|
|
RINGKASAN KOTBAH IBADAH RUTIN DAN IBADAH KUNJUNGAN | ||
RINGKASAN LAINNYA
Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 09 Maret 2017 (Kamis Sore) Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 25 April 208 (Rabu Sore) Ibadah Natal Persekutuan IV di Batam, 04 Desember 2014 (Kamis Pagi) Ibadah Doa Malang, 05 Juli 2016 (Selasa Sore) Ibadah Raya Malang, 06 Desember 2015 (Minggu Pagi) Ibadah Doa Malang, 30 Mei 2017 (Selasa Sore) Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 27 Juli 2019 (Sabtu Sore) Ibadah Kunjungan Jakarta I, 17 November 2015 (Selasa Sore) Ibadah Doa Malang, 06 Desember 2018 (Kamis Sore) Ibadah Doa Surabaya, 28 Agustus 2013 (Rabu Sore) Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 21 Februari 2015 (Sabtu Sore) Ibadah Pentakosta Malang, 09 Juni 2019 (Minggu Pagi) Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 23 Agustus 2018 (Kamis Sore) Ibadah Doa Malam Surabaya, 23 Oktober 2013 (Rabu Malam) Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 14 Januari 2016 (Kamis Sore) TRANSKRIP LENGKAP Doa Surabaya (Rabu, 26 November 2014) Bible Study Surabaya (Senin, 24 November 2014) Umum Surabaya (Minggu Sore, 23 November 2014) Doa Surabaya (Rabu, 19 November 2014) Bible Study Surabaya (Senin, 17 November 2014) Umum Surabaya (Minggu Sore, 09 November 2014) Doa Surabaya (Rabu, 05 November 2014) Bible Study Surabaya (Senin, 03 November 2014) Umum Surabaya (Minggu Sore, 02 November 2014) Bible Study Surabaya (Senin, 20 Oktober 2014) Bible Study Surabaya (Senin, 13 Oktober 2014) Umum Surabaya (Minggu Sore, 12 Oktober 2014) Doa Surabaya (Rabu, 08 Oktober 2014) Bible Study Surabaya (Senin, 06 Oktober 2014) Umum Surabaya (Minggu Sore, 05 Oktober 2014) Doa Surabaya (Rabu, 01 Oktober 2014) Bible Study Surabaya (Senin, 29 September 2014) Umum Surabaya (Minggu Sore, 21 September 2014) Doa Surabaya (Rabu, 17 September 2014) Bible Study Surabaya (Senin, 15 September 2014) Untuk Koneksi Lambat, silahkan buka http://id.gptkk.org Transkrip lengkap dari ibadah penggembalaan di Malang dan Surabaya, semuanya di bawakan oleh gembala sidang Pdt. Widjaja Hendra. Silahkan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau mungkin ingin berlangganan majalah Manna dan silahkan kirim email ke widjaja_h [at] yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala silahkan ganti tanda [at] dengan @ |
[versi cetak] Cari rekaman ibadah ini di: http://www.kabarmempelai.org Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 28 Juli 2014 (Senin Sore) Salam sejahtera dalam kasih sayangnya Tuhan kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan Firman Tuhan. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia dan bahagia dari Tuhan senantiasa dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian. Kita bersyukur pada Tuhan bahwa di tengah-tengah hiruk pikuk di dunia ini, Tuhan masih memberi kita kesempatan untuk beribadah melayani Tuhan. Kita masih belajar Wahyu 2-3. Dalam susunan Tabernakel, ini menunjuk pada tujuh percikkan darah di depan Tabut Perjanjian. Ini sama dengan tujuh surat yang ditujukan pada tujuh sidang jemaat bangsa kafir dalam Wahyu 1: 11. 1:11. katanya: "Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah kitab dan kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, ke Smirna, ke Pergamus, ke Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke Laodikia." Artinya sekarang, penyucian terakhir yang dilakukan oleh Yesus kepada tujuh sidang jemaat bangsa kafir supaya sidang jemaat bangsa kafir menjadi sempurna, tidak bercacat cela seperti Yesus. kita membahas satu persatu, dimulai dari penyucian terhadap sidang jemaat di EFESUS (mulai diterangkan dari Ibadah Raya Surabaya, 27 Juli 2014). Wahyu 2: 1-4 2:1. "Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus: Inilah firman dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di tangan kanan-Nya dan berjalan di antara ketujuh kaki dian emas itu. 2:2. Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta. 2:3. Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah. 2:4. Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. ay. 1= ada 2 penampilan Yesus terhadap sidang jemaat di Efesus:
Inilah keadaan sidang jemaat bangsa kafir, sebab itu Yesus mau menyucikan sidang jemaat bangsa kafir dengan tujuh kali percikan darah. Memang sengsara bagi daging, tetapi itu merupakan perhatian dari Tuhan untuk menyucikan kita. Jangan salah. Kalau kita diijinkan sengsara daging karena Yesus, itu merupakan perhatian dan kerinduan Tuhan supaya kita tidak jatuh, tetapi sungguh-sungguh menjadi milik Tuhan selamanya. Tidak ada jalan lain. Seandainya ada jalan lain, Tuhan tidak menggunakan tujuh kali percikan darah. Seandainya Yesus ada jalan lain untuk dipermuliakan dan naik ke Surga tanpa salib, maka kita juga bisa tanpa salib. Tetapi karena tidak bisa dan memang itu jalan terakhir (jalan satu-satunya), di mana Yesus harus mati dulu di kayu salib (tuju kali percikan darah), baru bangkit dalam tubuh kemuliaan dan bisa naik ke Surga. Ia menjadi Mempelai Pria yang bisa masuk kerajaan Surga. Sebab itu, Tuhan mau menyucikan kita bangsa kafir dengan tujuh kali percikan darah (sengsara daging bersama Yesus). Ini merupakan kerinduan dan perhatian Tuhan yang sungguh-sungguh untuk menjadikan kita milikNya selama-lamanya. ay. 2-3= 'Aku tahu segala pekerjaanmu'= Yesus memperhatikan, mengakui, menghargai dan mengingat dengan sungguh-sungguh apa yang sudah dikerjakan oleh sidang jemaat bangsa kafir dalam pekerjaan Tuhan, bahkan Tuhan membalaskan upahnya. Yesus tidak pernah mengecilkan segala pekerjaan Tuhan yang dilakukan oleh bangsa kafir. Jangan ragu dan menunda-nunda waktu untuk melakukan pekerjaan di ladang Tuhan, apapun bentuknya. Wahyu 22: 12 22:12. "Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya. 'Aku membawa upah-Ku'= Tuhan membawa upah kepada setiap kehidupan yang bekerja di ladang Tuhan, baik upah untuk hidup sekarang di dunia ini sampai upah hidup kekal selama-lamanya. Tuhan tidak pernah menipu dan merugikan kita! Tetapi, kalau ada pekerjaan yang tidak berkenan pada Tuhan (bukan kecil besarnya pelayanan), Dia tidak segan-segan mencela. Tujuannya adalah untuk menyucikan dan memperbaiki kita. Memang sakit bagi daging, karena sudah kerja tapi dicela, padahal itulah penyucian. Seringkali kita tidak mengerti bahwa itu merupakan penyucian dari dosa-dosa yang tersembunyi dan pembentukan karakter kita. Mungkin orangnya terlihat baik, tetapi di dalamnya ada getah. Dalam pengajaran Tabernakel ada istilah getah. Kalau disentuh sedikit, baru keluar. Selama tidak ada yang menyentuh, dia terlihat baik sekali. Tetapi begitu disentuh, keluar semua. Itu sebabnya Tuhan menggunakan percikan darah supaya segala sesuatu yang tidak disadari dan tersimpan bisa keluar. Kesaksian: "saya bersaksi pada Lempin-El, saya dulu koordinator sekolah minggu di gereja jalan Johor. Kemudian banyak sekali mempersiapkan natal sekolah Minggu. Saya diberitahu koordinator yang sebelumnya 'pak Wi, ditaruh di ruang telepon di Lemah Putro'. Jadi, dibersihkan dulu, disemprot dan lain-lain. Sesudah itu, saya tidur di situ semalaman. Sudah bagus dan berjalan lancar semuanya. Mendadak, dua hari kemudian saya dipanggil oleh om Pong di depan tua-tua. Om Pong bertanya 'kenapa kotak-kotak kue itu tidak ditaruh di lantai tiga?'. Itu sulit, karena memang dipesan bahwa tidak ada pengerja pada saat Natal. Jadi sulit untuk mengangkat kotak yang besar itu, bahkan lebih besar dari badan saya. Jadi saya jawab 'sulit, om'. Dan om Pong menjawab 'yang sulit itu hamba Tuhan'. Saya langsung mau pulang sore itu. Ini bukti bahwa saya tidak tahan percikan. Kalau saya pulang waktu itu, mungkin saya tidak di sini lagi, tidak tahu dimana. Tetapi untunglah saya bertahan. Setelah saya berdoa, saya yakin ini percikan darah karena saya tidak salah dan saya lanjutkan pekerjaan Tuhan sampai hari ini. Ini juga sekaligus pelajaran bagi saya. Sebagai hamba Tuhan, masukan-masukan ini harus hati-hati. Seringkali masukan-masukan yang kurang tepat bagi kita. Tetapi saya yakin waktu itu om Pong dipakai untuk menyucikan karakter saya sekalipun sakit bagi daging. Tetapi masukan bagi kita semua kalau ada masukan-masukan. Om pong kan tidak tahu kalau ada masukan-masukan. Yang penting kita hati-hati kalau ada masukan-masukan." Seringkali kita dicela sekalipun kita sudah tekun. Inilah percikan darah atau penyucian terakhir dalam hidup kita. Wahyu 2: 4 2:4. Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. Disini, Tuhan mencela, mengoreksi dan menyucikan bangsa kafir dari kekurangannya yaitu kehilangan/meninggalkan kasih yang mula-mula. Kasih mula-mula adalah kasih Allah atau kasih agape lewat kurban Kristus/salib Kristus. Jadi, keadaan sidang jemaat Efesus adalah tanpa kasih agape= TANPA KASIH. Keadaan sidang jemaat Efesus (bangsa kafir) tanpa kasih sama dengan keadaan Petrus (bangsa Israel) tanpa kasih. Pelayanan sidang jemaat Efesus tanpa kasih sama dengan pelayanan Petrus tanpa kasih. Sekalipun di mata manusia terlihat hebat, bahkan Tuhan juga mengakui kehebatannya, tetapi kalau tanpa kasih, semua tidak ada artinya dan dicela oleh Tuhan, bahkan menuju kebinasaan. Yohanes 21: 15-17 21:15. Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?(1)" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." 21:16. Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?(2)" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." 21:17. Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?(3)" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku. Jadi, baik Israel maupun bangsa kafir dikoreksi oleh Tuhan apakah keadaan kehidupan atau pelayanan kita tanpa kasih. Disini, ada 3 kali pertanyaan Yesus kepada Petrus:
Petrus sedih karena ia sudah menyangkal Yesus tiga kali (termasuk menyangkal Yesus sebagai sahabatnya). Jadi, pelayanan Petrus selama ini adalah pelayanan tanpa kasih. Ini yang harus diperiksa. Sekian tahun kita melayani Tuhan, apakah pelayanan kita tanpa kasih mula-mula. Dalam sistem Tabernakel, ini jelas dalam tiga ruangan, yaitu ada kasih mula-mula, pertumbuhan kasih sampai puncaknya kasih. Kalau tidak ada kasih mula-mula, pasti tidak ada semuanya (tanpa kasih). Praktik pelayanan tanpa kasih (kita belajar dari Petrus):
Dari tiga praktik menolak salib ini, semuanya membuat manusia jadi sama dengan setan. Petrus menyangkal tiga kali, berarti tubuh, jiwa dan rohnya menyangkal Tuhan. Seharusnya, Petrus sudah binasa karena sudah tidak tertolong lagi, tetapi Tuhan tidak mau Petrus binasa. Matius 10: 32-33 10:32. Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga. 10:33. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga." 'menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga'= kalau sudah menyangkal Tuhan, kehidupan itu tidak bisa masuk kerajaan Surga, diusir dari Surga ('Aku tidak kenal kamu, pergilah!') dan binasa untuk selamanya. Tetapi, Tuhan tidak rela jika Petrus binasa, itulah bukti bahwa Tuhan masih ingat. Kalau bangsa kafir saja masih diingat oleh Tuhan, apalagi Petrus sebagai bangsa Israel, pasti diingat. Kita semua diingat oleh Tuhan. Oleh sebab itu, Tuhan mau memberikan kasih agape, sebab kekurangannya adalah tidak ada kasih. Semua hebat, tetapi kurang satu, yaitu tidak ada kasih. Tuhan memberikan kasih agape lewat kokok ayam (sesuatu yang sangat sederhana). Artinya: Tuhan memakai segala sesuatu itu apa adanya. Kita tidak perlu pusing. Kalau Lempin-El dipanggil dan tidak lulus SD, berarti Tuhan butuh sebatas itu (apa adanya). Jangan pusing mencari ijazah, lalu berdusta. Tidak perlu seperti itu. Tuhan itu apa adanya. Kalau di situ ada kokok ayam, Tuhan memakai ayam itu. Waktu Musa mau menyeberang laut Kolsom, Tuhan hanya bertanya apa yang ada di tangan Musa dan itulah yang digunakan oleh Tuhan. Tuhan memakai kita apa adanya diri kita. Ayampun dipakai, keledai juga dipakai oleh Tuhan untuk berbicara pada Bileam. Lukas 22: 60-62 22:60. Tetapi Petrus berkata: "Bukan, aku tidak tahu apa yang engkau katakan." Seketika itu juga, sementara ia berkata, berkokoklah ayam. 22:61. Lalu berpalinglah Tuhan memandang Petrus. Maka teringatlah Petrus bahwa Tuhan telah berkata kepadanya: "Sebelum ayam berkokok pada hari ini, engkau telah tiga kali menyangkal Aku." 22:62. Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya. Kalau kita perhatikan, kokok ayam selalu sama baik waktunya berkokok atau bunyi kokoknya. Ini gambaran dari Firman penggembalaan, yaitu Firman pengajaran benar yang dipercayakan Tuhan kepada seorang gembala (seperti umat Israel hanya dipimpin oleh seorang gembala) untuk disampaikan kepada sidang jemaat dengan:
Begitu ada kokok ayam, Petrus bisa menangis. Kokok ayam ini sederhana dan anak kecil juga mengerti. Artinya: Firman penggembalaan itu sederhana dan bisa di mengerti oleh siapapun, termasuk anak kecil (anak kecil banyak yang mencatat Firman). Kesaksian: "anak saya mulai umur 3 tahun sudah mencatat Firman. Waktu umur 5-6 tahun, pendeta-pendeta datang dan tidak percaya. Kalau dulu saya diundang gereja lain, saya bawa anak saya yang masih kecil. Baru baca Alkitab saja, sebelah-sebelahnya lihat dan berbisik-bisik apakah yang kitab yang dibuka benar atau tidak. Mamanya tahu karena ada di sebelahnya. Ternyata yang dibuka, benar. Ada seorang ibu berkata 'anaknya tidak datang pak?' Saya jawab 'tidak'. Dan ia berkata 'saya bawa anak saya yang besar ini untuk lihat anak bapak dan catat Firman juga'." Bahkan, bapak Pdt Pong Dongalemba mengatakan bahwa bayipun bisa mengerti Firman lewat pori-pori. Sebab itu, kalau orang dewasa tidak mengerti firman, itu bukan tidak mengerti, tetapi terlalu keras hati, sehingga tidak mau mengerti Firman sekalipun sudah ditunjukan ayatnya. Sebenarnya, dengan adanya firman penggembalaan, kita bersyukur, sebab kita diperingatkan, disadarkan, dan disucikan. Sekalipun Petrus sudah menyangkal tiga kali dan Tuhan katakan 'Aku akan menyangkal dia', tetapi kalau ada kokok ayam, masih bisa ditolong. Itulah sebabnya Tuhan percayakan seorang gembala di dunia ini. Tujuh malaikat dalam tujuh sidang jemaat, berarti ada seorang gembala dalam sidang jemaat. ay. 61= 'berpalinglah Tuhan memandang Petrus'= firman penggembalaan juga merupakan pandangan belas kasihan Tuhan. Begitu ayam berkokok, berpalinglah Tuhan melihat Petrus. Perhatikan! Kalau kita sering mendengar Firman, misalnya kita berdusta, begitu orangnya pergi, kita akan sadar bahwa kita sudah berdusta. Tetapi disini Petrus tidak sadar, sebab sampai 3 kali ia mengatakan tidak kenal Tuhan. Saat itu, ia seperti sengaja berbuat dosa. 'Yesus berpaling', berarti Yesus sebelumnya tidak memandang Petrus. Artinya: kalau kita hidup dalam dosa atau mempertahankan dosa, Tuhan tidak memandang kita. Seperti keadaan Petrus, dimana Petrus tidak bisa memandang Tuhan dan Tuhan tidak bisa memandang dia. Tetapi, selama ada ayam berkokok (firman penggembalaan yang benar), Tuhan berpaling dan masih mau memandang kita apapun dosa dan kehancuran kita. Jadi, Firman penggembalaan adalah pandangan belas kasihan Tuhan kepada kita= perhatian Tuhan yang besar dari Imam Besar dan Gembala Agung kepada bangsa kafir supaya bangsa kafir bisa dipegang olehNya (seperti dikatakan tadi 'Dia keliling di antara ketujuh kaki dian emas'). Dan bersamaan dengan Firman penggembalaan, saat itulah kasih agape dicurahkan dan Petrus bisa tertolong, tidak dihukum, asal ia sadar (menangis), menyesal, mengaku dan tinggalkan dosa. Inilah pentingnya Firman penggembalaan. "saya menasihati anak-anak yang masih kuliah. Kalau ada persekutuan, harus hati-hati. Penanggung jawabnya tidak tahu, yang kotbah juga tidak tahu. Itu bahaya besar. Firman penggembalaan itulah yang paling murni dan bisa dipertanggung jawabkan." Amsal 28: 13 28:13. Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi. Kalau kita bisa menerima kasih agape, kita bisa menyadari, menyesali dan mengakui dosa-dosa kepada Tuhan dan sesama. Kalau diampuni, jangan berbuat dosa lagi. Maka kita tidak akan dihukum, tetapi justru ditolong oleh Tuhan. Firman penggembalaan= uluran tangan kasih Tuhan. Malam ini, dalam setiap pemberitaan Firman penggembalaan yang benar, Tuhan sedang memandang dan memperhatikan kita sepenuhnya, bukan untuk menghukum, tetapi untuk mengulurkan tangan kasihNya kepada kita. Tuhan memperhatikan kita, sehingga Ia tahu apa yang perlu ditolong dalam kehidupan kita. Tangan kasih Tuhan untuk menuntun kita masuk kandang penggembalaan. Ini yang nomor satu. Tiga kali Petrus menyangkal Tuhan diimbangi dengan tiga kali pertanyaan Tuhan, tidak boleh dikurangi. Kandang penggembalaan (ruangan suci)= ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok:
Tiga macam ibadah pokok ini sama dengan tiga kali pertanyaan Yesus kepada Petrus. Apapun kehancuran kita, bawa dulu ke dalam kandang penggembalaan! Dalam kandang penggembalaan, kita bukan disiksa, tetapi kita sedang dalam perhatian dan pertolongan Tuhan yang besar dan kita tinggal menunggu prosesnya. Kesaksian: "tahun 1995, saya dikirim ke Malang, ada seorang yang diberkati Tuhan tetapi ditipu sampai habis, bahkan rumahnya yang besar habis dan ia kontrak. Lalu ia berkata kepada saya 'bagaimana om? Saya berusia 65 tahun. Kalau saya masih usia 40-50 tahun, saya masih bisa bekerja keras. Ini sudah tidak mampu'. Saya tidak tahu harus menjawab bagaimana. Uang juga tidak ada. Saya hanya jawab 'om, nasihat saya, datanglah tiga macam ibadah, tergembala'. Dia menjawab 'oh..baik..baik'. Dan tidak di duga, selang beberapa waktu, dia mendapatkan proyek yang terbesar. Dia katakan 'seumur hidup saya, inilah yang terbesar dan bisa menutupi semua'. Tidak ada yang mustahil. Bukan untuk disiksa. Seharusnya dia marah 'orang sudah kurang uang, suruh bayar ongkos lagi ke gereja, suruh bayar kolekte lagi supaya kamu kaya ya?' Seharusnya dia marah, tetapi untunglah dia menerimanya." Inilah rahasia besar lewat ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok. Dalam kandang penggembalaan ada semuanya. Dimana ada kasih agape, di situ ada semuanya. Kalau di luar kandang penggembalaan, justru hidup kita akan berat. Masuklah di kandang dan tinggal tunggu tangan kasih Tuhan yang menolong kita. Petrus yang harus binasa, mustahil untuk ditolong karena sudah sama seperti setan, tetapi bisa ditolong, apalagi cuma masalah ekonomi dan lainnya, pasti bisa ditolong. Yang penting adalah kita tekun dalam penggembalaan, mulai dari gembalanya dulu. Kalau gembalanya tidak tekun, domba-domba sudah tercerai berai. Penggembalaan itu sistem teladan, di mana domba-domba tinggal ikut saja. Kalau tergembala dengan benar dan baik, maka kasih agape (kasih Allah Tritunggal) dicurahkan pada tubuh, jiwa dan roh kita. Tadi, tubuh, jiwa dan roh Petrus menyangkal Tuhan (tubuh, jiwa dan rohnya tidak ada kasih, sehingga harus binasa). Tetapi begitu masuk dalam penggembalaan, kasih Allah Tritunggal dicurahkan pada tubuh, jiwa dan roh Petrus, sehingga ia tidak binasa, tetapi justru mengalami uluran tangan kasih Tuhan Imam Besar dan Gembala Agung. Jangan menghina firman yang diulang-ulang. Mungkin sekarang diberitakan, kita berkata 'apa itu?'. Diulangi lagi, masih berkata 'apa itu?'. Satu waktu, saat kita dalam masalah dan firman diulangi lagi, kita akan mengatakan 'benar Tuhan'. Simpan Firman yang kita terima! Kalau Firman diulang, itu untuk pemantapan dan persiapan. Satu waktu, saat kita menghadapi masalah, kita sudah mantap. Inilah rahasianya penggembalaan. Kita tidak dihukum, tetapi mengalami uluran tangan kasih Tuhan lewat kandang penggembalaan dan kita juga bisa mengulurkan tangan pada Tuhan. Yohanes 21: 18-19 21:18. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki." 21:19. Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku." Mengulurkan tangan, artinya:
Dengan mengulurkan tangan pada Tuhan, kita hidup dalam tangan kasih Tuhan. Hasilnya:
Inilah satu cela dari jemaat Efesus. Petrus juga hebat, tetapi ada satu cela, yaitu tanpa kasih. Bagaimana keadaan kita malam ini? Kita bangsa kafir seperti anjing dan babi, tidak punya kasih, tetapi hanya ada hawa nafsu. Namun Tuhan tetap memperhatikan bangsa kafir. Sekalipun sudah jatuh seperti Petrus secara rohani dan hancur-hancuran secara jasmani, masih ada pandangan Imam Besar dan uluran tangan Tuhan. Sekalipun bangsa kafir tidak layak, Tuhan memperhatikan kita untuk ditolong, diangkat, ditata rapi, dituntun, diberkati dan dipelihara, semua menjadi rapi dan bahagia sampai masuk ke Yerusalem Baru. Jaminannya adalah Gembala Baik sudah menyerahkan nyawa bagi kita semua. Perjamuan suci adalah jaminan dari Tuhan. Tuhan memberkati. kembali ke halaman sebelumnya |
|
IBADAH RUTIN DI MALANG Minggu jam 06:45 (Ibadah Raya) IBADAH RUTIN DI MEDAN |
IBADAH RUTIN DI SURABAYA Minggu jam 09:00 (Ibadah Sekolah Minggu) IBADAH RUTIN DI JAKARTA |
IBADAH KUNJUNGAN
|
All
Right Reserved Gereja Pantekosta Tabernakel "KRISTUS KASIH" Jln. Simpang Borobudur 27 Malang | Telp: (0341) 496949 | Fax: (0341) 476751 » Lihat Peta Gereja Kami di Malang Jln. WR Supratman 4 Surabaya | Telp. 08123300378 » Lihat Peta Gereja Kami di Surabaya hubungi kami | email: info@gptkk.org | sitemap | top |