Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat siang, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia dan bahagia dari TUHAN dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.

Wahyu 6: 5-6
6:5. Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketiga, aku mendengar makhluk yang ketiga berkata: "Mari!" Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hitamdan orang yang menungganginya memegang sebuah timbangan di tangannya.
6:6. Dan aku mendengar seperti ada suara di tengah-tengah keempat makhluk itu berkata: "Secupak gandum
sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar. Tetapi janganlah rusakkan minyak dan angguritu."

Setelah akhir zaman dan masuk kitab Wahyu pasal enam, akan terjadi penghukuman Tuhan atas dunia--seperti dulu terjadi atas Mesir yang ditimpa sepuluh penghukuman--yaitu tiga kali tujuh penghukuman Allah Tritunggal:

  1. Tujuh penghukuman meterai dari Allah Roh Kudus.
  2. Tujuh penghukuman sangkakala dari Anak Allah.
  3. Tujuh penghukuman bokor/cawan/malapetaka dari Allah Bapa.

Setelah itu memuncak pada kiamat, semua musnah, dan berakhir dengan neraka.
Inilah yang ditumpahkan atas dunia, yaitu tiga kali tujuh penghukuman ditambah kiamat dan neraka untuk selamanya.
Itu sebabnya kita mempelajari supaya tidak masuk dalam penghukuman demi penghukuman. Tuhan tolong kita.

Sekarang kita mempelajari pembukaan METERAI KETIGA--penghukuman yang ketiga dari Allah Roh Kudus--atas dunia ini, yaitu kegerakan kuda hitam, yang menimbulkan KELAPARANsecara dobel: secara jasmani dan terutama secara rohani--kelaparan akan firman Allah--(diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 14 Mei 2017).
Akibatnya: manusia termasuk hamba Tuhan/pelayan Tuhan banyak yang rebah dan tidak bangkit-bangkit lagi--karena tidak ada lagi firman untuk membangkitkan--, artinya: hidup dalam dosa sampai puncaknya dosa, dan akhirnya enjoydalam dosa sampai puncaknya dosa, dan akibatnya: mengalami tiga kali tujuh penghukuman Tuhan, kiamat sampai kebinasaan selamanya di neraka.
Puncaknya dosa: dosa makan minum (merokok, mabuk dan narkoba) dan kawin mengawinkan (dosa percabulan).

Ini yang akan terjadi; kelaparan akan melanda dunia ini. Sudah dituliskan oleh Tuhan mulai kitab kejadian sampai pada zaman Yusuf. Ini akan terjadi lagi pada akhir zaman; salah satu penghukuman dari Allah Roh Kudus.

Jalan keluaruntuk menghadapi kelaparan dobel yang akan datang: (ayat 6) (diterangkan mulai dari Ibadah Kenaikan Tuhan Surabaya, 25 Mei 2017):

  1. Yang pertama: 'Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar')= kita harus memilikisatu dinar--bukan sejuta dolar--untuk membeli gandum, supaya tidak jatuh dalam kelaparan (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Kenaikan Tuhan Surabaya, 25 Mei 2017sampai Ibadah Doa Surabaya, 29 Mei 2017).
    Pengertian satu dinar:

    1. Satu dinar adalah upah bekerja di kebun anggur (diterangkan pada Ibadah Kenaikan Tuhan Surabaya, 25 Mei 2017). Kita harus bekerja di kebun anggur!
    2. Satu dinar adalah kehidupan yang kembali pada gambar Allah Tritunggal (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 28 Mei 2017sampai Ibadah Doa Surabaya, 29 Mei 2017).
      Manusia diciptakan satu gambar dengan Tuhan tetapi dirusak oleh dosa sampai segambar dengan setan tritunggal. Harus kembali pada gambar Tuhan! Itu yang bisa bertahan menghadapi kelaparan.

  2. Jalan keluar yang kedua: 'janganlah rusakkan minyakdan angguritu'= kita harus punya minyak dan anggur(diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 04 Juni 2017).

AD. 2

Kita masih mempelajari tentang minyak, artinya kita harus memiliki minyak urapan Roh Kudus; hidup dalam urapan Roh Kudus.
Yang merusak minyak urapan adalah lalat mati, itulah setan yang membodohi manusia, supaya:

  1. Tidak tergembala; sama dengan orang bodoh--seperti kambing di sebelah kiri.
  2. Timbul sakit hati dan iri hati. Ini membuat tidak ada minyak urapan.
  3. Terikat akan uang---menjadi pencuri seperti Yudas Iskariot; kehilangan minyak urapan dan hancur hidupnya.

Lalat sudah mati, tetapi bisa membuat minyak urapan berbau. Setan sebenarnya sudah dikalahkan oleh Tuhan di kayu salib, tetapi tidak mau kalah dan terus mengganggu.
Setan itu membodohi kita; menjadikan kita bodoh (sudah diterangkan pada Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 05 Juni 2017).

Mari, siang ini kita tetap hidup dalam urapan Roh Kudus; memelihara minyak urapan Roh Kudus.
Mengapa kita harus memelihara minyak urapan Roh Kudus?
Mazmur 132: 17
132:17.Di sanalah Aku akan menumbuhkan sebuah tanduk bagi Daud, Aku akan menyediakan sebuah pelitabagi orang yang Kuurapi.

Ini tentang Yesus--tanduk bagi Daud.
Kalau kita diurapi maka pelita bisa tetap menyala. Kita harus hidup dalam urapan Roh Kudus; memelihara minyak urapan Roh Kudus, supaya pelita tetap menyala; ada terang untuk menembusi kegelapan dunia di akhir zaman, termasuk kelaparan. Bukan hanya menembusi kegelapan, tetapi kita bisa mencapai kota terang; Yerusalem baru, kerajaan sorga yang kekal.

Jaga minyak urapan hari-hari ini!Pelita harus tetap menyala.

Tiga kegunaan pelita yang menyala--kalau padam tidak ada gunanya--:

  1. Matius 5: 15
    5:15.Lagipula orang tidak menyalakan pelitalalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumahitu.

    Kegunaan pelita yang pertama: untuk menerangi rumah tangga atau nikah.

    Siapa yang ada di rumah tangga? Harus mempunyai pelita yang menyala, supaya rumah tangga terang. Kalau pelita padam, rumah tangga akan gelap.

    • Efesus 5: 22-23
      5:22.Hai isteri, tunduklah kepada suamimuseperti kepada Tuhan,
      5:23. karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.

      Supaya rumah tangga terang/punya pelita, dimulaidari seorang isteri, harus punya pelita, karena dulu yang salah adalah Hawa, jadi yang memperbaiki harus wanita; di mana-mana ditulis: di Kolose: hai isteri..., bukan hai suami....

      Di sini banyak kesalahan, banyak isteri menuntut suami harus begini begitu, akhirnya nikah itu hancur. Isteri tidak usah menuntut, tetapi bawa pelita saja. Kalau suami gelap, isteri punya pelita yang menyala, lama-lama gelapnya akan kalah. Itu saja.
      Harus isteri lebih dulu membawa pelita yang menyala.

      Pelita menyala dari seorang isteri--memiliki minyak urapan--adalah tunduk kepada suami dalam segala sesuatu. Kalau isteri sudah tunduk, maka isteri bisa menjadi penolong suami dan anak-anak di dalam nikah--Tuhan menciptakan Hawa sebagai penolong, bukan kepala.
      Apalagi isteri diciptakan dari tulang rusuk, artinya menjadi penolong, terutama melindungi bagian-bagian yang lemah dalam rumah tangga--kelemahan-kelemahan yang terjadi dalam rumah tangga--,  lewat doa penyembahan kepada Tuhan.

      Karena itu sebagai seorang ibu/isteri/kaum mudi, belajar untuk banyak menyembah. Itu tugasnya dalam rumah tangga yaitu menjadi penolong; untuk melindungi rumah tangga dari kelemahan-kelemahan suami dan anak-anak. Mungkin ada suami yang bertabiat tidak baik, anak-anak yang nakal dan lain-lain. Selain anak-anak dididik, lebih dari itu, didoakan lewat doa penyembahan kepada Tuhan.
      Dilindungi itu bukan berarti kalau dicari orang yang menagih hutang, terus bilang: tidak ada.Bukan itu! Melindungi artinya apa yang tidak baik dari suami dan anak-anak--kelemahan-kelemahannya--, didoakan, supaya darah Yesus menutupi kelemahan dari suami dan anak, baik secara jasmani--ekonomi--dan rohani--berbuat dosa. Tidak ada yang mustahil. Tuhan tolong semua.

      Inilah isteri yang diurapi Roh Kudus, yaitu pelitanya tetap menyala.
      Kalau isteri tunduk, nikah itu akan SELAMAT. Selama isteri tunduk pada suami, ada Yesus yang menjadi kepala dalam rumah tangga, yang menyelamatkan nikah. Tidak mungkin nikah itu hancur.

      "Saya selalu ibaratkan: perjalanan nikah itu seperti kapal di tengah laut. Mungkin dihantam gelombang tsunami, tetapi kalau isteri tunduk pada suami, tidak mungkin tenggelam; Tuhan akan menyelamatkan. Sebaliknya, kalau isteri tidak tunduk--seperti Hawa--, sekalipun di dalam Taman Eden, semua enak dan bagus--laut tenang--, akan hancur semua."

    • Efesus 5: 25-27
      5:25.Hai suami, kasihilah isterimusebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya
      5:26. untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
      5:27. supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat
      kudus dan tidak bercela.

      Seorang suamiyang hidup dalam urapan Roh Kudus--pelita tetap menyala--praktiknya: mengasihi isteri seperti diri sendiri dan tidak berlaku kasar.

      Ini harus dipertahankan! Sama-sama saling bertahan. Kalau isteri sudah mau melawan, berpikir: nanti pelitaku padam, gelap dan hancur semua.Jadi bisa tetap tunduk. Suami mau berbuat kasar pada isteri, berpikir: nanti pelita padam, kasihan semua, hancur kalau gelap.Pelita isteri sedang gelap lalu suami mau berbuat kasar, pelitanya padam juga, dan hancurlah rumah tangga itu! Yang pelitanya masih menyala, bertahanlah, lama kelamaan pelita yang gelap juga akan menjadi terang. Gelap tidak mungkin menang atas terang; pasti satu waktu akan muncul terang.

      Inilah suami, yaitu mengasihi isteri seperti diri sendiri dan tidak berlaku kasar; suami menjadi kepala dari isteri dan anak-anak--kedudukannya sudah benar.
      Fungsi kepala adalah merawat dan mengasuh isteri dan anak-anaksecara jasmani. Itu tugas suami: menjadi aliran jasmani, tetapi juga secara rohani, yaitu menjadi aliran kebenaran, kesucian dan ibadah pelayanan.

      Kalau suami sudah bisa melakukan tugasnya--menjaga pelitanya menyala--, Yesus akan menjadi kepala dalam rumah tangga--suami meneladan Yesus, dan Dia yang akan MENYUCIKAN DAN MENYEMPURNAKAN NIKAHitu.

      Tadi, isteri yang tunduk bisa menyelamatkan nikah--tidak tenggelam--, sekarang suami yang mengasihi isteri dan tidak berlaku kasar, dia meneladan Yesus dan menempatkan Dia sebagai kepala untuk menyucikan nikah sampai sempurna.

    • Efesus 6: 1-3
      6:1.Hai anak-anak, taatilah orang tuamudi dalam Tuhan, karena haruslah demikian.
      6:2.Hormatilah ayahmu dan ibumu--ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini:
      6:3.supaya kamu berbahagiadan panjang umurmu di bumi.

      Anak-anak  harus hidup dalam urapan Roh Kudus; mempertahankan pelita tetap menyala, praktiknya: hormat dan taat pada orang tua.

      Dijaga kalau bicara dengan orang tua. Jangan sembarangan! Nanti kalau pelita padam, berat, akan gelap. Paling sedikit sudah ketakutan, tidak tenang, dan kalau pelita gelap, tidak ada masa depan.

    Kalau suami, isteri dan anak memiliki pelita yang menyala, maka rumah tangga itu terang sehingga menang atas dua kegelapan besardi akhir zaman yang akan menghancurkan nikah:

    • Markus 4: 21
      4:21.Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian.

      Yang pertama: kegelapan tempat tidur, itulah dosa kawin mengawinkan; dosa percabulan dengan berbagai ragamnya:

      1. Lewat pandangan, pendengaran, perbuatan, perkataan dan sebagainya.
      2. Penyimpangan: laki-laki dengan laki-laki atau perempuan dengan perempuan. Sudah marak, bahkan sudah ada gereja-gereja yang merestui. Ini sudah benar-benar kemundurah dan kehancuran.
      3. Nikah yang salah: perselingkuhan, kawin campur, kawin cerai dan kawin mengawinkan.

      Hati-hati! Tuhan tolong, supaya pelita tetap menyala.

      Jadi kalau pelita suami, isteri dan anak tetap menyala--suami mengasihi isteri, isteri tunduk, dan anak-anak taat pada orang tua--, nikah akan menang atas kegelapan tempat tidur. Nikah itu tetap dalam kesucian. Kalau pelita menyala, berarti ada apinya, artinya: ada kehangatandalam nikah rumah tangga; ada kebahagiaan dan keindahandi dalam nikah.

    • Matius 5: 15
      5:15.Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.

      Yang kedua: kegelapan gantang, itulah

      1. Dosa makan minum: merokok, mabuk dan narkoba.
        Kalau pelita menyala, kita akan menang atas kegelapan gantang dan tempat tidur; kesucian nikah terjaga, kehangatan nikah terjaga; ada kebahagiaan dan keindahan nikah.

        Jadi, anak-anak itu menghiasi nikah; indah--menghiasi diri sendiri, dan bisa dirasakan oleh orang tua.

      2. Gantang juga menunjuk pada ekonomi--kelaparan.
        Kelaparan ini akan melanda nikah, baik kelaparan jasmani maupun rohani.
        Kalau pelita suami, isteri dan anak tetap menyala, nikah kita akan bisa menembusi kelaparan yang akan datang.

        Kelaparan jasmani akan melanda dunia ini; kalau dunia sudah dikuasai antikris, orang Kristen sudah tidak bisa apa-apa lagi, semua sudah diblokir. Jangan heran kalau sekarang kita orang Kristen merasa tambah sulit karena kita melawan antikristus. Antikris berkuasa 50% kita tinggal 50%, begitu seterusnya sampai antikris 100%, kita tidak bisa apa-apa kecuali menyembah dia.

      Karena itu hadapi dengan pelita yang tetap menyala dalam rumah tangga. Itu yang akan menyinari kegelapan gantang: ekonomi dan kelaparan jasmani-rohani, sehingga kita terpelihara oleh Tuhan. Yesus sebagai Kepala dalam rumah tangga memelihara kita secara jasmani dan rohani; kita tidak masuk dalam kelaparan.

    Inilah kegunaan pelita yang tetap menyala, yaitu supaya ada terang dalam rumah tangga.

  2. Keluaran 27: 20-21
    27:20."Haruslah kauperintahkan kepada orang Israel, supaya mereka membawa kepadamu minyak zaitun tumbukyang murni untuk lampu, supaya orang dapat memasang lampu agar tetap menyala.
    27:21.Di dalam Kemah Pertemuan di depan tabiryang menutupi tabut hukum, haruslah Harun dan anak-anaknya mengaturnya dari petang sampai pagi di hadapan TUHAN. Itulah suatu ketetapan yang berlaku untuk selama-lamanyabagi orang Israel turun-temurun."

    'minyak zaitun tumbuk yang murni untuk lampu'= pelita emas diberi minyak supaya tetap menyala.
    'minyak zaitun tumbuk'= minyak urapan.

    Kegunaan pelita yang kedua: pelita menyala di kemah pertemuan.

    Dulu Musa naik ke atas gunung Sinai dan melihat kerajaan sorga, lalu Tuhan perintahkan Musa untuk membuat kerajaan sorga di bumi, itulah Kemah Suci/Tabernakel. Ada tiga ruangan, itu yang menjadi tempat ibadah dari bangsa Israel--supaya ibadah di bumi sama dengan di sorga, bukan sama dengan lainnya--:

    • Halaman= keselamatan: percaya, bertobat, baptisan air.
    • Ruangan suci.
    • Ruangan maha suci= kesempurnaan.

    Kita sudah selamat, tetapi belum sempurna. Jadi kita sekarang ada di ruangan suci, itulah kandang penggembalaan; di situlah diletakkan pelita--'Pelita diletakkan didalam Kemah Pertemuan di depan tabir'.
    Di depan tabir/pintu tirai, itu adalah ruangan suci--pelita emas bersama dengan meja roti sajian dan mezbah dupa emas.

    Pelita emas harus tetap menyala di ruangan suci--kandang penggembalaan. Ini adalah ketetapan sampai selama-lamanya.

    Bagi kita sekarang, artinya: pelita emas menunjuk pada ketekunan dalam ibadah raya; persekutuan dengan Allah Roh Kudusdi dalam karunia-karunia-Nya. Tetap menyala berarti tekun, tidak boleh mati! Kita harus setia untuk melakukan karunia dan jabatan pelayanan yang Tuhan percayakan kepada kita.

    "Saya sebagai gembala setia dalam memberi makan, pemain musik setia bermain musik, kita semua setia."

    Kita harus setia berkobar-kobar  untuk melakukan karunia Roh Kudus dan jabatan pelayanan yang Tuhan percayakan kepada kita. Kalau tidak setia berkorbar-kobar lagi, pelitanya mulai padam.

    "Ibadah raya ini boleh hari lain, terserah, yang penting isinya ibadah raya--persekutuan dengan Allah Roh Kudus--, ada karunia menyanyi, bersaksi dan sebagainya, termasuk nanti persekutuan kita di Malang. Kita bersyukur hari Minggu libur, sudah diberi fasilitas oleh Tuhan, bisa atur waktu datang ibadah. Karena Tuhan tahu, pelita ini harus menyala."

    Kalau pelita menyala terus--kita setia berkobar-kobar dalam karunia dan jabatan--, maka dua alat yang lain akan kelihatan. Kalau ibadah raya saja tidak setia, mana bisa lihat yang lain? Tekuni dulu ibadah raya!

    Kalau pelita tetap menyala--tekun dalam ibadah raya--, satu waktu dua alat yang lain akan kelihatan:

    • Meja roti sajian= ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci; persekutuan dengan Anak Allah di dalam firman pengajaran dan kurban Kristus. Dulu, zaman rasul-rasul: ketekunan dalam pengajaran rasul-rasul dan pemecahan roti. Kalau ibadah raya, dulu zaman rasul-rasul: ketekunan dalam persekutuan.

    • Mezbah dupa emas= ketekunan dalam ibadah doa; persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasih-Nya.

    Inilah yang disebut dengan kandang penggembalaan. Kita harus ada di dalam ruangan suci; pelita harus tetap menyala.
    Di dalam kandang penggembalaan, tubuh, jiwa dan roh kita melekat pada Allah Tritunggal; tidak bisa dipisahkan oleh apapun; tidak bisa menyangkal Tuhan; tidak bisa dijamah oleh setan. Petrus hebat tetapi menyangkal Tuhan, karena itu Tuhan berakta: Adakah engkau mengasihi Aku? Gembalakanlah domba-domba-Ku.Tuhan bertanya sampai tiga kali, baru Petrus tidak pernah menyangkal Tuhan lagi; tubuh, jiwa dan rohnya melekat pada Allah Tritunggal.

    Bukan hanya dengan Tuhan, tetapi juga dengan sesama.
    Pengkhotbah 4: 12
    4:12.Dan bilamana seorang dapat dialahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembartak mudah diputuskan.

    Kalau nikah mau menyatu, semua harus berada di kandang penggembalaan.
    'dua orang akan dapat bertahan'= dua orang akan menyatu, mulai dari dalam rumah tangga.

    Dua orang: suami dan isteri akan dapat bertahan; tetap menjadi satu kesatuan; tidak ada perselingkuhan, pertengkaran dan perceraian, kalau ada tali tiga lembar yang mengikat.
    '
    Tali tiga lembar'= firman penggembalaan lewat ibadah raya, ibadah pendalaman alkitab, dan ibadah doa.
    Di sini suami isteri ditali, sehingga tidak bisa goyang; dua orang tetap bertahan; nikah tetap bertahan dalam kesatuan nikah; tidak ada perselingkuhan, kekerasan, perceraian. Bukan ditali dengan keanggotaan gereja, tetapi firman.

    Domba-domba itu ditali dengan firman. Kalau tidak ditali berarti liar, tidak ada pemiliknya. Kalau ada talinya berarti ada pemiliknya.

    Jadi suami isteri harus ditali dengan firman penggembalaan lewat ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok--bukan ditali oleh keanggotaan gereja, jabatan dalam gereja. Pasti jadi satu dan tidak bisa dikalahkan; tetap dalam satu kesatuan nikah sampai kesatuan tubuh Kristus yang sempurna. Mari sungguh-sungguh!

    Terang pertama dalam nikah, jaga pelita tetap menyala! Suami, isteri, anak-anak jaga pelita tetap menyala, supaya nikah itu bahagia dan indah.
    Kemudian, terang di dalam ibadah pelayanan/penggembalaan; pelita harus tetap menyala. Suami, isteri dan anak-anak masuk di situ--dalam satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan--sampai kesatuan tubuh Krsitus.

    Hasil penggembalaan:


    • Di ruangan suci ini ada tudung--di halaman tidak ada tudung--; ada empat lapis tudung. Jadi, hasil pertama: kita mengalami tudung dari Tuhan= pemeliharaan dan perlindunganyang ajaib dari Tuhan di tengah kesulitan dunia sekarang, zaman antikris berkuasa di bumi selama tiga setengah tahun, sampai tiga kali tujuh penghukuman Tuhan dan neraka. Kita bebas, bahkan hidup kekal selamanya.

      Tekuni dulu ibadah raya, sampai nanti bisa kelihatan meja roti sajian dan mezbah dupa emas; kita bisa bertekun. Sudah ada jaminan, tudung dari Tuhan Gembala Agung di tengah kesulitan dunia sampai hidup kekal selamanya.

    • Hasil kedua: Tabernakel ini berada di padang pasir, kalau pelita menyala selain kelihatan meja roti dan mezbah dupa, pasirnya juga keliihatan dan diinjak-injak. Pasir menunjuk pada dunia dengan segala pengaruhnya yaitu keinginan mata, keinginan daging dan keangkuhan hidup. Ini yang mempengaruhi kita juga.

      1 Yohanes 2: 15-17
      2:15.Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.
      2:16. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu
      keinginan dagingdan keinginan mataserta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.
      2:17. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.

      Yang pertama ditarik dari Firdaus ke dunia adalah Hawa. Daya tarik dunia itu dahysat. Hawa ada di Firdaus bisa ditarik ke dunia. Hati-hati!
      Keinginan mata, keinginan daging dan keangkuhan hidup membuat hamba Tuhan/pelayan Tuhan tidak taat. Tuhan perintahkan pada Hawa: Semua buah pohon di taman boleh kaumakan, kecuali satu.Sederhana. Kecuali kalau dibalik: semua buah pohon tidak boleh dimakan kecuali satu.
      Perintah Tuhan gampang, tetapi tidak taat karena keinginan mata--kelihatan enak--, keinginan daging--nanti jadi sama dengan Tuhan--dan keangkuhan hidup--mengandalkan sesuatu dari dirinya; menomorduakan Tuhan.
      Hati-hati, pandai atau bodoh, kaya boleh, tetapi jangan andalkan itu! Kalau mengandalkan itu semua, berarti angkuh. Dari mana kita tahu kalau mengandalkan kepandaian dan sebagainya? Kepandaian, kekayaan, kedudukannya menjauhkan dia dari Tuhan; mulai mengabaikan Tuhan dan ibadah pelayanan. Itu sudah keangkuhan hidup dan sebentar lagi akan jatuh seperti Hawa, ditarik oleh dunia, benar-benar dalam suasana kutukan dan kebinasaan.  Suasana Firdaus berubah jadi suasana kutukan.

      Tetapi bersyukur, kalau bertekun dalam kandang penggembalaan--ada pelita yang menyala--kita tidak bisa ditarik dunia, malah pasirnya diinjak-injak, artinya: kita menang atas pengaruh duniasehingga kita bisa mengasihi Tuhan lebih dari semua; kita bisa taat dengar-dengaran pada Tuhan apapun yang harus kita hadapi.

      Tuhan perintahkan Abraham untuk mempersembahkan anaknya. Dibandingkan dengan perintah Tuhan kepada Hawa, perintah kepada Abraham lebih berat.
      Jadi, ketaatan itu tidak tergantung perintahnya. Banyak orang mengatakan: pengajaran itu sulit, yang lain boleh berdusta sedikit, tetapi ini tidak boleh, susah, om.Bukan! Tergantung hati!Mau mengasihi Tuhan lebih dari semua atau mengasihi semua lebih dari Tuhan?

      Kalau mengasihi Tuhan lebih dari semua, sekalipun terlihat berat, akan jadi ringan. Tetapi kalau mengasihi dunia lebih dari Tuhan, sekalipun ringan, jadi berat. Tuhan perintahkan: lari, jangan menoleh!Gampang dan demi kebaikan. Tetapi karena hatinya di situ, jadi menoleh.

      Tuhan bertanya tiga kali pada Petrus sampai ia mengasihi Tuhan. Tadinya menyangkal, tetapi sekarang ia mengulurkan tangan, ia rela mati untuk Tuhan. Beda kalau sudah digembalakan; kita sudah memiliki kasih Allah.

      Kalau kita taat dengar-dengaran--mengulurkan tangan pada Tuhan--, Tuhan juga mengulurkan tangan. Kita hidup dalam tangan Gembala Agung sampai hidup kita menjadi berhasil dan indah.
      Ketaatan adalah permulaan keberhasilan dan keindahan sampai hidup kekal.
      Tadi ayat bukan menuliskan: anak-anak kuliahlah yang hebat supaya hidupmu indah, tetapi: hormati dan taatilah orang tuamu, supaya indah hidupmu.

      Kalau taat, kita ada dalam tangan Gembala Agung, ada sumber keberhasilan dan keindahan sampai hidup kekal--ayat 17: 'orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya'.
      Kalau hidup kekal kita dapatkan, apalagi hanya masa depan yang berhasil dan indah. Berhasil dan indah bukan berarti berjuta-juta, tetapi berhasil dan indah untuk memuliakan Tuhan.

    Kesimpulan point satu dan dua: pelita nikah rumah tangga harus tetap menyala dan pelita ibadah pelayanan/penggembalaan harus tetap menyala untuk bisa menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai. Dari sepuluh dara, lima dara punya pelita tetapi hampir padam, tetapi lima yang lain punya pelita yang tetap menyala sampai Tuhan datang.

    Bagaimana pelita kita sekarang?Dulu setia, nikah baik-baik, sekarang bagaimana?

    "Saya dua kali berkhotbahh, tidak kenal orang, saat pulang langsung bertanya: van Gessel ya?: Iya saya ikut pengajaran yang diwahyukan Tuhan kepada Pdt van Gessel: Dulu saya dengan Pdt van Gessel begini begitu. Dalam hatiku: sekarang?"

    Yudas di kitab Kisah Rasul dituliskan: Dahulu ia termasuk rasul.Sekarang?
    Mari, pelita nikah: dahulu kita bahagia. Dahulu terus. Sekarang? Begitu juga dengan Ibadah pelayanan, sekarang bagaimana? Mari kembali! Kalau Tuhan datang besok atau lusa, biar pelita tetap menyala. Tuhan tolong.Jaga dua pelita ini untuk menyongsong kedatangan Yesus kedua kali!


  3. Pertahankan pelita dalam nikah sebagai suami, isteri dan anak-anak; pelita dalam penggembalaan sebagai gembala, pemain musik dan sebagainya, untuk menyongsong kedatangan Yesus kedua kali. Tetapi banyak kejadian seperti lima gadis yang bodoh. Sudah menyala pelitanya, tetapi tidak punya minyak.

    Matius 25: 1-4

    25:1."Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki.
    25:2. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana.
    25:3. Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi
    tidakmembawa minyak,
    25:4. sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya
    dan juga minyak dalam buli-buli mereka.

    'tidakmembawa minyak'= merasa pintar padahal dibodohi setan: kamu sudah melayani, sudah tiga macam ibadah, macam-macam saja.

    "Banyak kaum muda yang dimarahi orang Kristen karena minta izin: Pak, kalau hari Senin dan Rabu, saya pulang lebih dulu untuk ibadah, nanti ganti hari lain: Kamu itu, ibadah apa? Macam-macam!

    Ini dibodohi oleh setan, tidak punya minyak persediaan.

    Kegunaan peliita yang ketiga: terang pelita untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali.

    Syaratnya:

    • Pelita tetap menyala.
      Semua pelita menyala, baik, tetapi terpisah; ada yang bawa minyak persediaan, ada yang tidak bawa. Lima gadis bodoh yang tidak bawa minyak persediaan, pelitanya hampir padam saat Yesus mau datang. Mereka membeli minyak tetapi ditinggal karena Yesus sudah datang.

    • Pelita nikah dan ibadah pelayanan/penggembalaan harus tetap menyala, dan masih ada syarat kedua: harus memiliki minyak persediaan, itulah Roh Kudus yang melimpah-limpah.

      "Kalau untuk perkara jasmani, sudah nilai 9 masih merasa kurang. Tetapi kalau yang rohani, tidak mau. Nanti habis minyaknya."

    Minyak persediaanadalah aktifitas ibadah pelayanan untuk pembangunan tubuh Kristus yang sempurna--pelayanan antar penggembalaan.

    Tadi sudah pelayanan di dalam nikah, lalu penggembalaan. Ini adalah pelita yang menyala. Tetapi kalau mau memiliki minyak persediaan, pelita tetap menyala bukan hanya sampai di kandang penggembalaan, tetapi lebih lagi sampai pembangunan tubuh Kristus antar penggembalaan, sampai tubuh yang sempurna.

    "Mohon maaf kalau dianggap sombong, pelayanan di kandang kita sudah cukup. Kalau mau egois, sudah cukup, apalagi ini mau membangun gereja di Malang. Untuk apa mengadakan ibadah di Square Ballroom yang butuh biaya 300-400 juta? Kirim saja uangnya untuk membangun gereja di Malang. Itu hanya sampai di penggembalaan; sampai pelita menyala, tetapi belum ada minyak. Kalau mau minyak, lanjut lagi yaitu pembangunan tubuh Kristus antar penggembalaan, sampai tubuh yang sempurna, Israel dan kafir menjadi satu tubuh yang sempurna."

    Yohanes 10: 16
    10:16.Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.

    'satu kawanan dengan satu gembala'= satu tubuh dengan satu Kepala.
    Jaga pelita nikah dan pelita penggembalaan--ketekunan dan pelayanan dalam penggembalaan--! Tetapi belum punya minyak. Mari, limpahkan lagi lewat ibadah persekutuan pembangunan tubuh Kristus. Kita dipakai dalam ibadah pelayanan pembangunan tubuh Kristus mulai dari antar penggembalaan--ada kandang-kandang lain yang harus kita kumpulkan--, sampai satu tubuh yang sempurna--satu kawanan dengan satu Gembala; satu tubuh yang sempurna dengan satu Kepala itulah Yesus; Israel dengan kafir menjadi satu tubuh yang sempurna dengan Yesus sebagai Kepala.

    Memang untuk melanjutkan ini perlu pengorbanan; antar penggembalaan butuh pengorbanan. Dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus perlu pengorbanan-pengorbanan: waktu, tenaga dan sebagainya; semua harus dikorbankan untuk pembangunan tubuh Kristus, kecualipengajaran yang benar. Yesus sebagai Kepala tidak boleh dikorbankan.

    "Mungkin ada gesekan antar panitia, korbankan saja--korban perasaan--, untuk bisa dapat minyak persediaan hari-hari ini."

    Pelayanan pembangunan tubuh Kristus bisa dalam bentuk ibadah kunjungan--berdoa, ikut serta, dana, mengundang dan lain-lain--, tetapi bisa juga dalam bentuk penyebaran firman dalam bentuk DVD, media sosial dan lain-lain.

    "Tadi malam dalam ibadah kaum muda juga tentang pelita. Bayangkan, orang tahu kalau dia di gereja terus, tetapi menulis status: galau. Bagaimana orang bisa datang? Jangan sembarangan!
    Tahu batas dalam menggunakan media sosial.
    "

    Mari bersaksi lewat apa saja tentang sepatah kata firman yang masuk di hati kita. Itu juga minyak persediaan; kita mau menjangkau yang lain. Kalau egois, sudah tidak perlu capek-capek, untuk apa? Tetapi semua itu untuk minyak persediaan. Sungguh-sungguh! Apapun yang Tuhan gerakkan, mari sebarkan firman untuk menjangkau yang lain, itu adalah minyak persediaan.

    Kegunaan minyak persediaan:

    • Roma 5: 5
      5:5.Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudusyang telah dikaruniakan kepada kita.

      Roh Kudus mencurahkan kasih, berarti Roh Kudusnya berlimpah.

      Kegunaan pertama: Roh Kudus yang berlimpah mencurahkan kasih Allah yang membuat kita kuat teguh hati, artinya:

      1. Tidak kecewa, putus asa dan tinggalkan Tuhan apapun yang sedang terjadi dalam hidup kita, tetapi tetap setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan.
      2. Tetap percaya dan berharap Tuhan apapun yang terjadi.
      3. Tetap menyembah Tuhan apapun yang terjadi.
      4. Tetap semangat menantikan kedatangan Yesus kedua kali.

      Itu bukti Roh Kudus melimpah, ada minyak persediaan. Kalau sedikit-sedikit: capek aku, kok begini ya? Sudah berusaha, sudah setia, kok nilai turun? Ah, malas. Ekonomi turun, malas, tunggu dulu.Jangan! Justru periksa ada minyak persediaan atau tidak!Kalau semua beres, semua mau tidur di gereja.

      "Saya sudah mengalami, saya mau lari karena tidak makan dan minum dan tidak punya uang. Tidak mau lagi jadi hamba Tuhan. Itu bukti tidak ada minyak. Tetapi untung Tuhan tolong. Saya bisa bertelut. Setelah minyak diisi, kasih dicurahkan, saya berteriak: Besok aku digaji seratus kali oleh direktur, saya tidak mau, saya pilih Tuhan sekalipun Tuhan tidak kasih saya beras, uang, air. Bukan sombong, ini adalah pengalaman gagal tetapi ditolong Tuhan. Siapa tahu siang ini ada yang demikian."

      Mari tetap setia, percaya dan menyembah Tuhan. Sudah tidak bisa berpikir lagi, kita hanya menyembah Tuhan. Ini yang bisa menembusi segala kekecewaan dan lain-lain.

    • Kegunaan kedua; Roh Kudus yang melimpah menembusi kehausan/kekeringan rohani.
      Perempuan Samaria haus. Kalau haus akan air, enak, tetapi haus secara rohani--tidak ada kepuasan--, ngeri.
      Kalau haus laki-laki, haus perempuan, siapa bisa menahan? Hanya Roh Kudus yang bisa.

      Perempuan Samaria haus lak-laki, tidak cukup lima kali kawin cerai, masih keenam dan ketujuh, terus tidak puas. Selama tidak ada Roh Kudus, tidak akan ada kepuasan apapun yang kita isi di hidup kita.

      Hausnya bahaya!
      Yudas haus akan uang, lalu menjual Yesus. Ngeri kalau haus rohani!

      "Kami lapar, sudah, tidak punya apa-apa, sudah, jalan kaki, sudah, menuntun motor, sudah, tetapi jangan kering. Saya tidak mau kering. Kalau kering, ngeri. Mari, minta Roh Kudus dicurahkan!"

      Begitu perempuan Samaria menerima minyak persediaan--air kehidupan yang meluap-luap--, ia berhenti berbuat dosa, lalu bersaksi dan menyembah Tuhan. Ini buktinya melimpah.

      Kuat teguh hati adalah mujizat rohani. Orang yang sudah haus laki-laki, sudah hancur-hancuran, bisa berhenti berbuat dosa, bisa menjadi saksi. Ini mujizat rohani yang setan tidak bisa lakukan.

      Kalau mujizat rohani terjadi, yang jasmnai juga akan terjadi; kalau ada pelita, ada mujizat secara jasmani.

    • 2 Raja-raja 4: 10, 14
      4:10.Baiklah kita membuat sebuah kamar atas yang kecil yang berdinding batu, dan baiklah kita menaruh di sana baginya sebuah tempat tidur, sebuah meja, sebuah kursi dan sebuah kandil, maka apabila ia datang kepada kita, ia boleh masuk ke sana."
      4:14. Kemudian berkatalah Elisa: "Apakah yang dapat kuperbuat baginya?" Jawab Gehazi: "Ah,
      ia tidak mempunyai anak, dan suaminya sudah tua."

      'kandil'= pelita yang menyala.

      Kegunaan ketiga: kalau ada pelita menyala/minyak persediaan, yang tidak ada menjadi ada--mujizat jasmani terjadi.

      Ada pelita di kamar, pelita dalam hidup kita masing-masing: pelita nikah, pelita ibadah pelayanan, dan pelita untuk menyambut kedatangan Tuhan. Ada minyak berlimpah, dan mujizat jasmani terjadi: tidak ada jadi ada--tidak ada anak jadi punya anak.

      Akhirnya anak perempuan ini mati.
      2 Raja-raja 4: 21
      4:21.Lalu naiklah perempuan itu, dibaringkannyalah dia di atas tempat tidur abdi Allahitu, ditutupnyalah pintu dan pergi, sehingga anak itu saja di dalam kamar.

      'di atas tempat tidur abdi Allah'= bukan di tempat tidurnya sendiri, tetapi di tempat tidurnya Elisa yang ada pelitanya.
      Yang mati jadi bangkit; mustahil jadi tidak mustahil.

    Inilah minyak persediaan. Tuhan tolong kita.
    Mari, pelita tetap menyala. Kuat teguh hati! Jangan sampai kering hari-hari ini. Tetapi kita dipuaskan, bersaksi untuk Tuhan. Inilah mujizat rohani.
    Mujizat jasmani juga terjadi; yang tidak ada jadi ada, yang mustahil jadi tidak mustahil.

    Sampai kalau Tuhan datang kedua kali, kita diubahkan jadi sempurna seperti Dia untuk layak menyambut kedatangan-Nya kedua kali di awan-awan yang permai--seperti lima dara yang pandai siap dengan pelita yang menyala. Kita sempurna seperti Dia.

Biarlah hidup kita diisi dengan minyak urapan Roh Kudus sampai pelita tetap menyala; berlimpah-limpah sampai Tuhan datang. Mujizat-mujizat akan terjadi.
Jangan sampai haus! Jangan sampai pelita padam dalam nikah, pelayanan! Pelita secara pribadi jangan sampai padam! Biar Roh Kudus meluap-luap.

Roh Kudus bagaikan dua tangan Tuhan yang diulurkan di tengah kita, apapun keadaan kita. Tangan Tuhan memegang kita semua. Pelita tetap menyala; ada minyak persediaan sampai Tuhan datang; kita tidak kering. Serahkan semua kepada Tuhan! Ada masalah yang mustahil, serahkan pada Tuhan! Biar tangan Roh Kudus menjamah kita.

Tuhan memberkati.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Doa Malang, 20 Oktober 2009 (Selasa Sore)
    ... kerja paksapembunuhan. Ada macam pembunuhan Pembunuhan pada waktu lahir menunjuk tentang kelahiran baru. Yang dipakai adalah bidan menunjuk hamba-hamba Tuhan orang yang dekat dengan kelahiran baru. Hati-hati banyak hamba Tuhan yang menjadi sandungan. Pembunuhan setelah lahir. Keluaran dilempar ke sungai Nil artinya kehidupan Kristen yang sudah lahir baru tetapi bisa mati rohani ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 24 Maret 2010 (Rabu Sore)
    ... Pria Surga untuk menjemput gereja Tuhan. Salah satu proses untuk menjadi mempelai wanita Tuhan yang siap sedia adalah kita harus tampil sebagai gadis. Bagaimana ciri gadis yang sudah siap sedia untuk menyambut Mempelai Pria Surga Ester Ester ini sebenarnya kehidupan yang tidak ber-ibu dan ber-bapak serta merupakan bangsa buangan. Ini ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 04 Juni 2016 (Sabtu Sore)
    ... segala perintah dan ketentuannya untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya dan dengan itu mengadakan damai sejahtera dan untuk memperdamaikan keduanya di dalam satu tubuh dengan Allah oleh salib dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu. Dulu bangsa Kafir dan Israel tidak bersatu. Korban Kristus mempersatukan bangsa Israel dan ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 03 April 2024 (Rabu Sore)
    ... sudah roboh. 'kebun anggur' penggembalaan yang dibina oleh kabar mempelai. Kita harus waspada supaya jangan menjadi imam dan raja yang bagaikan tembok roboh. Tembok yang roboh artinya malas dan tidak berakal budi--tidak berhikmat tidak bijaksana. Malas tidak setia. Tidak bijaksana tidak taat pada firman. Kalau tidak taat akan cenderung berbuat jahat. Jadi tembok yang roboh adalah pelayan ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 27 Mei 2018 (Minggu Siang)
    ... kita harus banyak berdoa. Di mana ada darah harus ada dupa. Jangan lengah Kalau hanya percikan darah nanti bisa mengomel dan meninggalkan Tuhan. Karena itu harus menaikkan dupa--menyembah-- supaya ada kekuatan dari Tuhan sehingga kita tidak kecewa putus asa dan meninggalkan Tuhan tetapi justru kita mengalami pelayanan pendamaian dari Imam Besar. ...
  • Ibadah Doa Malang, 15 Oktober 2020 (Kamis Sore)
    ... hadapan Tuhan sampai akhir hidupnya sampai meninggal dunia atau sampai Tuhan datang kembali. Contoh Yesus. Matius . Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya. . Kepala pasukan dan prajurit-prajuritnya yang menjaga Yesus menjadi sangat takut ketika mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi lalu berkata Sungguh Ia ini ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 08 Oktober 2012 (Senin Sore)
    ... buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia dan suaminyapun memakannya. . Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu bahwa mereka telanjang lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat. Sesungguhnya Tuhan menciptakan Adam dan Hawa dengan pakaian kemuliaan. Tetapi mereka berbuat dosa di taman ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 21 Juli 2010 (Rabu Sore)
    ... manusia bisa melayani Tuhan baik pandai bodoh kaya miskin semua bisa dipakai Tuhan sesuai dengan kesanggupannya. Melayani Tuhan itu bekerja sama dengan Tuhan. Yohanes . Tetapi Ia berkata kepada mereka Bapa-Ku bekerja sampai sekarang maka Akupun bekerja juga. Yohanes - Jawab Yesus Bukan dia dan bukan juga orang tuanya tetapi ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 24 Mei 2023 (Rabu Sore)
    ... tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar nanti mereka pingsan di jalan. . Kata murid-murid-Nya kepada-Nya Bagaimana di tempat sunyi ini kita mendapat roti untuk mengenyangkan orang banyak yang begitu besar jumlahnya . Kata Yesus kepada mereka Berapa roti ada padamu Tujuh jawab mereka dan ada ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 22 Mei 2017 (Senin Sore)
    ... Roh Kudus hujan akhir pembangunan tubuh Kristus yang sempurna nikah yang rohani. Kalau dulu pada zaman Abraham dan Ishak yang dihalangi adalah nikah jasmani--Abraham menjual hak dan kepercayaan Ishak sembunyi-sembunyi. Tetapi di zaman Yusuf kelaparan rohani ini menghalangi nikah yang rohani. Jalan keluar menghadapi kelaparan di akhir zaman Jalan keluar yang pertama ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.