Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Kita masih melanjutkan Keluaran pasal 3. Ada 3 pengalaman utama yang dibutuhkan oleh hamba Tuhan/ pelayan Tuhan:
  1. Penyucian dengan api.
  2. Panggilan dengan suara.
  3. Menerima perlengkapan dari Tuhan

Ada 3 macam perlengkapan dari Tuhan:
  1. Nama 'Aku adalah Aku' dan tangan Tuhan yang diacungkan [Keluaran 3:13-22].
  2. Tanda yang bisa dilihat dan diperlihatkan [Keluaran 4:1-12].
  3. (belum dibahas)

Kita mempelajari yang kedua.
Tanda diperlukan bagi hamba Tuhan/ pelayan Tuhan sebagai bukti bahwa dia pernah bertemu dengan Tuhan, sebagai bukti bahwa dia adalah utusan Tuhan. Ada 3 tanda:
  1. Tongkat menjadi ular, menunjuk salib.

  2. Tangan berkusta, menunjuk Kolam Pembasuhan atau baptisan air, tanda air, lahir baru.
    Keluaran 4:6-8
    4:6 Lagi firman TUHAN kepadanya: “Masukkanlah tanganmu ke dalam bajumu.” Dimasukkannya tangannya ke dalam bajunya, dan setelah ditariknya ke luar, maka tangannya kena kusta, putih seperti salju.
    4:7 Sesudah itu firman-Nya: “Masukkanlah tanganmu kembali ke dalam bajumu.” Musa memasukkan tangannya kembali ke dalam bajunya dan setelah ditariknya ke luar, maka tangan itu pulih kembali seperti seluruh badannya.
    4:8 “Jika mereka tidak percaya kepadamu dan tidak mengindahkan tanda mujizat yang pertama, maka mereka akan percaya kepada tanda mujizat yang kedua.


    Tangan menunjuk perbuatan. Kusta menunjuk pada kebenaran diri sendiri.
    Jadi, tangan berkusta adalah perbuatan yang hanya berdasarkan kebenaran diri sendiri. Banyak perpecahan yang terjadi karena kebenaran diri sendiri. Semua kebenaran di luar Alkitab adalah kebenaran diri sendiri.
    Dosa kebenaran diri sendiri ini sulit untuk disadari dan sulit untuk bertobat, bahkan hanya menyalahkan orang lain.

    Tangan dimasukkan dua kali sehingga menjadi pulih, artinya menyesali diri sendiri, mengoreksi diri, sehingga kita bisa bertobat dan lahir baru. Lahir baru adalah tidak mau berbuat dosa lagi sampai tidak bisa berbuat dosa, karena ada benih ilahi, yaitu firman, Roh Kudus, dan kasih Allah dalam kehidupan kita.
    Yusuf memiliki kesempatan dan keuntungan saat berdua dengan istri Potifar, tetapi Yusuf tidak mau berbuat dosa. Demikian juga hamba Tuhan harus lahir baru dan tidak mau berbuat dosa.

  3. Air dicurahkan, menunjuk Pintu Kemah atau kepenuhan Roh Kudus, tanda roh. 
    Keluaran 4:9-12
    4:9 Dan jika mereka tidak juga percaya kepada kedua tanda mujizat ini dan tidak mendengarkan perkataanmu, maka engkau harus mengambil air dari sungai Nil dan harus kaucurahkan di tanah yang kering, lalu air yang kauambil itu akan menjadi darah di tanah yang kering itu.”
    4:10 Lalu kata Musa kepada TUHAN: “Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulupun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hamba-Mupun tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah.”
    4:11 Tetapi TUHAN berfirman kepadanya: “Siapakah yang membuat lidah manusia, siapakah yang membuat orang bisu atau tuli, membuat orang melihat atau buta; bukankah Aku, yakni TUHAN?
    4:12 Oleh sebab itu, pergilah, Aku akan menyertai lidahmu dan mengajar engkau, apa yang harus kaukatakan.”


    Air kehidupan adalah gambaran Roh Kudus. Kepenuhan Roh Kudus artinya berjalan oleh Roh Kudus, dipimpin oleh Roh Kudus, hidup oleh Roh Kudus, sehingga daging tidak berkuasa lagi (masuk Ruangan Suci). Lanjut sampai daging tidak bersuara lagi (Pintu Tirai terobek dan kita masuk Ruangan Maha Suci).

    Roma 8:15
    8:15 Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: “ya Abba, ya Bapa!”

    Praktek kepenuhan Roh Kudus adalah taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara lagi. Pelayan Tuhan mutlak harus taat.

    Keluaran 4:9
    4:9 Dan jika mereka tidak juga percaya kepada kedua tanda mujizat ini dan tidak mendengarkan perkataanmu, maka engkau harus mengambil air dari sungai Nil dan harus kaucurahkan di tanah yang kering, lalu air yang kauambil itu akan menjadi darah di tanah yang kering itu.”

    Tanah kering adalah kehidupan manusia yang tidak mau mendengar firman dan tidak mau dengar-dengaran, sama dengan keras hati, kering rohani.
    Kalau air dicurahkan di tanah kering, akibatnya adalah air menjadi darah, artinya penghukuman yang kekal, kematian kedua di neraka, tidak ada kesempatan lagi untuk bertobat.

    Tetapi kalau hati mau melembut, maka air Roh Kudus yang dicurahkan atas hidup kita. Tanpa Roh Kudus, kita tidak akan bisa melayani, tidak bisa dipakai Tuhan. Banyak kebutuhan rohani kita, tetapi semua tercakup dalam air kehidupan Roh Kudus. Hasilnya:
    1. Air kehidupan mampu menjadikan yang mati menjadi hidup.
      Yehezkiel 47:6-9
      47:6 Lalu ia berkata kepadaku: “Sudahkah engkau lihat, hai anak manusia?” Kemudian ia membawa aku kembali menyusur tepi sungai.
      47:7 Dalam perjalanan pulang, sungguh, sepanjang tepi sungai itu ada amat banyak pohon, di sebelah sini dan di sebelah sana.
      47:8 Ia berkata kepadaku: “Sungai ini mengalir menuju wilayah timur, dan menurun ke Araba-Yordan, dan bermuara di Laut Asin, air yang mengandung banyak garam dan air itu menjadi tawar,
      47:9 sehingga ke mana saja sungai itu mengalir, segala makhluk hidup yang berkeriapan di sana akan hidup. Ikan-ikan akan menjadi sangat banyak, sebab ke mana saja air itu sampai, air laut di situ menjadi tawar dan ke mana saja sungai itu mengalir, semuanya di sana hidup.


      Rohani yang mati, kering, najis, bisa hidup lagi. Pelayanan yang mati jadi hidup. Semua yang mustahil menjadi tidak mustahil.
      Air kehidupan Roh Kudus juga sanggup memelihara hidup kita secara ajaib.

    2. Air kehidupan dicurahkan pada pohon gandarusa di tepi sungai.
      Yesaya 44:3-4
      44:3 Sebab Aku akan mencurahkan air ke atas tanah yang haus, dan hujan lebat ke atas tempat yang kering. Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas keturunanmu, dan berkat-Ku ke atas anak cucumu.
      44:4 Mereka akan tumbuh seperti rumput di tengah-tengah air, seperti pohon-pohon gandarusa di tepi sungai.


      Pohon gandarusa ini kecil dan lemah. Ini merupakan gambaran hamba Tuhan yang lemah dan tak berdaya jika tanpa Roh Kudus, sehingga gampang diseret oleh pergaulan dunia menuju ke tepi sungai Babel.

      Mazmur 137:1-3
      137:1 Di tepi sungai-sungai Babel, di sanalah kita duduk sambil menangis, apabila kita mengingat Sion.
      137:2 Pada pohon-pohon gandarusa di tempat itu kita menggantungkan kecapi kita.
      137:3 Sebab di sanalah orang-orang yang menawan kita meminta kepada kita memperdengarkan nyanyian, dan orang-orang yang menyiksa kita meminta nyanyian sukacita: “Nyanyikanlah bagi kami nyanyian dari Sion!”


      Pohon gandarusa di tepi sungai Babel menjadi tempat menggantung kecapi, artinya berhenti melayani Tuhan, sehingga banyak tangisan dan penderitaan sampai kebinasaan.

      Tetapi jika ada air kehidupan Roh Kudus, pohon gandarusa akan kuat bertahan. Kita akan tetap mengikut dan melayani Tuhan sampai kedatangan Tuhan kedua kali.

    3. Air kehidupan Roh Kudus menyucikan dan mengubahkan kita sampai jujur dan tidak ada dusta.
      Wahyu 22:1
      22:1 Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.

      Kalau jujur, maka kita menjadi rumah doa, dan mujizat akan terjadi. Sampai saat Tuhan datang, kita diubahkan menjadi sama mulia dengan Dia. Kita terangkat di awan-awan yang permai, sampai di takhta Tuhan selamanya.


Tuhan memberkati.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Doa Surabaya, 05 Februari 2014 (Rabu Sore)
    ... memberi sampai menjadi pakaian putih berkilau-kilau. Pakaian pelayanan pakaian imamat . Pakaian pelayanan merupakan pakaian yang dipakai oleh Imam Besar saat melakukan pelayanan pendamaian. Keluaran Haruslah engkau menenun kemeja dengan ada raginya dari lenan halus dan membuat serban dari lenan halus dan haruslah kaubuat ikat pinggang dari tenunan yang berwarna-warna. Pakaian pelayanan pakaian ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 25 Mei 2018 (Jumat Sore)
    ... setahun sekali masuk ruangan maha suci dengan membawa dupa dan darah binatang untuk mengadakan pelayanan pendamaian. Percikan darah tidak bisa dipisahkan dengan pelayanan pendamaian Imam Besar. Harun harus memercikkan dua kali tujuh kali percikan darah tujuh kali di atas tabut perjanjian untuk Yesus dan tujuh kali di depan tabut untuk gereja ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 28 Juli 2018 (Sabtu Sore)
    ... yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu ketika tuannya itu datang. . Aku berkata kepadamu Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya. 'pengurus rumah' seorang gembala. Ada dua hal yang harus dijaga di dalam penggembalaan Gembala dan domba harus selalu berada di dalam kandang penggembalaan sekarang ketekunan dalam tiga macam ...
  • Ibadah Raya Malang, 06 Oktober 2013 (Minggu Pagi)
    ... dari pedang bermata dua yang mampu menyucikan dan memotong dosa-dosa. Firman itu juga yang akan mengubahkan kita sedikit demi sedikit untuk menjadi manusia rohani seperti Yesus. Keubahan hidup dimulai dari mulut panca indra yang tidak berkata dusta. Jika ya katakan ya jika tidak katakan tidak . Kehidupan yang dewasa rohani ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 06 Mei 2012 (Minggu Sore)
    ... yang benar dan memihak Barabas yang bersalah sebab ia takut terjadi kekacauan yang besar dan untuk memuaskan hati orang banyak. Cerita ini adalah cerita nubuat yang PASTI terjadi lagi di akhir jaman yaitu banyak pelayan Tuhan anak-anak Tuhan seperti Pilatus artinya melayani tetapi tidak memihak Tuhan tetapi memihak 'sesuatu' di dunia. 'sesuatu' ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 16 Januari 2011 (Minggu Sore)
    ... akan dirayakan Paskah maka Anak Manusia akan diserahkan untuk disalibkan. . Pada waktu itu berkumpullah imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi di istana Imam Besar yang bernama Kayafas . dan mereka merundingkan suatu rencana untuk menangkap Yesus dengan tipu muslihat dan untuk membunuh Dia. . Tetapi mereka berkata Jangan pada ...
  • Ibadah Paskah Kaum Muda Remaja Malang, 11 April 2015 (Sabtu Sore)
    ... telah disembelih yaitu Kristus. Karena itu marilah kita berpesta bukan dengan ragi yang lama bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan tetapi dengan roti yang tidak beragi yaitu kemurnian dan kebenaran. Tetapi yang kutuliskan kepada kamu ialah supaya kamu jangan bergaul dengan orang yang sekalipun menyebut dirinya saudara adalah orang ...
  • Ibadah Doa Malang, 03 September 2013 (Selasa Sore)
    ... didengar oleh bangsa itu apabila Aku berbicara dengan engkau dan juga supaya mereka senantiasa percaya kepadamu. Lalu Musa memberitahukan perkataan bangsa itu kepada TUHAN. Pengertian mendalam dari doa penyembahan Kita dibawa mendekat pada Tuhan maka Tuhan akan mendekat pada kita. Keluaran Kamu sendiri telah melihat apa yang Kulakukan kepada orang Mesir dan ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 12 Juni 2021 (Sabtu Sore)
    ... tidak gagal total di dalam dunia dan binasa selamanya. Kejadian . Sesudah kedua orang itu menuntun mereka sampai ke luar berkatalah seorang Larilah selamatkanlah nyawamu janganlah menoleh ke belakang dan janganlah berhenti di manapun juga di Lembah Yordan larilah ke pegunungan supaya engkau jangan mati lenyap. Sesudah Lot sekeluarga keluar dari ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 21 Februari 2010 (Minggu Sore)
    ... atau mencuri. Contohnya adalah Yudas Yohanes - . Yakobus memberi sedekah dengan menjaga supaya dirinya tidak dicemarkan oleh dunia. Inilah yang benar yaitu memberi sedekah itu merupakan ibadah yang murni kepada Tuhan sehingga nbsp memberi sedekah harus disertai dengan kesucian hidup. Petrus Kesucian hidup itu berasal dari ketaatan pada kebenaran ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.