Kesaksian I:
Pada tanggal 8 April yang lalu, jadwal UAS keluar, dan ternyata tanggal 15 April ada jadwal UAS yang bertepatan dengan ibadah Jumat Agung.
UAS secara off line jam 18.00 - 20.00 waktu Malaysia (beda 1 jam lebih awal dengan waktu Indonesia), dengan Ujian mata kuliah Aural (mata kuliah yang mempelajari kepekaan pendengaran dalambermusik).
Dengan sedih langsung saja saya memberitahu mama bahwa Jumat Agung ada UAS, yang oleh mama saya dijawab langsung : "Doa, siapa tahu jadwal UAS diganti", dak ada yang mustahil, ayo berdoa saja. Walaupun secara logika tidak mungkin, Karena di Malaysia tanggal 15 April bukan tanggal merah/hari libur. Sampai dengan jam 15.00 hari Jumat tanggal 15 April, belum ada perubahan jadwal... sedih rasanya tidak bisa ikuti ibadah siaran langsung. Sekalipun masih bisa mengikuti ibadah siaran tunda, tapi dihati merasa sangat sedih karena ingin mengikuti ibadah siaran langsung.
Tanpa diduga, jam 16.00 waktu Malaysia, ada pemberitahuan dari dosennya, bahwa UAS ditunda, dan akan ada pemberitahuan lebih lanjut. Saya dengan gembira memberitahu mama : Ajaib! jadwal UAS bisa berubah hanya selang beberapa jam sebelum ibadah Jumat Agung dimulai, dengan semangat saya langsung bersiap-siap untuk beribadah.
Sangat berterimakasih kepada Tuhan sudah membuka jalan untuk bisa beribadah Jumat Agung.
Kesaksian II:
Bulan Agustus mendatang ada jadwal Ujian akhir semester mata kuliah alat music mayor yaitu Biola,yang pelaksaannya harus di iringi oleh music piano.
Pada ujian pertama uas semester tahun lalu, sewaktu masih on line di Indonesia masih bisa diiringi oleh Ce Ivana - Surabaya. Sedangkan semester lalu sewaktu sudah di Malaysia, diiringi oleh pemain piano dari luar kampus (yang dikenalkan oleh dosen saya).
Untuk Ujian Agustus nanti saya telah menghubungi pianist yang pernah mengiringi di ujian semester lalu, tetapi beliau tidak bisa, karena bertepatan dengan konsernya.
Saya menghubungi kakak-kakak mahasiswa tetapi semua menolak,karena lagu nya terlalu sulitbagi mereka. Saya juga menghubungi 3 dosen yang lain, ternyata juga tidak bisa membantukarena bersamaan waktunya dengan tugas2 beliau.
Selesai ibadah Pendalaman Alkitab, Kamis, 14 Juli lalu ... saya menelpon mama, memberitahu tentang hal ini. Mama kemudian menjawab: Bukankah tadi kita sudah mendengar dan membaca ayat terakhir dari pemberitahaan firman Tuhan.Ayo Berdoa, Apa yang tidak pernah di dengar oleh Ezra, apa yang tidak pernah di lihat , dan juga apa yang tidak pernah di pikirkan Ezra,.. Tuhan akan sediakan. Akhirnya kami berdua berdoa, setelah amin, saya merasa lebih tenang, saatnya belajar tidak berharap yang lain, hanya berharap saja kepada Tuhan.
Tidak perlu waktu lama, esoknya hari Jumat 15 Juli jam 14.00 saya diberitahu sekaligus dikenalkan oleh dosen pengajar teori music, ada seorang pianist dengan gelar doctor musicmau mengiringi ujian Biola saya. Saya kaget sekaligus gembira, memberi kabar sukacita ini kepada mama saya, karena tidak terpikir untuk bisa diiringi oleh seorang doctor music yang lulusan Inggris dan Amerika,beliau juga adalah dosen music di universitas lain di Malaysia.
"Siapa saya, hanya seorang mahasiswa semester 4, yang awalnya hanya mencari kakak kelas untuk bisa mengiringi, tetapi Tuhan malah memberi yang tidak pernah saya pikirkan, bukan mahasiswa juga bukan Sarjana music (S1), tetapi lebih dari semua itu, Tuhan memberi seorang doctor music lulusan univ. ternama di Inggris dan America".
Sungguh Firman Penggembalaan itu hidup, dan secara ajaib saya rasakan. Hidup jauh dari orangtua, belajar mandiri sekaligus belajar untuk bergantung sepenuh kepada Tuhan, dan FirmanNya yang ajaib, dan mengalami betapa besar Kasih KaruniaNya.
Sesungguhnya kekuatan kita sebagai orang muda bukan kepada kepandaian kita, tetapi semua terletak pada Kasih Kemurahan Tuhan, dan Firman Penggembalaan yang memberi tuntunan dan kekuatan.
Terima kasih kepada Om dan Tante Wi, yang selalu mendoakan saya. Juga sidang jemaat semua.
Semoga kesaksian ini dapat menjadi berkat, bagi teman-teman kaum muda remaja.
Versi Cetak