Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949

Pdt. Jusak Widjaja Hendra - WR Supratman 4 Sby

Kita masih berada di dalam kitab Wahyu 2-3, dalam susunan tabernakel ini menunjuk tujuh kali percikan darah di depan tabut perjanjian (kita sudah mempelajari beberapa kali) = tujuh surat yang ditujukan kepada malaikat (gembala) dari tujuh sidang jemaat (Wahyu 1: 11). Sekarang artinya, penyucian terakhir yang dilakukan oleh TUHAN terhadap tujuh sidang jemaat, supaya sidang jemaat sempurna, tidak bercacat cela seperti YESUS.

Wahyu 1: 11, katanya: "Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah kitab dan kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, ke Smirna, ke Pergamus, ke Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke Laodikia."

Penyucian terakhir yang dilakukan oleh TUHAN terhadap tujuh sidang jemaat, supaya sidang jemaat sempurna, tidak bercacat cela seperti YESUS. Sekarang ini kita mulai mempelajari satu persatu, dan dimulai dari sidang jemaat Efesus.

Wahyu 2: 1-7,
1. "Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus: Inilah firman dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di tangan kanan-Nya dan berjalan di antara ketujuh kaki dian emas itu.
2. Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta.
3. Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah.
4. Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.
5. Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.
6. Tetapi ini yang ada padamu, yaitu engkau membenci segala perbuatan pengikut-pengikut Nikolaus, yang juga Kubenci.
7. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan

Ay 3 => ini luar biasa.

Pada ayat 1 terdapat dua Penampilan YESUS terhadap sidang jemaat Efesus:

  1. YESUS berjalan diantara ke tujuh kaki dian emas (YESUS berjalan diantara sidang jemaat khususnya Efesus), artinya YESUS sangat memperhatikan dan memperdulikan keadaan sidang jemaat di Efesus baik secara rohani dan secara jasmani. YESUS sangat memperhatikan: YESUS berada ditengah-tengah, berjalan mengelilingi, seperti kita beribadah saat ini, YESUS hadir ditengah-tengah kita. Biarlah ini menjadi keyakinan kita. Sidang jemaat Efesus merupakan sidang jemaat bangsa kafir seperti kita. Jangan sampai kita kecewa, berputus asa dengan sesuatu sebab kita percaya bahwa YESUS sangat memperhatikan dan memperdulikan sidang jemaat. Kalau yang rohani diperhatikan, pasti yang jasmani juga diperhatikan. TUHAN tidak mungkin memakai timbangan palsu (neraca palsu, neraca curang). Justru kita yang seringkali memakai neraca curang.

    Apa arti dari neraca curang? Tidak seimbang. Biasanya yang berat yaitu hal yang jasmani berada dibawah, sedangkan yang ringan/yang rohani berada diatas. Di dalam kitab Maleakhi, TUHAN menegor sebab ada neraca curang (ini juga dituliskan di dalam kitab Amos).

    Tetapi TUHAN memperhatikan keadaan kita baik secara rohani dan secara jasmani. Kalau yang rohani diperhatikan, pasti yang jasmani juga diperhatikan. Kalau kita memperhatikan keadaan rohani kita, maka yang jasmani akan diperhatikan oleh TUHAN. Itu sudah menjadi rumus. TUHAN tidak mungkin menipu kita. Semoga kita dapat mengerti.


  2. 'Dia yang memegang ketujuh bintang itu di Tangan kanan-Nya' = YESUS memegang ketujuh bintang di Tangan Kanan-Nya, artinya YESUS merindukan supaya sidang jemaat Efesus (kita semuanya) tidak jatuh (dipegang oleh Tangan Kanan. Tangan kanan umumnya lebih kuat), tidak ada yang gugur ditengah jalan, bahkan menjadi milik YESUS yang tidak dapat diganggu gugat/direbut oleh siapapun juga. Setan pun tidak dapat merebut. Semoga kita dapat mengerti.

Wahyu 2: 2, 3,
2. Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta.
3. Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah.

YESUS memperhatikan sungguh-sungguh apa yang sudah dikerjakan oleh sidang jemaat dan TUHAN tidak mengecilkan/tidak meremehkan segala pekerjaan yang sudah dilakukan oleh sidang jemaat. Biarpun orang tidak memperhatikan pelayanan kita, bahkan mencela, tetapi TUHAN memperhatikan. TUHAN tidak mengecilkan pekerjaan yang dilakukan sidang jemaat, sebab pekerjaan TUHAN itu mulia, tidak ada yang remeh. Cuma kita yang seringkali mengecilkan, contohnya: kalau berkhotbah, hebat. Kalau mengepel, apa itu? Lempin-EL Kristus Ajaib yang sedang mendengarkan di Malang, perhatikan! Banyak kita dihina => 'Apa itu Lempin-El, hamba TUHAN tetapi diajarkan mengepel' Memang itulah hikmat TUHAN kepada bpk pdt In Juwono alm. Kalau bpk pdt In Juwono gampang saja saat ditanya => 'Mengapa diajarkan mengepel, membersihkan wc?' Bpk pdt In Juwono hanya mengatakan => 'wc itu berapa kotorannya? Paling banyak tiga macam. Kalau Lempin-El tidak dapat membersihkan itu, mana mungkin dapat membersihkan kotoran di hati manusia' Belajar dulu dari situ. Kalau itu sudah bersih, nanti baru bisa. Itulah hikmat TUHAN lewat bpk pdt In Juwono sebagai pendiri Lempin-El Kristus Ajaib.

Jadi mengapa, diajarkan mengepel dll, sebab semua pekerjaan TUHAN itu mulia. Murid saya ada yang sarjana, tetapi diajarkan mengepel => 'ini terlalu!' Bukan! Yang terlalu itu yang berbicara sebab dia tidak tahu bahwa semua pekerjaan TUHAN itu mulia. YESUS tidak mengecilkan, tetapi kita yang mengecilkan. Semua pekerjaan TUHAN itu mulia dihadapan TUHAN, tetapi di ay 4 TUHAN mencela apa yang tidak sesuai. Dicela artinya dikoreksi oleh TUHAN, sebab TUHAN menghendaki supaya kita menjadi milik-Nya yang sempurna.

TUHAN memperhatikan semua yang kita kerjakan, tidak dikecilkan oleh TUHAN, namun kalau ada yang salah, segera dicela/dikoreksi oleh TUHAN, supaya kita menjadi sempurna dan tidak bercacat cela. Mungkin rekan hamba TUHAN, memiliki jemaat masih beberapa orang, tidak mengapa, sebab TUHAN tidak pernah mengecilkan pekerjaan yang kita lakukan untuk TUHAN dan semuanya mulia dihadapan TUHAN.

Wahyu 2: 4, Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.

TUHAN mencela, mengoreksi, menyucikan sidang jemaat Efesus dari kekurangannya yaitu telah kehilangan kasih mula-mula, supaya sidang jemaat Efesus dapat menjadi sempurna, tidak bercacat cela seperti YESUS, menjadi milik YESUS yang tidak dapat diganggu gugat oleh apappun juga. Kekurangannya ditunjukkan (dikoreksi, disucikan) oleh TUHAN. Maksudnya, bukan tidak menganggap lagi pekerjaannya, tidak! Tetapi supaya sidang jemaat Efesus dapat menjadi sempurna, tidak bercacat cela. Semoga kita dapat mengerti.

Kalau Firman mengoreksi, menyucikan pelayanan kita, jangan beranggapan => 'percuma saja, kalau kita melayani' Jangan! Bukan supaya kita putus asa, kecewa, mundur, tinggalkan pelayanan, bukan! Jika kita dikoreksi, supaya kita menjadi sempurna sekalipun lewat percikan darah. Namanya percikan darah, berarti sengsara bagi daging dan juga sengsara di batin (perasaan daging). Seperti YESUS saat disalibkan, dagingnya sengsara, perasaan dagingnya juga sengsara (Dia harus mati terkutuk, padahal Dia tidak berbuat dosa). Itulah percikan darah ! Semoga kita dapat mengerti.

Jadi tidak boleh ada cacat cela sedikitpun dan supaya kita menjadi sempurna, tidak bercacat cela seperti YESUS dan menjadi milik-Nya yang tidak dapat diganggu gugat oleh apapun juga. Kasih mula-mula adalah kasih ALLAH lewat korban Kristus (salib Kristus). Di dunia ini tidak ada kasih, kasih itu hanya berasal dari kasih ALLAH Bapa di surga.

Lalu bagaimana kasih itu dapat diturunkan ke dunia? Inilah namanya kasih mula-mula. Jadi kesimpulannya, penyucian sidang jemaat Efesus adalah supaya kembali kepada kasih mula-mula (kasih dari korban Kristus). Inilah kekurangan sidang jemaat Efesus. Penyucian sidang jemaat Efesus, berarti juga sidang jemaat bangsa kafir itulah kita semua, yaitu supaya kita kembali kepada kasih mula-mula. Nanti ada sembilan pekerjaan sidang jemaat Efesus. Semoga TUHAN bukakan untuk diterangkan kelebihan-kelebihan sidang jemaat Efesus => 'kamu tekun ....dst' Ini diakui oleh TUHAN. Tetapi kalau tanpa kasih mula-mula, semuanya sia-sia, tidak ada gunanya, bahkan menuju kebinasaan. Tanpa kasih berarti tidak kekal. Sebab itu TUHAN mengoreksi sidang jemaat Efesus untuk kembali kepada kasih yang mula-mula.

Praktik kembali kepada kasih yang mula-mula:

  1. Kita beribadah melayani TUHAN dengan taat dengar-dengaran. Ini seperti melakukan pekerjaan TUHAN seperti sidang jemaat Efesus, tetapi dengan taat dengar-dengaran kepada perintah TUHAN. Perintah TUHAN merupakan Firman pengajaran yang benar (Firman keluar dari mulut TUHAN). Firman pengajaran yang benar yaitu tertulis di alkitab, itu sebabnya kita harus taat dengar-dengaran.

    Perhatikan! YESUS taat sampai mati di kayu salib, itulah kasih mula-mula. Untuk memberikan kasih-Nya kepada kita, YESUS harus taat sampai mati di kayu salib. Demikian juga dengan kita. Kalau kita menerima kasih mula-mula, maka kita akan beribadah melayani TUHAN dengan taat dengar-dengaran kepada perintah TUHAN (Firman pengajaran yang benar).

    Matius 7: 21-23,
    21. Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
    22. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
    23. Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

    Ay 21 => 'melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga' => inilah taat dengar-dengaran.
    Hamba TUHAN, pelayan TUHAN yaitu kehidupan yang tunduk/taat dengar-dengaran terhadap Firman pengajaran yang benar = orang melakukan kehendak TUHAN (bukan kehendaknya sendiri). Kalau TUHAN yang perintahkan => 'kamu harus begini' Kerjakan (kita yang mengerjakan). Semoga kita dapat mengerti.

    Ay 22 => inilah bentuk-bentuk pelayanan yang hebat, seperti jemaat Efesus yang memiliki sembilan kehebatan dan TUHAN akui semuanya. TUHAN perhatikan => 'kamu tekun, sabar menderita ...' Dalam ayat ini kalau sepintas kita lihat, ini luar biasa (ada mujizat-mujizat).

    Hamba TUHAN, pelayan TUHAN yaitu kehidupan yang taat dengar-dengaran kepada perintah TUHAN (Firman pengajaran yang benar) = melakukan kehendak TUHAN, maka pintu surga akan terbuka. Puncak keberhasilan dalam ibadah pelayanan yaitu sampai pintu surga terbuka.

    Matius 7: 21, Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga'

    Ay 21 => 'akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga' => pintu surga terbuka.
    Jadi orang yang melakukan kehendak Bapa, inilah yang akan masuk dalam kerajaan surga. Semoga kita dapat mengerti.

    Saya selalu mengatakan => 'saya percaya, kalau pintu surga terbuka (puncak keberhasilan), maka di dunia juga ada keberhasilan. Pintu-pintu di dunia juga akan dibukakan oleh TUHAN' Inilah ketaatan! Kita juga akan berhasil di dunia, jangan sampai berhenti disitu saja, tetapi sampai puncak keberhasilan (pintu surga terbuka bagi kita semuanya). Inilah ibadah pelayanan, harus ada tanda kasih mula-mula, yaitu taat dengar-dengaran (YESUS taat sampai mati di kayu salib). Pada ay 22 => 'kami bernubuat, mengusir setan, mengadakan mujizat' Tetapi kalau tidak taat dengar-dengaran kepada Firman pengajaran yang benar atau tidak sesuai dengan Firman pengajaran yang benar, maka akan ditolak oleh TUHAN. Itu sebabnya kita harus berhati-hati.

    Ibadah pelayanan yang kelihatan hebat, tetapi kalau tidak taat dengar-dengaran kepada Firman pengajaran yang benar atau tidak sesuai dengan Firman pengajaran yang benar (tidak sesuai dengan alkitab), ini disebut pembuat kejahatan. Mungkin kita berkata => 'saya melayani TUHAN' Padahal sedang berbuat jahat. Oleh sebab itu kalau kita belajar tentang tahbisan dalam kitab Keluaran 29, Harun ditahbiskan ada korban lembu, juga ada korban makanan (roti tidak beragi, itulah Firman pengajaran yang benar). Jadi harus sesuai, tidak dapat seenaknya. Coba untuk orangnya atau siapa yang boleh melayani? Seperti membangun gedung gereja ini, seharusnya yang membangun adalah tukang bangunan (tukang batu, tukang kayu). Kalau tukang batagor yang membangun, jangan-jangan batanya digoreng. Tidak bisa seenaknya, sebab dapat menjadi pembuat kejahatan.

    Seringkali di rumah TUHAN pelayanan itu dianggap ringan oleh sdang jemaat dengan meminta kepada gembala supaya anaknya disuruh untuk melayani supaya bertobat'. Ini tidak bisa, sebab tidak sesuai dengan kehendak TUHAN. Bertobat dahulu, baru melayani TUHAN, itulah yang sesuai. Mari kita periksa; Bagaimana dia hidup benar? Bagaimana kebenaran nikahnya? Semuanya diperiksa, supaya sesuai dengan alkitab (bukan sesuai dengan Widjaja). Setelah itu baru diakui oleh TUHAN. Tetapi kalau tidak sesuai dengan alkitab, biarpun semua manusia mengakui, pendeta mengakui => 'dahsyat, luar biasa, dipakai TUHAN' TUHAN hanya geleng-geleng dan mengatakan 'pembuat kejahatan' sehingga diusir oleh TUHAN. Ingat, waktu Adam dan Hawa tidak taat, mereka diusir oleh TUHAN. Istilah diusir oleh TUHAN, berarti pintu surga tertutup dan pintu di dunia juga tertutup. Mari! kita tinggal memilih.

    Efesus kelihatannya hebat (seperti di Matius juga kelihatan hebat), tetapi tanpa kasih mula-mula (tanpa ketaatan), berarti pembuat kejahatan dan di usir oleh TUHAN (pintu surga ditutup, pintu firdaus ditutup, pintu-pintu di dunia juga tertutup bagi kita semuanya). Semoga kita dapat mengerti.

    Inilah praktik yang pertama. Penyucian sidang jemaat Efesus yaitu kembali kepada kasih mula-mula. Kita semua saat ini, disucikan untuk kembali kepada kasih mula-mula. Praktik pertama, taat dengar-dengaran.


  2. Roma 12: 11, Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.

    Ay 11 => jika diberikan bahasa yang lugas, yaitu setia dan berkobar-kobar (menyala-nyala) dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN.
    Kasih yang mula-mula, itulah kasih yang menyala-nyala. Dulu kurban binatang penghapus dosa, yaitu binatang-binatang kurban yang disembelih, kemudian dagingnya dibakar di mezbah kurban bakaran dengan api yang menyala-nyala. Sekarang menunjuk Kurban Kristus. Dalam ibadah, kita tidak perlu lagi membawa binatang kurban, sebab semuanya sudah digenapkan oleh Kurban Kristus.

    Praktik kedua: setia dan berkobar-kobar (semangat menyala-nyala) dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN. Setia, tetapi juga semangat. Jangan setia datang, tetapi di gereja untuk tidur (mengantuk), capek, jangan! Ada yang berkobar-kobar (semangat sekali) saat datang, setelah itu tidak datang lagi (berapa lama tidak datang-datang), tidak boleh! Harus ada ke duanya, yaitu setia dan berkobar-kobar. Istilah berkobar-kobar itu seperti api yang menyala-nyala pada mezbah kurban bakaran (semangat yang menyala-nyala).

    Hati-hati, semangatnya jangan sampai semangat emosi (emosi daging, ambisi daging, keinginan daging). Nanti bisa bertengkar! Darimana semangat yang benar?

    Yesaya 50: 4, Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid.

    Ay 4 => 'Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid' => murid berarti ada pengajaran.
    'supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru' => dengan pengajaran aku dapat memberi semangat baru.

    Murid berkaitan dengan pengajaran yang benar (mendengarkan pengajaran yang benar). Kita bersekolah untuk yang benar. Kalau tidak benar ajarannya; 2 + 2 = 4, 001 => 'tidak apa-apa, selisih sedikit' Akhirnya tidak lulus-lulus. Jangan mau, harus benar. Kalau di sekolah ada diktatnya (2 + 2 = 4). Sedangkan di gereja (pengajaran yang benar), ada alkitabnya. Sebab itu baca alkitab, kalau tidak cocok jangan mau (sekalipun katanya seribu pendeta, jangan mau), nanti tidak lulus. Hati-hati! Ini supaya kita sungguh-sungguh mengerti.

    Jadi semangat yang baru berasal dari pemberitaan Firman pengajaran yang benar.

    Inilah yang membuat kita bersemangat. Ini adalah semangat oleh Firman pengajaran yang benar. Kesetiaan dan semangat yang menyala-nyala berasal dari dorongan Firman pengajaran yang benar. Jangan yang lain! Kalau dorongannya dari yang lain (diberikan uang, mencari jodoh dsb), itulah api asing dan binasa seperti Nadab dan Abihu, mereka ini pelayan TUHAN (imam-imam), tetapi menggunakan api asing, akhirnya mereka mati disambar api. Jangan sampai dorongan kita berasal dari perkara-perkara lain (perkara jasmani). Kalau dorongan supaya kita setia dan semangat menyala-nyala (setia dan semangat itu satu) berasal dari Firman pengajaran yang benar, itu benar-benar dari TUHAN dan tidak akan pernah padam untuk selama-lamanya.

    Firman (pengajaran) itu kekal. Kalau setia dan semangat yang menyala-nyala didorong oleh pengajaran yang benar, maka ibadah pelayanan kita menjadi kekal selamanya, tidak akan pernah berhenti di tengah jalan. Tetapi kalau didorong dengan yang lain (perkara jasmani, uang, kedudukan, jodoh, dijanjikan pekerjaan dll), itulah api asing dan akan mati/padam (mati pelayanan, mati rohani atau kering rohani, bahkan sampai kematian ke dua itulah kebinasaan selamanya). Semoga kita dapat mengerti.

    Inilah kembali kepada kasih yang mula-mula dan praktek yang sederhana saat ini, yaitu kembali kepada:


    • ketaatan. Taat kepada pengajaran/alkitab/perintah TUHAN.
    • kemudian, setia dan berkobar-kobar = setia menyala-nyala bagaikan api pada mezbah kurban bakaran yang didorong oleh Firman pengajaran yang benar. Dalam Efesus 5, YESUS sebagai Kepala (Suami, Mempelai Pria) dan kita sebagai tubuh (isteri, Mempelai Wanita). Kalau dinyatakan dalam pelayanan mempelai, istilah setia dan berkobar-kobar atau menyala-nyala (maafkan) = sangat bergairah (berahi). Mohon maaf ini dalam pikiran yang suci (dalam perkara rohani); kita sebagai Mempelai Wanita harus sangat bergairah atau berahi (setia dan berkobar-kobar) untuk beribadah dan melayani YESUS sebagai Mempelai Pria Surga. Yang namanya sangat bergairah atau berahi, tidak akan dapat dihalangi oleh apapun juga. Semoga kita dapat mengerti.


    Kalau tidak bergairah, mungkin datang tetapi 'loyo' (malas), lalu datang-tidak datang, hati-hati! Kalau itu anak kita, suami kita, isteri kita jangan didukung. Contohnya:


    • Mungkin suami kita => 'aku malas ke gereja' kita jangan mendukung!
    • Mungkin anak kita => 'Saya kuliah, capek, aku tidak ke gereja saja. Jangan didukung!


    Kalau sudah tidak bergairah dalam ibadah pelayanan, nanti pasti berahi kepada yang lain. Seringkali kita terpancing perasaan, emosi daging => 'Ya sudah, kasihan dia ... dari kuliah ... jarak jauh' Inilah terpancing perasaan daging, sehingga mengarahkan kepada gairah yang lain.

    Roma 1: 27, Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka.

    Ay 27 => 'menyala-nyala dalam berahi' => ini dalam arti yang najis.
    Kalau yang tadi dalam arti kesucian, kita Mempelai Wanita harus sangat bergairah (menyala-nyala dalam berahi) untuk beribadah dan melayani YESUS sebagai Mempelai Pria Surga, sehingga tidak dapat dihalangi oleh apapun (tidak dapat diputuskan oleh apapun). Semoga kita dapat mengerti.

    Tetapi dalam ayat ini, kalau kehidupan hamba TUHAN, pelayan TUHAN tidak setia berkobar-kobar lagi dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN, maka akan menyala-nyala dalam berahi, yaitu menuju pada dosa makan minum dan kawin mengawinkan. Inilah berahi terhadap Babel.

    Dosa makan minum:


    • merokok,
    • mabuk,
    • nakorba. Akan mengarah ke


    Dosa kawin mengawinkan (maaf):


    • dosa seks dengan berbagai ragamnya, sampai penyimpangan seks (seperti dalam ayat 27, laki-laki dengan laki-laki, wanita dengan wanita, seks terhadap diri sendiri),


    • nikah yang salah (kawin cerai, kawin mengawinkan). Kalau kepada TUHAN tidak bergairah lagi, maka akan bergairah (menyala-nyala) kepada yang lain (Babel). Semoga kita dapat mengerti.


    Inilah kekurangan dari sidang jemaat Efesus. TUHAN sudah memperhatikan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh sidang jemaat Efesus dan diakui semuanya oleh TUHAN, namun ada kekurangannya, yaitu tanpa kasih mula-mula (tanpa ketaatan, tanpa setia berkobar-kobar). Mari kembali kepada ketaatan, dan kepada setia berkobar-kobar, inilah kembali pada kasih yang mula-mula. Supaya kita tetap setia berkobar, maka setiap hamba TUHAN, pelayan TUHAN (setiap imam) harus masuk dalam kebaktian pendalaman alkitab dan perjamuan suci. Ini dalam tabernakel ditunjukkan oleh alat meja roti sajian. Mengapa meja roti sajian menunjuk pada ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab? Pada meja roti sajian terdapat duabelas roti yang disusun menjadi dua bagian, masing-masing enam buah sesusun (6-6). Angka 66 menunjuk alkitab (pengajaran yang benar). Lalu bagaimana dengan perjamuan sucinya? Roti dalam Yohanes 6 'inilah Tubuh-Ku' Jadi roti menunjuk Tubuh Kristus. Lalu dimana darahnya? Meja roti sajian merupakan satu-satunya alat yang terdapat korban curahan. Mari kita baca ayatnya karena ini bible study, supaya jelas. Setiap alat penjelasannya harus jelas.

    Keluaran 25: 29, Haruslah engkau membuat pinggannya, cawannya, kendinya dan pialanya, yang dipakai untuk persembahan curahan; haruslah engkau membuat semuanya itu dari emas murni.

    Ay 29 => 'Haruslah engkau membuat pinggannya' => pada meja roti sajian ada pinggannya.
    'yang dipakai untuk persembahan curahan' => persembahan curahan itu anggur.

    Keluaran 25 mulai ayat 23 ini tentang meja roti sajian.

    Pada meja roti sajian ada korban curahan dari anggur, inilah menunjuk Darah YESUS. Jadi sudah lengkap; ada Firman pengajaran (66 kitab dalam alkitab), itulah roti. Roti juga menunjuk Tubuh Kristus dan ada korban curahan yang menunjuk Darah YESUS. Jadi meja roti sajian adalah ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci. Untuk apa? Untuk makan. Dalam kebaktian pendalaman alkitab dan perjamuan suci, kita makan makanan yang sejati dari TUHAN (yang memberikan kekuatan baru). Kalau makan, maka ada kekuatan. Kalau tidak makan nanti pingsan. Banyak kali kita melayani tetapi tidak penah makan, sehingga pingsan.

    Demikian juga makanan yang rohani. Firman pengajaran dan perjamuan suci memberikan kekuatan baru bagi kita atau memberikan gairah baru kepada kita untuk setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN. Mengapa memakai kata 'baru' (kekuatan baru, gairah baru)? Seringkali saya juga ditegor => 'mengapa memakai istilah Firman pengajaran yang benar, mengapa tidak Firman pengajaran saja?' Sebab ada yang tidak benar (YESUS Sendiri mengatakan ada yang tidak benar). Hati-hati! Juga selalu memakai istilah persekutuan yang benar? Sebab ada persekutuan yang tidak benar.

    Memakai kata 'baru'? Sebab hari Sabat, roti pada meja roti sajian diambil dan dimakan, kemudian diganti dengan roti yang baru. Jadi pada meja roti sajian (kebaktian pendalaman alkitab), harus merupakan Firman yang baru, selalu ada pembukaan Firman. Kalau ada pembukaan Firman dalam kebaktian pendalaman alkitab dan kita makan, tidak perlu disuruh (didorong-dorong), pasti ada gairah baru untuk melayani TUHAN. Kita yang sudah 'loyo-loyo' lalu makan Firman pengajaran dan perjamuan suci, maka menjadi kuat lagi (ada kekuatan yang baru lagi), tidak pernah mundur, bahkan sampai kekal selamanya (sampai kedatangan TUHAN). Selalu ada gairah yang baru (selalu berahi), ada kekuatan yang baru untuk melayani TUHAN. Disinilah kuncinya! Semoga kita dapat mengerti.

    Harus makan. Kalau tidak makan, dapat pingsan dan mati. Makanan harus baru, supaya kekuatannya baru (gairah yang baru). Kalau makanannya lama (tidak ada makanan yang baru), nanti malah muntah. Kita tidak akan loyo, terus setia berkobar-kobar beribadah melayani TUHAN sampai garis akhir, yaitu sampai meninggal dunia, sampai kedatangan YESUS yang ke dua kali, bahkan sampai selama-lamanya. Nanti kita ditakhta surga tetap beribadah melayani dan menyembah TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.

    Inilah yang kedua. Kita kembali pada kasih yang mula-mula, dengan praktik taat, setia berkobar-kobar. Ada gairah untuk melayani TUHAN. Yang sudah loyo, dan malas mari kita mohon kepada TUHAN supaya kita dikembalikan pada kasih yang mula-mula. Kalau tidak, akan dicela oleh TUHAN. Mungkin diakui oleh TUHAN, tetapi kalau tanpa kasih mula-mula, menjadi sia-sia. 'Aku mencela' ini berarti ada cacat cela. Biarpun orang mengatakan => 'dahsyat gedungnya, ac nya luar biasa' Tetapi kalau ada cacat cela (tidak sempurna), saat TUHAN datang akan ketinggalan. Oleh sebab itu TUHAN menegor (TUHAN tunjukkan cacat cela), mungkin sakit bagi daging, tetapi supaya kita sempurna. Semoga kita mengerti.


  3. Jujur. Jujur = berdiri diatas Kurban Kristus. Jujur artinya 'ya katakan ya, tidak katakan tidak' (benar katakan benar, tidak benar katakan tidak benar). Itulah orang yang berdiri diatas Kurban Kristus. Kalau 'ya, tetapi ... atau tidak, namun ...' Ular akan masuk. Seperti ayat mengatakan => 'selebihnya dari si jahat ..' Inilah pembuat kejahatan! Ular itu pembuat kejahatan. Kalau hamba TUHAN mengatakan => 'Ya, tetapi begini ya ... Tidak, namun ...' Ini bukan melayani TUHAN, tetapi pembuat kejahatan. Itu sebabnya harus tegas!

    Selama kita jujur (berdiri diatas Kurban Kristus), maka tidak akan dapat dijatuhkan oleh apapun juga (sekalipun kita melawan politik). Tidak ada kesempatan sedikitpun bagi ular untuk masuk. Bpk pdt Pong mengatakan => 'kalau melawan politik, maka kita hanya menggunakan kebenaran' Saya sudah banyak mengalami, mau diapakan juga (dengan politik), dengan kebenaran saja. Saya pernah cerita dalam pelayanan. Pada tahun 2000 (masih ada bpk pdt Pong, lalu beliau mengatakan => 'sana pergi'), saya diundang dalam kebaktian persekutuan kaum muda. Saya selalu pamit kepada hamba TUHAN (istilah saya kulonuwun) => 'permisi oom, kami datang' Ada yang mengatakan => 'O ya, baik' Tetapi saya tidak pernah mengajak => 'datang ya oom' Tidak (saya hanya selalu minta didoakan saja). Tetapi ada satu, berkata => 'Jangan, pokoknya jangan datang. Nanti kamu malu' Saya langsung => 'biar satu saja, saya akan datang' Pokok benar. Dia berkata => 'kami sudah melakukan persekutuan dengan gereja lain, tidak ada yang datang' Biarkan saja. Ternyata kaum muda yang datang membludak (terutama pagi hari). Dari sekolah-sekolah di sekitar gedung diliburkan, untuk mengikuti ibadah. Malam gedungnya penuh, pagi hari sampai tidak muat gedungnya.

    Itu sebabnya dengan kebenaran saja. Kalau kita membawa pengajaran yang benar, tidak akan dapat dilawan dengan politik. Inilah pengalaman saya sungguh-sungguh. Kalau ya katakan ya, tidak katakan tidak (berdiri diatas Kurban Kristus), jangankan jatuh, goyahpun tidak akan! Ini harus dipegang. Saudara di kantor, dimanapun, kedudukan di goyang dll, jangan politik dibalas dengan politik => 'dia pakai ini, aku pakai ini' Jangan! Tetapi tunjukkan kejujuran, sehingga politik (ular) tidak akan dapat masuk. Dalam organisasi gereja, dalam pelayanan tunjukkanlah kejujuran. Semoga kita dapat mengerti.

    Jujur soal apa?


    • Jujur soal TUHAN (Firman pengajaran yang benar). Politik tidak akan dapat masuk. Ini ada dalam Titus 2: 7, ini banyak berulang kali dibaca, supaya menjadi keteguhan untuk kita berdiri diatas Kurban Kristus.

      Titus 2: 7, dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu,

      Firman pengajaran yang benar itu Pribadi TUHAN. Kalau soal TUHAN kita tidak dapat jujur, mana mungkin kita dapat jujur dalam hal lainnya. Mungkin sudah tahu yang benar => 'ya, benar, tetapi orangnya begini ..' Ini tidak jujur. Bahkan sudah tahu tidak benar => 'Tetapi karena kita sungkan ...' Ini tidak benar. Kalau soal TUHAN tidak benar, itu sudah roboh. Itu sebabnya kita harus jujur.


    • Kalau sudah jujur soal TUHAN (pengajaran), maka kita dapat jujur soal nikah atau soal tempat tidur (dalam Ibrani).
    • Selanjutnya, kita dapat jujur soal keuangan.


    Jujur dalam ketiga hal ini sebagai tolak ukurnya; apakah seorang benar-benar jujur (berdiri diatas Kurban Kristus) atau tidak. Kalau ketiga hal ini kita dapat jujur (soal TUHAN, nikah dan uang), maka hamba TUHAN, pelayan TUHAN juga dapat diharapkan jujur dalam segala hal, berarti dapat berdiri diatas Kurban Kristus dan ada kasih mula-mula. Semoga kita dapat mengerti.

    Kalau kita baca dalam Ibrani, TUHAN tidak akan pernah meninggalkan kita, Dia sebagai Kepala Yang bertanggung jawab atas kehidupan kita semuanya.

    Ibrani 13: 4, 5,
    4. Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah.
    5. Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."

    Ay 4 => 'Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan' => penuh hormat = jujur.
    Ay 5 => 'Janganlah kamu menjadi hamba uang' => jujur soal uang. Janganlah menjadi hamba uang, berarti jangan menjadi kikir dan serakah.

    Kalau kita jujur, maka TUHAN tampil sebagai Kepala untuk menolong kehidupan kita. Kita sebagai tubuh, tidak akan pernah dibiarkan oleh Kepala (tubuh mau kemana saja, ada Kepala). Hubungan Kepala dengan tubuh yaitu leher (doa penyembahan). Kalau kita berteriak (berdoa), Kepala sudah ada (siap untuk menolong). Itulah orang jujur; menjadi rumah doa.

    Amsal 15: 8, Korban orang fasik adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi doa orang jujur dikenan-Nya.

Sekarang ini mari kembali kepada kasih mula-mula yaitu:

  1. pertama ketaatan, maka pintu-pintu terbuka bagi kita.
  2. kedua, setia berkobar-kobar, maka ada perlindungan dari Babel (berahi kepada yang lain). Sekarang ini Babel merajarela dimana-mana. Kalau kita sudah setia berkobar kepada TUHAN, Babel tidak akan dapat masuk (kita dilindungi).


  3. ketiga jujur, kita menjadi rumah doa.

Doa orang jujur dijawab oleh TUHAN. TUHAN sebagai Kepala, sebagai Penolong. Biarlah sekarang ini kita sebagai rumah doa (jujur). Disitulah ada doa penyembahan yang dinaikkan kepada TUHAN (selalu ada dupa yang dinaikkan kepada TUHAN). Dalam doa penyembahan ada kesempatan tersungkur di bawah Kaki TUHAN dan kita mengaku tiga hal. Kita ini terlalu kecil, sebab itu mari menyembah TUHAN =>

  • saya hanya tanah,
  • saya hanya domba sembelihan yang tidak dapat berbuat apa-apa, yang terakhir
  • saya hanya cacing (si cacing Yakub), ulat yang tidak dapat berbuat apa-apa' Oleh sebab itu harus banyak berdoa tersungkur dibawah Kaki TUHAN. Inilah jurus pamungkasnya bpk pdt Van Gessel. Kalau saya membaca buku karangan bpk pdt Van Gessel, dulu ini juga diterangkan oleh bpk pdt Totaijs. Ada orang-orang muda yang bertanya => 'opa atau papa Van Gessel, apa rahasianya supaya dapat dipakai oleh TUHAN?' Beliau hanya mengatakan bahwa 'setiap pagi aku hanya seperti cacing di bawah Kaki TUHAN' Itu saja. Seperti tanah, seperti domba sembelihan yang sudah dibelenggu, tidak kuat apa-apa, hanya dapat berseru => 'Haleluya YESUS' (menjadi rumah doa). Lalu seperti cacing yang semestinya di neraka (ulat dan cacing tidak mati di neraka). Semestinya kita berada di neraka tetapi TUHAN menolong kita. Itulah doa penyembahan. Mari kita bahas satu persatu.

Dalam doa penyembahan kita dapat mengaku tiga hal:

  1. Mazmur 95: 6, Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan TUHAN yang menjadikan kita.

    Ay 6 => 'Masuklah, marilah kita sujud menyembah' => ini rumah doa.
    'berlutut di hadapan TUHAN yang menjadikan kita' => tersungkur.

    Yang pertama: tersungkur dihadapan TUHAN Pencipta kita (Yang menjadikan kita), ini berarti mengaku tanah liat. Dalam kitab Kejadian, TUHAN sebagai Pencipta mengambil tanah liat.

    Mengaku tanah liat:


    • tidak layak (banyak kesalahan dan kekurangannya),
    • tidak mampu (tidak bisa apa-apa),
    • tidak berharga (tanah liat hanya diinjak-injak).


    Inilah yang kita akui => 'TUHAN saya hanya tanah liat, saya hanya bergantung pada Tangan kemurahan-Mu, Tangan anugerah-Mu, Tangan belas kasihan TUHAN, Tangan yang berlubang paku (kasih mula-mula)' Maka Tangan anugerah TUHAN mampu:


    • Menciptakan yang tidak ada menjadi ada (tidak ada ikan menjadi ada ikan) untuk memelihara kita yang tidak berdaya ditengah dunia yang sudah mustahil. Dunia ini sudah mustahil, bertambah sulit, seperti padang gurun yang tidak dapat untuk menabur dan menuai, lalu bergantung kepada siapa? Pada hujan kemurahan TUHAN (Tangan kemurahan TUHAN).


    • Menciptakan kita menjadi bejana kemuliaan TUHAN = kehidupan yang dipakai dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir = kegerakan pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna, sesuai dengan kehendak TUHAN (sesuai jabatan pelayanan yang TUHAN berikan kepada kita). Biarpun tanah liat, tetapi kalau berada dalam Tangan TUHAN, maka kita dapat berguna.


    Kalau bejana itu sudah rusak => 'saya sudah menjadi bejana (imam-imam, pelayan TUHAN) tetapi saya sudah hancur (jatuh)' Tidak mengapa, sebab di dalam Yeremia 18 'kalau ada bejana yang rusak (yang hancur), Tangan Yang berlubang paku/Tangan penuh belas kasih anugerah kemurahan sanggup menciptakan kita menjadi bejana baru untuk dipakai TUHAN' Asalkan kita mengaku => 'saya tanah liat, sudah hancur (tadinya melayani, tetapi sekarang hancur), tidak layak' Mari! Jangan tinggalkan pelayanan, tetapi kita kembali untuk diciptakan menjadi bejana yang baru untuk kemuliaan Nama TUHAN.

    Inilah mengaku tanah liat; TUHAN sanggup memelihara kehidupan kita ditengah kemustahilan (menciptakan yang tidak ada), TUHAN juga sanggup menciptakan kita menjadi bejana kemuliaan.


  2. Mazmur 95: 7,Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaan-Nya dan kawanan domba tuntunan tangan-Nya. Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar suara-Nya!

    Yang kedua: Kita mengaku bahwa kita hanyalah domba sembelihan (Roma 8). Empat kakinya sudah diikat. Saya seringkali bercerita waktu masa kecil saya (tahun 1969-1970, masih tradisionil). Kebetulan di dekat lapangan sepak bola, ada warung sate, lalu ada ribut-ribut dan saya datang kesana. Saya melihat seekor domba, leher dan kepalanya sudah diletakkan di lubang. Suaranya sudah tidak ada, mungkin dari kandang sudah teriak-teriak (suaranya sudah tidak keluar lagi), tetapi disitu ada air. Yang saya pertanyakan sejak dulu => 'apa ini air mata?' Masa kambing menangis. Tetapi kalau domba TUHAN dapat menangis. Mungkin suara kita sudah tidak kuat berseru => 'Haleluya YESUS' Dengan bahasa air mata pun TUHAN mampu untuk menolong kita.

    Kalau dalam Mazmur 95: 7, Tangan anugerah kemurahan TUHAN sanggup untuk menuntun. Tetapi dalam Yesaya 40: 11 lebih lengkap.
    Yesaya 40: 11, Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati.

    Kalau kita tersungkur mengaku sebagai domba sembelihan, maka Tangan anugerah kemurahan TUHAN sanggup untuk:


    • Ay 11 'menghimpunkannya dengan tangan-Nya' => memeluk, menyatukan dengan Tangan-Nya. Tangan kemurahan belas kasih anugerah TUHAN sanggup untuk menyatukan / menghimpun yang tercerai berai. Mulai dari:


      1. Nikah. Mungkin masih tinggal satu rumah, satu kamar (maaf), tetapi hatinya sudah tercerai berai (sudah tawar hati, pahit hati). Sekarang ini mari tersungkur dibawah Kaki TUHAN => 'kami domba sembelihan, tidak mampu, hanya satu langkah jaraknya dengan maut (satu denyut jantung dengan maut), nikah kami sudah hancur, terpisah, tercerai berai' Mungkin masih menjadi satu ataupun yang sudah berpisah, TUHAN sanggup menyatukan. Banyak tersungkur! Saya selalu mendoakan untuk nikah-nikah yang tercerai berai (ini prioritas untuk didoakan), supaya dapat menyatu kembali dalam nikah. Mari kita semuanya menyatu dalam nikah dan berbahagia. Nikah yang menjadi satu adalah nikah yang bahagia, bukan nikah yang kaya atau miskin, nikah yang punya rumah besar atau masih kontrak rumahnya, bukan! Tetapi nikah yang menjadi satu (apapun yang terjadi) itulah nikah yang berbahagia. Biarlah kita dihimpunkan.


      2. Dari nikah, lalu dihimpunkan dalam penggembalaan supaya tidak tercerai berai (menjadi satu).
      3. Sampai antar penggembalaan menjadi satu (Ibadah kunjungan-kunjungan). Saya pamit, hari Kamis kami berangkat ke Australia dengan beberapa rombongan (28 orang). Inilah untuk menghimpunkan domba-domba antar penggembalaan.


      4. Sampai satu Tubuh yang sempurna. Inilah untuk menghimpunkan yang tercerai berai.


    • Ay 11 'anak-anak domba dipangku-Nya' = Tangan belas kasih kemurahan TUHAN memangku (memeluk) kita, artinya segala letih lesu, beban berat sudah ditanggung oleh TUHAN, sehingga kita mengalami kelegaan, ketenangan, damai sejahtera, semuanya enak dan ringan. Kalau dipangku itu berarti segala berat badan kita sudah ditanggung oleh yang memangku. Dipangku sama dengan digendong.


    • Ay 11 'induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati' = kita djuga dituntun kepada masa depan yang berhasil, indah, dan bahagia. Dituntun berarti menuju ke depan, saya tidak pernah melihat orang menuntun domba menuju ke belakang. Kalau mobil bisa mundur ke belakang, kalau domba tidak ada. Dalam Wahyu 7: 17, dituntun sampai ke takhta Yerusalem baru (tempat tidak ada air mata lagi), itulah kandang penggembalaan terakhir.

      Sekarang di dunia, kita dituntun kepada penggembalaan yang benar (harus masuk dalam kandang penggembalaan yang benar), sampai nanti dituntun kepada kandang penggembalaan yang terakhir, Yerusalem baru dan tidak ada setetespun air mata.


    Mengaku sebagai tanah liat, butuh kemurahan anugerah TUHAN. Mengaku sebagai domba sembelihan, juga butuh Tangan kemurahan anugerah TUHAN (Tangan yang berlubang paku). Yang terakhir, mengaku seperti cacing.


  3. Yesaya 41: 14, Janganlah takut, hai si cacing Yakub, hai si ulat Israel! Akulah yang menolong engkau, demikianlah firman TUHAN, dan yang menebus engkau ialah Yang Mahakudus, Allah Israel.

    Ay 14 => 'yang menebus engkau ialah Yang Mahakudus, Allah Israel' => ada penebusan.

    Yang ketiga: kita mengaku seperti cacing (ulat). Mengapa cacing/ulat perlu ditebus? Sebab cacing dan ulat tempatnya di neraka. Cacing dan ulat bahasa alkitabnya yaitu orang yang sudah berada di neraka, sudah tidak ada harapan lagi. Tetapi masih ada penebusan => 'Jangan takut, Aku lah penebusmu'

    Yesaya 66: 24, Mereka akan keluar dan akan memandangi bangkai orang-orang yang telah memberontak kepada-Ku. Di situ ulat-ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam, maka semuanya akan menjadi kengerian bagi segala yang hidup.

    Dalam Yesaya 14: 11 ulat itu selalu dengan cacing.
    Ay 24 => 'Di situ ulat-ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam' => itulah neraka; lautan api belerang.

    'si cacing Yakub, si ulat Yakub, jangan takut, Akulah Penebusmu' Semestinya sudah masuk di neraka, tetapi ada penebusan. Tangan kemurahan belas kasih anugerah TUHAN sanggup:


    • Menebus kita dari segala dosa-dosa,
    • Menyucikan dan membaharui kehidupan kita, sampai mendapatkan hak kesulungan. Hak kesulungan merupakan hak waris kerajaan sorga, hak untuk menikah (masuk pesta nikah). Yakub tidak mempunyai hak kesulungan, karena itu disebut cacing, ulat. Yang mempunyai hak kesulungan adalah Esau. Tetapi Yakub mengalami penebusan (Esau melepaskan penebusan) atau pengampunan dosa, penyucian dan keubahan hidup sampai layak untuk mendapatkan hak kesulungan dari TUHAN.

      Hak kesulungan:


      1. hak menikah (masuk perjamuan kawin Anak Domba) terlebih dahulu,
      2. barulah mendapatkan hak waris (masuk kerajaan sorga yang kekal untuk selamanya).


      Mereka ini kembar, yang keluar pertama itulah Esau. Berarti satunya lagi (Yakub) sudah tidak mempunyai hak kesulungan. Kalau secara rohani, tidak ada hak untuk masuk perjamuan kawin Anak Domba, tidak mempunyai hak waris kerajaan sorga, yang ada hanyalah menjadi cacing, ulat di neraka (seperti cacing berkumpul dengan cacing, ulat di neraka). Tetapi oleh Tangan penebusan, Tangan belas kasih kemurahan anugerah TUHAN dapat disucikan, diubahkan sampai mendapatkan hak kesulungan dan mendapatkan segala-galanya. Yakub yang tidak memiliki apa-apa, mendapatkan segala-galanya dari Tangan belas kasihan TUHAN. Sedangkan Esau yang memiliki segala-galanya, kehilangan semuanya.


    Ada perhatian TUHAN kepada kita; apapun cacat cela kita masih ada kemurahan belas kasih TUHAN ditengah-tengah kita semuanya. Tangan anugerah TUHAN diulurkan di tengah kita sekalian.

TUHAN memberkati kita semuanya.1



Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 16 November 2023 (Kamis Sore)
    ... Tentulah Allah berfirman Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya bukan Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman Allah berfirman Jangan kamu makan ataupun raba buah itu nanti kamu mati. Kejadian ...
  • Ibadah Doa Malang, 26 Oktober 2010 (Selasa Sore)
    ... itu janganlah kamu kuatir dan berkata Apakah yang akan kami makan Apakah yang akan kami minum Apakah yang akan kami pakai . Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu bahwa kamu memerlukan semuanya itu. . Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya ...
  • Ibadah Doa Malang, 06 April 2010 (Selasa Sore)
    ... kali sebagai Mempelai Pria Surga sehingga terjadi pertemuan di udara di awan-awan yang permai antara Yesus Mempelai Pria Surga dan kita mempelai wanitaNya. Bagaimana menyongsong kedatangan Yesus kedua kali Hubungan antara Mempelai Pria dan mempelai wanita sama dengan hubungan kepala suami dengan tubuh istri yaitu dihubungkan oleh leher ini hubungan yang ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 05 November 2023 (Minggu Siang)
    ... yang baru. Artinya kita harus mengalami pembaharuan perhatian yaitu memusatkan perhatian kepada perkara Tuhan--perkara rohani perkara kekal--lebih dari segala perkara di dunia yaitu Perkataan Yesus firman pengajaran yang benar firman yang dibukakan rahasianya lewat ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam alkitab pada Ibadah Raya Surabaya Oktober . Kemurahan Tuhan ...
  • Ibadah Persekutuan II Tana Toraja, 12 Februari 2014 (Rabu Pagi)
    ... masih jauh yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita. Dan dengan banyak perkataan lain lagi ia memberi suatu kesaksian yang sungguh-sungguh dan ia mengecam dan menasihati mereka katanya Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini. 'bagi anak-anakmu' bangsa Israel. 'orang yang masih jauh' bangsa kafir. 'sebanyak yang dipanggil' ada jumlah ...
  • Ibadah Doa Malang, 23 Oktober 2012 (Selasa Sore)
    ... bisa menikmati pengalaman salib pengalaman kematian bersama Yesus. Prakteknya Duduk dekat kaki Yesus untuk mendengar dan dengar-dengaran pada perkataan Yesus. Lukas Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya tetapi hanya satu saja yang perlu Maria telah memilih bagian yang terbaik ...
  • Ibadah Raya Malang, 04 Oktober 2020 (Minggu Pagi)
    ... masuk Firdaus sesudah itu masuk kerajaan Sorga selama-lamanya kita menjadi Tabut Perjanjian di Bait Suci Allah di Sorga . Kita tidak mengalami kiamat dan neraka yang dahsyat. Kedahsyatan firman pengajaran menghajar dosa sampai puncaknya dosa supaya kita masuk dalam kesempurnaan. Jadi setiap kita berada di Bait Suci Allah di bumi beribadah kita ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 27 Juli 2013 (Sabtu Sore)
    ... terkenal mencari kedudukan uang kesukaan dunia sehingga tidak mengutamakan bahkan meniadakan firman. Akibatnya Keluaran Diterimanyalah itu dari tangan mereka dibentuknya dengan pahat dan dibuatnyalah dari padanya anak lembu tuangan. Kemudian berkatalah mereka Hai Israel inilah Allahmu yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir Dan keesokan harinya pagi-pagi maka mereka ...
  • Ibadah Doa Malang, 08 Juni 2010 (Selasa Sore)
    ... ini Apakah dengan keadaan kita saat ini kita sudah siap menyambut kedatangan Tuhan kedua kali Kalau masih ragu-ragu biar kita perbaiki dengan sungguh-sungguh. Kalau sudah biar biar kita pertahankan dan tingkatkan. Praktek sehari-hari gadis bodoh mulai dengan Roh tetapi mengakhiri dengan daging kehilangan minyak urapan Roh Kudus mulai dengan manusia rohani ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 03 Juni 2019 (Senin Sore)
    ... berdosa harus mati di kayu salib untuk memperdamaikan dosa-dosa kita semua. Roma - . Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah . dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. . Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman dalam ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.