Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia dari TUHAN senantiasa dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.

Wahyu 4: 8
4:8. Dan keempat makhluk itu masing-masing
bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."

Keempat mahkluk, itulah empat pribadi yang pernah hidup di dunia sampai terangkat ke sorga--masing-masing bersayap enam.
Sayap menunjuk pada naungan TUHAN. Di dalam Tabernakel ditunjukkan dengan tudung. Di atas papan-papan--kita semua gereja TUHAN--diberi tudung.

Kayu yang adalah manusia daging yang disucikan oleh TUHAN, yang membentuk ruangan suci dan ruangan maha suci--suci dan sempurna--, itu ditudungi dengan empat lapis tudung.

Kemarin, kita mendengar ada empat macam tudung (diterangkan pada Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 11 Juli 2016):

  1. Paling bawah: tudung Tabernakel= tudung iman dan perbuatan iman => ditunjukkan dalam surat Yakobus.
  2. Tudung bulu kambing= tudung kesucian dan pengharapan dalam Roh Kudus => ditunjukkan dalam surat 1-2 Petrus.
  3. Tudung kulit domba jantan diwarnai merah (dicelup warna merah)= tudung kasih dan pengorbanan Yesus (Anak Allah)=> ditunjukkan dalam surat 1-3 Yohanes. Merah menunjuk pada darah. Yesus bagaikan Anak Domba Allah yang disembelih dan dikuliti, lalu kulitnya dicelup warna merah--tanda darah.

  4. Paling atas, tudung kulit lumba-lumba= tudung penghukuman--ini yang menahan penghukuman TUHAN--=> ditunjukkan dalam surat Yudas.

Kalau ada iman, pengharapan, dan kasih, kita akan mengalami tudung penghukuman, artinya: tidak bisa dijamah oleh penghukuman atau kiamat.

Malam ini kita belajar, empat macam tudung adalah empat pribadi yang melindungi/menudungi sidang jemaat:

  1. Paling atas: tudung kulit lumba-lumba= Allah Bapa yang melindungi dari penghukuman.
    Kemarin contohnya zaman Nuh. Air bah datang, tapi Nuh sekeluarga mendapat tudung sehingga air bah tidak menenggelamkan Nuh sekeluarga.

  2. Tudung kulit domba jantan diwarnai merah= Anak Allah.
  3. Tudung bulu kambing= Allah Roh Kudus.
  4. Paling bawah--yang kelihatan--, yaitu: tudung Tabernakel= tudung iman.

Tiga tudung--Allah Tritunggal--tidak terlihat dari bawah. Jadi yang menudungi kita adalah Allah tritunggal.
Tudung Tabernakel menunjuk pada dua pribadi, yaitu:

  1. Bisa dilihat dengan mata jasmani, yaitu gembala di bumi--gembala manusia yang dipercaya TUHAN.
    Di dalam Yohanes 21, tiga kali Yesus berkata kepada Petrus: 'Apakah engkau mengasihi Aku? Gembalakanlah domba-domba-Ku.'

    Kelihatan dengan mata jasmani, berarti gembala manusia harus menjadi teladan dalam sidang jemaat, yaitu:

    1. Ibrani 13: 7-9
      13:7. Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka.
      13:8. Yesus Kristus
      tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.
      13:9. Janganlah kamu disesatkan oleh
      berbagai-bagai ajaran asing. Sebab yang baik ialah, bahwa hati kamu diperkuat dengan kasih karunia dan bukan dengan pelbagai makanan yang tidak memberi faedah kepada mereka yang menuruti aturan-aturan makanan macam itu.

      Yang pertama: menjadi teladan iman.

      Ayat 8= apanya yang sama? Dijelaskan di ayat 9a, yaitu sama dalam pengajaran.
      Jadi, teladan iman artinya:

      1. Tetap berpegang teguh pada firman pengajaran yang benar--tidak bimbang, dan tidak mencampurbaurkan dengan ajaran lain; tidak berubah-ubah dalam pengajaran.

        Jika seorang gembala berubah-ubah dalam firman pengajaran, maka tidak ada tudung--tidak bisa jadi teladan. Kalau tidak ada tudung, berarti tiga tudung di atasnya juga tidak ada; terbuka. Bahaya! Sidang jemaat akan kering, di situ ular masuk, angin masuk dan jemaat akan hancur.

        Ini bergantung pada seorang gembala. Karena itu perlu mendoakan gembala yang kelihatan, supaya menjadi teladan iman dalam sidang jemaat.

      2. Tetap hidup dalam kebenaran. Semua harus benar mulai dari yang kecil-kecil; nikahnya benar; pelayanannya benar; semua benar. Kalau tidak benar sedikit saja, sudah tidak ada tudung; terbuka semua. Ini tanggung jawab seorang gembala; sangat menentukan.

        Karena itu kita bersyukur kalau kita bisa melihat gembala, kita tahu bagaimana nikahnya. Kalau orang dari mana-mana, kita tidak tahu.

      3. Tetap percaya dan berharap TUHANsaat menghadapi pencobaan-pencobaan; tidak mengambil jalan sendiri.

    2. 1 Timotius 4: 12
      4:12. Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladanbagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmudan dalam kesucianmu.

      Yang kedua: teladan dalam lima hal:

      1. Perkataan, yaitu perkataan yang benar dan baik.
      2. Tingkah laku; perbuatan, yaitu perbuatan yang benar dan baik.
      3. Kasih, yaitu mengasihi TUHAN lebih dari semua dan mengasihi sesama seperti diri sendiri, sampai mengasihi musuh.

        Tidak semua jemaat; domba-domba bisa menerima seorang gembala--seperti Yudas Iskariot terhadap Yesus. Itu harus disadari oleh gembala, tetapi harus tetap dikasihi, bukan dimusuhi--seperti Yesus yang tetap menegor, menasihati Yudas sampai terakhir kali, tetapi ia tidak mau. Bukan diusir, tetapi memisahkan diri sendiri. Kalau keras hati, akan pergi sendiri.

      4. Kesetiaan= setia dalam memberi makanan yang benar kepada sidang jemaat dan menaikkan doa penyahutan. Ini adalah ujian kesetiaan bagi seorang gembala.

        Kalau sudah bisa memberi makan, yang lain pasti bisa--membesuk dan lain-lain; kalau sangat terpaksa tidak bisa datang, bisa ditelepon kalau sakitnya tidak parah.

      5. Hidup dalam kesucian.

    Jemaat bisa melihat teladan-teladan ini dengan mata jasmani. Jika sidang jemaat bisa melihat seorang gembala manusia yang bisa jadi teladan, maka sidang jemaat harus tergembala dengan benar dan baik. Jangan seperti Yudas Iskariot, sudah melihat Yesus yang jelas teladannya, tetapi ia masih tidak mau tergembala dan masih ke sana ke mari--yang jelas bertentangan dengan Yesus--akhirnya ia terpisah dan tidak mengalami tudung.

    Mari, gembala harus tanggung jawab menjadi teladan, supaya ada tudung; tetapi setelah sidang jemaat bisa melihat teladan itu dengan mata jasmani, sidang jemaat juga harus tergembala dengan benar dan baik.

  2. Yang kedua: yang tidak bisa dilihat dengan mata jasmani, tetapi dengan mata rohani, yaitu Yesussebagai gembala agung, gembala baik, imam besar, raja, dan mempelai pria sorga.

    Jika mata jasmani sidang jemaat bisa melihat gembala yang menjadi teladan--tergembala dengan benar dan baik--maka mata rohani kita bisa melihat Allah Tritunggal--tiga tudung di atasnya--dalam pribadi Yesus sebagai gembala agung, gembala baik, imam besar, raja segala raja dan mempelai pria sorga.

    Jadi penggembalaan ini suatu teladan, bukan memerintah. Doakan gembala-gembala supaya bisa menjadi teladan. Seorang gembala hanya memberi makan. Kalau sudah makan, jemaat akan tumbuh rohaninya dan nanti akan aktif sendiri--panggilan dari TUHAN. Kita sungguh-sungguh malam ini. Mata jasmani bisa melihat teladan gembala jasmani dan mata rohani kita bisa melihat Allah Tritunggal di dalam pribadi Yesus. Benar-benar ada tudung yang dobel!

Hasilnya:

  1. Yohanes 10: 11
    10:11. Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanyabagi domba-dombanya;

    Hasil pertama: Yesus sebagai gembala yang baik menyerahkan nyawa--mati di kayu salib--untuk memberikan kehidupan.
    Artinya: memelihara kita secara jasmani dan rohani. Dia yang mati supaya kita hidup. Luar biasa!

    Secara jasmani: kita dipelihara secara bekelimpahan; tidak berkekurangan, tetapi selalu mengucap syukur kepada TUHAN. Mungkin tidak ada tabungan, tetapi saat kita butuh, ada, itulah kelimpahan. Kelimpahan itu bukan berjuta-juta.
    Masalah uang 100 rupiah saja kita bisa bersyukur.

    "Dulu, kalau dari Bungurasih langsung ke Perak, harga bis kota Rp 500. Tapi kalau ke Wonokromo dulu Rp 300 dan Rp 300 ke Perak. Saya dari Malang punya uang Rp 2000. Ongkos ke Surabaya seharusnya Rp 1600 dan kembali Rp 400. Saya hanya berpikir, nanti dari Wonokromo saya jalan ke Johor, karena sisa uang hanya cukup dari Bungurasih ke Wonokromo--Rp 300. Tetapi aneh, sebelah saya diberi kembalian pas oleh kondekturnya, tetapi saya diberi Rp 500. Ini pas, bisa naik bis kota. Tetapi lihat jamnya sudah lewat, sudah tidak ada bis kota. Tetapi aneh lagi. Waktu turun, ternyata masih ada bis kotanya. Saya lari dan bisa naik bis sampai ke Johor, bayar Rp 500. Begitu sampai di Johor, saya langsung tersungkur bersyukur pada TUHAN. Tetapi hati-hati, setan mengejar. Besok paginya ke Gending 200 km, tidak punya uang. Akhirnya juga ada. Setiap butuh, ada. Itu namanya kelimpahan. Karena itu, kalau kita merasa tiap uang itu dari TUHAN, itulah kelimpahan dan kita selalu mengucap syukur, kita dipelihara."

    Secara rohani: kita dipelihara supaya kita bisa hidup benar dan suci; dosa-dosa dihapus.

    Inilah pemeliharaan kalau kita bisa melihat gembala manusia yang menjadi teladan.

  2. Yesaya 43: 15-17
    43:15. Akulah TUHAN, Yang Mahakudus, Allahmu, Rajamu, yang menciptakan Israel."
    43:16. Beginilah firman TUHAN, yang telah
    membuat jalan melalui lautdan melalui air yang hebat,
    43:17. yang telah menyuruh kereta dan kuda keluar untuk berperang, juga tentara dan orang gagah--mereka terbaring, tidak dapat bangkit, sudah mati, sudah padam sebagai sumbu--,

    Kehidupan di luar penggembalaan sekalipun hebat akan padam--tidak ada harapan; sumbu yang padam; buluh terkulai--seperti Firaun. Tetapi Israel yang tergembala sungguh-sungguh, ditudungi.

    Hasil kedua: Yesus sebagai raja dan mempelai pria sorga sanggup menciptakan jalan di tengah laut.
    Artinya:

    1. Sanggup menyelesaikan semua masalah yang mustahil; memberikan jalan keluar. Yang penting kita ada di bawah tudung; tergembala dengan benar dan baik.

      Jangan membuat jalan sendiri di luar firman! Itu bukan jalan keluar, tapi jalan buntu dan binasa; keluar dari tudung. Masalah apa saja, jangan sekali-kali membuat jalan sendiri di luar firman!Kita sungguh-sungguh.

    2. Memberikan masa depan yang berhasil dan indah.
      Yang penting kita ada di bawah tudung--naungan TUHAN. Caranya adalah kita melihat gembala manusia yang benar-benar menjadi teladan. Kita bisa tergembala dengan benar dan baik, supaya mata rohani kitaa bisa melihat Yesus Gembala Agung yang memelihara kita sampai Ia mati dan menyerahkan nyawa-Nya untuk memberikan kehidupan kepada kita. Lalu Ia membuka jalan di tengah laut.

    3. Memakai kehidupan kita. Israel terus berangkat ke Kanaan. Ini adalah kegerakan besar--nanti akan terulang lagi pada kegerakan hujan akhir. Zaman kita sudah yang terakhir; zaman penantian.
      Kita dipakai dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir--pembangunan tubuh Kristus. Ini adalah kegerakan gempar, artinya menggairahkan orang lain untuk ikut dalam kegerakan pembangunan tubuh Kristus, sampai nanti di awan-awan dari empat penjuru bumi.

      Sekarang masih banyak tantangan dan rintangan--seperti Israel mau masuk Kanaan harus menghadapi Yerikho dan sungai Yordan--, tetapi selama mata rohani bisa memandang TUHAN, maka Dia yang membuka jalan bagi kita.

    4. Yesus sebagai raja dan mempelai pria sorga mampu menciptakan kita menjadi ciptaan semula--menyucikan dan mengubahkan kita sampai sempurna seperti Dia. Mulai dari baptisan air.

      Ingat! Laut Kolsom menunjuk pada baptisan air. Kita terus diubahkan, dimandikan dengan air dan firman. Mulai dari baptisan air, kemudian dimandikan dengan air firman pengajaran.

      Waktu itu, kalau kita bayangkan ke depan, belakang tidak bisa, kiri kanan tidak bisa, banyak anak kecil, orang banyak, kemudian dengar suara banyak kuda, terompet, maka yang ada hanya ketakutan.
      "Jangankan banyak tentara, dulu waktu ada pembakaran-pembakaran gereja, gereja di Malang belum selesai. Kita juga takut. Kalau ada mobil satu saja lewat, sudah: 'Yesus tolong.' Takut. Ini kuda dan kereta, wah...saya kira stress."

      Tetapi begitu laut terbelah, mereka bisa jalan sampai di tepi laut. Ada sorak sorai. Inilah pembaharuan lewat baptisan air dan firman pengajaran yang benar, yaitu dari kehidupan yang penuh ketakutan menjadi damai sejahtera.

      Malam ini, kalau masih ada ketakutan dan kekuatiran, serahkan pada TUHAN! Pandang Dia, jangan pandang yang lain! Ketakutan-ketakutan, kekuatiran-kekuatiran, stress akan diubahkan jadi damai sejahtera. Semua enak dan ringan. Inilah permulaan pembaharuan.

      Kita terus diubahkan sampai jika Yesus datang kembali, maka kita diubahkan menjadi sempuna seperti Dia. Kita layak menyambut kedatangan TUHAN kedua kali; ada sorak sorai--seperti saat Israel menyanyi di tepi laut Kolsom--dan kita duduk di takhta bersama Dia. Empat makhluk ada di takhta dan nanti kita juga ada di takhta.

Malam ini pandang penggembalaan yang benar dan pandang Yesus Gembala Agung. Pandang Dia apapun keadaan kita. Dia sanggup memelihara kita, menyelesaikan masalah kita, menjadikan semua indah, memakai kita, dan mengubahkan kita.
Apapun kelemahan kita--mungkin bukan hanya ketakutan, tetapi ada kenajisan dan lain-lain--, akan diubahkan semua saat kita memandang Dia.

Firaun hebat, tetapi di luar penggembalaan--di luar kasih karunia TUHAN--, mati; sebaliknya, mungkin kita seperti bangsa Israel--hanya budak dan tidak punya apa-apa--, tetapi kalau kita tergembala sungguh-sungguh, kita akan berada di dalam tangan kasih karunia TUHAN dan Dia yang membuka jalan.

TUHAN memberkati.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Doa Malang, 06 Agustus 2020 (Kamis Sore)
    ... gadis yang bodoh tidak punya hikmat Sorga Tampil seperti kambing. Tidak mempunyai minyak persediaan sehingga pelitanya hampir padam bahkan sampai padam sehingga ketinggalan saat mempelai datang dan pintu perjamuan kawin ditutup berarti binasa selamanya bersama dengan dunia. Oleh sebab itu kita harus menjadi gadis yang bijaksana yaitu selalu berjaga-jaga supaya ...
  • Ibadah Doa Malang, 17 Agustus 2017 (Kamis Sore)
    ... kepada firman Allah sekalipun ada kesempatan keuntungan paksaan ancaman. Bertumbuh dan bertunas. Markus - Lalu kata Yesus Beginilah hal Kerajaan Allah itu seumpama orang yang menaburkan benih di tanah lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 29 Agustus 2010 (Minggu Sore)
    ... itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah Ini terimalah kepunyaan tuan . Maka jawab tuannya itu Hai kamu hamba yang jahat dan malas jadi kamu sudah tahu bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak ...
  • Ibadah Doa Malang, 01 Oktober 2020 (Kamis Sore)
    ... permai untuk bertemu dengan Yesus yang datang kembali kedua kali . Sesudah itu masuk kerajaan seribu tahun damai Firdaus yang akan datang dan kerajaan Sorga kekal selamanya. Pada saat Tabut Perjanjian kelihatan di Bait Suci Allah pada saat mempelai wanita menyambut kedatangan Yesus kedua kali di bumi terjadi 'kilat dan deru ...
  • Ibadah Doa Malam Surabaya, 12 Mei 2014 (Senin Malam)
    ... dosa makan-minum merokok mabuk narkoba dan kawin-mengawinkan nikah yang salah percabulan dan lain-lain sehingga Niniwe diancam hukuman oleh Tuhan. Jadi dia mengambil keputusan untuk berdoa dan berpuasa kalau sekarang doa malam menyembah Tuhan. Belajar dari raja Neniwe menyembah Tuhan adalah merendahkan diri serendah-rendahnya sampai mengaku hanya debu tanah liat yang banyak kekurangan ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 29 Desember 2019 (Minggu Siang)
    ... sampai pada kesempurnaan. Siang ini kita belajar tentang Bait Suci Allah--ruangan suci ditambah dengan ruangan maha suci--yang terdiri dari PAPAN-PAPAN. Papan-papan memiliki ukuran yang sama--panjang hasta lebar hasta-- dan terbuat dari kayu penaga. Papan menunjuk pada kehidupan yang sudah ditebus. Wahyu - . dan dari Yesus Kristus Saksi yang setia yang pertama bangkit dari ...
  • Ibadah Doa Malang, 14 Oktober 2021 (Kamis Sore)
    ... manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu. . Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta mereka tidak bercela. Ada tujuh fakta pengikutan terhadap Yesus sampai ke bukit Sion Bagaikan desau air bah tidak bisa dibendung diterangkan pada Ibadah Pendalaman Alkitab Malang Agustus sampai Ibadah Doa Malang ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 08 Agustus 2018 (Rabu Sore)
    ... rohani-- bahaya karena akan membawa pada maut kematian kedua di neraka selama-lamanya. Wahyu . Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua lautan api. Samuel . Tetapi Daud menjawab katanya Ayahmu tahu benar bahwa engkau suka kepadaku. Sebab itu pikirnya Tidak boleh Yonatan mengetahui ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 22 Februari 2017 (Rabu Sore)
    ... batu sandungan bagi mereka yang lemah. Tanda iman yang lemah gampang tersandung gampang berbuat dosa. Ada kesempatan berbuat dosa. Kalau tidak ada kesempatan justru cari-cari kesempatan. Kalau gampang tersandung ia juga gampang menjadi sandungan bagi orang lain. Kapan jadi sandungan bagi yang lain Saat kita saling menghakimi atau saling mempersalahkan. Roma . Karena itu ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 19 Maret 2014 (Rabu Sore)
    ... yang ke- yaitu YESUS TAMPIL DALAM KEMULIAAN SEBAGAI HAKIM YANG ADILWahyu Dan kaki-Nya mengkilap bagaikan tembaga membara di dalam perapian suara-Nya bagaikan desau air bah. Tanda penampilan pribadi Yesus sebagai hakim yang adil yaitu kaki-Nya mengkilap bagaikan tembaga yang membara dalam perapian mulai diterangkan pada Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya Maret ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.