KESAKSIAN LAINNYA
Kuasa Doa dan Puasa
Saya ingin menyaksikan pertolongan Tuhan dalam
hidup saya.
Yang pertama,
masalah skripsi saya... Besar Kemurahan Tuhan Untuk Saya
Tanggal 18 September 2009 lalu, saya mengalami musibah kecelakaan di... Tuhan Tidak Tinggalkan Saya
Saya mau menyaksikan cinta kasih Tuhan yang saya alami dalam... Menjadi Hamba Tuhan adalah Pekerjaan Terakhirku
Menjadi hamba Tuhan tidaklah mudah Saya harus berani untuk membayar... Kuasa dan Kasih Tuhan
Saya rindu untuk menyaksikan cinta kasih dan kemurahan Tuhan yang... Muizat Tuhan di dalam penggembalaan
Saya mau menyaksikan cinta kasih Tuhan
terhadap saya beserta isteri saya.
Beberapa... Kesaksian dan Pengakuan
Ini kesaksian sekaligus minta ampun, ada 3 point:
...
Untuk Koneksi Lambat, silahkan buka http://id.gptkk.org
Transkrip lengkap dari ibadah penggembalaan di Malang dan Surabaya, semuanya di bawakan oleh gembala sidang Pdt. Widjaja Hendra.
Silahkan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau mungkin ingin berlangganan majalah Manna dan silahkan kirim email ke widjaja_h [at] yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala
silahkan ganti tanda [at] dengan @
|
[versi cetak]
Tuhan Baik Bagi Saya
Oleh: Ibu Ningsih
Senin, 25 April 2005
Tayang:
Firman
Tuhan minggu lalu menegor saya bahwa kalau tidak bersaksi, berarti hutang
darah. Padahal sebenarnya kasih dan kemurahan Tuhan sudah sangat berlimpah
dalam kehidupan saya.
Bila saya bisa melewati tahun 2004, saya merasa sangat bersyukur kepada
Tuhan.
Pertama: karena Tuhan
sudah menyelamatkan nikah saya.
Sebenarnya masalah demi masalah sudah bermunculan saat saya hamil. Tapi
saat itu Firman selalu menghiburkan dan menguatkan saya. Puncak masalah
terjadi pd tgl 7 April 2002 bersamaan dengan persiapan kebaktian persekutuan
Paskah di Westin. Saat itu usia kandungan saya sudah 8 bulan. Saat itu
saya benar-benar tertekan dan tidak berdaya tapi saya tidak bisa berbuat
apa-apa. Saya hanya bisa menangis. Hari itu saya tidak bisa tidur sampai
jam 3 pagi. kemudian ada dorongan agar saya berdoa. Saya menangis sejadi-jadinya
waktu itu kenapa semua harus saya alami justru saat saya hamil. Tapi saat
itu jelas sekali saya mendengar: itu salib bagi kamu, bersyukur kepada
Tuhan. Setelah berdoa, saya bisa istirahat dan hati saya damai. Saya bangun
seperti lupa akan yang terjadi hari sebelumnya. Hari Selasa saya bisa
ikut kebaktian pembukaan paskah persekutuan. Tapi Rabu pagi saat mau berangkat
kebaktian, saya merasakan ada cairan yg keluar begitu saja. Saat saya
telpon dokter, dia katakan saya harus segera periksa dan ternyata ketuban
sudah pecah dan saya harus langsung tinggal di rumah sakit. Waktu itu
saya seperti tidak bisa berpikir apa-apa. Saya tahu seharusnya itu belum
waktunya saya melahirkan. Tapi justru di sanalah kesalahan saya. Meskipun
memang terjadi karena saya terlalu tegang 2 hari sebelumnya, tapi itu
kemudian membuat saya lupa bahwa semua itu Tuhan ijinkan terjadi kepada
saya sebagai salib yang harus saya tanggung. Sebaliknya hal itu kemudian
membuat saya mulai menyalahkan orang-orang yang sudah membuat saya sangat
tertekan, termasuk suami saya. Ditambah lagi, ternyata saya harus operasi
padahal dananya tidak ada sama sekali. Akhirnya kelahiran anak saya menjadi
awal saya berubah total tapi bukan ke arah yang baik. Dan itu diperparah
ketika Pdt. Pong meninggal pada tahun 2002. saya semakin merasakan iman
saya goyah. Saya kehilangan pegangan. Ditambah masalah demi masalah muncul
yang membuat iman saya semakin hancur. Saya malas ke gereja, tidak mau
pelayanan lagi dengan alasan menjaga anak yang masih kecil. Kekurangan
dan kesalahan suami menjadi terlihat jelas bagi saya yang kemudian menjadi
alasan bagi saya untuk tidak taat. Semakin suami saya menegor, saya semakin
keras karena saya melihat kesalahan dia. Sehingga kami menjadi saling
membenarkan diri sendiri, tidak mau mengalah. Puncaknya terjadi pada tahun
2003 sehingga beberapa kali terlontar dari mulut saya untuk berpisah dengan
suami. Tapi Tuhan itu begitu baik. Dalam keadaan seperti itu, lewat salah
satu saudara saya, dia memberikan kaset khotbah di Malang. Saya begitu
terkejut karena pada saat itu di Malang sedang masuk dalam Matius 19 tentang
perceraian. Begitu keras saya ditegur oleh Firman. Saya minta ampun kepada
Tuhan untuk kekerasan hati saya. Tapi saya belum mau minta ampun kepada
suami karena saya masih merasa benar, sehingga permasalahan selalu saja
muncul tapi saya berusaha menutup mata saya. Bulan Agustus 2003, Tuhan
ijinkan saya mulai bisa ibadah ke Malang meskipun belum 3 macam ibadah
dan belum bisa rutin datang. Firman demi Firman yang sempat saya dengar
itu sangat keras menegor saya. Di gereja saya minta ampun, tapi begitu
di rumah melihat suami, hilang semua. Sampai-sampai saya merasakan semakin
hari kasih saya terhadap dia sudah menjadi dingin, tawar. Tapi Tuhan begitu
cinta kepada saya. Tuhan ingin menjamah saya sampai ke akar dosa. Melalui
Firman, Tuhan koreksi terus hidup saya sampai kemudian pada kebaktian
2-4 Maret 2004 di Kartika Graha, Firman menjangkau dosa yang saya berusaha
tutupi di hati saya. Bahwa semua yang terjadi karena saya tidak mau menanggung
salib, sehingga kemudian yang timbul adalah perasaan terluka, kecewa,
pahit hati, marah. yang lebih parah, itu kemudian membuat saya merasa
benar. Pada saat itu ada altar call pada hari terakhir. saya langsung
maju dan minta ampun kepada Tuhan. Dan saya merasakan kedamaian di hati
saya dengan kemantapan bahwa saya harus menyelesaikan semuanya. Saat pulang,
kembali iblis berusaha membuat saya tidak mau mengaku dengan menunjuk
gengsi saya, tidak salah kok malah minta ampun. tapi puji Tuhan, Tuhan
beri saya kekuatan untuk saya mau minta ampun kepada saudara itu, juga
kepada suami saya karena sudah ada kepahitan hati. Dan Firman itu benar
bahwa mengaku dosa merupakan jalan tersingkat untuk menyelesaikan masalah.
Nikah saya mulai dipulihkan. Masalah demi masalah mulai bisa terselesaikan.
Betul-betul sengsara bila tanpa Firman, semuanya menjadi kacau. Tapi saat
ada Firman, semua masalah dan kesulitan bisa terselesaikan dengan indah.
Puji Tuhan.
Kedua: Setelah iman saya
mulai terbangun kembali, Tuhan proses hati saya dengan hal yang lain.
Saya tahu Tuhan sangat cinta saya sehingga hati saya yang dikejar karena
saya orang yang sangat mudah kecewa, putus asa, rendah diri, mudah marah,
juga mudah sombong. Pada KKR Toraja tgl 20-22 Juni, dengan seijin Tuhan
saya bisa kembali melayani biola di tengah segala pergumulan dan keterbatasan
saya untuk beribadah. Pada awal melayani, saya belum bisa datang untuk
kebaktian doa. Tapi saya begitu merindu untuk bisa ikut 3 macam ibadah.
Ternyata Tuhan buka jalan. Lewat satu keadaan, pada bulan Juli akhir saya
bisa mengikuti 3 macam ibadah. Namun setelah saya bisa ikut 3 macam ibadah,
Tuhan ijinkan saya mengalami ujian. Mulai dari nikah saya juga di biola.
Saya merasakan begitu tidak berdaya dan segala macam perasaan muncul sehingga
saya mulai membanding2kan dengan tempat pelayanan saya yang dulu. Tapi
Tuhan begitu baik. Dalam keadaan saya rasakan beban berat saat kembali
melayani ini, pada awal Agustus hari Rabu, Tuhan ijinkan saya ditabrak
saat saya mengendarai sepeda motor. Saat kejadian, kebetulan suami saya
tugas luar kota, sedangkan ortu juga lagi keluar bersama anak saya. Kelihatan
tidak ada apa-apa, tapi setelah dilakukan pengobatan, ibu jari tangan
kanan saya tidak bisa digerakkan dan bengkak. Padahal besoknya ada kebaktian
dan itu penting untuk bermain biola. Tapi sebelum berangkat kebaktian,
saya coba untuk memegang biola, ternyata ibu jari saya pas bisa digerakkan
hanya untuk memegang stik biola saja. itupun terasa sakit. Tapi saat itu
Tuhan ingatkan bahwa kalau saya boleh kembali melayani biola, itu hanya
karena kemurahan Tuhan. Sehingga apapun yang terjadi, apapun yang harus
dikorbankan, saya harus tetap melayani. Betul2 Tuhan baik.
Ketiga: Bagi saya untuk
bisa melayani biola dan editing sudah sangat bersyukur. Tapi pada
awal tahun 2005, Firman Tuhan mengejar saya untuk kembali melayani sekolah
minggu. Saya tidak berani dengan alasan melayani anak sendiri belum benar
kok mau melayani anak yang lain. Ditambah saya merasa masih banyak yang
harus dibaharui dalam kehidupan saya. Tapi Firman terus mengejar dan ternyata
setelah dikoreksi Firman, saya takut menerima percikan darah. Tuhan baik.
Saya bersyukur bahwa sat saya disadarkan, kesempatan melayani masih terbuka.
Tuhan itu luar biasa.
kembali ke halaman sebelumnya
|
IBADAH RUTIN DI MALANG
Minggu jam 06:45 (Ibadah Raya)
Minggu jam 10:15 (Ibadah Sekolah Minggu)
Selasa jam 17:15 (Ibadah Pendalaman Alkitab)
Rabu jam 07:30 (Ibadah Kaum Wanita)
Kamis jam 17:15 (Ibadah Doa Penyembahan)
Sabtu jam 17:15 (Ibadah Kaum Muda Remaja)
IBADAH RUTIN DI MEDAN
Royal Room Hotel Danau Toba Internasional
Jl. Imam Bonjol Medan
Minggu, jam 18:45 (Ibadah Raya)
Senin, jam 08:00 (Ibadah Pendalaman Alkitab)
Senin, jam 17:30 (Ibadah Pendalaman Alkitab)
|
IBADAH RUTIN DI SURABAYA
Minggu jam 09:00 (Ibadah Sekolah Minggu)
Minggu jam 10:15 (Ibadah Raya)
Rabu jam 17:30 (Ibadah Pendalaman Alkitab)
Jumat jam 17:30 (Ibadah Doa Penyembahan)
IBADAH RUTIN DI JAKARTA
Jl. Patra Kuningan XIV no.4
Jakarta Selatan
Sabtu, jam 09:00 (Ibadah Pendalaman Alkitab)
|
IBADAH KUNJUNGAN
|