Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949

Pdt. Jusak Widjaja Hendra - GPTKK, Malang

Puji TUHAN, kita sudah berada dipenghujung tahun 2014 dan akan memasuki tahun 2015 yang akan datang, kita hanya menyerahkan kehidupan kita di dalam Tangan belas kasih kemurahan TUHAN.

Kita belajar pada Kitab Wahyu 2-3 (jemaat di Malang sudah berada pada Wahyu 2: 9-10 dan jemaat di Surabaya sudah berada pada Wahyu 2: 17). Wahyu 2-3 ini tentang tujuh kali percikan darah didepan tabut perjanjian.

Sebenarnya terdapat dua kali tujuh percikan darah:

  1. Tujuh kali percikan darah diatas tutup (diatas tabut perjanjian): sengsara daging yang dialami oleh TUHAN YESUS, sampai mati di kayu salib.
  2. Tujuh kali percikan darah didepan tabut perjanjian (Wahyu 2-3):


    • Penyucian terakhir yang YESUS lakukan kepada tujuh sidang jemaat bangsa kafir (sidang jemaat akhir zaman), supaya tidak bercacat cela, sempurna seperti YESUS = menjadi Mempelai Wanita Surga. Tubuh Kristus = istri = Mempelai Wanita surga.


    • sengsara daging yang kita alami bersama YESUS, supaya kita tidak bercacat cela, sempurna seperti YESUS = menjadi Mempelai Wanita surga yang siap untuk menyambut kedatangan YESUS yang ke dua kali di awan-awan permai. Sesudah itu kita masuk kerajaan seribu tahun damai (Firdaus yang akan datang). Manusia memang diciptakan di Firdaus, tetapi karena berbuat dosa manusia diusir ke dunia, nanti kita akan dikembalikan ke Firdaus lagi (Firdaus yang akan datang = kerajaan seribu tahun damai). Sesudah itu kita masuk kerajaan surga yang kekal, itulah Yerusalem baru (Wahyu 21-22) dan kita selama-lamanya bersama dengan TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.

Tidak terasa, malam ini kita sudah berada dipenghujung tahun 2014 dan kita akan menyambut tahun 2015, berarti satu tahun lebih cepat untuk menyambut kedatangan YESUS yang ke dua kali di awan yang permai. Oleh sebab itu kita harus segera menuju kesempurnaan seperti Dia. Setan atau iblis selalu berusaha menghalangi, supaya kita tidak dapat menjadi sempurna seperti YESUS (tetap cacat cela, ada dosa), sehingga kita akan ketinggalan saat YESUS datang kembali ke dua kali di awan yang permai. Ini berarti, kita binasa dan hancur bersama dunia. Bagaimana caranya menghadapi setan? kita menghadapi setan dengan langkah-langkah percikan darah (sengsara daging bersama YESUS). Ini tidak ada jalan lain! Ada tiga usaha setan untuk menghalangi gereja TUHAN (sidang jemaat akhir zaman) supaya tidak bisa sempurna seperti YESUS.

Tiga usaha iblis akan kita hadapi dengan tiga langkah percikan darah, antara lain:

  1. Kita menghadapi godaan dan paksaan dari iblis. Jadi iblis akan menggoda terlebih dahulu, kalau tidak berhasil, baru setan akan memaksa (‘main paksa’).

    Wahyu 2: 2, 4, 5,
    2. Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta.
    4. Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.
    5. Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.

    Wahyu 2: 1-7 => ini tentang sidang jemaat Efesus (sudah dipelajari baik di Malang mau-pun di Surabaya).
    Ay 2 => ‘Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu’ => TUHAN memuji sidang jemaat Efesus.

    Tetapi di ay 4 => TUHAN mencela, ini berarti ada cacat cela. Inilah yang dikehendaki oleh setan. Biarpun sudah hebat dan dipuji (berjerih payah, tekun dalam penderitaan, tidak mengenal lelah, berkorban), tetapi jika ada cacat cela, maka percuma saja dan akan ketinggalan saat YESUS datang kembali.

    Jadi, godaan dan paksaan iblis adalah lewat dosa-dosa (mencuri, iri hati dan sebagainya), termasuk dosa kebenaran sendiri, sampai dengan puncaknya dosa. Dosa kebenaran sendiri adalah sudah berbuat dosa, tidak mau mengaku dosa, malah menyalahkan orang lain.

    Puncaknya dosa adalah


    • dosa makan minum: merokok, mabuk, narkoba. Inilah yang iblis pancarkan supaya kita bercela.
    • dosa kawin mengawinkan: dosa seks dengan berbagai ragamnya baik pandangan, pikiran, perbuatan dan perkataan, penyimpangan seks (homoseks, lesbian), termasuk juga nikah yang salah (kawin campur, kawin cerai, kawin mengawinkan atau seks bebas). Inilah yang akan diperhadapkan kepada kita, saat langkah-langkah penyucian terakhir untuk kita menjadi sempurna seperti YESUS. Semoga kita dapat mengerti.


    Godaan dan paksaan iblis lewat dosa-dosa sampai puncaknya dosa, mengakibatkan sidang jemaat Efesus (sekarang kita semuanya) kehilangan kasih mula-mula = kehilangan kasih ALLAH lewat kurban Kristus = kehilangan penebusan (tanda darah hilang).

    Jika kehilangan penebusan, akibatnya adalah


    • hidup dalam kutukan (telanjang) = letih lesu, berbeban berat, susah payah, air mata. Setelah Adam dan Hawa berbuat dosa, mereka telanjang dan diusir kedalam dunia (hidup dalam kutukan).


    • jatuh kedalam lubang yang dalam (Wahyu 9 ‘lubang jurang maut’ ), bergaul dengan roh jahat dan roh najis di tempat yang gelap (gelap hidupnya). Begitu roh jahat dan najis yang bagaikan belalang-belalang keluar, maka bumi menjadi gelap. Tadi, jika kaki dian diambil, maka menjadi gelap (Wahyu 2: 5).


    • sampai sempurna dalam kejahatan dan kenajisan, menjadi mempelai wanita iblis (Babel) yang akan dibinasakan untuk selama-lamanya.


    Inilah pertama yang akan kita hadapi dalam langkah-langkah menuju kesempurnaan, menuju perjamuan kawin Anak Domba (Kedatangan YESUS ke dua kali di awan-awan), sampai ke firdaus, bahkan ke surga. Tadi, di dalam kitab Wahyu 2 mulai ayatnya yang ke 2, supaya kita waspada, sebab sidang jemaat Efesus kelihatan hebat diluar (tekun, luar biasa), tetapi sebenarnya kehilangan kasih yang mula-mula (kehilangan penebusan) dan yang ada hanyalah dosa-dosa sampai puncaknya dosa. Semoga kita dapat mengerti.

    Kita menghadapi godaan dan paksaan iblis lewat dosa sampai puncaknya dosa dengan langkah-langkah percikan darah (langkah salib) = langkah-langkah kasih mula-mula (kembali kepada kasih mula-mula) = langkah-langkah penebusan. Terutama kita sebagai sidang jemaat bangsa kafir harus mendapatkan penebusan.

    Keluaran 13: 13, Tetapi setiap anak keledai yang lahir terdahulu kautebuslah dengan seekor domba; atau, jika engkau tidak menebusnya, engkau harus mematahkan batang lehernya. Tetapi mengenai manusia, setiap anak sulung di antara anak-anakmu lelaki, haruslah kautebus.

    Ay 13 => ‘keledai ’= bangsa kafir. Simson mengatakan kepada bangsa Filistin ‘aku menghajar bangsa keledai’. Sehebat apapun kita, kita semuanya hanyalah seperti keledai dihadapan TUHAN. Sehebat apapun bangsa kafir, jika tanpa penebusan, itu sama dengan keledai yang lahir untuk dipatahkan lehernya (‘jika engkau tidak menebusnya, engkau harus mematahkan batang lehernya’), ini berarti tidak ada hubungan dengan TUHAN. Kepala = TUHAN, tubuh = kita, leher = hubungan Kepala dengan tubuh. Jika lehernya patah, maka Kepala dengan tubuh tidak ada hubungan lagi.

    Tidak ada hubungan dengan TUHAN, artinya lahir untuk mati dan binasa selamanya. Jangan bangga dengan kehebatan kita, sebab bangsa kafir tidak berharga apa-apa dihadapan TUHAN. Oleh sebab itu dalam Keluaran 13: 13, kalau keledai lahir, maka domba harus disembelih (dombanya mati dan keledainya hidup). Jika domba tidak disembelih, maka keledainya yang mati. Ini harus pilih salah satu! Jadi, bangsa kafir atau keledai harus ditebus dengan Darah Anak Domba (Darah YESUS) = menerima kasih mula-mula, sehingga dapat hidup kekal untuk selama-lamanya.

    Yohanes 19: 31-34,
    31. Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib--sebab Sabat itu adalah hari yang besar--maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan.
    32. Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus;
    33. tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya,
    34. tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air.

    Ay 31 => waktu YESUS disalibkan bersama dua penjahat itu menjelang hari sabat. Pada hari sabat tidak boleh ada mayat yang tergantung. Kalau di kayu salib ada yang masih hidup, maka dipatahkan kakinya supaya cepat mati dan cepat dikuburkan.

    Ay 32 ?waktu datang ke penjahat pertama dan kedua, mereka belum mati, sehingga kakinya dipatahkan kakinya, supaya cepat mati.
    Ay 33, 34 => karena YESUS sudah mati, maka Kaki-Nya tidak dipatahkan tetapi Lambung- Nya yang ditombak.

    YESUS sudah mati dengan empat luka utama, dua di Tangan dan dua di Kaki untuk menebus bangsa Israel (umat pilihan TUHAN) dari dosa-dosa sampai puncaknya dosa (untuk menyelamatkan bangsa Israel). Kalau luka bilur-bilur dan mahkota duri di Kepala YESUS, kegunaannya untuk hal yang lain. Luka dua di Tangan dan dua di Kaki, itu untuk penebusan bangsa Israel. Semoga kita dapat mengerti.

    Karena YESUS sudah mati dan Kaki-Nya tidak dipatahkan, maka mereka menikam Lambung YESUS dengan tombak, sehingga keluar darah dan air. Inilah luka yang kelima, luka yang terbesar dan terdalam (tombak dengan paku, lebih besar tombak dan lebih dalam tombak) untuk menebus bangsa kafir dari dosa-dosa sampai puncaknya dosa (untuk menyelamatkan Bangsa Kafir). Darah dan air inilah kasih yang mula-mula bagi kita semuanya.

    Bangsa kafir harus kembali kepada tanda darah dan air di lambung YESUS, sebab pada tahun 2015 iblis menghadang kita dengan dosa sampai puncaknya dosa yang lebih hebat lagi baik lewat tontonan, bacaan, pergaulan yang tidak baik, bahkan sampai juga di desa, di kota, di kantor dsb). Hati-hati kaum muda, orang tua! Kita langkahkan kaki dengan langkah-langkah kasih mula-mula (langkah penebusan).

    Tanda darah, pada tabernakel ini menunjuk medzbah korban bakaran, ini menunjukkan bertobat. Seandainya kita sampai dipenghujung tahun 2014 masih merokok, mabuk, narkoba (dosa makan minum), dalam dosa percabulan, nikah yang salah (dosa kawin mengawinkan) harus sudah berhenti (bertobat). Cukup sampai malam ini saja.

    Jadi, langkah percikan darah ini sama dengan sengsara daging untuk bertobat. Bertobat adalah berhenti berbuat dosa dan kembali kepada TUHAN (mati terhadap dosa). Dosa apa saja harus berhenti, dosa korupsi, menyontek, dosa kebenaran sendiri dan sebagainya.

    Tanda air, artinya:


    • baptisan air yang benar. Kita sengsara daging untuk masuk baptisan air yang benar, sebab ada baptisan air yang tidak benar. Seperti, ada banyak bahtera, tetapi hanya bahtera Nuh saja yang menyelamatkan. Banyak baptisan air, tetapi hanya satu baptisan air yang benar/yang menyelamatkan.


    • Baptisan air yang benar adalah kita yang sudah mati terhadap dosa (bertobat) harus dikuburkan dalam air bersama YESUS, sehingga bangkit bersama YESUS (keluar dari air bersama YESUS) untuk mendapatkan hidup baru, itulah hidup surgawi.


    • air kehidupan dari surga = baptisan Roh Kudus. Sesudah baptisan air, kita sengsara daging untuk mengalami baptisan Roh Kudus, supaya kita juga mengalami hidup baru, itulah hidup surgawi. Contohnya: dengan banyak menyembah TUHAN, berpuasa dan sebagainya.


    Jadi, langkah percikan darah adalah sengsara daging untuk masuk baptisan air yang benar dan masuk baptisan Roh Kudus yang benar = sengsara daging untuk lahir baru dari air dan Roh, sehingga kita mengalami hidup baru, itulah hidup surgawi. Hidup surgawi adalah hidup dalam kebenaran = hidup dari iman (kebenaran itulah iman). Kalau kita menyatakan hidup dari iman, tetapi korupsi, itu berarti bukan hidup dari iman!

    Hidup dari iman adalah hidup dari mendengarkan Firman ALLAH. Contohnya: Abraham hanya hidup dari mendengarkan Firman ALLAH dan bukan dari melihat. Abraham taat kepada TUHAN untuk meninggalkan rumah bapaknya, Abraham taat untuk menyembelih anaknya sendiri. Kalau dari melihat, maka tidak akan dapat hidup benar. Langkah percikan darah adalah sengsara untuk hidup dalam kebenaran, inilah yang dapat melawan godaan dan paksaan iblis. Contohnya: tidak mau korupsi uang satu Milyar, karena mempertahankan hidup benar. Langkah kebenaran, memang harus sengsara daging. Semoga kita dapat mengerti.

    Kalau hidup dari iman (hidup dalam kebenaran), hasilnya adalah


    • Yesaya 32: 17, Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya.

      Hasil pertama: kita mengalami damai sejahtera, ketenangan dari surga ditengah angin badai di lautan dunia, sehingga semuanya menjadi enak dan ringan. Sekalipun kaya, hebat, tetapi jika ada dosa, pasti letih lesu, beban berat. Yang membuat letih lesu, beban berat, bukanlah kaya atau miskin, tetapi ada dosa atau tidak. Contohnya: jemaat Makedonia, sekali-pun mereka miskin, tetapi mereka dapat memberi dan berbahagia. Jika dosa yang merupakan beban terberat dibuang, maka hidup kita menjadi enak dan ringan. Semoga kita dapat mengerti.

      Mungkin tahun 2015 merupakan tahun yang berat, tetapi kalau mau melangkah dengan langkah penebusan, langkah hidup dalam kebenaran, maka semuanya akan enak dan ringan. Yang tidak benar, harus dibuang, sebab itulah yang membuat berat. Enak dan ringan, itu berarti tidak ada kutukan lagi (tidak ada letih lesu).


    • Mazmur 37: 25, 26,
      25. Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti;
      26. tiap hari ia menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, dan anak cucunya menjadi berkat.

      Ay 25 => ‘orang benar’ => bukan orang yang kaya dan lain-lain.
      Langkah percikan darah memang mengerikan, sengsara daging untuk bertobat, sengsara daging untuk baptisan air, sengsara daging untuk baptisan Roh Kudus, dan langkah hidup dalam kebenaran, yang tidak benar, kita tidak akan mau, baik di lalu lintas dan dimanapun juga.

      Hasil kedua: diberkati dan dipelihara oleh TUHAN sampai ke anak cucu dan bisa menjadi berkat (memberi):


      • bisa memberi untuk pekerjaan TUHAN,
      • bisa menjadi berkat bagi orang lain (bisa memberi untuk sesama yang membutuhkan). Inilah kita mendapatkan pakaian putih yang berkilau-kilau = pakaian kebajikan = pakaian Mempelai.


      Dulu Adam dan Hawa berbuat dosa, telanjang dan hidup dalam kutukan, tetapi kalau sekarang kita hidup benar, kutukan hilang (damai), enak dan ringan, diberkati dan menjadi berkat, pakaian dikembalikan (ada pakaian putih berkilau-kilau).

      Wahyu 19: 8, Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" (Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.)

      Ay 8 => ‘Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus’ => segala kebajikan orang suci (dalam alkitab terjemahan lama).
      Perbuatan kebajikan (perbuatan baik) itulah memberi = pakaian putih berkilau-kilau = pakaian Mempelai Wanita, sehingga kita dapat mencapai kesempurnaan (mencapai tahap atau taraf Mempelai Wanita) dan tidak telanjang lagi. Semoga kita dapat mengerti.

      Kalau sudah memiliki pakaian putih berkilau-kilau, kita dapat masuk ke Firdaus. Jika sidang jemaat Efesus kembali kepada kasih mula-mula, maka akan dikembalikan ke Firdaus. Inilah janji TUHAN.


    • Wahyu 2: 7, Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah."

      Hasil ketiga: kita hidup bersuasanakan firdaus, sekalipun dunia berada dalam suasana kutukan (susah payah). Suasana Firdaus itu bukan melihat, tetapi dari mendengarkan. Selama Adam dan Hawa mendengarkan Firman, mereka berada di dalam suasana Firdaus. Begitu mata Hawa melihat (bukan dari iman lagi), dia digoda oleh ular untuk memakan buah yang dilarang oleh TUHAN, sehingga ia jatuh dalam kutukan dan menjadi tidak benar.

      Kaum muda perhatikan! mau dalam jodoh atau dalam apapun juga, jangan dari melihat tetapi mendengarkan Firman. Sebab begitu melihat, dapat jatuh dalam lubang yang dalam. Biarlah kita hidup dari mendengarkan Firman (hidup dari iman), itulah suasana Firdaus! Kalau melihat anak, suami, istri, saudara kita dapat jatuh. Kalau Abraham melihat anak saat diperintahkan TUHAN untuk menyembelih anaknya, maka Abraham juga akan jatuh.


  2. Kita menghadapi jemaah iblis dan pribadi iblis. Diwakili oleh sidang jemaat Smirna.

    Wahyu 2: 9, 10,
    9. Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu--namun engkau kaya--dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis.
    10. Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.

    Ay 9 => ‘jemaah iblis’.
    Ay 10 => ‘Sesungguhnya Iblis = pribadi iblis sendiri.
    Kita menghadapi jemaah iblis lewat fitnah, dusta, gosip-gosip yang tidak benar dan sebagainya. Jika sidang jemaat TUHAN banyak menggosip (apalagi bergosip soal hamba TUHAN), dusta, fitnah (yang benar menjadi tidak benar dan sebaliknya), maka menjadi jemaah iblis. Kalau ada fitnahan, kita melawan, berarti kita menjadi tidak sempurna. “Saya dulu salah, saat ada fitnahan, malah melawan (‘mana, ayo buktikan?’), tetapi sekarang kalau ada fitnahan, diam dan tenang saja”. Semoga kita dapat mengerti.

    Kita menghadapi pribadi iblis lewat pencobaan disegala bidang, kesusahan, kesengsaraan, penjara, celaka dan mara bahaya yang datang tiba-tiba, aniaya antikrist dan menghadapi maut. Jadi, jemaah iblis dan pribadi iblis membuat anak TUHAN, pelayan TUHAN, hamba TUHAN tidak setia, bahkan tinggalkan ibadah pelayanan. Inilah maksudnya! Semoga kita dapat mengerti.

    Matius 25: 26, 30
    26. Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam?
    30. Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."

    Karena gosip-gosip, pencobaan, kita menjadi tidak setia, meninggalkan ibadah pelayanan, sampai menjadi hamba yang jahat dan malas, sehingga dicampakkan kedalam kegelapan yang paling gelap, itulah neraka (kematian yang kedua). Kalau sudah malas, pasti jahat. Misalnya: awalnya suka mendengarkan gosip-gosip, lama-lama juga akan bergosip. Semoga kita dapat mengerti.

    Wahyu 2: 10, Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.

    Kita harus menghadapi jemaah iblis dengan pribadi iblis, dengan langkah-langkah percikan darah yaitu setia sampai mati = setia sampai kedatangan TUHAN YESUS kedua kali = setia sampai garis akhir. Semoga kita dapat mengerti.

    Setia sampai mati artinya


    • Sengsara daging untuk setia dalam penggembalaan yang baik dan benar. Tadi, seharusnya keledai yang lahir dipatahkan lehernya dan mati, tetapi karena sudah ditebus, hidup benar, maka dia dapat hidup dalam suasana firdaus. Sekarang, keledai (bangsa kafir) harus setia sampai mati (setia dalam penggembalaan).

      Kejadian 49: 11, Ia akan menambatkan keledainya pada pohon anggur dan anak keledainya pada pohon anggur pilihan; ia akan mencuci pakaiannya dengan anggur dan bajunya dengan darah buah anggur.

      Keledai harus tertambat kepada pokok anggur yang benar, artinya:


      • tergembala pada Firman pengajaran yang benar (Pribadi YESUS),
      • setia atau bertekun dalam kandang penggembalaan. Yang belum bertekun, harus bertekun pada tahun mendatang. Kandang penggembalaan = ruangan suci. Terdapat tiga macam alat di dalam ruangan suci:


        1. Pelita emas: ketekunan dalam ibadah raya. Ini persekutuan dengan Allah Roh Kudus didalam karunia-karunia Nya.
        2. Meja roti sajian: ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab dan perjamuan suci. Ini persekutuan dengan anak Allah didalam Firman pengajaran yang benar dan kurban Kristus.


        3. Medzbah dupa emas: ketekunan dalam ibadah doa penyembahan. Ini persekutuan dengan Allah Bapa didalam kasih Nya.


      Inilah kandang penggembalaan, mulai dari saya sebagai gembala harus setia dalam penggembalaan yang benar dan baik. Betapa bahayanya kita yang memiliki kesempatan untuk beribadah, tetapi tidak beribadah. Betapa mengerikannya godaan dan paksaan setan, terlebih lagi terhadap jemaah iblis dan pribadi iblis (pencobaan, celaka, fitnah gosip). Hadapilah dengan tergembala dengan benar dan baik hari-hari ini.

      Yesaya 29: 11, 12,
      11. Ia akan menambatkan keledainya pada pohon anggur dan anak keledainya pada pohon anggur pilihan; ia akan mencuci pakaiannya dengan anggur dan bajunya dengan darah buah anggur.
      12. Matanya akan merah karena anggur dan giginya akan putih karena susu.

      Jika tergembala dengan benar dan baik, hasilnya adalah kita mengalami penyucian =>


      • hati disucikan dari keinginan jahat dan keinginan najis,
      • pakaian disucikan, sehingga menjadi perbuatan-perbuatan benar dan suci.
      • mata atau pandangan disucikan, sehingga menjadi pandangan yang rohani, yaitu mengutamakan TUHAN (mengutamakan Firman pengajaran yang benar).


      • mulut (‘gigi ’) disucikan, menjadi perkataan-perkataan yang benar dan baik. Inilah yang membuat tertawa atau bahagia (‘gigi kelihatan’). Kalau perkataan dusta, bergosip, membuat hidup susah. Kalau sudah bergosip, apalagi menggosipkan Firman pengajaran yang benar atau hamba TUHAN yang benar, kalau tidak dicabut, maka hanya tinggal menuai akibatnya dan sampai satu waktu tidak salah lagi dalam perkataan.

        Yakobus 3: 2, Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.

        tidak bersalah dalam perkataannya’ = sempurna seperti Dia. Jadi didalam penggembalaan (tiga macam ibadah) tubuh, jiwa, roh kita sempurna seperti Dia.


    • Sengsara daging untuk setia di dalam nikah rumah tangga. Jika sudah setia dalam penggembalaan (digembalakan dengan benar dan baik) dan disucikan dari hati sampai mulut, maka kita dapat sengsara daging untuk setia dalam nikah. Jika sudah disucikan, maka:


      • suami akan mengasihi istri seperti diri sendiri (tidak berlaku kasar),
      • istri akan tunduk kepada suami dalam segala hal,
      • anak akan taat dengar-dengaran kepada orang tua,
      • kakak dan adik saling mengasihi (bukan saling membenci).


      Jika hal diatas sudah terjadi, maka tidak akan terjadi pengkhianatan (perselingkuhan), kekerasan, pertengkaran, perceraian dalam nikah rumah tangga dan tidak terjadi pemberontakan anak terhadap orang tua. Cikal bakalnya adalah setia sampai mati di dalam penggembalaan terlebih dahulu. Kalau sudah disucikan dalam penggembalaan, maka setia dalam nikah rumah tangga (termasuk dalam pacaran) akan lebih mudah. Kalau najis, tidak akan dapat setia. Jangan berpikir => ‘kalau diberi yang najis, dia akan lekat kepada saya’. Ini tidak akan bisa! Tidak pernah ada kesetiaan diluar dari kesucian. Kalau pacaran sudah mengarah pada yang tidak suci, jangan dilanjutkan, sebab itu gambaran dari ketidaksetiaan (pengkhianatan). Semoga kita dapat mengerti.

      Jika sudah tidak ada lagi pengkhianatan, maka rumah tangga menjadi ‘home sweet home’ = tempat yang paling dirindukan di dunia. Dulu ketika kami belum menikah, rumah saya berada di desa, tidak ada listrik dan sebagainya. Sekalipun saya sudah berada di kota Surabaya, tetapi jika ada waktu sekalipun hanya sedikit, perjalanan yang paling menyenangkan adalah perjalanan menuju ke rumah. Suami yang bekerja di kantor akan cepat-cepat menyelesaikan tugasnya (rapat berdua tidak akan mau) dan ingin pulang. Istri yang bekerja, ingin pulang. Anak-anak juga ingin pulang. Itulah ‘home sweet home’. Semoga kita dapat mengerti.


    • Sengsara daging untuk setia dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN.
      Matius 25: 21, Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

      Setia dan baik dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN. Setia artinya tidak mau dihalangi dan tidak bisa dihalangi. Baik artinya


      • dengan hati nurani yang baik, yaitu tanpa pamrih = tidak menuntut sesuatu,
      • dengan perbuatan yang baik, yaitu tidak merugikan sesama. Didalam rumah TUHAN atau dalam ibadah jangan sampai merugikan sesama. Saya pernah ke Israel, kemudian ada salah satu pemuda yang sama sekali tidak mau dibaptis, sekalipun sudah mengikut TUHAN selama bertahun-tahun. Dia sudah menjadi pemain piano disebuah gereja besar di suatu kota, tetapi tidak mau dibaptiskan, sehingga ibunya menjadi sedih. Waktu mereka berangkat ke Israel diberitahu kalau ada baptisan di sungai Yordan, dia tetap tidak mau. Untunglah, ada kesempatan kebaktian di bus dan saya yang berkotbah, waktu itu Firman TUHAN tentang baptisan. Akhirnya dia meminta uang dua belas dollar kepada ibunya, untuk ikut baptisan. Mendengar perkataan anaknya itu, ibunya sampai seperti mau pingsan. Akhirnya dia dibaptiskan.Tetapi ketika, saya datang lagi ke tempat itu, ada berita yang kurang baik lagi, anak ini malah tidak mau ke gereja, karena bisnis dengan sesama anggota gereja. Ibunya bilang ‘kami paling takut kalau berbisnis dengan sesama anak TUHAN, lebih baik berbisnis dengan orang diluar TUHAN’ Ini karena perbuatan yang tidak baik, Bagaimana kita sebagai pelayan TUHAN? Kita harus setia dan baik, setia melayani dengan perbuatan-perbuatan yang baik, tidak merugikan sesama, bisa menjadi berkat bagi sesama.


      • dengan perkataan baik,
      • dengan nama baik (melayani dengan nama yang baik).


      Jika melayani dengan setia dan baik, hasilnya adalah:


      • dipercaya dalam perkara yang besar = kita dipakai dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna, seperti keledai yang ditunggangi oleh YESUS menuju kota Yerusalem baru, Kota terang (bukan gelap lagi), sehingga kita memiliki masa depan yang terang (yang berhasil, indah dan baik). Jika malas dan jahat, akan dicampakkan kedalam tempat yang gelap. Kita semuanya harus bergantung sepenuhnya kepada TUHAN (jangan bergantung kepada anak, orang tua), kalau TUHAN mau menunggangi kita, maka Dia akan bertanggung jawab atas kehidupan kita. Semua jalurnya berasal dari TUHAN, TUHAN dapat menggerakkan siapapun juga (anak, bahkan orang lain juga). Kita tidak saling bergantung, tetapi hanya bergantung sepenuhnya kepada TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.


      • Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu’ = kita mengalami langkah-langkah kebahagiaan TUHAN (kebahagiaan surga) ditengah dunia yang sudah sulit, susah payah. Sampai kita masuk perjamuan kawin Anak Domba saat YESUS datang kembali ke dua kali di awan-awan permai. Inilah puncak kebahagiaan!


      • Wahyu 2: 10 (‘Ini janji TUHAN kepada jemaat di Smirna’) Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.

        kita mendapatkan mahkota kehidupan/mahkota Mempelai (kita menjadi Mempelai Wanita TUHAN), sehingga kita mengalami hidup kekal selama-lamanya (kematian kedua tidak akan bisa menjamah kita). Melayani TUHAN itu suatu perlombaan, jadi harus cepat menjadi keledai yang ditunggangi oleh TUHAN. Kita tidak akan rugi melayani TUHAN, sebab nanti berakhir dengan mendapatkan mahkota kehidupan.


  3. Kita menghadapi tahta iblis.
    Ini usaha iblis yang terakhir. Diwakili oleh sidang jemaat Pergamus.
    Wahyu 2: 13-15
    13. Aku tahu di mana engkau diam, yaitu di sana, di tempat takhta Iblis; dan engkau berpegang kepada nama-Ku, dan engkau tidak menyangkal imanmu kepada-Ku, juga tidak pada zaman Antipas, saksi-Ku, yang setia kepada-Ku, yang dibunuh di hadapan kamu, di mana Iblis diam.
    14. Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam, yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat zinah.
    15. Demikian juga ada padamu orang-orang yang berpegang kepada ajaran pengikut Nikolaus.

    Tahta iblis ini ditampilkan lewat pengajaran palsu, yaitu


    • ajaran Nikolaus: mengumpulkan orang banyak dengan menghalalkan segala cara (dengan cara-cara dunia sehingga banyak orang yang berkumpul),
    • ajaran Bileam: mengajarkan upah yang jasmani. Ajaran Nikolaus dan ajaran Bileam ini saling bekerja sama, jika orang banyak dikumpulkan maka uangnya juga banyak. Oleh sebab itu dalam ibadah persekutuan pada malam ini (termasuk ibadah kunjungan), tidak ada kolekte.


    • ajaran Izebel (pada jemaat Tiatira). Wahyu 2: 20 Tetapi Aku mencela engkau, karena engkau membiarkan wanita Izebel, yang menyebut dirinya nabiah, mengajar dan menyesatkan hamba-hamba-Ku supaya berbuat zinah dan makan persembahan-persembahan berhala.

      Ajaran Izebel adalah:


      • wanita boleh mengajar dimana ada laki-laki.
      • wanita boleh memerintah laki-laki. Doakan kami yang ada di GPT ini, sudah ada usaha-usaha kesana. Saya sudah dengar nanti akan dibawa ke Mubes. Mari kita mohon kepada TUHAN. Pada 1 Timotius 2, dijelaskan bahwa ‘wanita berdiam diri dimana ada laki-laki’.
        1 Timotius 2: 12-14,
        12. Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar dan juga tidak mengizinkannya memerintah laki-laki; hendaklah ia berdiam diri
        13. Karena Adam yang pertama dijadikan, kemudian barulah Hawa.
        14. Lagipula bukan Adam yang tergoda, melainkan perempuan itulah yang tergoda dan jatuh ke dalam dosa.


      Ada juga yang mencontoh Debora pada perjanjian lama, tetapi ini sudah digenapi di dalam perjanjian baru. Dulu pada perjanjian lama ‘tidak boleh memakan babi’, tetapi sudah digenapi perjanjian baru ‘boleh makan babi’, dan pada akhirnya yang di dalam perjanjian baru yang di pakai. Debora katanya melayani dalam perjanjian lama, sekarang dalam perjanjian baru ‘wanita tidak boleh mengajar dan memerintah laki-laki’ (bukan tidak boleh melayani), lalu yang mau dipakai yang perjanjian lama. Lalu saya katakan, ‘nanti yang laki-laki protes juga, dulu pada perjanjian lama boleh menikah lebih dari satu, jadi silahkan istri mengajar di gereja dan aku menikah lagi saja’.

      Jadi, yang diambil yang perjanjian baru. TUHAN berkata kepada Hawa ‘semua buah pohon di taman boleh kamu makan buahnya dengan bebas kecuali satu’, artinya wanita boleh melayani apa saja, kecuali satu, yaitu tidak boleh memerintah dan mengajar laki-laki. Laki-laki itu sebagai kepala atas wanita. Jika wanita diam/tunduk, berarti laki-laki menjadi kepala, maka YESUS yang menjadi kepala dalam ibadah. Jika wanita mengajar, berarti laki-laki tidak menjadi kepala, maka YESUS tidak menjadi kepala dan ularlah yang menjadi kepala. Semoga kita dapat mengerti.


    • ajaran Farisi: ajaran tentang kawin cerai. Ini sudah diperbolehkan atau disahkan.
    • ajaran Saduki: ajaran yang mengajarkan setelah hidup, lalu mati begitu saja seperti binatang (setelah mati habis perkara). Tidak percaya adanya roh, malaikat. Akhirnya, mereka hidup dalam dosa kawin mengawinkan, seks bebas, homoseks, lesbian dan lain sebagainya. Sekarang ini, homoseks minta dikawinkan dan harus diberkati di gereja. Saya ingat betul pada tahun 2009 waktu ke Amerika Serikat, ini sudah dibuat semacam RUU dan sudah banyak negara bagian yang setuju. Dulu ada seorang hamba TUHAN datang untuk minta didoakan, kalau RUU ini disetujui, maka pendeta yang tidak mau menikahkan (menumpangi tangan) homoseks, dia yang akan dipenjara. Ini sudah terjadi di negara Kristen. Bayangkan, bagaimana kita menghadapi tahta iblis yang mengerikan. Menghadapi godaan saja mengerikan, menghadapi jemaah iblis dan pribadi iblis juga mengerikan, lebih mengerikan lagi kalau menghadapi tahta iblis.


    • Penyembahan palsu. Pengajaran palsu mendorong penyembahan palsu (penyembahan kepada antikris).

Kita menghadapi tahta iblis dengan langkah-langkah percikan darah yaitu sengsara daging agar tidak menyangkal iman.

Wahyu 2: 13, Aku tahu di mana engkau diam, yaitu di sana, di tempat takhta Iblis; dan engkau berpegang kepada nama-Ku, dan engkau tidak menyangkal imanmu kepada-Ku, juga tidak pada zaman Antipas, saksi-Ku, yang setia kepada-Ku, yang dibunuh di hadapan kamu, di mana Iblis diam.

Sengsara daging agar tidak menyangkal iman, artinya

  • sengsara daging untuk tetap berpegang teguh dan taat dengar-dengaran kepada Firman pengajaran yang benar. Ini memang sengsara, mungkin kita akan dikucilkan, diejek dan sebagainya.


  • sengsara daging untuk tetap menyembah YESUS sebagai Raja segala raja, Mempelai Pria Surga dengan kata ‘Haleluya ’ seperti di surga. Kita di bumi juga menyembah YESUS dengan kata ‘Haleluya ’ seperti di surga (Wahyu 19: 6-7). Semoga kita dapat mengerti.

Kita dihari-hari ini akan diperhadapkan dengan pengajaran palsu dan penyembahan palsu seperti:

  • Daniel diperintahkan harus menyembah raja.
  • Sadrakh, Mesakh, Abednego diperintahkan harus menyembah patung.

Pengajaran palsu dan penyembahan palsu harus kita lawan dengan tidak menyangkal iman. Jika berpegang teguh kepada pengajaran yang benar, taat dengar-dengaran, menyembah dalam penyembahan yang benar, kita tidak akan menjadi tahta iblis, tetapi kita menjadi takhta TUHAN.

Wahyu 4: 3, Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan zamrud rupanya.

Ada pelangi di takhta.

Yehezkiel 1: 28, Seperti busur pelangi, yang terlihat pada musim hujan di awan-awan, demikianlah kelihatan sinar yang mengelilinginya. Begitulah kelihatan gambar kemuliaan TUHAN. Tatkala aku melihatnya aku sembah sujud, lalu kudengar suara Dia yang berfirman.

Pelangi itulah kemuliaan TUHAN. Kita harus berpegang teguh kepada pengajaran yang benar dan taat dengar-dengaran, seperti YESUS yang taat sampai mati di kayu salib. Kita taat sampai daging tak bersuara, seperti Abraham yang taat untuk menyembelih anaknya sendiri.

Kita menjadi takta TUHAN, dimana ada pelangi kemuliaan TUHAN. Biarpun ada iblis yang mengganggu kita, tetapi ada pelangi kemuliaan TUHAN. Jadi, tahun 2015 adalah tahun percikan darah, langkah-langkah kehidupan kita harus benar-benar dalam percikan darah. Tetapi ingat! tahun 2015 juga merupakan tahun pelangi (tahun mujizat TUHAN).

Kegunaan pelangi kemuliaan TUHAN adalah

  1. Kejadian 9: 13-15,
    13. Busur-Ku Kutaruh di awan, supaya itu menjadi tanda perjanjian antara Aku dan bumi.
    14. Apabila kemudian Kudatangkan awan di atas bumi dan busur itu tampak di awan,
    15. maka Aku akan mengingat perjanjian-Ku yang telah ada antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup, segala yang bernyawa, sehingga segenap air tidak lagi menjadi air bah untuk memusnahkan segala yang hidup.

    segenap air tidak lagi menjadi air bah untuk memusnahkan segala yang hidup’ = ada perlindungan TUHAN atas kehidupan kita dari segala serangan iblis, segala celaka mara bahaya, dan juga dari hukuman TUHAN.


  2. jika ada pelangi kemuliaan TUHAN, sekalipun mendung, maka mujizat akan terjadi. Tahun percikan darah = tahun mujizat. Langkah percikan darah = langkah mujizat.

    Yohanes 11: 38-41,
    38. Maka masygullah pula hati Yesus, lalu Ia pergi ke kubur itu. Kubur itu adalah sebuah gua yang ditutup dengan batu.
    39. Kata Yesus: "Angkat batu itu!" Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada-Nya: "TUHAN, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati."
    40. Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?"
    41. Maka mereka mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata: "Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku.

    Ay 39 => Lazarus sudah mati empat hari.
    Ay 40 => ‘engkau akan melihat kemuliaan Allah ’= ada pelangi kemuliaan ALLAH.
    Jika ada pelangi kemuliaan ALLAH, maka di situ terjadi mujizat. Keluarga ini mengasihi TUHAN dan TUHAN juga mengasihi mereka, tetapi mereka diijinkan menghadapi percikan darah (‘mendung gelap’). Saat mereka memberikan kabar tentang Lazarus sakit kepada YESUS (berdoa), tetapi tidak dijawab, malah YESUS tinggal selama dua hari di kota lain. Akhirnya setelah Lazarus mati selama empat hari, YESUS baru datang.

    Ini tidak terlambat, selama kita menjadi takhta TUHAN, hidup benar, setia, berpegang teguh dan taat dengar-dengaran, ditambah dengan menyembah TUHAN (menyerah sepenuh, percaya dan mempercayakan diri sepenuh kepada TUHAN), maka ada pelangi kemuliaan TUHAN yang tidak akan pernah terlambat.

Terjadi mujizat-mujizat:
mujizat yang rohani, yaitu keubahan hidup:

  1. saat batu penutup kubur mau diangkat, Marta melarangnya, karena sudah berbau busuk. Ini menunjuk hati keras. Hati keras diubahkan menjadi hati yang lembut, yaitu jujur = dibuka apa adanya, mengakui apa yang busuk. Di akhir tahun ini akuilah semua kebusukan-kebusukan seperti


    • Kebusukan secara pribadi akan diselesaikan oleh TUHAN, sehingga kita dapat hidup benar dan suci.
    • Kebusukan dalam nikah rumah tangga akan dipulihkan oleh TUHAN, sehingga nikah rumah tangga berada dalam kebenaran, kesucian dan kesatuan.


  2. ditambah dengan, ‘percayalah kepada TUHAN dan jangan bimbang sedikitpun’ = percaya kepada TUHAN. jika mujizat rohani (jujur dan percaya) terjadi, maka mujizat jasmani pasti terjadi, yaitu:


    • Kebusukan jasmani baik dalam ekonomi, kuliah, kesehatan, semuanya akan dipulihkan, ditolong dan diselesaikan oleh TUHAN.
    • Lazarus yang sudah mati selama empat hari dibangkitkan, artinya: kemustahilan menjadi tidak mustahil.

Yang terakhir, langkah-langkah hidup kita adalah langkah-langkah mujizat =

  • Jika kita hidup benar, itulah langkah penebusan.
  • Jika kita setia, itulah langkah kesetiaan.
  • Jika kita taat dengar-dengaran dan menyembah TUHAN, itulah langkah mujizat. Sampai jika YESUS datang kembali yang ke dua kali, kita diubahkan menjadi sama mulia dengan Dia dan kita akan terangkat di awan-awan yang permai. Kita bersama dengan Dia untuk selama-lamanya.

Jangan takut terhadap langkah percikan darah, sebab dimana ada percikan darah disitu ada pelangi kemuliaan TUHAN, sehingga mujizat-mujizat pasti terjadi di tahun yang akan datang. Kita akan menghadapi iblis dengan tiga usahanya, tetapi ALLAH Tritunggal akan selalu melindungi kita dengan pelangi kemuliaannya dan selalu mengadakan mujizat untuk menolong kita.

TUHAN memberkati kita semuanya.1



Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Doa Malang, 01 Maret 2016 (Selasa Sore)
    ... boleh menggunakan sarana bekerja bersekolah dll tetapi yang menentukan adalah tangan Tuhan. Bagaimana bisa hidup dalam tangan Tuhan Yohanes - Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak ...
  • Ibadah Raya Malang, 14 Agustus 2011 (Minggu Pagi)
    ... kehidupan yang baik dan dipakai Tuhan namun ada sesuatu yang tersembunyi dan hanya kuasa Firman Pengajaran serta Perjamuan Suci yang bisa menunjukkannya. Istilah Bukan aku ya Tuhan Matius adalah kesempatan yang baik untuk mengoreksi diri sendiri dan menyelesaikan dosa-dosa sampai dengan dosa-dosa yang tersembunyi. Mengapa kita harus menyelesaikan dosa-dosa sampai dosa yang ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 05 Juli 2012 (Kamis Sore)
    ... jugalah dua orang dursila duduk menghadapinya dan mereka harus naik saksi terhadap dia dengan mengatakan Engkau telah mengutuk Allah dan raja. Sesudah itu bawalah dia ke luar dan lemparilah dia dengan batu sampai mati. Hal ini seperti juga yang dialami oleh Nabot di mana ladang anggur Nabot mau diganti dengan ...
  • Ibadah Doa Malang, 20 September 2018 (Kamis Sore)
    ... TUHAN Allah dari manusia itu dibangun-Nyalah seorang perempuan lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. Hawa gambaran istri dari tulang rusuk . Tulang rusuk adalah untuk melindungi bagian tubuh yang lemah. Jadi kedudukan istri sangat penting yakni menanggung kelemahan suami dan anak-anak lewat penundukan taat kepada suami serta tekun mendoakan lewat doa ...
  • Ibadah Doa Semalam Suntuk Session I Malang, 14 Oktober 2010 (Kamis Malam)
    ... dari Tuhan . binatang buas di darat itulah nabi palsu dengan roh dusta dan ajaran-ajaran palsu yang mengakibatkan anak Tuhan gugur dari iman dan binasa selamanya. Musuh dari dalam daging dengan segala keinginan dan hawa nafsunya yang membuat kita tidak taat dengar-dengaran bahkan menentang firman Tuhan. Daging inilah yang harus kita ...
  • Ibadah Raya Malang, 22 Oktober 2017 (Minggu Pagi)
    ... roh sehingga bisa hidup dalam kebenaran dan menjadi senjata kebenaran beribadah melayani Tuhan dengan setia dan benar. Maut kematian rohani yaitu terpisah dari Tuhan hidup dalam dosa enjoy dalam dosa sampai puncaknya dosa. Maut kematian kedua yaitu neraka selamanya. Yehezkiel - Hai anak manusia kalau sesuatu negeri berdosa kepada-Ku dengan berobah ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 24 Februari 2010 (Rabu Sore)
    ... adalah menutup pintu ay. hubungan pribadi dengan Tuhan tidak dipengaruhi oleh faktor luar. Ini merupakan hubungan hati ke hati dengan Tuhan. Istilah menutup pintu kita pelajari juga jika ditinjau dari Tabernakel. Ada kali kesempatan berdoa dalam tabernakel di Halaman ditunjukkan oleh Mezbah Korban Bakaran. Untuk masuk halaman kita harus melalui ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 16 Juni 2014 (Senin Sore)
    ... mereka lari sembunyi tidak ada kemampuan untuk kembali pada Tuhan sehingga Tuhan memanggil. Kalau dibiarkan akan binasa. Oleh sebab itu Tuhan memanggil kita untuk MEMBENARKAN kita menyelamatkan kita. Orang berdosa rusak tidak bisa dipakai oleh Tuhan dan tidak boleh melayani Tuhan. Karena itu kalau rusak perlu dipanggil dan dibenarkan dulu. Tanda-tanda kebenaran keselamatan ...
  • Ibadah Doa Malang, 02 November 2010 (Selasa Sore)
    ... dan Gembala Agung sehingga kita dituntun sampai ke tahta kemuliaan bersama Dia. Matius Tetapi apabila engkau berpuasa minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu Secara jasmani tanda berpuasa yang benar adalah tidak makan dan tidak minum. Secara rohani tanda berpuasa yang benar adalah meminyaki kepala pikiran diurapi oleh Roh Kudus mencuci muka ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 21 Agustus 2016 (Minggu Siang)
    ... makhluk Wahyu . Adapun makhluk yang pertama sama seperti singa dan makhluk yang kedua sama seperti anak lembu dan makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia dan makhluk yang keempat sama seperti burung nasar yang sedang terbang. Kegiatan yang pertama kegiatan memberi dan mengunjungi. Kalau disebut dengan kegiatan sosial istilahnya tidak ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.