Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.

Tema:
Markus 2:17b
2:17 ... Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”

Tujuan Yesus datang ke dunia adalah untuk memanggil orang berdosa supaya diselamatkan sehingga tidak binasa, melainkan memperoleh hidup kekal di Surga selama-lamanya.

Markus 2:13-14
2:13 Sesudah itu Yesus pergi lagi ke pantai danau, dan seluruh orang banyak datang kepada-Nya, lalu Ia mengajar mereka.
2:14 Kemudian ketika Ia berjalan lewat di situ, Ia melihat Lewi anak Alfeus duduk di rumah cukai lalu Ia berkata kepadanya: “Ikutlah Aku!” Maka berdirilah Lewi lalu mengikuti Dia.

Contoh: Lewi yang duduk di rumah cukai, gambaran manusia berdosa yang seharusnya binasa, tetapi menerima panggilan Tuhan sehingga meninggalkan rumah cukai = meninggalkan dosa dan mengikuti Yesus, artinya diselamatkan, tidak binasa, mendapat hidup kekal.

Markus 2:15-16
2:15 Kemudian ketika Yesus makan di rumah orang itu, banyak pemungut cukai dan orang berdosa makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya, sebab banyak orang yang mengikuti Dia.
2:16 Pada waktu ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi melihat, bahwa Ia makan dengan pemungut cukai dan orang berdosa itu, berkatalah mereka kepada murid-murid-Nya: “Mengapa Ia makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?”

Waspada, ahli Taurat dan orang Farisi menolak panggilan Tuhan, tidak mau mengikut Yesus, tidak mau makan bersama Yesus. Ini sama dengan menolak keselamatan, sebab mempertahankan dosa kebenaran diri sendiri yaitu kebenaran di luar firman Allah (Alkitab). Artinya:
  • Menolak firman pengajaran yang benar dan mendukung ajaran yang salah/ palsu.
  • Menghakimi orang benar dan mendukung orang yang salah.

Kejadian 29:34
29:34 Mengandung pulalah ia, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, maka ia berkata: “Sekali ini suamiku akan lebih erat kepadaku, karena aku telah melahirkan tiga anak laki-laki baginya.” Itulah sebabnya ia menamai anak itu Lewi.

Lewi artinya lebih erat atau melekat kepada Tuhan. Mengapa demikian? Karena hanya suku Lewi yang boleh mendekat/ melekat kepada Tuhan dan melayani Tuhan. Hanya suku Lewi yang bisa menjadi imam dan raja, berada di rumah Tuhan, duduk di rumah Tuhan, menikmati firman Allah, menikmati ibadah pelayanan kepada Tuhan. Ini orang yang melekat kepada Tuhan. Bagaimana dengan kita, apakah saat-saat beribadah melayani Tuhan kita bisa menikmati atau lelah, bosan, mengantuk? Ini tergantung dari posisi kita terhadap Tuhan. Jika melekat kepada dosa, melekat pada uang, pasti bosan beribadah. Kalau melekat kepada Tuhan, kita duduk di rumah Tuhan = menikmati ibadah pelayanan, menikmati firman Allah.

Kenyataannya, Lewi/ imam dan raja/ hamba Tuhan/ pelayan Tuhan duduk di rumah cukai = melekat kepada uang sehingga terpisah dari Tuhan. Ini yang melanda imam-imam dan raja-raja/ hamba Tuhan/ pelayan Tuhan di akhir zaman. Sehingga tidak menikmati ibadah pelayanan, tidak menikmati firman Allah, tetapi hanya menghitung berapa uang yang didapatkan dalam ibadah pelayanan. Meja roti sajian (tempat roti firman Allah) sudah diganti dengan meja penukar uang. Jika seorang hamba Tuhan tidak memberitakan firman (= tidak ada meja roti sajian), pasti dia sedang menghitung uang, dan pasti akan binasa. Semoga kita bisa mengerti.

Ada tiga macam melekat kepada yang lain sehingga imam dan raja/ hamba Tuhan/ pelayan Tuhan tidak bisa melekat kepada Tuhan = terpisah dari Tuhan selama-lamanya, binasa selamanya:
  1. Cinta akan uang, mengasihi uang.
    1 Timotius 6:10
    6:10 Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.

    Artinya rohnya melekat kepada uang. Praktiknya adalah:
    • Mencari uang dengan cara yang tidak benar/ tidak halal.

    • Beribadah melayani Tuhan hanya untuk mencari uang.

    • Kikir dan serakah, rohnya sudah menyembah uang/ antikris.
      Kikir = tidak bisa memberi untuk pekerjaan Tuhan, untuk sesama yang membutuhkan, terutama untuk keluarga yang membutuhkan.
      Serakah = mencuri milik Tuhan (perpuluhan dan persembahan khusus), mencuri milik orang lain (hutang tidak bayar, dll), mencuri milik sesama yang membutuhkan. Di dalam berkat Tuhan yang kita terima, Tuhan titipkan berkat untuk sesama yang membutuhkan. Jika kita digerakkan untuk memberi tetapi tidak mau, sama dengan mencuri milik sesama yang membutuhkan.

    Akibatnya adalah [1 Timotius 6:10]:
    • Menyimpang dari iman = tidak benar, tidak percaya kepada Tuhan, tidak beriman.
    • Menyiksa diri dengan berbagai duka, sengsara, penderitaan.
    • Menjadi sama dengan antikris yang akan dibinasakan selama-lamanya.

  2. Bersahabat dengan dunia.
    Yakobus 4:4
    4:4 Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.

    Artinya jiwanya melekat kepada dunia dengan segala pengaruhnya (kesibukan, kesukaan dunia, kesulitan, kesusahan, dll) yang membuat tidak setia dalam ibadah pelayanan sampai tinggalkan ibadah pelayanan, sampai tidak mau beribadah melayani Tuhan.

    Ibrani 10:25-27
    10:25 Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
    10:26 Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.
    10:27 Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka.

    Ada dua tingkatan dosa tidak beribadah:
    • [ayat 25] Dosa kebiasaan, artinya tidak beribadah melayani tetapi tidak merasa bersalah, tidak merasa menyesal.
    • [ayat 26] Dosa sengaja, artinya ada waktu/ kesempatan tetapi tidak mau beribadah melayani Tuhan. Ini adalah dosa yang tidak terampunkan lagi, dibakar dalam api neraka selama-lamanya.

    Hati-hati, banyak hamba Tuhan sadar akan dosa yang lain, tetapi tidak sadar/ tidak mengerti akan dosa tidak beribadah. Biarlah kita menasihati keluarga kita masing-masing untuk lebih sungguh-sungguh beribadah melayani Tuhan menjelang kedatangan Tuhan kedua kali yang sudah semakin dekat. Banyak nasihat yang bagus untuk belajar, bekerja, dll, semuanya maksimal hanya sampai di liang kubur. Namun ibadah mengandung janji dobel untuk hidup sekarang sampai hidup kekal selama-lamanya. Jika mengabaikan ibadah, nasibnya hanya seperti jerami [Maleakhi 3:18 - 4:1], tidak berguna, hanya dibakar dengan api penghukuman selama-lamanya.

    Dalam Perjanjian Lama, Tuhan memperjuangkan ibadah Israel dengan menghukum Mesir 10 kali sehingga Israel bisa beribadah kepada Tuhan di padang gurun. Dalam Perjanjian Baru, Yesus rela dihukum di kayu salib untuk membuka kesempatan bangsa kafir bisa beribadah kepada Tuhan. Harga ibadah adalah korban Kristus. Hargailah ibadah lebih dari semua perkara di dunia ini, lebih dari sekolah, lebih dari pekerjaan, lebih dari semuanya, karena di dalamnya ada darah Yesus yang suci.

  3. Tubuhnya melekat kepada perempuan cabul/ perempuan Babel = dosa-dosa sampai puncak dosa yaitu dosa makan-minum dan kawin-mengawinkan.

    1 Korintus 6:16
    6:16 Atau tidak tahukah kamu, bahwa siapa yang mengikatkan dirinya pada perempuan cabul, menjadi satu tubuh dengan dia? Sebab, demikianlah kata nas: “Keduanya akan menjadi satu daging.”

    Dosa makan minum = merokok, mabuk, narkoba.
    Dosa kawin mengawinkan = dosa percabulan, tontonan yang najis, perselingkuhan, kawin campur, kawin cerai, kawin mengawinkan.

    Jangan coba-coba dengan puncak dosa, sekali terikat, sulit untuk lepas. Mohon kemurahan Tuhan untuk melepaskan kita.

    Kalau tubuh kita melekat pada dosa makan minum dan kawin mengawinkan, maka kita menjadi satu daging dengan perempuan cabul/ Babel/ gereja palsu yang akan dibinasakan selama-lamanya.

Jadi tiga macam ikatan yang mengikat tubuh, jiwa, roh akan membawa pada kebinasaan kekal selama-lamanya.

Tuhan tidak rela jika seorang imam/ hamba Tuhan/ pelayan Tuhan hanya terikat oleh tiga perkara yang membinasakan. Contohnya: Lewi yang duduk di rumah cukai, pasti binasa. Bagaimana jalan keluarnya?

Markus 2:13-14
2:13 Sesudah itu Yesus pergi lagi ke pantai danau, dan seluruh orang banyak datang kepada-Nya, lalu Ia mengajar mereka.
2:14 Kemudian ketika Ia berjalan lewat di situ, Ia melihat Lewi anak Alfeus duduk di rumah cukai lalu Ia berkata kepadanya: “Ikutlah Aku!” Maka berdirilah Lewi lalu mengikuti Dia.

Jalan keluar dari Tuhan yaitu Yesus mengajar dan berkata kepada Lewi: “Ikutlah Aku!”, artinya Yesus menyampaikan firman pengajaran yang benar untuk melepaskan tubuh, jiwa, roh seorang imam/ hamba Tuhan/ pelayan Tuhan dari tiga macam ikatan sehingga bisa melekat kepada Tuhan, tidak terpisah dari Tuhan selama-lamanya.

Ada dua macam pemberitaan firman Allah:
  1. Pemberitaan Injil keselamatan/ firman penginjilan/ kabar baik.
    Efesus 1:13
    1:13 Di dalam Dia kamu juga--karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu--di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu.

    Amsal 25:25
    25:25 Seperti air sejuk bagi jiwa yang dahaga, demikianlah kabar baik dari negeri yang jauh.

    Yaitu Injil/ firman Allah yang memberitakan tentang kedatangan Yesus pertama kali ke dunia sebagai satu-satunya manusia yang tidak berdosa tetapi harus mati di kayu salib untuk menyelamatkan manusia berdosa. Injil keselamatan untuk memanggil orang berdosa supaya percaya Yesus, bertobat, baptisan air, baptisan Roh Kudus sehingga bisa hidup dalam kebenaran, diselamatkan, tidak dihukum. Kita dipakai menjadi senjata kebenaran = imam-imam/ hamba Tuhan/ pelayan Tuhan yang duduk di rumah Tuhan, bisa beribadah melayani Tuhan seperti Lewi dalam Perjanjian Lama. Namun dalam Perjanjian Baru, Lewi duduk di rumah cukai, artinya seringkali hamba Tuhan/ pelayan Tuhan meninggalkan rumah Tuhan karena diseret oleh tiga macam ikatan yang lain. Oleh sebab itu masih perlu pemberitaan firman selanjutnya, penginjilan harus diteruskan dengan pengajaran.

  2. Pemberitaan cahaya Injil kemuliaan Kristus/ firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua/ Kabar Mempelai.
    2 Korintus 4:3-4
    4:3 Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa,
    4:4 yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.

    Ibrani 4:12
    4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.

    Matius 25:6
    25:6 Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!

    Yaitu Injil/ firman Allah yang memberitakan tentang kedatangan Yesus kedua kali dalam kemuliaan sebagai Raja segala raja untuk menyucikan hamba Tuhan/ pelayan Tuhan dari tiga macam ikatan yang mengikat tubuh, jiwa, roh, sampai sempurna seperti Yesus, menjadi mempelai wanita Surga yang siap menyambut kedatangan Yesus kedua kali sebagai Mempelai Pria Surga di awan yang permai.

Wahyu 19:9
19:9 Lalu ia berkata kepadaku: “Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba.” Katanya lagi kepadaku: “Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah.”

Perjamuan kawin Anak Domba adalah pertemuan antara Yesus sebagai Kepala/ Suami/ Mempelai Pria Surga dengan kita, tubuh Kristus/ istri/ mempelai wanita Surga di awan-awan yang permai. Sesudah itu dalam Wahyu 20, kita masuk Firdaus (kerajaan 1.000 tahun damai). Dulu Tuhan menciptakan nikah yang jasmani antara Adam dan Hawa dan ditempatkan di taman Eden, tetapi nikah itu sudah dirusak sehingga diusir ke dunia yang penuh kutukan. Lewat penginjilan dan pengajaran, Tuhan mau merestorasi nikah yang hancur menjadi nikah yang rohani/ sempurna antara Yesus dengan sidang jemaat di awan yang permai, sesudah itu kembali ke Firdaus (kerajaan 1.000 tahun damai), sesudah itu masuk Yerusalem baru, kerajaan Surga kekal selamanya [Wahyu 21-22].

Inilah cara Tuhan menolong untuk melepaskan kita dari tiga macam ikatan yang mengikat tubuh, jiwa, roh kita, yaitu lewat menyampaikan firman pengajaran yang benar/ Kabar Mempelai.

Markus 2:14
2:14 Kemudian ketika Ia berjalan lewat di situ, Ia melihat Lewi anak Alfeus duduk di rumah cukai lalu Ia berkata kepadanya: “Ikutlah Aku!” Maka berdirilah Lewi lalu mengikuti Dia.

Sikap kita terhadap firman pengajaran yang benar/ Kabar Mempelai harus seperti Lewi yaitu mendengar firman pengajaran yang benar sampai taat dengar-dengaran pada Kabar Mempelai.

Jika kita taat, hasilnya:
  1. Berdiri dan meninggalkan rumah cukai, artinya firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua/ Kabar Mempelai sanggup menyucikan/ melepaskan kita dari ikatan uang, dunia, dan dosa sampai puncak dosa sehingga kita bisa hidup benar dan suci = melekat kepada Tuhan yang benar dan suci.

  2. Mengikut Yesus, artinya:
    • Firman pengajaran yang benar sanggup untuk menjadikan kita domba-domba yang digembalakan oleh Tuhan. Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan mengikut Aku [Yohanes 10:27], artinya Yesus Gembala Agung yang di depan, domba-domba hanya mengikuti. Kita selalu berada di dalam kandang penggembalaan, ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok:
      • Ketekunan dalam kebaktian umum, persekutuan dengan Allah Roh Kudus.
      • Ketekunan dalam kebaktian pendalaman Alkitab dan perjamuan suci, persekutuan dengan Anak Allah.
      • Ketekunan dalam kebaktian doa penyembahan, persekutuan dengan Allah Bapa.

      Maka tubuh, jiwa, roh kita melekat kepada Allah Tritunggal sehingga tidak bisa dijamah oleh setan tritunggal, tidak bisa diikat oleh apa pun. Kita tetap hidup benar, suci, sampai sempurna seperti Tuhan. Kita merasa damai sejahtera, enak dan ringan, cepat atau lambat pasti berbuah manis.

      Bertahanlah dalam penggembalaan, apa pun kepahitan yang kita alami. Itu adalah bukti bahwa sudah ada buah yang masih muda. Seringkali kita menjadi gembala yang tergesa-gesa, baru menanam pohon, sudah mau memetik buah yang manis, ini tidak mungkin terjadi. Harus dimulai dari buah yang pahit, kecut, dan berkembang sampai suatu waktu kita menikmati buah yang manis di dalam Tuhan.

      Sidang jemaat juga, jangan masuk penggembalaan kemudian keluar karena merasa pahit/ kecut. Kalau ranting tidak melekat pada pokok anggur yang benar, pindah kesana kemari, jangankan berbuah, hidup pun tidak bisa. Oleh sebab itu kita harus tekun sampai berbuah manis.

    • Firman pengajaran yang benar sanggup untuk mendorong kita melayani Tuhan dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang ditandai dengan banyak pengorbanan.

      Seperti dulu pembangunan Tabernakel dimulai dengan perintah Tuhan kepada Musa untuk mengumpulkan persembahan khusus supaya bisa membangun Tabernakel. Itulah tubuh Kristus, penuh pengorbanan.

      Jangan dibalik, jangan mengorbankan orang lain, itu bukan tubuh Kristus tetapi gereja palsu/ Babel yang akan dibinasakan. Suami jangan mengorbankan istri, istri jangan mengorbankan suami. Anak jangan mengorbankan orang tua, orang tua jangan mengorbankan anak. Gembala jangan mengorbankan domba-domba, domba-domba jangan mengorbankan gembala seperti Yudas Iskariot.

      Yang benar, kita harus saling berkorban, saling bekerjasama, saling menguatkan. Kalau istri lemah, kita doakan, kita kuatkan. Kalau gembala dalam masalah, kita doakan, kita kuatkan. Jangan mengail di air yang keruh.

      Semua harus dikorbankan (waktu, tenaga, pikiran, keuangan, dll) untuk pembangunan tubuh Kristus, kecuali satu yaitu pengajaran yang benar (Yesus sebagai Kepala) tidak boleh dikorbankan.

      Yohanes 12:24-26
      12:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.
      12:25 Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal.
      12:26 Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situpun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.

      Seperti Yesus sudah rela berkorban nyawa, kita juga harus rela berkorban semuanya sampai berkorban nyawa. Namun jangan takut, dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus, Tuhan beserta kita. Kepala dan tubuh tidak bisa terpisah.

      Yesus sebagai Kepala harus rela mati di bukit Golgota/ bukit tengkorak, bagaikan Kepala menjadi tengkorak untuk bertanggung-jawab atas tubuh-Nya yang hanya seperti domba sembelihan. Sehebat apa pun kita di dunia, hanya seperti domba sembelihan yang tidak berdaya. Oleh sebab itu kita harus mengasihi Tuhan, seperti Tuhan mengasihi kita semua.

      Roma 8:31-37
      8:31 Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?
      8:32 Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?
      8:33 Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka?
      8:34 Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?
      8:35 Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan(1)atau kesesakan(2)atau penganiayaan(3), atau kelaparan(4)atau ketelanjangan(5), atau bahaya(6), atau pedang(7)?
      8:36 Seperti ada tertulis: “Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan.”
      8:37 Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.

      Kita harus mengasihi Tuhan lebih dari semua, maka kita akan merasakan kasih Allah yang besar. Jangan pernah meragukan kasih Allah, maka kita akan mengalami:
      • Kasih Tuhan memberi kekuatan ekstra sehingga kita tidak mundur setapak pun, kita tidak pernah terpisah dari Tuhan saat menghadapi 7 keadaan (ayat 35, tujuh hal yang sering memisahkan kita dari Tuhan). Tetapi kita akan menjadi pelita yang menyala (angka 7 = angka pelita emas dengan 7 lampu). Kita bisa menjadi saksi Tuhan karena kekuatan kasih Allah.

      • [ayat 32] Tuhan mengaruniakan segala sesuatu, artinya kasih Allah sanggup melindungi, memelihara kehidupan kita yang kecil, tidak berdaya di tengah kesulitan dunia sampai antikris berkuasa di bumi 3,5 tahun. Ada jaminan dari kasih Allah.

      • [ayat 33-34] Kasih Allah membela kita, artinya mengampuni segala dosa kita jika kita berbuat dosa. Apa pun dosa kita, akui di hadapan Tuhan. Jika diampuni, jangan berbuat dosa lagi. Daud jatuh dengan Batsyeba, namun masih dibela oleh Tuhan karena Daud merendahkan diri, mengaku di hadapan Tuhan. Biarlah kita mengaku segala kekurangan/ kelemahan kita, maka kasih Tuhan, darah Yesus membasuh segala dosa kita.

      • [ayat 37] Kasih Allah membuat kita lebih dari pemenang, artinya kita lemah, tidak berdaya tetapi menang atas perkara yang hebat karena kasih Allah yang berperang ganti kita.

        Kalau kita menang melawan yang lemah, disebut pemenang. Tetapi kalau kita melawan yang lebih kuat dan kita menang, ini lebih dari pemenang, sebab kasih Allah yang berperang ganti kita. Contoh dalam Perjanjian Lama: Daud melawan Goliat, tidak mungkin, tapi bisa menang. Dalam Perjanjian Baru, Rasul Paulus melawan kepala penjara di Filipi.

        Kisah Rasul 16:24-27,30-31
        16:24 Sesuai dengan perintah itu, kepala penjara memasukkan mereka ke ruang penjara yang paling tengah dan membelenggu kaki mereka dalam pasungan yang kuat.
        16:25 Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka.
        16:26 Akan tetapi terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua.
        16:27 Ketika kepala penjara itu terjaga dari tidurnya dan melihat pintu-pintu penjara terbuka, ia menghunus pedangnya hendak membunuh diri, karena ia menyangka, bahwa orang-orang hukuman itu telah melarikan diri.
        16:30 Ia mengantar mereka ke luar, sambil berkata: “Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?”
        16:31 Jawab mereka: “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu.”

        Kita lemah tetapi bisa menang atas yang kuat karena kasih Allah yang berperang ganti kita, dan kita dipakai untuk menyelamatkan sekeluarga.

      • Jika Yesus datang kedua kali, kasih Allah menyatukan dan menyempurnakan kita menjadi sempurna seperti Yesus, menjadi mempelai wanita Surga yang siap menyambut kedatangan Yesus kedua kali dalam kemuliaan sebagai Raja segala raja, Mempelai Pria Surga di awan-awan yang permai.

        Kolose 3:14
        3:14 Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.

        Kita bersama Tuhan selama-lamanya, bersama keluarga kita masing-masing. Kita berdoa untuk keluarga kita, kita berdoa untuk sidang jemaat, ini tanggung jawab kita. Kasih Allah sanggup melakukan segala-galanya sampai menyempurnakan kita. Jangan ragukan kasih Allah. Tuhan akan menolong kita.


Tuhan memberkati.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Paskah Medan IV, 29 April 2009 (Rabu Sore)
    ... TAHTA KEDUDUKAN Yehezkiel batu sandungan ini adalah kedurhakaan. Lantas apa kaitannya dengan tahta Kita ingat Korah yang merupakan orang durhaka Yudas . Bilangan - - menuntut pangkat imam menuntut kedudukan tahta. Korah durhaka pada Tuhan karena menuntut pangkat kedudukan dalam pelayanan atau mencari kedudukan secara rohani dengan menghalalkan segala cara yang diluar ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 10 Juni 2009 (Rabu Sore)
    ... perintah Tuhan dan mereka berusaha menutupi ketelanjangan dengan daun pohon ara. Daun pohon ara kebenaran diri sendiri. Doa penyembahanpun bisa didorong oleh kebenaran diri sendiri. Penyembahan yang benar itu didorong oleh Firman dan Roh. Lukas - Disini ada macam doa penyembahan ay. - penyembahan dari orang Farisi yaitu penyembahan yang ...
  • Ibadah Doa Puasa Session II Malang, 21 Mei 2013 (Selasa Siang)
    ... menjadi berkat bagi sesama. Kesaksian juga menjadi keyakinan pasti bagi diri kita sendiri sehingga tidak bisa diombang-ambing oleh apa pun juga pencobaan ajaran palsu dll . Kesaksian adalah seperti sinar pelita yang menerangi kegelapan. Artinya kesaksian yang benar mengalahkan setan. Wahyu - Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja, 23 Juli 2011 (Sabtu Sore)
    ... percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia. Ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan kita yang hidup yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal. Sebab pada waktu tanda diberi yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 22 Februari 2016 (Senin Sore)
    ... gembala dan sidang jemaat. Jadi TUHAN memberikan makanan rohani supaya kita tidak masuk dalam kelaparan jasmani dan rohani pada masa aniaya antikris selama tahun di bumi. Dulu sudah terjadi di Betlehem nanti juga akan terjadi di akhir zaman. Pada masa aniaya antikris juga ditandai dengan adanya kelaparan secara jasmani. Orang tidak bisa berjual-beli ...
  • Ibadah Persekutuan II di Square Ballroom Surabaya, 30 Mei 2018 (Rabu Pagi)
    ... dan kita di dunia berarti sekarang waktunya kita berpuasa. Setelah kita bertemu dengan Tuhan di awan-awan yang permai barulah kita tidak perlu berpuasa lagi selamanya. Itu yang benar. Firman harus diterangkan dengan ayat-ayat. Kalau mengambil yang enak bagi daging itu bukan pembukaan firman tetapi tafsiran manusia. Pembukaan firman memang merupakan perobekan ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 08 Agustus 2016 (Senin Sore)
    ... dan layu. Padi atau beras berasal dari golongan rumput-rumputan. Rumput yang kering dan layu artinya Tidak tahan uji artinya gampang putus asa kecewa--tidak jarang ada yang bunuh diri-- tinggalkan TUHAN tinggalkan rumah tangga dan bermacam-macam. Sekalipun mengatakan dia hamba TUHAN pelayan TUHAN tetapi kalau tidak mau diisi firman pengajaran--kebaktian pendalaman alkitab ...
  • Ibadah Persekutuan Jakarta IV, 10 Oktober 2013 (Kamis Pagi)
    ... Surga Kolose - . Hai isteri-isteri tunduklah kepada suamimu sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan. . Hai suami-suami kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia. . Hai anak-anak taatilah orang tuamu dalam segala hal karena itulah yang indah di dalam Tuhan. . Hai bapa-bapa janganlah sakiti hati anakmu supaya jangan ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 12 Juni 2010 (Sabtu Sore)
    ... ini tetapi hanya bisa ditanggulangi dengan berjaga-jaga dan berdoa. Berdoa dan berjaga-jaga lebih baik daripada berdoa dan bekerja ora et labora . Tuhan mengajarkan kepada kita untuk bisa berdoa dan berjaga-jaga dengan praktik berdoa satu jam. Pengertian rohani doa satu jam Wahyu mereka berkata Celaka celaka kota besar yang berpakaian lenan halus ...
  • Ibadah Raya Malang, 16 Juni 2013 (Minggu Pagi)
    ... kita Tuhan tidak bisa mengulurkan tangan untuk menolong kita. Jalan keluar untuk mendapat penyertaan Tuhan adalah berdamai. Kalau kita salah maka kita harus mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama. Jika diampuni jangan berbuat dosa lagi. Kalau kita benar maka kita harus bisa mengampuni dosa orang lain dan melupakannya. Maka saat ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.