Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949

Pdt. Jusak Widjaja Hendra - WR Supratman 4 Sby

Kita masih berada di dalam kitab Wahyu 2-3, yang menunjuk pada tujuh kali percikan darah di depan tabut perjanjian (tabut perjanjian menunjuk gereja TUHAN), sama dengan tujuh surat yang ditujukan kepada tujuh sidang jemaat bangsa kafir (sidang jemaat akhir zaman). Sekarang artinya penyucian terakhir yang TUHAN lakukan kepada tujuh sidang jemaat bangsa kafir, supaya menjadi sempurna, tidak bercacat cela seperti YESUS (menjadi Mempelai Wanita yang siap untuk menyambut kedatangan YESUS yang ke dua kali di awan-awan yang permai). Tujuh sidang jemaat bangsa kafir yang mengalami percikan darah (penyucian terakhir) yang pertama adalah sidang jemaat Efesus (Wahyu 2:1-7).

Wahyu 2: 4, 5, 7
4. Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.
5. Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.
7. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah."

Sidang jemaat Efesus mempunyai sembilan kelebihan, tetapi masih ada cela (sudah diterangkan dalam ibadah sebelumnya). Penyucian terakhir untuk menghapus cacat cela ('Aku mencela engkau ...'). Penyucian terakhir bagi sidang jemaat Efesus supaya tidak bercacat cela,maka sidang jemaat Efesus yang telah meninggalkan atau kehilangan kasih yang mula-mula, harus kembali kepada kasih mula-mula. Jika tidak mau menerima percikan darah (tidak mau disucikan), maka kaki dian akan diambil dari tempatnya, artinya hidup dalam kegelapan dosa, hidup dalam kutukan dosa, sampai kepada kebinasaan selama-lamanya.

Jika sidang jemaat Efesus (kita semuanya) menerima penyucian terakhir (percikan darah), maka sidang jemaat Efesus (kita semuanya) akan kembali ke taman Firdaus atau taman Eden (ayat 7). Inilah janji TUHAN. Jadi tujuan TUHAN mengadakan penyucian yang terakhir (percikan darah) bagi sidang jemaat Efesus (sidang jemaat akhir zaman), supaya kita dapat kembali ke taman Firdaus, bukan untuk menyakiti dan sebagainya (percikan darah memang sakit bagi daging). Mengapa TUHAN mau mengembalikan kita ke taman Eden? Apa alasannya?

Kejadian 2: 25, Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.

Ay 25 => Adam dan Hawa telanjang, tetapi mereka tidak merasa malu.

Telanjang tetapi tidak malu, karena mempunyai pakaian kemuliaan. Pada mulanya TUHAN menciptakan manusia yang sama mulia dengan TUHAN (satu Gambar dan Teladan dengan TUHAN) = memiliki pakaian kemuliaan, sehingga telanjang tetapi tidak malu. Tetapi sayang dalam Kejadian 3: 7, 10 manusia jatuh dalam dosa.

Kejadian 3:7, 10,
7. Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.
10. Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi."

Akibat dosa, maka Adam dan Hawa (manusia) kehilangan pakaian kemuliaan, sehingga telanjang dan malu (mereka takut, bersembunyi dan menutupi dengan daun pohon ara). Akhirnya mereka diusir dari Firdaus ke dalam dunia yang penuh dengan kutukan. Suasana kutukan adalah duri-duri, air mata, susah payah dan seterusnya. Semoga kita dapat mengerti.

Inilah ceritanya. Jadi mengapa TUHAN mau mengembalikan manusia (sidang jemaat akhir zaman, sidang jemaat Efesus) ke Firdaus? Sebab TUHAN memang menciptakan manusia yang sama mulia dengan ALLAH (dengan pakaian kemuliaan) dan diletakkan di taman Eden. Karena manusia sudah berbuat dosa, maka kehilangan pakaian kemuliaan (telanjang dan malu) dan diusir ke dunia yang penuh kutukan. Lalu bagaimana selanjutnya? Mungkin mendengar cerita dari nenek moyang (dari Adam dan Hawa) => 'kalau tidak berbuat dosa, enak di taman Eden' Sekarang di dunia hidup dalam kutukan. Sudah berada di dalam dunia seharusnya berhenti berbuat dosa dan mengalami suasana Firdaus, tetapi tidak demikian. Manusia malah berbuat dosa (semuanya berbuat dosa) sampai puncaknya dosa.

Roma 3: 23, Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,

Sejak Adam dan Hawa berbuat dosa, maka semua manusia di dunia sudah berbuat dosa, bahkan sampai puncaknya dosa yaitu dosa makan minum (merokok, mabuk, narkoba) dan dosa kawin mengawinkan (dosa seks dengan berbagai ragamnya, penyimpangan seks, kehancuran nikah atau nikah yang salah). Inilah yang diperbuat, sehingga manusia seperti anjing dan babi, yaitu telanjang dan tidak tahu malu. Pertama manusia telanjang tetapi tidak merasa malu, karena memiliki pakaian kemuliaan (manusia diciptakan sama mulia dengan TUHAN dan di tempatkan di taman Eden). Sesudah manusia berbuat dosa, mereka menjadi telanjang dan malu (bersembunyi, membuat cawat dari daun pohon ara dan diusir ke dunia).

Di dalam dunia semua manusia berbuat dosa, bahkan sampai puncaknya dosa, (maaf) seperti anjing dan babi yang telanjang dan tidak tahu malu, sehingga manusia tidak dapat kembali ke Firdaus, hidup dalam kutukan dosa (susah payah, kepedihan, air mata, letih lesu, beban berat), bahkan menuju kebinasaan kekal selama-lamanya (neraka). Inilah nasib manusia.

Tetapi TUHAN tidak rela, kalau manusia yang diciptakan menjadi telanjang, terkutuk, menuju kebinasaan selamanya (ke neraka,) sebab itu TUHAN merindu dan berusaha supaya kita kembali ke Firdaus. Kita berbahagia bersama dengan TUHAN. Inilah alasannya (mengapa TUHAN mengembalikan kita ke Firdaus). Inilah kebaikan, kasih dan kemurahan TUHAN bagi kita terutama bangsa kafir (tujuh sidang jemaat). TUHAN mengupayakan supaya kita semuanya mempunyai pakaian kemuliaan (TUHAN berusaha mengembalikan pakaian kemuliaan kepada manusia yang telanjang). Bagaimana caranya mengembalikan pakaian kemuliaan? Ada prosesnya. Kalau pakaian jasmani, gampang saja, tinggal membeli kain, dijahit atau beli pakaian yang sudah jadi di toko.

Kejadian 3: 21, Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.

Usaha TUHAN untuk menutupi ketelanjangan manusia (sidang jemaat bangsa kafir) yaitu lewat korban pendamaian. Ada binatang yang disembelih, dikuliti, lalu digunakan menjadi pakaian untuk menutupi ketelanjangan.

Ada tingkatan korban pendamaian:

  1. Di taman Eden, yaitu TUHAN membuat pakaian dari kulit binatang lewat menyembelih dan menguliti binatang. Tetapi binatangnya masih samar-samar, sebab tidak diketahui dan juga tidak disebutkan jenis binatangnya. Inilah korban pendamaian yang pertama yaitu di taman Eden dan ini hanya berlaku untuk dua orang, itulah Adam dan Hawa (menunjuk nikah). Ini pelajaran bagi kita, bahwa nikah harus diperdamaikan. Di dalam nikah jangan sampai ada kepahitan hati, dendam, dan sebagainya. Dengan diberi pakaian dari kulit binatang di taman Eden, Adam dan Hawa masih diusir kedalam dunia. Berarti belum cukup. Sebab itu masih ada korban pendamaian tingkat ke dua.


  2. Di jaman taurat ( kitab Imamat).Korban binatang sudah jelas, yaitu lembu bagi yang kaya, kambing dan domba untuk kelas menengah, burung tekukur bagi yang miskin. Tetapi hanya berlaku untuk satu bangsa saja, yaitu bangsa Israel (umat pilihan TUHAN), sedangkan bangsa kafir tidak mendapatkan bagian di dalamnya. Semoga kita dapat mengerti.

    Bangsa kafir belum dapat kembali ke Firdaus (belum mendapatkan bagian di dalamnya). Ini berarti masih kurang, sebab itu ada korban pendamaian tingkat ke tiga.


  3. Jaman gereja atau jaman akhir.
    Yohanes 19: 23, 24,
    23. Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil pakaian-Nya lalu membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-tiap prajurit satu bagian -- dan jubah-Nya juga mereka ambil. Jubah itu tidak berjahit, dari atas ke bawah hanya satu tenunan saja.
    24. Karena itu mereka berkata seorang kepada yang lain: "Janganlah kita membaginya menjadi beberapa potong, tetapi baiklah kita membuang undi untuk menentukan siapa yang mendapatnya." Demikianlah hendaknya supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci: "Mereka membagi-bagi pakaian-Ku di antara mereka dan mereka membuang undi atas jubah-Ku." Hal itu telah dilakukan prajurit-prajurit itu.

    Disini jelas, pada jaman gereja atau jaman akhir, korban binatang sudah digenapkan oleh Korban Kristus di kayu salib. Inilah alasannya mengapa kita sekarang tidak membawa korban binatang lagi. YESUS sebagai Anak Domba ALLAH harus disembelih (mati di kayu salib) dan dikuliti (ditelanjangi). Kalau binatang setelah disembelih baru dikuliti, untuk membuat pakaian. Kalau YESUS, dikuliti berarti ditelanjangi (pakaiannya diambil), sehingga pakaian-Nya dapat menutupi ketelanjangan manusia berdosa (gereja TUHAN akhir zaman, bangsa kafir). Semoga kita dapat mengerti.

Kalau sudah ditutupi ketelanjangannya (menerima pakaian), baru dapat kembali ke Firdaus. Jadi hanya lewat Korban Kristus kita dapat kembali ke Firdaus (satu-satunya jalan kita dapat kembali ke Firdaus). Sidang jemaat Efesus, harus kembali kepada kasih mula-mula (Korban Kristus). Semoga kita dapat mengerti.

Dari kayu salib, YESUS memberikan pakaiannya (ditelanjangi) untuk menutupi ketelanjangan bangsa kafir.

Ada tiga macam pakaian YESUS yang diberikan kepada kita (sidang jemaat Efesus, sidang jemaat bangsa kafir):

  1. Yohanes 19: 23, Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil pakaian-Nya lalu membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-tiap prajurit satu bagian  --  dan jubah-Nya juga mereka ambil. Jubah itu tidak berjahit, dari atas ke bawah hanya satu tenunan saja.

    Ay 23 => 'mereka mengambil pakaian-Nya lalu membaginya menjadi empat bagian' => dirobek menjadi empat bagian.

    Pakaian pertama: pakaian YESUS yang dibagi menjadi empat bagian = pakaian keselamatan = pakaian kebenaran untuk empat penjuru bumi (seluruh dunia). Tidak peduli bangsa apapun juga, tinggal mau atau tidak! Semoga kita dapat mengerti.

    Bagaimana caranya agar kita menerima pakaian keselamatan dari kayu salib? Lewat menerima injil keselamatan.

    Efesus 1: 13, Di dalam Dia kamu juga -- karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu -- di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu.

    Injil keselamatan atau Firman penginjilan adalah kabar baik, yaitu injil yang memberitakan tentang kedatangan YESUS pertama kali ke dunia, mati di kayu salib, untuk menyelamatkan manusia berdosa (memberi pakaian keselamatan kepada manusia yang telanjang). Dari sinilah baru kita dapat menerima pakaian keselamatan. Semoga kita dapat mengerti.

    Bukti kita menerima pakaian keselamatan (pakaian kebenaran)?


    • 'ketika kamu percaya' = iman atau percaya kepada YESUS sebagai Satu-satunya Juruselamat lewat mendengarkan Firman Kristus (Firman yang diurapi Roh Kudus). Inilah dasar! Ada empat dasar yang harus dimantapkan dihari-hari ini. Empat dasar ini menentukan bangunan diatasnya. Waktu ibadah kaum muda, dijelaskan ada empat dasar, empat pilar. Kalau dasarnya kuat, maka ada pilar kesempurnaan diatasnya.

      Jadi saat-saat mendengarkan Firman ini menentukan apakah dasar ke-Kristenan kita kuat atau tidak; dasar kita dari batu atau tanah (bukan saat kita membangun gereja, menyanyi). Urapan Roh Kudus membuat kita sungguh-sungguh dalam mendengarkan Firman, sampai mengerti dan percaya, itulah dasar yang kuat (bagaikan mendirikan rumah diatas batu).


    • Bertobat = berhenti berbuat dosa dan kembali kepada TUHAN (mati terhadap dosa). Bertobat itu membuang dosa dan jangan diambil lagi.
      1 Petrus 2: 1, Karena itu buanglah (1)segala kejahatan, (2)segala tipu muslihat dan (3)segala macam kemunafikan, (4)kedengkian dan (5)fitnah.

      Bertobat dimulai dengan membuang lima dosa sampai membuang dusta (tipu muslihat). Selama kita masih berdusta, berarti belum bertobat. Dusta = perkataan yang tidak benar. Kalau sudah tidak berdusta, berarti sudah mulai bertobat.


    • Baptisan air dan baptisan Roh Kudus = lahir baru dari air dan Roh, sehingga kita menjadi seperti bayi yang baru lahir. Jadi empat pilar adalah percaya, bertobat, baptisan air dan baptisan Roh Kudus. Menjadi bayi yang baru lahir, yaitu hidup dalam kebenaran.

      1 Petrus 2: 2, Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan,

      Ay 2 => 'Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir' => lahir baru dari air dan Roh = baptisan air dan baptisan Roh Kudus, sehingga kita menjadi seperti bayi yang baru lahir (bayi rohani). Kita sudah tua, tidaklah mungkin menjadi bayi yang baru lahir. Tetapi maksudnya di sini adalah menjadi bayi rohani.

      Bayi yang baru lahir (bayi rohani), yaitu:


      • Hidup dalam kebenaran, tidak berbuat dosa. Seperti bayi yang tidak berbuat dosa.
      • Selalu merindu akan air susu yang murni (yang benar) dan rohani = Firman penggembalaan. Maaf, gembala itu bagaikan ibu, yang memberikan susu untuk pertumbuhan. Tetapi juga bagaikan ayah atau bapak yang menasehati, menegor dengan Firman pengajaran = memberikan pedang untuk menyucikan sampai menyempurnakan.


      Jadi bayi yang baru lahir selalu rindu akan air susu yang murni dan rohani = Firman penggembalaan yang benar. Bayi hanya mau susu, tidak mau uang dan juga tidak mau digantikan dengan mobil. Kedatangan kita saat ibadah sekarang ini, seperti bayi atau bukan. Kalau bukan bayi, yang diinginkan adalah jodoh, ingin ini itu. Kalau bayi hanya ingin air susu. Kita beribadah, kunjungan, harus seperti bayi yang hanya rindu air susu yang murni dan rohani (hanya rindu Firman penggembalaan yang benar). Inilah mempunyai perasaan yang benar.


    Jadi hidup benar (perkataan dan perbuatan benar) tetapi perasaannya juga benar (hanya rindu air susu yang murni dan rohani; rindu Firman penggembalaan yang benar). Kalau perasaannya benar, sehingga kita dapat tergembala dengan benar dan baik. Perhatikan air susu yang benar (makanan yang benar). Kalau sudah cocok (ada Firman penggembalaan yang benar), kita dapat tergembala dengan benar dan baik. Bayi yang baru lahir itu telanjang (tidak memakai pakaian atau jas), tetapi tidak merasa malu. Seperti di taman Eden waktu manusia diciptakan, mereka telanjang tetapi tidak malu. Sekarang, kalau kita dilahirkan baru dari air dan Roh (hidup benar, perasaan benar, tergembala dengan benar dan baik), maka kita seperti bayi yang baru lahir, yaitu telanjang dan tidak malu (sudah memiliki pakaian keselamatan). Bagian dari pakaian kemuliaan yang hilang, itulah pakaian keselamatan. Jadi sudah ditutupi. Ini seperti Adam dan Hawa yang baru diciptakan memang kelihatan telanjang, tetapi tidak malu, karena ada pakaian kemuliaan. Sekarang, kita mempunyai pakaian keselamatan.

    Bukti kita menerima pakaian keselamatan adalah:


    • hidup dalam kebenaran,
    • selalu rindu air susu (perasaan benar),
    • tergembala dengan baik dan benar, sehingga seperti bayi yang lahir, yaitu telanjang dan tidak malu = selamat (punya pakaian keselamatan) jika kita dibenarkan dan diselamatkan. Semoga kita dapat mengerti.


    Mazmur 5: 13, Sebab Engkaulah yang memberkati orang benar, ya TUHAN; Engkau memagari dia dengan anugerah-Mu seperti perisai.

    Jika hidup benar dan perasaan benar (selamat), hasilnya adalah kita dipagari dengan berkat dan anugerah TUHAN. Ini kembali pada suasana Firdaus. Dunia sudah penuh kutukan tetapi kita dipagari. Seperti tabernakel, dunia ini bagaikan padang pasir atau padang gurun yang panas, kemudian ada tabernakel (dipagari). Kita yang berada di dalam pagar, bersuasana surga. Dipagari dengan berkat dan anugerah TUHAN = dipisahkan dari dunia yang terkutuk dan kita kembali dalam suasana Firdaus.

    Kalau kita hidup benar, maka kita akan menerima pakaian keselamatan (seperti bayi yang baru lahir, tidak berbuat dosa, hidup benar, perasaan benar, dapat menikmati Firman penggembalaan yang benar, tergembala dengan benar dan baik), dimanapun kita berada, dalam nikah rumah tangga kita akan dipagari dengan berkat dan anugerah TUHAN (suasana kutukan tidak masuk). Demikian juga dalam usaha atau pekerjaan kita. Kalau kita memakai pakaian keselamatan, telanjang dan tidak malu, perasaannya benar (hanya sesuai dengan Firman, semuanya diukur dengan Firman, semuanya benar), maka pekerjaan juga akan dipagari oleh TUHAN dan di dalam pekerjaan kita akan bersuasana Firdaus. Study kita juga dipagari, semuanya dipagari dan kutukan tidak akan dapat menjamah.

    Jangan telanjang dan tidak tahu malu, seperti anjing babi! Ini terkutuk dan binasa.

    Tetapi telanjang dan tidak merasa malu, karena ada pakaian keselamatan. Kita dipagari dengan berkat dan anugerah TUHAN (suasana Firdaus).


  2. Yohanes 19: 23, 24,
    23. Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil pakaian-Nya lalu membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-tiap prajurit satu bagian -- dan jubah-Nya juga mereka ambil. Jubah itu tidak berjahit, dari atas ke bawah hanya satu tenunan saja.
    24. Karena itu mereka berkata seorang kepada yang lain: "Janganlah kita membaginya menjadi beberapa potong, tetapi baiklah kita membuang undi untuk menentukan siapa yang mendapatnya." Demikianlah hendaknya supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci: "Mereka membagi-bagi pakaian-Ku di antara mereka dan mereka membuang undi atas jubah-Ku." Hal itu telah dilakukan prajurit-prajurit itu.

    Ay 24 => "Janganlah kita membaginya menjadi beberapa potong, tetapi baiklah kita membuang undi untuk menentukan siapa yang mendapatnya." => dibuang undi. Ini berbeda dengan yang pertama. Kalau tadi, dirobek menjadi empat bagian. Kalau jubah, tidak boleh dirobek, tetapi diundi saja. Jadi, tidak semuanya mendapatkan. Hanya yang mendapatkan undi saja.

    Pakaian kedua: Jubah diundi, artinya tidak semua orang mendapatkan, hanya orang yang menerima kemurahan TUHAN (orang pilihan) yang mendapatkan Jubah YESUS. Hati-hati, banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih. Tadi sudah dipanggil semuanya, menerima pakaian yang dibagi menjadi empat (pakaian keselamatan) => 'terima kasih, saya dapat hidup benar, digembalakan dan diberkati' Sesudah itu hati-hati, sebab banyak dipanggil, sedikit yang dipilih. Hanya sedikit yang menerima jubah!

    Ada dua pengertian Jubah YESUS:


    • Wahyu 19: 11, 13, 16,
      11. Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya bernama: "Yang Setia dan Yang Benar," Ia menghakimi dan berperang dengan adil.
      13. Dan Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam darah dan nama-Nya ialah: "Firman Allah."
      16. Dan pada jubah-Nya dan paha-Nya tertulis suatu nama, yaitu: "Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan."

      Ay 11 => 'Yang Setia dan Yang Benar' => itulah YESUS.
      Ay 13 => 'Dan Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam darah' => ini Jubah YESUS.

      'nama-Nya ialah: "Firman Allah' => jadi Jubah itu namanya adalah Firman ALLAH.
      Ay 16 => "Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan."? Dalam Wahyu 19:6-7, Dia adalah Mempelai Pria Surga.

      Jubah itu Firman. Jubah ditulisi 'Raja segala raja, Tuan segala tuan, Mempelai Pria Surga' Jadi Jubah adalah Firman ALLAH = Firman Mempelai (ditulisi Mempelai).

      Pengertian pertama dari Jubah adalah: Firman ALLAH yang ditulisi Nama Mempelai Pria, yaitu Kabar Mempelai (Firman pengajaran Mempelai). Tadi pakaian keselamatan adalah Injil keselamatan. Semuanya boleh menerima. Tetapi Kabar Mempelai (Firman pengajaran) hanya yang dipilih (banyak yang dipanggil, sedikit yang dipilih). Banyak yang puas hanya dengan menerima pakaian keselamatan (kebenaran) => 'kami dipagari, diberkati, luar biasa TUHAN', hanya sampai disini saja. Sesudah itu tidak tahu harus kemana lagi. Harus menerima pilihan = menerima Jubah (Kabar Mempelai, Firman pengajaran Mempelai, Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua). Dalam 2 Korintus 4: 3, 4 disebut juga Cahaya Injil Kemuliaan Kristus (Injil Kemuliaan).

      2 Korintus 4: 3, 4,
      3. Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa,
      4. yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.

      Ay 4 => 'yang adalah gambaran Allah' => yang adalah Wujud ALLAH.
      'cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah' => ini sama dengan Kabar Mempelai.

      Kabar Mempelai adalah Injil (Firman) yang memberitakan tentang kedatangan YESUS ke dua kali di awan-awan yang permai dalam kemuliaan sebagai Raja segala raja, Mempelai Pria Surga untuk menyucikan orang-orang yang sudah selamat (sidang jemaat, gereja TUHAN, bangsa kafir) sampai sempurna seperti YESUS, menjadi Mempelai Wanita Surga. Dari Kabar Baik (penginjilan) meningkat menjadi Kabar Mempelai. Bapak pdt In Juwono tidak mengistilahkan yang lain, tetapi menggunakan istilahkan 'Kabar', karena dalam Amsal 25: 25 dituliskan tentang Kabar Baik ('good news'). Lalu dilanjutkan menjadi Kabar Mempelai. Ini ada sejarahnya dan memakai ayat juga. Semoga kita dapat mengerti.

      Kabar Mempelai inilah yang diproklamirkan (istilah sesepuh-sesepuh kita) oleh bpk pdt In Juwono, bpk pdt Totaijs, ditambah dengan seluruh pendeta di GPT saat itu (seluruh hamba TUHAN dan pengurus Gereja Pantekosta Tabernakel), ditambah juga dengan gereja-gereja lain. Kalau tidak salah pada tahun 1981 mereka semuanya di Go-skate dan memproklamirkan Kabar Mempelai. Setelah dikabarkan ke Filipina (bpk pdt In Juwono diundang ke Filipina), jadilah Kabar Mempelai Internasional (karena sudah dikabarkan ke luar negeri). Bpk pdt In Juwono waktu itu bingung => 'kalau Kabar Mempelai dikabarkan ke luar negeri bagaimana?' Akhirnya ditambah menjadi Kabar Mempelai Internasional. Inilah sejarahnya yang benar.

      Jadi, dari kata Kabar Baik lalu menjadi Kabar Mempelai, untuk menyucikan orang yang sudah selamat (dipanggil, dipilih) sampai menjadi sempurna seperti YESUS (menjadi Mempelai Wanita Surga). Ini pilihan; tidak semua orang yang menerima Kabar Mempelai (hanya yang mendapatkan kemurahan TUHAN, hanya yang dipilih oleh TUHAN). Kita bersyukur. Kita mengenal YESUS jangan hanya sebagai Juruselamat saja, ini hanya panggilan (sudah diberkati dan sebagainya). Kalau hanya mengenal YESUS sebagai Juruselamat saat menghadapi pencobaan, tetapi tidak ditolong, kita akan menjadi kecewa. Sebab itu harus mengenal YESUS sebagai Mempelai.

      Kalau mengenal YESUS sebagai Mempelai, kita selalu membutuhkan. Suami adalah kepala. Mau ditolong atau tidak ditolong, kita tetap membutuhkan Kepala (Mempelai). Kalau mengenal YESUS sebagai Juruselamat, kalau sudah tidak butuh, sudah selesai. Saya akan memberikan satu contoh saja. Kalau hanya mengenal YESUS sebagai Juruselamat (tidak sampai kepada puncaknya, yaitu sebagai Mempelai atau Kepala), nanti kita akan bersungut-sungut bahkan sampai menyangkal Dia.

      Lukas 23: 39, seorang dari penjahat yang di gantung itu menghujat Dia, katanya: "Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!"

      Ay 39 => 'seorang dari penjahat yang di gantung itu menghujat Dia' => Nanti akan menghujat => 'ayo Juruselamat, selamatkan ... ternyata tidak selamat. Dia mati juga, percuma'

      Jika kita hanya mengenal YESUS sebagai Juruselamat, Penolong dan lain-lain, maka kita dapat menghujat YESUS saat menghadapi pencobaan, kesulitan. Sebab itu pengenalan kita kepada YESUS harus ditingkatkan, yaitu sampai mengenal YESUS sebagai Mempelai Pria Surga = kita harus menerima Kabar Mempelai yang dapat menguatkan kita saat mengalami pencobaan-pencobaan. Inilah perbedaannya.

      Kalau kita hanya menerima Firman penginjilan (YESUS sebagai Juruselamat), waktu melihat orang sakit menjadi sembuh => ' YESUS dahsyat, luar biasa' Begitu melihat orang sakit kemudian mati, mulai => 'bagaimana ini ya? Kita sudah berkorban, tetapi mati' Mulai menggerutu, bersungut, lama-lama menghujat. Sesudah penginjilan, kita harus menerima pengajaran. Dalam 2 Korintus 4 'harta yang diisi di dalam tanah liat' itulah Firman pengajaran. Jadi kalau kita mengenal YESUS sebagai Mempelai (menerima Kabar Mempelai/pengajaran), saat-saat tidak ada harapan, kita tidak berputus asa, saat ditindas, tidak terjepit. Inilah memberikan kekuatan ekstra kepada kita saat menghadapi pencobaan-pencobaan, masalah, sehingga kita tidak akan putus asa, tidak kecewa, tidak menghujat TUHAN, tetapi selalu mengucap syukur.

      Penjahat ini hanya mengenal YESUS sebagai Juruselamat. Coba waktu itu YESUS, turun dari kayu salib dan menyelamatkan mereka, dia akan berkata => 'YESUS luar biasa' Tetapi kalau tidak, dia menghujat => 'katanya Juruselamat, ayo selamatkan diri-Mu dan selamatkan kami' Nanti banyak yang menghujat TUHAN saat-saat pencobaan, apalagi saat menghadapi praaniaya antikris. Sekarang mungkin menghina => 'terlalu lama ke gereja, Firman sampai berapa jam' Tetapi satu waktu saat pencobaan semakin meningkat (apalagi sudah masuk Getsemani/praaniaya antikris) nanti banyak yang gugur (seperti penjahat yang hanya mengenal YESUS sebagai Juruselamat, penolong, Firman penginjilan, Dia yang memberkati) sebab tidak akan tahan!

      Inilah gunanya kita harus bersaksi. Ada keluarga kita dan sebagainya, mari bersaksi. Sekarang pencobaan semakin meningkat, nanti sampai titik praaniaya antikris (Getsemani), akan terbukti. Murid-murid/rasul-rasul saja semuanya lari terbirit-birit dan ini sudah terbukti; apalagi kita, kalau kita tidak menerima Kabar Mempelai. Kalau menerima Kabar Mempelai, ada kekuatan. Semakin disucikan, semakin kuat dalam menghadapi pencobaan sampai menghadapi antikris. Inilah perbedaannya.

      Sekarang kita kuat selama dua jam saat mendengarkan Firman. Ini perbedaannya. Coba kalau orang lain, baru mendengarkan Firman selama tiga puluh menit, alkitab sudah ditutup karena sudah malas. Nanti saat menghadapi praaniaya antikris banyak yang akan lari terbirit-birit, banyak yang menyangkal TUHAN. Tetapi syukur bagi kita yang sudah menerima Kabar Mempelai, semakin disucikan, maka akan ada kekuatan ekstra (semakin kuat untuk menghadapi pencobaan apapun juga). Kita tidak akan putus asa, tidak kecewa, tidak bersungut, tidak menghujat, tetapi selalu mengucap syukur kepada TUHAN. Sekarang kita belajar mengucap syukur selalu kepada TUHAN. Saat-saat kita menghadapi sesuatu, jangan mengeluh, tetapi mengucap syukur => 'terima kasih TUHAN, ini belum sebanding dengan apa yang Engkau alami' Ucapkan syukur sampai TUHAN menolong kita semuanya. Semoga kita dapat mengerti. Jika kita menerima Kabar Mempelai (Firman pengajaran) yang menyucikan kita, maka kita akan diberikanyang kedua.


    • Efesus 4: 11, 12,
      11. Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
      12. untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,

      Ay 12 => 'untuk memperlengkapi orang-orang kudus' => jika sudah menerima Kabar Mempelai, disucikan, otomatis kita diberikan jabatan (pakaian atau jubah dari YESUS).

      Pengertian Jubah yang kedua: jabatan pelayanan. Jadi ada dua macam jubah: yang pertama adalah Kabar Mempelai yang menyucikan dan memberikan kekuatan dalam menghadapi pencobaan sampai aniaya antikris (praaniaya antikris). Ditambah dengan yang kedua, itulah jubah pelayanan.

      Jubah adalah jabatan-jabatan pelayanan dan karunia-karunia Roh Kudus yang dipercayakan (diberikan) oleh TUHAN kepada seorang yang suci. Inilah keadilan TUHAN. Kalau dipercayakan kepada seorang yang pandai, apalagi pandai bahasa Inggris, saya nomor satu yang tidak akan mendapatkan jubah itu. Bukan pandai atau bodoh, kaya atau miskin, tetapi seorang yang suci, inilah keadilan TUHAN. Pada ayat 11, terdapat lima jabatan pokok, tetapi masih dapat dijabarkan, seperti jabatan pemain musik, kolekte, apa saja. Syaratnya hanyalah suci.

      Jika dibandingkan dengan Yusuf; jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus adalah jubah maha indah. Yusuf disucikan dahulu baru mendapatkan jubah maha indah.

      Kejadian 37: 2, Inilah riwayat keturunan Yakub. Yusuf, tatkala berumur tujuh belas tahun--jadi masih muda--biasa menggembalakan kambing domba, bersama-sama dengan saudara-saudaranya, anak-anak Bilha dan Zilpa, kedua isteri ayahnya. Dan Yusuf menyampaikan kepada ayahnya kabar tentang kejahatan saudara-saudaranya.

      Ay 2 => 'Yusuf menyampaikan kepada ayahnya kabar tentang kejahatan saudara-saudaranya' => inilah penyucian.
      Sekali lagi jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus dipercayakan TUHAN kepada seorang yamg suci. Contohnya adalah Yusuf. Dimana kita mengalami penyucian?

      Di penggembalaan (ruangan suci). Tidak ada yang lain! Kandang penggembalaan = ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok. Disinilah ada jaminan kesucian.
      Sehebat apapun hamba TUHAN, tetapi kalau tidak berada dalam penggembalaan (beredar-edar), tidak akan bisa. Pohon ara di pinggir jalan, kering. Itu sebabnya harus berada di kandang.

      Apa yang disucikan? Yusuf biasa menggembalakan kambing, domba (biasa = tekun dalam tiga macam ibadah pokok; di kandang penggembalaan) mulai berusia tujuh belas tahun. YESUS berada di bait ALLAH, sejak Ia berusia dua belas tahun (dalam pengajaran). Jadi usia dua belas tahun sampai dengan tujuh belas tahun merupakan usia yang efektif untuk di gembalakan, sebab usia dua belas hingga usia tujuh belas tahun ini merupakan usia pancaroba, keinginan daging kuat-kuatnya => 'ingin tahu ini dan itu' Nanti temannya mengatakan kalau di telepon genggam ada ini itu, kemudian ingin tahu. Inilah yang harus dibendung, dimasukkan ke kandang penggembalaan. Kalau sudah di kandang enak, mau kesana menabrak kandang, kesana menabrak kandang lagi, sehingga tidak akan leluasa. Kalau tidak di dalam kandang, sudah sampai disitu, orang tua tidak tahu sampai sejauh mana. Inilah kekuatan daging pada saat usia dua belas hingga tujuh belas tahun yang sebaiknya di kandangkan. Memang secara jasmani kasihan, sudah sekolah dan sebagainya, saya merasa kasihan, tetapi harus. Daripada terhilang, di kandangkan saja (masuk ruangan suci, ketekunan dalam tiga macam ibadah).

      Dalam kandang penggembalaan, tubuh, jiwa, roh kita mengalami penyucian secara intensif sampai penyucian mulut. Yusuf tidak menutupi kejahatan saudaranya, padahal dia tahu kalau saudara-saudaranya itu membencinya. Biasanya, kalau kita sudah mengetahui ada orang lain yang membenci kita, maka kita akan bercerita yang baik-baik saja (cari muka).

      Tetapi mulut harus menyatakan:


      • Kebenaran (perkataan benar). Pengajaran yang benar harus dinyatakan. Jangan takut!
      • Jujur = ya katakan ya, tidak katakan tidak. Benar katakan benar, tidak benar katakan tidak benar. Kalau mencari muka, tidak dipakai oleh TUHAN. Kalau jujur, mungkin rugi secara daging (penderitaaan bertambah). Tidak apa-apa, asalkan kita disucikan.


      • Berani bersaksi tentang pengajaran yang benar.
      • Sampai satu waktu mulut tidak salah dalam perkataan, itulah kesempurnaan = sempurna seperti YESUS). Kesempurnaan diukur dari mulut (Yakobus 3:2).


    Akhirnya Yusuf dipercayakan jubah maha indah. Dalam Yohanes 19, dipercayakan jubah satu tenunan.
    Yohanes 19: 23, Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil pakaian-Nya lalu membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-tiap prajurit satu bagian--dan jubah-Nya juga mereka ambil. Jubah itu tidak berjahit, dari atas ke bawah hanya satu tenunan saja.

    Jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus = jubah satu tenunan, artinya mengarah pada pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna = Satu Tubuh Kristus (Efesus 4:11-12). Kita dipakai dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus (kesatuan Tubuh Kristus yang sempurna).

    Jubah tidak berjahit artinya tidak ada campur tangan manusia, murni dari TUHAN. Kalau sudah mulai disucikan, gembala tidak perlu berkata? 'kamu harus melayani' Tidak perlu! Jadi jangan sakit hati, kalau merasa tidak diperhatikan karena tidak disuruh melayani. Biarkan saja, biar TUHAN Yang menyuruh dan menetapkan jabatan pelayanan. Kalau kita sudah hidup suci, nanti TUHAN akan berikan beban di hati. Saudara terbeban apa? mungkin melihat kalau penerima tamu ini kurang sehingga ada beban distu. Nanti diangkat jabatan penerima tamu. Mungkin diberikan beban => 'musiknya kurang, saya bisa ini ...' Nanti diangkat jadi pemain musik. TUHAN sendiri yang memberikan (tidak berjahit). Jabatan itu murni dari TUHAN, tidak ada campur tangan manusia.

    Kejadian 37: 3, Israel lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain, sebab Yusuf itulah anaknya yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi dia.

    Jubah pelayanan = jubah maha indah, sehingga hidup kita indah. Tadi jubah pelayanan satu tenunan (tidak dijahit) dan kita dipakai dalam kegerakan pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna (kesatuan Tubuh Kristus yang sempurna). Kalau dalam rumah tangga sudah memakai jubah, maka rumah tangga akan menuju pada kesatuan. Mari pakai jubah! Mungkin dalam rumah tangga masih suami saja yang memakai jubah, doakan isterinya dan sebaliknya. Juga doakan anaknya, supaya masuk keutuhan atau kesatuan pembangunan Tubuh Kristus.

    Dulu saya takut, tidak mau menjadi gembala. Karena saya dulu memiliki pengalaman pernah tinggal di gereja, gembala saya dicaci maki, saya berkomitmen kepada TUHAN => 'Saya mau menjadi hamba TUHAN sepenuhnya, saya mau tinggalkan semuanya, tetapi tidak mau menjadi gembala, susah sekali'
    Gembala saya dulu berada di kamar (usianya agak tua) untuk menyiapkan Firman, tetapi dimarah-marahi (dicaci maki, dihina) orang. Saya tahu sendiri, karena beliau memanggil saya => 'bantu oom ya' Beliau tidak melawan, saya yang melawan => 'jangan begitu pak...' Sejak saat itu saya tidak mau menjadi gembala. Tetapi ini salah, sebab setiap jabatan bukan untuk membuat kita susah => 'nanti kuliahnya bagaimana, belajarnya bagaimana, berat ini ...' Tidak! Salah! Justru jubah itu membuat hidup kita menjadi indah pada waktunya, masa depan kita berhasil dan indah pada waktunya. Semoga kita dapat mengerti.

    Sudah dijelaskan ada dua pakaian. Kembali pada pakaian kesucian dan jubah pelayanan. Pakaian keselamatan ini dibagi menjadi empat bagian. Tinggal mau atau tidak mau! Harus cepat, jangan sampai diserobot orang lain. Tetapi sesudah selamat (baptisan air) dan diberkati, jangan lupa, masih ada jubah yang diundi. Ini agak sulit, sebab banyak pertimbangan. Mohon kemurahan TUHAN, supaya kita mendapatkan jubah (dipakai oleh TUHAN), supaya hidup kita menjadi indah dan juga rumah tangga kita menjadi satu kesatuan tubuh, dan mulai indah pada waktunya.


  3. Wahyu 19: 6-8,
    6. Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
    7. Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
    8. Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" (Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.)

    Pakaian ketiga: pakaian kemuliaan = pakaian Mempelai = pakaian putih berkilau-kilau (lenan halus). Lewat pakaian inilah kita dikembalikan ke Firdaus. Pakaian keselamatan (kebenaran), pakaian kesucian dan jubah, sampai pakaian kemuliaan. Semoga kita dapat mengerti.

    Darimana kita mendapatkan pakaian putih berkilau-kilau? Jika dicelup dalam darah, baru menjadi putih berkilau-kilau.
    Wahyu 7: 13, 14,
    13. Dan seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku: "Siapakah mereka yang memakai jubah putih itu dan dari manakah mereka datang?"
    14. Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.

    Ay 13 => 'Siapakah mereka yang memakai jubah putih itu' => jubah putih berkilau-kilau.
    Pakaian putih berkilau-kilau (pakaian Mempelai) di dapatkan lewat pakaian yang dicuci (dicelup) di dalam darah. Inilah percikan darah = sengsara daging bersama YESUS = sengsara daging tanpa dosa. Tadi sudah hidup benar seperti bayi yang baru lahir, kemudian diberikan pedang penyucian dan dipakai oleh TUHAN, terakhir harus menderita (sengsara daging bersama YESUS, sengsara daging tanpa dosa). Jangan kecewa dan berkata 'saya sudah hidup benar, hidup suci, digembalakan, mengapa sengsara? Dulu tidak sengsara' Banyak yang begitu, ini salah! Mungkin ada yang berkata => 'dulu sebelum ikut ketekunan dalam tiga macam ibadah, saya tidak begini, sekarang sengsara daging' Ini berarti kita sudah maju satu langkah, mau mencapai pakaian kemuliaan. Memang harus mengalami sengsara daging bersama dengan TUHAN.

    Saya sudah pernah sebutkan, bentuknya bermacam-macam: berpuasa, doa semalam suntuk ini harus kita lakukan untuk mendapatkan pakaian kemuliaan. Pakaian kebenaran di dapatkan lewat percaya, baptisan air, baptisan Roh Kudus. Kita sudah menerima, kita diberkati dan dipagari. Pakaian kesucian lewat tergembala; kita disucikan terus dan diberikan jubah pelayanan (bisa melayani TUHAN, menjadi satu sehingga hidup menjadi indah). Terakhir, semuanya harus mengalami Getsemani (percikan darah, jubah dicelup dalam darah). Mari ambil puasa, kalau tidak kuat satu hari, belajar puasa setengah hari. Jangan dihina, bisa puasa setengah hari saja, lumayan. Bisa puasa sampai jam 3 sore, boleh. Nanti kalau kuat tambah jamnya. Begitulah berpuasa. Juga ikut doa semalam suntuk dan doa malam. Sampai, kita mengalami fitnah (tidak salah disalahkan), digosipkan yang tidak baik. Sengsara karena melayani, sebab harus latihan koor terlebih dahulu dan sebagainya.

    Inilah bentuk-bentuk percikan darah:


    • sengsara daging bersama YESUS;
    • sengsara tanpa dosa;
    • jubah dicelup dalam darah.


    Jika kita sedang mengalami sengsara daging bersama YESUS (percikan darah), maka: kita sedang dikhususkan oleh TUHAN. Tidak semua mengalami. Tadi kita dipanggil dan diberkati, banyak orang Kristen yang bersaksi => 'Puji TUHAN, saya senang, selamat dan diberkati' Inilah banyak yang dipanggil. Sekarang, kami sekeluarga melayani dengan tekun dalam ibadah (digembalakan), ini sudah sedikit (banyak yang dipanggil, sedikit yang dipilih). Kita sedang mendapatkan kasih karunia TUHAN, yang lebih dari apapun di dunia.

    1 Petrus 2: 19, Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.

    Inilah kita menerima kasih karunia TUHAN yang besar, tidak terbatas, lebih dari apapun juga. Semoga kita dapat mengerti.

    Sengsara daging tanpa dosa (sengsara daging bersama YESUS), jika digambarkan itu seperti wanita hamil yang hendak melahirkan. Wanita yang baik, kalau hamil bukan karena dosa, tetapi karena berkat TUHAN (karunia TUHAN). Ada wanita yang tidak dapat hamil, juga merupakan karunia TUHAN. TUHAN lah yang mengerti. Wanita hamil semakin hari penderitaannya akan semakin bertambah. Hamil satu bulan, dua bulan, tiga bulan, bertambah terus, sampai sembilan bulan, mau melahirkan sudah tidak berdaya lagi. Begitulah sengsara daging bersama TUHAN, bertambah terus (meningkat terus), nanti sampai pada puncaknya yaitu mau melahirkan anak. Kalau sudah melahirkan, sudah senang (lupa penderitaannya). Itu sebabnya kita harus bertahan.

    Hati-hati justru saat-saat mau melahirkan (sudah tak berdaya lagi), ada yang kecewa, putus asa, tetapi ada juga yang menyembah kepada TUHAN.

    Jadi, ada dua kemungkinan saat dipuncak penderitaan:


    • Mencela TUHAN, menghujat TUHAN sampai menjadi putus asa dan merasa kecewa => 'percuma, aku sudah begini bertambah susah' Hati-hati, sebab ini dapat terhilang selamanya, telanjang selamanya.


    • Menyembah kepada TUHAN = hanya mengerang dan mengeluh kepada TUHAN seperti perempuan yang hendak melahirkan = berseru 'YESUS Haleluya' Kalau saya datang pada ibu yang akan melahirkan, pesan saya hanya satu yaitu jangan sebut yang lain, jangan marah-marah => 'ini gara-gara bapaknya' Jangan! Tetapi sebut 'YESUS, YESUS' Inilah mengeluh dan mengerang kepada TUHAN. Hanya ini saja yang dapat kita lakukan, ibu yang mau melahirkan tidak dapat berbuat apa-apa.


    Untuk apa kita mengeluh dan mengerang kepada TUHAN?


    • Untuk pembebasan tubuh = mau mengalami pembaharuan tubuh menjadi manusia rohani. Jadi, disaat-saat kita menghadapi percikan darah kita mengeluh dan mengerang kepada TUHAN; menyembah TUHAN => 'YESUS haleluya' untuk mengalami pembaharuan.

      Roma 8: 22, 23,
      22. Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin.
      23. Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita.

      Ay 23 => 'kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita' => dibebaskan dari daging.

      Kita mengeluh dan mengerang kepada TUHAN, supaya mengalami pembaharuan dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti YESUS. Ibu hamil yang mau melahirkan apa yang dibutuhkan? Kuat dan teguh hati. Jangan malah menyerah => 'aku sudah tidak bisa' Jangan! Tetapi harus kuat dan teguh hati.

      Kuat teguh hati artinya:


      • Tidak putus asa, tidak kecewa, tidak bangga, tetapi tetap berpegang pada Firman pengajaran yang benar,
      • Taat dengar-dengaran. Dokter atau bidannya mengajarkan kepada wanita yang akan melahirkan untuk mengambil nafas, dilepaskan, ikuti saja. Taati saja, tahu-tahu sudah melahirkan bayi. Inilah pembebasan tubuh.


      Kalau bisa taat, ada mujizat. Contohnya:


      • Abraham taat kepada TUHAN untuk menyembelih Ishak anaknya. Inilah mujizat terbesar.
      • Petrus taat kepada perintah TUHAN untuk menebarkan jalanya. Sudah siang hari banyak ditonton oleh nelayan lain dan juga berada dipinggir pantai, sehingga mereka dapat menganggap Petrus sudah stress, tetapi Petrus menebarkan jalanya. Kalau bisa taat (bisa kuat, sekalipun dihantam apapun dan mengucap syukur), itu mujizat terbesar. Semoga kita dapat mengerti.


    • Untuk menghadapi naga = pencobaan-pencobaan yang semakin berat sampai menghadapi antikris. Kita hanya dapat mengeluh dan mengerang, tidak dapat berbuat yang lainnya, hanya sebut 'YESUS Haleluya' untuk berubah (mujizat terbesar), untuk melawan naga (pencobaan yang mustahil sampai antikris). Mujizat jasmani juga terjadi, TUHAN akan menolong kita dan juga TUHAN akan menyelesaikan masalah kita.

      Wahyu 12: 1-3,
      1. Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.
      2. Ia sedang mengandung dan dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan ia berteriak kesakitan.
      3. Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota.

      Ay 2 => sudah tidak berdaya lagi, dan menghadapi apa? Ayat 3.
      Ay 3 => 'Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor naga merah padam' => menghadapi naga merah = setan dengan pencobaan-pencobaan yang mustahil sampai antikris. Kita tidak dapat berbuat apa-apa selain hanya mengeluh dan mengerang kepada TUHAN.

      Jangankan perempuan yang mau melahirkan, perempuan yang sehat pun (mungkin ikut bela diri) tidak akan sanggup menghadapi naga. Ada seorang ibu yang akan melahirkan dan kondisinya yang sangat tidak berdaya (sangat lemah), saya hendak mendoakannya dengan menumpangkan tangan saja, suaminya mengatakan => 'tidak perlu pak Wi, doakan saja' Ibu ini tidak kuat, ditumpangi saja sudah merasa terganggu. Ada yang sampai seperti ini, akhirnya saya berdoa saja, agak jauh. Tetapi kalau kita mengeluh dan mengerang kepada TUHAN, maka kuasa TUHAN, kemurahan dan kebaikan TUHAN bekerja untuk menyelesaikan segala masalah dan melindungi serta memelihara kita pada zaman antikris. Dengan dua sayap burung nasar kita diterbangkan ke padang gurung dan dipelihara dan dilindungi oleh TUHAN selama tiga setengah tahun.

Kita hanya mengeluh dan mengerang saja. Jika TUHAN datang kembali terjadi mujizat terakhir, yaitu kita diubahkan menjadi sama mulia, sempurna seperti Dia untuk layak menyambut kedatangan YESUS ke dua kali di awan-awan yang permai. Kita masuk perjamuan kawin Anak Domba, sesudah itu masuk kerajaan seribu tahun damai (kita kembali ke Firdaus), sampai masuk Yerusalem Baru.

Inilah kerinduan TUHAN. TUHAN tidak rela kalau manusia (apalagi gereja TUHAN) hanya menjadi seperti anjing babi, terkutuk dan binasa. TUHAN mau mengembalikan manusia yang telanjang, sehingga mendapatkan lagi pakaian keselamatan, pakaian kesucian dan jubah jabatan pelayanan sampai pakaian kemuliaan. Sekalipun kita harus mengalami percikan darah, sengsara yang meningkat. Jangan heran! Kalau sengsara sudah meningkat, ingat! Kita seperti perempuan yang hendak melahirkan, tetapi satu waktu dititik tertentu, semuanya akan bebas.

Tadi seperti ibu yang hendak melahirkan. Ada satu contoh lagi, yaitu penjahat yang disalibkan disebelah YESUS. Dia memang penjahat, najis, gagal dan hancur, ini sengsara yang konyol (sengsara karena salahnya sendiri, tetapi dititik akhir penderitaannya (akhir puncak penderitaannya), penjahat yang satu mencela YESUS => 'Juruselamat, selamatkan diri-Mu dan kami' tetapi penjahat satunya lagi: mengeluh dan mengerang (menyembah TUHAN) => 'Dia tidak bersalah, kita yang salah' Ini sama dengan minta ampun kepada TUHAN => 'saya memang sengsara karena dosa-dosa saya' Maaf saya tidak menghakimi, mungkin sekarang ini ada yang sengsara karena salah kita sendiri. Mungkin boros, dan juga memiliki hutang di sini sana yang banyak = inilah sengsara karena salahnya sendiri. Tetapi saat ini masih ada jalan (seperti salah satu penjahat yang disallibkan disebelah YESUS), yaitu mengeluh dan mengerang kepada TUHAN = minta ampun kepada TUHAN => 'ampunilah TUHAN, saya mau bertobat, berikan saya kesempatan untuk kembali kepada-Mu'. Dan berseru => 'YESUS ingatlah aku, kalau Engkau datang kembali ke dua kali (kalau Engkau datang kembali sebagai Raja) ' Sama dengan menyembah Dia sebagai Raja, maka saat itu juga TUHAN berkata => 'hari ini juga engkau berada di Firdaus' Hari ini juga kita kembali ke Firdaus. Penjahat saja bisa kembali ke Firdaus, masa hamba TUHAN, pelayan TUHAN tidak bisa? pasti bisa kembali ke Firdaus, asalkan kita mengeluh dan mengerang di puncak penderitaan (seperti penjahat ini mengaku dosa dan menyembah TUHAN).

Serahkanlah semuanya kepada TUHAN, maka kuasa TUHAN, kemurahan kebaikan TUHAN mampu memindahkan kita dari suasana kutukan, kegagalan (penjahat ini gagal, terkutuk, banyak air mata, dipermalukan) kepada suasana Firdaus. Saat TUHAN datang kembali, kita benar-benar masuk dalam Firdaus.

TUHAN memberkati kita semuanya.1



Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Raya Malang, 18 Juli 2021 (Minggu Pagi)
    ... sebab itu Yesus harus mati di kayu salib dan bangkit pada hari ketiga sehingga mengalami kemuliaan kekal di Sorga. Lazarus juga diizinkan Tuhan untuk sakit dan mati bahkan sudah sempat mengirim kabar pada Yesus artinya sakit dan sudah berdoa . Maksud Tuhan adalah untuk memberikan kuasa kebangkitan yang lebih tinggi ...
  • Ibadah Retreat Family III Malang, 05 Maret 2011 (Sabtu Pagi)
    ... kita bersukacita dan bersorak-sorai dan memuliakan Dia Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba dan pengantin-Nya telah siap sedia. Pada jubah Tuhan tertulis nama Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan. Raja segala raja dan Tuan segala tuan Mempelai Pria Sorga. Jadi jubah Tuhan firman pengajaran mempelai. Di ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 02 Agustus 2017 (Rabu Sore)
    ... sampai dicela. Sikap yang negatif adalah membuat sia-sia kasih karunia Allah. Sikap yang benar adalah jangan menyia-nyiakan kasih karunia Tuhan. Praktik menyia-nyiakan kasih karunia--sudah menerima tetapi disia-siakan--yaitu menjadi batu sandungan ayat 'Dalam hal apapun kami tidak memberi sebab orang tersandung' . Kalau tidak menyia-nyiakan kasih karunia tidak akan jadi batu sandungan. Kalau menyia-nyiakan ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 26 Agustus 2012 (Minggu Sore)
    ... Dia lalu mengatakan kepada rakyat Ia telah bangkit dari antara orang mati sehingga penyesatan yang terakhir akan lebih buruk akibatnya dari pada yang pertama. . Kata Pilatus kepada mereka Ini penjaga-penjaga bagimu pergi dan jagalah kubur itu sebaik-baiknya. . Maka pergilah mereka dan dengan bantuan penjaga-penjaga itu mereka memeterai kubur ...
  • Ibadah Jumat Agung Malang, 30 Maret 2018 (Jumat Pagi)
    ... manusia setiap anak sulung di antara anak-anakmu lelaki haruslah kautebus. Hal itu harus menjadi tanda pada tanganmu dan menjadi lambang di dahimu sebab dengan kekuatan tangan-Nya TUHAN membawa kita keluar dari Mesir. Sebenarnya Yesus mencucurkan darah dan mati di kayu salib hanya untuk menebus bangsa Israel tetapi karena sebagian bangsa ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 24 Maret 2011 (Kamis Sore)
    ... Pembasuhan -- gt baptisan air. Kolose - Dalam Dia kamu telah disunat bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia tetapi dengan sunat Kristus yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 06 April 2014 (Minggu Sore)
    ... keselamatanmu--di dalam Dia kamu juga ketika kamu percaya dimeteraikan dengan Roh Kudus yang dijanjikan-Nya itu. Firman penginjilan injil yang memberitakan tentang kedatangan Yesus pertama kali di dunia untuk mati dikayu salib dan menyelamatkan manusia berdosa. Aktifitas injil keselamatan MEMANGGIL orang-orang berdosa supaya percaya kepada Yesus dan diselamatkan dari gelap menuju terang ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 20 April 2019 (Sabtu Sore)
    ... di dalam laut dan ia akan taat kepadamu. Di sini biji sesawi menunjuk pada iman. Jadi kerajaan sorga adalah perkembangan iman. Sesudah percaya Yesus mengapa harus mengalami pertumbuhan iman Karena pohon sesawi menjadi tempatnya burung bersarang. Lukas . Ia seumpama biji sesawi yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya biji itu tumbuh dan ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 01 November 2017 (Rabu Sore)
    ... sudah 'dunia orang mati' kuburan. Yang kedua seperti lintah yaitu egois-- Untukku dan Untukku -- mencari kepentingan diri sendiri sekalipun merugikan orang lain--lintah itu menghisap darah lintahnya kenyang tetapi yang dihisap hampir mati. Tidak pernah puas haus kering rohani seperti keadaan bangsa Israel di Rafidim. Waktu itu Israel berjalan dari Mesir melalui ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 16 Juni 2013 (Minggu Sore)
    ... pada Tuhan rohani kita tidak akan pernah merosot. ay. - dibawah gunung suasana dunia. Dibawah gunung lebih banyak murid-murid tetapi tidak bisa menyembuhkan penyakit ayan. Inilah gambaran dari hamba Tuhan anak Tuhan yang terpisah dari Tuhan sehingga ibadahnya bersuasana dunia dan kering rohaninya bahkan banyak masalah air mata sampai menderita penyakit ayan ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.