RINGKASAN LAINNYA
Ibadah Raya Malang, 30 Juli 2017 (Minggu Pagi)
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Wahyu 6:5-6 6:5 Dan ketika Anak Domba... Ibadah Raya Surabaya, 21 April 2013 (Minggu Sore)
Salam
sejahtera dalam kasih sayangnya Tuhan kita Yesus Kristus. Selamat
malam, selamat mendengarkan Firman Tuhan. Biarlah damai... Ibadah Natal Surabaya, 21 Desember 2009 (Senin Sore)
Matius 24: 43-44
Berjaga-jaga dikaitkan dengan pencuri yang akan datang= berjaga supaya
tidak tidur rohani,... Ibadah Doa Surabaya, 25 November 2015 (Rabu Sore)
Salam
sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat
malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai... Ibadah Doa Surabaya, 01 November 2019 (Jumat Sore)
Salam
sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat
mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih... Ibadah Doa Malang, 18 April 2017 (Selasa Sore)
Siaran langsung dari Ibadah Persekutuan di Tentena I.
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus... Ibadah Doa Surabaya, 27 April 2016 (Rabu Sore)
Salam
sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat
malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai... Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 11 Oktober 2012 (Kamis Sore)
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Matius 27 secara keseluruhan menunjuk 7... Ibadah Doa Surabaya, 08 Agustus 2012 (Rabu Sore)
Dari
siaran langsung Ibadah di Batam
1 Timotius 2 : 1-2=ini mengenai doa jemaat. 2:1.
Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah
permohonan,
doa
syafaat
dan... Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 31 Mei 2010 (Senin Sore)
Matius
25: 1, 13
25:1. "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga
seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan... Ibadah Doa Malang, 27 Juni 2019 (Kamis Sore)
Salam
sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Wahyu 9:13-21 tentang sangkakala yang keenam, yaitu... Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 10 Juni 2010 (Kamis Sore)
Matius 25:1,13 25:1. "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis,... Ibadah Raya Malang, 17 Juli 2016 (Minggu Pagi)
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Wahyu 4:3 4:3
Dan Dia yang duduk... Ibadah Raya Surabaya, 11 Maret 2012 (Minggu Sore)
Matius
26: 69-75 =
PETRUS
MENYANGKAL TUHAN.
=
3
kali Petrus menyangkal Yesus:
ay.
69-70= Petrus menyangkal Yesus sebagai orang Galilea=
menyangkal panggilan dan pilihan... Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 03 November 2011 (Kamis Sore)
Matius 26:30-35 adalah tentang PERINGATAN KEPADA PETRUS.
Sebelumnya adalah peringatan kepada Yudas. Ini adalah...
TRANSKRIP LENGKAP
Umum Surabaya (Minggu Sore, 07 Desember 2014)
Tayang: 16 Juni 2020
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 30 November 2014)
Tayang: 16 Juni 2020
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Doa Surabaya (Rabu, 26 November 2014)
Tayang: 10 Mei 2019
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 24 November 2014)
Tayang: 10 Mei 2019
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 23 November 2014)
Tayang: 07 Januari 2019
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Doa Surabaya (Rabu, 19 November 2014)
Tayang: 07 Januari 2019
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 17 November 2014)
Tayang: 07 Januari 2019
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 09 November 2014)
Tayang: 22 Agustus 2018
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Doa Surabaya (Rabu, 05 November 2014)
Tayang: 04 Juni 2018
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 03 November 2014)
Tayang: 04 Juni 2018
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 02 November 2014)
Tayang: 03 Maret 2018
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 20 Oktober 2014)
Tayang: 13 Desember 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 13 Oktober 2014)
Tayang: 13 Desember 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 12 Oktober 2014)
Tayang: 24 Oktober 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Doa Surabaya (Rabu, 08 Oktober 2014)
Tayang: 18 September 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 06 Oktober 2014)
Tayang: 05 September 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 05 Oktober 2014)
Tayang: 05 September 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Doa Surabaya (Rabu, 01 Oktober 2014)
Tayang: 05 September 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 29 September 2014)
Tayang: 24 Juni 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 21 September 2014)
Tayang: 19 Mei 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Untuk Koneksi Lambat, silahkan buka http://id.gptkk.org
Transkrip lengkap dari ibadah penggembalaan di Malang dan Surabaya, semuanya di bawakan oleh gembala sidang Pdt. Widjaja Hendra.
Silahkan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau mungkin ingin berlangganan majalah Manna dan silahkan kirim email ke widjaja_h [at] yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala
silahkan ganti tanda [at] dengan @
|
[versi cetak]
Cari rekaman ibadah ini di: http://www.kabarmempelai.org
Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 06 Februari 2017 (Senin Sore)
Salam
sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat
malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah kasih sayang, damai
sejahtera dan berkat TUHAN senantiasa dilimpahkan dalam hidup kita
sekalian.
Wahyu
5: 5-10 5:5.
Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: "Jangan
engkau menangis! Sesungguhnya, singa
dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud,
telah
menang,
sehingga Ia dapat
membuka gulungan kitab itu
dan membuka ketujuh meterainya." 5:6. Maka aku melihat di
tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah
tua-tua itu berdiri seekor Anak
Domba
seperti telah
disembelih,
bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang
diutus ke seluruh bumi. 5:7. Lalu datanglah Anak Domba itu dan
menerima gulungan kitab itu dari tangan Dia yang duduk di atas takhta
itu. 5:8. Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah
keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak
Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas,
penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus. 5:9. Dan
mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak
menerima gulungan kitab itu dan membuka
meterai-meterainya;
karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah
membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan
bangsa. 5:10. Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu
kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan
memerintah sebagai raja di bumi."
Gulungan
kitab yang dipegang di tangan kanan TUHAN, mau diberikan TUHAN kepada
kita di bumi ini lewat wahyu-Nya (pembukaan firman), tetapi ternyata
dalam keadaan tertutup/termeterai dengan tujuh meterai. Rasul Yohanes
menangis di pulau Patmos.
Siapa
yang layak/dapat membuka tujuh meterai dan membuka gulungan
kitab/membukakan rahasia firman? (diterangkan mulai dari Ibadah
Pendalaman Alkitab Surabaya, 09 Januari 2017)
- Ayat
5= Yesus sebagai singa dari suku Yehuda dan tunas Daud yang telah
menang (sudah diterangkan mulai dari Ibadah
Raya Surabaya, 15 Januari 2017
sampai Ibadah
Raya Surabaya, 22 Januari 2017).
- Ayat
6-10= Yesus sebagai Anak Domba yang telah tersembelih (diterangkan
mulai dari Ibadah
Pendalaman Alkitab Surabaya, 30 Januari 2017).
AD. 2. YESUS
SEBAGAI ANAK DOMBA YANG TELAH TERSEMBELIH Pembukaan firman
Allah dikaitkan dengan Yesus sebagai Anak Domba yang telah
tersembelih, artinya: pembukaan firman Allah mendorong kita untuk
mengalami PENEBUSAN DAN PENDAMAIAN.
Yang dilihat
oleh rasul Yohanes di pulau Patmos sama dengan yang dilihat oleh nabi
Yohanes Pembaptis. Yohanes 1: 29 1:29. Pada keesokan
harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata:
"Lihatlah Anak domba Allah, yang
menghapus dosa dunia.
Tadi, di kitab Wahyu
rasul Yohanes di Pulau Patmos melihat Yesus sebagai Anak Domba
yang telah tersembelih. Di sini, nabi Yohanes Pembaptis melihat
Yesus sebagai Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia.
Kalau digabung, Yesus Anak Domba tersembelih untuk menghapus dosa
dunia. Jadi Yesus sebagai Anak Domba yang telah tersembelih,
artinya Yesus yang mati di kayu salib untuk menebus/mendamaikan dosa
manusia; menyelamatkan manusia berdosa.
1 Yohanes 4:
10 4:10. Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi
Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus
Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.
Yesus
sebagai Anak Domba yang tersembelih; Yesus mati di kayu salib untuk
menjadi korban pendamaian--memperdamaikan atau menebus dosa atau
menyelamatkan manusia berdosa. Semua istilah ini sama.
MENGAPA
harus ada korban pendamaian?
- Sebab
sejak Adam dan Hawa berbuat dosa dan dibuang ke dunia, semua manusia
sudah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah; kehilangan
keselamatan dan binasa selamanya.
Roma
3: 23 3:23.
Karena semua
orang telah berbuat dosa
dan telah kehilangan kemuliaan Allah,
'kehilangan
kemuliaan Allah'
= kehilangan keselamatan dan binasa selamanya.
- Segala
sesuatu yang hebat di dalam dunia (kepandaian, kekayaan, kedudukan)
tidak bisa menyelamatkan manusia berdosa, bahkan semua manusia di
dunia termasuk rohaniawan: rasul, nabi, guru dan lain-lain tidak
bisa menyelamatkan manusia berdosa--karena semua manusia sudah
berdosa, menyelamatkan dirinya sendiri tidak bisa, apalagi orang
lain.
Karena itu Yesus sebagai satu-satunya manusia yang
tidak berdosa harus menjadi korban pendamaian untuk menyelamatkan
manusia berdosa.
Ada
tiga
TINGKATAN
korban pendamaian--sebelum
sampai pada Yesus--:
- Tingkatan
pertama
korban pendamaian: di
Taman Eden.
Ini sudah terjadi.
Kejadian
3: 21 3:21.
Dan TUHAN Allah membuat
pakaian dari kulit binatang untuk manusia
dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada
mereka.
Kehilangan
kemuliaan Allah= telanjang; kehilaangan keselamatan dan binasa. Di
Taman Eden, TUHAN membuat pakaian dari kulit binatang--ada binatang
yang disembelih--, untuk menutupi ketelanjangan manusia.
TUHAN
menyembelih binatang, diambil kulitnya, kemudian dijadikan pakaian
untuk menutupi ketelanjangan manusia berdosa. Binatangnya
masih samar-samar,
korbannya masih samar-samar, tidak jelas dan hanya
berlaku untuk dua orang
yaitu Adam dan Hawa--suami isteri.
Ini juga pelajaran bagi
kita. Suami
isteri harus berdamai!
Pendamaian itu mulai dari nikah rumah tangga: suami isteri, kakak
adik, anak orang tua harus berdamai.
Kalau nikah tidak
diperdamaikan/mempertahankan dosa (dusta dan sebagainya) dan
puncaknya dosa (dosa makan minum dan kawin mengawinkan), sampai dosa
kebenaran sendiri, akibatnya
nikah menjadi telanjang; nikah
itu dipermalukan dan dinajiskan.
Dosa kebenaran sendiri ini seperti membuat cawat dari daun
pohon ara. Seharusnya saat telanjang datang pada TUHAN dan mengaku,
tetapi ini malah usaha sendiri membuat cawat dari daun pohon.
Namanya daun phon ara, kalau kena panas, sebentar lagi akan hancur
dan telanjang lagi.
Dosa kebenaran sendiri= tidak mau mengaku
dosa malah menyalahkan orang terus. Suami yang salah, tidak mengaku,
malah menyalahkan isteri dan sebaliknya. Dosa makan minum=
merokok, mabuk dan sebagainya.
Akibat
kalau mempertahankan dosa dan puncaknya dosa sampai kebenaran
sendiri: telanjang, dinajiskan dan dipermalukan; tidak bisa
dipermuliakan; tidak bisa mencapai nikah yang rohani.
Kalau
tidak damai, akan bertengkar terus. Amsal
17: 14 17:14.
Memulai pertengkaran adalah seperti membuka jalan air; jadi undurlah
sebelum perbantahan mulai.
(terjemahan
lama) 17:14. Permulaan perkelahian itu seumpama air tiris, sebab
itu tinggalkanlah akan perbantahan dahulu dari pada ia
menjadi air bah yang bergelora.
Undur
di sini artinya berdamai. Jangan bertengkar! Kalau di sini: membuka
jalan air, tetapi di terjemahan lama, istilahnya adalah kalau suami
isteri bertengkar terus, yang datang adalah air bah, seperti pada
zaman Nuh.
Tadi telanjang dan najis; tidak bisa dipermuliakan
dan akhirnya kena kutukan atau hukuman Allah--air
bah datang.
Kalau
nikah tidak menjadi satu dan tidak damai (dalam pertengkaran,
percekcokan), nikah akan hidup dalam suasana kutukan--air
bah--sampai penghukuman TUHAN--kebinasaan. Mari, kita belajar
sungguh-sungguh. Pendamaian
mulai dari nikah.
Apalagi kita hamba TUHAN/pelayan TUHAN. Kalau nikah tidak
diperdamaikan, jangan bicara yang lainnya. Pribadi dan nikah harus
diperdamaikan!
Kalau
nikah diperdamaikan,
ketelanjangan nikah akan ditutupi, sehingga menjadi satu daging dan
mencapai
kemuliaan--nikah
yang dipermuliakan; merasakan suasana Firdaus (kebahagiaan Firdaus)
sampai nikah yang mulia atau nikah yang sempurna, masuk dalam
perjamuan nikah Anak Domba. Ini korban pertama di Taman
Eden. Tekanannya pada nikah, harus diperdamaikan! Anak-anak pada
orang tua harus diperdamiakan, jangan ada pertengkaran, termasuk
kebencian. Kalau hamba TUHAN nikahnya bertengkar, jemaat akan
hilang, habis semuanya--terkena air bah.
"Ini
yang saya selalu takut. Takut kering, dan takut air bah. Jadi nikah
haus dijaga! TUHAN tolong semua."
- Tingkatan
kedua
korban pendamaian: zaman
Taurat.
Imamat
16: 3 =>
hari raya pendamaian 16:3.
Beginilah caranya Harun masuk ke dalam tempat kudus itu, yakni
dengan membawa seekor
lembu jantan muda
untuk korban penghapus dosa dan seekor
domba jantan
untuk korban bakaran.
Korban
pendamaian di zaman Taurat, binatang
atau korbannya sudah jelas
yaitu lembu, domba, burung tekukur (pada ayat lainnya), tetapi masih
merupakan bayangan.
Kalau
tadi tidak ada bayangan sama sekali, masih samar-samar. Tetapi di
zaman Taurat sudah ada bayangannya, binatangnya sudah jelas, tetapi
masih merupakan bayangan dari yang sesungguhnya--yang akan
datang.
Hukum Taurat itu masih bayangan, nanti masih ada yang
menggenapi. Ibrani
10: 1 10:1.
Di
dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan
yang akan datang,
dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan
korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan,
hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang
mengambil bagian di dalamnya.
'bayangan
saja dari keselamatan yang akan datang'
= bayangan dari korban pendamaian. Tadi
korban pendamaian untuk menyelamatkan, menebus, mendamaikan manusia
berdosa.
Korban pada hukum Taurat masih merupakan bayangan
dari yang sesungguhnya--korban pendamaian--yang akan datang,
sehingga tidak bisa menyempurnakan--terus diulang-ulang, membawa
binatang lagi. Dan korban ini hanya
berlalu untuk satu bangsa saja
yaatu bangsa Israel, umat pilihan TUHAN. Bangsa lain tidak
boleh.
Inilah Taurat, sudah jelas, tetpai masih merupakan
bayangan dari yang sesungguhnya. Karena itu tidak bisa
menyempurnakan manusia berdosa dan hanya berlaku untuk satu bangsa
Israel.
Sekarang pelajaran bagi kita. Korban di Taman Eden
biar tidak jelas, tetapi kalau itu dari TUHAN, ada maksudnya. Harus
didoakan supaya ada maksudnya, yaitu nikah harus
diperdamaikan.
Sekarang, Taurat juga ada pelajarannya--arti
rohani bagi kita. Imamat
16: 17 16:17.
Seorangpun tidak boleh hadir di dalam Kemah Pertemuan, bila Harun
masuk untuk mengadakan pendamaian di tempat kudus, sampai ia keluar,
setelah
mengadakan pendamaian baginya sendiri,
bagi
keluarganya
dan bagi
seluruh jemaah orang Israel.
'bagi
keluarganya'
= nikahnya. Di
Taman Eden, nikah harus diperdamaikan. Pada zaman Taurat, seorang
imam atau pelayan TUHAN harus mengalami pendamaian:
- Mulai
dari dirinya
sendiri
(pribadi).
Oleh sebab itu, mau melayani harus banyak duduk di
bawah kaki TUHAN. Beri kesempatan untuk menyembah TUHAN, terutama
mengoreksi diri, menunjukkan kelemahan dan kekurangan kita yaitu
dosa-dosa dan ketidakmampuan kita. Itu harus diperdamaikan oleh
darah Yesus.
- Keluarga/nikah
diperdamaikan. Jangan ada salah paham! Selesaikan dulu kalau kita
mau melayani TUHAN.
Tadi tekanannya pada suami isteri, sekarang
pada imam-imam--pelayan TUHAN.
- Juga
untuk sidang
jemaat.
Jadi seorang imam ikut menanggung atau mengambil bagian dalam
pelayanan pendamaian bagi sidang jemaat. Memang yang mendamaikan
adalah Yesus, tetapi imam-imam ikut menanggung.
Contoh
mengalami pendamaian untuk keluarga:
- Matius
15: 22, 25
15:22.
Maka datanglah seorang perempuan
Kanaan
dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah
aku,
ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku
perempuan
kerasukan setan dan sangat menderita." 15:25. Tetapi
perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan,
tolonglah
aku."
Perempuan
Kanaan= bangsa kafir; seorang ibu. 'Kasihanilah
aku'=
ikut
ambil bagian dalam pelayanan pendamaian.
Yang kerasukan setan adalah anaknya, tetapi ia yang datang kepada
TUHAN; ia ikut menanggung pelayanan pendamaian: Ini gara-gara aku
TUHAN sampai anakku begini.
'tolonglah
aku'=
yang sakit anaknya, ini namanya ikut menanggung sakit anaknya; ikut
merasakan penderitaan
anaknya.
Itulah kita sebagai imam, yaitu ikut ambil
bagian/menanggung/merasakan juga apa yang dirasakan oleh sidang
jemaat dan keluarga kita, sehingga waktu berdoa, lain. Kita
sungguh-sungguh berdoa karena ingat keluarga yang harus ditolong
dan sidang jemaat.
"Pengalaman
saya begitu. Kalau ingat jemaat yang sakit parah, sudah lain
doanya. Ikut menanggung dan merasakan penderitaan yang dihadapi
oleh keluarga dan sidang jemaat."
Ini
hubungan ibu dengan anak.
Sungguh-sungguh! Juga suami isteri, sama. Kita harus menanggung
semuanya. Anak-orang tua dan antar jemaat juga.
- Kalau
suami isteri yang terkenal adalah Nabal dan Abigail.
Satu
waktu Nabal panen, Daud dan rakyatnya ikut menjaga kebun milik
Nabal, ternak milik Nabal, tidak mencuri. Setelah panen, mereka
minta kalau ada berkat, tetapi mereka ditolak, dimaki-maki, dan
akhirnya Daud menyandang pedang. Tetapi isterinya mendengar dan ia
datang pada Daud--isterinya ikut
menanggung.
Kalau isterinya tidak datang, habis suaminya.
1
Samuel 25: 20, 23-24 25:20.
Ketika perempuan
itu
dengan menunggang keledainya, turun dengan terlindung oleh gunung,
tampaklah Daud dan orang-orangnya turun ke arahnya, dan perempuan
itu bertemu dengan mereka. 25:23. Ketika
Abigail melihat Daud,
segeralah ia turun dari atas keledainya, lalu sujud menyembah di
depan Daud dengan mukanya sampai ke tanah. 25:24. Ia sujud pada
kaki Daud serta berkata: "Aku
sajalah, ya tuanku, yang menanggung kesalahan itu.
Izinkanlah hambamu ini berbicara kepadamu, dan dengarkanlah
perkataan hambamu ini.
Ini
pelajaran bagi seorang imam yaitu ikut ambil bagian pendamaian
untuk diri sendiri, keluarga, dan sidang jemaat.
Jadi
dijaga, tidak
boleh ada dosa atau hubungan yang tidak baik.
Selesaikan! Sebagai seorang imam tidak boleh ada dosa-dosa sampai
puncaknya dosa yang disembunyikan, termasuk dosa kebenaran sendiri.
Juga tidak boleh ada hubungan yang tidak baik. Kalau merasa tidak
enak, harus diselesaikan. Itu seorang imam.
Berdamai dulu
baru bisa melayani TUHAN. Dengan siapapun, harus diselesaikan! Itu
ada ayatnya di Matius 5: kalau kamu mempersembahkan korban--seorang
imam--, lalu ingat ada sesuatu di hatimu terhadap saudaramu,
tinggalkan persembahanmu, berdamai dulu baru kembali--ambil lagi
pelayanan. Dosanya
yang dibuang, bukan pelayanannya.
Kalau membuang pelayanannya karena mempertahankan dosa, itu
berarti sangat menghina TUHAN; menghina korban pendamaian. Mengapa
begitu? Karena dosanya
imam ditanggung oleh jemaat.
Itu ngerinya!
Seorang imam harus berdamai dengan diri
sendiri, keluarga dan sidang jemaat. Tidak boleh ada dosa-dosa,
puncaknya dosa, kebenaran sendiri dan tidak boleh ada hubungan yang
tidak baik dengan sesama.
Imamat
4: 1-3 4:1.
TUHAN berfirman kepada Musa: 4:2. "Katakanlah kepada orang
Israel: Apabila seseorang tidak dengan sengaja berbuat dosa dalam
sesuatu hal yang dilarang TUHAN dan ia memang melakukan salah satu
dari padanya, 4:3. maka jikalau yang
berbuat dosa itu imam yang diurapi,
sehingga
bangsanya turut bersalah,
haruslah ia mempersembahkan kepada TUHAN karena dosa yang telah
diperbuatnya itu, seekor lembu jantan muda yang tidak bercela
sebagai korban penghapus dosa.
'sehingga
bangsanya turut bersalah'=
rakyatnya turut bersalah. Ini yang benar-benar ngeri. Karena itu
dalam ibadah tidak boleh sembarangan. Mu;ai dari gembala, imam-imam
harus sungguh-sungguh! Kalau gembalanya tidak benar, lalu kita
datang, kita akan ikut menanggung yang tidak benar. Karena itu
gembala dan imam harus sungguh-sungguh!
Dosa seorang imam
ditanggung juga oleh jemaat. Salah satu contoh: Hofni dan Pinehas. 1
Samuel 4: 19, 21-22 4:19
Adapun menantunya perempuan, isteri Pinehas, sudah hamil tua. Ketika
didengarnya kabar itu, bahwa tabut Allah telah dirampas dan
mertuanya laki-laki serta suaminya telah mati, duduklah ia berlutut,
lalu bersalin, sebab ia kedatangan sakit beranak. 4:21.
Ia
menamai anak itu Ikabod,
katanya: "Telah lenyap kemuliaan dari Israel" --karena
tabut Allah sudah dirampas dan karena mertuanya dan suaminya. 4:22.
Katanya: "Telah lenyap kemuliaan dari Israel, sebab tabut Allah
telah dirampas."
Kesalahan
imam ditanggung oleh keluarga dan sidang jemaat. Hofni dan Pinehas
mempertahankan dosa kenajisan--tidur dengan perempuan-perempuan
pelayan TUHAN; berselingkuh--dan dosa kejahatan--korban untuk TUHAN
belum dibakar langsung dimakan sebelum dibakar; lemak dan daging
diambil duluan; serakah; mengambil milik TUHAN.
Akibatnya
adalah terjadi Ikabod.
Karena itu doakan kami
gembala-gembala. Bisa-bisa serakah--mencuri milik TUHAN yaitu
persepuluhan dan persembahan khusus--, sehingga nasib jemaat adalah
Ikabod--telah lenyap kemuliaan Allah.
Ikabod; telah lenyap
kemuliaan TUHAN, artinya: tidak
ada lagi pembukaan firman Allah--peti
perjanjian dirampas musuh--, tidak
ada lagi kesucian
di dalam sidang jemaat, dan tidak
ada lagi kebenaran.
Yang ada hanya kebenaran sendiri; kebenaran di luar firman, yaitu
hanya menghakimi dan menyalahkan orang lain, saling menyalahkan,
saling berbantah-bantah, saling bertengkar. Masalah uang sudah
bertengkar--padahal uang adalah perkara kecil di dalam rumah
TUHAN--, ini sudah tanda Ikabod.
Kalau persepuluhan dicuri,
sudah tidak ada lagi pembukaan firman, tidak ada lagi kebenaran dan
kesucian, tetapi hanya kebenaran sendiri dan hidup dalam kutukan
sampai binasa selamanya.
Inilah, di zaman Taurat tekanannya
pada imam; pelajaran bagi seorang imam yaitu harus mengalami
pendamaian menyangkut pribadi, keluarga, dan sidang jemaat.
Kalau
di taman Eden, nikah--suami isteri--harus diperdamaikan.
- Tingkatan
ketiga
korban pendamaian: zaman
perjanjian baru,
semua korban sudah digenapkan--bukan bayangan lagi.
1
Yohanes 4: 9-10 4:9.
Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu
bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia,
supaya kita hidup oleh-Nya. 4:10. Inilah kasih itu: Bukan kita
yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita
dan yang telah mengutus
Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.
Pada
zaman perjanjian baru, semua korban di Taman Eden dan zaman Taurat
sudah digenapkan dalam kurban
Kristus.
Dia manusia yang tidak berdosa; bahkan manusia yang sempurna tetapi
rela mati di kayu salib--Anak Domba Allah rela disembelih--untuk
menjadi korban pendamaian, yang bisa menyelamatkan,
membenarkan sampai menyempurnakan manusia berdosa--sebab
Dia sendiri sempurna.
Dan korban ini berlaku
untuk semua manusia di dunia,
baik Israel maupun kafir. Kita bersyukur ada kurban Kristus dan
bangsa kafir bisa diperdamaikan.
Malam ini pembukaan
firman dikaitkan dengan Yesus sebagai Anak Domba yang tersembelih
untuk mendorong kita mengalami penebusan atau pendamaian. Dia adalah
korban pendamaian.
Mengapa
harus ada korban pendamaian? Karena semua manusia sudah berbuat dosa
dan binaasa. Di dunia tidak ada yang bisa menyelesaikan dosa, sebab
itu Yesus menjadi korban pendamaian. Sebelum Yesus datang, sudah ada
korban-korban pendamaian yang TUHAN berikan--tiga tingkatan korba
pendamaian; mulai dari Taman Eden, zaman Taurat, sampai perjanjian
baru (Yesus sendiri yang menjadi korban). Mari, manfaatkan!
PROSES
pendamaian:
- 1
Yohanes 1: 9
1:9.
Jika kita
mengaku dosa kita,
maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala
dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
Yang
pertama:
lewat dorongan firman pengajaran yang benar, yang lebih tajam dari
pedang bermata dua, kita harus mengaku
dosa-dosa
kepada TUHAN--vertikal--dan sesame--horisontal--dengan
sejujur-jujurnya. Saat itu darah Yesus aktif untuk:
- Mengampuni
segala dosa kita; menutupi ketelanjangan.
-
Menyucika kitan dari
segala dosa; mencabut akar-akar dosa sehingga ktia tidak
berbuat dosa lagi.
Ini harus digaris bawahi karena kalau sudah diampuni lalu berbuat
dosa lagi,
pengampunan
akan batal
dan kita tetap telanjang, tetap dalam hukuman TUHAN.
Karena
itu setelah mengaku sungguh-sungguh, darah Yesus mengampuni kita,
dan juga mencabut akar-akar dosa sehingga kita tidak berbuat dosa
lagi.
- Yang
kedua:
lewat dorongan firman pengajaran yang benar kita mengampuni
dosa orang lain setulus-tulusnya dan melupakannya.
Dosa orang lain juga harus diselesaikan.
Matius
6: 12, 14 6:12.
dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti
kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; 6:14.
Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga
akan mengampuni kamu juga.
Kalau
manusia daging, tidak bisa mengampuni. Kalau kita tidak
mau mengampuni dosa orang lain,
maka segala pengampunan
yang kita terima dari TUHAN juga batal--tadi
kalau minta ampun lalu berbuat lagi, pengampunan akan batal.
Ini
sama seperti orang yang berhutang pada raja. Ada orang yang
berhutang banyak, setelah minta ampun ia dibebaskan. Baru
bebas--dapat pengampunan dosa yang banyak dari raja--, ada temannya
yang berhutang sedikit, ia minta untuk dibayar. Karena tidak bisa
membayar, temannya dikirim ke penjara. Raja mendengar. Raja ini
gambaran dari TUHAN yang sudah mengampuni kita. Setelah raja
mendengar, orang yang tadinya sudah dibebaskan dimasukkan lagi ke
penjara--pengampunan yang sudah dterima, batal.
Rugi! Orang
lain berbuat jahat (memusuhi, merugikan) pada kita, kita sudah rugi
jasmani, kalau tidak mengampuni kita rugi rohani--kita rugi dobel.
Mungkin yang jasmani kita difitnah (nama kita tercemar), yang rohani
kita kering--kalau pendeta, khotbahnya kering--sampai binasa. Rugi
dua kali. Kalau suami isteri rugi tiga kali: isteri pada suami
berbuat ini, rugi, lalu suami tidak mengampuni, rugi dua kali dan
dua-duanya masuk neraka, rugi tiga kali.
Lebih baik
berdamai! Berdamai sama dengan saling mengaku dan mengampuni.
Kalau kita sudah
saling mengaku dan mengampuni, maka darah Yesus menyelesaikan
semua dosa-dosa kita. Kita berbahagia. Kalau dosa diselesaikan
kita bersuasana pesta sorga.
HASIL
pendamaian:
- Manusia
berdosa dibenarkan oleh TUHAN,
- dan
hidup dalam kebenaran,
- sampai
benar seperti Yesus benar.
Roma
3: 24-25 3:24.
dan oleh kasih karunia telah dibenarkan
dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. 3:25.
Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena
iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan
keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi
dahulu pada masa kesabaran-Nya.
Jangan
berbuat dosa lagi!
Proses
untuk dibenarkan dan hidup dalam kebenaran, sampai benar seperti
Yesus benar:
-
Dibenarkan
artinya tidak berbuat dosa lagi; bertobat.
Seperti mobil, tadinya
pesok, sekarang dipukul dari dalam sampai lurus. Jangan berbuat dosa
lagi, itulah dibenarkan.
Jadi, dibenarkan sama dengan
bertobat;
berhenti berbuat dosa dan kembali kepada TUHAN; mati terhadap dosa.
- Setelah
itu lahir
baru dari air dan Roh--baptisan
air dan baptisan Roh Kudus.
Baptisan air yang benar adalah orang
yang sudah bertobat--mati terhadap dosa--harus dikuburkan dalam air
bersama Yesus dan bangkit--keluar dari dalam air--bersama Yesus
untuk mendapatkan hidup baru--mengalami baptisan Roh Kudus.
Kita
hidup dalam urapan Roh Kudus, yaitu
- Hidup
dalam kebenaran,
- berpegang
teguh pada pengajaran yang benar--tidak
bisa disesatkan--,
- sampai
benar
seperti Yesus benar.
1
Yohanes 3: 7 3:7.
Anak-anakku, janganlah membiarkan seorangpun menyesatkan kamu.
Barangsiapa yang berbuat kebenaran adalah benar,
sama
seperti Kristus adalah benar;
'janganlah
membiarkan seorangpun menyesatkan kamu'
= kalau sesat, tidak benar juga, sebab itu harus berpegang teguh
pada pengajaran yang benar.
Inilah hasil
pendamaian yaitu dibenarkan, hidup dalam kebenaran, sampai benar
seperti Yesus benar. Prosesnya: bertobat--dibenarkan--, lahir
baru--hidup benar, berpegang teguh pada pengajaran yang benar, tidak
disesatkan, sampai benar seperti Yesus benar.
Jadi hasil
pendamaian adalah HIDUP DALAM URAPAN ROH KUDUS--manusia
baru; hidup baru; manusia sorgawi--, yaitu hidup benar, pegang
pengajaran benar, sampai benar seperti Yesus benar.
Di dalam
Wahyu 5: 6, orang yang diurapi Roh Kudus ini seperti bermata
tujuh--Yesus, Anak Domba yang disembelih bermata tujuh--,
artinya pandangan hanya tertuju pada Yesus Imam Besar sampai
sempurna--angka tujuh menunjuk pada kesempurnaan--(diterangkan pada
Ibadah
Raya Surabaya, 05 Februari 2017). Kemarin soal
mata, malam ini tanduk. Wahyu 5: 6 5:6.
Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan
di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah
disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh:
itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.
Mau
dapat tanduk/mata, prosesnya: berdamai dulu, hidup benar, pegang
pengajaran yang benar, sampai benar seperti Yesus benar. Tadi
hidup baru; hidup sorgawi--mengalami baptisan Roh Kudus--sama dengan
hidup dalam urapan Roh Kudus dengan tujuh wujud-Nya--tujuh Roh Allah
itu Roh Kudus dengan tujuh wujudnya. "Kemarin
diterangkan tentang tujuh mata, hari ini tujuh tanduk, besok dalam
ibadah doa penyembahan diterangkan tentang tujuh wujudnya. Semoga Roh
Kudus menguasai kita."
Jadi
kehidupan yang diurapi Roh Kudus dengan tujuh wujud-Nya, sama dengan
hidup dalam kebenaran, pegang teguh pengajaran benar sampai benar
seperti Yesus benar, memiliki tujuh tanduk.
Tanduk
(zat tulang) menunjuk pada kekuatan dan kuasa
kebangkitan--dulu
waktu ada mayat dicampakkan ke kuburan Elisa dan terkena tulang
Elisa, orang itu bangkit kembali.
Memiliki tujuh tanduk
artinya kuasa Roh Kudus/kuasa kebangkitan yang sanggup
menyempurnakan kita. Inilah orang yang diperdamaikan/ditebus
dosanya. Mulai dari pribadinya, nikahnya/keluarganya dan sidang
jemaat mengalami pendamaian, sampai ia bisa hidup dalam urapan Roh
Kudus dengan tujuh wujud-Nya, yaitu hidup benar, pegang teguh
pengajaran yang benar, sampai benar seperti Yesus benar, sehingga ia
memiliki tujuh tanduk.
Kalau punya tujuh tanduk--kekuatan Roh
Kudus yang mampu menyempurnakan--, hasilnya:
-
1 Raja-raja 1:
50-53
1:50.
Takutlah Adonia kepada Salomo, sebab itu ia segera pergi memegang
tanduk-tanduk
mezbah. 1:51.
Lalu diberitahukanlah kepada Salomo: "Ternyata Adonia takut
kepada raja Salomo, dan ia telah memegang tanduk-tanduk mezbah,
serta berkata: Biarlah raja Salomo lebih dahulu bersumpah mengenai
aku, bahwa ia takkan membunuh hambanya ini dengan pedang." 1:52.
Lalu kata Salomo: "Jika ia berlaku sebagai kesatria, maka
sehelai rambutpun dari kepalanya tidak akan jatuh ke bumi, tetapi
jika ternyata ia bermaksud jahat, haruslah ia dibunuh." 1:53.
Dan raja Salomo menyuruh orang menjemput dia dari mezbah itu. Ketika
ia masuk, sujudlah ia menyembah kepada raja Salomo, lalu Salomo
berkata kepadanya: "Pergilah ke rumahmu."
Ini
adalah tanduk
mezbah korban bakaran
(di halaman Tabernakel)= tanduk
keselamatan.
Hasil
pertama:
kuasa Roh Kudus sanggup menyelamatkan
kita
dari hukuman/maut. Yesus mati dan bangkit karena kuasa Roh
Kudus--menunjuk pada mezbah korban bakaran. Kalau kita pegang
tanduknya, kita betul-betul selamat.
Roma
8: 1-2 8:1.
Demikianlah sekarang tidak
ada penghukuman
bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. 8:2.
Roh,
yang memberi hidup
telah memerdekakan
kamu dalam Kristus dari
hukum dosa dan hukum maut.
'Kristus'
= Yang diurapi.
Jelas,
kuasa kebangkitan/kuasa Roh Kudus mampu menyelamatkan/membebaskan
kita dari maut, hukuman Allah atau kebinasaan; menyelamatkan kita
dari hukuman maut dan kebinasaan di neraka sekalipun kita hanya
sehelai rambut--sudah tidak berharga lagi; sudah berdosa.
Kalau
mau memegang tanduk mezbah malam ini--mau berdamai--, ada kuasa Roh
Kudus yang menyelamatkan kita dari maut dan kebinasaan. Tidak ada
alasan: Wah saya sudah tidak berharga! Bisa, asal mau berdamai malam
ini. TUHAN masih tolong kita semua.
-
Pada mezbah
dupa emas
juga ada tanduknya= tanduk
kemenangan.
Tanduk
ini untuk bertahan dan menyerang. Lewat doa, kita bisa bertahan
menghadapi apa saja dan bisa menyerang musuh.
Roma
5: 5 5:5.
Dan pengharapan
tidak mengecewakan,
karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh
Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.
Hasil
kedua:
di dalam doa penyembahan kuasa Roh Kudus mencurahkan kasih Allah
kepada kita sehingga kita menjadi
kuat teguh hati;
kita bisa bertahan
dan menang
menghadapi apapun sekalipun kita hanya seperti domba-domba
sembelihan; yang tidak berdaya. Tadi, sekalipun kita hanya seperti
sehelai rambut--tidak berdaya dan berharga lagi karena dosa-dosa dan
kegagalan--, kalau mau memegang tanduk mezbah, TUHAN mampu
menyelamatkan kita.
BERTAHAN Roma
8: 35-36 8:35.
Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan
atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan,
atau bahaya, atau pedang? 8:36. Seperti ada tertulis: "Oleh
karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah
dianggap sebagai domba-domba sembelihan."
Kita
bertahan dalam menghadapi apa saja. Bertahan artinya: kasih Allah
membuat kita tidak putus asa, kecewa dan tinggalkan TUHAN menghadapi
apapun, tetapi kita
tetap setia dan berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada
TUHAN.
Memang
banyak tantangan dan rintangan, tetapi biarlah kita tetap setia
berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan apapun yang kita hadapi,
sampai garis akhir--sampai TUHAN Yesus datang kembali.
Mazmur
85: 11-13 85:11.
Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan
bercium-ciuman. 85:12. Kesetiaan
akan tumbuh dari bumi, dan keadilan
akan menjenguk dari langit. 85:13.
Bahkan TUHAN akan memberikan kebaikan, dan negeri kita akan memberi
hasilnya.
'Kesetiaan
akan tumbuh dari bumi'
= kalau kita tetap setia, sekalipun dalam kesulitan, tekanan, maka
'keadilan
akan menjenguk dari langit'
=
TUHAN akan menjenguk dari langit dan 'Bahkan
TUHAN akan memberikan kebaikan'
= Ia memberikan kebaikan--semua
jadi baik;
yang hancur jadi baik. Kalau tidak setia, yang baik jadi
hancur.
Kalau sudah hancur-hancuran, kembali pada kesetiaan!
Semua akan kembali jadi baik.
MENYERANG
DAN MENANG Roma
8: 36-37 8:36.
Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya
maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba
sembelihan." 8:37. Tetapi dalam semuanya itu kita
lebih dari pada orang-orang yang menang,
oleh Dia yang telah mengasihi kita.
Ayat
36= lemah, tidak berdaya. Ayat 37= kita tidak berdaya tetapi
bisa menang atas musuh yang lebih kuat, karena TUHAN berperang
gantikan kita; kasih TUHAN berperang ganti kita--kita menjadi lebih
dari pemenang,
semua masalah yang mustahil selesai pada waktunya.
Mari, ini
peperangan kita!
Pegang tanduk mezbah korban
bakaran--keselamatan--, kita selamat dari maut/kebinasaan dan
mencapai hidup kekal. Pegang tanduk mezbah dupa emas! Kita banyak
menyembah, supaya kuat teguh hati; bisa bertahan dan menang. Jangan
mundur sedikitpun!
Kalau ada tekanan kita berdoa supaya kita
tetap setia. Kalau mundur, habis kita. Kalau setia, TUHAN jadikan
semua baik. Yang hancur jadi baik. Kemudian, kita tidak berdaya dan
menghadapi musuh yang kuat--dalam kemustahilan--, tetapi TUHAN yang
berperang ganti kita dan kita menjadi lebih dari pemenang--semua
selesai pada waktunya.
- Tanduknya
tidak berada pada tabut perjanjiannya---tabut
perjanjian
tidak ada tanduknya. Tetapi saat tabut perjanjian dipikul, di
depannya ada tujuh tanduk (sangkakala dari tanduk, yang ditiup). Ada
tanduknya, tetapi terpisah.
Yosua
6: 6 6:6.
Kemudian Yosua bin Nun memanggil para imam dan berkata kepada
mereka: "Angkatlah tabut perjanjian itu dan tujuh orang imam
harus membawa tujuh
sangkakala tanduk domba di depan tabut TUHAN."
Ini
adalah perjalanan terakhir menuju ke Kanaan. Ini menunjuk pada
kegerakan Roh Kudus hujan akhir. Tabut perjanjian menunjuk pada
kabar mempelai.
Jadi, ada tanduknya tetapi terpisah dari
tabut perjanjian--di depannya ada tujuh tanduk. Ini yang ditiup
kalau mau berjalan, juga saat mengelilingi Yerikho sampai Yerikho
runtuh.
Tabut perjanjian dengan tujuh sangkakala dari tanduk
domba, ini adalah tanduk
kesempurnaan--angka
tujuh menunjuk pada kesempurnaan. Di
sini, tanduknya di depan--ditiup--dan tabut mengikuti dari
belakang. Artinya: kuasa Roh Kudus membawa
kita masuk dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir yang dipimpin oleh
kabar mempelai--waktu
itu Yosua dalam perjalanan terakhir menuju ke Kanaan. Ini adalah
hasil ketiga.
Mari,
kita harus aktif dalam pembangunan tubuh Kristus! Setiap
perpanjangan umur hidup kita--setiap langkah hidup kita--yang TUHAN
berikan, biarlah kita gunakan untuk aktif dalam kegerakan Roh Kudus
hujan akhir--pembangunan tubuh Kristus yang sempurna sesuai dengan
jabatan pelayanan yang TUHAN berikan kepada kita.
Pembangunan
tubuh Kristus mulai dari nikah, penggembalaan, antar penggembalaan
sampai tubuh sempurna. Semua harus aktif! Jangan tinggal diam! Ini
sudah langkah terakhir; kabar mempelai ini yang terakhir. Sesudah
itu tidak ada perjalanan lain.
Dalam Matius 6: 'Jangan
kuatir! Siapa yang bisa menambah sehasta hidupnya dengan
kekuatiran?'
Jangan! Justru TUHAN berikan perpanjangan umur supaya kita gunakan
untuk aktif dalam pembangunan tubuh Kristus. Di
situ kita mengalami langkah-langkah mujizat,
yaitu penyucian dan pembaharuan hidup; kabar mempelai dalam urapan
Roh Kudus sanggup menyucikan dan mengubahkan kita dari manusia
daging menjadi manusia rohani seperti Yesus.
Banyak tugas
kita di rumah tangga--layani sebagai suami, isteri--,
penggembalaan--layani sesuai dengan jabatan--, antar penggembalaan,
tidak sia-sia semuanya. Setiap langkah kita yang kita langkahkan
untuk pembangunan tubuh Kristus adalah langkah-langkah mujizat.
Dalam nikah sudah mengalami mujizat, baik. Dalam
penggembalaan lebih terjadi mujizat lagi. Antar penggembalaan
juga.
"Mohon
maaf jika dianggap sombong. Kalau dalam penggembalaan, saya sudah
cukup, seperti Natanael di bawah pohon ara yang rindang. Sudah enak.
Yang lain kepanasan, kita sudah sejuk. Tetapi tidak pernah lihat
langit. Semua enak di bawah pohon ara, tetapi tidak pernah lihat
langit terbuka. Kalau Yesus datang tidak pernah lihat langit
terbuka. Mari keluar dari pohon ara, keluar dari keegoisan! Dulu
khotbahnya Pdt Pong dan Pdt In Juwono: Yang penting pembangunan
tubuh Kristus, yang fisik menyusul. Kalau mau membeli tanah di
belakang, semestinya saya rem (tidak ada kegiatan tahun ini, untuk
kita kumpulkan). Tetapi semakin direm, semakin tidak pernah lihat
langit terbuka, bukan semakin banyak uangnya. Kalau TUHAN butuh,
bisa semua. Jangan rem kegerakan pembangunan tubuh, hanya karena
uang atau egois! Nikmati langit terbuka!"
Kita
mengalami langkah mujizat yaitu penyucian dan pembaharuan, sampai
kita taat
dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara:
Ya Abba Ya Bapa. Itulah kuasa kabar mempelai dalam urapan Roh
Kudus--tabut perjanjian dan sangkakala dari tanduk domba. Suara
daging Yesus benar--Yesus tidak berdosa, tidak patut disalibkan--,
Ia berdoa: Lalukan cawan ini dari pada-Ku--suara daging-Nya benar--,
tetapi bukan kehendak-Ku yang jadi, melainkan kehendak-Mu. Inilah
ketaatan sampai daging tidak bersuara.
Efesus
5: 1-2 5:1.
Sebab itu jadilah
penurut-penurut Allah,
seperti anak-anak yang kekasih 5:2. dan hiduplah di dalam kasih,
sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah
menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan
dan korban yang harum bagi Allah.
Kalau
kita taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara apapun
resikonya--seperti Abraham taat kepada TUHAN untuk mempersembahkan
anaknya--, kita akan berbau
harum di hadapan TUHAN.
Yesus taat sampai mati di kayu salib, Ia berbau harum dihadapan
TUHAN. Kalau tidak taat, busuk!
Mari, ini yang dicari TUHAN,
yaitu berbau harum di hadapan TUHAN.
Berbau harum artinya
membawa
bau harum Yesus
di mana-mana:
- Lewat
injil keselamatan: banyak yang belum selamat.
-
Lewat kabar
mempelai--pengajaran--: banyak orang selamat tetapi tidak tahu mau
ke mana--di bawah pohon ara. Yang penting hidupnya sudah enak,
padahal orang di luar Yesus lebih enak hidupnya. Bawa kabar
mempelai kepada orang yang sudah selamat dan diberkati, supaya
masuk dalam pembangunan tubuh Kristus.
Mari, semua bergairah.
Kegerakan ini akan lebih membesar, sampai paling besar, di awan-awan
yang permai. Kita berbau harum di mana-mana. Bawa bau harum
Yesus! Bawa damai sejahtera--kesejukan--di mana-mana! Ada yang
sedang bertengkar, ada masalah besar, jadikan kecil! Masalah kecil,
jadi tidak ada masalah. Bawa ketenangan; di mana kita melangkah di
situ ada ketenangan!
Kalau diurapi Roh Kudus sampai berbau
harum--taat dengar-dengaran sampai daging tak bersuara--Kita
juga dipercaya nama Yesus--nama
Yesus adalah nama yang harum.
Kidung
Agung 1: 3 1:3.
harum
bau minyakmu, bagaikan minyak
yang tercurah namamu,
oleh sebab itu gadis-gadis cinta kepadamu!
Kalau
kita bawa bau harum Yesus ke mana-mana, nama Yesus yang harum juga
ikut--kuasa nama Yesus dipercayakan pada kita. Hasilnya:
-
Kuasa nama Yesus/Roh
Kudus sanggup memberikan
kemenangan
atas setan tritunggal.
Filipi
2: 10 2:10.
supaya dalam
nama Yesus
bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi
dan yang ada di bawah bumi,
Setan
tritunggal adalah sumber dosa dan puncaknya, kalau menang kita bisa
hidup benar dan suci; sumber masalah, kalau menang, masalah
selesai; sumber air mata, kalau menang, kita bahagia.
-
Ibrani 1: 4
1:4.
jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti nama
yang dikaruniakan kepada-Nya jauh
lebih indah dari pada nama mereka.
Hasil
kedua:
nama Yesus adalah nama yang indah. Artinya: kuasa nama Yesus
menjadikan
semua behasil dan indah pada waktunya.
Tugas
kita hari-hari ini hanya memegang tanduk mezbah korban
bakaran--keselamatan--, tanduk mezbah dupa emas--banyak menyembah
untuk bertahan dan menyerang dan menang--, lalu ikuti tabut
perjanjian; tujuh tanduk yang ditiup di depan tabut perjanjian.
Kita masuk kegerakan Roh Kudus hujan akhir sampai ada
langkah-langkah mujizat--pembaharuan--, yaitu taat dengar-dengaran;
kita berbau harum seperti Yesus, dan nama yang harum juga mengikuti
kita--kuasa nama Yesus kita alami.
Kita menang atas setan
tritunggal dan hidup kita berahsil dan indah.
- Yesaya
4: 1
4:1.
Pada waktu itu tujuh
orang perempuan
akan memegang seorang laki-laki, serta berkata: "Kami akan
menanggung makanan dan pakaian kami sendiri; hanya biarlah namamu
dilekatkan kepada nama kami; ambillah
aib yang ada pada kami!"
Tujuh
orang perempuan= tujuh jemaat bangsa kafir akhir zaman (dalam Kitab
Wahyu).
Hasil ketiga:
kuasa nama Yesus sanggup memelihara-memberkati
kehidupan kita di tengah kesulitan sampai zaman antikris.
Bangsa
kafir mencari apa yang dimakan, dipakai, tetapi Bapa di sorga
mengetahui semuanya. Asal kita pegang tanduk hari-hari ini: tanduk
keselamatan (kita bebas dari maut/dosa), tanduk kemenangan
(berdoa-menyembah) dan tanduk di depan tabut perjanjian (ikuti
kegerakan Roh Kudus hujan akhir), sampai berbau harum. Sudah cukup.
Salah kalau hamba TUHAN mengajarkan: datang ibadah supaya
diberkati. Salah! Kalau datang ibadah untuk mencari berkat, salah!
Kita sudah diberkati. Kalau datang untuk cari berkat, itu namanya
bertapa, bukan ibadah. Kalau ibadah, sejak zaman Taurat bawa
korban, bukan minta korban. Semua sudah diberkati TUHAN. Bukan itu
tujuannya, tetapi tujuan
kita beribadah
adalah 'ambilah
aib kami sampai tidak bercacat cela'--kita
disucikan dan diubahkan sampai sempurna seperti Yesus.
Kita
menjadi mempelai wanita yang siap menyambut kedatangan Yesus kedua
kali di awan-awan yang permai. Kita bersama Dia selamanya, sampai
di takhta sorga.
Malam
ini pegang tanduk sampai mendapatkan nama Yesus! Itu saja. Kita
diperdamaikan malam ini, semua hidup dalam damai; hidup dalam urapan
Roh Kudus dengan tujuh manifestasi-Nya. Kita hidup benar, pegang
pengajaran yang benar, sampai benar seperti Yesus benar. Di situlah
kita mendapatkan tanduk:
- Tanduk
mezbah korban bakaran= tanduk keselamatan; kita tidak akan binasa,
tetapi hidup kekal.
- Tanduk
mezbah dupa emas= bertahan, tidak akan undur sampai menang bersama
Dia.
- Tujuh
tanduk domba di depan tabut= kita akan dipakai dalam kegerakan hujan
akhir. Jangan egois! Kita dipakai semua sampai berbau harum.
Setiap
langkah hidup kita membawa bau harum Yesus dan membawa nama Yesus.
Maka kuasa nama Yesus bekerja di tengah kita sekalian.
Apa
yang kita hadapi, sebut: Yesus malam ini! Dalam nama Yesus ada
segala-galanya yang kita butuhkan sampai kesempurnaan. Saat tidak
ada jalan, sebut nama Yesus!
Mungkin kita hanya seperti
sehelai rambut yang tidak berharga karena dosa-dosa dan kegagalan;
seperti domba-domba sembelihan yang tidak berdaya, mari serahkan pada
TUHAN, sebut nama Yesus apapun keadaan kita. Apa yang tidak bisa
lepas dari kita? Mungkin dosa, mungkin masalah atau apa saja, sebut
nama Yesus! Mungkin masa depan sudah gelap, gagal dan lain-lain,
sebut nama Yesus. Yang sudah berhasil juga sebut nama Yesus, supaya
semakin berhasil, sampai sempurna.
Dia harus taat sampai mati
di kayu salib untuk mendapatkan nama yang harum; nama yang indah;
nama yang berkuasa. Di dalam nama Yesus ada segala-galanya. Jangan
ragu! Menyeru nama Yesus! Ada kepastian, pengharapan, bahkan
kesempurnaan dalam nama Yesus. Kuasa nama Yesus sama dengan kuasa
Roh Kudus, sama dengan kuasa tanduk, mampu melakukan semuanya bagi
kita. Jangan ragu sedikitpun! Ada apapun, sebut nama Yesus sampai
kita mengalami langkah-langkah mujizat!
TUHAN memberkati.
kembali ke halaman sebelumnya
|