  • Tuhan mampu perintahkan berkat dalam penggemblaaan yang benar (Bpk. Sucipto (Madura))
    ... tahun. Toko itu tempatnya kontrak di komplek pertokoan pusat kota. Beberapa bulan yang lalu pemilik toko memberi surat kepada saya dan saya sempat kaget karena memang waktunya sudah habis dan saya diberi waktu bulan sebab toko itu mau direnovasi. Saya sudah mencari di daerah sana tetapi sangat kesulitan. Akhirnya saya putuskan kalau ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.