RINGKASAN LAINNYA
Ibadah Raya Surabaya, 25 Desember 2011 (Minggu Pagi)
Matius
26: ay.
57-68= SAKSI
DAN KESAKSIAN.
Kita
sudah mempelajari 2
macam saksi dan kesaksian
(mulai diterangkan pada Ibadah
Raya Surabaya, 06 November 2011):
ay.
59-62=... Ibadah Raya Surabaya, 10 April 2016 (Minggu Sore)
Salam
sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat
malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai... Ibadah Doa Surabaya, 17 Mei 2017 (Rabu Sore)
Salam
sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat
malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai... Ibadah Doa Malang, 04 Juli 2017 (Selasa Sore)
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus
Kristus.
Wahyu 6:3-4
6:3 Dan ketika Anak... Ibadah Doa Surabaya, 23 April 2014 (Rabu Sore)
Disertai
dengan puasa
Salam
sejahtera dalam kasih sayang-Nya Tuhan kita Yesus... Ibadah Doa Malang, 30 Juni 2015 (Selasa Sore)
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Wahyu pasal 2 dan 3 menunjuk... Ibadah Doa Surabaya, 21 September 2016 (Rabu Sore)
Salam
sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat
malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah kasih... Ibadah Doa Puasa Malang Session I, 17 Agustus 2010 (Selasa Pagi)
Tabernakel adalah Kerajaan Sorga yang dilihat Musa di Gunung Sinai. Tuhan memerintahkan Musa untuk membuat... Ibadah Doa Malang, 30 April 2013 (Selasa Sore)
(Bersamaan dengan Ibadah Doa Puasa Session III)
Salam sejahtera dalam kasih sayang
Tuhan kita Yesus Kristus.
Matius 28:16-20... Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 21 November 2011 (Senin Sore)
Matius
26: ay.
57-68= SAKSI
DAN KESAKSIAN. Setiap
anak Tuhan harus bersaksi tentang segala sesuatu yang sudah Tuhan
kerjakan dalam kehidupan kita. Jika... Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 16 Agustus 2014 (Sabtu Sore)
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Lukas 7:11-17 7:11 Kemudian Yesus pergi ke... Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 12 September 2016 (Senin Sore)
Salam
sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat
malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai... Ibadah Paskah Medan IV, 29 April 2009 (Rabu Sore)
Wahyu 22: 20 'Ya, Aku datang segera'=kesiapan Tuhan untuk datang kedua kali dalam kemuliaan... Ibadah Doa Malang, 30 Agustus 2011 (Selasa Sore)
Matius 26:24-25 menunjuk peringatan terakhir kepada Yudas Iskariot.
Yesus mengatakan bahwa Yudas Iskariot percuma/sia-sia dilahirkan ke... Ibadah Doa Puasa Session II Malang, 22 Oktober 2013 (Selasa Sore)
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Matius 6:17 6:17 Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah...
TRANSKRIP LENGKAP
Doa Surabaya (Rabu, 26 November 2014)
Tayang: 10 Mei 2019
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 24 November 2014)
Tayang: 10 Mei 2019
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 23 November 2014)
Tayang: 07 Januari 2019
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Doa Surabaya (Rabu, 19 November 2014)
Tayang: 07 Januari 2019
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 17 November 2014)
Tayang: 07 Januari 2019
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 09 November 2014)
Tayang: 22 Agustus 2018
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Doa Surabaya (Rabu, 05 November 2014)
Tayang: 04 Juni 2018
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 03 November 2014)
Tayang: 04 Juni 2018
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 02 November 2014)
Tayang: 03 Maret 2018
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 20 Oktober 2014)
Tayang: 13 Desember 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 13 Oktober 2014)
Tayang: 13 Desember 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 12 Oktober 2014)
Tayang: 24 Oktober 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Doa Surabaya (Rabu, 08 Oktober 2014)
Tayang: 18 September 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 06 Oktober 2014)
Tayang: 05 September 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 05 Oktober 2014)
Tayang: 05 September 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Doa Surabaya (Rabu, 01 Oktober 2014)
Tayang: 05 September 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 29 September 2014)
Tayang: 24 Juni 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 21 September 2014)
Tayang: 19 Mei 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Doa Surabaya (Rabu, 17 September 2014)
Tayang: 29 April 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 15 September 2014)
Tayang: 29 April 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Untuk Koneksi Lambat, silahkan buka http://id.gptkk.org
Transkrip lengkap dari ibadah penggembalaan di Malang dan Surabaya, semuanya di bawakan oleh gembala sidang Pdt. Widjaja Hendra.
Silahkan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau mungkin ingin berlangganan majalah Manna dan silahkan kirim email ke widjaja_h [at] yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala
silahkan ganti tanda [at] dengan @
|
[versi cetak]
Cari rekaman ibadah ini di: http://www.kabarmempelai.org
Ibadah Raya Surabaya, 24 November 2019 (Minggu Siang)
Salam
sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat
mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia,
dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah-tengah kita
sekalian.
Wahyu
10: 8-11 10:8.
Dan
suara yang telah kudengar dari langit itu, berkata pula kepadaku,
katanya: "Pergilah, ambillah gulungan kitab yang terbuka di
tangan malaikat, yang berdiri di atas laut dan di atas bumi
itu." 10:9.
Lalu
aku pergi kepada malaikat itu dan meminta kepadanya, supaya ia
memberikan gulungan kitab itu kepadaku. Katanya kepadaku: "Ambillah
dan makanlah dia; ia akan membuat perutmu terasa pahit,
tetapi di dalam mulutmu ia akan terasa manis
seperti madu." 10:10.
Lalu
aku mengambil kitab itu dari tangan malaikat itu, dan memakannya: di
dalam mulutku ia terasa manis seperti madu, tetapi sesudah aku
memakannya, perutku menjadi pahit rasanya. 10:11.
Maka
ia berkata kepadaku: "Engkau harus bernubuat lagi kepada banyak
bangsa dan kaum dan bahasa dan raja."
Ini
tentang gulungan kitab yang terbuka, yang ada di tangan malaikat,
itulah Yesus Gembala Agung. Malaikat juga menunjuk pada gembala
manusia--di kitab wahyu dikatakan: 'tuliskanlah
kepada malaikat jemaat di Efesus; tuliskanlah kepada malaikat jemaat
Tiatira......'
Ini
yang disebut dengan firman
penggembalaan;
pembukaan rahasia firman yang dipercayakan kepada seorang gembala
untuk menjadi makanan bagi sidang jemaat.
Di mulut terasa
manis, di perut terasa pahit, artinya firman penggembalaan mengandung
rasa manis dan rasa pahit. Ini yang kita pelajari siang
ini.
Pengertian
pahit dan manis:
-
Amsal
27: 7
27:7.
Orang yang kenyang
menginjak-injak madu,
tetapi bagi orang yang lapar segala
yang pahit dirasakan manis.
'kenyang
menginjak-injak madu'=
kalau kenyang, yang manis menjadi pahit. Tetapi kalau lapar, yang
pahit dirasa manis.
Pengertian pertama pahit dan manis: SIKAP
dalam mendengar firman penggembalaan.
Kalau kita
mendengar--makan--firman penggembalaan; firman pengajaran yang keras
dengan rasa lapar--dengan suatu kebutuhan--, kita akan merasakan
manisnya semanis madu sekalipun firman penggembalaan yang
diulang-ulang terasa pahit bagi daging kita, sehingga kita gemar
untuk mendengar firman.
Gemar
atau tidak saat mendengar firman pengajaran yang keras menentukan
hidup kita. Kalau kita gemar, hidup
kita akan berangsur-angsur manis.
Di sini kuncinya. Biarpun sekarang hidup kita pahit, kalau sudah
bisa menikmati firman; sudah gemar mendengar firman sekalipun firman
itu pahit bagi daging--firman yang menegor, menunjuk dosa-dosa--,
dan kita mohon pertolongan Tuhan, hidup kita akan menjadi
manis.
Hidup manusia berasal dari mendengar firman. Karena
itu Tuhan berkata: perhatikan
caramu mendengar! Secara
jasmanipun, kalau tidak makan, akan mati.
Amsal
28: 9 28:9.
Siapa memalingkan
telinganya untuk
tidak
mendengarkan hukum,
juga doanya
adalah kekejian.
Sebaliknya
kalau tidak
mau
mendengar firman--bosan, mengantuk--, doanya saja sudah menjadi
kekejian, terlebih lagi, hidupnya akan ditolak Tuhan, dan hidup itu
akan menjadi pahit. Bahaya! Sungguh-sungguh! Sikap
kita terhadap firman menentukan hidup kita manis atau pahit.
Tetapi
kalau kita sungguh-sungguh
dalam mendengar firman dan dengan suatu kebutuhan dan
dengar-dengaran, doa kita akan berkenan pada Tuhan; kita menjadi
rumah doa, sehingga hidup
kita selalu manis.
-
Wahyu
10: 9-10
10:9.
Lalu aku pergi kepada malaikat itu dan meminta kepadanya, supaya ia
memberikan gulungan kitab itu kepadaku. Katanya kepadaku: "Ambillah
dan makanlah dia; ia akan membuat perutmu
terasa pahit,
tetapi di dalam mulutmu
ia akan terasa manis
seperti madu." 10:10. Lalu aku mengambil kitab itu dari
tangan malaikat itu, dan memakannya: di dalam mulutku ia terasa
manis seperti madu, tetapi sesudah aku memakannya, perutku menjadi
pahit rasanya.
Pengertian
kedua pahit dan manis: dikaitkan dengan PEKERJAAN
firman penggembalaan; firman pengajaran yang keras, yang menyucikan
kehidupan kita.
Di sini ada dua
macam penyucian
oleh firman penggembalaan:
-
Penyucian
dari perut hati yang pahit.
Amsal
4: 23 4:23.
Jagalah
hatimu
dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar
kehidupan.
Hati
menentukan hidup kita manis atau pahit. Tadi,
telinga yang menentukan hidup kita manis atau pahit--dikaitkan
dengan sikap kita dalam mendengar firman.
Kalau perut hati
pahit (ada kebencian), hidup
pasti pahit--apa
yang ada di dalam hati akan keluar.
Yang membuat perut hati
pahit:
-
Markus
7: 21-23
7:21.
sebab dari dalam, dari
hati orang,
timbul segala pikiran jahat, percabulan(1),
pencurian(2),
pembunuhan(3), 7:22.
perzinahan(4),
keserakahan(5),
kejahatan(6),
kelicikan(7),
hawa nafsu(8),
iri hati(9),
hujat(10),
kesombongan(11),
kebebalan(12). 7:23.
Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan
orang."
Yang
pertama: dua
belas keinginan jahat dan najis, dan kepahitan.
Pembunuhan=
kebencian. Hujat- dimulai dari dusta dan memfitnah. Bebal=
keras hati; tidak bisa ditegor dan dinasihati.
Kalau firman
penggembalaan; firman pengajaran yang keras menyucikan perut hati
kita dari dua belas keinginan ini, hati
kita akan diisi dengan dua belas roti
yang disusun menjadi dua, enam buah sesusun (meja roti sajian)--66
buku dalam alkitab; menunjuk pada firman pengajaran yang
benar--sehingga hidup kita menjadi manis.
Karena itu dengar
firman dengan sungguh-sungguh supaya perut hati disucikan dan
diganti dengan dua belas roti yang selalu
membuat hidup kita manis.
-
Ayub
10: 1
10:1.
"Aku telah bosan hidup, aku hendak melampiaskan keluhanku,
aku hendak berbicara dalam kepahitan
jiwaku. 10:2.
Aku akan berkata kepada Allah: Jangan
mempersalahkan aku;
beritahukanlah aku, mengapa Engkau beperkara dengan aku.
Yang
kedua; tadinya Ayub kaya, tetapi perut
hatinya pahit
karena ada kebenaran
sendiri. Ayub
32: 1-2 32:1.
Maka ketiga orang itu menghentikan sanggahan mereka terhadap Ayub,
karena ia menganggap dirinya benar. 32:2. Lalu marahlah Elihu
bin Barakheel, orang Bus, dari kaum Ram; ia marah terhadap Ayub,
karena ia menganggap
dirinya lebih benar dari pada Allah,
Kebenaran
sendiri artinya menutupi dosa dengan cara menyalahkan orang lain
dan Tuhan/pengajaran benar; kebenaran di luar firman. Dalam
segala bidang, kalau tidak cocok dengan alkitab, tetap salah,
jangan dilakukan, itu sama dengan kebenaran sendiri.
Hidup
Ayub menjadi pahit getir karena ada kebenaran sendiri, padahal
tadinya ia diberkati. Rugi! Karena itu kita harus benar-benar
koreksi diri.
"Saya
selalu mengatakan kepada Tuhan: 'Apa yang aku lakukan, kalau
benar, buktikan dan lanjutkan, kalau salah tentang apapun,
tunjukkan, aku mau mengaku.' Itu doa saya, jangan merasa benar
sendiri tetapi meminta petunjuk Tuhan."
Kalau
ada kebenaran sendiri, hidup yang tadinya manis akan
berangsur-angsur
menjadi pahit. Ayub
42: 5-6 42:5.
Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi
sekarang mataku
sendiri memandang Engkau. 42:6.
Oleh sebab itu aku
mencabut perkataanku
dan dengan
menyesal aku duduk dalam debu dan abu."
Untunglah
Ayub sadar dan mengaku, sehingga ia dipulihkan oleh Tuhan dua kali
lipat. Menghadapi apapun yang Tuhan izinkan terjadi, mungkin
kita menghadapi pahit getirnya hidup seperti Ayub, maksud Tuhan
nomor satu adalah supaya kita mendengar
dan dengar-dengaran pada firman penggembalaan,
dan kita hanya
melihat Tuhan
bukan yang lain, sampai kita bisa mengaku bahwa kita hanya debu
tanah liat, artinya:
- Mengaku
tidak layak, tetapi banyak kekurangan dan kelemahan secara
jasmani dan rohani; banyak dosa. Ini harus diakui kepada Tuhan
dan sesama, jika diampuni jangan berbuat dosa lagi.
Kebenaran
sendiri terutama banyak terjadi dalam perkataan--'Oleh
sebab itu
aku mencabut perkataanku'. Cabut
semua perkataan yang salah; akui kepada Tuhan dan sesama. Jika
diampuni jangan berbuat dosa lagi.
- Mengaku
tidak bisa apa-apa, tidak berdaya apa-apa secara jasmani untuk
menghadapi apapun, sehingga kita hanya menyerah kepada Tuhan;
berharap belas kasih-Nya--mata hanya memandang Dia--, dan Dia
akan bertindak--dulu
Ayub dipulihkan dua kali lipat: secara jasmani dan rohani.
Benar-benar
hidup menjadi manis.
Tadi,
dosa-dosa dalam perut hati dan pikiran--dua belas keinginan jahat
dan najis, dan kepahitan--disucikan. Dua belas keinginan jahat
dan najis, dan kepahitan ini yang membuat hidup kita pahit. Ada
iri, benci, rugi, apalagi benci, rugi sekali. Kita membenci orang
lain karena ia merugikan kita, kita dua kali rugi: secara jasmani
dirugikan, yang rohani juga dirugikan, berarti hidup itu mengalami
dua kali pahit. Kemudian kebencian dalam rumah tangga, apa
untungnya?
Kemudian kita dituntun pada kebenaran dari
Tuhan. Mari gunakan kebenaran Tuhan, yaitu saling mengaku dan
mengampuni. Kalau kita mendengar dan dengar-dengaran pada firman
penggembalaan yang benar, kita akan dituntun pada kebenaran dari
Tuhan. Inilah yang membuat hidup menjadi manis. Kebenaran
dari Tuhan
yaitu kembali
pada pengajaran yang benar--alkitab
(ayat menerangkan ayat)--, dan saling
mengaku dan mengampuni--salib.
Hasilnya:
darah Yesus membasuh dosa-dosa kita, sehingga kita bisa hidup
dalam kebenaran.
Kalau
sudah hidup benar, hidup
kita akan manis dan bahagia.
Tuhan juga menjamin orang benar--'Tetapi
carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya
itu akan ditambahkan kepadamu.'
Istilah 'semuanya'
adalah perkara yang dikuatirkan manusia: apa yang dimakan, diminum,
dipakai, dan masa depan.
Mau meraih masa depan, silakan,
tambah modal, silakan, tetapi kalau hidup tidak benar, jangan
berharap hidup menjadi manis dan bisa menggapai segalanya.
Hidup
benar, maka semua kebutuhan sampai masa depan kita akan ditambahkan
oleh Tuhan lewat kurban-Nya di kayu salib--selalu surplus, tidak
pernah minus; selalu berkelimpahan sampai kita mengucap syukur
kepada Tuhan, bahkan sampai hidup kekal.
Mari, sikap
terhadap firman menentukan manis pahitnya hidup kita. Kemudian
pekerjaan firman menyucikan perut hati yang pahit, supaya menjadi
manis. Apa yang membuat pahit? Dua belas keinginan jahat dan
najis, dan kepahitan harus disucikan menjadi dua belas roti,
kebenaran sendiri diganti dengan kebenaran dari Tuhan. Hidup itu
akan manis dan berkelimpahan di hadapan Tuhan.
Di manapun
kita berada, cari kebenaran dari Tuhan! Kalau bersekolah hanya
untuk menyontek, lebih baik tidak usah sekolah, untuk apa binasa
karena sekolah? Bekerja sampai korupsi, lebih baik tidak usah
kerja. Menikah tetapi tidak benar, untuk apa menikah? Kalau
sudah benar, hidup akan manis--pekerjaan, sekolah, nikah, pelayanan
menjadi manis. Pelayanan juga cari yang benar.
"Saya
menghadapi BIMAS Kristen Jawa Timur soal Lempin-El, saya sudah
dituduh duluan: Kamu harus begini, ikut sana. Saya jawab: 'Ini
beda, pak.' Lalu dia berkata sesuatu dan saya jawab: 'Pak, kalau
tidak benar untuk apa saya membuka Lempin-El? Tidak benar berarti
saya tidak selamat, malah saya keluar uang. Untuk apa? Supaya '
terkenal? Untuk apa, pak? Kita mau menyebarkan kebenaran, pak,
lewat murid-murid.' Baru orangnya sadar dan menerima permohonan
saya. Untuk fellowship, kalau tidak benar, untuk apa? Hidup kita
justru merosot dan pahit. Karena itu guru, mertua, dan gembala saya
sangat keras kalau berbicara kepada saya: Jangan jadi kuda! Yang
benar saja! Diberitahu, supaya jangan salah semua. Tuhan tolong
kita semua."
-
Penyucian
mulut
sampai semanis madu.
Wahyu
10: 10 10:10.
Lalu aku mengambil kitab itu dari tangan malaikat itu, dan
memakannya: di
dalam mulutku ia terasa manis seperti madu,
tetapi sesudah aku memakannya, perutku menjadi pahit rasanya.
Apa
yang disucikan?
- Jangan
berdusta tetapi selalu berkata
benar dan baik.
Kalau
sudah berdusta, hidup itu benar-benar pahit getir. Selama kita
berdusta, Tuhan tidak bisa berbuat apa-apa tetapi setan yang
menghancurkan. Setan hanya memberi umpan manis sedikit tetapi
nanti pahit semua. Sebaliknya, Tuhan memberikan yang manis,
kemudian lebih manis, lebih manis dan seterusnya, sampai yang
termanis kita masuk perjamuan kawin Anak Domba dan kerajaan sorga
yang kekal.
Kalau kita jujur, Setan tidak akan berbuat
apa-apa, tetapi kita menjadi rumah
doa--hidup
menjadi manis. Jujur
mulai dari soal pengajaran! Gembala ini yang menentukan manis atau
tidak Kalau gembala tidak jujur soal pengajaran, semuanya akan
pahit. Kalau soal Tuhan sudah jujur, kita bisa jujur dalam
segala hal.
"Dulu
saat saya masih remaja, ikut sana sini dengar pendeta berkhotbah,
lalu ada yang bilang: Om ini netral. Saya hormat sekali karena
saya pikir dia rendah hati. Sekarang saya baru tahu, yang netral
ini gawat--seperti mobil, hanya gaungnya yang besar tetapi tidak
jalan-jalan. Di dalam pengajaran tidak boleh netral, tetapi harus
tegas memilih. Bukan kebenaran sendiri. Itulah jujur dalam
pengajaran."
Kalau
masih ada dusta, berarti mulut belum disucikan, sehingga hidup
tetap pahit.
-
Bersaksi.
Wahyu
10: 11 10:11.
Maka ia berkata kepadaku: "Engkau harus bernubuat
lagi kepada banyak bangsa dan kaum dan bahasa dan raja."
- Menyembah
Tuhan
sebagai Raja segala raja dan Mempelai Pria Sorga dengan
sorak-sorai: Haleluya.
Mulut
jujur, bersaksi, dan menyembah Tuhan, sama dengan kita menjadi
rumah doa.
Apa yang terjadi dalam hidup kita, sudah tidak bisa dipikir lagi,
datang kepada Tuhan. Yang penting jujur, bersaksi, sampai menyembah
Tuhan Sang Raja dengan kuasa
penciptaan-Nya.
Yesaya
43: 15-16 43:15.
Akulah TUHAN, Yang Mahakudus, Allahmu, Rajamu, yang menciptakan
Israel." 43:16. Beginilah firman TUHAN, yang telah membuat
jalan melalui laut
dan melalui air yang hebat,
Sang
Raja membelah laut Kolsom--menciptakan
jalan di laut--,
artinya: dari tidak ada kehidupan menjadi ada kehidupan. Sang
Raja sanggup menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada untuk
memelihara hidup kita di tengah kesulitan dunia sampai antikris
berkuasa di bumi selama tiga setengah tahun. Kita tetap berusaha,
tetapi Tuhan yang menentukan; yang mustahil menjadi tidak
mustahil; semua masalah yang mustahil bisa diselesaikan.
Inilah
hasil dari mulut yang manis. Kaum muda, mungkin sudah gagal
total, masih bisa dijadikan berhasil dan indah.
Karena itu
perhatikan sikap dalam mendengar firman. Kalau sikap kita benar,
pekerjaan firman juga benar, yaitu menyucikan kita, maka kita
tinggal menyembah Tuhan; kita menjadi rumah doa. Kita tetap
dipakai dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir, mulai di rumah
tangga, penggembalaan, antar penggembalaan, sampai tubuh Kristus
yang sempurna.
Kalau
hati
dan mulut disucikan,
maka seluruh hidup juga disucikan. Semakin
dipakai hidup akan semakin manis,
bukan semakin dipersulit. Dan kalau Tuhan datang kedua kali, yang
termanis, kita hanya bersorak-sorai: Haleluya--sempurna;
tidak salah dalam perkataan. Kita menyambut kedatangan-Nya di
awan-awan yang permai. Kita bersama Dia selamanya--yang termanis--,
sampai masuk Firdaus dan Yerusalem baru selama-lamanya, tidak pernah
pahit lagi.
Ada
rasa pahit dan manis. Ini menunjuk pada sikap kita terhadap firman
dan pekerjaan firman dalam hidup kita. Kalau sudah benar, maka
kita bisa menyembah Tuhan, dan Dia akan menolong kita semua.
Apapun
keadaan kita, berseru kepada Tuhan! Dia akan menolong kita. Periksa
sikap terhadap firman! Harus sikap yang manis--gemar, dan menikmati
firman. Periksa pekerjaan firman apakah sudah sampai pada
penyucian di hati dan mulut. Itu sudah menentukan semuanya.
Jangan
putus asa kalau masih pahit seperti Ayub. Tuhan izinkan terjadi. Apa
gunanya terus manis tetapi hancur dan binasa? Tuhan izinkan apa yang
pahit datang, supaya kita mengoreksi diri. Kita mau disucikan. Yang
sudah manis, tetap mengucap syukur kepada Tuhan; tetap dalam
penyucian.
Kalau tidak ada yang mau tahu, jangan marah, masih
ada Yesus yang tahu keadaan kita. Kaum muda, ada keraguan atau
ketakutan? Serahkan semua kepada Dia! Jangan ada keraguan sedikitpun
sekalipun mata masih melihat yang belum sesuai. Serahkan semua kepada
Dia!
Tuhan memberkati.
kembali ke halaman sebelumnya
|