RINGKASAN LAINNYA
Ibadah Raya Malang, 22 Maret 2009 (Minggu Pagi)
Matius 24:29-31 adalah keadaan pada saat kedatangan Yesus kedua kali.
Matius 24:31... Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 04 September 2018 (Selasa Sore)
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Ibadah Doa Surabaya, 06 Juli 2011 (Rabu Sore)
Matius
26: 23-25 26:23.
Ia menjawab: "Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan
tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang... Ibadah Doa Malang, 01 Oktober 2013 (Selasa Sore)
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Kitab Wahyu yang terdiri dari 22... Ibadah Raya Malang, 20 Januari 2019 (Minggu Pagi)
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus
Kristus.
Wahyu 8:10-11
8:10 Lalu malaikat yang ketiga... Ibadah Raya Malang, 20 September 2020 (Minggu Pagi)
Salam
sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Wahyu
11:15-19 bicara
tentang bunyi
sangkakala yang ketujuh atau nafiri yang... Ibadah Paskah Medan I, 28 April 2009 (Selasa Pagi)
Wahyu 22:20, 'Ya Aku datang segera' menunjuk pada kesiapan kedatangan Yesus kedua kali... Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 18 Juli 2011 (Senin Sore)
Matius 26: 26-28 26:26. Dan ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu... Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 13 April 2013 (Sabtu Sore)
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Lukas pasal 4 dan 5 dalam... Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 09 Mei 2015 (Sabtu Sore)
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Lukas 9 tentang Yesus mengutus kedua... Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 04 Juni 2019 (Selasa Pagi)
Salam
sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Kita masih melanjutkan
manfaat
kenaikan Yesus ke Sorga:
Ibadah Doa Malam Surabaya, 14 Agustus 2013 (Rabu Malam)
Mazmur
141: 1-4 141:1.
Mazmur Daud. Ya TUHAN, aku berseru kepada-Mu, datanglah segera
kepadaku, berilah telinga kepada suaraku, waktu... Ibadah Doa Surabaya, 30 April 2014 (Rabu Sore)
Pembicara:
Pdm. Dadang Hadi Santoso
Selamat
sore. Salam sejahtera dalam kasih sayangnya Tuhan kita Yesus... Ibadah Pendalaman Alktiab Surabaya, 21 November 2016 (Senin Sore)
Salam
sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat
malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah kasih... Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 05 Maret 2019 (Selasa Sore)
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Wahyu 9:1-12 tentang peniupan sangkakala kelima,...
TRANSKRIP LENGKAP
Umum Surabaya (Minggu Sore, 07 Desember 2014)
Tayang: 16 Juni 2020
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 30 November 2014)
Tayang: 16 Juni 2020
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Doa Surabaya (Rabu, 26 November 2014)
Tayang: 10 Mei 2019
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 24 November 2014)
Tayang: 10 Mei 2019
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 23 November 2014)
Tayang: 07 Januari 2019
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Doa Surabaya (Rabu, 19 November 2014)
Tayang: 07 Januari 2019
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 17 November 2014)
Tayang: 07 Januari 2019
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 09 November 2014)
Tayang: 22 Agustus 2018
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Doa Surabaya (Rabu, 05 November 2014)
Tayang: 04 Juni 2018
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 03 November 2014)
Tayang: 04 Juni 2018
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 02 November 2014)
Tayang: 03 Maret 2018
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 20 Oktober 2014)
Tayang: 13 Desember 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 13 Oktober 2014)
Tayang: 13 Desember 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 12 Oktober 2014)
Tayang: 24 Oktober 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Doa Surabaya (Rabu, 08 Oktober 2014)
Tayang: 18 September 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 06 Oktober 2014)
Tayang: 05 September 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 05 Oktober 2014)
Tayang: 05 September 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Doa Surabaya (Rabu, 01 Oktober 2014)
Tayang: 05 September 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 29 September 2014)
Tayang: 24 Juni 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 21 September 2014)
Tayang: 19 Mei 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Untuk Koneksi Lambat, silahkan buka http://id.gptkk.org
Transkrip lengkap dari ibadah penggembalaan di Malang dan Surabaya, semuanya di bawakan oleh gembala sidang Pdt. Widjaja Hendra.
Silahkan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau mungkin ingin berlangganan majalah Manna dan silahkan kirim email ke widjaja_h [at] yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala
silahkan ganti tanda [at] dengan @
|
[versi cetak]
Cari rekaman ibadah ini di: http://www.kabarmempelai.org
Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 09 Maret 2015 (Senin Sore)
Salam
sejahtera dalam kasih sayangnya Tuhan kita Yesus Kristus. Selamat
malam, selamat mendengarkan firman Tuhan. Biarlah damai sejahtera,
kasih karunia dan bahagia dari Tuhan senantiasa dilimpahkan di
tengah-tengah kita sekalian.
Kita berada dalam kitab Wahyu
3. Wahyu
2-3,
dalam
susunan Tabernakel, menunjuk pada
tujuh
kali percikan darah di depan
Tabut
Perjanjian. Ini
sama dengan
tujuh
surat
yang
Tuhan lakukan kepada tujuh sidang jemaat bangsa kafir =
penyucian
terakhir
yang
dilakukan oleh Tuhan kepada
tujuh
sidang jemaat bangsa kafir
(sidang
jemaat akhir zaman), supaya sidang jemaat bangsa kafir menjadi
sempurna, tidak bercacat cela seperti Yesus dan menjadi tubuh Kristus
yang sempurna/mempelai wanita Sorga yang layak menyambut kedatangan
Yesus kedua kali di awan-awan yang permai dan bersama Tuhan
selamanya.
Kelebihan, kehebatan apapun yang kita miliki, kalau
ada
satu saja cacat cela,
semuanya percuma, tidak bisa sempurna dan menyambut kedatangan Yesus
kedua kali/tertinggal saat Yesus datang kedua kali, maka itu berarti
kebinasaan. Perkataan ini bukan kesombongan, tetapi keharusan.
Kita harus disucikan sampai tidak bercacat cela.
Tujuh
sidang jemaat bangsa kafir yang mengalami percikkan darah adalah:
- sidang
jemaat
EFESUS
(Wahyu
2: 1-7)
(sudah diterangkan mulai dari
Ibadah
Raya Surabaya, 27 Juli 2014
sampai
Ibadah
Raya Surabaya, 07 September 2014).
Sidang jemaat Efesus
harus
kembali pada kasih mula-mula
supaya
bisa kembali ke Firdaus.
- sidang
jemaat di
SMIRNA
(Wahyu
2: 8-11)
yang mengalami penderitaan, tetapi Tuhan katakan untuk
tidak
takut dalam penderitaan dan setia sampai mati
(sudah
diterangkan mulai dari
Ibadah
Raya Surabaya, 14 September 2014
sampai
Ibadah
Raya Surabaya, 09 November 2014).
- sidang
jemaat di
PERGAMUS
(Wahyu
2: 12-17)
yang
harus
meninggalkan ajaran-ajaran sesat
(sudah
diterangkan mulai dari
Ibadah
Pendalaman Alkitab Surabaya, 17 November 2014
sampai
Ibadah
Raya Surabaya, 28 Desember 2014).
- sidang
jemaat di
TIATIRA
(Wahyu
2: 18-29)
yang harus
mengalami
penyucian hati dan pikiran sampai pikiran yang terdalam
(sudah
diterangkan mulai dari
Ibadah
Raya Surabaya, 04 Januari 2015
sampai
Ibadah
Raya Surabaya, 18 Januari 2015).
- sidang
jemaat di
SARDIS
(Wahyu
3: 1-6)
disucikan untuk mengalami
kebangunan rohani
dan kuat
rohaninya, supaya tetap berjaga-jaga
(diterangkan mulai dari
Ibadah
Doa Surabaya, 21 Januari 2015
sampai Ibadah
Doa Surabaya, 04 Maret 2015).
- sidang
jemaat di FILADELFIA
(Wahyu 3: 7-13) (diterangkan mulai dari Ibadah
Raya Surabaya, 08 Maret 2015).
Wahyu
3: 7 3:7
"Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Filadelfia: Inilah
firman dari Yang
Kudus,
Yang
Benar,
yang
memegang kunci Daud;
apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup,
tidak ada yang dapat membuka.
Kita
sudah mendengar, ada
3
macam penampilan Tuhan
kepada
sidang jemaat di Filadelfia (diterangkan pada Ibadah
Raya Surabaya, 08 Maret 2015):
- 'Yang
Benar'
= Halaman Tabernakel.
- 'Yang
Kudus'
= Ruangan Suci.
- 'Yang
memegang kunci Daud'
= ruangan Maha Suci.
Malam
ini, kita lanjutkan tentang
KUNCI
DAUD. Kunci
Daud yang dipegang oleh Daud secara jasmani adalah kunci kerajaan
Yehuda (kerajaan Israel) di dunia ini. Daud adalah seorang raja.
Kunci Daud merupakan kunci kerajaan. Di ayat 7, kunci Daud
dipegang oleh Yesus. Ini adalah pengertian secara rohani. Artinya:
menunjuk pada kunci kerajaan Sorga, sebab kerajaan Yesus bukan dari
bumi ini, tetapi di surga.
Yohanes
18: 36 18:36.
Jawab Yesus: "Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku
dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan
diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi
Kerajaan-Ku
bukan dari sini."
Dalam
Wahyu 3 : 7: 'apabila
Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup, tidak
ada yang dapat membuka'=
Kunci kerajaan Sorga ini untuk membuka pintu kerajaan Sorga yang
tidak bisa ditutup oleh siapapun juga, tetapi juga bisa menutup pintu
Sorga yang tidak bisa dibuka oleh siapapun kita. Ini
yang harus kita waspadai!
Seperti 5 dara yang bodoh, saat kembali, pintu sudah tidak bisa
terbuka lagi.
Kita pelajari kunci kerajaan Sorga untuk membuka
pintu Sorga. Istilah didalam Alkitab, sama dengan langit terbuka.
3
kali langit terbuka:
- Matius
3: 13-17
3:13.
Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk
dibaptis olehnya. 3:14. Tetapi Yohanes
mencegah Dia,
katanya: "Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang
datang kepadaku?" 3:15.
Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu
terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita
menggenapkan seluruh kehendak Allah."
Dan Yohanespun menuruti-Nya. 3:16. Sesudah
dibaptis,
Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga
langit
terbuka
dan
Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, 3:17.
lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah
Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."
Ayat
14 = Yohanes tahu diri, sebab kedudukannya di bawah Yesus.
Langit
terbuka yang pertama: pada waktu Yesus mengalami
baptisan
air. Jadi,
kunci kerajaan Sorga adalah BAPTISAN
AIR.
Baptisan
air bukan tata cara gereja, tetapi kunci kerajaan Sorga. Yesus
adalah manusia yang tidak berdosa, sehingga Ia tidak perlu baptisan
air. Tetapi, Yesus masuk dalam baptisan air karena:
- untuk
melakukan kehendak Bapa di Sorga (taat
dengar-dengaran).
Karena itu, Yohanes Pembaptis juga ikut taat (menuruti), sekalipun
tadinya ia tidak mau membaptis Yesus.
Jadi, orang
yang dipercaya untuk membaptiskan air adalah orang yang taat
dengar-dengaran.
Kalau tidak taat, tidak boleh membaptis. Masuk baptisan air
tidak boleh dicegah (seperti Yohanes yang tadinya mencegah Yesus)
dan bukan karena dorongan seseorang, tetapi karena taat
dengar-dengaran kepada Firman Allah (melakukan kehendak Bapa),
karena ini merupakan perintah Bapa ('pergilah!
Baptiskan mereka..').
Jadi baptisan air tidak sembarangan, baik yang membaptiskan
atau yang ikut baptisan, keduanya harus taat dengar-dengaran.
- Untuk
menjadi
teladan
bagi
kita tentang baptisan air yang benar, sehingga kita dibaptis
seperti Yesus dibaptis.
Tadi, bagaimana Yesus dibaptiskan? Ada
satu kata kunci saat Yesus dibaptis. Inilah kunci
kerajaan Sorga.
Memang banyak perdebatan tentang baptisan air, tetapi
sebenarnya cukup membaca Alkitab saja. Salah satu kata kunci
baptisan air yang benar adalah 'sesudah
dibaptis,Yesus
segera
keluar
dari air'. Kalau
hanya dibasahi kepalanya, tidak perlu masuk ke dalam air, pakai
botol yang diisi air saja sudah cukup.
Roma
6: 4 6:4.
Dengan
demikian kita telah
dikuburkan
bersama-sama
dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti
Kristus telah
dibangkitkan
dari
antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan
hidup dalam hidup yang baru.
Pelaksanaan
baptisan air yang benar:
kita yang sudah mati terhadap dosa (bertobat), dikuburkan bersama
Yesus di dalam air, sehingga kita bangkit bersama Yesus (keluar
dari air) untuk mendapatkan hidup baru, yaitu hidup Sorgawi (langit
terbuka;
pintu
Sorga terbuka).
Istilah keluar dari air, itu keluar sejauh mana? Yaiut, dikuburkan.
Hidup Sorgawi dikaitkan dengan burung merpati turun dari
surga (burung merpati gambaran dari Roh Allah), yaitu:
memiliki
hati seperti merpati (HATI
YANG TULUS). Hati
yang tulus ikhlas, artinya:
- tanpa
pamrih,
tidak mencari keuntungan, tanpa kepahitan, iri hati, dendam dan
sebagainya.
Kalau masih ada iri hati atau dendam, berarti bukan
hidup sorga (masih hidup di dunia), langit belum terbuka, pintu
Sorga belum terbuka/kita belum dipercaya kunci kerajaan
Sorga.
Daud memegang kerajaan Yehuda dan tidak diberikan
pada sembarang orang, tetapi hanya diberikan pada Salomo yang
layak menerimanya. Adonia sudah ditahbiskan menjadi raja dan mau
merebut, tidak diberikan.
Yesus juga memberikan kunci
kerajaan Sorga kepada orang yang baptisannya benar dan hasilnya
juga benar (hati yang tulus).
- Arti
dari hati yang tulus yang kedua: bisa
membedakan dengan tegas
(tidak bimbang) antara
yang benar dengan tidak benar,
terutama mengenai:
- pribadi
Tuhan
yang benar dan tidak (pengajaran yang benar atau tidak
benar).
Kalau tidak tulus, itulah ular. Yesus berkata,
'baptisan
Yohanes berasal dari manusia atau surga?'
Ahli Taurat (ular-ular) bingung, kalau bilang dari Sorga nanti
semuanya ikut Yesus, kalau bilang dari manusia nanti banyak orang
yang marah. Akhirnya dijawab, 'tidak
tahu atau sama saja'.
Itulah hati yang tidak tulus.
Elia tegas. Di hadapan 450
nabi baal, ia mengumpulkan umat Israel untuk disuruh memilih. Ia
tidak memaksa, tetapi menyuruh orang Israel untuk tegas memilih
Tuhan atau baal, tidak bisa kedua-duanya. Kalau pengajaran
benar, mari kita tegas pegang teguh dan ditaati. Kalau tidak
benar, kita tegas untuk menolaknya.
- Kemudian,
kita juga bisa membedakan ibadah
pelayanan dan penyembahan
yang benar atau tidak benar.
Pengajaran,
ibadah pelayanan dan penyembahan ini menjadi satu. Kalau
pengajarannya tidak benar (kepalanya tidak benar), maka gerakannya
dan mulutnya juga tidak benar.
"Sangat
disayangkan kalau kami hamba Tuhan dalam pengajaran kabar mempelai
tetapi mengatakan 'tidak apa-apa om, kalau penyembahannya tidak
benar, asalkan pengajarannya benar'. Ini salah besar, kalau
kepalanya tidak sama, masa semuanya sama? Pengajaran (pokoknya)
harus benar terlebih dahulu, baru semuanya benar. Bpk Pdt Pong
Dongalemba mengatakan, 'ini bukan fanatik bodoh-bodoh', kalau
yang salah kita pegang itulah fanatik bodoh-bodoh namanya. Yang
benar inilah yang harus dipegang."
- Yang
terakhir, tulus hati artinya berkata
ya di atas ya, tidak di atas tidak.
Kalau
sudah memiliki hati tulus, maka kita
menjadi rumah doa
dan
pintu
Sorga terbuka.
Kalau masih berkata, 'Ya,
namun ..., tidak, tetapi ...',
itulah ular dan belum memiliki kunci kerajaan Sorga.
Menjadi
rumah doa, artinya: kita bisa beribadah dan melayani Tuhan dengan
setia
dan benar,
kita bisa berdoa
kepada Tuhan dan kita bisa merasakan
hadirat Tuhan
untuk melakukan segala sesuatu yang menjadi keperluan kita. Kalau
hati kita tulus, Tuhan
akan menjawab doa kita.
Waspada!
Kunci
kerajaan Sorga bukan hanya bisa membuka, tetapi Tuhan juga bisa
menutup pintu yang tidak bisa dibuka. Di dalam rumah Tuhan, banyak
penjual merpati, lembu, dan ada meja penukar uang. Inilah
yang menutup pintu Sorga.
Penjual merpati= hamba Tuhan/pelayan Tuhan yang tidak
tulus hatinya,
sebab di dalam hatinya ada:
- roh
jual beli
(roh antikris), yaitu: sering mengorbankan yang rohani (pengajaran
yang benar dan tahbisan) untuk mendapatkan keuntungan jasmani.
Mari kita sungguh-sungguh hari-hari ini. Kita memang diuji soal
uang dan jemaat, supaya meninggalkan pengajaran yang benar.
"Saya
juga diuji di Malang. Mau menikah, tetapi tidak disetujui orang
tua. Saya tidak mau memberkati, sebab di Alkitab jelas, 'harus
meninggalkan ayah dan ibunya', artinya harus ada restu orang tua.
Tetapi setelah dia pulang, saya takut juga, karena keluarganya ada
10 orang lebih di gereja dan saya yakin pasti keluar semua. Tetapi
saya ingat perkataan guru dan gembala saya untuk tetap tegas.
Akhirnya memang dia keluar, tetapi keluarganya tidak. Inilah dibela
oleh Tuhan dan cuma ketakutan sendiri. Ini ujian Tuhan. Kita semua
diuji apakah ada roh jual beli dalam diri kita. Kita tulus seperti
merpati atau menjual merpati."
- Matius
21: 14-15
21:14.
Maka
datanglah orang-orang buta dan orang-orang timpang kepada-Nya dalam
Bait Allah itu dan mereka disembuhkan-Nya. 21:15. Tetapi ketika
imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat melihat mujizat-mujizat yang
dibuat-Nya itu dan anak-anak yang berseru dalam Bait Allah: "Hosana
bagi Anak Daud!"
hati
mereka sangat jengkel,
Matius
21 mulai ayat 12 tentang 'Yesus menyucikan Bait Allah'.
Yang
kedua, tidak tulus hati, karena ada
roh jengkel
(hati jengkel); iri hati, dan benci tanpa alasan, karena ada orang
lain dipakai oleh Tuhan. Saat Yesus mengadakan mujizat (menolong
orang lain), imam-imam malah mengamuk.
Kalau
merpati dijual (tidak tulus), maka rumah
doa menjadi sarang penyamun
dan itu artinya pintu
Sorga tertutup dan tidak bisa dibuka oleh siapapun,
kebinasaan untuk selama-lamanya. Mari kita pertahankan hati yang
tulus ikhlas lewat baptisan air.
- Maleakhi
3: 10
3:10.
Bawalah seluruh persembahan
persepuluhan
itu
ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di
rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak
membukakan
bagimu
tingkap-tingkap
langit
dan
mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.
'rumah
perbendaharaan'
= rumah penggembalaan. 'apakah
Aku tidak
membukakan
bagimu
tingkap-tingkap
langit'
= langit terbuka.
Langit
terbuka yang kedua: pada saat
persepuluhan
dibawa
masuk dalam rumah Tuhan/rumah penggembalaan/rumah
perbendaharaan.
Jadi, PERSEPULUHAN
adalah kunci untuk membuka pintu kerajaan Sorga. Kunci itu kecil;
hati yang tulus seperti merpati, kemudian sampai yang terkecil yaitu
perpuluhan.
Kita harus memperhatikan persepuluhan. Mulai
dari seorang gembala. Kalau gembala
mencuri persepuluhan, maka pintu Sorga tertutup bagi dia dan sidang
jemaat. Sebaliknya, kalau jemaat
mencuri persepuluhan, pintu Sorga juga tertutup. Kalau sidang
jemaat mencuri
kepercayaan Tuhan
kepada seorang gembala tentang persepuluhan, maka pintu Sorga
tertutup bagi semuanya dan binasa.
Malam
ini, serius!
Kita harus sungguh-sungguh. Kalau soal uangnya Tuhan sudah salah,
maka pintu Sorga tertutup. Bukan berarti Tuhan butuh uangnya, tetapi
pengakuannya,
itulah kunci kerajaan sorga. Jika kita mengembalikan perpuluhan, itu
merupakan tanda bahwa kita milik Tuhan dan kita hidup dari
Tuhan.
Jika ada persepuluhan di rumah Tuhan, maka pintu Sorga
terbuka dan Tuhan mengirimkan manna (makanan rohani di rumah Tuhan,
yaitu Firman penggembalaan).
Sebenarnya
ada 2 macam makanan rohani dalam rumah Tuhan: Ibrani
5: 11-14 5:11.
Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar
untuk dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal
mendengarkan. 5:12. Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut
waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi
diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih
memerlukan
susu,
bukan
makanan
keras. 5:13.
Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran
tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. 5:14. Tetapi
makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai
pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang
jahat.
'dan
kamu masih memerlukan
susu,
bukan
makanan
keras'
= dari pembacaan Firman Tuhan ini berarti ada dua makanan rohani.
- Yang
pertama: susu;
injil tentang keselamatan= firman penginjilan= kabar baik untuk
membawa orang-orang berdosa percaya Yesus, diselamatkan dan
diberkati oleh Tuhan. Bayi yang baru lahir memang butuh susu.
Tetapi, seiring berjalannya waktu, ada pertumbuhan dari bayi
menjadi anak lalu ke arah kedewasaan dan membutuhkan makanan yang
kedua.
- Makanan
keras;
cahaya injil tentang kemuliaan Kristus= firman pengajaran benar=
firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua= kabar mempelai=
untuk menyucikan orang-orang yang sudah selamat, supaya masuk dalam
kesempurnaan.
Sekarang
kita sudah lewat dari masa susu dan kita butuh makanan keras
hari-hari ini.
Sikap
kita terhadap makanan keras:
kita harus bisa makan dan menikmati firman pengajaran yang benar=
mendengar dan taat dengar-dengaran terhadap firman pengajaran
benar. Kalau mengomel, bersungut-sungut, berarti kita tidak makan
dan menolak firman pengajaran benar.
Kalau sikap kita benar,
hasilnya:
- kita
mengalami kepuasan
sejati dari Sorga
yang tidak bisa dipengaruhi oleh apapun di dunia (kaya, miskin dan
sebagainya). Makan itu berarti kenyang dan puas.
"Salah
satu contoh, waktu doa puasa kita seperti tidak punya apa-apa,
setetes airpun tidak minum. Tetapi saat-saat mendengar firman, kita
menjadi kenyang. Sering kali, badan menjadi lemah. Saat puasa, saya
mengeluh kepada istri, 'kali ini saya tidak kuat, setengah hari
saja.' Tetapi isteri menguatkan saya, 'ayo, coba dan berdoa
lagi', akhirnya sampai kebaktian session ketiga, bahkan sampai
jauh malam (ada tamu dan sebagainya) saya malah lupa untuk makan
dan minum. Kuat, karena ada kepuasan dan kekuatan dari
Sorga."
Kalau
kita mengalami kepuasan Sorga, kita tidak perlu lagi mencari
kepuasan di dunia yang membuat kita jatuh dalam dosa sampai
puncaknya dosa. Perhatikan saat-saat mendengar Firman, itulah
kepuasan dari Sorga. Kalau suami isteri puas di dalam firman,
rumah tangga dan semuanya akan terjamin, tidak akan ada
kejatuhan-kejatuhan.
Jadi,
kepuasan
sejati ada di dalam firman.
Kalau dari yang lain, kepuasan itu akan habis. Ini yang harus
didoakan di penggembaan di tempat ini.
- Kita
mengalami pertumbuhan
rohani
ke arah kedewasaan rohani.
Efesus
4: 13-14 4:13.
sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang
benar tentang Anak Allah,
kedewasaan
penuh,
dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, 4:14.
sehingga kita
bukan
lagi
anak-anak, yang
diombang-ambingkan
oleh rupa-rupa angin pengajaran,
oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang
menyesatkan,
Bukti
atau tanda kedewasaan rohani:
kita tidak bisa diombang ambingkan (dibimbangkan) oleh
ajaran-ajaran lain. Kita tegas menolak ajaran lain dan tegas untuk
menerima dan mendukung ajaran yang benar (mantap dalam pengajaran
yang benar, tidak bisa digoyahkan oleh apapun).
"Waktu
saya masih menjadi guru tahun '80-90 an', kalau dari Polda
datang ke sekolah untuk menerangkan tentang narkoba, anak kecil
sudah terkena, karena anak-anak tidak mengerti kalau narkoba
dimasukkan di dalam gula-gula. Ini karena masih anak kecil. Kalau
orang besar, pasti curiga 'gula-gulanya kok gratis dan
sebagainya'. Kalau anak kecil, semua gula-gula dianggap sama
saja/manis, padahal didalamnya ada sesuatu."
Kedewasaan
rohani juga ditentukan dari mulut,
yaitu banyak berdiam diri, mengoreksi diri lewat ketajaman pedang
firman. Kalau ditemukan dosa, kita akui, setelah diampuni, jangan
berbuat dosa lagi.
- 1
Petrus 1: 22
1:22.
Karena kamu telah
menyucikan
dirimu
oleh
ketaatan
kepada kebenaran,
sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus
ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan
segenap hatimu.
'kebenaran'=
firman pengajaran yang benar. 'Karena
kamu telah
menyucikan
dirimu
oleh
ketaatan
kepada kebenaran'
= kalau taat pada firman pengajaran yang benar, maka kita
disucikan.
Ini hasil yang ketiga.
Ibrani
5: 14 5:14.
Tetapi makanan
keras
adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai
pancaindera
yang
terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.
Kita
mengalami penyucian mulai dari
PENYUCIAN
PANCAINDERA
(hati
dan pikiran). Lima indera = pintu hati. Apa yang kita lihat akan
masuk dalam hati pikiran.
Markus
7: 21-23 7:21.
sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat,
percabulan(1),
pencurian(2),
pembunuhan(3), 7:22.
perzinahan(4),
keserakahan(5),
kejahatan(6),
kelicikan(7),
hawa
nafsu(8),
iri
hati(9),
hujat(10),
kesombongan(11),
kebebalan(12). 7:23.
Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan
orang."
Kalau
hati suci, maka seluruh hidup kita suci. 'kebebalan'=
tidak bisa dinasihati lagi lewat pemberitaan Firman dan nasihat
secara pribadi (empat mata). Di dalam Surat Titus, orang semacam
ini ditinggalkan saja, yang penting kita sudah berusaha menolong
dia, tetapi dia yang tidak mau dan selalu berbantah-bantah.
Kalau
hati disucikan, maka seluruh kehidupan kita disucikan, sehingga
kita bisa
mengasihi dengan kasih yang tulus ikhlas,
bahkan bisa mengasihi musuh dan berdoa untuk musuh kita (orang yang
memusuhi kita), supaya mereka bisa diampuni, diberkati, bahkan
dipakai oleh Tuhan. Kalau sudah saling mengasihi dengan kasih
yang tulus ikhlas, sampai mengasihi musuh, itulah tubuh.
Di
dalam tubuh kita, semuanya mengasihi dengan tulus. Manusia bisa
berpura-pura, tetapi kasih di dalam tubuh Kristus benar-benar
tulus.
"Kalau
kita mau membersihkan mata, maka dibersihkan dengan tulus, tidak
pura-pura. Karena itu saya ajarkan pada Lempin-El supaya mengepel
dengan tulus. Kalau lantainya ada lemarinya, digeser lemarinya atau
lantainya yang diraba, jangan bilang 'ini karena tidak
kelihatan'. Tidak ada hubungan memang. Kalau saya mengepel, saat
ada bagian-bagian yang sulit, saya geser lemarinya, kalau tidak
kuat menggeser, saya tetap bersihkan dengan meraba. Inilah belajar
ketulusan. Jangan karena orang lain tidak tahu, lalu tidak dipel
lantainya. Jika demikian ini namanya tidak tulus. "
Kalau sudah tulus, kita bisa saling mengasihi seperti diri
sendiri, bahkan bisa mengasihi musuh. Seperti dalam tubuh kita,
saat tergigit oleh gigi, tidak mungkin dipotong giginya, tetapi
gigi yang jahat malah dibersihkan juga.
Kalau sudah suci
sampai tulus, maka kita akan dipakai dalam pembangunan tubuh
Kristus.
"Ada
yang bilang ke saya, 'om, kalau tidak ada gelarnya, tidak bisa
khotbah di kota'. Saya tertawa, saya katakan, 'Bpk Pdt In Juwono
juga tidak ada gelarnya, tapi dipakai bukan hanya di kota, tetapi
sampai ke luar negeri khotbahnya'. Silahkan saja punya gelar atau
tidak punya gelar. Untuk dipakai Tuhan yang penting adalah 'S'
(suci) dan 'T' (tulus)."
Efesus
4: 11-12 4:11.
Dan Ialah yang memberikan
baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil
maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, 4:12. untuk
memperlengkapi
orang-orang
kudus
bagi
pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,
Jika
kita mau disucikan, hati suci, seluruh hidup suci, sampai memiliki
kasih yang tulus ikhlas, saling mengasihi sampai mengasihi musuh,
maka kita diperlengkapi
dengan jabatan pelayanan
untuk dipakai dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang
sempurna= menempatkan Yesus sebagai Kepala. Ini semuanya
berasal dari perpuluhan.
Ayat 11= 5 jabatan pokok yang bisa
dijabarkan menjadi pelayanan lainnya (pemain musik dan
sebagainya).
Kalau
Yesus menjadi kepala atas hidup kita (Dia sebagai kepala yang
bertanggung jawab atas hidup kita), maka pintu Sorga terbuka bagi
kita dan
hasilnya:
sekalipun kita hidup di dunia, tetapi kita hidup dalam siklus
kerajaan Sorga (sistem kerajaan Sorga) yang tidak bisa dipotong oleh
apapun.
Maleakhi
3: 10-12 3:10.
Bawalah seluruh persembahan persepuluhan
itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan
di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah
Aku
tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit
dan
mencurahkan berkat
kepadamu sampai berkelimpahan 3:11. Aku akan menghardik
bagimu belalang pelahap,
supaya jangan dihabisinya hasil tanahmu dan supaya jangan pohon
anggur di padang tidak berbuah bagimu, firman TUHAN semesta alam.
3:12. Maka segala bangsa akan menyebut kamu berbahagia,
sebab kamu ini akan menjadi negeri kesukaan, firman TUHAN semesta
alam.
'apakah
Aku
tidak
membukakan bagimu tingkap-tingkap langit '=
Yesus yang membuka pintu Sorga, bukan kita. Jika kita sudah
masuk dalam pembangunan tubuh Kristus--mulai dari dalam nikah (nikah
suci dan saling mengasihi), dalam penggembalaan suci dan saling
mengasihi, antar penggembalaan suci dan saling mengasihi, sampai
terbentuk tubuh yang sempurna--, itu berarti menempatkan Yesus
sebagai kepala dan Yesus lah yang membuka pintu Soirga. Dia sebagai
kepala bertanggung jawab sampai mati di bukit Golgota untuk membuka
pintu kerajaan Sorga, supaya sekalipun kita hidup di dunia, tetapi
hidup dalam sistem kerajaan sorga (siklus kerajaan Sorga) yang tidak
bisa diganggu gugat oleh krisis apapun di dunia ini.
Ayat 11
= musuh-musuh yang merusak akan dihalau oleh Tuhan. ayat 12 =
mengalami kebahagiaan.

Siklus
sorga:
Ada perpuluhan => ada makanan di rumah Tuhan (Firman) =>
kita menikmati dan makan Firman penggembalaan (mendengar dan
melakukan Firman atau taat dengar-dengaran) => kita disucikan dan
dipakai oleh Tuhan dalam pembangunan tubuh Kristus (menempatkan
Yesus sebagai kepala) => Tuhan membuka pintu tingkap-tingkap
langit untuk: mencurahkan berkat, perlindungan ('dibatasi')
dan kebahagiaan. Inilah yang kita terima dari Tuhan. Ada pengakuan,
'ini
semua saya terima dari Sorga, bukan dari gelar, gaji, toko, semuanya
hanya sarana saja',
lalu kita perpuluhan lagi. Demikian siklus ini akan berlanjut terus
dan tidak bisa diganggu gugat oleh krisis apapun.
Tetapi
kita harus
waspada!
Ada
juga yang menutup
pintu kerajaan Sorga
(penjual merpati). Ada yang sudah membawa persepuluhan, tetapi ada
juga yang malah mencuri.
Sementara ada kegerakan pembangunan tubuh Kristus (Roh Kudus
hujan akhir), ada juga yang
mencuri
seperti Akhan.
Yosua masuk Kanaan dengan menghancurkan Yerikho, inilah gambaran
kegerakan Roh Kudus hujan akhir yang tidak bisa dihalangi oleh
apapun. Yerikho yang hebat bisa hancur karena ada Yesus sebagai
kepala. Tetapi, sayang, Akhan mencuri milik Tuhan, sehingga langit
tidak terbuka, tetapi bumi yang terbuka menjadi lembah. Lembah itu
tanah datar yang terbuka.
Yosua
7: 1, 20-21 7:1.
Tetapi orang Israel berubah setia dengan mengambil barang-barang
yang dikhususkan itu, karena Akhan bin Karmi bin Zabdi bin Zerah,
dari suku Yehuda, mengambil sesuatu dari barang-barang yang
dikhususkan itu. Lalu bangkitlah murka TUHAN terhadap orang Israel.
7:20. Lalu Akhan menjawab Yosua, katanya: "Benar,
akulah
yang berbuat dosa
terhadap
TUHAN, Allah Israel, sebab beginilah perbuatanku: 7:21. aku
melihat di antara barang-barang jarahan itu jubah yang indah, buatan
Sinear, dan dua ratus syikal perak
dan sebatang emas
yang lima puluh syikal beratnya; aku mengingininya, maka kuambil;
semuanya
itu
disembunyikan
di dalam kemahku
dalam tanah, dan perak itu di bawah sekali."
'semuanya
itu disembunyikan di dalam kemahku'
= Ini salah, seharusnya emas dan perak diletakkan di dalam rumah
perbendaharaan.
Yosua
6: 24 6:24.
Tetapi kota itu dan segala sesuatu yang ada di dalamnya dibakar
mereka dengan api; hanya emas dan perak, barang-barang tembaga dan
besi ditaruh mereka di dalam
perbendaharaan
rumah TUHAN.
Dalam
kegerakan Roh Kudus hujan akhir (Yosua menuju Kanaan), maka Akhan
mencuri milik Tuhan. Barang-barang yang dikhususkan--yang seharusnya
diletakkan di dalam rumah perbendaharaan--, ini sekarang menunjuk
pada persepuluhan. Akibatnya:
Akhan ditaruh di lembah Akor. Bukan langit yang terbuka, tetapi bumi
yang terbuka, sehingga semakin ke bawah.
Yosua
7: 25-26 7:25.
Berkatalah Yosua: "Seperti engkau mencelakakan kami, maka TUHAN
pun mencelakakan engkau pada hari ini." Lalu seluruh Israel
melontari dia dengan batu, semuanya itu dibakar dengan api dan
dilempari dengan batu. 7:26.
Sesudah itu didirikanlah di atasnya suatu timbunan batu yang besar,
yang masih ada sampai sekarang. Lalu surutlah murka TUHAN yang
bernyala-nyala itu. Oleh sebab itu nama tempat itu sampai sekarang
disebutkan
lembah
Akhor.
Sekarang,
dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir, banyak hamba Tuhan/anak Tuhan
mencuri persepuluhan milik Tuhan, sehingga nasibnya seperti Akhan
yang masuk dalam lembah Akhor. Lembah
Akhor=
lembah kesukaraan dan pintu Sorga tertutup, hidupnya sukar terus,
tidak ada pintu terbuka (pintu tertutup terus), sampai binasa
selama-lamanya.
Kita sungguh-sungguh supaya pintu Sorga
terbuka. Kita pertahankan hati yang tulus dan jangan jual merpati.
Dan kita hati-hati soal persepuluhan, sekalipun kita dalam
kekurangan. Malam ini, biarlah kunci kerajaan Sorga diberikan kepada
kita semua (orang pilihan-Nya), bukan kepada orang lain.
"Saya
dulu di tes juga soal persepuluhan. Bangunan gereja belum selesai,
persepuluhannya bagaimana? Saya dites juga, saat mau diberikan
persepuluhan yang banyak tetapi tidak benar. Kalau salah dalam
persepuluhan, masuk lembah Akhor, pelayanan menjadi sukar karena
pintu Sorga tertutup. Mungkin ada jiwa masuk lima, sepuluh jiwa
keluar gereja. Ini rugi."
- Matius
24: 30-32
24:30.
Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua
bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan
melihat
Anak Manusia itu datang di atas awan-awan
di
langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. 24:31. Dan Ia
akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dengan meniup sangkakala
yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang
pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu
ke ujung langit yang lain. 24:32. Tariklah pelajaran dari
perumpamaan tentang pohon ara: Apabila ranting-rantingnya
melembut
dan
mulai bertunas, kamu tahu, bahwa musim panas sudah dekat.
Langit
terbuka yang ketiga: pintu Sorga terbuka
saat
YESUS
DATANG KEMBALI
KEDUA KALI
di awan-awan yang permai.
Kedatangan Yesus kedua kali identik dengan
MELEMBUT.
Inilah kunci kerajaan Sorga. Sejak dulu pohon ara di taman Eden
sudah keras, tidak berbuah dan hanya berdaun saja (daun ara dipakai
cawat oleh Adam dan Hawa). Sampai Yesus sudah datang ke dunia
pertama kali (sudah 4000 tahun), pohon ara juga tidak berbuah, masih
keras. Zaman Adam sampai Abraham 2000 tahun, dari Abraham sampai
kedatangan Yesus pertama kali 2000 tahun, jadi sudah 4000 tahun.
Sekarang sudah 6000 tahun, sudah terakhir, harus melembut.
Kalau tidak berbuah, berarti sudah gagal. Jangan
putus asa kalau kita gagal!
Pohon ara gagal 4000 tahun masih ditolong oleh Tuhan.
Inilah
kunci
kerajaan Sorga
yang kecil-kecil, yaitu hati
tulus
seperti merpati (berapa harganya merpati?), persepuluhan
(yang paling kecil) dan melembut.
Melembut=
terjadi pembaharuan dari hati yang keras menjadi rendah hati dan
lemah lembut. Yeremia
17: 1 17:1.
"Dosa Yehuda telah tertulis dengan pena besi, yang matanya dari
intan,
terukir
pada
loh hati mereka dan pada tanduk-tanduk mezbah mereka
Hati-hati!
Kalau
tidak mau melembut, hati
keras
(tetap mempertahankan yang salah), itulah yang menutup
pintu Sorga.
Ayat 1= dosa Yehuda adalah kekerasan hati.
Kekerasan
hati
yaitu tidak mau mengaku dosa, malah menyalahkan orang lain, bahkan
menyalahkan Tuhan (menyalahkan Firman pengajaran yang benar).
Ini
yang gawat!
"Ada
orang datang kepada saya. Dia sadar akan salahnya, tetapi dia merasa
tidak mampu. Tetapi setelah mampu, ia mau mengaku dan bisa
tertolong. Tetapi kalau malah menantang (sudah tahu dosa, malah
menantang, 'mau apa?'), sudah tidak bisa tertolong lagi."
Kalau
hati keras, berarti dosa terukir di dalam hati, tidak bisa terhapus
dan terukir pada tanduk-tanduk mezbah. Dulu, ada alat yang
namanya Mezbah Korban Bakaran. Kalau ada orang yang berbuat dosa
dengan tidak sengaja (contohnya, membunuh dengan tidak sengaja), ia
bisa lari pada kota-kota perlindungan dan memegang tanduk Mezbah
Korban Bakaran, sehingga ia diampuni dan tidak boleh dibunuh
(mendapat kuasa pengampunan). Tetapi, kalau dosa ditulis di
hati dan tanduk mezbah, berarti tidak
ada pengampunan lagi=
binasa selamanya dan pintu Sorga tertutup, tertinggal saat Yesus
datang kembali. Serius
malam ini!
Seperti 5
gadis yang bodoh tidak bisa masuk lagi (ketinggalan) dan Tuhan
berkata, 'Enyahlah!
Aku tidak mengenal engkau'.
Malam
ini bicara tentang langit terbuka, ini merupakan kesempatan bagi
kita. Pintu Sorga terbuka merupakan kesempatan yang luas bagi kita,
orang najis, siapa saja bisa masuk. Asal mau masuk baptisan (hati
tulus),
ada persepuluhan/kita mengalami penyucian
(selama ada Firman kita masih bisa disucikan) dan melembut,
maka pintu Sorga bisa terbuka bagi kita. Kalau hati keras berarti
menutup pintu Sorga.
Jangan
seperti Akhan!
Sudah dipakai oleh Tuhan, tetapi malah menutup pintu Sorga gara-gara
ikatan uang. Dalam Perjanjian Baru, Yudas semula dipakai Tuhan,
tetapi gara-gara ikatan uang, dia habis.
Melembut
artinya
- pembaharuan
menjadi rendah
hati dan lemah lembut.
Biarlah kita belajar untuk rendah hati dan lemah lembut.
Rendah
hati=
kemampuan untuk mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama dengan
seujujur-jujurnya. Jika diampuni, jangan berbuat dosa lagi. Lemah
lembut=
kemampuan untuk mengampuni dosa orang lain dengan setulus-tulusnya
dan melupakannya.
Sering kali, kita tidak tulus, kita
berkata sudah mengampuni tetapi masih ingat terus.
Kalau
kita saling mengaku dan mengampuni, maka darah Yesus menghapus
segala dosa kita, sehingga kita mengalami perhentian (kelegaan),
semua enak dan ringan, ada
damai sejahtera.
Inilah
tanda
pintu Sorga terbuka bagi kita.
Kalau
takut, stres, berarti pintu Sorga tertutup. Kalau ada damai
sejahtera, kita merasa enak dan ringan, itu sama dengan kita sedang
terangkat ke atas dan tidak akan ketinggalan saat Yesus datang
kembali. Semakin
dosa diselesaikan, maka kita semakin ringan dan terangkat,
dan tahu-tahu sudah bertemu Tuhan muka dengan muka (paling enak dan
ringan, sampai kita di awan-awan.
- Lidah
keras diubahkan menjadi lidah
lembut
(dari hati keluar ke lidah).
Lidah keras= perkataan sia-sia
(dusta, gosip, kata-kata jenaka), sampai menghujat Tuhan =
menghujat pengajaran benar= mendukung yang salah (menolak
pengajaran yang benar dan menerima yang salah). Ini yang harus
diubahkan.
Kalau sudah tahu mana yang benar, tetapi menolak
pengajaran benar dan menerima ajaran lain, itu sudah benar-benar
menghujat Tuhan. Kita
harus hati-hati dengan mulut kita.
Amsal
15: 4a 15:4a.
Lidah
lembut
adalah
pohon kehidupan,
=
lidah lembut menentukan
kehidupan kita di dunia sampai hidup kekal di sorga.
Praktik
lidah lembut:
- 1
Petrus 3: 10
3:10.
"Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat
hari-hari baik,
ia
harus menjaga lidahnya
terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang
menipu.
Kalau
mau melihat hari-hari yang baik (kuliah baik, pekerjaan baik,
pelayanan yang baik), jaga
lidah ini!
Praktik
lidah lembut yang pertama:
perkataan
yang benar
(tidak ada dusta) dan
baik
(menjadi berkat bagi orang lain). Kalau
lidah baik, kita bisa melihat hari-hari baik, artinya Tuhan
akan menjadikan semuanya baik.
Kita
pasti menuai kalau kata-kata kita salah!
Kalau ada kata-kata yang salah, harus dicabut seperti Ayub. Ayub
dulu banyak mengomel, lalu Ayub duduk di debu mencabut
perkatannya. Setelah itu Ayub dipulihkan dua kali lipat. Selama
tidak dicabut, pasti susah.
"Makanya,
mencabut perakatan itu susah. Bpk Pdt Totaijs mengatakan, itu
seperti membawa bantal yang isinya kapuk ke lantai 7, dan sobek
dengan pisau dan sebarkan di jendela. Setelah itu, pungut itu
semua dan kalau kembali utuh, itu berarti sudah mencabut
perkataan. Ini pesan supaya kita tidak banyak salah dalam
perkataan. Tuhan tolong kita."
Kalau
semua kata-kata yang tidak baik dicabut, maka semua akan menjadi
baik (hidup menjadi baik, pelayanan, nikah, dan ekonomi menjadi
baik). Lidah itu bagaikan pohon kehidupan.
- Roma
8: 26
8:26.
Demikian juga Roh
membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu,
bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh
sendiri berdoa
untuk kita kepada Allah dengan
keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.
Praktik
lidah lembut yang pertama yang kedua: lidah yang
dikuasai
oleh Roh Kudus,
sehingga kita bisa menyembah Tuhan dengan keluhan yang tak
terucapkan (dengan hancur hati). Menyembah Tuhan dengan hancur
hati, bisa dengan bahasa Roh (sesuai yang diajarkan oleh Roh
Kudus) atau dengan tangisan seperti bayi yang menangis (bayi
menangis dengan sepenuh hati, tidak dengan pura-pura). Inilah yang
bisa menarik
belas kasihan Tuhan
atas hidup kita.
Seperti yang dialami oleh Musa dan raja
Hizkia. Saat Hizkia divonis mati oleh Tuhan, ia menangis dan belas
kasih Tuhan turun, sehingga ia masih hidup 15 tahun lagi.
Jika
menyembah Tuhan seperti bayi menangis, maka tangan belas kasih
Tuhan, tangan kemurahan Tuhan diulurkan kepada kita.
Keluaran
2: 6, 10 2:6.
Ketika dibukanya, dilihatnya bayi itu, dan tampaklah anak itu
menangis,
sehingga belas kasihanlah ia kepadanya dan berkata: "Tentulah
ini bayi orang Ibrani." 2:10. Ketika anak itu telah besar,
dibawanyalah kepada puteri Firaun, yang mengangkatnya menjadi
anaknya, dan menamainya Musa, sebab katanya: "Karena aku
telah menariknya dari air."
Kalau
bayi menangis seperti Musa,
hasilnya:
- tangan
belas kasih Tuhan mengangkat
Musa dari air
(Musa diselamatkan):
- Tuhan
menyelamatkan kita dari pengaruh dunia (dari sungai Nil dan
tangan puteri Firaun) dan dari pengaruh dosa-dosa sampai
puncaknya dosa, sehingga kita bisa
hidup benar
di dalam Tuhan.
- Tuhan
menolong atau menyelesaikan
segala masalah-masalah kita,
sampai masalah yang mustahil.
Kalau
kita disadarkan oleh Tuhan bahwa kita orang yang paling najis,
paling berdosa seperti Rasul Paulus, mari kita menangis untuk
minta ampun (sadar dan meninggalkan dosa-dosa), sehingga kita
diselamatkan dan sungguh-sungguh mau hidup benar di dalam Tuhan.
- Kalau
sudah hidup benar, maka kita seperti Musa
yang diangkat dari anak budak menjadi anak raja:
- Arti
secara rohani: tangan belas kasih Tuhan mengangkat kita menjadi
iman-imam dan raja-raja (dipakai
oleh Tuhan
dalam pembangunan tubuh Kristus).
- Arti
secara jasmani: ada
masa depan yang berhasil dan indah pada waktu-Nya.
Hati melembut ini sampai pada puncaknya, yaitu seperti bayi
yang hanya menangis.
- Musa
diangkat Tuhan ke Sorga.
Musa meninggal dan dikuburkan, tetapi tidak ada kuburannya lagi.
Bagi kita sekarang, jika Yesus datang kembali ke dua kali,
kita
akan diubahkan
menjadi sempurna seperti Dia dan kita diangkat ke awan-awan yang
permai.
Puncak
melembut adalah menjadi seperti bayi. Kalau sudah tidak bisa
apa-apa, pandanglah Tuhan, menangislah kepada Tuhan saja. Bayi
ini tidak bisa apa-apa, kalau gatal, tidak ada makanan pasti
menangis, bahkan bayi tidak bisa membuang kotorannya sendiri.
Mungkin kita sudah berkecimpung dalam dosa (tidak bisa bersih),
tidak bisa lepas dari dosa, terus berkubang dalam dosa, kita
menangis saja dan Tuhan yang akan membersihkan.
Sampai nanti di awan-awan, tangisan kita akan berubah menjadi sorak
sorai "Haleluya, Yesus" dan kita bersama dengan Dia untuk
selama-lamanya. Kita sebagai bayi, cukup menangis saja hari-hari
ini.
Tuhan
memberkati.
kembali ke halaman sebelumnya
|