Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah kasih sayang, damai sejahtera dan berkat TUHAN senantiasa dilimpahkan dalam hidup kita sekalian.

Wahyu 5: 1
5:1. Maka aku melihat di tangan kanan Dia yang duduk di atas takhta itu, sebuah gulungan kitab, yang ditulisi sebelah dalam dan sebelah luarnyadan dimeterai dengan tujuh meterai.

'gulungan kitab yang ada di dalam tangan kanan TUHAN, yang ditulisi sebelah dalam dan sebelah luarnya', dalam perjanjian baru menunjuk pada logosatau firman Allah yang tertulis di dalam alkitab atau Kitab Suci.
Di dalam perjanjian lama, kitab Keluaran 20-23, firman Allah ditulis pada dua tempat: (diterangkan mulai dari Ibadah Doa Surabaya, 21 September 2016sampai Ibadah Raya Surabaya, 06 November 2016)

  1. Yang pertama: Keluaran 20: 1-17=> firman Allah ditulis pada dua loh batu.
    Sekarang artinya firman ditulis pada hati dan pikirankita (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 25 September 2016sampai Ibadah Raya Surabaya, 02 Oktober 2016).

  2. Yang kedua: Keluaran 21-23=> firman Allah ditulis pada gulungan atau lembaran surat-surat.
    Sekarang artinya firman Allah ditulis dalam lembaran hidup kita--seluruh hidup kita/solah tingkah laku kita (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 02 Oktober 2016sampai Ibadah Raya Surabaya, 06 November 2016).

Praktik sehari-hari jika hati-pikiran dan seluruh hidup kita ditulisi firman Allah
--kita menjadi surat Kristus yang terbuka--(diterangkan mulai dari Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 07 November 2016):

  1. Kelauaran 21: 12-14= jangan membunuh--hukum keenam pada dua loh batu--, artinya jangan membenci--baik pembunuhan sengaja dan tidak sengaja (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 07 November 2016sampai Ibadah Doa Surabaya, 09 November 2016).

  2. Keluaran 21: 15, 17
    21:15. Siapa yang memukul ayahnya atau ibunya, pastilah ia dihukum mati.
    21:17. Siapa yang
    mengutuki ayahnya atau ibunya, ia pasti dihukum mati.

    Praktik kedua hati-pikiran dan seluruh hidup ditulisi firman: hukum kelima pada dua loh batu yaitu hormatilah ayahmu dan ibumu!--hukum kelima pada dua loh batu--(diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 13 November 2016).

AD. 2 HORMATILAH AYAHMU DAN IBUMU!
Ada tiga tingkatan orang tua dalam Tabernakel:

  1. Orang tua jasmani yang melahirkan kita secara jasmani= halaman Tabernakel.
  2. Orang tua rohani (gembala) yang ikut serta melahirkan kita secara rohani= ruangan suci--penggembalaan.
  3. Orang tua sorgawi (TUHAN) yang melahirkan kita secara rohani; melahirkan kita kembali= ruangan maha suci.

1 Petrus 1: 23
1:23. Karena kamu telah dilahirkan kembalibukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal.

Orang tua sorgawi sama dengan firman Allah yang hidup dan yang kekal, yang melahirkan kita kembali--dibantu oleh orang tua rohani yang mengawasi--; mengubahkan kita dari manusia daging menajdi manusia rohani seperti Yesus, sehingga cocok/layak masuk kerajaan sorga yang kekal.
Kalau orang tua jasmani melahirkan secara jasmani, cocok untuk hidup di dunia.

Firman Allah yang hidup dan yang kekal sama dengan:

  • Firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua.
    Ibrani 4: 12-13
    4:12.Sebab firman Allah hidupdan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata duamanapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
    4:13.Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.


  • Firman pengajaran bagaikan palu yang menghancurkan bukti batu--kekerasan hati--dan bagaikan api.
    Yeremia 23: 29
    23:29. Bukankah firman-Ku seperti api, demikianlah firman TUHAN dan seperti paluyang menghancurkan bukit batu?

Inilah orang tua sorgawi kita; pribadi TUHAN yang melahirkan kita secara rohani sampai cocok untuk masuk kerajaan sorga yang kekal.

Keluaran 21: 15
21:15. Siapa yang memukulayahnya atau ibunya, pastilah ia dihukum mati.

(terjemahan lama)
21:15. Barangsiapa yang sudah
memalubapanya atau ibunya, ia itu tak dapat tiada mati dibunuh juga.

Memukul= memalu.
Pada Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 14 November 2016, kita sudah mempelajari:

  1. Memalu orang tua jasmani: memedihkan hati orang tua.
  2. Memalu orang tua rohani: membuat gembala berkeluh kesah.
  3. Dan terutama memalu orang tua sorgawi, artinya memalu firman pengajaran yang bagaikan palu--mestinya dia yang dipalu, tetapi malah memalu TUHAN.
    Memalu firman pengajaran yang bagaikan palu= keras hati, artinya: mengkritik atau menolak firman, dan menuju kebinasaan.

Karena itu Yesus sebagai bukit batu harus dipukul--supaya kita tidak memukul Dia, Dia yang rela dipukul; rela disalibkan di atas kayu salib--untuk memberikan air kehidupan kepada kita.

Malam ii kita belajar FIRMAN ALLAH YANG BAGAIKAN API.
Keluaran 21: 17
21:17.Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya, ia pasti dihukum mati.

Mengutuki orang tua sorgawi--firman pengajaran yang bagaikan nyala api; pribadi Yesus--= mengkritik, menyangkal, dan menolak firman pengajaran yan bagaikan api. Ini terjadi pada seorang hamba TUHAN yang hebat, yaitu Petrus. Dia mengutuk dan menyangkal pribadi Yesus--firman pengajaran yang bagaikan api; firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua.

Mengapa bisa terjadi?Karena berdiang di api dunia.
Markus 14: 67, 71
14:67.dan ketika perempuan itu melihat Petrus sedang berdiang, ia menatap mukanya dan berkata: "Engkau juga selalu bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret itu."
14:71.Maka mulailah Petrus mengutukdan bersumpah: "Aku tidak kenal orang yang kamu sebut-sebut ini!"

Berdiang di api, akhirnya mengutuk Yesus (ayat 71)--firman pengajaran yang bagaikan api.
Di sinilah cikal bakal seorang hamba TUHAN yang hebat bisa mengutuk dan menyangkal Yesus--firman pengajaran yang bagaikan nyala api--, yaitu karena dia bediang di api dunia--api yang lain; ada api firman, tetapi ada api yang lain.
Kalau memilih api yang lain, pasti mengutuk api firman--orang tua sotgawi.

Api ayng lain adalah:

  1. Api dosa= mempertahankan dosa sampai puncaknya dosa. Pasti dia akan mengutuk firman: Terlalu keras!
    Kalau orang mau disucikan, dia akan bersyukur kalau ada firman yang menyambar seperti api. Mungkin dengar satu kali masih belum bisa lepas dari dosa, tetapi tetap ada kerinduan untuk lepas dari dosa.

    Sebaliknya, kalau dia mempertahankan dosa, dia tidak mau lagi dengar firman dan ia akan mengutuk, mengkritik, menyangkal, dan menolak firman pengajaran yang bagaikan nyala api--seperti Petrus yang mengutuk, bersumpah dan menyangkal Yesus: Aku tidak kenal Dia, karena dia sedang berdiang di api dunia.

  2. Api dunia.
    Yakobus 4: 4
    4:4.Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan duniaadalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.

    Api dunia/pergaulan dunia membuat kita tidak setiadalam ibadha pelayanan kepada TUHAN. Nanti mulai mengutuk firman pengajaran. Orang yang tidak setia pasti menolak firman pengajaran yang keras, yang bagaikan api-menolak pribadi Yesus.

  3. Api keinginan/hawa nafsu daging.
    Roma 8: 6-7
    8:6.Karena keinginan dagingadalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.
    8:7. Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.

    Tadi, api dunia membuat kita tidak setia kepada TUHAN--menjadi musuhnya TUHAN. Inilah orang-orang yang mengutuki orang tua sorgawi--firman pengajaran yang bagaikan api, yang keras.
    Api yang terakhir adalah api keinginan daging yang membuat kita tidak taat dengar-dengaranpada firman pengajaran yang bagaikan api--menjadi musuuhnya TUHAN; menyangkal Yesus.

Inilah, mengapa ada hamba TUHAN yang hebat tetapi menyangkal firman pengajaran yang benar, karena ia sedang berdiang pada api yang lain, sehingga ia menolak api dari sorga.
Dulu, Nadab dan Abhu mempersembahkan korban dengan api asing, bukan hebat, tetapi justru mati disambar api dari langit.

Hati-hati dengan api asing: api dosa, api dunia--tidak setia--, dan api daging--tidak taat! Ini permusuhan dengan TUHAN; menyangkal Yesus; mengutuki orang tua sorgawi--firman pengajaran yang bagaikan nyala api.

Siapa yang menyangkal Yesus--firman pengajaran yang benar; yang bagaikan api yang menyucikan kita--, dia akan disangkal dan binasa selamanya.
Lukas 12: 9
12:9.Tetapi barangsiapa menyangkal Akudi depan manusia, ia akan disangkaldi depan malaikat-malaikat Allah.

Yohaens 21: 15-17
21:15.Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlahdomba-domba-Ku."
21:16.Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlahdomba-domba-Ku."
21:17.Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petruskarena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlahdomba-domba-Ku.

Jalan keluarnyasupaya lepas dari api yang lain dan kembali pada api dari sorga; kita tidak mengutuk dan menyangkal orang tua sorgawi: harus tergembala dengan benar dan baik; selalu berada di kandang penggembalaan (tiga kali pertanyaan Yesus kepada Petrus)--ruangan suci.
Ada tiga macam alat= ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok.

Ingat! Simon yang hebat, kalau tidak tergembala, tidak mampu dan kena tiga macam api dunia. Api dosa menghantam kita, api dunia menghantam kita lewat pergaulan dan kesibukan sampai membuat kita tidak setia, dan api hawa nafsu daging--dari dalam--menghantam sampai membuat kita tidak taat, sehingga kita menyangkal TUHAN--firamn pengajaran yang bagaikan api--dan menuju kebinasaan.

Sehbat apapun kita, kita tidak mampu kalau tidak tergembala. Petrus hebat secara rohani, apalagi kalau hanya hebat secara jasmani, tidak akan mampu menghadapi tiga macam api asing. Yang sudah hebat secara rohani tidak mampu kalau tidak tergembala. Kami semua, hamba TUHAN sepenuh tidak mampu kalau tidak berada di kandang penggembalaan--ruangan suci; ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, yaitu:

  1. Pelita emas= ketekunan dalam ibadah raya; prersekutuan dengan api Roh Kudusdi dalam karunia-karunia-Nya.
    Di dalam penggembalaan kita menemukan api dari sorga, sehingga kita bebas dari api asing.

    Api Roh Kudus membuat kita selalu setia berkobar-kobardalam ibadah pelayanan kepada TUHAN--pelita tetap menyala. Tidak bisa ditarik oleh dunia dengan segala pengaruhnya: kesibukan, kesukaan, kesusahan.

  2. Mezbah dupa emas= ketekunan dalam ibadah doa; persekutuan dengan api kasih Allahyang mendorong kita untuk selalu taat dengar-dengaran. Tadi, api hawa nafsu daging menarik kita supaya tidak taat.

    Ingat! Kalau tidak taat, itu sudah keluar dari rel; sudah jatuh. Tidak bisa! Sedikit saja tidak taat, tidak boleh! Kalau sadar ada sesuatu yang tidak sesuai dengan firman, segera kembali ke jalur yang benar! Kalau di luar rel, tidak mungkin mencapai tujuan. Makin hebat keretanya, kalau di luar jalur, mana bisa sampai ke tujuan? Siapa yang mau mendorong?

    Mari, kembali! Jangan bertahan pada hal yang melawan firman, tetapi taat dengar-dengaran pada firman!

  3. Meja roti sajian= ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci; persekutuan dengan Anak Allah di dalam firman pengajaran dan kurban Kristus. Inilah firman pengajaran bagikan apiyang diulang-ulang untuk menyucikankita secara lahir dan batin--seluruh hidup kita.

    Sama seperti Musa melihat nyala api dari semak duri. Dan TUHAN katakan: 'Musa, tempat itu suci, lepaskan kasutmu!'
    Sepasang kasut= lahir dan batin.
    Ini kekuatan firman pengajaran yang bagaikan nyala api ditambah dengan perjamuan suci.

    Melepas sepasang kasut= menjadi seperti bayi yangbaru lahir, yang hanya menangis.
    Artinya: mengakui dan menyadari kekurangan dan kesalahan kita, untuk dibenarkan.
    Karena sudah menyangkal Yesus, Petrus menjadi sedih. Firman datang satu kali: Simon, apakah engkau mengasihi Aku? Gembalakanlah domba-domba-Ku! Diulang-ulang, akhirnya lahir batinnya Petrus kena dan ia sedih.

    Firman bagaikan nyala api yang diulang-ulang sama dengan firman TUHAN bagaikan api tukang pemurni logam. Karat di dalam dan di luar kena semua.
    Juga sama dengan kokok ayam yang diulang-ulang juga, sampai hati Petrus sedih.

    Firman yang diulang-ulang-- seperti kokok ayam--menyucikan kita lahir dan batin.
    Dulu, setelah mengalami penyucian lahir batin, hati Petrus menjadi sedih--menangis tersedu-sedu; seperti bayi yang baru lahir, yang hanya menangis.
    Artinya:

    1. Menyadari kesalahan/kekurangannya karena ia sudah menyangkal Yesus, sehingga ia dibenarkan.
    2. Mengakui/menyadari kalau ia tidak mampu apa-apa. Ia membutuhkan Yesus dan anugerah-Nya--bukan menyangkal.

    Inilah pekerjaan firman yang diulang-ulang.

Lukas 22: 60-62
22:60.Tetapi Petrus berkata: "Bukan, aku tidak tahu apa yang engkau katakan." Seketika itu juga, sementara ia berkata, berkokoklah ayam.
22:61.Lalu berpalinglah Tuhan memandang Petrus. Maka teringatlah Petrus bahwa Tuhan telah berkata kepadanya: "Sebelum ayam berkokok pada hari ini, engkau telah tiga kali menyangkal Aku."
22:62.Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya.

'menangis dengan sedihnya'= seperti bayi yang baru lahir, mengaku tidak layak, tidak mampu, banyak kekurangan, dan hanya membutuhkan anugerahh belas kasih TUHAN yang besar.
'berpalinglah Tuhan memandang Petrus'= berarti tadinya TUHAN membelakangi Petrus. Jadi, posisi Yesus saat Petrus menyangkal Dia--mengutuk orang tua sorgawi--adalah membelakangi Petrus, tidak diilihat lagi. Berarti Petrus sudah tidak dilihat lagi oleh Yesus--orang yang menyangkal akan disangkal oleh TUHAN.

Tetapi waktu ayam berkokok--ini gunanya firman penggembalaanseperti nyala api yang diulang-ulang, bukan membosankan--Yesus berpalinguntuk memandang Petrus dengan mata-Nya yang bagaikan nyala api--pandangan belas kasih kepada Petrus--, sehingga Petrus menangis tersedu-sedu seperti bayi yang baru lahir--ini sama dengan menyembah TUHAN; matanya hanya memandang TUHAN, tangan diulrukan kepada TUHAN. Dan pandangan TUHAN juga pandangan belas kasih.

Saat itu Petrus hanya butuh satu, yaitu belas kasih anugerah TUHHAN yang besar. Dan TUHAN juga memandang Petrus dengan pandangan belas kasih dan mengulurkan tangan anugerah-Nya.

Malam ini, jangan mengutuk firman--mengutuk TUHAN/menyangkal TUHAN!
Mengapa sampai mengutuk TUHAN? Karena berdiang pada api dunia.

Mari kembali pada api dari TUHAN, yaitu kandang penggembalaan, supaya api Roh Kudus membuat kita setia dan bekobar-kobar, api kasih Allah membuat kita taat dengar-dengaran, dan api firman menyucikan kita lahir batin, sampai menjadi seperti bayi yang baru lahir, yang menangis tersedu-sedu--mengakui kekurangan-kekurnagan, supaya dibenarkan; mengakui tidak mampu, hanya butuh anugerah TUHAN--sehingga mata hanya memandang TUHAN dan tangan diulrkan pada TUHAN. TUHAN juga membalas dengan pandangan belas kasih anugerah yang besar--bukan menghukum--dan otomatis Dia juga mengulurkan tangan anugerah TUHAN yang besar.

Kalau mata bertemu Mata, tangan bertemu Tangan, hati bertemu Hati (menyerahkan perasaan kepada TUHAN)--doa penyembahan; seperti bayi yang menangis--, hasilnya:

  1. 1 Petrus 3: 12
    3:12.Sebab mata Tuhantertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada permohonan mereka yang minta tolong, tetapi wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat."

    Hasil pertama: mata pertolongan--mata belas kasih anugerah TUHAN yang besar menolong kita--= uluran tangan anugerah TUHAN untuk menolong dan menyelesaikan masalah-masalahkita sampai yang mustahil, tepat pada waktunya.

  2. Mazmur 121: 4-8
    121:4.Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidurPenjaga Israel.
    121:5.
    Tuhanlah Penjagamu, Tuhanlah naunganmu di sebelah tangan kananmu.
    121:6. Matahari tidak menyakiti engkau pada waktu siang, atau bulan pada waktu malam.
    121:7. TUHAN akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan; Ia akan menjaga nyawamu.
    121:8. TUHAN akan menjaga keluar masukmu, dari sekarang sampai selama-lamanya.

    'tidak terlelap dan tidak tertidur' = mata.

    Hasil kedua: mata perlindungan/penjagaan, artinya uluran tangan anugerah yang besar dari TUHAN melindungikita terhadap apa saja: celaka marabahaya di dunia, dosa-dosa sampai puncaknya dosa, ajaran palsu, dan hukuman Allah. Benar-benar dilindungi sehingga kita mrasa damai sejahtera, hidup enak dan ringan; tidak ada ketakutan dan kekuatiran.

  3. Ulangan 11: 10-12
    11:10.Sebab negeri, ke mana engkau masuk untuk mendudukinya, bukanlah negeri seperti tanah Mesir, dari mana kamu keluar, yang setelah ditabur dengan benih harus kauairi dengan jerih payah, seakan-akan kebun sayur.
    11:11. Tetapi negeri, ke mana kamu pergi untuk mendudukinya, ialah negeri yang bergunung-gunung dan berlembah-lembah, yang mendapat
    air sebanyak hujanyang turun dari langit;
    11:12. suatu negeri yang dipelihara oleh TUHAN, Allahmu:
    mata TUHAN, Allahmu, tetap mengawasinyadari awal sampai akhir tahun.

    Hasil ketiga: mata pengawasan.

    Ayat 10= negeri Kanaan. Kalau Mesir, tanahnya lurus, bisa memikul air dan menyiram sendiri. Tetapi di Kanaan tidak bisa. Kanaan adalah lembah dan gunung, bergantung dari air hujan, iutlah belas kasih kemurahan TUHAN. Kita tidak bisa memikul air turun-naik gunung, tidak kuat. Hanya bergantung pada air hujan.

    Begitu kokok ayam terdengar--firman pengajaran bagaikan nyala api diulang-ulang--dan kena pada kita, di situ Yesus sedang memandang kita dan kita memandang Dia--mata bertemu Mata, hati bertemu Hati, tangan bertemu Tangan.

    Kita seperti bayi yang matanyahanya memandang TUHAN; hatinyahanya rindu belas kasih TUHAN; tangannyamenyerah kepada TUHAN, tidak bisa apa-apa. TUHAN juga membalas dengan mata-Nyamemandang kita; hati-Nyapenuh belas kasih dan mengulurkan tangan anugerah-Nyayang besar untuk: (1)menolong, (2)melindungi, dan ada (3)Mata pengawasan.

    Mata pengawasan, artinya: tangan anugerah yang besar sanggup memeliharakita di tengah kesulitan dunia sampai zaman antikris. Dunia bertambah sulit, tetapi hujan tidak bisa ditahan apapun--tangan anugerah TUHAN yang besar, yang memelhara kita.

    Silahkan punya perusahaan atau gaji, tetapi semua bergantung dari anugerah TUHAN. Kalau bergantung pada hujan anugerah TUHAN, akan menjadi siklus yang tidak bisa dipotong oleh siapapun. Kalau siklus diptong, mati semua manusia--bergantung perusahaan, bisa tutup; bergantung gaji, bisa diPHK. Tetapi kalau bergantung pada air hujan dari sorga--anugerah yang besar--, itu adalah satu siklus. Kalau sudah terpotong, berarti kita sudah di awan-awan dan harus kembali ke sorga, karena di dunia sudah mati semua.

    Boleh punya gaji dan lain-lain, tetapi jangan lupa, semua dari anugerah TUHAN yang tidak bisa dipotong. Tetapi kalau bukan dari anugerah TUHAN--karena kehebatan kita; seperti Mesir--: 'Aku bisa pikul air.' Satu waktu tidak ada air, mau dari mana? Siklus sudah habis dan binasa.

    Kita terus dipelihara dan tidak bisa terpotong apapun kecuali kalua TUHAN datang.

    Pengawasan juga secara rohani, yaitu air hujan untuk memandikan--mneyucikan dan membaharui--kita sedikit demi sedikit sampai sempruna seperti Dia, mulai dari tulus hati/jujurseperit bayi--menjadi rumah doa.

    Akui semua apa adanya! Mengaku dosa dan kekurangan apa adanya. Akui, yang benar adalah benar dan tidak adalah tidak. Itulah bayi! Kita menjadi rumah doa dan TUHAN akan menolong kita.

    Sampai kalau TUHAN datang, kita diubahkan menjadi sempurna seperti Dia--dilahirkan kembali--dan kita layak untuk naik ke awan-awan yang permai, terangkat bersama Dia sampai di takhta sorga di mana tangan kanan-Nya memegang gulungan kitab--alkitab/firman Allah.
    Firman Allah akan membawa kita ke tempat di mana Dia memegang kitab itu, yaitu di takhta sorga.

Malam ini, jangan mengutuk, tetapi lahir kembali seperit bayi yang baru lahir. Mata hanya memandang Dia; hati hanya membutuhkan belas kasih, bukan yang lain; dan tangan diulurkan mengaku tidak bisa apa-apa.
Mata TUHAN juga memandang kita; hati-Nya berbelas kasih kepada kita; dan tangan belas kasih anugerah-Nya yang besar diulurkan kepada kita semua.

Hargai orang tua sorgawi--friman yang bagaikan nyala api yang diulang-ulang dalam penggembalaan sampai membuat kita menjadi seperti bayi: menyadari kekurangan dan ketidakmampuan kita; hanya berharap pada anugerah TUHAN yang besar. Jujur di hadapan TUHAN!

Mata bertemu Mata yang penuh belas kasih, hati bertemu Hati yang penuh anugerah, dan tangan diulurkan bertemu Tangan yang penuh dengan anugerah yang besar. Serahkan semua kepada TUHAN sampai Dia berbelas kasih dan mencurahkan aqnugerah-Nya yang besar kepada kita!
Dunia semakin sulit, biarlah anugerah-Nya semakin besar.

TUHAN memberkati.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Kunjungan Medan III, 30 Oktober 2013 (Rabu Pagi)
    ... menghadapi Goliat. Daud bisa mengaku bahwa kemenangan bersama Yesus adalah karena urapan Roh Kudus. Jadi syarat untuk menang bersama Yesus adalah harus diurapi dengan minyak urapan Roh Kudus dalam Perjanjian Lama minyak urapan yang kudus . Keluaran - Berfirmanlah TUHAN kepada Musa Ambillah rempah-rempah pilihan mur tetesan lima ratus syikal ...
  • Ibadah Raya Malang, 12 Maret 2017 (Minggu Pagi)
    ... firman penggembalaan. Manusia darah daging yang keadaannya seperti kuda terlepas dari kandang tidak boleh masuk Kerajaan Sorga yang kekal atau kandang penggembalaan terakhir. Oleh sebab itu biar kita selalu berada dalam kandang penggembalaan. Gembala tugasnya memberi makan mencari pembukaan firman. Domba tugasnya hanya makan firman. Ada macam penampilan manusia daging ...
  • Ibadah Raya Malang, 11 Januari 2015 (Minggu Pagi)
    ... hendak menangkapnya tetapi ia melepaskan kainnya dan lari dengan telanjang. Tetapi Petrus menyangkalnya pula. Tidak lama kemudian orang-orang yang ada di situ berkata juga kepada Petrus Engkau ini pasti salah seorang dari mereka apalagi engkau seorang Galilea Maka mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah Aku tidak kenal orang yang kamu sebut-sebut ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 14 Oktober 2010 (Kamis Sore)
    ... darah Yesus Anak-Nya itu menyucikan kita dari pada segala dosa. Jika kita mengaku dosa kita maka Ia adalah setia dan adil sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. Proses mati terhadap dosa yaitu mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama dengan sejujur-jujurnya terang . Maka darah ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 21 Februari 2016 (Minggu Sore)
    ... garis finish. Kita perjuangkan ibadah pelayanan sampai garis akhir Kita boleh berjuang untuk sekolah kerja dan sebagainya tetapi jangan lupa untuk berjuang dalam ibadah pelayanan sampai garis akhir. Syarat untuk masuk perlombaan atau pelayanan--yang belum melayani dengarkan yang sudah melayani ditingkatkan Ibrani . Karena kita mempunyai banyak saksi bagaikan awan yang ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 16 November 2021 (Selasa Sore)
    ... akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia seribu tahun lamanya. . Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia yang duduk di atasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya. . Dan aku melihat orang-orang mati ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 26 Oktober 2019 (Sabtu Sore)
    ... dua ekor domba setiap hari. Jadi korban pagi dan korban petang korban siang dan korban malam merupakan pelipatgandaan dari korban tahbisan. Kalau tiap hari menyembelih binatang berarti bersuasana pesta siang dan malam sama dengan TAHBISAN YANG BERPESTA. Karena itu beribadah melayani Tuhan tidak boleh terpaksa dipaksa cemberut kesedihan dan lain-lain tetapi harus ...
  • Ibadah Doa Malam Surabaya, 22 Juni 2016 (Rabu Malam)
    ... Bimbang terhadap pribadi TUHAN--pengajaran yang benar--dan kuasa TUHAN membuat kita tidak bisa bedoa. Kita harus yakin pada pribadi TUHAN--firman pengajran yang benar--dan kuasa TUHAN. Setelah itu baru kita bisa menyembah TUHAN. 'Tahirkanlah tanganmu' kalau hati sudah disucikan kita juga mengalami penyucian tangan dari perbuatan-perbuatan dosa sampai puncaknya dosa menjadi perbuatan ...
  • Ibadah Raya Malang, 26 Agustus 2018 (Minggu Pagi)
    ... kenal. Sikap kita adalah mengikuti tuntunan tangan Gembala Agung lewat suara Gembala firman pengajaran benar yang diulang-ulang dan kita harus lari dari suara asing suara-suara yang tidak senada dengan suara Gembala bisa dalam bentuk ajaran palsu gosip-gosip suara daging . Sebab suara asing menyesatkan membelokkan arah pengikutan kita sehingga tidak ...
  • Ibadah Doa Semalam Suntuk Session I Malang, 14 Oktober 2010 (Kamis Malam)
    ... dari Tuhan . binatang buas di darat itulah nabi palsu dengan roh dusta dan ajaran-ajaran palsu yang mengakibatkan anak Tuhan gugur dari iman dan binasa selamanya. Musuh dari dalam daging dengan segala keinginan dan hawa nafsunya yang membuat kita tidak taat dengar-dengaran bahkan menentang firman Tuhan. Daging inilah yang harus kita ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.