Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera dilimpahkan TUHAN di tengah kita sekalian.

Tema: Wahyu 21: 5: "Aku menjadikan segala sesuatu baru."

Wahyu 21: 5
21:5 Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: "Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!" Dan firman-Nya: "Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar."

Sebenarnya, di dalam kitab Kejadian, TUHAN sudah menciptakan langit bumi beserta isinya termasuk manusia yang sempurna, sama mulia dengan TUHAN--satu gambar dengan TUHAN pada waktu diciptakan--dan ditempatkan di taman Eden. Semuanya baik, semuanya bahagia bersama dengan TUHAN. Tetapi sayang, manusia diperdaya oleh ular dan berbuat dosa, sehingga diusir ke dalam dunia dan hidup dalam suasana kutukan.

Roma 3: 23
3:23 Karena semua orang telah berbuat dosadan telah kehilangan kemuliaan Allah,


Di dalam dunia, manusia tetap berbuat dosa sampai puncaknya dosa (dosa makan minum dan kawin mengawinkan); hidup bagikan anjing dan babi, sehingga harus mengalami hukuman TUHAN, seperti pada zaman Nuh (dihukum dengan air bah) dan Lot (dihukum dengan hujan api belerang); di zaman akhir akan dihukum dengan api dari langit, sampai lautan api belerang--neraka--selama-lamanya. Inilah nasibnya manusia, setelah diciptakan pada Kitab Kejadian, ternyata hanya untuk binasa selamanya.

TUHAN tidak rela kalau manusia ciptaan-Nya binasa selamanya. Oleh sebab itu, dalam Kitab Wahyu ada tema pembaharuan ini; TUHAN mau menciptakan kembali langit dan bumi yang baru--manusia yang baru--dan manusia baru ditempatkan di langit baru dan bumi baru; di Yerusalem baru untuk selama-lamanya.

'perkataan ini adalah tepat dan benar'= jangan ragu-ragu, karena perkataan ini pasti terjadi, apapun keadaan kita (najis, jahat, busuk). Kalau mau mendengarkan firman TUHAN, Ia sanggup menciptakan kita menjadi ciptaan baru untuk hidup di Yerusalem baru.

Prosesnya disebut dengan PEMBAHARUAN.
Dalam Wahyu 21, ada 4 macam pembaharuan(diterangkan mulai dari Ibadah Persekutuan Ciawi I, 19 April 2012-Kamis Sore):

  1. Wahyu 21: 1= pembaharuan langit dan bumi yang baru (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Persekutuan Ciawi I, 19 April 2012-Kamis Soresampai Ibadah Persekutuan Ciawi IV, 28 Februari 2013-Kamis Pagi).

  2. Wahyu 21: 2-3= pembaharuan manusia baru (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Persekutuan Ciawi V, 28 Februari 2013-Kamis Soresampai Ibadah Persekutuan Jakarta V, 10 Oktober 2013-Kamis Sore).

  3. Wahyu 21: 4-8= pembaharuan suasana baru (diterangkan mulai dari Ibadah Kunjungan Jakarta I, 14 Oktober 2014-Selasa Sore).
  4. Wahyu 21: 9-27= pembaharuan Yerusalem baru sampai kekal.

AD 3. PEMBAHARUAN SUASANA BARU
Suasana baru dibagi menjadi 4 (Wahyu 21: 4-8). Alkitab tidak pernah kekurangan bahan kalau rahasianya dibukakan oleh TUHAN. Tidak perlu takut berapa banyakpun hamba TUHAN berkhotbah.

  1. Wahyu 21: 4= suasana tanpa maut; tidak ada lagi maut (diterangkan mulai dari Ibadah Kunjungan Jakarta I, 17 November 2015-Selasa Sore).
  2. Wahyu 21: 5-6= suasana kepuasan/kebahagiaan sorga.
  3. Wahyu 21: 7= suasana kemenangan.
  4. Wahyu 21: 8= suasana kesucian dan kesempurnaan.

AD. 1. Wahyu 21: 4= suasana tanpa maut

Wahyu 21: 4
21:4 Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu."

Suasana tanpa maut: tanpa perkabungan, ratap tangis dan dukacita.
3 macam maut:

  • maut secara tubuh = meninggal dunia, karena sakit dan sebagainya.
  • maut secara rohani= terpisah dari TUHAN dan kering rohani, sampai mati rohani; tidak bergairah lagi dalam hal-hal rohani, sekalipun ia seorang gembala.
    Kalau rohaninya hidup, akan sangat bergairah dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN. Kita semua diperiksa oleh TUHAN.

  • Maut kedua= neraka selama-lamanya; lautan api belerang.

Hati-hati! Kalau mati secara jasmani, tetapi kalau selama hidupnya ia ada dalam kebenaran dan kesucian, maka ia akan dibangkitkan. Tetapi kalau mati rohani, sekalipun ia sehat, akan dibawa pada kematian di neraka selama-lamanya.

Tadi malam, kita sudah bicara bagaimana mut bekerja; salah satunya lewat ketakutan, kekuatiran dan kebimbangan. Kita dibaharui, menjadi hamba TUHAN yang punya keberanian percaya, sampai keberanian percaya menghadapi kedatangan Yesus kedua kali.

Jangan ragu dan bimbang! Kita harus memilih! Nabi Elia saat menghadapi penyembahan berhala, ia tidak pernah memaksa. Ia hanya berkata: 'Kalau TUHAN yang benar, pilih TUHAN; kalau baal, pilih baal.' Tidak ada paksa memaksa. Seperti orang menikah--orang fellowship sama seperti orang menikah (persekutuan tubuh dimulai dari nikah, penggembalaan, antar penggembalaan)--, orang menikah tidak dipaksa. Jangan sampai memaksa, dipaksa dan terpaksa. Semua wajar saja.

Di mana tempat dengan suasana tanpa maut?
1 Korintus 15: 25-26
15:25 Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya.
15:26 Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut.


Tempat tanpa maut adalah di bawah kaki Yesus. Ini merupakan satu-satunya tempat tanpa maut. Sebab di bawah kaki Yesus, maut--musuh terakhir--sudah dikalahkan.

Hari-hari ini biarlah kita menempatkan diri di bawah kaki TUHAN. Inilah pengajaran. Kalau pengijilan, kita hanya diarahkan di bawah kaki Yesus, tetapi tidak tahu apa artinya. Tetapi di dalam pengajaran, kita belajar memperdalam praktik berada di bawah kaki Yesus--tempat dengan suasana tanpa maut:

  1. 1 Petrus 2: 21
    2:21 Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.

    Praktik pertama berada di bawah kaki Yesus: mengikuti jejak Yesus sebagai Raja, Gembala Agung dengan tanda salib(tanda darah). Jangan menyimpang!

    Mengikuti jejak Yesus dengan tanda darah, artinya:

    • 1 Petrus 2: 22-24
      2:22 Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya.
      2:23 Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.
      2:24 Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah
      mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.

      Arti yang pertama mengikuti jejak Yesus dengan tanda darah: mengikuti jejak kematian dan kebangkitan Yesus:

      • Jejak kematian: mati terhadap dosa. Seringkali jejak kematian hanya diartikan yang jasmani--tidak makan karena Yesus, dan sebagainya. Salah! Jejak kematian adalah mati terhadap dosa.

        Sekalipun kaya atau miskin, tetapi kalau tidak berbuat dosa, itulah jejak kematian.

        Jangan salah! Biarpun kita jadi hamba TUHAN (ditempatkan di pedalaman sampai tidak makan dan sebagainya), kalau berbuat dosa, itu bukan jejak kematian, tetapi sama seperti pencuri dan lain-lain.

        Mati terhadap dosa= bertobat: tidak berdusta (ayat 22), tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi membalas kejahatan dengan kebaikan (ayat 23).

        Kalau kita berbuat dosa, kita bukan berada di bawah kaki Yesus, tetapi justru Yesus yang kita injak-injak.

      • Jejak kebangkitan= hidup dalam kebenaran.
        Kalau benar, selamat; tidak benar, tidak selamat. Sekalipun gereja besar--jemaatnya ribuan--, kalau tidak benar, tidak selamat. Sekalipun gereja kecil tetapi tidak benar, juga tidak selamat.
        Yang selamat ditentukan bukan dengan ukuran yang jasmani (kaya, miskin, pandai, bodoh, gereja besar, gereja kecil), tetapi benar atau tidak benar. Semua harus benar, mulai dari yang kecil-kecil.

        “Kemarin saya bahagia, saya lihat ada iklan untuk Indonesia. Selama ini dicela-cela oleh hamba TUHAN--soal helm, lampu merah. Tetapi ada iklan: Kalau Indonesia mau maju, jangan korupsi dan sebagainya, salah satunya termasuk kalau lampu merah jangan diterobos. Ternyata benar ajaran firman pengajaran, sampai masuk iklan di seluruh Indonesia. Semoga hamba TUHAN mengakui juga, sebab Indonesia sudah mengakuinya. Semua harus benar.”

      Jejak kematian dan kebangkitan Yesus kita alami dalam baptisan air yang benar--halaman Tabernakel. Dulu, Musa diperlihatkan sorga oleh TUHAN di gunung Sinai, lalu TUHAN perintahkan Musa membuat kerajaan sorga di bumi--itulah Tabernakel--, supaya di bumi sama dengan di sorga.

      Harus satu baptisan air yang benar--hanya ada satu bahtera saja yang menyelamatkan, yaitu bahtera Nuh--, sebab hanya itu yang menyelamatkan.

      Baptisan air yang benaradalah: sesuai kehendak TUHAN--sesuai dengan Alkitab--dan Kita dibaptis seperti Yesus dibaptis.

      Roma 6: 2, 4
      6:2 Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?
      6:4 Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkandari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.

      Syaratbaptisan air yang benar: bertobat = mati terhadap dosa (ayat 2).
      Pelaksanaanbaptisan air yang benar: orang yang sudah mati terhadap dosa--bertobat--harus dikuburkan dalam air bersama Yesus dan bangkit dari dalam air bersama Yesus--keluar dari dalam air bersama Yesus--untuk menerima hidup baru--hidup surgawi--, yaitu hidup dalam kebenaran.

    • 1 Petrus 2: 25
      2:25 Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembaladan pemelihara jiwamu.

      Arti yang kedua mengikuti jejak Yesus dengan tanda darah: tergembala dengan benar dan baik.
      Ikuti jejak kematian-kebangkitan sampai masuk baptisan air dan hidup benar. Setelah itu masuk dalam penggembalaan yang benar.

      Kisah Para Rasul 2: 41-42
      2:41 Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptisdan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.
      2:42. Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasuldan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan rotidan berdoa.

      Setelah dibaptis, mau ke mana? Seringkali kita bangga dengan jumlah jemaat (sudah membaptis banyak orang) dan banyak yang berhenti di sini. Tetapi sesudah itu, mau ke mana? Seperti ikan dijala, banyak sekali, tetapi akhirnya jalanya koyak dan ikannya kembali lagi ke laut--tidak ada gunanya.

      Sesudah dibaptis, harus masuk dalam penggembalan.

      Dulu, pada gereja hujan awal, setelah baptisan, masuk dalam 3 macam ketekunan:

      • Tekun dalam persekutuan: pelita emas.
      • Tekun dalam pengajaran rasul-rasul dan pemecahan roti (perjamuan suci): meja roti sajian.
      • Tekun dalam berdoa: mezbah dupa emas.

      Sekarang, pada geerja hujan akhir, setelah baptisan, masuk dalam ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok; masuk ruangan suci--kandang penggembalaan. Bukan hanya puas sampai baptisan. Kalau tidak digembalakan, akan kembali lagi ke laut. Tambah banyak yang diselamatkan, jalanya semakin tidak kuat dan koyak. Jadi, harus ditambah jalanya; jala penginjilan kemudian dilanjutkan jala pengajaran.



      Tabernakel (zaman Musa) terdiri dari 3 ruangan; halaman, ruangan suci dan ruangan maha suci. Di dalam ruangan suci, terdapat 3 macam alat--dulu memang harus dibuat. Alat-alat dalam ruangan suci sudah rusak, hancur. Sejak zaman gereja hujan awal, alat-alat ini kembali muncul tetapi dalam arti yang rohani, itulah 3 macam ketekunan. Sekarang pada zaman gereja hujan akhir, menunjuk ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok:

      • pelita emas: ketekunan dalam ibadah raya; persekutuan dengan Allah Roh Kudus di dalam karunia-karunia-Nya (menyanyi, bersaksi dan sebagainya). Termasuk juga ibadah persekutuan semacam ini. Kalau ibadah persekutuan benar, itu adalah tempat persemaian yang subur bagi karunia-karunia Roh Kudus.

        “Dulu, saya datang ibadah semacam ini membawa tas gembala. Saya datang juga sebelumnya untuk persiapkan semuanya. Satu waktu disuruh pimpin pujian. Tambah lagi karunianya. Kemudian ada ibadah kaum muda, saya disuruh khotbah, lama-lama disuruh ibadah yang umum juga. Karunia bertambah. Kalau persekutuan tidak benar, justru mematikan karunia dan kering. Saya juga tidak mau bodoh.”

        Ciri ibadah yang benar adalah ada pokok anggur yang benar (‘Akulah pokok anggur yang benar’)--ada satufirman pengajaran yang benar.

        Kalau pokoknya benar--pengajaran benar--, maka pelayanan dan penyembahan kita juga satu.
        Kalau satu kepala, maka semuanya satu. Tekuni!
        Kalau gembala ditambah lagi karunianya, maka jemaat bisa makan firman; semakin bertumbuh, dewasa, kawin dan bertambah jemaatnya. Belum lagi bulunya, bisa untuk jas. Gampang saja.

        Bergantung pada persekutuan. Jangan bilang di sini yang paling benar. Tetapi yang benar adalah yang ada pokok anggur yang benar.

      • meja roti sajian: ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjauan suci; persekutuan dengan Anak Allah di dalam firman pengajaran yang benar dan kurban Kristus.

        “Ada yang bertanya: 'Kalau meja roti sajian--roti (12 roti yang disusun menjadi dua bagian 6-6)--itu firman pengajaran (alkitab) dan tubuh Kristus bisa saya terima. Lalu darahnya mana?' Saya tunjukkan ayatnya dalam Keluaran 25: 29, bahwa meja roti sajian adalah satu-satunya alat yang ada korban curahan dari anggur--darah. Saya tidak mau berdebat. Tinggal ayat menerangkan ayat. Langsung saya dipeluk dan dia bisa terima. Siapa yang mau melawan ayat? Mau menerangkan semua, harus ada ayatnya, jangan main-main! Paling murni dan gampang adalah baca ayat, jangan baca lainnya.”

        Keluaran 25: 29
        25:29 Haruslah engkau membuat pinggannya, cawannya, kendinya dan pialanya, yang dipakai untuk persembahan curahan; haruslah engkau membuat semuanya itu dari emas murni.

        Mulai ayat 23, ini tentang meja roti sajian. Di meja roti ada kurban curahan dari anggur.

      • mezbah dupa emas: ketekunan dalam ibadah doa penyembahan; persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasih-Nya.

      Mengapa bertekun dalam 3 macam ibadah? Ini seperti Petrus ditanya TUHAN sebanyak tiga kali: 'Adakah Engkau mengasihi Aku? Gembalakanlah domba-domba-Ku.'

      Di dalam kandang penggembalaan--ketekunan dalam 3 macam ibadah--, tubuh, jiwa dan roh kita melekat erat pada Allah Tritunggal--seperti carang melekat pada pokok anggur yang benar.

      Memang untuk masuk kandang, sakit bagi daging--penggembalaan adalah pintu sempit. Mulai dari gembala, harus masuk pintu yang sempit. Kalau tidak, itu adalah pencuri. Memang sakit bagi daging, tetapi enak dan ringan bagi hidup, nikah rumah tangga dan pelayanan kita.

      Jemaat juga begitu. Seringkali tidak mandi untuk masuk ibadah.

      "Karena itu saya ikuti juga. Kalau saya mengajar dulu, dan harus ke Surabaya, kalau sudah telat, saya tidak mandi juga. Memang berat bagi daging, tetapi enak dan ringan bagi seluruh hidup kita."

      Hasilnya:

      • Gembala Agung melindungikita dari maut; tidak ada yang bisa menjamah kita.
      • Raja Daud mengatakan:'Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku'= Gembala agung mampu memeliharakita secara jasmani dan rohani:

        1. Secara jasmani: kita dipelihara sampai berkelimpahan di tengah kesulitan dunia dan kemustahilan. Memang sulit di dunia, tetapi kalau berada di kandang, gembalanya yang memberi makan--kita tinggal masuk kandang (gembala dan domba masuk kandang), Tuhan yang kasih makan semuanya.

          Mau pilih mana? Masuk kandang atau cari makan ke sana ke mari dan TUHAN hanya tunggu di kandang? Seperti sekarang ini. Kita tinggal ibadah, pulang, makan. Seperti itulah penggembalaan--kita tinggal di kandang.

          Esau beredar-edar (berburu) dan kelihatan berhasil, tetapi akhirnya kembali pada kacang merah--makanan di penggembalaan.
          Jangan salah! Berkelimpahan bukan juta-juta, tetapi sampai mengucap syukur pada TUHAN.
          Biarpun hanya sedikit, tetapi cukup semua dan bersyukur, itulah kelimpahan.

          “Dulu, om Pong juga didik saya seperti itu. 'Pak Wi, 5000 yang kamu terima sekarang, lain ya. Itu ada kemurahan TUHAN di dalamnya.' Dulu hanya: 'Ya om', tetapi setelah tidak bisa makan, baru sadar, 5000 itu luar biasa. Kita mengucap syukur dan tidak perlu iri. Yang banyak atau sedikit menurut manusia, tetapi mengucap syukur, itu sama di hadapan TUHAN. Itu yang dinilai oleh TUHAN. Kita hidup dari Gembala Agung, bukan dari uang; inilah keadilan TUHAN.”

        2. Secara rohani:

          1.   kita tenang dan damai di tengah binatang buas dan gelombang dunia.
          2. Semua enak dan ringan, ada buah manis. Kalau carang melekat pada pokok anggur yang benar, pasti berbuah manis.

          3. Sampai yang terakhir, 'takkan kekurangan aku' (tidak ada cacat cela), artinya Gembala Agung sanggup menyucikan dan mengubahkan kita sampai sempurna seperti Yesus. Kita menjadi mempelai wanita sorga--buah terbesar--, maut tidak bisa menjamah, dan kita terangkat bersama dengan Dia selama-lamanya.

  2. Wahyu 1: 15=> tentang kaki Yesus
    1:15 Dan kaki-Nya mengkilap bagaikan tembaga membaradi dalam perapian; suara-Nya bagaikan desau air bah.

    'tembaga'= penghukuman/penghakiman.

    Ulangan 28: 23
    28:23 Juga langit yang di atas kepalamu akan menjadi tembagadan tanah yang di bawahpun menjadi besi.

    Ayat 1-14: tentang berkat. Mulai ayat 15, merupakan kutukan/hukuman.
    Ayat 15= salah satu hukuman.

    Praktik kedua berada di bawah kaki Yesus: menghakimi diri sendiri.

    Kaki YESUS bagaikan tembaga yang membara dalam nyala api, artinya Yesus tampil sebagai Raja, tetapi juga sebagai Hakim yang adil. Tadi, Yesus tampil sebagai Raja, tetapi juga sebagai Gembala. Ikuti jejak-Nya, sampai ke kandang yang terakhir--Yerusalem Baru--dan kita akan dipelihara, maut tidak bisa menjamah kita.

    Kapan terjadi penghukuman (penghakiman)?

    • Wahyu 20: 11-12
      20:11. Lalu aku melihat suatu
      takhta putihyang besar dan Dia, yang duduk di atasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya.
      20:12 Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu.


      Yang pertama; nanti di takhta putih(takhta penghakiman).

    • Sekarang. Kalau sekarang tidak mau, nanti akan dihakimi di taktha putih . Kalau sekarang mau dihakimi, nanti tidak akan dihakimi di takhta putih. Kalau sekarang dihakimi, masih bisa memperbaiki diri. Nanti kalau di takhta putih, tidak bisa lagi memperbaiki.

      1 Petrus 4: 17
      4:17 Karena sekarangtelah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Allahsendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan jika penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah?

      Sekarang, penghakiman dimulai dari rumah Allah, yaitu diri sendiri--tubuh kita adalah bait Allah.

    Jadi, berada di bawah kaki Yesus yang bagaikan tembaga membara dalam perapian berarti menghakimi diri sendiri mulai sekarang. Mulai dari sekarang, kita harus sibuk menghakimi diri sendiridari segala kekurangan kita, supaya kita tidak masuk penghakiman takhta putih untuk dibinasakan selamanya.
    Lebih baik, sekarang selesaikan semuanya!

    Kalau sekarang sibuk menghakimi orang lain--gosip tentang orang lain--tidak ada kesempatan menghakimi diri sendiri, dan pasti akan masuk takhta putih untuk dibinasakan.

    Kalau sekarang, apa yang harus dihakimi?


    • Roma 2: 16
      2:16 Hal itu akan nampak pada hari, bilamana Allah, sesuai dengan Injil yang kuberitakan, akan menghakimi segala sesuatu yang tersembunyi dalam hatimanusia, oleh Kristus Yesus.

      Yang pertama: hati harus dihakimi.
      Segala sesuatu yang tersembunyi di dalam hati harus dihakimi, yaitu iri hati, dendam, najis, kuatir, bimbang, penakut (takut pada sesuatu sampai melawan TUHAN), dan sebagainya.

      "Ada hamba TUHAN yang takut pada organisasi. Hamba TUHAN lainnya, ada juga: 'Kalau mati, siapa yang menguburkan?' Kalau mati pasti dikuburkan. Saya ada pengalaman. Ada jemaat yang meninggal, tetapi di tempatnya, RTnya tidak mau menguburkan, padahal ia ada surat-suratnya (KTP) dan punya warung (membayar pajak). Saya tanya kepada RT: Pak, sewaktu dia hidup, dia warga Bapak? Dia bayar iuran?’ Di jawab: 'Ya, ada KTP nya, dia juga bayar iuran.' 'Sekarang, setelah mati mengapa tidak boleh dikuburkan? Kami dari gereja sudah membantu, tugas saya selesai, saya tinggal saja.' Akhirnya ia mau berunding (RT nya takut) dan akhirnya bisa dikuburkan. Jangan takut! Takut pada TUHAN hari-hari ini."

      Hati yang menyembunyikan sesuatu yang tidak berkenan kepada TUHAN akan dihakimi.
      Jaga hati! Jangan ada prasangka buruk!

      “Saya paling sedih. Setelah selesai ibadah, saya selalu bersalaman di depan. Kadang-kadang, ada jemaat bersalaman, tetapi sambil bicara di telinga saya. Lalu ada orang lewat sambil marah karena waktu mau bersalaman tidak saya perhatikan: 'Kalau orang miskin memang tidak disalami.' Saya takut, akhirnya saya cari orangnya, karena bukan seperti itu. Waktu itu masih bersalaman dengan orang lain dan telinga saya sambil dibisiki.”

    • 2 Korintus 5: 10
      5:10 Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.

      Yang kedua; perbuatan juga harus dihakimi.

    • Matius 12: 36
      12:36 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-siayang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman.

      Yang ketiga: perkataan dihakimi, yaitu dusta, gosip, fitnah (yang salah jadi benar dan sebaliknya), sampai hujat.

      Hati-hati! Kita tidak kenal, seringkali bergosip, apalagi bergosip di mimbar. Belum berjabat tangan, sudah digosipkan di mimbar. Itu semua harus dipertanggungjawabkan.

      Dalam Wahyu 3: 15, menghujat ini adalah menyalahkan pengajaran yang benar dan mendukung yang salah; termasuk menghujat orang benar (orang kudus). Ini bahaya sekali! Ini semua akan dipertanggungjawabkan di takhta penghakiman.

    • Apa yang tidak dilakukan, sementara TUHAN sudah gerakkan kita lewat firman (diperintahkan oleh TUHAN), juga akan dihakimi.
      Matius 25: 39-40, 44-46
      25:39 Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau?
      25:40 Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.
      25:44 Lalu merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau?
      25:45 Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu,
      sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.
      25:46 Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal."

      Tidak boleh kita paksa orang. Biar saja, dengar firman, lalu orangnya mulai mau baptisan. Setelah itu, mau melayani. Begitu saja. Harus digerakkan TUHAN (firman) semua, supaya tidak terpaksa, memaksa dan dipaksa. Semua dengan kerelaan hati.

      Yang tidak kita lakukan sementara TUHAN sudah gerakkan adalah memberi dan mengunjungisesama yang membutuhkan; baik secara jasmani dan rohani. Mulai dari rumah tangga kita--persekutuan dimulai dari rumah tangga. Kemudian di penggembalaan, ada yang butuh dikunjungi. Kemudian persekutuan seperti sekarang ini, sampai tubuh sempurna.

    Semua ini akan dihakimi di takhta putih. Lebih baik sekarang dihakimi, supaya bisa berubah.

    Dengan apa kita menghakimi diri sendiri?


    • Dengan pedang= firman pengajaran yang benar, yang lebih tajam dari pedang bemata dua.
      Ibrani 4: 12-13
      4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
      4:13 Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.


      Pedang= firman pengajaran benar yang mampu menunjukkan dosa-dosa yang tersembunyi di dalam hati pikiran:

      • Mulai masing-masing secara pribadi. Ada yang tersembunyi di hati pikiran kita. Isteri tidak tahu, suami tidak tahu, orang tua tidak tahu, jemaat tidak tahu, tetapi ada di pikiran. Ini gunanya ada pedang.

        "Penginjilan penting. Kalau tidak ada penginjilan, saya tidak ada di sini. Penting, tetapi sesudah itu mau ke mana? Ke penggembalaan, di situlah kita bisa menghakimi diri sendiri. Lebih mantap lagi duduk di bawah kaki TUHAN."

      • Sendi-sendi= hubungan antara 2 tulang--hubungan kita dengan sesama. Tetapi juga ada sendi leher--hubungan dengan TUHAN= penyembahan kita dengan TUHAN juga diperiksa.

      • Sumsum= perasaan terdalam--ginjal--juga diperika.

      Kalau ada pedang, semua ditunjukkan. Selesaikan! Mungkin ada kepahitan hati, selesaikan! Kalau tidak, nanti dihakimi. Lebih baik sekarang dihakimi oleh pedang. Memang sakit, tetapi kita akui semua.

    • Perjamuan suci. Sekarang tepat, pada ibadah ini ada firman dan perjamuan suci.
      1 Korintus 11: 28
      11:28 Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiridan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu.

      Sebelum makan dan minum perjamuan suci, kita harus menguji diri lewat ketajaman pedang firman. Artinya, kalau mau mengadakan perjamuan suci, harus siapkan pedang. Kalau tidak (dengan sembarangan), hanya akan jadi kebiasaan dan justru jadi lemah (mati rohani).

      Kalau benar, maka perjamuan suci menjadi ampuh. Harus siap pedang! Pembicara harus siap pedang. Pedang ini bukan main pedang sembarangan.

      "Saya kena--diuji dulu, baru kena saudara. Kita siap makan dan minum perjamuan suci."

      Kalau sembarangan (tidak ada pedang atau melawak), justru kita menginjak-injak kurban Kristus. Ini tanggung jawab kita semua. Dari gembala dan jemaat harus sama-sama siap menerima pedang, baru bisa menerima perjamuan suci.

      Jadi, sebelum makan dan minum perjamuan suci, kita harus menguji diri lewat ketajaman pedang firman yang bisa menunjukkan dosa-dosa yang tersembunyi, sehingga kita bisa sadar, menyesal dan mengakui dosa-dosakepada TUHAN dan sesama. Jika diampuni, jangan berbuat dosa lagi. Kita diampuni oleh darah Yesus. Maka kita layak makan dan minum perjamuan suci.

      Hasilnya:

      • kita mendapatkan kekuatan baru--bukan lemah.
        Kekuatan baru ini membuat kita terus membara; tetap setia berkobar-kobar--tadi kaki TUHAN seperti tembaga yang membara--dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN sesuai dengan jabatan pelayanan yang TUHAN percayakan kepada kita sampai garis akhir.

        Garis akhir= sampai meninggal dunia atau sampai TUHAN Yesus datang kembali kedua kali.
        Kalau lemah, pasti akan tersandung.

        “Seorang hamba TUHAN bersaksi di Sidikalang: 'Saya mimpi pedang berkarat.' Kalau pedang berkarat, tidak membara lagi, tetapi lemah.”

        Tetapi kalau ada firman pengajaran yang tajam dan perjamuan suci yang benar, usia boleh tua, tetapi semangat tetap membara di dalam TUHAN (dalam Roh Kudus), sampai TUHAN datang. Kalau pelayanan daging, akan bertambah menurun. Roh tidak pernah turun, kalau pelayanan Roh akan terus naik, tambah semangat, sampai bersama TUHAN selamanya.

        Ini kekuatan perjamuan suci yang benar. Coba periksa, kebaktian perjamuan suci kita benar atau tidak. Kalau benar, akan membuat kita membara, karena setiap perjamuan suci, kita berada di bawah kaki Yesus yang bagaikan tambaga membara. Kita tetap setia berkobar-kobar sampai garis akhir.

        Sebenarnya, mulai dari nikah--pelayanan dalam nikah. Mari, berkobar-kobar terus. Maaf, biar usia sudah tua, dan sudah mati haid, tidak pengaruh. Kalau benar-benar di bawah kaki Yesus, kita tetap membara melayani dalam nikah. Kemudian dalam penggembalaan dan antar penggembalaan.

        Ibadah persekutuan semacam ini berasal dari kelimpahan dalam penggembalaan.

        “Pdt In Juwono selalu berkata: 'Penggembalaan itu seperti gelas. Kalau gelas diisi air terus, satu waktu ia mengalir ke luar.' Dulu, gereja beliau kecil di Kedurus, tetapi karena penggembalaan diisi air firman, akhirnya mengalir terus sampai tidak cukup, lalu ke jalan Johor, ke lemah Putro, sampai Nasional (PPI), harus membesar sampai ke Luar Negeri. Jadi, dari kelimpahan dalam penggembalaan dulu. Jangan ditipu! Urutannya mulai dari nikah dulu. Kelimpahan dari nikah adalah penggembalaan, kelimpahan dari penggembalaan adalah fellowship. Kalau nikah kacau, tidak mungkin melimpah-limpah dalam penggembalaan. Yang terakhir, sampai tubuh yang sempurna.”

      • Hasil kedua: firman pengajaran yang benar mendarah daging lewat perjamuan suci.
        Artinya: kita mengalami pembaharuandari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus; hidup dan tabiat Yesus menjadi hidup dan tabiat kita sedikit demi sedikit, sampai nanti menjadi sama mulia dengan Dia.

    Kalau sudah menghakimi diri sendiri mulai dari sekarang, kita tidak akan dihakimi di takhta putih, tetapi kita duduk di takhta bersama TUHAN untuk menghakimi dunia ini.
    Matius 19: 27-28
    19:27 Lalu Petrus menjawab dan berkata kepada Yesus: "Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau; jadi apakah yang akan kami peroleh?"
    19:28 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya,
    kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.

    Semua harus dikorbankan untuk melayani TUHAN (waktu, tenaga, pikiran, perasaan), kecuali pengajaran benar, jangan dikorbankan. Itu adalah Yesus sebagai kepala. Kalau dikorbankan, berarti menginjak-injak darah Yesus.

    Hari-hari ini, kita harus sungguh-sungguh! Tempat yang aman (suasana baru; suasana tanpa maut) adalah kita berada di bawah kaki TUHAN, yaitu ikuti jejak Yesus--kita masuk dalam baptisan air dan masuk dalam kandang penggembalaan.

    Sesudah itu kita menghakimi diri sendiri. Biarlah di dalam setiap rumah tangga dan penggembalaan, kita hanya menghakimi diri sendiri. Kalau menghakimi diri sendiri, kita tidak akan dihakimi di takhta putih, tetapi kita berada di takhta kemuliaan. Kita terus membara dalam ibadah pelayanan.

    Semuanya jangan loyo! Buktikan bahwa kita mengadakan ibadah pendalaman alkitab yang benar!

  3. 1 Korintus 15: 25-26
    15:25 Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya.
    15:26 Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut.


    Praktik ketiga berada di bawah kaki Yesus: tersungkur di bawah kaki Yesus; Yesus sebagai Raja dan Mempelai Pria sorga yang berkuasa untuk membinasakan maut.

    Kita harus banyak tersungkur di bawah kaki TUHAN--menyembah dengan hancur hati--, supaya menerima kuasa untuk membinasakan maut, sehingga ktia tidak binasa, tetapi hidup kekal selamanya.

    Contoh kehidupan yang menang atas maut lewat tersungkur di bawah kaki TUHAN--semua bisa menerima kuasa kaki Yesus Sang Raja, Sang Mempelai untuk membinasakan maut--:

    • Markus 5: 21-23, 35-36, 41-43
      5:21. Sesudah Yesus menyeberang lagi dengan perahu, orang banyak berbondong-bondong datang lalu mengerumuni Dia. Sedang Ia berada di tepi danau,
      5:22 datanglah seorang
      kepala rumah ibadat yang bernama Yairus. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya
      5:23 dan memohon dengan sangat kepada-Nya: "Anakku perempuan sedang
      sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup."
      5:35. Ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata: "Anakmu sudah mati, apa perlunya lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?"
      5:36 Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat: "Jangan takut, percaya saja!"

      5:41 Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya: "Talita kum," yang berarti: "Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!"
      5:42 Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub.
      5:43 Dengan sangat Ia berpesan kepada mereka, supaya jangan seorangpun mengetahui hal itu, lalu Ia menyuruh mereka memberi anak itu makan.


      ‘kepala rumah ibadat’ = laki-laki atau suami.

      Yang pertama: bapak Yairus; gambaran dari gembala, ayah, suami atau laki-laki.

      'mati rohani'= tidak bisa makan firman.

      Yairus ini memusuhi Yesus. Dia mempertahankan taurat--sebab ia kepala rumah ibadah--, sehingga ia memusuhi, menentang, menyalahkan firman pengajaran benar. Ini karena ia TIDAK TAHU, sebab mengikuti taurat terus.

      Kalau tidak tahu, masih bisa ditolong. Sebaliknya, kalau sudah tahu yang benar, tetapi melawan, ia tidak bisa ditolong.

      Yairus menghina dan memusuhi pengajaran benar, karena yang ia ketahui hanya taurat. Akibatnya, anaknya mati (tidak bisa makan).

      Kalau tidak ada firman pengajaran, maka jemaat matisemua (tidak bisa makan); mulai dari kaum muda, mati lebih dulu, karena tidak bisa makan--mulai kering rohani, mati rohani. Perhatikan baik-baik!

      TUHAN izinkan Yairus mengalami lembah kelam--anaknya mati--, supaya ia bisa merendahkan diri--tersungkur di bawah kaki TUHAN. Masalah nikah, pelayanan, kemustahilan dan sebagainya, TUHAN izinkan terjadi. Mungkin anak-anak kita mati semua rohaninya, nikah kacau dan lain-lain. TUHAN izinkan masuk lembah kelam, supaya bisa merendahkan diri; tersungkur di bawah kaki TUHAN; menyembah dengan hancur hati.

      Menyembah dengan hancur hati, artinya mengakui bahwa kita hanya tanah liat; tidak berdaya apa-apa, tidak layak, tidak berharga apa-apa, dan hanya mohon belas kasih TUHAN; hanya bergantung pada belas kasih TUHAN dan bisa makan firman pengajaran--bisa menerima firman pengajaran. Inilah maksud TUHAN.

      Bersyukur kalau pada kesempatan ini, ada orang baru dalam pengajaran, tetapi bisa makan, maka ia pulang, anak dan nikah yang mati bisa diselamatkan (dibangkitkan oleh TUHAN); bebas dari maut; semua bisa makan firman pengajaran; semua terpelihara secara jasmani dan rohani.

      Kalau sudah tahu pengajaran benar, tetapi menghina, maka tidak ada harapan--kalau tidak ada kemurahan TUHAN. Orang kalau sudah tahu dan lebih menghina, biasanya terlalu banyak omongnya dan malu untuk kembali. Sekalipun hati kecilnya mau kembali, tetapi tidak mampu (malu). Jangan terlalu banyak bergosip dan lain-lain! Kalau belum setuju, diam saja dan berdoa.

      Mari, seorang ayah merendahkan diri di bawah kaki TUHAN untuk MAKAN FIRMANdan menyembah TUHAN. Di bawah kaki Yesus kita mengalami kuasa kebangkitan untuk membinasakan maut; masalah rumah tangga, pelayanan, dan semua yang mustahil akan diselesaikan oleh TUHAN.

      Yairus orang hebat, tetapi kalau tidak ada firman pengajaran benar, tidak akan mampu dan anaknya mati.

    • Markus 5: 25-29
      5:25 Adalah di situ seorang perempuanyang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan.
      5:26 Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk.
      5:27
      Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya.
      5:28 Sebab katanya: "
      Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh."
      5:29 Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya.


      Yang kedua: seorang ibu; gambaran dari seorang ibudan gereja TUHAN.

      Ibu yang sakit ini juga hebat/kaya, karena ia bisa berobat ke mana-mana--butuh banyak biaya. Tetapi keadaannya memburuk. Ia sudah mendengar tentang pengajaran mempelai, tetapi TIDAK BUTUH, karena uangnya banyak. Tidak butuh apa-apa. Itulah wanita. Kalau tadi (Yairus), tidak tahu pengajaran. Tetapi yang sekarang (perempuan yang pendarahan), tahu soal pengajaran, tetapi tidak butuh, karena banyak uang--seperti jemaat Laodikia, sehingga TUHAN ada di luar dan mengetok pintu (yang ada di dalam hanya harta kekayaan).

      Ini yang banyak terjadi sekarang. Gereja hanya dijadikan tempat bertapa--hanya untuk mencari atau meminta berkat. Kalau beribadah yang benar, tandanya adalah kita bisa memberi.

      Karena itu TUHAN izinkan wanita ini sakit. Banyak kali, daging ini yang terlalu besar, sehingga rohaninya terlalu kerdil. Sudah tahu firman pengajaran, tetapi tidak butuh. Bukan ia menghina atau menolak, tetapi tidak butuh, karena sudah ada semuanya.

      TUHAN izinkan menghadapi lembah kelam, karena ia mengandalkan kekuatan sendiri--keuangan dan sebagainya. Hati-hati! Jangan mengandalkan keuangan dan kepandaian, kemudian melupakan pengajarannya!

      Ia sakit pendarahan 12 tahun--kanker rahim--, artinya:

      • sesuatu yang mustahil,
      • perpecahan--nikah tidak menjadi satu (perceraian), penggembalaan tidak jadi satu.

      TUHAN izinkan terjadi, supaya bisa tersungkur di bawah kaki TUHAN; menyembah dengan hancur hati, mengaku tanah liat; mengaku tidak layak, tidak mampu dan tidak berharga apa-apa.

      Untuk menjamah ujung jubah Yesus, entah berapa kali dia jatuh. Tetapi ia sungguh-sungguh merendahkan diri. Sekarang butuh. Mungkin benar-benar sakit badannya, tetapi masih mau datang. Ia menjamah ujung TUHAN. Salah satu arti jubah adalah firman pengajaran.
      Artinya: merendahkan diridan PEGANG PENGAJARAN.

      Wahyu 19: 13, 16
      19:13 Dan Ia memakai jubahyang telah dicelup dalam darah dan nama-Nya ialah: "Firman Allah."
      19:16 Dan pada jubah-Nya dan paha-Nya
      tertulissuatu nama, yaitu: "Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan."

      "Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan." = Mempelai Pria surga dalam Wahyu 19: 7.
      Jubah= firman. Ditulis: Mempelai; berarti firman mempelai.

      Pulang dari tempat ini, mari rendahkan diri dan pegang firman. Jangan mau digoyang lagi. Kuasa kebangkitan TUHAN kita alami. Penyakit jasmani, rohani, ekonomi, pelayanan sembuh semua. Asal pegang pengajaran. Jangan ragu-ragu! Pegang satu! Pasti sembuh!

    • Yohanes 11: 3, 5
      11:3 Dan Lazarus yang sakititu adalah saudaranya. Kedua perempuan itu mengirim kabar kepada Yesus: "Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit."
      11:5 Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya dan Lazarus.


      Yang ketiga: Maria, Marta dan Lazarus; gambaran dari anak muda.

      Maria, Marta, dan Lazarus sudah berpegang pada pengajaran, sudah mengasihi TUHAN dan dikasihi TUHAN. Justru kesempatan bagi kaum muda untuk mengasihi TUHAN dan dikasihi TUHAN. Puaskan untuk mengasihi TUHAN. Kalau sudah menikah, sudah terbagi-bagi. Puaskan sampai mengasihi TUHAN!

      “Saya dulu pernah naik kapal. Saya tukang antri untuk ambil makanan. Kalau sudah kotor, tinggal dimasukan air dan ambil lagi. Saya disuruh khotbah, besok pagi dipanggil ke kelas. Saya dan teman-teman saya boleh makan di kelas satu. Saya paling depan. Yang belakang berkata: 'Karena pengajaran!' Saya ingat betul. Saya tidak tahu apa bedanya kelas ekonomi dan kelas satu. Ternyata ada mejanya. Sekarang karena apa? Jangan dibalik, jangan sampai karena makanan, lalu tinggalkan pengajaran.”

      Kita sungguh-sungguh mengasihi TUHAN. Sekalipun sudah ada di dalam TUHAN (pengajaran), tetapi TUHAN izinkan mengalami lembah kelam--Lazarus mati 4 hari. Hanya berbeda, ini namanya PERCIKAN DARAH--penderitaan bersama Yesus. Ini berada di ruangan maha suci.

      Mulai dari baptisan (halaman--mengikuti jejak Yesus yang pertama dalam tanda darah), lalu penggembalaan (ruangan suci--mengikuti jejak Yesus yang kedua) dan terakhir percikan darah (ruangan maha suci); semakin meningkat hidupnya.

      Lembah kelam di sini adalah mengalami percikan darah; mengalami kesulitan, kegagalan, penderitaan, kemustahilan dan kebusukan--sudah mati 4 hari.

      “Terutama kami hamba TUHAN. Saya paling takut punya anak, karena seringkali anak hamba TUHAN tidak menjadi seperti yang diharapkan orang tua.”

      Kalau kita mengalami percikan darah, maka kita bisa bertahan.
      1 Petrus 4: 12-14
      4:12. Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaanyang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.
      4:13 Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
      4:14 Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab
      Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.

      TUHAN izinkan kita mengalami percikan darah, supaya kita MENERIMA ROH KEMULIAAN; tidak dirugikan oleh TUHAN.

      Sikap kita juga menentukan. Saat menghadapi percikan darah, sikap kita menentukan, apakah Roh kemuliaan atau kebusukan yang datang.

      Yohanes 11: 31-32
      11:31 Ketika orang-orang Yahudi yang bersama-sama dengan Maria di rumah itu untuk menghiburnya, melihat bahwa Maria segera bangkit dan pergi ke luar, mereka mengikutinya, karena mereka menyangka bahwa ia pergi ke kubur untuk meratapdi situ.
      11:32 Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia,
      tersungkurlah ia di depan kaki-Nyadan berkata kepada-Nya: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati."

      Ada 2 sikap:

      • Sikap pertama: ke kubur dan meratap; menyalahkan TUHAN dan orang lain. Ini yang membawa kebusukan.
      • Sikap kedua: tersungkur di bawah kaki Yesus seperti Maria. Mengaku hanya tanah liat (hancur hati) dan hanya mohon belas kasih TUHAN.

      Kalau tersungkur, hasilnya:

      • Yohanes 11: 33-35
        11:33. Ketika Yesus melihat Maria menangisdan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata:
        11:34 "Di manakah dia kamu baringkan?" Jawab mereka: "Tuhan, marilah dan lihatlah!"
        11:35
        Maka menangislah Yesus.

        Hasil pertama: Yesus juga menangis. Kalau kita menangis, Yesus juga menangis. Kalau kita meratap, justru busuk.

        Kita hanya mengakui keadaan kita dan mohon belas kasih TUHAN.
        Yesus menangis, artinya Yesus mengerti, mempedulikan dan tahu keadaan kita sedalam-dalamnya.

        “Saya sudah pernah ditinggal orang mati--waktu ayah saya meninggal--saya tahu bagaimana perasaannya saat ditinggal orang mati. Itu namanya persaan terdalam--ginjal tertusuk-tusuk. TUHAN periksa bukan hanya sampai hati pikiran, tetapi sampai yang lebih dalam lagi, yaitu sampai ginjal. TUHAN tahu semua.”

        TUHAN tahu perasaan terdalam kita. Mungkin orang tua tidak tahu, tetapi TUHAN tahu. Kita menangis, Dia juga menangis dan tidak menertawakan kita.
        Dia mengetahui dan menanggung segala penderitaan kita.

      • Hasil kedua: Dia berikan Roh kemuliaan kepada kita.

        “Karena itu, melayani orang meninggal dunia ada nilai plusnya. Jangan sampai tidak mau. Saya berkenalan dengan gereja-gereja lain dan diundang hanya karena pelayanan kematian. Itu nilai plus. Banyak yang tidak mau. Jangan!“

        Roh kemuliaan adalah uluran tangan TUHANuntuk:

        1. mengubahkankita, bukan hanya hati pikiran, tetapi sampai ginjal--perasaan terdalam yang tidak diketahui siapapun--diubahkan oleh TUHAN.

          Ternyata Marta ini tidak percaya saat TUHAN suruh buka kuburnya. Mungkin di luar hebat semua, tetapi ternyata ginjalnya masih rusak.

          Kebusukanyang disembunyikan Marta adalah

          1. Yesus berkata: 'Angkat batu itu!': 'jangan TUHAN'= Marta tidak jujur; tidak mau menunjukkan yang busuk-busuk. TUHAN periksa ginjal kita.

          2. Marta, masih mau mengajar laki-laki(di dalam Lukas 10), Marta berkata pada TUHAN: 'TUHAN, Maria duduk saja, suruh ia menolong aku.' Padahal wanita (isteri) adalah penolong suami.
            Wanita seringkali mau menjadi kepala--memerintah dan mengajar laki-laki. Ini yang sering menjadi kebusukan dalam nikah dan banyak disimpan, sehingga ular yang jadi kepala.
            Kalau pengajaran yang benar, Yesus adalah kepala dari laki-laki dan laki-laki sebagai kepala dari wanita.

            4 hari= 4000 tahun sejak penebusan (dari zaman Adam sampai Abraham dan zaman Abraham sampai kedatangan TUHAN pertama kali) . Sungguh-sungguh! Kalau ada iri, dendam harus disingkirkan, termasuk mengajar dan memerintah laki-laki.

          3. Kemudian, tidak percaya, bimbang terus.
            Yohanes 11: 40
            11:40 Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?"


          Tiatira diperika ginjalnya oleh TUHAN (Wahyu 2): ‘Aku yang menguji batin (ginjal), karena ada wanita yang mengajar dan memerintah laki-laki.’ Inilah kebusukan-kebusukan! Sudah menerima pengajaran, sudah mengasihi TUHAN, tinggal apa yang busuk?
          Kita diubahkan menjadi jujur dan percaya(mujizat rohani terjadi).

        2. Jika sudah jujur dan percaya, maka Roh Kemuliaan memakai kitadalam pelayanan pemberitaan injil kemuliaan tentang Kristus. Harus ada Roh kemuliaan.

        3. Dan mujizat jasmani juga terjadi--Lazarus bangkit.
        4. Sampai saat Yesus datang, kita diubahkan menjadi sama mulia dengan Dia dan kita terangkat besama dengan Dia di takhta-Nya.

Apapun keadaan kita, mohon belas kasih, kebaikan dan kemurahan TUHAN. Kita diperiksa, apakah kita tidak tahu pengajaran (kabar mempelai) seperti Yairus--masih ada kesempatan--, atau kita tidak butuh selama ini--masih bisa ditolong. Tetapi waspada yang sudah berada di dalam kabar mempelai, jangan keras! Kalau keras, jadi seperti Yudas. Tetapi untunglah Marta mau diubahkan oleh TUHAN. TUHAN akan tolong kita semuanya.

TUHAN memberkati.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Paskah Surabaya, 27 Maret 2016 (Minggu Sore)
    ... kafir tidak boleh beribadah sebab dianggap sebagai anjing dan babi yang tidak boleh dipersembahkan kepada TUHAN. Jadi supaya bangsa kafir menjadi batu indah maka bangsa kafir harus menerima tanda darah dan air yang keluar dari lambung Yesus Tanda darah mezbah korban bakaran bertobat berhenti berbuat dosa dan kembali pada TUHAN mati ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 04 Agustus 2019 (Minggu Siang)
    ... tanpa alasan--seperti kakak-kakak Yusuf terhadap Yusuf-- kedengkian lalu membunuh--mencerai-beraikan tubuh Kristus. Ini berarti tidak mengasihi sesama. Kalau suci kita akan membangun tubuh Kristus mulai dari nikah. Kita bisa melayani dalam nikah dan menyatu dalam nikah bukan karena hebat atau kaya tetapi suci. Baik miskin maupun kaya atau apapun kalau suci pasti bisa melayani ...
  • Ibadah Doa Malang, 09 Februari 2016 (Selasa Sore)
    ... demi hidupmu hanya satu langkah jaraknya antara aku dan maut. Matius Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya Bukti bebas dari maut adalah kita menggunakan setiap hasta langkah hidup kita untuk menyerahkan segala kekuatiran kepada Tuhan. Lukas - Jadi janganlah kamu mempersoalkan apa ...
  • Ibadah Raya Malang, 11 Februari 2018 (Minggu Pagi)
    ... menuju kebinasaan. Wahyu - Ketakutan stress. ad. . Ketakutan stress melanda dunia. Wahyu - Dan raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira dan orang-orang kaya serta orang-orang berkuasa dan semua budak serta orang merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung. Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 01 Juli 2013 (Senin Sore)
    ... . Jadi pelayanan di bumi harus sesuai dengan pola kerajaan surga tabernakel supaya kita bisa mencapai tahta kerajaan surga. Untuk itu jangan sampai kita asal melayani Kemarin kita sudah membahas Petrus Yakobus Yohanes Andreas yang memiliki karunia-karunia khusus. Sudah dibahas dalam Ibadah Raya Surabaya Juni . Salah satunya adalah seperti ...
  • Ibadah Doa Puasa Malang Session I, 15 Februari 2011 (Selasa Pagi)
    ... Sebab Aku akan mengadakan perbedaan antara umat-Ku dan bangsamu. Besok tanda mujizat ini akan terjadi. TUHAN berbuat demikian maka datanglah banyak-banyak pikat ke dalam istana Firaun dan ke dalam rumah pegawai-pegawainya dan ke seluruh tanah Mesir negeri itu menderita karena pikat itu. Lalat pikat tabuhan ini adalah binatang yang terbang ...
  • Ibadah Doa Malang, 31 Maret 2022 (Kamis Sore)
    ... terakhir sampai binasa selamanya. Oleh sebab itu biar kita gunakan panjang sabar Tuhan untuk bertobat selamat dan beribadah melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh sehingga kita terluput dari murka Allah yang akan datang. Ayat empat makhluk yaitu Henokh Elia Musa dan Yesus. Siapa satu dari empat makhluk Henokh. Yudas - . Juga tentang mereka Henokh keturunan ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 17 Oktober 2015 (Sabtu Sore)
    ... dengan Tuhan sehingga tidak ada rasa malu dan takut. Mereka telanjang tetapi tidak malu karena memiliki pakaian kemuliaan. Karena manusia berbuat dosa memakan buah yang dilarang oleh Tuhan manusia kehilangan kemuliaan Tuhan sehingga menjadi telanjang malu dan takut. Semakin hari manusia semakin terpisah dari Tuhan dan akan binasa terpisah untuk ...
  • Ibadah Kunjungan Medan III, 30 Oktober 2013 (Rabu Pagi)
    ... menghadapi Goliat. Daud bisa mengaku bahwa kemenangan bersama Yesus adalah karena urapan Roh Kudus. Jadi syarat untuk menang bersama Yesus adalah harus diurapi dengan minyak urapan Roh Kudus dalam Perjanjian Lama minyak urapan yang kudus . Keluaran - Berfirmanlah TUHAN kepada Musa Ambillah rempah-rempah pilihan mur tetesan lima ratus syikal ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 13 Juli 2018 (Jumat Sore)
    ... dan terjatuh sehingga tidak mencapai takhta sorga tetapi lautan api dan belerang--takhtanya setan neraka. Hati-hati Matius - . Ketika Yesus melihat orang banyak mengelilingi-Nya Ia menyuruh bertolak ke seberang. . Lalu datanglah seorang ahli Taurat dan berkata kepada-Nya Guru aku akan mengikut Engkau ke mana saja Engkau pergi. . Yesus ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.