RINGKASAN LAINNYA
Ibadah Raya Surabaya, 02 Juli 2017 (Minggu Siang)
Salam
sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat
siang, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai... Ibadah Doa Malang, 25 November 2008 (Selasa Sore)
Matius 24: 29 -> 'Keadaan pada masa kedatangan Yesus ke 2x'
Yaitu terjadi... Ibadah Raya Surabaya, 10 September 2017 (Minggu Siang)
Bersamaan dengan
penataran imam dan calon imam III
Salam
sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat
siang,... Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 19 Januari 2019 (Sabtu Sore)
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Lukas
13: 1-3=> dosa dan penderitaan. 13:1.
Pada waktu itu... Ibadah Kunjungan Ciawi I, 27 Juli 2010 (Selasa Sore)
Wahyu 21: 5 21:5. Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: "Lihatlah, Aku menjadikan segala... Ibadah Raya Surabaya, 23 Juni 2019 (Minggu Siang)
Salam
sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat
siang, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai... Ibadah Raya Malang, 11 November 2018 (Minggu Pagi)
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Ibadah Doa Surabaya, 17 Desember 2008 (Rabu Sore)
Matius 24: 29
= keadaan pada waktu kedatangan Tuhan Yesus kedua kali, yaitu terjadi goncangan-goncangan... Ibadah Doa Malam Surabaya, 30 Maret 2015 (Senin Malam)
Selamat
malam, selamat mendengarkan firman Tuhan. Biarlah damai sejahtera,
kasih karunia dan bahagia dari Tuhan senantiasa dilimpahkan... Ibadah Raya Surabaya, 13 April 2014 (Minggu Sore)
Salam
sejahtera dalam kasih sayang-Nya Tuhan kita Yesus Kristus. Selamat
malam, selamat mendengarkan firman Tuhan, biarlah damai... Ibadah Raya Surabaya, 19 April 2009 (Minggu Sore)
Matius 24: 29-31 Kita masih membahas ayat 31, dimana terdengar sangkakala yang dasyat bunyinya untuk menampilkan... Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 08 September 2014 (Senin Sore)
Pembicara:
Pdp. Youpri Ardiantoro
Salam
sejahtera, selamat sore, selamat bersekutu di dalam kasih sayangnya
Tuhan kita Yesus Kristus. Kiranya... Ibadah Doa Malam Surabaya, 16 Desember 2013 (Senin Malam)
Salam
sejahtera dalam kasih sayangnya Tuhan kita Yesus Kristus. Selamat
malam, selamat mendengarkan Firman Tuhan. Biarlah damai... Ibadah Doa Surabaya, 23 November 2018 (Jumat Sore)
Salam
sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat
malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai... Ibadah Raya Malang, 05 Juli 2009 (Minggu Pagi)
Lukas 23: 43 "KEMBALI KE FIRDAUS"
Tuhan
menciptakan
manusia, Adam dan Hawa, sama mulia dengan...
TRANSKRIP LENGKAP
Doa Surabaya (Rabu, 26 November 2014)
Tayang: 10 Mei 2019
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 24 November 2014)
Tayang: 10 Mei 2019
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 23 November 2014)
Tayang: 07 Januari 2019
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Doa Surabaya (Rabu, 19 November 2014)
Tayang: 07 Januari 2019
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 17 November 2014)
Tayang: 07 Januari 2019
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 09 November 2014)
Tayang: 22 Agustus 2018
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Doa Surabaya (Rabu, 05 November 2014)
Tayang: 04 Juni 2018
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 03 November 2014)
Tayang: 04 Juni 2018
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 02 November 2014)
Tayang: 03 Maret 2018
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 20 Oktober 2014)
Tayang: 13 Desember 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 13 Oktober 2014)
Tayang: 13 Desember 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 12 Oktober 2014)
Tayang: 24 Oktober 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Doa Surabaya (Rabu, 08 Oktober 2014)
Tayang: 18 September 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 06 Oktober 2014)
Tayang: 05 September 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 05 Oktober 2014)
Tayang: 05 September 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Doa Surabaya (Rabu, 01 Oktober 2014)
Tayang: 05 September 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 29 September 2014)
Tayang: 24 Juni 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 21 September 2014)
Tayang: 19 Mei 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Doa Surabaya (Rabu, 17 September 2014)
Tayang: 29 April 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 15 September 2014)
Tayang: 29 April 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Untuk Koneksi Lambat, silahkan buka http://id.gptkk.org
Transkrip lengkap dari ibadah penggembalaan di Malang dan Surabaya, semuanya di bawakan oleh gembala sidang Pdt. Widjaja Hendra.
Silahkan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau mungkin ingin berlangganan majalah Manna dan silahkan kirim email ke widjaja_h [at] yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala
silahkan ganti tanda [at] dengan @
|
[versi cetak]
Cari rekaman ibadah ini di: http://www.kabarmempelai.org
Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 06 Maret 2019 (Rabu Sore)
Salam
sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat
malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera,
kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di
tengah-tengah kita sekalian.
Wahyu
9: 7 9:7.
Dan rupa belalang-belalang itu sama seperti kuda
yang disiapkan untuk
peperangan,
dan di atas kepala mereka ada sesuatu yang menyerupai mahkota emas,
dan muka mereka sama seperti muka manusia,
Ayat
7-12 bicara tentang belalang
dan kalajengking. Belalang
menunjuk pada roh jahat dan najis yang keluar dari lobang jurang maut
(ayat 2-5). Di sini, rupa belalang sama seperti kuda yang
dipersiapkan untuk peperangan, itulah peperangan rohani, terutama
peperangan
dalam penaburan benih firman pengajaran yang benar. Kuda
menunjuk pada kecepatan atau kekuatan.
Jadi roh
jahat dan najis menggunakan kekuatan dan kecepatan untuk menghalangi
penaburan benih firman pengajaran yang benar,
supaya tidak menghasilkan buah-buah rohani--merusak pohon-pohon
rohani. Di ayat 4, belalang memang tidak boleh merusak rumput,
tumbuhan, dan pohon di bumi, tetapi hanya manusia. Manusia daging
adalah sama seperti pohon rohani. Kalau tidak berbuah, berarti ada
kerusakan pada pohon itu. Belalang tidak boleh merusak pohon secara
jasmani, karena itu ia merusak pohon secara rohani supaya tidak
berbuah.
Akibatnya:
-
Kehidupan yang tidak
berbuah sama dengan pohon ara di pinggir jalan yang tidak berbuah,
sehingga dikutuk oleh Tuhan--terkutuk, kering, tidak puas
(selalu bersungut dan lain-lain), letih lesu, susah payah, dan pahit
getir.
-
Kehidupan yang tidak
berbuah sama dengan tidak berubah, sehingga tidak bisa menjadi
saksi, tetapi batu sandungan--batu kilangan yang dibuang ke
laut seperti Babel; tenggelam di dalam dosa Babel.
-
Kehidupan yang tidak
berbuah sama dengan tidak bisa menghasilkan buah kesempurnaan;
tidak bisa menjadi mempelai wanita sorga, sehingga tertinggal saat
Yesus datang kembali, dan binasa untuk selamanya.
Yakobus
1: 19-20 1:19.
Hai
saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang
hendaklah cepat
untuk mendengar,
tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; 1:20.
sebab
amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.
Oleh
sebab itu kita
harus menggunakan kecepatan dan kekuatan dari Roh Kudus,
yaitu cepat
untuk mendengar firman Allah. Artinya:
-
Ibrani
5: 11-14
5:11.
Tentang
hal itu banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar untuk
dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal mendengarkan. 5:12.
Sebab
sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi
pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari
penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu,
bukan makanan
keras. 5:13.
Sebab
barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang
kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. 5:14.
Tetapi
makanan
keras adalah untuk orang-orang dewasa,
yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan
yang baik dari pada yang jahat.
Yang
pertama: apa
yang didengar.
Roh
Kudus mengurapi kita supaya kita bisa mendengar
firman pengajaran yang benar,
yang lebih tajam dari pedang bermata dua--makanan keras--sebagai
kelanjutan dari mendengar firman penginjilan--susu. Banyak yang
tidak mau menggunakan kecepatan dan kekuatan Roh Kudus--tidak mau
mendengar pengajaran--, itu yang akan kalah dengan kecepatan
belalang.
Kita harus mendengar firman pengajaran! Mengapa
demikian?
-
Jika hanya mendengar
firman penginjilan, kerohanian kita akan sama seperti anak kecil,
yaitu tidak tahu mana yang benar; tidak bisa membedakan tangan
kanan dari tangan kiri; semua pengajaran dianggap sama saja,
sehingga mudah diombang-ambingkan oleh ajaran palsu dan tersesat;
merasa hebat padahal ia sudah jauh, menyalahkan orang lain padahal
ia sudah tersesat.
-
Kalau hanya susu, tidak
akan bisa bertumbuh ke arah kedewasaan rohani--kesempurnaan--,
sehingga tidak bisa masuk dalam perjamuan kawin Anak Domba--hanya
orang dewasa yang boleh menikah--, berarti tertinggal saat Yesus
datang kembali kedua kali., dan binasa selamanya.
Jika
oleh kecepatan Roh kudus kita bisa mendengar firman pengajaran yang
benar, kita akan mengalami pertumbuhan rohani sampai kedewasaan
rohani--sempurna--dan menjadi mempelai wanita sorga yang siap untuk
menyambut kedatangan Yesus kedua kali. Kita masuk perjamuan kawin
Anak Domba--hanya orang dewasa yang boleh menikah.
-
Yang
kedua: cara
mendengar.
Artinya:
kita bisa mendengar firman pengajaran yang benar dengan
sungguh-sungguh sampai mengerti, percaya, dan mempraktikkannya.
Itulah kecepatan Roh Kudus, yaitu cepat
mendengar sampai dengar-dengaran.
Jangan bimbang lagi!
Kalau sekarang masih diskusi untuk
mencari mana yang benar, kita akan ketinggalan saat Tuhan datang
kembali. Kita harus cepat mendengar dan dengar-dengaran pada firman
pengajaran yang benar. Firman bukan untuk didiskusikan. Kalau
masih diskusi, berarti belum benar. kalau kita yakin firman itu
benar, kita tidak perlu diskusi tetapi kita yakini dan
praktikkan.
Bukti
mendengar dan dengar-dengaran: Yakobus
1: 19 1:19.
Hai
saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang
hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat
untuk berkata-kata,
dan juga lambat
untuk marah;
- 'lambat
untuk berkata-kata'=
banyak
berdiam diri;
banyak mengoreksi diri lewat ketajaman pedang firman. Kalau
ditemukan dosa, kita mengaku pada Tuhan dan sesama, jika diampuni
jangan berbuat dosa lagi. Kalau tidak ada dosa, berarti percikan
darah. Di sanalah kita akan mengalami kemuliaan. Jangan menyalahkan
orang, tetapi koreksi diri kalau sesuatu terjadi.
- 'lambat
untuk marah'=
- Tidak
marah dengan emosi sampai menimbulkan pertengkaran.
Seringkali
kita emosi, lalu berkata: Percuma
kamu ke gereja.
Jangan! Itu sudah emosi dan menghakimi. Itu sangat
berbahaya.
"Ada
orang berkata pada saya: 'Itu ambil barang di saya, tetapi sulit
bayarnya, percuma tiga macam ibadah.' Mungkin memang sepi. Saya
bertanya: 'Kamu dibayar?': 'Dibayar, tetapi lama.': 'Tidak percuma
dia ibadah, coba kalau tidak ke gereja, kamu tidak dibayar,
jangan-jangan seperti di koran, kamu tagih, kamu dibunuh.' Baru
dia sadar. Jangan menghakimi!'"
-
Marah karena ada sebab
yang jelas, terutama kalau melanggar firman.
-
Marah dengan kasih
untuk menolong/mengangkat kehidupan yang bersalah.
Cara
belalang--roh jahat dan najis--menghalangi pertumbuhan benih firman
pengajaran yang benar sehingga tidak berbuah--merusak
pohon kerohanian kita--:
-
Lukas
8: 5, 12
8:5.
"Adalah
seorang penabur keluar untuk menaburkan benihnya. Pada waktu ia
menabur, sebagian
benih itu jatuh di pinggir jalan,
lalu diinjak orang dan burung-burung di udara memakannya sampai
habis. 8:12.
Yang
jatuh di pinggir jalan itu ialah orang yang telah mendengarnya;
kemudian datanglah
Iblis lalu mengambil firman
itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan
diselamatkan.
Burung=
roh jahat dan najis, yang sama dengan belalang.
Cara
pertama
belalang--roh jahat dan najis--menghalangi pertumbuhan
benih firman pengajaran yang benar: benih jatuh di pinggir jalan,
artinya: belalang--roh jahat dan najis--menghalangi
penaburan
benih firman--saat-saat kita mendengar firman--lewat menguasai hati
dan pikiran kita--tanah--sehingga
- Kaki
kita mengembara; tidak tergembala; tidak
fokus pada satu benih firman pengajaran yang benar--ada
percampuran benih antara pengajaran yang benar dan tidak
benar.
Pengajaran benar artinya tertulis di dalam alkitab.
Kalau tercampur dengan yang tidak benar, akan benar-benar
habis. Kalau tidak terpengaruh saat mendengar ajaran lain, kita
semua berada Firdaus--tidak ada air mata--karena Hawa tidak perlu
dibuang ke bumi setelah ia mendengar suara ular. Mengapa ada air
mata? Karena belalang mengganggu penaburan benih. Jadi kalau ada
hamba Tuhan berkata: Saya
tidak terpengaruh,
ia sebenarnya sudah terpengaruh. Jangan pernah
dibohongi!
"Untunglah
guru-guru saya selalu menekankan: Kalau sudah beda, jangan
mendengar dan berfellowship, kalau berfellowship pasti kita akan
jauh dan menyimpang dari yang benar."
Mari,
Tuhan mau memberikan firman pengajaran yang benar untuk mengangkat
kita dari kutukan. Kita sudah terkutuk, kalau masih mencampur lagi
dengan ajaran lain, kita akan benar-benar binasa.
- Hati
dan pikiran
kita mengembara, sehingga tidak
perhatian sepenuh
saat pemberitaan firman pengajaran yang benar: mengantuk, melamun
dan sebagainya, yang membuat tidak bisa mengerti firman.
- Menggunakan
jalan
pikiran sendiri
seperti Nikodemus saat Yesus bicara tentang baptisan air, sehingga
selalu mengkritik, melawan, sampai menolak firman pengajaran yang
benar, tetapi menerima ajaran yang salah.
Abraham bisa menerima
firman dengan iman, bukan pikiran sendiri, sehingga ia taat untuk
mempersembahkan anaknya kepada Tuhan.
"Ada
yang berkata kepada saya: Kita harus menghormati orang. Saya
katakan: 'Kamu menghormati orang dengan mendengarkan ajaran yang
salah, sementara kamu tidak hormat sama Tuhan. Imam Eli lebih
menghormati anak dari pada Tuhan, sehingga matanya bular--tidak ada
pembukaan firman--, dan lehernya patah--tidak bisa menyembah Tuhan.
Dia lebih hormat pada manusia. Tidak bisa! Saya menggarisbawahi
perkataan Pdt Totaijs: Tidak ada kata 'maaf' saat mendengar firman
pengajaran yang benar. Harus benar-benar aman! Tuhan tolong kita
semua."
Akibatnya:
'supaya
mereka jangan percaya dan diselamatkan'=
tidak mengerti firman, tidak percaya sehingga firman tidak menjadi
iman, berarti tanpa iman; tidak selamat, tetapi binasa selamanya.
-
Lukas
8: 6, 13
8:6.
Sebagian
jatuh di tanah
yang berbatu-batu,
dan setelah tumbuh
ia menjadi kering karena tidak mendapat air. 8:13.
Yang
jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah
mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu
tidak
berakar,
mereka percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka
murtad.
Cara
kedua
belalang--roh jahat dan najis--menghalangi pertumbuhan benih firman
pengajaran yang benar: benih jatuh di tanah berbatu-batu, artinya:
belalang--roh jahat dan najis--menghalangi
pertumbuhan
benih firman pengajaran yang benar lewat menguasai hati dan pikiran
sehingga menjadi keras
hati--tanah
berbatu menunjuk pada kekerasan hati--; sama dengan mendengar
firman pengajaran yang benar dengan emosi/perasaan daging--tadi,
mendengar firman dengan pikiran daging.
Praktiknya:
-
Menggebu-gebu saat
firman menyatakan berkat-berkat jasmani, dan tidak menunjukkan
dosa-dosa--tanpa penyucian--; ajaran yang cocok bagi daging.
- Kecewa,
marah, dan bersungut-sungut kalau firman menunjukkan dosa-dosa yang
tersembunyi supaya kita disucikan, sampai membenci firman
pengajaran yang benar, dan sekaligus membenci hamba Tuhan yang
menyampaikan firman pengajaran yang benar. Ini adalah kebencian
tanpa alasan. Hati-hati!
"Waktu
saya masih pengerja, saya ingat, seringkali disuruh berkhotbah di
ibadah kaum muda karena gembala ada halangan. Khotbah pertama, ada
satu anak muda yang senang, kemudian yang kedua dan ketiga, mungkin
sudah keras, dekat-dekat lagi, sambil berjalan pulang, ia
berbincang-bincang: begini begitu. Saat itu firman tentang
menghormati orang tua. Akhirnya dia baru mengaku: 'Saya sudah benci
om.': 'Kenapa?': 'karena firmannya tadi tentang orang tua'--dia
melawan orang tua. Inilah kebencian tanpa alasan."
Akibatnya:
- 'tidak
berakar'=
firman Allah hanya tumbuh sebentar saja, tetapi tidak menjadi iman;
tidak berakar dalam hati. Tumbuh tanpa akar sama dengan pertumbuhan
semu, dan sebentar lagi akan layu--tidak menjadi iman di dalam
hati.
-
Murtad, gugur dari
iman; tidak percaya lagi pada Yesus, tetapi kecewa, putus asa, dan
meninggalkan Tuhan saat menghadapi pencobaan-pencobaan yang
mustahil, berarti menuju kebinasaan.
Saat-saat
mendengar firman adalah saat peperangan antara Roh Kudus dan
belalang. Mana yang kita pilih? Kalau Roh Kudus, kita bisa mendengar
dan dengar-dengaran. Kalau belalang, pikiran kita akan mengembara,
mendengar firman dengan emosi, sehingga firman tidak bertumbuh.
-
Lukas
8: 7, 14
8:7.
Sebagian
lagi jatuh di
tengah semak duri,
dan semak itu tumbuh bersama-sama dan menghimpitnya sampai
mati. 8:14.
Yang
jatuh dalam semak duri ialah orang yang telah mendengar firman itu,
dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit
oleh kekuatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup,
sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang.
Cara
ketiga
belalang--roh jahat dan najis--menghalangi pertumbuhan benih firman
pengajaran yang benar: benih jatuh di tengah semak duri, artinya:
belalang--roh jahat dan najis--menghalangi
proses
pembuahan
lewat menguasai hati dan pikiran sehingga timbul
keinginan daging, kekuatiran, dan ambisi.
Akibatnya:
tidak bisa praktik firman pengajaran yang benar; sama dengan tidak
berbuah--tidak berubah--; tetap manusia darah daging dengan delapan
belas sifat tabiat daging--dicap 666. 2
Timotius 3: 1-5 3:1.
Ketahuilah
bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa
yang sukar. 3:2.
Manusia
akan mencintai dirinya sendiri(1)
dan menjadi hamba uang(2).
Mereka akan membual(3)
dan menyombongkan diri(4),
mereka akan menjadi pemfitnah(5),
mereka akan berontak
terhadap orang tua(6)
dan tidak tahu berterima kasih(7),
tidak mempedulikan agama(8), 3:3.
tidak
tahu mengasihi(9),
tidak mau berdamai(10),
suka menjelekkan orang(11),
tidak
dapat mengekang diri(12),
garang(13),
tidak suka yang baik(14), 3:4.
suka
mengkhianat(15),
tidak berpikir panjang(16),
berlagak tahu(17),
lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah(18). 3:5.
Secara
lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya
mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!
'masa
yang sukar'=
sukar untuk
berubah sampai mustahil berubah; tanaman rohani sukar
berbuah. 'mencintai
diri sendiri'=
egois; tidak ingat Tuhan, keluarga, dan orang lain. 'hamba
uang'=
terikat akan uang, sampai mengabaikan Tuhan/perkara
rohani. 'berontak
pada orang tua'=
berontak pada orang tua yang benar, yaitu orang tua jasmani yang
benar, orang tua rohani--gembala yang benar--, dan orang tua
sorgawi--Tuhan/firman pengajaran.
Mencintai diri sendiri
sampai berontak
pada orang tua=
enam
yang pertama.
'Tidak
tahu berterima kasih'=
anak-anak perhatikan, banyak kali tidak tahu berterima kasih, sudah
diberi makan, disekolahkan, tetapi masih mencaci maki orang
tua.
"Satu
waktu saya menghadapi, ada yang tinggal di pastori tetapi gelagatnya
tidak enak. Ternyata benar, dia sudah mencaci maki. Saya sudah tidak
tahan, dia pintar, tetapi gagal. Saya panggil, saya tanya: 'Kamu
dengar apa? Bicara!': 'Begini om, soal sepeda motor.': 'Salah yang
kamu dengar, itu bukan dikasih, tetapi saya beli, dan masih saya
pinjamkan kepada orang.' Baru sadar dia, dan bisa tertolong. Ini
tidak tahu berterima kasih karena baru dengar satu pihak. Saya
katakan kepada dia: 'Kalau saya, biarpun orang yang memelihara saya
itu salah, saya diam. Saya tahu berterima kasih, kalau tidak ada
dia, bagaimana saya?' Langsung diam dia."
'tidak
mempedulikan agama'=
belajar agama lain. Untuk apa kita ikut-ikut? 'tidak
dapat mengekang diri'=
terutama tidak bisa mengekang mulut--kekang kuda ada pada mulut--:
dusta dan lain-lain. Jangan berdusta hari-hari ini!
Tidak
tahu berterima kasih sampai tidak
dapat mengekang diri=
enam
yang kedua.
Garang
sampai lebih
menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah--tidak
taat--= enam
yang ketiga.
Dicap
666= menjadi sama dengan antikris yang akan dibinasakan. Hati-hati,
titik enam pertama: berontak pada orang tua, enam kedua: tidak dapat
mengekang diri terutama kekang pada mulut, dan enam ketiga: tidak
taat.
Inilah,
belalang menyatakan perang rohani. Setiap pemberitaan firman
pengajaran yang benar--benih dari Tuhan--sedang terjadi peperangan
antara Roh Kudus dengan belalang. Mana yang kita ikuti?
Lukas
8: 8, 15 8:8.
Dan
sebagian jatuh di
tanah yang baik,
dan setelah tumbuh berbuah
seratus kali lipat."
Setelah berkata demikian Yesus berseru: "Siapa mempunyai telinga
untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!" 8:15.
Yang
jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar
firman itu, menyimpannya
dalam hati yang baik
dan mengeluarkan buah
dalam ketekunan."
Yang
benar adalah benih
jatuh di tanah yang baik--bebas
dari roh jahat dan najis--, berarti hati dikuasai oleh Roh Kudus,
itulah hati yang lembut, sehingga bisa
mendengar
firman pengajaran yang benar dengan sungguh-sungguh sampai mengerti,
percaya, dan mempraktikkannya.
Kita tidak usah takut, belalang memang keluar dari lobang jurang
maut, tetapi kita berdoa sungguh-sungguh supaya Tuhan mengurapi baik
yang memberitakan firman maupun yang mendengarkan, supaya belalang
tidak ada tempat lagi.
Hasilnya:
berbuah seratus kali lipat; pohon kehidupan rohani kita tidak
dirusak. Buah seratus kali lipat, artinya:
-
Buah
ketekunan.
Kisah
Rasul 2: 41-42 2:41.
Orang-orang
yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis
dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu
jiwa. 2:42.
Mereka
bertekun
dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka
selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.
Baptisan
air= halaman Tabernakel. Sudah mengalami baptisan air dan baptisan
Roh Kudus, bagus, tetapi banyak kali hanya berhenti sampai di sini.
Sebenarnya, kalau sudah masuk baptisan air yang benar dan menerima
kepenuhan Roh Kudus yang benar--pintu kemah--pasti mendorong dia
untuk masuk ruangan suci. Kalau ada Roh Kudus, tetapi tidak mau
masuk ruangan suci, masih dipertanyakan, roh kudus yang mana
itu?
Buah ketekunan= ketekunan
dalam tiga macam ibadah pokok--ketekunan
dalam kandang penggembalaan--:
- Pelita
emas= ketekunan dalam ibadah raya termasuk ibadah kaum muda dan
fellowship
yang benar; persekutuan dengan Allah Roh Kudus di dalam urapan dan
karunia-Nya.
Pelita emas memiliki pokok, itulah Yesus. Ranting
melekat pada pokok anggur yang benar--enam cabang pada pelita emas
berfellowship
pada pokok yang benar. harus ada pokok!
Kalau pokoknya tidak
benar, lalu kita berfellowship,
cepat atau lambat kita sendiri yang kering; kita sendiri yang tidak
tekun dalam tiga macam ibadah; jemaat tidak tekun lagi dalam tiga
macam ibadah. Rugi! Sebaliknya, kalau kita fellowship
pada pokok yang benar, yang kering justru diubahkan.
"Saya
mengalami ketika saya baru dikirim di Malang. Ibadah doa dan ibadah
pendalaman alkitab sangat sedikit yang datang. Tetapi ketika
fellowshipnya benar, jiwa-jiwa mulai bertambah-tambah."
-
Meja roti sajian=
ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci;
persekutuan dengan Anak Allah di dalam firman pengajaran dan kurban
Kristus.
-
Mezbah dupa emas=
ketekunan dalam ibadah doa; persekutuan dengan Allah Bapa di dalam
kasih-Nya.
Hasilnya:
-
Terjadi
mujizat,
terutama mujizat keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia
rohani seperti Yesus.
Kisah
Rasul 2: 43 2:43.
Maka
ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan
banyak mujizat
dan tanda.
Keubahan
hidup mulai dari rendah
hati, lemah lembut, dan sabar--seperti
Yesus karena kita melekat pada pokok yang benar; Yesus berkata:
...belajarlah
pada-Ku, karena Aku lemah
lembut dan rendah hati..
Rendah
hati= kemampuan untuk mengaku dosa. Lemah lembut= kemampuan
untuk mengampuni dosa orang lain dan melupakannya. Sabar= sabar
dalam penderitaan--tidak mengomel tetapi mengucap syukur--, dan
sabar menunggu waktu Tuhan. Jangan membuat jalan sendiri di luar
firman pengajaran, itu adalah jalan buntu dan kebinasaan.
-
Terjadi
kesatuan.
Kisah
Rasul 2: 44 2:44.
Dan
semua orang yang telah menjadi percaya tetap
bersatu,
dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama,
Kalau
sudah rendah hati, lemah lembut, dan sabar, akan terjadi satu
kesatuan. Efesus
4: 2=>
perikop: kesatuan jemaat dan karunia yang berbeda 4:2.
Hendaklah
kamu selalu rendah
hati, lemah lembut, dan sabar.
Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling
membantu.
Karunianya
berbeda-beda tetapi bisa menjadi satu.
Mulai dari saling
membantu, saling mengasihi, sampai saling menyatu--satu kesatuan
tubuh Kristus yang sempurna. Mulai dari nikah rumah tangga. Kalau
ada ketekunan dalam kandang penggembalaan, pasti ada buah
kesabaran, kerendahan hati, dan kelemahlembutan, dan setelah itu
kita pasti saling mengasihi, saling membantu, dan saling menyatu.
Begitu juga dalam penggembalaan, kalau ada satu mengalami sesuatu,
yang lain juga ikut merasakan, supaya bisa saling mendoakan, bukan
saling meniadakan. Kemudian antar penggembalaan, sampai kesatuan
tubuh Kristus yang sempurna.
-
Lebih
bahagia dari pada menerima=
bisa mengembalikan persepuluhan dan persembahan khusus milik Tuhan,
memberi dan mengunjungi sesama yang membutuhkan, sampai memberikan
seluruh hidup kita kepada Tuhan.
Kisah
Rasul 2: 45 2:45.
dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu
membagi-bagikannya
kepada semua orang
sesuai dengan keperluan masing-masing.
-
Buah
mempelai wanita sorga--buah
kesempurnaan.
Wahyu
12: 1 12:1.
Maka
tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan
berselubungkan matahari,
dengan bulan
di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang
di atas kepalanya.
Matahari
kita dapatkan lewat ketekunan dalam ibadah doa--kasih
bertambah-tambah sampai kasih sempurna; menjadi selubung
matahari. Mahkota dua belas bintang
kita dapatkan lewat ketekunan dalam ibadah raya dan
persekutuan--karunia dipertambahkan sampai karunia Roh Kudus yang
sempurna; menjadi mahkota dua belas bintang. Bulan
kita dapatkan lewat ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan
perjamuan suci--kita mengalami penebusan yang semakin meningkat;
darah Yesus semakin membasuh dosa-dosa sampai tidak bercacat cela
(penebusan yang sempurna); menjadi terang bulan.
Kita
ditampilkan sebagai mempelai wanita Tuhan yang sempurna--ada terang
matahari, bulan, dan bintang--, tidak ada kegelapan
sedikitpun.
Tetapi, mempelai
wanita masih menghadapi naga. Wahyu
12: 2-6 12:2.
Ia
sedang mengandung dan dalam keluhan dan penderitaannya hendak
melahirkan ia berteriak kesakitan. 12:3.
Maka
tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor
naga merah padam yang besar,
berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada
tujuh mahkota. 12:4. Dan ekornya menyeret sepertiga dari
bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Dan naga
itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu,
untuk menelan Anaknya, segera sesudah perempuan itu
melahirkan-Nya. 12:5. Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki,
yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi; tiba-tiba
Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke
takhta-Nya. 12:6. Perempuan itu lari ke padang gurun, di mana
telah disediakan suatu tempat baginya oleh Allah, supaya ia
dipelihara di situ seribu
dua ratus enam puluh hari
lamanya.
'seribu
dua ratus enam puluh hari'=
tiga setengah tahun. Sudah menjadi mempelai wanita tetapi masih
berhadapan dengan naga merah padam--setan.
Bagaimana
cara gereja Tuhan yang sempurna untuk lari dari naga?
Tuhan memberikan kedua
sayap dari burung nasar yang besar. Wahyu
12: 14 12:14.
Kepada
perempuan itu diberikan kedua
sayap dari burung nasar yang besar,
supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia
dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu
masa dan dua masa dan setengah masa.
'satu
masa dan dua masa dan setengah masa'=
tiga setengah tahun.
Inilah peperangan rohani antara belalang
dengan Roh Kudus. Saat penaburan firman menentukan pohon
kehidupan rohani kita dirusak atau tidak; berbuah atau tidak. Kalau
sudah berbuah ketekunan sampai kesempurnaan, puji Tuhan, tetapi
masih menghadapi naga. Kita harus mempunyai kedua sayap dari burung
nasar yang besar--sayap menunjuk pada kecepatan.
Sayap burung
nasar menjadi besar lewat:
- Penaburan
benih firman pengajaran yang benar.
Semakin
disucikan dan diubahkan sayap semakin besar.
- Ujian/percikan
darah--penderitaan tanpa salah bersama Yesus; sengsara daging tanpa
dosa.
Burung nasar bersarang di bukit tinggi untuk bertelur dan
mempunyai anak. Anak burung nasar sayapnya kecil-kecil. Induknya
datang dan memberi mereka makan--sama dengan penaburan
benih--sehingga sayap semakin besar, bulu yang lama dibuang, bulu
yang baru muncul--disucikan dan diubahkan.
Tetapi satu
waktu induknya datang untuk menggoyangbangkitkan sarangnya sampai
anaknya jatuh, kalau belum bisa terbang, akan didukung, dan diberi
makan lagi--kesucian dan keubahan masih kurang. Begitu seterusnya
sampai bisa terbang.
Jadi
kalau ada ujian sekalipun kita sudah setia, itu untuk memperbesar
sayap.
Jangan salah!
Kegunaan
dua sayap burung nasar yang besar:
-
Keluaran
19: 4
19:4.
Kamu
sendiri telah melihat apa yang Kulakukan kepada orang Mesir, dan
bagaimana Aku
telah mendukung kamu di atas sayap rajawali
dan membawa
kamu kepada-Ku.
Yang
pertama; membawa
kita semakin dekat kepada Tuhan.
Kita semakin
disucikan, semakin taat dan setia.
Itu bukti semakin dekat dengan Tuhan.
Kalau dekat dengan
Tuhan kita akan semakin mengalami ketenangan/damai sejahtera--'Hanya
dekat Allah saja aku tenang...'--,
sehingga semua semakin enak, ringan, dan bahagia. Kalau hidup
semakin berat dan pahit, berarti semakin jauh dari Tuhan.
Perhatikan! Yang menentukan kita bahagia adalah kita dekat dengan
Tuhan atau tidak, bukan kaya atau miskin, bukan pandai atau bodoh.
Jangan menghina orang miskin atau menghujat orang kaya. Semua dari
Tuhan.
"Ada
hamba Tuhan yang menangis karena dikatai-katai: Kamu hamba Tuhan di
desa terus, hanya lima orang, miskin, kamu tidak dipakai. Kita ini
ribuan. Saya menghiburkan dia: 'Pak, datang ke sana, suruh tukar dua
minggu saja, yang hamba Tuhan hebat dan kaya itu suruh di desa,
bapak tinggal di kota. Nanti sama-sama tidak kuat karena bukan
tempatnya.' Biarlah semua pada tempatnya, yang penting dekat dengan
Tuhan, itu yang menentukan."
-
Wahyu
12: 14
12:14.
Kepada
perempuan itu diberikan kedua
sayap dari burung nasar yang besar,
supaya ia terbang
ke tempatnya di padang gurun,
di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan
dua masa dan setengah masa.
Yang
kedua: menyingkirkan
kita ke padang gurun,
jauh dari mata antikris yang berkuasa di bumi selama tiga setengah
tahun. Artinya: kita melintasi badai gelombang lautan
dunia.
Kedua sayap dari burung nasar sama dengan dua tangan
kasih Tuhan yang memeluk kita. Semakin besar sayap, semakin erat
pelukan tangan Tuhan; semakin disucikan dan diubahkan, semakin taat
dan setia, kedua sayap semakin besar, pelukan tangan Tuhan semakin
erat kita rasakan; kasih-Nya semakin kita rasakan dalam hidup kita.
Kita lebih tenang, bahagia, dan bisa melintasi badai, artinya:
- Tangan
kasih Tuhan sanggup memelihara
kehidupan jasmani kita yang tidak berdaya secara ajaib di tengah
kesulitan dunia, sampai antikris berkuasa di bumi.
- Tangan
kasih Tuhan sanggup melindungi
kita di tengah dunia yang jahat, najis, dan pahit, sehingga kita
tetap hidup benar, suci, dan saling mengasihi. Kalau ada kejahatan,
kenajisan, dan kepahitan berarti jauh dari Tuhan dan dekat dengan
antikris--tidak bisa melihat Tuhan dan Tuhan tidak bisa melihat
kita.
- Tangan
kasih Tuhan sanggup melindungi
kita dari celaka marabahaya, hukuman Allah atas dunia, aniaya
antikris, kiamat, dan neraka. Kita mendapatkan hidup kekal
selamanya.
Biar dunia bergoncang--sampai Yunus sudah
tenggelam--, yang penting jangan
terlepas dari tangan kasih karunia Tuhan.
Yang penting ada pelukan tangan kasih Tuhan. Buktikan kalau kita
dekat dengan tuhan, yaitu semakin suci, taat, dan setia, jangan
tetap keras. Kita akan semakin mengalami ketenangan, kebahagiaan,
dan kedamaian.
Yang membedakan bahtera Nuh dengan yang lain
adalah tangan Tuhan yang menutup bahtera Nuh--ada tangan Tuhan.
Yang lainnya tidak ada tangan Tuhan, habis. Jangan putus asa!
Yang sudah diberkati, jangan sombong! Kita harus tetap berada dalam
pelukan tangan kasih Tuhan.
- Tangan
kasih Tuhan sanggup menyelesaikan
semua masalah yang mustahil.
Yang tidak bisa dipikirkan dan dilakukan, serahkan kepada Dia.
Kalau dipikirkan, akan stres. Sekarang, injil Lukas 21: 26 akan
digenapi yaitu pembunuh utama adalah stres.
"Saya
berkata pada isteri: 'Pikiran saya berat sekali: masalah ibadah di
Square, belum lagi bangunan, ibadah kunjungan termasuk ke luar
negeri.' Kalau dipikir, tidak bisa tidur, jadi serahkan pada Tuhan.
Tugasnya banyak, pengeluarannya juga banyak. Yang penting ada
tangan Tuhan. Baru mengurus tiket ke Serui saja sudah menjerit Tapi
yang penting ada tangan Tuhan, tidak akan pernah jatuh. Bukan saya
minta-minta, tetapi doakan."
- Yang
ketiga: mengangkat
kita
ke awan-awan yang permai dengan sorak sorai: Haleluya.
Artinya:
mengubahkan kita sampai sempurna seperti Yesus, mulai dari kuat
teguh hati--kekuatan
baru.
Hati-hati, banyak sayap terkulai. Dari awal semangat,
tetapi di ujung banyak yang terkulai--'orang-orang
muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung,
tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan
baru'.
Kuat
teguh hati, artinya:
-
Tidak kecewa, putus
asa, dan meninggalkan Tuhan apapun yang kita hadapi.
Hati-hati!
Musa pernah putus asa saat umat Israel menolak dia. Elia juga
pernah putus asa saat menghadapi Izebel. Hari-hari ini,
kuatlah! Kalau sayap terkulai, minta kekuatan dari perjamuan suci.
-
Tidak meninggalkan
Tuhan tetapi tetap setia dalam ibadah pelayanan.
-
Tetap menyembah Tuhan;
hanya mohon uluran belas kasih Tuhan, sampai hati-Nya tergerak oleh
belas kasihan. Itu saja. Tekuni!
Sadrakh, Mesakh, dan Abednego
dilempar ke dalam api yang dipanaskan tujuh kali, tetapi ada tangan
Tuhan. Daniel dilempar ke gua singa, tetapi ia tetap kuat teguh
hati sehingga ada tangan Tuhan.
Tangan
kasih Tuhan sanggup menjadikan
semua berhasil dan indah pada waktunya. Kita
dipakai Tuhan menjadi saksi di dalam kegerakan Roh Kudus hujan
akhir--kegerakan gempar; sesuatu yang menakjubkan akan kita alami
secara jasmani dan rohani. Kita hanya berkata: Kok
bisa?
Sampai
kalau Tuhan datang kembali kita diubahkan menjadi sempurna, tidak
salah dalam perkataan, hanya bersorak sorai: Haleluya,
untuk menyambut kedatangan-Nya kedua kali di awan-awan yang permai.
Badai
apa yang melanda kita? Minta kekuatan dua tangan Tuhan untuk memeluk
kita. Banyak yang kita pikirkan dan hadapi, serahkan kepada
Tuhan. Yang sudah tidak kuat bahkan putus asa, berseru kepada
Tuhan. Yang masih kuat, sudah enak semua, berseru juga kepada Dia,
supaya Dia tetap memeluk dan tidak melepaskan kita. Ingat, Dia selalu
memeluk dan menopang sampai kapanpun! Berjanji kepada Dia kita akan
bertahan sampai kapanpun karena Dia yang menolong dan melakukan semua
bagi kita.
Jangan goyah sedikitpun meski mata melihat yang
sulit atau orang berkata: Mustahil. Tangan Tuhan sudah
terbukti sejak kitab kejadian--zaman Nuh--, zaman Yunus, Daniel, saat
Petrus tenggelam, dan kita bangsa kafir. Firman pengajaran dan
perjamuan suci adalah uluran tangan Tuhan di tengah kita. Jangan
bimbang dan putus asa, ada jalan yang Tuhan berikan kepada kita.
Bertahan semua sampai Dia menolong, dan sampai Dia datang
kembali.
Kita memang dalam peperangan dengan belalang,
menghadapi badai gelombang, tetapi kalau ada tangan Tuhan--kedua
sayap dari burung nasar--yang memeluk kita, kita akan menang bersama
Dia. Perjamuan suci adalah uluran tangan Tuhan yang mampu melakukan
apa saja bagi kita sampai menyempurnakan kita. Kita semua akan
bertahan dalam pelukan tangan-Nya. Tunggu waktu Tuhan, Dia pasti
menolong kita, Dia pasti datang kembali, dan kita bersama Dia
selamanya.
Tuhan memberkati.
kembali ke halaman sebelumnya
|