Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949

Ibu Ningsih

Senin, 25 April 2005
Versi Cetak Download Download

Firman Tuhan minggu lalu menegor saya bahwa kalau tidak bersaksi, berarti hutang darah. Padahal sebenarnya kasih dan kemurahan Tuhan sudah sangat berlimpah dalam kehidupan saya.
Bila saya bisa melewati tahun 2004, saya merasa sangat bersyukur kepada Tuhan.

Pertama: karena Tuhan sudah menyelamatkan nikah saya.
Sebenarnya masalah demi masalah sudah bermunculan saat saya hamil. Tapi saat itu Firman selalu menghiburkan dan menguatkan saya. Puncak masalah terjadi pd tgl 7 April 2002 bersamaan dengan persiapan kebaktian persekutuan Paskah di Westin. Saat itu usia kandungan saya sudah 8 bulan. Saat itu saya benar-benar tertekan dan tidak berdaya tapi saya tidak bisa berbuat apa-apa. Saya hanya bisa menangis. Hari itu saya tidak bisa tidur sampai jam 3 pagi. kemudian ada dorongan agar saya berdoa. Saya menangis sejadi-jadinya waktu itu kenapa semua harus saya alami justru saat saya hamil. Tapi saat itu jelas sekali saya mendengar: itu salib bagi kamu, bersyukur kepada Tuhan. Setelah berdoa, saya bisa istirahat dan hati saya damai. Saya bangun seperti lupa akan yang terjadi hari sebelumnya. Hari Selasa saya bisa ikut kebaktian pembukaan paskah persekutuan. Tapi Rabu pagi saat mau berangkat kebaktian, saya merasakan ada cairan yg keluar begitu saja. Saat saya telpon dokter, dia katakan saya harus segera periksa dan ternyata ketuban sudah pecah dan saya harus langsung tinggal di rumah sakit. Waktu itu saya seperti tidak bisa berpikir apa-apa. Saya tahu seharusnya itu belum waktunya saya melahirkan. Tapi justru di sanalah kesalahan saya. Meskipun memang terjadi karena saya terlalu tegang 2 hari sebelumnya, tapi itu kemudian membuat saya lupa bahwa semua itu Tuhan ijinkan terjadi kepada saya sebagai salib yang harus saya tanggung. Sebaliknya hal itu kemudian membuat saya mulai menyalahkan orang-orang yang sudah membuat saya sangat tertekan, termasuk suami saya. Ditambah lagi, ternyata saya harus operasi padahal dananya tidak ada sama sekali. Akhirnya kelahiran anak saya menjadi awal saya berubah total tapi bukan ke arah yang baik. Dan itu diperparah ketika Pdt. Pong meninggal pada tahun 2002. saya semakin merasakan iman saya goyah. Saya kehilangan pegangan. Ditambah masalah demi masalah muncul yang membuat iman saya semakin hancur. Saya malas ke gereja, tidak mau pelayanan lagi dengan alasan menjaga anak yang masih kecil. Kekurangan dan kesalahan suami menjadi terlihat jelas bagi saya yang kemudian menjadi alasan bagi saya untuk tidak taat. Semakin suami saya menegor, saya semakin keras karena saya melihat kesalahan dia. Sehingga kami menjadi saling membenarkan diri sendiri, tidak mau mengalah. Puncaknya terjadi pada tahun 2003 sehingga beberapa kali terlontar dari mulut saya untuk berpisah dengan suami. Tapi Tuhan itu begitu baik. Dalam keadaan seperti itu, lewat salah satu saudara saya, dia memberikan kaset khotbah di Malang. Saya begitu terkejut karena pada saat itu di Malang sedang masuk dalam Matius 19 tentang perceraian. Begitu keras saya ditegur oleh Firman. Saya minta ampun kepada Tuhan untuk kekerasan hati saya. Tapi saya belum mau minta ampun kepada suami karena saya masih merasa benar, sehingga permasalahan selalu saja muncul tapi saya berusaha menutup mata saya. Bulan Agustus 2003, Tuhan ijinkan saya mulai bisa ibadah ke Malang meskipun belum 3 macam ibadah dan belum bisa rutin datang. Firman demi Firman yang sempat saya dengar itu sangat keras menegor saya. Di gereja saya minta ampun, tapi begitu di rumah melihat suami, hilang semua. Sampai-sampai saya merasakan semakin hari kasih saya terhadap dia sudah menjadi dingin, tawar. Tapi Tuhan begitu cinta kepada saya. Tuhan ingin menjamah saya sampai ke akar dosa. Melalui Firman, Tuhan koreksi terus hidup saya sampai kemudian pada kebaktian 2-4 Maret 2004 di Kartika Graha, Firman menjangkau dosa yang saya berusaha tutupi di hati saya. Bahwa semua yang terjadi karena saya tidak mau menanggung salib, sehingga kemudian yang timbul adalah perasaan terluka, kecewa, pahit hati, marah. yang lebih parah, itu kemudian membuat saya merasa benar. Pada saat itu ada altar call pada hari terakhir. saya langsung maju dan minta ampun kepada Tuhan. Dan saya merasakan kedamaian di hati saya dengan kemantapan bahwa saya harus menyelesaikan semuanya. Saat pulang, kembali iblis berusaha membuat saya tidak mau mengaku dengan menunjuk gengsi saya, tidak salah kok malah minta ampun. tapi puji Tuhan, Tuhan beri saya kekuatan untuk saya mau minta ampun kepada saudara itu, juga kepada suami saya karena sudah ada kepahitan hati. Dan Firman itu benar bahwa mengaku dosa merupakan jalan tersingkat untuk menyelesaikan masalah. Nikah saya mulai dipulihkan. Masalah demi masalah mulai bisa terselesaikan. Betul-betul sengsara bila tanpa Firman, semuanya menjadi kacau. Tapi saat ada Firman, semua masalah dan kesulitan bisa terselesaikan dengan indah. Puji Tuhan.

Kedua: Setelah iman saya mulai terbangun kembali, Tuhan proses hati saya dengan hal yang lain. Saya tahu Tuhan sangat cinta saya sehingga hati saya yang dikejar karena saya orang yang sangat mudah kecewa, putus asa, rendah diri, mudah marah, juga mudah sombong. Pada KKR Toraja tgl 20-22 Juni, dengan seijin Tuhan saya bisa kembali melayani biola di tengah segala pergumulan dan keterbatasan saya untuk beribadah. Pada awal melayani, saya belum bisa datang untuk kebaktian doa. Tapi saya begitu merindu untuk bisa ikut 3 macam ibadah. Ternyata Tuhan buka jalan. Lewat satu keadaan, pada bulan Juli akhir saya bisa mengikuti 3 macam ibadah. Namun setelah saya bisa ikut 3 macam ibadah, Tuhan ijinkan saya mengalami ujian. Mulai dari nikah saya juga di biola. Saya merasakan begitu tidak berdaya dan segala macam perasaan muncul sehingga saya mulai membanding2kan dengan tempat pelayanan saya yang dulu. Tapi Tuhan begitu baik. Dalam keadaan saya rasakan beban berat saat kembali melayani ini, pada awal Agustus hari Rabu, Tuhan ijinkan saya ditabrak saat saya mengendarai sepeda motor. Saat kejadian, kebetulan suami saya tugas luar kota, sedangkan ortu juga lagi keluar bersama anak saya. Kelihatan tidak ada apa-apa, tapi setelah dilakukan pengobatan, ibu jari tangan kanan saya tidak bisa digerakkan dan bengkak. Padahal besoknya ada kebaktian dan itu penting untuk bermain biola. Tapi sebelum berangkat kebaktian, saya coba untuk memegang biola, ternyata ibu jari saya pas bisa digerakkan hanya untuk memegang stik biola saja. itupun terasa sakit. Tapi saat itu Tuhan ingatkan bahwa kalau saya boleh kembali melayani biola, itu hanya karena kemurahan Tuhan. Sehingga apapun yang terjadi, apapun yang harus dikorbankan, saya harus tetap melayani. Betul2 Tuhan baik.

Ketiga: Bagi saya untuk bisa melayani biola dan editing sudah sangat bersyukur. Tapi pada awal tahun 2005, Firman Tuhan mengejar saya untuk kembali melayani sekolah minggu. Saya tidak berani dengan alasan melayani anak sendiri belum benar kok mau melayani anak yang lain. Ditambah saya merasa masih banyak yang harus dibaharui dalam kehidupan saya. Tapi Firman terus mengejar dan ternyata setelah dikoreksi Firman, saya takut menerima percikan darah. Tuhan baik. Saya bersyukur bahwa sat saya disadarkan, kesempatan melayani masih terbuka. Tuhan itu luar biasa.


Versi Cetak

Kesaksian
  • Pertolongan dan Kemurahan Tuhan dalam Pendidikanku (Sdri. Ivanna Emmanuela)
    ... Tuhan telah menyertai saya sehingga saya bisa menyelesaikan sekolah saya sampai SMA ini. Saya ingat sejak dulu saat saya menghadapi ujian-ujian atau apapun juga terutama ujian nasional saya selalu memohon doa pada bapak gembala. Saya merasakan uluran tangan pertolongan Tuhan melalui doa penyahutan bapak gembala. Hasil ujian saya baik melebihi ...
  • Firman Membuatku Sabar Menanti Waktu Tuhan (Sdr. Yohan)
    ... harus dari jarak dekat. Tapi saya lengah. Saya ragu-ragu untuk menyaksikan hal tersebut. Padahal Firman sudah sering mengatakan untuk kita inventaris kesaksian yang kecil-kecil. Dan akibatnya Tuhan buat mata kiri saya kembali jadi kabur seperti sebelumnya. Tetapi puji syukur Tuhan masih beri kesempatan untuk menyaksikan yang memang terlihat kecil dan saya ...
  • Penyertaan dan Perlindungan Tuhan lewat Firman Penggembalaan (Renny Indrawati)
    ... siaran langsung. Saya percaya bahwa kebutuhan utama adalah ketekunan dalam penggembalaan. Jika kita tergembala dengan benar maka Yesus sebagai Gembala Agung mampu mengerjakan segala sesuatu dalam hidup kita untuk kebutuhan rohani maupun jasmani. Tuhan sudah menolong saya sehingga bisa mendapatkan akses internet dalam waktu hari setelah tiba di asrama. Asrama tempat ...
  • Tuhan Baik dan Setia (Peter Setiawan)
    ... sebuah hp second di sebuah counter di daerah kota Malang. Setelah beberapa waktu saya pakai ternyata banyak trouble sehingga saya beberapa kali menserviskan hp tersebut. Pada servis yang terakhir katanya banyak komponen hp tersebut yang rusak dan tidak dapat dibetulkan lagi. Akhirnya hp tersebut dibeli hanya Rp. . saja oleh ...
  • Rencana Tuhan Baik Adanya (Sdri. Dianing Noviyanti)
    ... anugerah yang Tuhan berikan untuk kita. Namun ketika materi kuliah bertentangan dengan firman penggembalaan dan ketika jam-jam ibadah kita masih harus kuliah apa yang bisa kita lakukan Selain berseru dan berharap pada firman Tuhan. Biarkanlah Tuhan yang bekerja. Mungkin lama tapi pasti tepat pada waktunya. Ada dua hal yang ingin saya ...
  • TUHAN sendiri yang akan berperang ganti kita (Bpk. Yudhi Dharmawan)
    ... kehidupan saya. Seringkali saat bapak gembala di dalam pembukaan firman menyampaikan di akhir firman Hasilnya kalau kita taat dengar-dengaran atau salah satu hasilnya kalau kita diam dan hanya berseru Haleluya adalah tangan TUHAN akan menyelesaikan segala masalah kita sampai masalah yang mustahil kita menang dari segala masalah karena Yesus telah ...
  • Jamahan Tuhan untuk nikah dan buah nikahku (Ibu Christine (Krian))
    ... satu anak yang jatuh dan pada saat ditanya saya langsung spontan berkata jujur apa adanya. Tetapi pada saat itu saya malah diolok-olok begitu rupa. Jadi saya hanya bisa berkata Tuhan tolong saya saya harus bersikap jujur tetapi yang saya terima justru bentakan yang begitu luar biasa dan pada saat itu ...
  • Utamakan Ibadah, Tuhan mampu melakukan segalanya untuk aku (Sdri. Margareth Clementine)
    ... semua prosesnya sehingga saya bisa kuliah di Malang dan yang paling penting saya tetap bisa tergembala dan melayani Tuhan dengan baik. Biaya kuliah di PTN umumnya tidak semahal di PTS. Namun dengan UKT Uang Kuliah Tunggal yang ditetapkan untuk saya saya masih berusaha meminta keringanan mengingat banyaknya kebutuhan keluarga uang ...
  • Tuhan Membela Pergumulanku untuk Ibadah (Sdri. Fenda)
    ... dengan ibadah. Saya baru menyadari pentingnya Firman dalam kehidupan saya ketika saya tidak mendapatkannya di gereja saya yang lama. Selama ini saya hanya berpikir melayani Tuhan dan mendengarkan Firman tapi tidak menyadari bahwa Firman yang didengar bukanlah hanya didengar tapi juga dipraktekkan. Saya beribadah di gereja saya yang lama kurang lebih tahun ...
  • Kuasa Tuhan Lewat Firman Penggembalaan (dr. Calvin Damanik, SpPD (Medan))
    ... pribadi maupun keluarga. Saat ini kita telah lalui tahun berjaga-jaga atau tahun kelepasan. Banyak ujian dan cobaan yang diizinkan Tuhan terjadi dalam kehidupan kami tetapi berkat macam ibadah yang kami tekuni sekeluarga saya pribadi sangat dikuatkan. Tergembala pada pribadi Tuhan Yesus Kristus yang bentuk nyatanya adalah Firman Pengajaran yang benar ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.