Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Penyerahan Anak
Bayi adalah kehidupan yang lahir baru sekaligus kehidupan yang empunya kerajaan Surga.
Dari seorang bayi (seorang yang lahir baru dan berhak mewarisi kerajaan Surga), bisa dilihat dari mulutnya.

2 hal tentang mulut bayi:

  1. yang keluardari mulut bayi.
    Keluaran 2: 6
    2:6. Ketika dibukanya, dilihatnya bayi itu, dan tampaklah anak itu menangis, sehingga belas kasihanlah ia kepadanya dan berkata: "Tentulah ini bayi orang Ibrani."

    Bayi Musa ini selalu diancam maut (kematian) karena ia bayi laki-laki. Ada perintah dari Firaun, 'kalau bidan menolong orang Israel (Ibrani), maka bayi laki-laki harus mati'. Musa lahir, lalu disembunyikan hanya 3 bulan dan dibuang ke sungai Nil, ini juga tetap dalam ancaman maut. Bahkan ia sampai ke tangan puteri Firaun di mana pengumuman itu disampaikan (bahwa ‘bayi laki-laki orang Ibrani harus mati’).
    Begitu berada di tangan Puteri Firaun, seharusnya Musa mati, tetapi bayi Musa menangis.

    Inilah yang keluar dari mulut bayi, yaitu tangisan.
    Tangisan= doa penyembahanyang menarik belas kasihan Tuhan untuk melepaskan bayi Musa dari maut (termasuk melepaskan dari penyakit-penyakit yang membawa kepada maut).

    Hari-hari ini, biarlah kita jaga mulut kita untuk menyembah Tuhan supaya kita terlepas dari maut dan masalah-masalah yang mustahil.

  2. Keluaran 2: 7-8
    2:7. Lalu bertanyalah kakak anak itu kepada puteri Firaun: "Akan kupanggilkah bagi tuan puteri seorang inang penyusudari perempuan Ibrani untuk menyusukan bayi itu bagi tuan puteri?"
    2:8. Sahut puteri Firaun kepadanya: "Baiklah." Lalu pergilah gadis itu memanggil ibu bayi itu.

    Yang kedua: yang masukke dalam, yaitu harus minum air susu ibu (secara jasmani).
    Sekalipun bayi Musa lolos dari maut, tetapi kalau tidak diberi makan atau susu, bayi juga akan mati.

    Waktu itu, kakak Musa menawarkan inang penyusu kepada puteri Firaun dan kakak Musa memanggil ibunya untuk menjadi inang penyusu.
    Secara rohani, air susu ibu adalah Firman penggembalaan.

Jadi, sudah ditolong dari maut (diselamatkan) dan diberkati Tuhan, kita harus masuk dalam kandang penggembalaanuntuk menikmati Firman penggembalaan. Kita menjadi kehidupan yang tergembala dengan benar dan baik. Di sanalah terjadi pemeliharaan Tuhan secara jasmani dan rohani.
Hasilnya:

  • kita akan kenyang (diberi kepuasan oleh Tuhan), terjadi pemeliharaanTuhan atas kehidupan kita. Kalau kita tergembala, semuanya merupakan urusan Tuhan, urusan kita adalah minum susu.

  • mengalami pertumbuhansecara rohani, yaitu menjadi imam-imam dan raja-raja (kehidupan yang dipakai dan diutus oleh Tuhan dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna).
    Pada akhirnya, Musa juga diutus oleh Tuhan.

  • pertumbuhan terakhir sampai dewasa rohani, sempurnaseperti Yesus (mempelai wanita yang siap menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai). Mulut kita tetap dengan suara penyembahan kepada Tuhan, yaitu sorak sorai 'Haleluya '. Kita semua (yang sudah lahir baru dan menjaga mulut) akan bersama Dia selama-lamanya.
    Jaga mulut kita, baik ke luar maupun ke dalam!

Ibadah Raya

Salam sejahtera dalam kasih sayangnya Tuhan kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan Firman Tuhan. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia dan bahagia dari Tuhan dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.

Kita masih berada dalam kitab Wahyu 2-3.
Dalam susunan Tabernakel, ini menunjuk tentang tujuh kali percikkan darah di depan Tabut Perjanjian.
Ini sama dengan tujuh suratyang ditujukan kepada tujuh sidang jemaat bangsa kafir = penyucian terakhiryang dilakukan oleh Tuhan kepada tujuh sidang jemaat bangsa kafir(sidang jemaat akhir zaman) supaya sidang jemaat bangsa kafir menjadi sempurna, tidak bercacat cela seperti Yesus dan menjadi mempelai wanita Surga yang siap menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai.

Tujuh sidang jemaatbangsa kafir yang mengalami percikkan darah adalah:

  1. sidang jemaat EFESUS(Wahyu 2: 1-7) (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 27 Juli 2014sampai Ibadah Raya Surabaya, 07 September 2014). Sidang jemaat Efesus harus kembali pada kasih mula-mulasupaya bisa kembali ke Firdaus.

  2. sidang jemaat di SMIRNA(Wahyu 2: 8-11) (diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 14 September 2014).

AD. 2. SIDANG JEMAAT SMIRNA
Wahyu 2: 10
2: 10 Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjarasupaya kamu dicobaidan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.

Keadaan sidang jemaat Smirna(sidang jemaat akhir zaman) mulai ayat 9 adalah dalam kesusahan, kemiskinan, difitnah, sampai puncaknya, dilemparkan ke dalam penjara dan dicobai, sehingga mengalami kesusahan selama sepuluh hari.

Kalau disimpulkan, sidang jemaat Smirna mengalami sengsara daging bersama Yesus/mengalamipenderitaan bersama Yesus =mengalamiPERCIKAN DARAH.

Di ayat 10, kita belajar sikap yang benarsaat mengalami penderitaan bersama Yesus. Kita harus mengalami penderitaan bersama Yesus, sebab di balik salib(penderitaan bersama Yesus) ada kemuliaan kekalselama-lamanya.

Sikap yang benar:
Wahyu 2: 10
2: 10 Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita!Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjarasupaya kamu dicobaidan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.

  1. 'Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! ' (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 20 Oktober 2014sampai Ibadah Doa Surabaya, 22 Oktober 2014).
    Kita sudah belajar bahwa kita harus takut akan Tuhan, bukan malah takut kepada penderitaan sampai melawan Tuhan atau menyangkal Tuhan seperti Petrus (diterangkan pada Ibadah Doa Surabaya, 22 Oktober 2014).

  2. 'Hendaklah engkau setia sampai mati'= setia sampai daging tidak bersuara lagi, tidak ada ketakutan lagi, tidak menyangkal Tuhan= setia sampai garis akhir.

    Garis akhir manusia di dunia:

    • meninggal dunia/mati,
    • hidup sampai Tuhan Yesus datang kembali ke dua kali.

Kita membahas yang kedua, yaitu: 'HENDAKLAH ENGKAU SETIA SAMPAI MATI'.
3 macam kesetiaan sampai garis akhir:

  1. 2 Korintus 11: 2-4
    11:2. Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus. 11:3. Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaankamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya.
    11:4. Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima.

    Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki’ = masa pertunangan.
    satu laki-laki’ = Kristus.
    Injil yang lain= ajaran yang lain.

    Kesetiaan sampai garis akhir yang pertama: POKOK KESETIAAN, yaitu kesetiaan yang sejati kepada Kristus(satu Laki-laki).
    Kita semua adalah calon mempelai wanita dan ditunangkan pada satu laki-laki saja, itulah Kristus. Tubuh= mempelai wanita atau istri (kita semuanya).
    Kepala = Mempelai Laki-Laki atau suami (Kristus).
    Ini sama dengan kesetiaan sejati kepada Firman pengajaran yang benar (dalam ayat 4 ini dikaitkan dengan pengajaran palsu), supaya kita bersuasana Firdaus seperti Adam dan Hawa.
    Selama Adam dan Hawa setia pada pengajaran benar (perintah Tuhan), mereka bersuasana Firdaus.

    Firman pengajaran benar:

    • tertulis dalam Alkitab,
    • diwahyukan atau diilhamkan oleh Tuhan (bukan ilmiah), dibukakan rahasianya yaitu ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam Alkitab.

    Ini yang membawa kita pada suasana Firdaus. Bertahan pada pengajaran benar!

    Tetapi, hati-hati! Hawa diperdaya oleh ular (setan), sehingga diusir dari Firdaus menuju ke bumi ini dan ada dalam suasana kutukan (suasana susah payah, kepedihan dan sebagainya).

    Istilah ‘diperdaya’ artinya dibimbangkan dan disesatkan oleh ular.
    Kejadian 2: 16-17
    2:16. Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,
    2:17. tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu,
    janganlah kaumakanbuahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.

    Ayat 16-17 = Firman pengajaran yang benar.

    Kejadian 3: 2-3
    3:2. Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan,
    3:3. tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman:
    Jangan kamu makan ataupun rababuah itu, nanti kamu mati."

    Hawa diperdaya oleh ular, sehingga terjadi:

    • Kejadian 2: 16 dibandingkan denganKejadian 3: 2
      2:16. ..... "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,
      3:2. ..... "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan,

      ay. 2 = Hawa mengurangikata 'bebas' kepada perintah Tuhan atau kepada Firman pengajaran benar.

    • Kejadian 2: 17 dibandingkan denganKejadian 3: 3
      2:17. ..... janganlah kaumakanbuahnya .....
      3:3. .....
      Jangan kamu makan ataupun rababuah itu.....

      ay. 3 = Hawa menambahkata 'raba' kepada perintah Tuhan atau kepada Firman pengajaran benar.

    Jadi kesimpulannya, Hawa dibimbangkan dan disesatkandari kesetiaan sejati pada Yesus oleh ular dengan cara merubah Firman pengajaran benar (menambah dan mengurangi Firman pengajaran yang benar).
    Akibatnya: Hawa kehilangan kesetiaan sejati pada Kristus.
    Ini nomor satu yang dihantam terlebih dulu, yaitu dihantam pokoknya.
    Kalau pokoknya sudah dihantam (kehilangan kesetiaan yang sejati kepada Firman pengajaran yang benar), maka yang lain sudah tidak setia lagi.

    Dan di akhir jaman, hal ini terjadi lagi.
    Wahyu 22: 18-21
    22:18. Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: "Jika seorang menambahkansesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini.
    22:19. Dan jikalau seorang mengurangkansesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini."
    22:20. Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: "Ya, Aku datang segera!" Amin, datanglah, Tuhan Yesus!
    22:21. Kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kamu sekalian! Amin.

    Kalau dulu istilahnya Hawa ‘diperdaya’ (dibimbangkan dan disesatkan), sekarang istilahnya ‘diseret dan ditelan’.

    Pada akhir jaman, tragedi Taman Eden akan terulang lagi. Gereja Tuhan di akhir zaman (hamba Tuhan, pelayan Tuhan) akan diseret dan ditelan oleh naga merah padam yang besar(ular sudah menjadi naga di kitab Wahyu), sehingga:

    • gereja Tuhan mengurangi kata 'bebas'= tanpa urapan Roh Kudus.
      bebas’ = urapan Roh Kudus.
      Jadi, Firman Tuhan disampaikan tanpa urapan Roh Kudus dan bergantung pada perkara-perkara jasmani (berdasarkan kepandaian, pengalaman dan sebagainya), sehingga:

      1. pemberitaan Firman terikat oleh waktu, tidak ada kebebasan (waktunya dibatasi).
        Contoh: mengajarkan, 'menurut psikologi, seorang bisa menerima firman cuma sekian menit saja' dan sebagainya.

      2. isinya dibatasi.
        Contoh: mengajarkan, 'pemberitaan firman isinya jangan keras-keras, jangan tajam-tajam nanti jemaatnya lari, tetapi yang lucu-lucu saja'.

      Akibatnya: sidang jemaat tetap terikat oleh dosa dan waktu.
      Kalau menyanyi kita bebas, tetapi waktu firman tidak bebas lagi, itu bukan ibadah yang diurapi Roh Kudus, melainkan emosi. Seharusnya, saat menyanyi dan pemberitaan firman bebas, itulah ibadah yang diurapi Roh Kudus.

      Kalau terikat waktu (pemberitaan firman dibatasi), kita sudah merasa berjasa karena beribadah, apalagi kalau sudah masuk dalam 3 macam ibadah pokok.
      1 minggu 1 kali saja, gembalanya tidak mampu karena tidak ada kebebasan oleh Roh Kudus.

    • menambah kata 'raba'= menambah pemberitaan Firman dengan pengetahuan, lawakan, ilustrasi yang tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya dan lain-lain.
      Akibatnya: yang diraba adalah emosinya, bukan hatinya, sebab Tuhan tidak bisa meraba hati sidang jemaat, tetapi pendeta yang meraba emosi sidang jemaat. Kalau sidang jemaat tidak merasakan jamahan tangan Tuhan, maka tidak terjadi pertumbuhan rohani.
      Kita harus hati-hati dengan lawak-lawak dalam ibadah.

    Jika mengurangi kata ‘bebas’ dan menambah kata ‘raba’,akibatnya: hidup dalam suasana kutukan di akhir jaman (susah payah dan sebagainya), sampai kebinasaan untuk selama-lamanya, seperti Hawa yang diusir dari Taman Eden.

    Semua kesetiaan di dunia ini, pokoknya/pusatnyaadalah kesetiaan yang sejati pada Kristus (kepada Firman pengajaran yang benar). Kalau bicara tentang kesetiaan dalam pelayanan dan nikah, maka sebagai pokoknya adalah kesetiaan kepada Firman pengajaran yang benar.

    ay. 21= 'Kasih karuniaTuhan Yesus menyertai kamu sekalian! Amin '= hanya hamba Tuhan, pelayan Tuhan yang mendapat kasih karunia Tuhanyang sanggup berpegang teguh (setia) kepada satu Firman pengajaran yang benar, setia kepada satu Laki-laki itulah Kristus, sehingga kita mengalami penyucian demi penyucian sampai sempurna, sama mulia dengan Yesus (menjadi mempelai wanita yang bisa menyambut kedatangan Tuhan kedua kali).

    Firman pengajaran yang benar itu bagaikan firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua, inilah firman yang menyucikan.

    Yakobus 3: 2
    3:2. Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.

    Ukuran kesempurnaandimulai dari tidak berdusta (bagaikan lidah bayi) sampai tidak salah dalam perkataan.
    Tidak berdusta= ya katakan 'ya', tidak katakan 'tidak'; benar katakan 'benar', tidak benar katakan 'tidak benar', baik soal pengajaran ataupun soal apa saja.
    Kalau berkata ‘Ya, tetapi ....’, ‘benar namun ...’, itulah penyesatan (dusta yang besar), karena ada ular dan naga yang masuk.
    Kita harus barhati-hati dalam soal pengajaran.

    Kesaksian:
    "saya bersaksi kepada kaum muda,dalam kata sambutan (bukan saat berkotbah), hamba Tuhan bisa membalik-balik Firman (menambah mengurangi Firman). Saya kaget ‘kok sampai begitu’. Ada penggantian gembala. Ia berkata 'kita baca dalam kitab Imamat, kalau imam besar Harun mati, maka digantikan anak-anaknya'. Ini memang benar (kalau ada anak hamba Tuhan yang dipanggil dan dipakai oleh Tuhan untuk menggantikan, silahkan saja), tetapi ini ditambahi sedikit, 'kecuali, kalau istrinya masih kuat'. Saya kaget, 'mana ayatnya?'. Tapi hamba Tuhan lain setuju, apalagi jemaat. Saya berusaha menghindar, tapi akhirnya mendapat juga."

    Tidak salah dalam perkataan= hanya menyeru 'Haleluya'. Ini SUARA MEMPELAI. Kalau lain suara, berarti lain tubuh. Satu tubuh Kristus yang sempurna (satu mempelai wanita), berarti satu suara 'Haleluya'.

    Wahyu 19: 6-7
    19:6. Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
    19:7. Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena
    hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.

    'Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak' = dari empat penjuru bumi, dari segala suku, bangsa dan bahasa yang berbeda-beda.

    Dulu, manusia memang diciptakan satu suara. Tetapi karena membangun Babel, maka suaranya kacau balau. Dan lewat satu pengajaran benar (satu Laki-laki), kita akan dikembalikan kepada satu suara lagi.
    Jangan pernah kita berkata ‘tidak apa-apa biar penyembahannya beda, asalkan pengajarannya sama’. Ini jelas tidak sama. Kalau pengajarannya beda (kepalanya beda), mulutnya juga berbeda (tidak menjadi satu tubuh).
    Kalau satu pengajaran (satu kepala), pastimenjadi satu suara (satu mempelai dengan suara ‘Haleluya’).

    Pemisahan yang terakhir akan berasal dari suara. Satu suara inilah yang menentukanantara yang terangkat dengan suara 'Haleluya' atau yang tidak terangkat dengan suara erangan.
    Seperti dulu jaman Israel mau keluar dari Mesir, yang ada tanda darah, ada suara sorak sorai, tetapi yang tidak ada tanda darah, hanya ada suara erangan/tangisan (kesakitan sampai kebinasaan).

    Jadi, kesetiaan kepada pribadi Yesus (pengajaran yang benar) inilah yang membawa kita kepada kesempurnaan (suara mempelai).

  2. Lukas 12: 37-46
    12:37. Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka.
    12:38. Dan apabila ia datang pada tengah malam atau pada dini hari dan mendapati mereka berlaku demikian, maka berbahagialah mereka.
    12:39. Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang, ia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar.
    12:40. Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan."
    12:41. Kata Petrus: "Tuhan, kamikah yang Engkau maksudkan dengan perumpamaan itu atau juga semua orang?"
    12:42. Jawab Tuhan: "Jadi, siapakah pengurus rumah yang
    setiadan bijaksanayang akan diangkat oleh tuannya menjadi kepala atas semua hambanya untuk memberikan makanan kepada mereka pada waktunya?
    12:43. Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang.
    12:44. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya.
    12:45. Akan tetapi, jikalau
    hamba itu jahatdan berkata di dalam hatinya: Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba laki-laki dan hamba-hamba perempuan, dan makan minum dan mabuk,
    12:46. maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib
    dengan orang-orang yang tidak setia.

    Kesetiaan sampai garis akhir yang kedua: kesetiaan dalam ibadah pelayanan.
    Kalau sudah ada Firman pengajaran (kepala) yang memberi perintah, maka tubuh ini bisa bergerak.

    Kesetiaan dalam ibadah pelayanan= ‘setia dan bijaksana’= setia dan benar.
    Setia dan benar ini tidak bisa dipisahkan.

    Contoh: "kita adalah tubuh Kristus. Tangan dari dulu juga tetap tempatnya (setia), fungsinya juga benar (untuk mengambil dan sebagainya). Kalau tangan tidak benar, tangan mau menjadi kaki untuk berjalan."

    Hari-hari ini, apa tugas-tugas kita, biar kita melayani dengan setia dan benar (sebagai gembala, pemain musik, kolekte dan sebagainya).
    Kita setia dan benar dalam ibadah pelayanan sesuai dengan jabatan pelayanan yang Tuhan percayakan kepada kita semua.
    Kalau hanya benar saja, tetapi tidak setia, tidak bisa (begitu sebaliknya).

    Jika seorang pelayan Tuhan, hamba Tuhan tidak setia, ia pasti tidak benar. Ini diistilahkan dengan jahat dan malas.
    Dalam ayat 45 'hamba itu jahat' dan ayat 46 ‘membuat dia senasib dengan orang-orang yang tidak setia
    Jika pelayan Tuhan, hamba Tuhan malas dan jahat, akibatnya:

    • 'ia mulai memukul hamba-hamba laki-laki dan hamba-hamba perempuan'= memukul hamba-hamba Tuhan, pelayan Tuhan yang lain lewat gosip yang tidak benar, menjelek-jelekan orang lain, memfitnah (yang benar jadi salah, yang salah jadi benar).

    • 'makan minum dan mabuk'= melayani dosa sampai dosa makan minum (merokok, mabuk, narkoba) dan kawin mengawinkan (dosa seks dengan berbagai ragamnya).

    • sampai dibinasakan untuk selama-lamanya.
      Kalau tidak mau melayani Tuhan, pasti melayani dosa.
      Biarlah malam ini kita bertahan kepada kesetiaan (pertahankanlah kasih karunia!).

    Hanya pelayan Tuhan yang mendapat kasih karunia Tuhanyang bisa beribadah melayani Tuhan dengan setia dan benar, bahkan sampai garis akhir sesuai jabatan pelayanan yang Tuhan percayakan.
    Ini hanya kasih karunia Tuhan saja, bukan dari kekuatan tubuh (semakin tua, semakin lemah dan semakin malas) ataupun kepandaian. Kalau dari kasih karunia (kasih mula-mula) kita akan terus berkobar-kobar sampai garis akhir.

    Dalam Lukas 12 : 37, ada istilah ‘mengikat pinggangnya’.
    Artinya: setia dan benar, itu bagaikan memakai ikat pinggang.

    Yesaya 11: 5
    11:5. Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggang tetap terikat pada pinggang.

    Mulai ayat 1, ini tentang pribadi Yesus (tunas Daud).
    Ia’= Yesus.

    Jika kita beribadah melayani Tuhan dengan setia dan benar, sama dengan kita tetap memakai ikat pinggangsampai garis akhir.

    Lukas 17: 8
    17:8. Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum.

    ay. 7 = dijelaskan bahwa hamba itu dari ladang (dari penggembalaan), sudah capek dan kepanasan, lalu pulang ke rumah. Sesudah sampai di rumah tidak langsung makan dan minum, tetapi harus melayani tuannya (memberi makan dan minum tuannya sampai puas). Begitulah seorang hamba Tuhan, pelayan Tuhan.

    Kalau sudah memakai ikat pinggang, itu tanda bahwa kita sudah siap melayani Tuhan(bagaikan memberi makan Tuhan).

    Jadi, hamba Tuhan/pelayan Tuhan yang melayani dengan setia dan benar= berikat pinggang. Artinya: siap sedia untuk melayani Tuhan= siap sedia untuk memberi makan minum kepada Tuhan (pelayanan yang memuaskan hati Tuhan).

    "Kalau kita bisa membangun gereja besar atau menyanyi dengan suara bagus, belum tentu memuaskan hati Tuhan. Ukuran ibadah pelayanan di mata Tuhan adalah setia dan benar (berikat pinggang), bukan hebat atau tidak hebat, bukan bentuk pelayanannya. Sebab semua pelayanan adalah sama dihadapan Tuhan."

    Hasilnya: 'sesudah itu engkau boleh makan dan minum':

    • Tuhan memberikan kepuasan secara jasmani: Tuhan memeliharakehidupan kita secara ajaib = urusan makan minum adalah urusan Tuhan, bukan urusan kita. Urusan kita hanya setia dan benar,

    • Tuhan memberikan kepuasansurga (kebahagiaan surga) yang tidak bisa dipengaruhi oleh apapun di dunia kepada kita.
      Sekalipun sakit, kita bisa bahagia, sembuh juga bisa bahagia, miskin atau kaya juga bahagia, sehingga kita tidak mencari kepuassan di dunia dan tidak akan jatuh dalam dosa-dosa sampai puncaknya dosa.

    • ikat pinggang berguna untuk merapikan= Tuhan sanggup merapikankehidupan kita dan menjadikan semua indah pada waktuNya.

      Ibadahpelayanan ini satu dengan nikah. Dalam nikah, kita juga melayani dengan setia dan benar supaya nikah itu dipelihara oleh Tuhan dan ada kepuasan dalam nikah, sehingga tidak akan terjadi perselingkuhan, semua dirapikan dan dijadikan indah pada waktuNya.
      Ada banyak rahasia dalam Alkitab, tapi hanya 2 rahasia besar yaitu soal ibadah dan nikah.
      Jadi, kita harus setia dalam ibadah pelayanan, termasuk juga pelayanan di dalam nikah. Sebagai suami, istri dan anak melayani nikah dengan setia dan bebar.

    • Yeremia 3: 32
      2:32. Dapatkah seorang dara melupakan perhiasannya, atau seorang pengantin perempuanmelupakan ikat pinggangnya?Tetapi umat-Ku melupakan Aku, sejak waktu yang tidak terbilang lamanya.

      Hasil keempat: ikat pinggang menjadi PERHIASAN MEMPELAIuntuk menyambut kedatangan Tuhan kedua kali.

    Jadi, mempelai wanita itu ada suaranya (suara mempelai), tetapi juga ada perhiasannya (ikat pinggang atau setia dan benar).

  3. Yakobus 1: 12
    1:12. Berbahagialah orang yang bertahandalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupanyang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.

    'bertahan'= setia.
    Dalam Wahyu 2 : 10, ditulis juga ‘Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan’.

    Kesetiaan sampai garis akhir yang ketiga: setia dalam penderitaan bersama Yesussampai garis akhir untuk menerima mahkota kehidupan (MAHKOTA MEMPELAI).

    Mengapa kita diijinkan mengalami penderitaan/pencobaan bersama Yesus?
    2 Korintus 4: 16-17
    4:16. Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharuidari sehari ke sehari.
    4:17. Sebab
    penderitaan ringanyang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekalyang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.

    Sebab, di balik pencobaan/penderitaan ada kemuliaan Tuhan, yaitu pembaharuan dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus (keubahan hidup). Ini merupakan kemuliaan, di mulai dengan taat dengar-dengaran= mengasihi Tuhan (Yakobus 2: 5, ‘barangsiapa yang mengasihi Dia’). Inilah manusia baru (manusia mulia).
    Kalau tidak taat seperti Adam dan Hawa, justru diusir, dari mulia menjadi tidak taat, akhirnya hancur dan menjadi manusia daging yang telanjang.

    Tetapi bagi kita, lewat pencobaan/penderitaanyang kita hadapi, jangan putus asa ('tidak tawar hati'), tetapi itulah kesempatan untuk meraih kemuliaan Tuhan yang besar, yaitu kita mengalami pembaharuan.
    Kita memang diijinkanmengalami pencobaan sampai yang mustahil supaya kita taat dengar-dengaran = mengasihi Tuhan = mengulurkan tangan kepada Tuhandan berkata 'terserah kau, Tuhan' (bukan untuk putus asa, kecewa dan meninggalkan Tuhan). Dan Tuhan akan mengulurkan tangan belas kasihNya kepada kitauntuk mengangkat/menolong kita sampai memberikan mahkota kehidupan kepada kita.

    Contoh: Petrus.
    Petrus diijinkan menghadapi angin dan gelombang. Petrus diuji kesetiaan dan ketaatannya kepada Tuhan. Begitu Petrus bimbang, ia hampir tenggelam. Tuhan biarkan Petrus hampir tenggelam supaya ia bisa mengulurkan tangan.
    Kita juga begitu, saat semua berjalan baik, kita tidak bisa mengulurkan tangan pada Tuhan. Tetapi saat merosot (tenggelam), kita otomatis mengangkat tangan pada Tuhan.

    Matius 14: 28-31
    s14:28. Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air."
    14:29. Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus.
    14:30. Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan
    mulai tenggelamlalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!"
    14:31. Segera
    Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?"

    Kesaksian:
    "dulu saya ambil capung dan jatuh ke bendungan, tenggelam dan otomatis saya ulurkan tangan. Untung ada yang melihat (seorang kusir) dan saya tertolong. Saya percaya, kita semua menerima uluran tangan Tuhan. Dulu, saya nakal, masih ditolong, apalagi kalau kita setia, pasti Tuhan ulurkan tangan pada kita (tidak mungkin tidak ditolong oleh Tuhan)."

    Petrus mengalami pencobaan seperti berjalan di lautan yang bergelombang dan ada angin badai. Karena Petrus bimbang, maka ia mulai tenggelam.
    Kalau kita bimbang pada pengajaran(pribadi Tuhan) dan kesetiaan mulai merosot, maka jasmani akan mulai merosot (gagal dan lain-lain), rohani juga merosot (mulai berbuat dosa, kering rohani).
    Saat itulah Petrus mengulurkan tangan pada Tuhan dan Tuhan mengulurkan tangan belas kasihNya untuk mengangkat Petrus dari ketenggelaman. Artinya:

    • menolong kita dari segala masalah sampai masalah yang mustahil,
    • yang gagal diangkat menjadi berhasil,
    • yang merosot bisa dipulihkan kembali baik jasmani maupun rohani,
    • sampai satu waktu, kita diangkat di awan-awan yang permai, kita bersama Dia selama-lamanya dengan perhiasan mempelai, mahkota mempelai(mahkota kehidupan) dan suara mempelai'Haleluya'.

Berjuang untuk kesetiaan!(1)Mulai dengan setia pada satu Laki-laki.
Jangan pernah mengatakan 'beda sedikit'! Sekalipun beda sedikit, itu tetap dua laki-laki.
Kemudian, (2)setia dalam ibadah pelayanan dan nikahdan yang terakhir, (3)setia dalam penderitaan. Kita mengulurkan tangan pada Tuhan (taat dengar-dengaran) dan Tuhan juga mengulurkan tangan untuk mengangkat kita sampai ke awan-awan, kita bersama Dia selama-lamanya.

Tuhan memberkati.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Doa Surabaya, 13 Desember 2023 (Rabu Sore)
    ... hal ini nanti ia bersusah hati. Namun demi TUHAN yang hidup dan demi hidupmu hanya satu langkah jaraknya antara aku dan maut. Kenyataan yang ada adalah kita hanya satu langkah jaraknya dengan maut. Padahal untuk masuk Yerusalem baru tidak boleh ada maut. Satu langkah sama dengan satu denyut jantung. Begitu dekat ...
  • Ibadah Persekutuan Jakarta IV, 11 Agustus 2016 (Kamis Pagi)
    ... yang benar. Jangankan takut pada orang tua pada TUHANpun tidak takut--berbuat dosa seperti binatang buas. Hati-hati anak muda Kalau melawan orang tua itu sama seperti binatang buas. Karena itu TUHAN mau ciptakan manusia baru. Prosesnya disebut dengan PEMBAHARUAN. Kita bicara soal pembaharuan. Dalam Wahyu ada macam pembaharuan diterangkan mulai dari Ibadah Persekutuan ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 06 Juli 2018 (Jumat Sore)
    ... gunung yang tinggi Membuat sarang. Sarang rumah yang termasuk kebutuhan pokok--sandang pangan papan. Jadi ibadah pelayanan yang memuncak pada doa penyembahan harus sudah menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan kita menjadi kegemaran bukan paksaan--seperti rajawali membuat sarang. Kalau orang kristen tidak mau beribadah melayani dan menyembah ia sama dengan tidak punya rumah benar-benar melarat ...
  • Ibadah Doa Malam Surabaya, 07 September 2015 (Senin Malam)
    ... sombong aku tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar atau hal-hal yang terlalu ajaib bagiku. Sesungguhnya aku telah menenangkan dan mendiamkan jiwaku seperti anak yang disapih berbaring dekat ibunya ya seperti anak yang disapih jiwaku dalam diriku. Setelah menyerahkan kekuatiran barulah kita bisa menyerahkan seluruh hidup kita kepada TUHAN. Praktiknya Praktik pertama ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 23 Maret 2024 (Sabtu Sore)
    ... di Bait Allah. Hati-hati Ini awasan bagi kita. Ini juga melanda pelayan Tuhan yang ada di Bait Allah. Lukas . Hari raya Roti Tidak Beragi yang disebut Paskah sudah dekat. Yang kedua buli-buli tanah liat diisi dengan makanan paskah--benih ilahi. Keluaran . Dagingnya harus dimakan mereka pada malam itu juga yang dipanggang mereka ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 22 September 2013 (Minggu Sore)
    ... Yesus dikaitkan dengan pelayanan artinya tahbisan yang benar dimulai dengan tergembala pada Firman pengajaran benar seperti carang melekat pada Pokok anggur yang benar. Kalau tidak melekat pada Pokok carang tidak bisa berbuat apa-apa. Tetapi kalau sudah melekat pada Pokok maka Pokok inilah yang bekerja terus menerus sehingga carang bisa tumbuh berbunga ...
  • Ibadah Natal Kaum Muda Remaja Malang, 15 Desember 2018 (Sabtu Sore)
    ... bawah dengan harapan Yesus juga terbunuh. Ini gambaran dari menutupi dosa dengan cara menyalahkan orang benar--bayi-bayi adalah kehidupan yang tidak berbuat salah tetapi dibunuh-- dia yang berdosa tetapi menyalahkan orang benar. Ini yang terjadi di akhir zaman dulu pada Herodes sekarang pada hamba pelayan Tuhan. Matius . Setelah orang-orang majus itu ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 17 Agustus 2013 (Sabtu Sore)
    ... kebutuhan hidup sehari-hari. Ikan ditangkap untuk dimakan dan dijual. Penjala manusia adalah pekerjaan Surga bukan profesi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tetapi tahbisan kepada Tuhan. Manusia ditangkap untuk dibawa masuk dalam Kerajaan Surga bukan untuk mencari uang. Untuk mencapai keberhasilan dalam pekerjaan di dunia kita membutuhkan kepandaian keahlian pengalaman dan lain-lain. Tetapi kebutuhan ...
  • Ibadah Persekutuan di Ambon V, 26 Agustus 2010 (Kamis Sore)
    ... sampai kehidupan pelayan-pelayan Tuhan akan dirusak nikahnya oleh setan. Di jaman Nuh tidak ada anak kecil yang selamat sebab dirusak juga oleh setan. Mengapa setan merusak nikah manusia Supaya nikah anak Tuhan tidak mencapai nikah rohani nikah sempurna saat Yesus datang kembali kedua kali. Wahyu Lalu ia berkata kepadaku Tuliskanlah Berbahagialah ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja, 07 April 2012 (Sabtu Sore)
    ... Lukas Yesus sebagai Raja. Ini ditampilkan di dalam Injil Matius. Mazmur Sekarang aku tahu bahwa TUHAN memberi kemenangan kepada orang yang diurapi-Nya dan menjawabnya dari sorga-Nya yang kudus dengan kemenangan yang gilang-gemilang oleh tangan kanan-Nya. Ya TUHAN berikanlah kemenangan kepada raja Jawablah kiranya kami pada waktu kami berseru Sifat tabiat seorang ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.