Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Bersamaan dengan penataran imam dan calon imam I

Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia dan bahagia dari TUHAN senantiasa dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.

Kita berada pada Wahyu 2-3 (diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 27 Juli 2014).

Kita mempelajari kitab Wahyu 3: 14-22--tentang sidang jemaat di LAODIKIA. Ini adalah jemaat bangsa kafir yang terakhir--jemaat ketujuh--dalam kitab Wahyu yang menunjukkan keadaan gereja TUHAN akhir zaman (diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 14 Juni 2015).

Wahyu 3: 16-19
3:16. Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.
3:17. Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, butadan telanjang,
3:18. maka Aku
menasihatkanengkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat.
3:19. Barangsiapa Kukasihi, ia
Kutegordan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!

KEADAAN ROHANIjemaat di Laodikia adalah SUAM-SUAM KUKU= tidak dingin, tidak panas = tidak mati, tidak bangkit.

Praktik suam-suam kuku: ayat 17= 'Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa'= hanya mengutamakan, membanggakan dan menggembar-gemborkan perkara jasmani/berkat jasmani, sampai mengabaikan Firman TUHAN; tidak butuh pribadi TUHAN/firman di dalam ibadah (di ayat 20, TUHAN ada di luar dan mengetok pintu)--puas dengan perkara jasmani--, sehingga keadaan rohaninya melarat, malang, miskin, buta dan telanjang; antara yang jasmani dan rohani tidak seimbang. Sering kali mulai dari gembala-gembala mengabaikan yang rohani dan firman dianggap sebagai suatu yang tidak penting lagi.

Akibatnya: terpuruk; dimuntahkan oleh TUHAN; tidak berguna di hadapan TUHAN, jijik, najis, terkutuk, terpisah dari TUHAN, sampai binasa selama-lamannya. Inilah gambaran keadaan gereja TUHAN akhir zaman, yaitu hanya seperti muntah. Mungkin kelihatannya luar biasa, diberkati secara jasmani, tetapi sebenarnya tidak berguna, jijik, najis dan terpisah dari TUHAN untuk selamanya.

Oleh sebab itu, di ayat 18-19, TUHAN menegordan menasihatidengan firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua, supaya jemaat Laodikia--kita semua--membeli harta/kekayaan Sorga dari Sorga. Ini ada perhatian kepada perkara rohani!
Jika tegoran dan nasihat lewat pedang firman diabaikan, maka TUHAN menghajaratau mencambuk jemaat Laodikia--kita semua--supaya membeli harta/kekayaan Sorga. Ini yang penting hari-hari ini! Kita mulai fokus pada perkara rohani. Jangan sampai jasmaninya saja yang kelihatan hebat. Kita harus memperhatikan perkara rohani lebih dari perkara jasmani.

Ada 3 kekayaan Sorga yang harus dibeli--dimiliki--oleh jemaat Laodikia--sekarang kita semua:

  1. emas yang dimurnikan dalam api (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 12 Juli 2015sampai Ibadah Doa Surabaya, 15 Juli 2015). Ini menunjuk pada iman yang murni; iman yang permanen; iman yang teruji; iman yang sempurna.

  2. Pakaian putih untuk menutupi ketelanjangan (diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 19 Juli 2015); menunjuk pada pakaian kemurahan dan kepercayaan TUHAN.

  3. Minyak untuk melumas mata.

Malam ini kita masih mempelajari kekayaan Sorga yang kedua yaitu PAKAIAN PUTIH, 'supaya jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan.'

Dalam Roma 3: 23-25, sejak Adam dan Hawa berbuat dosa dan telanjang di Taman Eden--mereka diusir ke dunia--, maka semua manusia sudah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah--telanjang dan harus binasa untuk selama-lamanya.

Roma 3: 23-25
3:23. Karena semua orang telah berbuat dosadan telah kehilangan kemuliaan Allah,
3:24. dan oleh kasih karunia telah
dibenarkandengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.
3:25. Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.

Segala sesuatu yang hebat di dalam dunia--kekayaan, kepandaian, kedudukan dan sebagainya--tidak bisa menyelesaikan dosa. Bahkan rohaniawan termasuk rasul dan nabi tidak bisa menolong, sebab semua manusia sudah berbuat dosa.

Jalan keluarnya(ayat 24-25): Yesus harus datang--lahir--ke dunia sebagai satu-satunya manusia yang tidak berdosa dan harus mati di kayu salib untuk menjadi korban pendamaian--mengampuni dosa-dosa manusia dan memperdamaikan manusia berdosa; karena dari dunia tidak ada yang bisa menolong, maka manusia berdosa ditolong dari Sorga; Yesus adalah satu-satunya Juruselamat dan jangan ragu-ragu!

Jadi, manusia berdosa diperdamaikan, diampuni, dibenarkan dan ditutupi ketelanjangannya--dosa-dosanya--oleh darah Yesus. Hanya ini satu-satunya jalan!
Hasil pendamaian oleh darah Yesus:

  • kita bisa hidup dalam kebenaran,
  • ada damai sejahtera. Kalau ada dosa dipertahankan, kehidupan itu akan selalu tertuduh--tidak bisa tenang--; hati nuraninya tertuduh dan setan juga menuduh.

Kalau ada kebenaran, pasti ada damai sejahtera--mengalami SABAT.
Yesaya 32: 17
32:17. Di mana ada kebenarandi situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya.

Kalau sudah hidup benar dan mengalami damai sejahtera, baru bisa dipercaya pakaian putih.

2 Korintus 5: 18-19
5:18. Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikankita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaianitu kepada kami.
5:19. Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.

Ayat 18: kita diperdamaikan dulu, baru dipercaya pelayanan pendamaian--mendapat pakaian putih.
Manusia berdosa yang sudah diperdamaikan oleh darah Yesus, hasilnya adalah hidup dalam kebenaran dan hidup dalam damai sejahtera; sama dengan mengalami sabat.

Jadi, pakaian putih merupakan pakaian kemurahan dan kepercayaan TUHAN.
Kita sudah mendengar, pakaian putih adalah

  1. pakaian penggembalaan(diterangkan mulai dari Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 20 Juli 2015sampai Ibadah Raya Surabaya, 26 Juli 2015). Menjadi domba yang tergembala, itu hanya kemurahan dan kepercayaan TUHAN; sebab banyak yang tidak mau tergembala. Sudah ditetapkan menjadi gembala, tidak mau menjadi gembala, karena memang banyak kesulitannya secara daging. Sidang jemaat sudah ditetapkan menjadi domba-domba, tidak mau tergembala.

    TUHAN selalu mengatakan: bangsa Israel adalah bangsa yang sesat--tidak mau digembalakan. Jadi pakaian putih merupakan pakaian kemurahan dan kepercayaan TUHAN; pakaian penggembalaan.

  2. Kemudian, pakaian putih juga berarti pakaian pelayanan(diterangkan pada Ibadah Doa Surabaya, 05 Agustus 2015).
    Jadi, kalau kita bangsa kafir bisa melayani TUHAN, itu adalah kemurahaan dan kepercayaan TUHAN.

    Sebenarnya mulai sekarang sudah dihitung penataran calon imam dan imam-imam. Termasuk kami sebagai imam-imam juga tetap ditatar, supaya ditingkatkan terus. Yang belum menjadi imam-imam, supaya bisa memenuhi syarat. Ini bukan dipersulit, bahkan dipermudah. Jadi satu tahun bisa diadakan tiga kali sampai empat kali penataran calon imam dan imam-imam. Kalau dulu, saya mau menjadi imam-imam harus menunggu selama satu tahun. Sekarang kita diberikan kebebasan, tetapi harus memenuhi syarat. Kalau mau menjadi pegawai negeri atau swasta saja harus memenuhi syarat, apalagi menjadi pelayan kerajaan surga.

    Kehidupan yang hidup dalam kebenaran dan hidup dalam damai sejahtera--kehidupan yang sudah mengalami sabat--, maka ia dipercaya pelayanan pendamaian; diberikan pakaian putih, yaitu pakaian kemurahan dan kepercayaan TUHAN--pakaian pelayanan. Terserah jabatan apa saja yang TUHAN karuniakan kepada kita. Nanti akan ada semacam beban di dalam hati untuk melayani di bidang mana dan TUHAN lah yang akan membuka semua jalannya.

Di dalam perjanjian lama--hukum Taurat--, kerja dulu baru sabat--hari ketujuh. Tetapi di perjanjian baru, sabat dulu, baru bekerja/melayani. Ini jangan dibalik!
Kalau kita sendiri tidak merasa damai--ada emosi, ambisi--, mau melayani apa? Tidak bisa!

"Seperti saya. Kalau ada keinginan uang, maka sedikit-sedikit khotbahnya tentang uang."

Ini yang ditekankan malam ini. Diperdamaikan dulu--kita hidup benar dan dalam damai sejahtera--, baru kita mengalami sabat, setelah itu kita bisa dipercaya pakaian pelayanan.
Jadi, titik sentral melayani TUHAN adalah MENGALAMI SABAT TERLEBIH DAHULU.
Contoh: kalau di dalam hati ada dendam, maka tidak akan bisa melayani; mau menyanyi, berdoa tidak akan bisa.

Damai dan kebenaran tidak bisa dipisahkan. Kalau ada orang berbuat dosa, tetapi hatinya damai, berarti hati nuraninya rusak/mati. Orang semacam ini tidak bisa ditolong. Kalau dari TUHAN, maka hidup benar dulu, baru ada hati damai.
Kalau dulu, sabat artinya hari ketujuh; tetapi sekarang artinya berada dalam keadaan damai sejahtera.

Ada 3 macam sabat:

  1. sabat kecil= kepenuhan Roh Kudus= urapan Roh Kudus.
    Matius 11: 28-30
    11:28. Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaankepadamu.
    11:29. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat
    ketenangan.
    11:30. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."

    'kelegaan, ketenangan'= sabat.
    Di sini jelas. Datang dulu kepada Yesus, kemudian mendapatkan kelegaan, setelah itu baru bisa memikul kuk--baru bisa melayani TUHAN.

    Yang menyebabkan manusia--terutama anak-anak TUHAN/hamba TUHAN--letih lesu dan berbeban beratadalah dosa-dosa sampai puncaknya dosa--dosa makan-minum dan kawin-mengawinkan (dosa percabulan).

    Letih lesu dan berbeban berat= dalam penderitaan, kesusahan, air mata.
    Penyebab lebih lesu dan berbeban berat, bukanlah saat tidak ada beras. Buktinya saat berpuasa--tidak makan dan minum--, kita malah bahagia. Biar dia kaya atau miskin, tetapi kalau ada dosa-dosa sampai puncaknya dosa, itulah yang membuat letih lesu, berbeban berat. Seharusnya, ini sudah cukup untuk membuat manusia bertobat.

    Jika keras hati--mempertahankan dosa-dosa sampai puncaknya dosa, bahkan enjoy dalam dosa--tidak merasakan apa-apa lagi--, berarti sudah menuju kebinasaan selama-lamanya. Ini yang bahaya dan sudah tidak bisa tertolong lagi.
    Waktu berbuat dosa sampai puncaknya dosa, sudah letih lesu dan berbeban berat. Tetapi kalau keras hati, hati nuraninya sudah mati dan akan binasa selama-lamanya.

    Kalau ada keinginan untuk lepas dari dosa, berarti hati nuraninya masih baik dan masih bisa ditolong. Tetapi, panjang sabar TUHAN ada batasnya. Kalau tetap berbuat dosa--sekalipun ingin lepas dari dosa; hanya merindu saja--, satu waktu panjang sabar TUHAN akan habis dan tidak bisa tertolong lagi--menuju kebinasaan.

    Yang keras hati--saat ditegor malah memarahi dan menyalahkan orang lain--ini tinggal menunggu kebinasaan saja. Yang hanya merindu lepas dari dosa, tetapi terus mempertahankan dosa, satu waktu sudah tidak ada waktu lagi.

    Hari-hari ini, kita harus sungguh-sungguh. Yesus harus datang ke dunia dan mati di kayu salib untuk menyelesaikan dosa manusia; inilah usaha dan kerinduan TUHAN yang sungguh-sungguh supaya manusia tidak binasa. Sebab itu harus diimbangi, kita juga harus sungguh-sungguh!Jangan pertahankan dosa, apalagi enjoy di dalam dosa!

    Supaya mengalami sabat, TUHAN katakan: ‘belajarlah kepada-Ku’; kita belajar pada Yesus di kayu salib, yaitu belajar rendah hati dan lemah lembut(‘karena Aku lemah lembut dan rendah hati’).

    Rendah hati= kemampuan untuk mengaku dosa--kayu salib--kepada TUHAN dan sesama. Jika diampuni, jangan berbuat dosa lagi. Kalau Yesus, Ia rendah hati untuk mengakui dosa-dosa kita--sekalipun Ia tidak berbuat dosa. Betapa sombongnya, kalau kita berbuat dosa, tetapi tidak mau mengaku. Jika kita berbuat dosa, tidak mau mengaku dosa, malah menyalahkan orang lain, bahkan menyalahkan TUHAN, sudah sama seperti setan dan binasa selamanya.

    Lemah lembut= salah satu ucapan Yesus saat mau menyerahkan nyawa-Nya: ‘Bapa, ampunilah mereka; mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat’. Jadi, lemah lembut adalah kemampuan untuk mengampunidosa orang lain dan melupakannya.

    Ini semua dimulai dari dalam rumah tangga--antara suami isteri. Yang salah, mengaku dan tidak berbuat dosa lagi. Yang benar, mengampuni dan melupakan. Ini rahasia, supaya hidup dan nikah kita tidak letih lesu dan berbeban berat.

    Jika sudah ada kekayaan, tetapi susah terus, ini karena ada dosa dan harus diselesaikan. Dosa sudah mempengaruhi semuanya, artinya ada uang atau tidak ada uang, jika ada dosa, kita akan tetap susah.

    Kalau saling mengaku dan mengampuni, maka dosa diselesaikan oleh darah Yesus--kita mengalami urapan dan kepenuhan Roh Kudus, sehingga hati menjadi damai sejahtera; semua menjadi enak dan ringan; pelayanan dan nikah menjadi enak dan ringan. Dan kita tidak akan meninggalkannya.

    Kalau melayani dalam nikah dan pekerjaan TUHAN dengan hati emosi, ambisi, dendam, iri, maka seperti Petrus, hamba TUHAN yang hebat. Petrus mengayunkan pedangnya saat Yesus ditangkap, sehingga ia merugikan orang lain dan akhirnya Petrus menyangkal TUHAN.

    Sebab itu, hati kita harus damai lebih dulu--sabat dulu--, baru melayani. Kalau hati belum damai, tetapi melayani, maka kita akan merugikan orang lain--tidak menjadi berkat--dan menjadi sandungan bagi orang lain. Ditambah lagi, Petrus menyangkal TUHAN--menyangkal pelayanan. Berat sekali kalau hati tidak damai!

    Begitu juga di dalam nikah; kalau tidak ada damai, berat sekali dan pasti terjadi sesuatu yang merugikan--pertengkaran, perselingkuhan, dan kawin-cerai.

    Malam ini, biarlah kita belajar pada Yesus, supaya hati kita dipenuhi Roh Kudus, sehingga semua menjadi enak dan ringan. Kalau enak dan ringan, semua semakin terangkat. Tetapi, kalau letih lesu, akan semakin tenggelam sampai saat TUHAN datang semakin tenggelam; hidup pribadi, nikah, dan masa depan hancur semuanya.

    Petrus hamba TUHAN yang hebat tetapi masih bisa gagal. Setelah diteropong, ternyata hatinya tidak damai, sehingga ia menyangkal TUHAN dan meninggalkan pelayanan. Untunglah dia masih tertolong. Kalau Petrus bisa seperti itu, apalagi kita. Inilah sasaran TUHAN malam ini pada sabat kecil, yaitu HATI DAMAI.

  2. sabat besar= kerajaan 1000 Tahun Damai; Firdaus yang akan datang (Wahyu 20).

    Kalau mau masuk dalam sabat besar, sekarang kita harus mengalami sabat kecil lebih dulu.

    Wahyu 20: 6 => kerajaan 1000 Tahun Damai
    20:6. Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka, tetapi mereka akan menjadi imam-imamAllah dan Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai rajabersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya.

    Penghunikerajaan 1000 Tahun Damai adalah imam-imam dan raja-raja.
    Jadi jelas. Supaya bisa masuk kerajaan 1000 Tahun Damai, kita mutlakharus menjadi imam-imam dan raja-raja. Tidak bisa tidak!
    Yang sudah menjadi imam dan raja, bertahan dan jangan mundur. Yang belum, berdoa, siapa tahu kali ini TUHAN memberikan jabatan pelayanan.

    Dulu manusia adalah penghuni Firdaus, tetapi karena berbuat dosa, manusia diusir ke dunia--menjadi penghuni dunia yang susah. Sekarang kita mau ditingkatkan untuk kembali ke Firdaus.

    Imam adalah:

    • seorang yang suci. Ini adalah syaratmelayani, yaitu suci (bukan S1, S2, S3, tamat atau tidak tamat SD).

      Ini banyak yang keliru. Kalau lulusan S1, S2, S3 nanti bisa khotbah dimana-mana, ini belum tentu. Syaratnya adalah “S”--suci.

    • seorang yang memegang jabatan pelayanan dari TUHAN--dipercaya pakaian putih,
    • seorang yang beribadah dan melayani TUHAN sesuai jabatan pelayanan yang dipercayakan oleh TUHAN--pakaian putih harus dipakai terus. Kalau saat gembala memberi makan dan kita tidak hadir karena alasan yang tidak bisa dipertanggung jawabkan, maka itu sama dengan melepas pakaian putih; sama seperti Esau yang berburu dan melepas jubahnya. Dan terakhir kali, jubahnya sudah dipakai Yakub, ia kehilangan segala-galanya.

      "Sebagai gembala, pemain musik tidak bisa seenaknya. Sebab itu, kita ada daftar hadir. Kalau memang sudah tidak bisa lagi--karena sakit--, kita bisa apa. Om Pong marah kalau saya tidak bisa mengajar. Satu waktu, saya benar-benar sakit gigi dan saya lapor om Pong. Beliau tidak marah. Harus bisa dipertanggung jawabkan kalau kita tidak hadir, terutama kami gembala-gembala. Kita sungguh-sungguh!"

    Tabiatimam adalah taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara lagi; berasal dari tabiat Yesus Imam Besar. Yesus menjadi hamba yang taat sampai mati di kayu salib.

    Filipi 2: 7-8
    2:7. melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
    2:8. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan
    taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

    ‘hamba
    ’= manusia.
    Tabiat Yesus sebagai hamba adalah taat sampai mati di kayu salib. Tabiat kita sebagai imam--hamba--adalah taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara lagi.

    Ketaatan inilah yang dibutuhkan dari seorang hamba; seperti Abaraham taat untuk menyembelih anaknya.
    Ini yang menentukan keberhasilan kita, bahkan keberhasilan sampai masuk Sorga. Bukan kepandain, kemiskinan, kebodohan yang menentukan keberhasilan, melainkan ketaatan.

    Matius 7: 21-23
    7:21. Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
    7:22. Pada hari terakhir
    banyakorang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
    7:23. Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu!
    Enyahlahdari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

    Keberhasilan tertinggi adalah sampai masuk ke Sorga. Kalau bekerja di dunia--menjadi pegawai--itu persoalan otak. Tetapi kalau melayani TUHAN itu persoalan hati--hati damai dan hati taat.

    Jadi, sabat besar adalah persoalan HATI TAAT. Kalau taat, pasti berhasil; pintu-pintu di dunia terbuka, pintu Firdaus terbuka, sampai pintu Sorga terbuka. Kalau tidak taat, pasti gagal.

    Ayat 22= ‘Pada hari terakhir’ = jemaat terakhir = menjelang kedatangan TUHAN.
    bukankah kami bernubuat demi nama-Mu’ = menyampaikan firman.
    Waktu Adam dan Hawa tidak taat--memakan buah yang dilarang oleh TUHAN--, mereka diusir dari Firdaus menuju ke bumi (‘Enyahlah’). Sekarang manusia berada di bumi, kalau manusia taat, maka akan kembali ke Firadaus. Kalau tidak taat, manusia akan diusir lagi ke neraka (‘Enyahlah’).

    Yohanes 21: 3, 7
    21:3. Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa.
    21:7. Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: "Itu Tuhan." Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab
    ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau.

    Kalau tidak taat, kita tidak akan berhasil. Kita ambil contoh lagi dari Petrus, hamba TUHAN yang hebat, supaya kita bisa berkaca. Kalau hamba TUHAN yang hebat bisa emosi dan tidak taat, siapa kita? Sebab itu, jaga supaya hati tetap damai dan taat.

    Aku pergi menangkap ikan’ = Petrus tidak taat, karena TUHAN katakan: ‘Kamu menjadi penjala manusia.

    'Kami pergi juga dengan engkau'= hati-hati! Kalau tidak taat, banyak yang ikut. Kalau ketaatan, sulit untuk diikuti. Yesus taat sampai mati di kayu salib, susah untuk diikuti.

    Kalau imam-imam tidak taat seperti Petrus, akibatnya: gagal total (‘mereka tidak menangkap apa-apa’) dan telanjang (‘ia tidak berpakaian’); pembuat kejahatan; semakin melayani, semakin berbuat kejahatan di hadapan TUHAN. Kehidupan semacam ini akan diusir oleh TUHAN ke neraka dan binasa untuk selama-lamanya.

    Tetapi, puji syukur, TUHAN datang dengan firman yang keras. Ini gunanya. Setiap imam harus menerima firman pengajaran benar yang lebih tajam dari pedang bermata dua; setiap imam harus pegang pedang.

    Yesus datang siang hari dan TUHAN katakan: ‘Tebarkan jalamu(firman yang keras)--waktunya tidak tepat dan tempatnya tidak tepat, karena tempatnya di pinggir pantai. Mereka semalam-malaman tidak menangkap apa-apa di laut yang dalam--waktu dan tempatnya sudah tepat. Tetapi TUHAN masih memberi kesempatan.

    Kalau kita juga mengalami kegagalan, ketelanjangan, dan pintu yang tertutup, periksa, apakah kita melayani TUHAN atau pembuat kejahatan. Kalau pembuat kejahatan, maka pintu akan tertutup. Kembali pada ketaatan dan terima pedang firman!

    Untunglah Petrus taat untuk menebarkan jalanya. Seharusnya Petrus marah. Sudah gagal, malah ditanya: adakah lauk pauk? Tetapi ia melembut; ia jujur mengaku: tidak ada.
    Malam ini, mari kita melembut. Kalau kita mengalami letih lesu, beban berat, kegagalan dan telanjang, periksa diri sendiri! Kalau hati tidak damai--ada iri, emosi, dendam, kepahitan--, selesaikan! Kalau gagal, telanjang, dan pintu tertutup, berarti masih ada sesuatu yang tidak taat. Selesaikan malam ini!

    Petrus menebarkan jalanya; taat sampai daging tidak bersuara dan hasilnyaia menangkap 153 ekor ikan. Artinya:


    • Dulu Musa naik ke gunung Sinai dan ia melihat kerajaan Sorga. Lalu TUHAN perintahkan Musa untuk membuat kerajaan Sorga di bumi, itulah Tabernakel atau kemah suci secara jasmani (Keluaran 25). Angka 153--100+50+3--ini menunjuk angka Tabernakel--kerajaan Sorga:

      • 100= panjang Tabernakel,
      • 50= lebar Tabernakel,
      • 3= 3 ruangan, yaitu halaman, ruangan suci dan ruangan maha suci.

      Angka 153 menunjuk pada Tabernakel atau Bait Allah yang jasmani, sekarang menunjuk Bait Allah yang rohani, yaitu tubuh Kristus. Jadi, menangkap 153 ekor artinya, kalau kita taat, maka kita dipakai dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna--mempelai wanita surga. Banyak yang butuh hari-hari ini.

      "Tadi seorang yang ke Medan bersaksi, ia berjalan jauh untuk bisa mendengar firman pengajaran. Jadi sekarang dibutuhkan jala pengajaran. Kalau jala penginjilan bisa koyak, tetapi jala pengajaran tidak akan koyak lagi."
      Firman penginjilan penting. Waktu pertama kali Petrus bertemu dengan Yesus, Petrus sedang menebarkan jala untuk menangkap ikan tetapi gagal. Setelah diperintahkan Yesus untuk menebarkan jalanya, ia menangkap ikan, tetapi jalanya mulai koyak. Itulah penginjilan dan harus ditingkatkan pada pengajaran. Di sinilah dibutuhkan kegerakan pelayanan pembangunan tubuh Kristus lewat firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua--kabar mempelai.

      Kita semuanya dipakai oleh TUHAN, tidak semuanya khotbah; ada yang bernyanyi, bermain musik, komputer, dan sebagainya.

    • 153= 1+5+3= 9= kasih karunia. Jika taat, kita hidup dalam kasih karunia TUHAN:

      • Tangan kasih karunia TUHAN sanggup memelihara kitasampai berkelimpahan--seperti 5 roti dan 2 ikan untuk 5000 orang, masih sisa 12 keranjang. Kita tidak bergantung kepada roti; gaji,perusahaan, jumlah jemaat, tetapi bergantung pada tangan kasih karunia TUHAN.
        Berkelimpahan bukan diukur dengan berapa juta, tetapi kita selalu bisa mengucap syukur kepada TUHAN.

      • Tangan kasih karunia TUHAN sanggup membuat kita berhasil dan indah pada waktunya, sampai keberhasilan tertinggi, kita masuk kerajaan 1000 Tahun Damai, bahkan sampai masuk kerajaan Sorga yang kekal.

  3. sabat kekal= Yerusalem baru; kerajaan Sorga yang kekal.
    Syaratuntuk masuk sabat kekal: harus mengalami pembaharuan dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus.

    Wahyu 21: 1 => Yerusalem baru
    21:1. Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan lautpun tidak ada lagi.

    Pembaharuanuntuk masuk Yerusalem baru ditandai dengan ‘tidak ada lagi yang lama’; tidak ada laut.

    Laut menunjuk pada:

    • hati yang bimbang.
      Yakobus 1: 6-8
      1:6. Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbangsama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin.
      1:7. Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan.
      1:8. Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.

      Kita dibaharui, supaya tidak ada lagi hati bimbang:

      • Bimbang terhadap pribadi TUHAN--pengajaran. Kalau bimbang pada pengajaran, berarti duduk di jendela seperti Eutikhus yang jatuh dari tingkat 3 dan mati, bukan duduk di rumput.

        Kesalahan kita adalah duduk di jendela--mau tinggi. Kalau duduk di rumput, berarti rendah. Duduk di jendela, berarti satu telinga mendengar penggembalaan dan satu telinga lagi mendengar suara angin--angin gosip, ajaran lain.

        Kalau mendengar 2 suara, lama-lama pastijatuh pada yang salah! Contoh lainnya: Hawa mendengar suara TUHAN dan suara ular, akhirnya menuruti suara ular.

        Kita harus duduk di rumput. Memang rendah, tetapi di situlah TUHAN bekerja dengan nyata; 5 roti 2 ikan untuk 5000 orang.

        Kalau di jendela, kelihatan gagah, tetapi mati rohaninya. Jangan bimbang terhadap pribadi TUHAN--pengajaran yang benar!

      • Bimbang terhadap kuasa TUHAN. Jangan bimbang terhadap kuasa TUHAN dan jangan berharap kepada yang lainnya! TUHAN mampu melakukan semuanya.

      Akibat bimbang:

      • tidak tenang; tidak damai sejahtera,
      • tidak mendapat apa-apa; tidak bisa berbuat apa-apa; gagal total,
      • tenggelam.

      Hati bimbang harus dibaharui menjadi KUAT TEGUH HATI:

      • tegas berpegang teguh pada satu pengajaran yang benar,
      • percaya dan berserah kepada kuasa TUHAN,
      • tidak kecewa, putus asa dan tinggalkan TUHAN.

    • Laut juga menunjuk pada babel.
      Wahyu 17: 1, 15

      17:1. Lalu datanglah seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan itu dan berkata kepadaku: "Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu putusan atas pelacur besar, yang duduk di tempat yang banyak airnya.
      17:15. Lalu ia berkata kepadaku: "Semua air yang telah kaulihat, di mana wanita
      pelacur itu duduk, adalah bangsa-bangsa dan rakyat banyak dan kaum dan bahasa.

      tempat yang banyak airnya’ = lautan yang dikuasai oleh babel.
      wanita pelacur’ = babel.

      Kalau kita beredar-edar seperti laut--ingin bebas--, kita akan diduduki oleh babel. Kalau kita duduk dalam penggembalaan, babel yang lari--tidak bisa menduduki kita.

      Hati-hati!Hati yang bimbang dikuasai oleh babel; dikuasai roh jahat dan roh najis.

      Hati yang jahat dan najis, dibaharui menjadi HATI YANG SUCI.

    Jadi, kuat teguh hati dan hati yang suci adalah pembaharuan di dalam Yerusalem baru.

    Kita juga ambil contoh dari Petrus, hamba TUHAN yang hebat. Ia juga bimbang dan najis. Ia sudah bisa berjalan saat laut bergelora. Ia sudah mengalami pengalaman dalam firman pengajaran yang benar, tetapi karena ada angin, ia tenggelam.

    Matius 14: 23-25, 29-31
    14:23. Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ.
    14:24. Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal.
    14:25. Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air.
    14:29. Kata Yesus: "Datanglah!"
    Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus.
    14:30. Tetapi
    ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!"
    14:31. Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai orang yang kurang percaya,
    mengapa engkau bimbang?"

    Hati-hati!Bimbang dengan kenajisan dan kejahatan itu menjadi satu. Kalau hati bimbang terhadap pengajaran, itu sudah dekat dengan babel--jahat dan najis.

    Petrus juga diterjang oleh kebimbangan dan kenajisan sampai ia hampir tenggelam--letih lesu, beban berat, stress, gagal, merosot jasmani-rohani dan lemas. Kalau dibiarkan, akan tenggelam.

    Tetapi bersyukur, Petrus otomatis mengulurkan tangan kepada TUHAN (‘Yesus tolong’); ia tidak bimbang; ia pegang lagi satu firman pengajaran yang benar.

    Malam ini, TUHAN hanya menunggu. Kalau kita dalam keadaan hampir tenggelam; sudah letih lesu, beban berat, gagal, stress, merosot bahkan telanjang dan sebagainya, TUHAN hanya tunggu supaya kita ulurkan tangan dan menyerukan nama TUHAN. Kita kembali pada satu firman pengajaran yang benar--pribadi TUHAN--dan kuasa TUHAN. Dan TUHAN akan mengulurkan tangan-Nya:

    • Semua menjadi teduh--damai sejahtera,
    • Semua selesai pada waktunya,
    • Kita dipulihkan, diangkat dan dituntun ke pelabuhan damai sejahtera--Yerusalem baru yang kekal.
      Mazmur 107: 28-30
      107:28. Maka berseru-serulah mereka kepada TUHAN dalam kesesakan mereka, dan dikeluarkan-Nya mereka dari kecemasan mereka,
      107:29. dibuat-Nyalah badai itu diam, sehingga gelombang-gelombangnya tenang.
      107:30. Mereka bersukacita, sebab semuanya reda, dan dituntun-Nya mereka
      ke pelabuhan kesukaan mereka.

      pelabuhan kesukaan mereka’ = pelabuhan damai sejahtera = pelabuhan Yerusalem baru; kerajaan Sorga yang kekal selamanya.

Hati kita harus damai--semua menjadi enak dan ringan--, taat--kita terpelihara, berhasil dan indah--, kuat teguh hati--hanya satu pengajaran--dan suci--jangan ada babel).
Kalau tenggelam, ulurkan tangan pada TUHAN. Ia mampu menolong kita dan Ia sanggup menuntun kita sampai ke Yerusalem baru.
Yang mau menjadi imam dan yang sudah menjadi imam, sungguh-sungguh jaga hati!Kita berseru kepada TUHAN dan TUHAN akan menolong kita.

TUHAN memberkati.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 16 Juni 2011 (Kamis Sore)
    ... gemparlah mereka dan berkata Jika demikian siapakah yang dapat diselamatkan Yesus memandang mereka dan berkata Bagi manusia hal ini tidak mungkin tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin. Yesus menghadapi seorang Israel yang kaya dan baik. Tetapi ternyata sekalipun dia berhasil secara jasmani dia terikat oleh dosa yaitu keinginan akan uang. ...
  • Ibadah Raya Malang, 22 Mei 2022 (Minggu Pagi)
    ... masuk penghukuman api yang membinasakan. Praktik menolak kasih Allah yaitu menolak gairah kasih Allah sehingga tidak setia berkobar dalam ibadah pelayanan tidak berguna tidak aktif dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus. Maka akan dipakai dalam pembangunan Babel mempelai wanita setan yang akan dibinasakan oleh api yang menghanguskan. Praktiknya adalah Babel pelacur besar ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 30 November 2015 (Senin Sore)
    ... kami di sini hanya lima roti dan dua ikan. Bagaimana keadaan menjelang malam Keadaan yang pertama menjelang malam dalam keadaan krisis yaitu krisis makanan artinya secara jasmani krisis segalanya krisis multidimensi. Saya teringat waktu tahun . Harga-harga melambung. Mulai sulit mencari makan sehingga terjadi penjarahan. Awalnya orang tidak mau malu ...
  • Ibadah Raya Malang, 19 Desember 2010 (Minggu Pagi)
    ... kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya Mari hai ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 22 Desember 2022 (Kamis Sore)
    ... Aku akan menjadikan emas dan peraknya cemar bagi mereka. Kekayaan jasmani bisa menjadi sandungan jika Emas dan perak jasmani menjadi ikatan artinya mengasihi cinta uang sehingga tidak bisa mengasihi Tuhan dan sesama. Prakteknya adalah gereja Tuhan menjadi kikir. Kikir tidak bisa memberi untuk pekerjaan Tuhan tidak mengasihi Tuhan dan tidak bisa memberi ...
  • Ibadah Raya Malang, 15 April 2018 (Minggu Pagi)
    ... seorang Anak laki-laki yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya. Salah satu tabiat ular adalah menyeret dengan ekornya. Ekor ular adalah ajaran palsu yang menyeret hamba Tuhan pelayan Tuhan anak Tuhan supaya tidak mendengar dan tidak taat ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 14 Januari 2010 (Kamis Sore)
    ... Firman pengajaran yang benar harus sudah mendarah daging dalam hidup kita. Amos - dunia termasuk gereja Tuhan yang tidak sungguh-sungguh akan ditimpa kelaparan rohani yaitu kelaparan akan firman Allah. ad. . Akibat kelaparan Pingsan tidak mati tidak hidup tidak dingin tidak panas suam-suam rohani. Jemaat di akhir zaman akan suam-suam rohani seperti jemaat ...
  • Ibadah Doa Malam Session II Malang, 17 Agustus 2011 (Rabu Dini Hari)
    ... sebab inilah suatu persembahan khusus maka haruslah itu menjadi persembahan khusus dari pihak orang Israel yang diambil dari korban keselamatan mereka dan menjadi persembahan khusus mereka bagi TUHAN. Perpuluhan dan persembahan khusus ditujukan bagi Tuhan bukan untuk manusia sebab ada kaitan dengan kepemilikan Tuhan. Ada tiga milik Tuhan yang tidak ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 12 Desember 2013 (Kamis Sore)
    ... membuat kamu tidur nyenyak matamu--yakni para nabi--telah dipejamkan-Nya dan mukamu--yaitu para pelihat--telah ditudungi-Nya. Maka bagimu penglihatan dari semuanya itu seperti isi sebuah kitab yang termeterai apabila itu diberikan kepada orang yang tahu membaca dengan mengatakan Baiklah baca ini maka ia akan menjawab Aku tidak dapat sebab kitab itu termeterai dan ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 20 Maret 2022 (Minggu Siang)
    ... pikat yang kuat sehingga kita terpikat--seperti ikan yang terkena pukat. Terpikat artinya tidak bisa beralih lagi dari keinginan daging. Daya seret yang kuat. Kalau sudah dipikat tinggal diseret sehingga kita keluar dari kehendak Tuhan pengajaran yang benar. Kalau sudah diseret keinginan akan jadi hawa nafsu setelah itu akan jadi dosa-dosa dan puncaknya ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.