Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949

Pdt. Jusak Widjaja Hendra - WR Supratman 4 Sby

Kita masih membaca didalam Kitab Wahyu 1: 10-12. Sudah beberapa kali kita sudah mendengarkan ini, biarlah kita tidak menjadi bosan, tetapi kita tetap menekuninya sesuai kehendak dari TUHAN.

Wahyu 1: 10-12,
10. Pada hari TUHAN aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari belakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala,
11. katanya: "Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah kitab dan kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, ke Smirna, ke Pergamus, ke Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke Laodikia."
12. Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku. Dan setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki dian dari emas.

Ay13 => tampak ditengah kaki dian, seorang anak manusia, itulah pribadi YESUS.

Rasul Yohanes mengalami sengsara daging di Pulau Patmos, bukan karena berbuat jahat, tetapi karena firman Allah dan kesaksian YESUS, sehingga Rasul Yohanes bisa mendengar dan melihat suara sangkakala yang nyaring, yang menjadi dua wujud yang nyata. Pulau Patmos itu merupakan tempat pembuangan orang jahat. Suara yang bisa didengar, tetapi juga bisa dilihat. Rasul Yohanes bisa mendengar dan melihat suara sangkakala yang nyaring, yang menjadi dua wujud yang nyata:

  1. tujuh kaki dian emas = gereja TUHAN yang sempurna (angka 7 itu sempurna) = mempelai wanita = tubuh Kristus yang sempurna (istri).
  2. penampilan pribadi YESUS dalam kemuliaan sebagai mempelai pria surga di tengah sidang jemaat (ayat 13-20) = kepala (suami). Semoga kita mengerti.

Jadi Firman yang kita dengar satu waktu dapat dilihat wujudnya. Firman ini bukan hanya teori, tetapi ada wujud yang nyata. Sekarang bagi kita: jika ibadah pelayanan kita ditandai dengan sengsara daging karena YESUS (tanda salib/tanda darah), maka kita juga dapat mendengar dan melihat suara sangkakala yang nyaring.

Apa yang dimaksud dengan suara sangkakala yang nyaring? ini sudah dijelaskan dalam Lukas 2: 20 (‘pengalaman seorang gembala’). Suara sangkakala yang nyaring artinya Firman penggembalaan yang:

  • mengandung bobot Firman pengajaran yang benar,
  • yang keras,
  • tajam,
  • yang disampaikan berulang-ulang oleh seorang gembala, sehingga dapat menyucikan dan mengubahkan sidang jemaat, sampai sidang jemaat ditampilkan menjadi wujud nyata ‘tujuh kaki dian emas’/pelita emas yang bercahaya / gereja TUHAN yang sempurna, yang siap untuk menyambut kedatangan YESUS ke dua kali di awan-awan yang permai.

Firman pengajaran yang benar, yang keras itu bukan lawak-lawak, yang lucu, teori, pengetahuan dsb. Seorang gembala meniup sangkakala itu tidak mungkin hanya satu kali, tetapi diulang-ulang. Setiap kita beribadah, mari kita mencari suara sangkakala. Memang suara sangkakala ini tidak ada leluconnya, tidak ada lawakannya, pemberitaan Firmannya lama dan sakit bagi daging. Seperti yang dialami oleh rasul Yohanes yang harus sakit dahulu dagingnya, setelah itu ia baru dapat mendengar dan melihat suara sangkakala.

Jika kita tidak dapat terangkat waktu YESUS datang kembali ke dua kali, maka segala sesuatu yang kita dapatkan di dunia ini, dalam hal apa saja (pekerjaan yang bagus, uang, gereja yang besar, jemaat yang banyak), semua akan menjadi sia-sia, tidak ada artinya, bahkan binasa bersama dunia. Inilah yang harus kita pikirkan. Kita datang ke gereja supaya diberkati => jangan hanya itu saja, tetapi sampai kita dapat mendengar dan melihat suara Firman penggembalaan yang benar, sehingga kita disucikan dan diubahkan sampai menjadi sempurna, menjadi kaki dian emas yang bercahaya (sempurna seperti YESUS), kita menjadi Mempelai Wanita yang siap menyambut kedatangan YESUS ke dua kali di awan-awan yang permai dan masuk perjamuan kawin Anak Domba.

Perjamuan kawin Anak Domba adalah pertemuan antara YESUS sebagai Mempelai Pria dan kita sebagai Mempelai Wanita (pertemuan antara Kepala dengan tubuh), sehingga kita bersama dengan Dia untuk selama-lamanya. Semoga kita dapat mengerti.

Tugas dari kaki dian emas/pelita emas/gereja TUHAN adalah:

  • Bersaksi,
  • Mengundang.

Kalau kita sudah mengalami penyucian dan keubahan hidup sedikit demi sedikit, cahaya kesucian dan keubahan yang semakin besar, maka kita dipakai untuk bersaksi dan mengundang. Bersaksi dan mengundang merupakan tugas yang terakhir. Dalam ibadah sebelumnya kita sudah membahas tentang bersaksi, sekarang kita masih membahas tentang mengundang.

Wahyu 22: 17, Roh dan pengantin perempuan itu berkata: "Marilah!" Dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata: "Marilah!" Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma!

Ay17 => ‘Roh’ => Pengantin Laki-laki.
pengantin perempuan’ => kita semuanya.
Marilah!=> mengundang.

Jadi tugas terakhir dari kaki dian emas yang bercahaya, yang merupakan kepercayaan TUHAN (jangan sampai dialihkan kepada yang lain) adalah mengundang hamba TUHAN, umat TUHAN untuk masuk perjamuan kawin Anak Domba saat YESUS datang kembali ke dua kali. Misalnya: TUHAN mempercayakan kepada kita, ibadah kunjungan-kunjungan. Bapak pendeta Seruban dua kali bersaksi di Malang, langsung mengundang kita ke Srilangka untuk memberitakan Firman pengajaran. Beliau sangat bahagia dan mengatakan => ‘kalau Firman pengajaran ini didengar oleh hamba-hamba TUHAN disana, betapa bahagianya kami dapat mendengar Firman pengajaran dan dapat melayani jemaat dengan baik lewat sistem pengajaran’ Itulah yang beliau sampaikan. Bapak pdt In Juwono dan bapak pdt Pong Dongalemba selalu mengatakan => ‘jaga kepercayaan TUHAN dan jangan sampai dialihkan kepada yang lain’ Inilah yang saya takutkan, sebab itu harus dijaga. Semoga kita dapat mengerti.

Siapa yang diundang dan bagaimana kita mengundang? sudah saya terangkan semuanya. Yang diundang adalah orang yang letih lesu, orang yang haus dsb. Kita mengundang dengan Kabar Mempelai untuk masuk perjamuan kawin Anak Domba (ini satu-satunya Kabar).

Sekarang kita kembali kepada Matius 22: 1-2.
Matius 22: 1, 2,
1. Lalu Yesus berbicara pula dalam perumpamaan kepada mereka:
2. "Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya.

Perjamuan kawin anak raja dalam Matius 22: 1-2, ini menubuatkan tentang perjamuan kawin Anak Domba di awan-awan yang permai saat YESUS datang kembali ke dua kali. Kita masih membicarakan sikap terhadap undangan, sebab ini yang penting. Sementara kita diundang oleh TUHAN, kita juga mengundang yang lain.

Sikap terhadap undangan adalah:

  1. tidak mau datang (Matius 22: 3) = menolak undangan. Ini sudah diterangkan dalam ibadah sebelumnya.


  2. tidak layak untuk datang (Matius 22: 4-8) = pemberotakan. Padahal hidangan sudah disediakan dll, tetapi orang-orang tidak mau datang, karena ada yang mengurus usahanya, membeli lembu, bahkan sampai membunuh hamba-hambanya.

    Matius 22: 8, Sesudah itu ia berkata kepada hamba-hambanya: Perjamuan kawin telah tersedia, tetapi orang-orang yang diundang tadi tidak layak untuk itu.

    Inilah pemberontakan-pemberontakan.


  3. Matius 22: 9-12,
    9. Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kamu jumpai di sana ke perjamuan kawin itu.
    10. Maka pergilah hamba-hamba itu dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang-orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan kawin itu dengan tamu.
    11. Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta.
    12. Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja.

    Yang ketiga ini sudah kita pelajari, tetapi malam ini kita baca lagi. Sikap terhadap undangan: mau datang, tetapi tidak berpakaian pesta = penghinaan. Datang, tetapi tidak berpakaian pesta, ini merupakan suatu penghinaan, sebab yang mengadakan pesta atau yang mengundang adalah seorang raja (anak raja yang mau menikah). Padahal kalau kita diundang ke pesta orang biasa saja, pakaiannya sudah harus diperhatikan.

Inilah sikap-sikap terhadap undangan dan kita harus berhati-hati tentang sikap terhadap undangan. Pada Matius 22: 14 “Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih.", memang banyak yang dipanggil (percaya YESUS, sampai melayani), tetapi sedikit yang dipilih. Orang yang diundang ke perjamuan pesta, ‘mau datang tetapi tidak berpakaian pesta’, inilah namanya ‘dipanggil tetapi tidak dipilih’. Akhirnya akan diusir.

Mau masuk perjamuan kawin Anak Domba, mau masuk pintu firdaus (pintu surga) jangan digampang-gampangkan. Saya bersaksi (maafkan), kalau mau mendapatkan visa ke Amerika, masuk pintunya saja susah sekali. Kami juga pernah mengurus visa, waktu itu ke Jerman bersama tigapuluh lima orang (dengan jemaat di Jakarta, termasuk oom Pangaribowo yang sudah tua), sudah panas-panas, disuruh berbaris, lalu disitu TUHAN bicara kepada saya => ‘mau masuk pintu kedutaan (belum masuk ke negaranya) saja susah, belum tentu mendapatkan visanya, sekarang mau menggampangkan masuk pintu surga’ Tenang saja => ‘yang penting melayani dsb’ Sekalipun sudah melayani tetapi tidak memakai pakaian yang benar, nanti akan ditolak juga. Itu sebabnya kita harus sungguh-sungguh hari-hari ini dan jangan sok. Semoga kita dapat mengerti.

Malam ini kita membahas, pengertian ‘tidak berpakaian pesta’. Datang ke pesta, tetapi tidak memakai pakaian pesta, akibatnya adalah

  • Diusir. Sudah mau datang (sudah melayani dan sudah semuanya), tetapi akhirnya ‘enyahlah’. Ini berarti, tidak ada artinya, karena tidak memperhatikan pakaian.
  • Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi” (ay 13) = binasa untuk selamanya.

Inilah sudah datang ke pesta (sudah melakukan semuanya untuk TUHAN), tetapi sayang soal pakaiannya salah dan nanti kenyataannya akan dicampakkan kedalam kegelapan yang paling gelap.

Tadi seperti kesaksian seorang ibu (‘banyak yang dipanggil, sedikit yang dipilih’), ada yang mengatakan => ‘kalau tidak masuk gereja di situ, tidak masuk surga ya’. Ini terserah saja, yang penting saya ajarkan sesuai dengan alkitab, masuk pintu surga itu bagaikan masuk pintu sempit, sebab itu harus sungguh-sungguh dan tidak bisa main-main. Bahkan karena gusarnya, gereja di Malang sudah dicap gereja setan, karena hari Selasa penuh, Kamis penuh, Minggu penuh => ‘masa ibadah seminggu tiga kali, ini gereja setan’ Biarlah, kita terima dan tenang saja. Semoga kita dapat mengerti.

Orang-orang sekarang justru tidak mau sungguh-sungguh, hanya mau mencari yang enak-enak, tidak mau seperti rasul Yohanes yang harus mengalami sengsara daging. Di dunia mencari pekerjaan sudah susah, mencari uang susah, sekolah susah, di gereja susah lagi, mengalami salib lagi, inilah banyak yang tidak mau. Padahal pintu surga itu merupakan pintu sempit (pintu salib). Semoga kita dapat mengerti.

Pengertian tidak berpakaian pesta adalah

  1. Zefanya 1: 7, 8,
    7. Berdiam dirilah di hadapan TUHAN ALLAH! Sebab hari TUHAN sudah dekat. Sungguh TUHAN telah menyediakan perjamuan korban dan telah menguduskan para undangan-Nya.
    8. "Pada hari perjamuan korban TUHAN itu Aku akan menghukum para pemuka, para anak-anak raja dan semua orang yang memakai pakaian asing.

    Pengertian pertama: memakai pakaian asing = merasa asing dalam penggembalaan = tidak tergembala. Contohnya: Yudas merasa terasing (tersisihkan). Yudas sering keluar sendirian untuk bertemu dengan imam-imam.
    Kita seharusnya tidak merasa asing, sebab kita bagaikan sekawanan domba yang harus tergembala dengan baik.

    Efesus 2: 19, Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,

    Ay 19 => ‘kawan sewarga’ = sekawanan domba.
    anggota-anggota keluarga Allah’ = anggota Tubuh Kristus yang sempurna.
    Banyak yang berpakaian asing, tidak tergembala, bahkan sampai gembalanya tidak tergembala. Ini awasan bagi saya, kalau ada sidang jemaat Surabaya beribadah ke Malang, ini jauh. Tadi pagi saya berkhotbah di Malang, tetapi sekarang saya berkhotbah di Surabaya, ini karena saya seorang gembala dan jangan merasa asing, sebab itu saya harus datang. Kita tidak boleh asing dalam penggembalaan, tetapi kita merupakan kawan sewarga (sekawanan domba) yang tergembala dan anggota Tubuh Kristus. Semoga kita dapat mengerti.

    Ini dimulai dari seorang gembala terlebih dahulu, kalau gembalanya asing (tidak datang-datang, tidak berkotbah), lalu bagaimana dengan domba-dombanya? Semoga ini menjadi awasan bagi kita semuanya.

    Mengapa merasa terasing dalam penggembalaan (mengapa terasing terhadap Firman pengajaran yang keras)?


    • Hosea 8: 12, Sekalipun Kutuliskan baginya banyak pengajaran-Ku, itu akan dianggap mereka sebagai sesuatu yang asing.

      Yang pertama (faktor dari dalam kehidupan kita): tidak dapat makan Firman penggembalaan dalam bentuk pengajaran yang keras. Misalnya:


      1. Ada Firman tentang ‘jangan merokok’, lalu saat datang beribadah lagi, terkena Firman tentang ‘jangan merokok’ lagi => ‘wah, saya sudah datang jauh-jauh, hujan-hujan, terkena lagi Firman ‘jangan merokok’.


      2. Belum lagi terkena Firman yang tajam ‘seperti anjing babi’. Anjing lidahnya menjilat muntah, babi kembali lagi berkubang => ‘sudah jauh-jauh datang, kemudian dikatakan anjing babi’.

        Mengapa tidak dapat makan (tidak dapat menerima) Firman penggembalaan dalam bentuk pengajaran yang keras? ini karena mempertahankan dosa (keras hati). Firman penggembalaan ini selalu diulang-ulang (terus menegor), dosa najis, dosa merokok dsb akan terus disebutkan, lama-lama tidak kuat, kalau tetap mempertahankan dosa. Kalau kita mempertahankan dosa, maka Firman yang datang akan lebih keras lagi = lebih keras hati, Firmannya lebih keras lagi.

        Jadi ada dua alternatif:


        • Bisa melembut dan meninggalkan dosa, sehingga bisa tergembala.
        • Bisa bertambah keras dan akhirnya terlepas dari penggembalaan (seperti Yudas yang meninggalkan YESUS). Semoga kita dapat mengerti.


    • Ibrani 13: 7-9a,
      7. Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka.
      8. Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.
      9a. Janganlah kamu disesatkan oleh berbagai-bagai ajaran asing.

      Ay 7 => tentang gembala.
      Tadi, yang pertama ada faktor dari dalam yaitu ada Firman pengajaran yang keras yang menyucikan, tetapi menolak karena bertahan kepada dosa.

      Yang kedua (faktor dari luar): menerima ajaran lain (ajaran asing, gosip-gosip), yang membuat bimbang terhadap Firman penggembalaan (suara gembala), sehingga kita tidak tergembala. Seperti Yudas yang sudah bimbang, karena Yudas mendengar ajaran imam-imam yang berbeda dengan ajaran YESUS (yang selalu bertentangan dengan YESUS sebagai Gembala). YESUS sebagai gembala dari Yudas, YESUS mengajar A, sedangkan imam-imam mengajar B. Ini sudah jelas berbeda, tetapi Yudas masih tetap mau mendengarkan ajaran imam-imam, lama-lama Yudas pasti memilih yang salah.


    Dari kitab Kejadian sampai Wahyu, kalau sudah bimbang (mendengar dua suara: yang benar dan tidak benar) pasti akan memilih yang tidak benar. Kita tidak boleh mengatakan => ‘saya kuat, saya ada filternya’ Jangan seperti ini! Contohnya:


    • Hawa mendengarkan suara TUHAN dan suara ular, akhirnya memilih suara ular. Karena Hawa tidak kuat.
    • Salomo yang hebat (memiliki hikmat tertinggi) mendengar suara TUHAN dan suara istrinya (ajaran-ajaran lain, ilah-ilah lain), akhirnya Salomo memilih ajaran istrinya. Salomo yang hebat, bisa memilih ajaran lain, lalu siapa kita? Sebab itu kita jangan mendengarkan suara lain, tetapi kita harus mendengarkan satu suara saja itulah Firman penggembalaan. Oleh sebab itu kita harus tergembala dengan benar dan baik (jangan memakai pakaian asing).


    Apa yang dimaksud dengan tergembala dengan benar dan baik?


    • Kita harus tergembala pada Firman pengajaran yang benar, yang dipercayakan oleh TUHAN kepada seorang gembala (bukan kepada dua atau tiga orang gembala). Semoga kita dapat mengerti.


    • Kita harus selalu berada didalam kandang penggembalaan. Maaf, jangan menjadi Kristen jalanan (hamba TUHAN jalanan) bagaikan pohon ara yang ditanam di tepi jalan, akhirnya dikutuk oleh TUHAN (karena tidak berbuah). Jangan kuatir saudaraku, saya memang banyak tugas keluar juga dari TUHAN, tetapi harus segera kembali untuk menyampaikan Firman kepada jemaat. Semoga kita dapat mengerti.


    Kandang penggembalaan = ruangan suci, dulu pada zaman Musa terdapat tiga macam alat (sudah hancur), ini sekarang menunjuk ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok:


    • Pelita emas: ketekunan dalam ibadah raya. Disini kita bersekutu dengan ALLAH Roh Kudus didalam karunia-karunia Nya, seperti tadi ada nyanyian-nyanyian, kesaksian. Ini bagaikan domba-domba yang diberikan minum, sebab Roh Kudus bagaikan air kehidupan (minyak). Tetapi kalau minum saja, masih belum sehat, sebab itu ada alat kedua.


    • Meja roti sajian: ketekunan didalam ibadah pendalaman Alkitab dan perjamuan suci. Dalam ibadah pendalaman alkitab, kita bersekutu dengan Anak ALLAH di dalam firman dan Kurban Kristus. Ini bagaikan domba-domba yang diberi makan.


    • Medzbah dupa emas: ketekunan didalam ibadah doa penyembahan. Di dalam ibadah doa penyembahan, kita bersekutu didalam ALLAH Bapa dengan kasih-Nya. Doa itu bagaikan bernafas.


    Di dalam kandang penggembalaan, domba-domba dapat bertumbuh kearah kesempurnaan. Pengajarannya benar (suara Gembala benar) = Komandonya benar, kandangnya juga benar, maka kita akan bertumbuh ke arah kesempurnaan, menjadi satu Tubuh Kristus yang sempurna (sekawanan domba) dan tidak lagi merasa asing. Semoga kita dapat mengerti.

    Inilah yang pertama tentang pakaian asing, sudah datang ke pesta => puji TUHAN, sudah melayani TUHAN, bahkan meninggalkan pekerjaan dan menjadi hamba TUHAN sepenuh, puji TUHAN, tetapi kalau pakaiannya salah (tidak tergembala), maka akan habis. Jadi pakaian asing ini tentang penggembalaan. Semoga dapat mengerti.


  2. Zakharia 3: 1-3,
    1. Kemudian ia memperlihatkan kepadaku imam besar Yosua berdiri di hadapan Malaikat TUHAN sedang Iblis berdiri di sebelah kanannya untuk mendakwa dia.
    2. Lalu berkatalah Malaikat TUHAN kepada Iblis itu: "TUHAN kiranya menghardik engkau, hai Iblis! TUHAN, yang memilih Yerusalem, kiranya menghardik engkau! Bukankah dia ini puntung yang telah ditarik dari api?"
    3. Adapun Yosua mengenakan pakaian yang kotor, waktu dia berdiri di hadapan Malaikat itu,

    Pengertian kedua: memakai pakaian kotor. Yosua itu sebagai imam besar. Imam besar = imam-imam, ini menunjuk pelayanan. Perhatikan pakaian pelayanan sebab banyak yang kotor. Tadi yang pertama, pakaian penggembalaan banyak yang asing (pengajarannya tidak benar). Pakaian kotor = pakaian pelayanan yang bernoda. Noda apa itu?

    Yudas 1: 11, 12,
    11. Celakalah mereka, karena mereka mengikuti jalan yang ditempuh Kain dan karena mereka, oleh sebab upah, menceburkan diri ke dalam kesesatan Bileam, dan mereka binasa karena kedurhakaan seperti Korah.
    12. Mereka inilah noda dalam perjamuan kasihmu, di mana mereka tidak malu-malu melahap dan hanya mementingkan dirinya sendiri; mereka bagaikan awan yang tak berair, yang berlalu ditiup angin; mereka bagaikan pohon-pohon yang dalam musim gugur tidak menghasilkan buah, pohon-pohon yang terbantun dengan akar-akarnya dan yang mati sama sekali.

    Ay 11 => ‘Celakalah mereka, karena mereka mengikuti jalan yang ditempuh Kain’ => Kain melayani TUHAN tetapi pakaiannya kotor.
    menceburkan diri ke dalam kesesatan Bileam’ => Bileam pakaiannya kotor
    mereka binasa karena kedurhakaan seperti Korah’ => Korah (imam-imam), pakaiannya juga kotor.
    Ay 12 => Kain, Bileam (nabi palsu), Korah ada noda-nodanya.

    Noda-noda dalam pakaian pelayanan:


    • noda Kain yaitu noda jahat dan malas.
      Kalau jahat pasti malas (Dalam Matius 25 ‘hai hamba yang jahat dan malas’):


      1. Noda jahat. Persembahan (pelayanan) Habel diterima oleh TUHAN, sedangkan persembahan Kain tidak diterima oleh TUHAN, sehingga Kain menjadi iri, benci sampai akhirnya membunuh Habel. Noda jahat = iri hati, dendam, benci tanpa alasan, membunuh dengan fitnahan. Kain membenci Habel tanpa alasan (Habel tidak merugikan Kain), Misalnya: sama-sama hamba TUHAN, gerejanya berjauhan, tetapi jangan sampai menjadi iri dan benci tanpa alasan. Melayani TUHAN, tetapi iri, dendam, benci ini sama dengan pakaian kotor. Bayangkan saja kalau berkotbah dengan pakaian kotor, zangkoor dengan pakaian kotor, ini sama dengan datang ke undangan pesta kawin Anak Raja, tetapi dengan pakaian kotor.


      2. Noda malas = tidak setia dalam ibadah pelayanan. Mulai dari seorang gembala, gembalanya tidak setia (malas), dengan banyak alasan: karena jauh dari Malang ke Surabaya, ditambah hujan lagi, sehingga tidak datang dan sebagainya. Kita juga berdoa, sebab sekarang ini banyak yang tidak datang. Kalau tidak datang beribadah karena hujan, saya selalu berdoa => ‘ampunilah mereka’. Hujan itu berkat TUHAN dan jangan dijadikan halangan. Saya tidak pernah berdoa untuk mengusir hujan, sekalipun dalam kebaktian KKR di lapangan. Biarkan saja, sekalipun hujan, tetapi kalau jemaat datang, Puji TUHAN, sebab itu berkat TUHAN. Hujan itu jangan diusir-usir, kalau diusir kasihan petani sebab nanti ladang menjadi kering semua dan siapa yang bertanggung jawab. Orang Kristen yang bertanggung jawab, karena hujannya diusir terus. Kalau sampai kekurangan air minum, nanti bisa dituduh, Mengapa di Surabaya tidak ada hujan? karena semua gereja berdoa jangan turun hujan. Biarlah hujan, asalkan jemaat datang, daripada tidak ada hujan, tetapi jemaat tidak datang.


      Kalau kita mencari cari alasan untuk tidak datang beribadah, misalnya: saudara mencari satu alasan, maka setan sudah sediakan sekeranjang alasan dan pasti cocok. Apalagi saya, jauh dari Malang, besok jam enam pagi langsung ke Medan => ‘ini banyak alasan, ya sekarang diganti lah’ Tidak setia, itu merupakan pakaian kotor. Semoga kita dapat mengerti.


    • noda Bileam yaitu mengejar upah.
      2 Petrus 2: 15, Oleh karena mereka telah meninggalkan jalan yang benar, maka tersesatlah mereka, lalu mengikuti jalan Bileam, anak Beor, yang suka menerima upah untuk perbuatan-perbuatan yang jahat.

      Mengejar upah = beribadah dan melayani TUHAN hanya untuk mencari perkara jasmani. Nomor satu yang diperiksa adalah saya, saya ke Surabaya untuk mencari apa? mencari perkara jasmani atau sungguh-sungguh mencari jiwa-jiwa untuk dibawa kepada kesempurnaan (pembangunan tubuh). Kalau hanya untuk mencari perkara jasmani, mungkin saat pertama datang saya sudah tidak kuat, sebab ibadah disini hanya dimulai dengan beberapa orang saja. Waktu itu terbentur dengan Porong yang meluap dan terasa susah, berangkat siang hari dan pulangnya pagi hari untuk melayani dan yang datang hanya beberapa jiwa.

      Dulu Lempin-El (empat puluh orang) saya bawa semua, sehingga kelihatan penuh. Itulah hiburan saya, sambil mengajar Lempin-El, tetapi sekarang TUHAN sudah memberkati. Kalau hanya mencari uang, saya sudah KO. Membawa Lempin-EL kesini berapa ongkosnya? Akhirnya TUHAN lah yang menolong semuanya, untuk mencari jiwa-jiwa dan dibawa kepada kesatuan tubuh yang sempurna. Sekarang sudah tidak bisa lagi kalau membawa Lempin-EL semuanya, hanya sedikit saja yang dibawa (maksimal ada empat orang Lempin-El). Jangan mencari upah yang jasmani, sebab itu salah, tetapi harus mencari upah yang rohani. Kalau mencari yang jasmani mungkin dapat, tetapi upah yang rohani akan hilang. Semoga kita dapat mengerti.


    • noda Korah yaitu durhaka.
      Korah bersungut-sungut untuk menuntut hak, itulah durhaka = melayani tetapi bersungut-sungut, tidak mengucap syukur, tidak menyembah TUHAN. Hak yang dituntut biasanya adalah


      1. menuntut makan minum (secara jasmani) => ‘saya sudah melayani, apa ini?’
      2. menuntut kedudukan dan juga
      3. menuntut penghormatan.


      Akibatnya adalah bumi membuka mulutnya dan menelan Korah. Inilah pakaian kotor atau pakaian pelayanan yang bernoda, sebab itu kita harus hati-hati! Semoga kita dapat mengerti.


    Jadi kita harus melayani TUHAN dengan pakaian bersih = kesucian. Syarat untuk melayani TUHAN adalah kesucian, bukan kepandaian, kebodohan, kekayaan, kemiskinan. Melayani sebagai apa saja, baik sebagai gembala, pemain musik, zangkoor, syaratnya sama yaitu dalam kesucian. Kalau sudah suci, maka TUHAN lah yang memberikan pakaian yang bersih dan indah (jubah yang bersih dan indah).

    Efesus 4: 11, 12,
    11. Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
    12. untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,

    Ay 11 => terdapat lima jabatan pokok. Lima jabatan pokok ini bisa dijabarkan menjadi jabatan yang lainnya: ada pemain musik, pembersih gereja dan sebagainya.
    Ay 12 => ‘untuk memperlengkapi orang-orang kudus’ => untuk memperlengkapi orang suci, itulah syaratnya.

    Jadi harus berada di ruangan suci, supaya kita dapat menjadi suci. Kita harus menerima pekerjaan pedang (Firman penggembalaan yang lebih tajam dari pedang, yang benar dan keras), supaya pakaian kita bersih dan indah. TUHAN memperlengkapi orang yang suci dengan pakaian pelayanan yang bersih dan indah, ini seperti jubah milik Yusuf (jubah yang indah). Jika melayani dalam kesucian, pasti hidup kita ditata rapi oleh TUHAN dan dijadikan indah pada waktu Nya. Jika kita melayani dengan pakaian kotor, kita akan celaka, dicampakkan kedalam kegelapan yang paling gelap/gelap gulita/masa depan menjadi gelap sehingga sama sekali menjadi tidak indah.

    Yang kuliah, sekolah harus dengan sungguh-sungguh, yang bekerja juga harus sungguh-sungguh (pedagang boleh berusaha dengan menambah modal dsb), itu semuanya merupakan usaha kita, tetapi yang menentukan adalah jubah indah dan bersih dari TUHAN. Jika kita sudah diberikan jubah indah dan bersih, baik yang sekolah, yang tidak sekolah ataupun mau apa saja, itu terserah (sesuai dengan rencana TUHAN) dan TUHAN akan memberikan yang indah dalam kehidupan kita. Semoga kita dapat mengerti.


  3. Markus 2: 21, 22,
    21. Tidak seorangpun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabiknya, yang baru mencabik yang tua, lalu makin besarlah koyaknya.
    22. Demikian juga tidak seorangpun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian anggur itu akan mengoyakkan kantong itu, sehingga anggur itu dan kantongnya dua-duanya terbuang. Tetapi anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula."

    Pengertian ketiga: memakai pakaian tua (‘tambal sulam’). Ini menyangkut dengan nikah. Jadi kita diundang ke pesta, harus memperhatikan: penggembalaan (jangan memakai pakaian asing, tetapi harus tergembala dengan benar dan baik), pelayanan (jangan memakai pakaian kotor, tetapi memakai pakaian bersih dan indah), nikah juga harus diperhatikan.

    Ay 21 => ‘lalu makin besarlah koyaknya’ => jika semakin bertambah besar koyaknya, maka akan menjadi telanjang.
    Ay 22 => jadi pakaian ini ada kaitannya dengan anggur. Anggur berkaitan dengan nikah.

    Kita seringkali memakai pakaian tua (‘tambal sulam’).

    Pakaian tua (kain tua) = kain lara adalah


    • kebenaran diri sendiri:


      1. kebenaran diluar alkitab (diluar pengajaran yang benar). Alkitab mengatakan tidak boleh, tetapi dibilang boleh, itulah kain tua. Jika melayani tetapi memakai kain tua (kebenaran sendiri), maka akan robek dan telanjang. Masakan kita datang ke pesta Raja, memakai pakaian yang robek-robek sampai telanjang? Dulu saat pestanya Wijaya, ada yang di stop (tidak boleh masuk) oleh oom Donald; kami menikah di Delta. Karena saya dulu mengajar di SMA Petra di Surabaya, jadi waktu itu ada murid Petra yang ke Mall dan melihat ada pesta nikah => ‘siapa itu yang menikah? Pak Wijaya, itu guru saya, saya mau masuk’. Pakaiannya mungkin lumayan, tetapi pakai sandal. Kemudian oom Donald mengatakan => ‘tidak boleh’. Akhirnya oom Donald mengatakan kepada saya kalau ada murid-murid mau masuk’. Lalu saya bertanya => ‘Mana? Ya, itu murid-murid saya, sudah suruh masuk saja’. Itu pestanya Wijaya, apalagi pesta Raja, tentu akan dijaga. Semoga kita dapat mengerti.


      2. Kita berbuat dosa, tetapi tidak mengaku, bahkan menyalahkan orang lain. Ini bagaikan memakai pakaian tua saat ditutupi dengan pakaian baru, bahkan bertambah robek. Contohnya seperti Yudas: saat murid bertanya => ‘siapa TUHAN yang menyerahkan Engkau’ TUHAN menjawab => ‘siapa yang mencelupkan roti dalam pinggan bersama Aku, dialah itu’.

        Lalu Yudas berkata => ‘bukan aku, TUHAN’, ini berarti Yudas menyalahkan (menuding) kesebelas murid yang lainnya. Kebenaran diri sendiri ini dimulai di rumah tangga antara suami istri. Menikah tetapi tidak sesuai Firman, itu sudah termasuk kebenaran sendiri. Hati-hati kaum muda, permulaan menikah jangan sampai tidak sesuai Firman. Contohnya:


        • alkitab bilang => ‘masuk dalam nikah yang suci’, tetapi nikahnya sudah tidak suci dan ternoda. Itulah pakaian tua.
        • alkitab bilang => ‘tidak boleh menikah antara terang dengan gelap’ tetapi dilanggar. Itulah pakaian tua (kebenaran sendiri).
        • alkitab bilang => ‘kawin cerai tidak boleh’, tetapi dibolehkan, karena masih muda dan bermacam-macam alasannya. Itulah pakaian tua (kebenaran sendiri).


      3. Sampai, menutupi dosa dengan cara menyalahkan TUHAN (menyalahkan pengajaran yang benar). Semakin ditutupi, semakin telanjang. Kain yang tua, jika ditambal dengan kain yang baru, akan semakin robek, sampai telanjang. Semoga kita dapat mengerti.


      Inilah ‘banyak yang dipanggil (banyak yang diundang), tetapi sedikit yang dipilih’. Kita sudah mendengar Kabar Mempelai, puji TUHAN, kita sudah diundang: mulai dari bisa percaya, baptisan air, baptisan Roh Kudus, melayani. Ini sudah memenuhi undangan, tetapi sayang, seringkali sembarangan pakaiannya: memakai pakaian asing (tidak tergembala), pakaian kotor (jahat dan malas, mengejar upah, durhaka dll), pakaian tua (kebenaran sendiri dan kenajisan).


    • Kenajisan (dosa makan minum dan kawing mengawinkan) juga termasuk dalam pakaian tua.


      1. Dosa makan minum: merokok, mabuk, narkoba.
      2. Dosa kawin mengawinkan: dosa percabulan, dosa seks dengan berbagai ragamnya, penyimpangan seks (homoseks, lebian, seks pada diri sendiri), nikah yang salah atau tidak memenuhi persyaratan dalam Alkitab (kawin cerai, kawin mengawinkan). Itulah pakaian tua (Kebenaran sendiri dan kenajisan), yang akan dicampakan oleh TUHAN. Semoga kita mengerti.

Kita masih bersyukur, sudah memakai pakaian asing, pakaian kotor, pakaian tua, sebenarnya kita tidak langsung dicampakkan kedalam kegelapan (tidak langsung dihukum), tetapi masih diberikan kesempatan oleh TUHAN (ditanya oleh TUHAN).

Matius 22: 11, 12,
11. Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta.
12. Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja.

Ay 12 => ‘Tetapi orang itu diam saja’ => inilah kesalahannya.

Jadi raja bertanya (tidak langsung menangkap dan melempar orang yang tidak berpakaian pesta) => ‘mengapa kamu masuk ke pesta dengan tidak berpakaian pesta?’ = mengapa pakaianmu kotor, pakaianmu tua, pakaianmu asing? Ini sekarang menunjuk pekerjaan Firman penggembalaan (Firman pengajaran yang benar, yang diulang-ulang, yang menunjukkan keadaan kita, kesalahan kita, dosa-dosa kita). Ini merupakan kemurahan TUHAN. Coba, kalau satu kali ditanya tetapi diam saja, maka habis sudah. Inilah perbedaannya dengan penggembalaan, kalau didalam penggembalaan masih diulang-ulang. Kita jangan berkata => ‘mengapa Firman selalu diulang-ulang lagi, Wahyu 1: 10-12’.

Kalau hanya satu kali ditanya (tidak diulang), seperti pohon ara yang dipinggir jalan (orang Kristen yang tidak tergembala), sehingga tidak berbuah dan TUHAN berkata => ‘terkutuklah’. Tetapi pohon ara yang ditanam di kebun anggur (tergembala), sekalipun sudah tiga tahun tidak berbuah, lalu saat mau dipotong => ‘jangan TUHAN, berikanlah kesempatan TUHAN, supaya dapat berbuah’ (ada penjaganya). Dalam penggembalaan, itu diulang-ulang untuk diberikan kesempatan, Misalnya: saat ada Firman yang diulang-ulang tentang jangan merokok, biasanya mengamuk, lalu diulang lagi (ditanya lagi), sampai akhirnya dapat melembut. Kalau sudah bisa menjawab => ‘ampunilah saya’ Ini berarti sudah selamat.

Hanya seorang gembala yang dapat mengulang-ulang Firman, orang lain tidak akan bisa. Saat Firman diulangi, bertambah maju dsb, itulah karunia seorang gembala. Dalam Wahyu 1: 10-12, sudah berapa kali kita membaca, Firman diulangi lagi itu seperti ayam berkokok tetapi tidak pernah bosan dan tidak ada yang protes => ‘mengapa tidak berbunyi yang lain saja, tetap bunyi kukuruyuk’. Jadi Firman penggembalaan itu penuh kemurahan dan belas kasihan TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.

Sekeras dan setajam apapun Firman penggembalaan yang diulang-ulang, yang menunjukkan dosa, kenajisan, kesalahan kita itu merupakan kemurahan TUHAN untuk menolong kehidupan kita. Firman penggembalaan itu menunjukkan kesalahan dan keadaan kita => ‘mengapa tidak berpakaian pesta? Mengapa berbuat dosa? dsb’, lalu berupa tegoran => ‘berhenti’ dan ini berupa nasihat dari TUHAN.

2 Timotius 4: 2, Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.

Jadi isi dari Firman penggembalaan (Firman pengajaran yang diulang-ulang) adalah:

  • Menyatakan dosa, kesalahan dan keadaan kita, supaya kita bisa menyadari dan mengakui, sehingga diampuni.
  • Sesudah itu, menegor, supaya berhenti atau bertobat. Seringkali kita sudah mengaku dosa, besok masih berbuat dosa lagi. Kalau sudah mau menerima tegoran, maka firman menjadi nasehat. Jika tidak mau ditegor, tetap bertahan pada dosa (setelah mengaku, berbuat dosa lagi), maka tegoran akan bertambah keras.
  • Firman menjadi nasihat (menjadi lembut):


    • Nasihat supaya kita tetap hidup benar dan suci.
    • Nasihat yang juga merupakan jalan keluar dari segala masalah. Ada yang mengatakan => ‘didalam Firman pengajaran, tidak ada mujizat’, Siapa yang mengatakan didalam Firman pengajaran tidak ada mujizat? orang sakit kanker disembuhkan dsb, banyak terjadi mujizat, tetapi kita tidak pernah menggembar-gemborkan hal itu.

Mengapa tidak terjadi mujizat? karena Firman berupa tegoran tetapi dosa terus disimpan dan diulangi lagi. Kalau dosa sudah diselesaikan, pasti ada nasihat. Jadi di dalam penggembalaan masih ada kesempatan.

Semestinya, jawaban (sikap) atas pertanyaan raja adalah mengaku dan jangan ‘diam saja’. Jika salah kepada TUHAN, mengaku kepada TUHAN. Jika salah kepada sesama (istri, suami, sesama hamba TUHAN, sesama zangkoor), mengaku kepada sesama. Kita mengaku sejujur-jujurnya kepada TUHAN (vertikal) dan sesama (horisontal). Jika diampuni jangan berbuat dosa lagi, sehingga kita merasakan kemurahan, belas kasihan, anugerah TUHAN.

Jika diam saja artinya:

  • Tidak mau mengaku dosa, menyimpan dosa, bahkan menyalahkan orang lain.
  • Marah, tersinggung karena Firman menunjukkan dosanya.

Tidak mengaku dosa, marah, ini sama dengan menolak kemurahan TUHAN dan kalau sudah menolak kemurahan TUHAN, maka tidak ada jalan lain dan harus dicampakkan kedalam kegelapan yang paling gelap (masa depan yang gelap di dunia, susah, sampai kebinasaan untuk selamanya). Kaum muda jangan sampai menyimpan dosa! Kalau menyimpan dosa, biarpun saudara pandai, hebat, cepat atau lambat maka akan menuju kearah kegelapan.

Dalam sistem penggembalaan, TUHAN tampil sebagai Gembala Agung, Raja segala raja, untuk memberi kesempatan kepada kita, sehingga kita dapat mengakui dosa-dosa, sampai titik darah penghabisan. Selama kita mau mendengarkan Firman penggembalaan, kita akan terus diberikan kesempatan oleh TUHAN untuk mengakui dosa. Sebagai Contohnya orang yang disalibkan bersama TUHAN YESUS. Dua orang yang disalibkan bersama YESUS, tadinya mereka sama-sama mencela YESUS (‘katanya Juruselamat, ayo selamatkan’) = keras hati, tidak mau mengaku dosa, menyalahkan YESUS dst. Tetapi untunglah, dengan sedikit waktu lagi, mungkin nafasnya sudah tersengal-sengal, salah satu orang yang disalibkan bersama YESUS, bisa mengakui => ‘Engkau tidak salah’ dan disitulah dia berhadapan dengan Sang Raja.

Lukas 23: 40-43,
40. Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: "Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama?
41. Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah."
42. Lalu ia berkata: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja."
43. Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus."

Ay 41 => ‘Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita’ => mengaku bahwa kita yang salah.

Mengaku dosa dengan sejujur-jujurnya dan bertobat (meninggalkan dosa) = menyembah YESUS Sang Raja (Raja segala raja, Mempelai Pria Surga) dengan ‘Haleluya’. Kalau kita tidak mengaku dosa, kita tidak akan dapat menyembah.

Jika kita bisa mengaku dosa (menyembah YESUS Sang Raja, Mempelai pria surga), apa yang kita terima?

  1. Lukas 23: 34, Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya.

    Ay 34 => Pakaian-Nya diberikan.
    Yang pertama: Sang Raja memberikan pengampunan dosa dan pakaian pesta, sehingga kita dapat masuk perjamuan kawin Anak Domba, kita kembali ke Firdaus dan Raja membuka pintu Firdaus bagi kita (‘hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus’).

    Dan kita dapat menyambut kedatangan YESUS ke dua kali di awan-awan permai, masuk perjamuan kawin Anak Domba ALLAH, dengan suara sorak sorai ‘Haleluya’ (Wahyu 19: 6-7) dan pintu Firdaus terbuka bagi kita semuanya. Sekarang ini kita memang belum masuk ke Firdaus, tetapi saat ini kita dapat mengalami suasana Firdaus.

    Mungkin kita seperti penjahat dalam penderitaan, dosa, kegagalan, tangisan, kekuatian, ketakutan, tetapi kalau kita dapat mengakui segala dosa-dosa (menyembah TUHAN), maka kita pulang dengan suasana Firdaus (suasana kebahagiaan dari TUHAN). Biasanya kalau orang mau meninggal itu dalam kekuatiran dan ketakutan. Orang yang masih jauh dari kematian saja bisa ketakutan dan kekuatiran. Dulu saya pernah cerita, cuma sakit tenggorokan saja, terasa dingin, nafas sudah berat => ‘TUHAN, berikanlah saya usia 15 tahun lagi, seperti Raja Hizkia’ Saya berdoa, tetapi tidak tenang karena dalam ketakutan. Akhirnya saya telepon oom Pong ( beliau masih ada) => ‘Pak, malam ini rasanya saya mau mati’ Beliau menjawab => ‘tenang dulu dan berdoa’. Ternyata setelah besok periksa ke dokter cuma sakit infeksi tenggorokan, bukan sakit jantung. Seperti itulah orang yang berada dalam ketakutan, sengsara.


  2. Yesaya 43: 15, 16,
    15. Akulah TUHAN, Yang Mahakudus, Allahmu, Rajamu, yang menciptakan Israel."
    16. Beginilah firman TUHAN, yang telah membuat jalan melalui laut dan melalui air yang hebat,

    Bangsa Israel dalam keadaan terjepit, maju dan mundur tidak bisa, ke kiri dan kanan juga tidak bisa, tetapi saat Musa mengulurkan tongkatnya/ mengulurkan tangan (menyembah Sang Raja), maka Sang Raja membuka pintu di tengah lautan dan firaun binasa.

    Yang kedua: Sang Raja bisa membuka pintu ditengah lautan. Artinya:


    • Sang Raja memberikan jalan keluar dari segala masalah (yang mustahil menjadi tidak mustahil).Mungkin di dunia ini kita menghadapi jalan buntu, mengaku dosa (menyembah sang Raja) adalah jalan tersingkat untuk ditolong oleh TUHAN dan Sang Raja memberikan jalan keluar dari segala masalah = menyelesaikan segala masalah kita, sampai masalah yang mustahil.


    • Sang Raja memberikan masa depan yang indah dan berhasil. Bangsa Israel dapat berangkat ke Kanaan.
    • Sang Raja memakai kehidupan kita dalam kegerakan yang besar yaitu kegerakan Roh Kudus hujan akhir (pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna).


    Jika YESUS datang kembali ke dua kali, kita diubahkan menjadi sama mulia dengan Dia dan kita terangkat di awan-awan permai dengan suara sorak sorai ‘Haleluya’ dan kita bertemu dengan Sang Raja, Mempelai Pria Surga Muka dengan muka. Kita masuk perjamuan kawin Anak Domba, kita kembali ke firdaus dan masuk ke Yerusalem baru (disana tidak ada lagi air mata).

    Wahyu 19: 6, 7,
    6. Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena TUHAN, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
    7. Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.

    Ay 6 => ‘Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak’? dari empat penjuru bumi (dari suku bangsa, bahasa yang berbeda-beda), tetapi hanya ada satu suara yang sama yaitu ‘Haleluya’ . Mempelai (Tubuh Kristus) itu satu suara ‘Haleluya’. Semuanya pasti tahu dan bisa menyebutkan ‘Haleluya’. Waktu saya dan oom Pong di India pada tahun 1993, tidak mengerti bahasanya, tetapi begitu oom Pong bilang => ‘mari kita menyembah dengan ‘Haleluya’. Semuanya (dimana-mana) dapat menyembah dengan ‘Haleluya’.

    Ay 7 => masuk perjamuan kawin Anak Domba, setelah itu masuk firdaus dan Yerusalem Baru untuk selama-lamanya.
    Hanya dengan mengaku dosa (menyembah Sang Raja), maka semuanya bisa seperti jalan di laut bisa dibukakan, jalan ke firdaus bisa dibuka, semuanya bisa dibuka dan tidak ada yang tertutup (tidak ada yang mustahil). Ini semua hanya karena kuasa, kemurahan dan anugerah Sang Raja. Perhatikanlah pakaian kita sekarang ini, kalau pakaian masih asing, masih kotor, masih tua, mari mengaku kepada TUHAN dan menyembah TUHAN, supaya semuanya bisa dibukakan oleh TUHAN dan kita ditolong oleh TUHAN.

TUHAN memberkati kita semuanya.1



Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 10 April 2014 (Kamis Sore)
    ... Dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas. Yesus tampil sebagai Imam Besar dengan tanda yaitu Memakai jubah yang panjangnya sampai di kaki. Dada berlilitkan ikat pinggang dari emas. Pengertian ikat pinggang dari emas ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 20 Oktober 2020 (Selasa Sore)
    ... di kerajaan Sorga juga penghuninya adalah imam dan raja. Wahyu - . Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya . dan mereka akan melihat wajah-Nya dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka. . Dan malam tidak akan ...
  • Ibadah Doa Malang, 09 Oktober 2012 (Selasa Sore)
    ... miskin di dunia. Yesus lahir di kandang milik orang lain. Yesus melayani memakai perahu keledai milik orang lain. Yesus dikuburkan di kuburan milik orang. Harta Yesus satu-satunya adalah salib dan menjadi satu-satunya warisan dari Yesus kepada kita. Yusuf Arimatea memberanikan diri untuk meminta mayat Yesus. Sekarang artinya rela menanggung salib ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 04 Januari 2010 (Senin Sore)
    ... kehidupan yang menolak kabar Mempelai karena mempertahankan dosa. Kalau mempertahankan dosa kehidupan itu tidak akan tahan mendengarkan suara Mempelai. Ibrani - Hasil menjadi sahabat Mempelai adalah kita mengalami penyucian terutama penyucian hati dan pikiran. Matius - Ibrani - selain penyucian hati dan pikiran sendi-sendi juga disucikan. Sendi-sendi hubungan antara tulang ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 05 Juni 2018 (Selasa Sore)
    ... Guru telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa tetapi karena Engkau menyuruhnya aku akan menebarkan jala juga. Dan setelah mereka melakukannya mereka menangkap sejumlah besar ikan sehingga jala mereka mulai koyak. Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan ...
  • Ibadah Doa Malang, 16 September 2021 (Kamis Sore)
    ... antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu. . Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta mereka tidak bercela. Ada tujuh fakta pengikutan terhadap Yesus sampai ke bukit Sion Ayat a Bagaikan desau air bah tidak bisa dibendung diterangkan pada Ibadah Pendalaman Alkitab Malang Agustus sampai ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 11 Juni 2014 (Rabu Sore)
    ... dan hidup yang menang atas maut yang memegang kunci kerajaan maut maka kita tidak pernah masuk ke dalam kerajaan maut tapi kita bisa menerima kunci kerajaan Surga dan hidup kekal. Ini yang harus kita yakini hanya ada Surga dan Neraka tidak ada yang lain. AKU YANG MATI DAN YANG HIDUPMatius - ...
  • Ibadah Tutup dan Buka Tahun, 31 Desember 2012 (Senin Malam)
    ... dari takut secara daging menjadi takut akan Tuhan. Seringkali kita takut akan sesuatu di dunia ini sampai tidak takut akan Tuhan bahkan melawan Tuhan. Ini harus diubahkan. Manusia baru yang memiliki hati yang lembut adalah memiliki perasaan takut akan Tuhan. Praktek takut akan Tuhan Membenci dosa sampai membenci dusta. Amsal . ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 19 November 2012 (Senin Sore)
    ... satuny bentuk kasih Allah adalah memberikan AnakNya yang tunggal kepada kita dengan cuma-cuma Yohanes . Cara memelihara kasih Allah Ibrani - . Peliharalah kasih persaudaraan . Jangan kamu lupa memberi tumpangan kepada orang sebab dengan berbuat demikian beberapa orang dengan tidak diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat. . Ingatlah akan orang-orang hukuman karena ...
  • Ibadah Jumat Agung Surabaya, 06 April 2012 (Jumat Pagi)
    ... Ibrani - . Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita seperti dibiasakan oleh beberapa orang tetapi marilah kita saling menasihati dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat. . Sebab jika kita sengaja berbuat dosa sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.