RINGKASAN LAINNYA
Ibadah Raya Surabaya, 24 Juni 2018 (Minggu Siang)
Salam
sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat
siang, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai... Ibadah Raya Surabaya, 04 Januari 2009 (Minggu Sore)
Matius 24: 29-31 = keadaan pada masa kedatangan Yesus yang kedua kali.Menghadapi badai dasyat, hanya bisa... Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 25 Maret 2010 (Kamis Sore)
Pembicara: Pdt. Mikha Sanda Toding.
Matius 6:11-13, kita membutuhkan kelepasan... Ibadah Kenaikan Tuhan Malang, 17 Mei 2012 (Kamis Sore)
Yohanes 14:1-3 14:1 "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah... Ibadah Doa Surabaya, 01 November 2019 (Jumat Sore)
Salam
sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat
mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih... Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 13 Agustus 2012 (Senin Sore)
Matius
27: =
dalam Tabernakel, terkena pada 7
kali percikan darah di
atas
tabut perjanjian/tutup pendamaian=
sengsara yang dialami oleh Yesus sampai... Ibadah Kaum Muda Remaja, 13 November 2010 (Sabtu Sore)
Markus 15 menunjuk pada tujuh percikan darah di atas tabut perjanjian, yaitu sengsara Tuhan Yesus... Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 08 Desember 2016 (Kamis Sore)
Salam sejahtera dalam kasih sayang
Tuhan kita Yesus Kristus.
Wahyu 4:8
4:8
Dan keempat makhluk itu... Ibadah Kaum Muda Remaja Surabaya, 07 Juni 2014 (Sabtu sore)
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Lukas 6 secara keseluruhan menunjuk pada kebenaran... Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 17 April 2017 (Senin Sore)
Pembicara:
Pdm. Youpri Ardiantoro
Puji TUHAN, salam sejahtera,
selamat malam, selamat beribadah di dalam kasih sayangnya TUHAN kita,
Yesus... Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 12 Juni 2018 (Selasa Sore)
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Wahyu 7:13-15 7:13
Dan seorang dari antara... Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 30 April 2015 (Kamis Sore)
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Wahyu 2-3 adalah tentang tujuh percikan... Ibadah Natal Kaum Muda Remaja, 19 Desember 2009 (Sabtu Sore)
Markus 14 menunjuk pada buli-buli emas berisi manna.
Keluaran 16:32-34, Ibrani 9:4, Ibadah Doa Malang, 28 September 2010 (Selasa Sore)
Matius 25:14-30 adalah perumpamaan tentang talenta. Talenta adalah harta Sorga yang suci, itulah jabatan pelayanan.
Matius 25:14-15 Jika... Ibadah Natal Kunjungan di Sidoarjo, 18 Desember 2013 (Rabu Sore)
Salam
sejahtera dalam kasih sayangnya Tuhan kita Yesus Kristus. Selamat
malam, selamat mendengarkan Firman Tuhan. Biarlah damai...
TRANSKRIP LENGKAP
Doa Surabaya (Rabu, 26 November 2014)
Tayang: 10 Mei 2019
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 24 November 2014)
Tayang: 10 Mei 2019
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 23 November 2014)
Tayang: 07 Januari 2019
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Doa Surabaya (Rabu, 19 November 2014)
Tayang: 07 Januari 2019
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 17 November 2014)
Tayang: 07 Januari 2019
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 09 November 2014)
Tayang: 22 Agustus 2018
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Doa Surabaya (Rabu, 05 November 2014)
Tayang: 04 Juni 2018
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 03 November 2014)
Tayang: 04 Juni 2018
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 02 November 2014)
Tayang: 03 Maret 2018
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 20 Oktober 2014)
Tayang: 13 Desember 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 13 Oktober 2014)
Tayang: 13 Desember 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 12 Oktober 2014)
Tayang: 24 Oktober 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Doa Surabaya (Rabu, 08 Oktober 2014)
Tayang: 18 September 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 06 Oktober 2014)
Tayang: 05 September 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 05 Oktober 2014)
Tayang: 05 September 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Doa Surabaya (Rabu, 01 Oktober 2014)
Tayang: 05 September 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 29 September 2014)
Tayang: 24 Juni 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Umum Surabaya (Minggu Sore, 21 September 2014)
Tayang: 19 Mei 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Doa Surabaya (Rabu, 17 September 2014)
Tayang: 29 April 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Bible Study Surabaya (Senin, 15 September 2014)
Tayang: 29 April 2017
[baca transkrip] | [download file transkrip]
Untuk Koneksi Lambat, silahkan buka http://id.gptkk.org
Transkrip lengkap dari ibadah penggembalaan di Malang dan Surabaya, semuanya di bawakan oleh gembala sidang Pdt. Widjaja Hendra.
Silahkan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau mungkin ingin berlangganan majalah Manna dan silahkan kirim email ke widjaja_h [at] yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala
silahkan ganti tanda [at] dengan @
|
[versi cetak]
Cari rekaman ibadah ini di: http://www.kabarmempelai.org
Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 23 Februari 2015 (Senin Sore)
Salam
sejahtera dalam kasih sayangnya Tuhan kita Yesus Kristus. Selamat
malam, selamat mendengarkan firman Tuhan. Biarlah damai sejahtera,
kasih karunia dan bahagia dari Tuhan senantiasa dilimpahkan di
tengah-tengah kita sekalian. Kita berada dalam kitab
Wahyu
3.
Wahyu
2-3,
dalam
susunan Tabernakel, menunjuk pada
tujuh
kali percikan darah di depan
Tabut
Perjanjian. Ini
sama dengan
tujuh
surat
yang
ditujukan kepada tujuh sidang jemaat bangsa kafir =
penyucian
terakhir
yang
dilakukan oleh Tuhan kepada
tujuh
sidang jemaat bangsa kafir
(sidang
jemaat akhir zaman), supaya sidang jemaat bangsa kafir menjadi
sempurna, tidak bercacat cela seperti Yesus dan menjadi tubuh Kristus
yang sempurna/mempelai wanita Sorga yang layak menyambut kedatangan
Yesus kedua kali di awan-awan yang permai dan bersama Tuhan
selamanya.
Tuhan jujur dalam mengakui kelebihan dan lain-lain
dari sidang jemaat akhir zaman, tetapi sekalipun ada kelebihan, kalau
ada
satu saja cacat cela,
semuanya percuma, tidak bisa sempurna dan menyambut kedatangan Yesus
kedua kali/tertinggal saat Yesus datang kedua kali, maka itu berarti
kebinasaan. Sebab itu, Tuhan terus menyucikan sampai kita sempurna
dan layak menyambut kedatangan-Nya yang kedua kali.
Tujuh
sidang jemaat bangsa kafir yang mengalami percikkan darah adalah:
- sidang
jemaat
EFESUS
(Wahyu
2: 1-7)
(sudah diterangkan mulai dari
Ibadah
Raya Surabaya, 27 Juli 2014
sampai
Ibadah
Raya Surabaya, 07 September 2014).
Sidang jemaat Efesus
harus
kembali pada kasih mula-mula
supaya
bisa kembali ke Firdaus.
- sidang
jemaat di
SMIRNA
(Wahyu
2: 8-11)
yang mengalami penderitaan, tetapi Tuhan katakan untuk
tidak
takut dalam penderitaan dan setia sampai mati
(sudah
diterangkan mulai dari
Ibadah
Raya Surabaya, 14 September 2014
sampai
Ibadah
Raya Surabaya, 09 November 2014).
- sidang
jemaat di
PERGAMUS
(Wahyu
2: 12-17)
yang
harus
meninggalkan ajaran-ajaran sesat
(sudah
diterangkan mulai dari
Ibadah
Pendalaman Alkitab Surabaya, 17 November 2014
sampai
Ibadah
Raya Surabaya, 28 Desember 2014).
- sidang
jemaat di
TIATIRA
(Wahyu
2: 18-29)
yang harus
mengalami
penyucian hati dan pikiran sampai pikiran yang terdalam
(sudah
diterangkan mulai dari
Ibadah
Raya Surabaya, 04 Januari 2015
sampai
Ibadah
Raya Surabaya, 18 Januari 2015).
- sidang
jemaat di
SARDIS
(Wahyu
3: 1-6)
yang mengalami
kebangunan rohani
dan kuat
rohaninya, supaya tetap berjaga-jaga
(diterangkan mulai dari
Ibadah
Doa Surabaya, 21 Januari 2015).
Kita
masih berada pada jemaat yang kelima, yaitu jemaat di
SARDIS.
Kita
sudah mempelajari,
ada 3
golongan sidang jemaat di Sardis
(sudah diterangkan mulai dari Ibadah
Pendalaman Alkitab Surabaya, 16 Februari 2015
sampai Ibadah
Doa Surabaya, 18 Februari 2015):
- Ayat
1= 'engkau
dikatakan hidup, padahal engkau mati'=
golongan yang dikatakan
hidup padahal mati.
- Ayat
2= 'yang
sudah
hampir mati'=
golongan yang sudah
hampir mati.
- Ayat
4= 'berjalan
dengan Aku dalam
pakaian
putih, karena mereka adalah layak untuk itu'=
golongan yang layak
untuk berjalan bersama Yesus dengan pakaian putih.
Malam
ini, kita masih pelajari ayat 5-6. Wahyu
3: 5-6 3:5.
Barangsiapa
menang,
ia akan
dikenakan
pakaian putih
yang
demikian;
Aku
tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan,
melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan
para malaikat-Nya. 3:6. Siapa bertelinga, hendaklah ia
mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat."
JANJI
TUHAN
kepada
sidang jemaat di Sardis yang mau mengalami penyucian terakhir:
- 'dikenakan
pakaian putih'=
Tuhan mengenakan pakaian putih (diterangkan mulai dari Ibadah
Raya Surabaya, 22 Februari 2015),
- 'Aku
tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan'=
nama tertulis dalam kitab kehidupan.
AD.
1. TUHAN
MENGENAKAN PAKAIAN PUTIH Kemarin
kita sudah membahas tentang pakaian putih, malam ini masih kita
lanjutkan. Pakaian putih adalah pakaian kepercayaan Tuhan = pakaian
pelayanan.
1
Timotius 1: 12 1:12
Aku bersyukur kepada Dia,
yang menguatkan aku,
yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan
mempercayakan
pelayanan ini kepadaku
--
=
kehidupan yang menerima pakaian putih/pakaian kepercayaan dari
Tuhan/pakaian pelayanan. Kemarin kita mendengar, Saulus menjadi
Rasul Paulus dan menerima pakaian putih; manusia yang paling berdosa
bisa dipercaya untuk menjadi pelayan Tuhan, sebab dia menerima kasih
karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Tuhan. Siapapun
kita, kalau menerima 3 hal ini, maka kita bisa dipakai dan dipercaya
oleh Tuhan untuk melayani Tuhan.
Rasul Paulus mendapat pakaian
putih/pakaian kepercayaan Tuhan/pakaian pelayanan, sidang jemaat di
Sardis juga mendapat pakaian putih/pakaian pelayanan, sekarang kita
sidang jemaat bangsa kafir di akhir zaman juga mendapat pakaian
putih/pakaian kepercayaan Tuhan/pakaian pelayanan. Kita bisa
beribadah melayani Tuhan, kita bisa menjadi imam-imam dan raja-raja.
Semuanya oleh karena kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari
Tuhan.
Kita akan mempelajari tanda pelayanan yang benar, sebab
ada ibadah pelayanan yang diterima oleh Tuhan dan ada yang tidak
diterima oleh Tuhan. Seperti Kain dan Habel. Ibadah pelayanan
Kain ditolak oleh Tuhan, sedangkan Habel diterima oleh
Tuhan.
Tanda-tanda
pelayanan yang benar
atau yang berkenan pada Tuhan:
- 1
Timotius 1: 12
1:12
Aku
bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku,
yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan
mempercayakan
pelayanan ini kepadaku
--
Tanda
pelayanan yang benar/berkenan kepada Tuhan yang pertama: 'Aku
bersyukur kepada Dia,
yang menguatkan aku'
= 'Tuhan
yang menguatkan aku'.
Artinya:
- Kita
tidak menggunakan kemampuan sendiri,
sekalipun ada--yaitu kepandaian, kekayaan, kedudukan dan
lain-lain.
Untuk dunia, kita bisa menggunakan itu semua, tetapi
untuk Kerajaan Sorga tidak bisa. Kalau untuk Kerajaan Sorga harus
pandai, kaya dan lain-lain, berarti Tuhan tidak adil. Oleh sebab
itu Rasul Paulus mengatakan, 'Dia,
yang menguatkan aku',
artinya kita
tidak menggunakan kemampuan sendiri.
- Kita
mengakui bahwa kita mempunyai banyak kelemahan.
Kalau
kita sudah mengajukan diri sendiri, berarti pelayanan kita tidak
benar.
2
Korintus 12: 9-10 12:9
Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku
bagimu, sebab justru
dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna."
Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa
Kristus turun menaungi aku. 12:10
Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam
siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan
oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.
'justru
dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna'
= justru dalam kelemahan, kita menerima kuasa Tuhan. Inilah
rahasia
dalam pelayanan. Jika
kita mengaku lemah, maka kita akan menerima kekuatan
dari Tuhan
lewat kuasa
Roh Kudus. Kalau
kita merasa kuat, maka dibiarkan oleh Tuhan, sebab orang kuat tidak
perlu dibantu.
Mengaku
lemah,
artinya:
- mengaku
tidak layak,
banyak kesalahan dan tidak mampu/tidak berdaya,
- mengosongkan
diri,
sehingga Roh Kudus (kuasa Tuhan) dicurahkan kepada kita.
Di
sini, kita meneladan Yesus. Yesus bisa menjadi hamba/pelayan saat
Dia bisa mengosongkan diri-Nya. Dia Allah yang hebat, tetapi kalau
tidak bisa mengosongkan diri, maka Yesus tidak bisa menjadi
hamba.
Filipi
2: 5-7 2:5
Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan
yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, 2:6
yang walaupun dalam rupa
Allah,
tidak
menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus
dipertahankan, 2:7
melainkan telah mengosongkan
diri-Nya sendiri,
dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan
manusia.
Inilah
teladan kita. Yesus mengosongkan diri dan mengambil rupa seorang
hamba, sekalipun kenyataannya Dia setara dengan Allah ('yang
walaupun dalam rupa
Allah').
Mengosongkan
diri adalah pekerjaan
terbesar
untuk melayani Tuhan,
menjadi hamba Tuhan/pelayan Tuhan, yaitu imam-imam dan
raja-raja. Jadi,
sebelum melayani, kita
harus mengosongkan diri terlebih dahulu
di bawah kaki Tuhan, mengaku 'saya
tidak bisa apa-apa, saya tidak layak'.
"Sekalipun
saya sudah 20 tahun menjadi hamba Tuhan/gembala,tapi tidak bisa
santai-santai saat mau berkhotbah. Mungkin bisa melayani, tapi tidak
berkenan pada Tuhan. Banyak kali, kita mau melayani ke satu tempat,
kita menikmati fasilitas hotel, 'Ah, saya sudah biasa, sudah 20
tahun menjadi hamba Tuhan'. Ini tidak berkenan di hadapan
Tuhan."
Kalau
tidak mengosongkan diri, kita tidak bisa menjadi hamba, tidak bisa
menerima kekuatan dari Tuhan dan Roh Kudus tidak dicurahkan kepada
kita.
Mengosongkan
diri
adalah:
- tidak
memikirkan diri sendiri, tetapi bergantung
sepenuh pada Tuhan.
- Filipi
2: 8
2:8
Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya
dan taat
sampai mati,
bahkan sampai mati di kayu salib.
Mengosongkan
diri
yang
kedua: menjadi doulos,
artinya:
- Arti
yang pertama: hamba Tuhan/pelayan Tuhan yang tidak
punya hak,
tetapi hanya
melakukan kewajiban.
Kewajiban
hamba Tuhan/pelayan Tuhan hanyalah untuk memuliakan
Tuhan,
bukan memilukan atau memalukan Tuhan; maka hak
dan upah kita ada di tangan Tuhan,
baik untuk hidup sekarang, sampai hidup kekal selamanya. Tuhan
tidak pernah menipu kita, tidak ada kecurangan pada-Nya.
Jadi,
pelayanan pertama/pekerjaan terbesar untuk melayani Tuhan adalah
mengosongkan diri terlebih dahulu. Yesus adalah Allah, harus
mengosongkan diri terlebih dahulu, baru bisa menjadi hamba. Kita
juga harus mengosongkan diri, baru bisa melayani. Sebab kalau
mengosongkan diri, maka ada kuasa dari Tuhan, itu baru berkenan di
hadapan Tuhan. Tetapi kalau merasa, 'Ah,
saya sudah biasa, sudah 20 tahun menjadi hamba Tuhan',
mau berkhotbah santai saja, tidak ada persiapan, tidak
mengosongkan diri. Memang bisa, tetapi tidak berkenan pada Tuhan,
sama dengan kita ditipu.
- Arti
yang kedua: hamba Tuhan/pelayan Tuhan yang taat
dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara
lagi.
Kalau Yesus, taat sampai mati bahkan mati di kayu salib, kalau
kita, taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara
lagi.
Contoh:
janda
Sarfat
hanya punya segenggam tepung dan sedikit minyak, hanya untuk dia
dan anaknya lalu mati. Tetapi diminta oleh nabi Elia untuk Tuhan
lebih dahulu dan dia berikan roti bundar. Ini taat sampai daging
tidak bersuara. Kalau daging masih bersuara, 'keterlaluan,
sudah tinggal sedikit, masih diminta'.
Abraham,
disuruh menyembelih anaknya, kalau daging, dianggap keterlaluan.
Padahal, bukan firmannya yang keterlaluan, tetapi dagingnya
yang terlalu.
Ukuran
untuk taat dengar-dengaran
adalah kita mengasihi Tuhan lebih dari semua. Mudah saja.
Janda Sarfat hanya disuruh membuat roti, tepungnya sudah ada,
bukan disuruh mencari tepung. Lalu disuruh untuk memberikan kepada
Tuhan lebih dahulu, kalau mengasihi Tuhan maka tidak sulit. Tetapi
kalau tidak mengasihi Tuhan, 'kok
bisa?'
Demikian juga Abraham, disuruh menyembelih anaknya. Mudah
atau sulit? Mudah, hanya disuruh menyembelih, bukan disuruh
beranak. Kalau mengasihi Tuhan lebih dari semua, maka bisa taat,
tetapi kalau mengasihi anak lebih dari Tuhan, akan menjadi
sulit.
"Kalau
mengasihi Tuhan lebih dari semua, maka tidak sulit. Tetapi kalau
mengasihi sesuatu lebih dari Tuhan, maka sulit untuk taat. Untuk
masuk 3 macam ibadah, berkorban waktu, sudah sulit dan pasti
mengomel, karena mengasihi diri sendiri lebih dari Tuhan."
Yesus
taat sampai mati di kayu salib. Seharusnya Dia tidak layak, tidak
boleh mati di kayu salib, sebab orang yang mati di salib adalah
penjahat kelas kakap, sedangkan penjahat saja belum tentu disalib,
masih bisa dengan hukuman yang lain. Yesus berbuat baik, tetapi
harus mati disalib, karena Dia mengosongkan diri.
Filipi
2: 9-10a 2:9
Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan
kepada-Nya nama di atas segala nama, 2:10a supaya dalam
nama Yesus
bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi
dan yang ada di bawah bumi,
Jika
kita bisa mengosongkan diri = taat dengar-dengaran sampai daging
tidak bersuara lagi, hasilnya:
kita mengalami
kuasa nama Yesus
untuk mengalahkan setan tritunggal:
- mengalahkan
sumber
pencobaan/masalah:
semua masalah sampai yang mustahil bisa diselesaikan,
- mengalahkan
sumber
kegagalan.
Setan
mau menggagalkan pelayanan kita. Kapan kita gagal? Saat
kita tidak taat.
Firman mengatakan 'tidak boleh', tetapi kita bilang 'boleh'. Kalau
sakit, atau tidak makan, belum tentu gagal. Sekalipun tidak makan,
tetapi hanya berdiam diri dan menyembah Tuhan, maka orang itu
menang.
"Saya
hampir kalah. Saat diizinkan Tuhan tidak makan, saya mau lari
tinggalkan Tuhan. Untunglah Tuhan tolong, kalau saya kalah dan
lari, saya sudah tidak berada di sini,"
Jadi,
seorang hamba Tuhan menang atau kalah, berhasil atau tidak bukan
dari berapa banyak uang yang dimiliki; kalau tidak taat, dia sudah
gagal, sekalipun punya segalanya, hebat dan dipelihara. Dalam
sekejap bisa habis.
Setan sumber kegagalan dikalahkan,
berarti kita menjadi berhasil.
- mengalahkan
sumber
sandungan.
Usaha
setan adalah supaya kita berhenti melayani. Kalau kita menang
atas sandungan, berarti kita tetap
kuat mengikut dan melayani Tuhan sampai garis akhir,
yaitu sampai meninggal dunia atau sampai Yesus datang kedua kali.
Jadi,
inilah tanda pelayanan yang benar, yang pertama, 'Dia/Tuhan,
yang menguatkan aku'.
Bukan 'aku',
sebab 'aku'
kosong, tidak ada apa-apa. Kalau kita bisa mengosongkan
diri/menghampakan diri, maka di situ Tuhan mengisi kita dengan kuasa
Roh Kudus dan kuasa nama Yesus, sehingga kita menang, berhasil,
masalah diselesaikan, dan kita kuat sampai Tuhan Yesus datang kedua
kali. Kita melayani Dia sampai garis akhir.
- 1
Timotius 1: 12
1:12
Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus,
Tuhan kita, karena Ia
menganggap aku setia
dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku --
Tanda
pelayanan yang benar/berkenan kepada Tuhan yang kedua: 'Ia
menganggap aku setia'
= kesetiaan. Ini
tanda pelayanan yang benar. Kalau tadi, mengosongkan diri sama
dengan ketaatan.
Jadi,
bukan besar/kecilnya masalah, kaya/miskin, tetapi yang penting
adalah mengosongkan diri sampai taat dengar-dengaran dan
kesetiaan.
2
Korintus 11: 2-3 11:2
Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah
mempertunangkan
kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci
kepada Kristus. 11:3
Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan
kamu yang sejati
kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan
oleh ular
itu dengan kelicikannya.
Ini
ketakutan Rasul Paulus, ketakutan seorang hamba Tuhan yaitu kalau
tidak setia, sehingga tidak bisa ditolong.
"Sekalipun
tidak bisa makan, tetapi kalau setia, masih bisa ditolong. Tetapi
sekalipun kaya/hebat, apalagi masih miskin, kalau tidak setia maka
tidak bisa ditolong. Sebab tidak setia sama dengan diperdaya
ular."
Rasul
Paulus takut kalau sidang jemaat kehilangan
kesetiaan sejati kepada Kristus,
dan ini akan terjadi pada akhir zaman. 'mempertunangkan'
= akhir zaman = masa pertunangan = tinggal selangkah lagi menuju
pernikahan (kedatangan Yesus kedua kali). Hati-hati!
Kehilangan
kesetiaan sejati kepada Kristus sama dengan Hawa
yang diperdaya oleh ular,
berarti terkutuk
hidupnya,
harus diusir dari Taman Firdaus menuju dunia yang penuh
kutukan.
"Ini
yang harus diwaspadai! Kalau cuma diizinkan sakit atau tidak makan,
tetapi setia, masih bisa ditolong.Tetapi kalau tidak setia,
sekalipun kaya, hebat, apalagi miskin, maka tidak bisa ditolong.
Sebab, seperti Hawa yang diperdaya oleh ular harus
diusir dari Taman Eden, hidup dalam suasana kutukan, tidak ada
suasana Firdaus. Mulai dari seorang gembala harus setia. Sebab
ada ayat mengatakan, 'gembala yang lebih dulu dipukul supaya domba
tercerai-berai'. Kalau gembala tidak setia, maka domba-domba
tercerai-berai. Ini bahaya besar."
Pada
akhir zaman/masa pertunangan ini kita harus menjaga kesetiaan. Ada
3
macam kesetiaan
yang harus dijaga:
- 2
Korintus 11: 4
11:4
Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus
yang lain
dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu
roh
yang lain
dari pada yang telah kamu terima atau Injil
yang lain
dari pada yang telah kamu terima.
Tentang
'yang
lain'
= kalau ajarannya lain, rohnya lain maka yesus-nya juga lain. Ini
yang berbahaya.
Kesetiaan
yang pertama: kesetiaan sejati kepada Kristus = kesetiaan
kepada firman pengajaran benar,
yang sudah kita terima dan yakini selama ini, yang sudah menjadi
pengalaman hidup kita.
"Kita
sudah bersaksi, pengajaran ini luar biasa, oleh firman ini kita
begini-begitu. Ini yang harus kita pegang. Sebab ular selalu datang
untuk memberi yang lain pada kita. Setan tidak suka kalau ada
kesaksian, 'saya disucikan, saya ditolong oleh pengajaran'. Dia
datang dengan membawa yang lain."
Firman
pengajaran benar
yaitu:
- tertulis
dalam alkitab,
- dibukakan
rahasianya/diwahyukan/diilhamkan oleh Tuhan, yaitu ayat yang satu
menerangkan ayat yang lain dalam alkitab.
"Tinggal
baca ayat, diterangkan ayat. Jangan menambah atau mengurangi
firman, sebab kalau ditambah atau dikurangi, maka ular akan masuk.
Hawa mengurangi kata 'bebas' dan menambah kata 'raba', maka ular
masuk."
Mengapa
kita harus setia pada firman pengajaran yang benar? Sebab,
firman pengajaran yang benar
- menentukan
arah pelayanan kita
kepada pembangunan
tubuh
Kristus yang sempurna,
untuk menempatkan Yesus sebagai Kepala; arahnya jelas, sebab
firman pengajaran yang benar adalah Yesus sebagai kepala.
"Maaf.
Kalau tidak ada pengajaran yang benar, maka bukan Yesus yang
menjadi Kepala, tetapi serigala dan burung yang menjadi kepala.
Pelayanan kita menuju kepada pembangunan tubuh Babel yang
menempatkan serigala dan burung sebagai kepala. Serigala = roh
jahat; burung = roh najis. Istilah Bapak Pendeta Pong
Dongalemba (almarhum), 'kita bukan fanatik bodoh-bodoh'. Kalau
fanatik bodoh-bodoh, yang salah yang didukung, yang benar malah
dibuang. Tetapi kita bukan fanatik. Kita berpegang teguh pada
pengajaran yang benar, supaya arah pelayanan kita jelas, yaitu
mengarah pada pembangunan tubuh Kristus dan menempatkan Yesus
sebagai Kepala."
- Firman
pengajaran benar juga merupakan komando
= menentukan
apa yang harus kita lakukan
dalam
pelayanan, yaitu melakukan
kehendak Bapa.
"Kalau
salah komando, sekalipun terlihat hebat, tetapi 'enyahlah engkau'.
Maaf, kalau otak/kepala terganggu, sedikit saja ada titik di
otaknya, sudah lain jadinya. Misalnya tangan, tidak bisa bekerja
dengan benar lagi. Makanya, jangan berani-berani mengatakan, 'cuma
beda sedikit'. Itu berarti sudah terganggu, kalau titiknya banyak
di otak, bisa mati."
"Mari,
ini sudah sering kita baca, biarlah menjadi suatu awasan bagi
kita. Jangan hanya kata orang pelayanan kita hebat, luar biasa,
tetapi Tuhan katakan 'enyahlah engkau', karena tidak sesuai dengan
firman."
Matius
7: 21-23 7:21
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan
masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan
kehendak Bapa-Ku
yang di sorga. 7:22
Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan,
Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan
demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu
juga? 7:23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada
mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah
dari pada-Ku,
kamu sekalian pembuat kejahatan!"
Ukuran
keberhasilan pelayanan
kita adalah melakukan
kehendak Bapa
= mempraktikkan
firman pengajaran benar. Ayat
22 = pelayanan ukuran manusia.
"Mungkin
sampai mengusir setan ke gunung-gunung, goa-goa. Kalau saya
bilang, 'untuk apa mengusir setan sampai ke gunung-gunung atau
goa-goa? Usir saja setan yang ada di dalam hati.' Banyak yang
tertawa setelah mendengar pengajaran ini, 'Ya itu Om, kami dulu
begitu'. Itulah kalau tidak sesuai firman. Yang sesuai firman,
setan berada di dalam hati. Untuk apa mengusir setan di tempat
lain, sedangkan di dalam hati sendiri masih banyak
setannya?".
'mengadakan
banyak mujizat'
= penyihir dan dukun bisa melakukan mujizat jasmani, tetapi tidak
sesuai firman. Waktu zaman Musa, Firaun tidak mau mengalah.
Saat Musa melempar tongkat dan menjadi ular, orang Mesir juga bisa
melakukan hal yang sama. Jadi, mujizat jasmani banyak
tandingannya.
Yang tidak bisa ditandingi oleh apapun
adalah mujizat
keubahan hidup. Firman
pengajaran benar dimulai dengan mujizat keubahan hidup, baru
disusul oleh mujizat jasmani
yang lain, itu betul-betul dari Tuhan.
Pelayanan yang tidak
sesuai
dengan firman pengajaran benar = pembuat
kejahatan,
sekalipun dahsyat di mata manusia. Akibatnya:
nasibnya sama seperti Hawa yang diperdaya ular, sehingga diusir
oleh Tuhan
= suasana kutukan sampai kebinasaan. Dari Firdaus diusir ke dunia,
sudah di dunia masih diusir lagi, berarti masuk ke neraka.
- Lukas
16: 10-12
16:10
"Barangsiapa setia
dalam perkara-perkara kecil,
ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak
benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam
perkara-perkara besar. 16:11
Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon
yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta
yang sesungguhnya? 16:12 Dan jikalau kamu tidak
setia dalam harta orang lain,
siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu?
'perkara
kecil'
= mamon/perkara uang. Tetapi sekarang, justru menjadi perkara besar
dalam rumah Tuhan dan akibatnya menyembah antikris. Firman/pribadi
Tuhan adalah perkara besar.
Ayat 11 = kalau tidak
setia/tidak bisa dipercaya harta yang jasmani, bagaimana mau
dipercaya harta yang sesungguhnya/harta Sorga? Tidak bisa. Ayat
12 = kalau harta orang lain kita ambil, maka kita tidak bisa
menikmati berkat Tuhan.
Kesetiaan yang kedua: kesetiaan
dalam perkara kecil,
dikaitkan dengan milik Tuhan.
Ada 3
milik Tuhan
yang tidak boleh diganggu-gugat:
- perpuluhan
dan persembahan khusus (paling kecil),
- rumah
Tuhan/rumah doa,
- mempelai
wanita Tuhan (paling besar).
Kita
setia dan benar mulai dari yang paling kecil dulu, baru yang paling
besar.
PERPULUHAN
DAN PERSEMBAHAN KHUSUS Perpuluhan
dan persembahan khusus adalah perkara kecil. 'Sepersepuluh'
= paling kecil.
Jadi, kita harus setia dan benar/dapat
dipercaya soal harta
jasmani,
supaya kita bisa dipercaya soal harta rohani/harta Sorga (kerajaan
Sorga). Kita harus setia dan benar/bisa dipercaya soal harta
orang lain,
baru kita dipercaya harta sendiri.
Penjelasan: Perpuluhan
dan persembahan khusus adalah harta
orang lain,
sama dengan hartanya
Tuhan.
Jangan
dicuri!
Harus dikembalikan kepada Tuhan dengan setia
dan benar. Kalau
dicuri, maka tidak ada harta sendiri dan harta Sorga =
kehilangan/tidak bisa menikmati harta sendiri dan harta Sorga.
Di
dalam berkat yang kita terima dari Tuhan, ada harta orang lain,
yaitu milik
sesama yang membutuhkan.
Juga harus dikembalikan dengan setia
dan benar.
Kalau
ini terjadi, maka kita bisa dipercaya/menikmati harta sendiri,
ditambah dipercaya harta Sorga.
Inilah pelajaran tentang
perkara kecil.
"Jangan
terperosok oleh perkara kecil! Sudah saya terangkan. Kalau dulu,
Yudas mencuri uang, maka dia sendiri yang mati. Dia tidak bisa
dipercaya harta sendiri dan harta Sorga, karena dia pencuri. Kalau
secara manusia, memang banyak yang didapat sebagai pencuri, tetapi
tidak bisa dipercaya harta sendiri, hanya bisa membeli tanah
kuburan dan pasti pedih hatinya."
Kesaksian: "Dulu
keluarga kami memang orang miskin. Kemudian kami menabung dan saat
bisa membeli tanah, malah digosipkan oleh tetangga, 'iya beli
tanah, tapi beli tanah kuburan'. Saya masih berusia 15 tahun waktu
itu. Tapi dalam hati saya berpikir, 'Aduh, kok dihina sampai begitu
ya?'"
Begitulah
Yudas, hasil curiannya hanya untuk membeli tanah kuburan, tidak ada
gunanya. Tidak bisa menikmati harta sendiri, apalagi harta Sorga.
Kalau dulu Yudas mencuri uangnya, sekarang
yang berbahaya,
jemaat dan tua-tua mencuri
kepercayaan Tuhan
tentang perpuluhan dan persembahan khusus kepada seorang gembala.
Akibatnya:
gembala
tidak dipercaya perkara besar/makanan rohani,
sehingga satu
gereja mati semua;
kalau dulu, hanya Yudas sendiri yang mati. 'perkara
besar/makanan rohani'
= pembukaan firman.
"Ada
yang tidak percaya, 'masa satu gereja mati semua?' Bapak Pdt. Pong
selalu mengatakan, 'Kalau gembala mengajarkan ajaran sesat kepada
1000 jemaat, maka 1000 jemaat yang mati'. Di Alkitab lebih ngeri,
pada zaman Nuh, satu dunia mati, hanya 8 orang yang selamat dari
air bah. Ini sungguh-sungguh. Zaman Lot, satu negara mati semua,
hanya 3 orang yang selamat."
Kita
hamba Tuhan/pelayan Tuhan harus setia dalam perkara
kecil/mamon/soal keuangan. Kalau kita tidak
setia
soal mamon, maka antikris
yang sama dengan mamon,
akan tampil untuk disembah. Kita tidak dipercaya harta sendiri,
tidak dipercaya harta Sorga, tetapi hanya
menyembah antikris.
Ini dikaitkan dengan milik Tuhan yang kedua, yaitu rumah
Tuhan.
RUMAH
TUHAN/RUMAH DOA Lukas
16: 13 16:13
Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua
tuan.
Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi
yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak
mengindahkan yang lain. Kamu
tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."
Rumah
Tuhan/rumah doa = kita menyembah
Tuhan.
Kalau kita sudah mengembalikan milik Tuhan dan sesama yang
membutuhkan, baru kita bisa menyembah Tuhan.
Tetapi kalau
kita mencuri milik Tuhan (perpuluhan dan persembahan khusus) dan
milik sesama yang membutuhkan, maka ini sama dengan terikat
oleh mamon
dan kita menyembah
antikris.
Sebab, antikris juga mau menjadi tuan untuk disembah. Akibat
menyembah antikris
yaitu akan dibinasakan selamanya.
Kalau kita menyembah
Tuhan, maka kita mengalami keubahan terus-menerus, sampai menjadi
milik Tuhan yang ketiga, yaitu mempelai wanita Sorga.
MEMPELAI
WANITA TUHAN Yesus
adalah Mempelai Pria = kepala. Mempelai wanita Tuhan = tubuh
Kristus yang sempurna. Kepala dengan tubuh tidak bisa
dipisahkan. Artinya, kesetiaan
mempelai
yang tidak bisa dipisahkan/diceraikan oleh apapun, tidak bisa
diganggu gugat oleh apapun selama-lamanya. Kita bersama Tuhan
selamanya.
Ini kesetiaan dalam perkara kecil. Dimulai dari
'kesetiaan
pada satu laki-laki'
= kesetiaan
kepada firman pengajaran yang benar,
supaya jelas arah pelayanan kita dan apa yang harus kita kerjakan
(tidak ngawur).
"Dulu
Om Pong pernah bercerita, ada 1 orang pengerja di Jalan Johor,
disuruh pergi ke Lemah Putro. Belum diberi tahu disuruh apa, tetapi
dia sudah lari. Akhirnya kembali lagi, lalu bertanya, 'Om, saya
disuruh apa?' Baru-baru ini juga, 1 pengerja kami, waktu disuruh
tidak memperhatikan, malah memperhatikan handphonenya. Akhirnya dia
telepon saya, bertanya, 'Apa yang harus saya kerjakan?' Seperti
itulah, jika tanpa pengajaran yang benar, kita tidak tahu apa yang
harus dikerjakan. Oleh sebab itu harus ada bimbingan firman
pengajaran yang benar. Bukan berarti di sini yang paling benar.
Firman pengajaran yang benar yaitu yang sesuai alkitab, dibukakan
rahasianya/diwahyukan oleh Tuhan."
Dalam
Matius
25,
kesetiaan terhadap perkara
kecil
= kesetiaan terhadap talenta/jabatan
pelayanan.
"Banyak
orang yang mengatakan 'baik', terutama para gembala. 'Oh,
gembalanya baik hati, saya sakit dikunjungi'. Tetapi sekarang
jarang yang setia. Banyak yang baik, tetapi jarang yang
setia."
Amsal
20: 6 20:6
Banyak orang menyebut diri baik
hati,
tetapi orang yang setia,
siapakah
menemukannya?
Sekalipun
baik hati, tetapi kalau tidak setia, maka tidak ada artinya. Kalau
tidak setia dalam jabatan pelayanan, tidak ada artinya.
"Terutama
kami para gembala, mohon didoakan. Juga untuk jabatan pelayanan
yang lain, seperti musik, dan lain-lain. Mari, setia! Gembala
juga banyak yang memuji jemaat. Apalagi kalau jemaatnya luar biasa
baik terhadap gembalanya. Tetapi kalau tidak setia, tidak ada
gunanya."
Yang
berguna adalah setia
dan baik.
Kalau setia dan baik, maka kita mengalami kebahagiaan
Sorga. Setia
saja tetapi tidak baik = tidak berguna. Baik saja tetapi tidak
setia = tidak berguna.
Matius
25: 21 25:21
Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai
hambaku yang baik
dan setia;
engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan
kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan
turutlah
dalam kebahagiaan tuanmu.
Mari
kita semua berdoa, semoga kita semua menjadi hamba yang baik dan
setia. Sebab kalau tidak setia dan baik, berarti malas dan
jahat.
"Sebenarnya
itu hanya kamuflase, pura-pura. Kalau menurut alkitab, yaitu setia
dan baik. Kalau malas, maka pasti jahat. Sebenarnya, kebaikannya
hanya untuk menutup-nutupi kejahatannya. Tadi disebutkan, 'banyak
orang menyebut dirinya baik hati', tetapi sebenarnya hanya untuk
menutupi kejahatannya. Di balik itu semua, kalau diteropong oleh
firman, banyak kejahatannya. Hanya saja kita tidak tahu. Makanya,
doakan saya supaya setia, terutama gembala yaitu setia memberi
makan domba-domba. Kalau diteropong manusia, kelihatan baik, tetapi
kalau diteropong firman, tidak setia, sebenarnya malas dan jahat.
Akibatnya, dicampakkan dalam kegelapan paling gelap."
- Kesetiaan
yang
ketiga: kesetiaan
dalam panggilan Tuhan.
Waktu
Yesus naik ke gunung dan berdoa, kemudian Yesus memanggil 12 murid
menjadi 12 rasul = panggilan Tuhan, bukan manusia.
"Kemarin
saya sudah bersaksi, tidak akan saya memilih/menunjuk
saudara-saudara untuk melayani."
Kita
harus
yakin
bahwa panggilan itu datangnya
dari Tuhan,
sehingga saat kita mengalami tantangan dan rintangan, maka yang
bekerja adalah Tuhan sendiri,
sebab Ia yang memanggil kita.
2
Timotius 1: 9 1:9
Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan
kudus,
bukan
berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih
karunia-Nya sendiri,
yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum
permulaan zaman
'Dialah
yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan
kudus'
=
panggilan
Tuhan adalah panggilan kudus/suci,
artinya di dalam pelayanan, kita harus
menjaga kesucian dan kekudusan.
Syarat
untuk melayani Tuhan adalah suci/kudus,
bukan kepandaian atau kebodohan, kekayaan atau kemiskinan.
'bukan
berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih
karunia-Nya sendiri'
= kemarin kita sudah mendengar, Saulus menjadi rasul Paulus
(manusia paling berdosa) tetapi bisa dipakai untuk melayani Tuhan,
itu hanya karena kasih karunia Tuhan. Jadi, Tuhan memanggil kita
karena
kasih karunia,
bukan karena perbuatan, kehebatan, kelemahan atau kekurangan
kita.
Mengapa Tuhan harus memanggil kita? Mungkin kita
bertanya, 'kenapa saya sudah kuliah, sudah bekerja, itu sudah
memakan waktu, tetapi mengapa masih harus dipanggil untuk melayani
Tuhan?' Sebab panggilan Tuhan adalah tiket
masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
2
Petrus 1: 10-11 1:10
Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya
panggilan
dan pilihanmu makin teguh.
Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah
tersandung. 1:11
Dengan demikian kepada kamu akan dikaruniakan hak
penuh
untuk memasuki Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruselamat
kita, Yesus Kristus.
Panggilan
Tuhan adalah hak
penuh
untuk masuk Sorga. Kalau tidak
setia,
maka hak kita makin berkurang
sampai kehilangan
hak
untuk masuk Sorga.
Tuhan memanggil kita hanya karena kasih
karunia dari Tuhan, sebab Dia sudah mengetahui keadaan kita. Roma
11: 29 11:29
Sebab Allah
tidak menyesali
kasih karunia dan panggilan-Nya.
Tuhan
tidak pernah menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya,
sebab Dia menghendaki kita semua mendapat hak untuk masuk Kerajaan
Sorga. Tinggal kita mau atau tidak.
"Sebab
itu saya tidak pernah mau mempersulit dalam pelayanan. Kalau ada
yang sudah lama tinggalkan pelayanan, cukup ambil formulir dan
diisi, ditanda tangani dengan sungguh-sungguh. Sebab panggilan
adalah kasih karunia dari Tuhan dan Tuhan tidak pernah menyesali
panggilannya. Formulir gunanya supaya tertib. Kemarin sudah saya
terangkan, kita ada ketertiban juga. Kalau pelayanan diurapi Roh
Kudus, salah satu tandanya adalah tertib dan teratur, bukan
asal-asalan."
Sekarang
kepada kita. Kita sebagai pelayan Tuhan, JANGAN
PERNAH MENYESAL
karena dipanggil oleh Tuhan untuk melayani, apalagi tinggalkan
panggilan dan pilihan Tuhan. Yesus tidak pernah menyesal
sekalipun tahu kelemahan kita. Kalau kita menyesal, kita sombong
sekali. Jangan
sampai terjadi!
"Kalau
saya, hampir menyesal. Saya sudah betul-betul menghina panggilan,
'Apa itu panggilan? Tidak ada panggilan-panggilan. Hanya membuat
orang susah saja, sampai tidak bisa makan'. Begitu kata-kata saya
waktu itu. Kalau saya lanjutkan, berarti saya menghina kasih
karunia Tuhan. Tidak tahu saya di mana hari ini, habis
sudah."
Sidang
jemaat juga, jangan pernah menyesali apalagi tinggalkan panggilan
dan pilihan Tuhan, itu hanya kutukan dan kebinasaan, kita
kehilangan hak untuk masuk kerajaan Sorga. Biarlah Tuhan
menolong dan menguatkan kita semua.
- 1
Timotius 1: 12
1:12
Aku
bersyukur
kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita,
karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini
kepadaku --
Tanda
pelayanan yang benar/berkenan kepada Tuhan yang ketiga: 'aku
bersyukur'
= ada
ucapan syukur kepada Tuhan,
bukan mengomel.
Ucapan syukur = hasil kelimpahan di dalam
hati. Jika ditingkatkan, akan memuncak pada penyembahan
kepada Tuhan sang Raja dan Imam Besar.
1
Timotius 1: 17 1:17
Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi
Raja
segala zaman, Allah yang kekal, yang tak nampak, yang esa!
Amin.
Ayat
12, diawali dengan bersyukur. Ayat 17 diakhiri dengan menyembah
Sang Raja.
Filipi
2: 14-15 2:14
Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak
bersungut-sungut dan berbantah-bantahan, 2:15
supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah
yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya
dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti
bintang-bintang
di dunia,
=
pelajaran tentang bintang-bintang (Filipi 2: 12-16). Kalau
melayani sambil bersungut-sungut/berbantah-bantah, maka kita menjadi
bintang yang terus berbenturan, sehingga menjadi bintang
yang gugur/tidak bercahaya,
sama dengan hidup dalam kegelapan sampai masuk kegelapan yang paling
gelap. Mari, kita sungguh-sungguh menjaga
mulut kita! Biarlah
kita selalu mengucap
syukur
dan menyembah
Tuhan.
Jangan bersungut-sungut/berbantah-bantah!
Dari
mana rasul Paulus bisa mengucap syukur dan menyembah Tuhan? "Kita
melayani Tuhan, kalau dari segi waktu, hari Senin sepulang kerja
harus masuk ibadah, ada yang belum mandi dan lain-lain. Tapi mengapa
bisa mengucap syukur dan menyembah Tuhan? Dari mana?"
1
Timotius 1: 13-14 1:13
aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan
seorang ganas, tetapi aku
telah dikasihani-Nya,
karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar
iman. 1:14
Malah kasih karunia Tuhan kita itu telah dikaruniakan dengan
limpahnya kepadaku dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus.
=
ini dorongan untuk mengucap syukur. Dulu rasul Paulus seorang
penganiaya, ganas, penghujat, tetapi boleh melayani Tuhan karena
kurban Kristus/kasih karunia.
Jawaban:
Sebab Rasul Paulus selalu
ingat
bahwa dasar pelayanannya adalah pekerjaan pendamaian oleh darah
Yesus/kurban Kristus.
Bukan karena dia hebat/tidak hebat.
"Jadi,
setiap kali kita mau mengomel, ingat kurban Kristus. Kalau
dibandingkan dengan kurban Kristus, pengorbanan kita tidak ada
artinya, kita hanya berkorban waktu, berkorban tidak mandi dan
lain-lain. Sedangkan Tuhan sudah berkorban segalanya, Sorga Dia
tinggalkan. Seharusnya kita malu kalau mengomel."
Jadi,
kurban
Kristus menjadi dasar
dari pelayanan kita
hari-hari ini, sama dengan kita
berdiri teguh di atas kurban Kristus. Artinya:
kebenaran,
ya katakan 'ya',
tidak katakan 'tidak';
benar katakan 'benar',
tidak benar katakan 'tidak
benar'
= benar
dan jujur.
Ini tidak bisa dirobohkan.
Sampai nanti dalam Wahyu
12: 1,
mempelai wanita berdiri di atas bulan berwarna merah; bulan menunjuk
pada kurban Kristus. Naga tidak bisa mengganggu gugat dan kita
menjadi milik Tuhan selamanya.
"Kalau
mulai merasa berjasa atau capek, ingat kurban Kristus, maka kita
pasti mengucap syukur. 'Terima kasih Tuhan, seandainya aku tidak
melayani, jadi apa aku? Dulu berbuat ini-itu.' Maka tidak ada capek
lagi, kita mengucap syukur pada Tuhan. Sekarang saya berkhotbah
tiap hari, dari Senin-Minggu, satu hari 2x berkhotbah. Tidak ada
libur. Banyak orang mengatakan, 'Waduh, kok sampai begitu?' Saya
bilang, 'lebih ringan. Dulu saya waktu menjadi guru, satu hari
mengajar selama 7x45 menit, tidak ada liburnya. Ditambah siangnya
memberi les. Kalau sekarang, masih lebih ringan, pagi jam 9-12, sore
jam 5-8. Lebih ringan.' Kalau dulu, mengajar mulai pagi jam 07.00 -
11.45. Setelah itu sore sampai malam memberi les. Saya merasa ringan
karena kurban Kristus."
Mari
berdiri di atas kurban Kristus!
Ya katakan 'ya',
tidak katakan 'tidak';
benar katakan 'benar',
tidak benar katakan 'tidak
benar',
itulah yang selalu mengucap syukur.
"Kalau
iya tetapi...., tidak tetapi...., maka pasti berbantah-bantah dan
ular yang datang. Itu rahasianya. Coba di dalam rumah tangga, kalau
suami ditanya sesuatu, jawabannya 'iya, tetapi...', 'nanti kalau
begini?', 'tidak, tetapi...' Maka ular datang. Tetapi kalau
mengatakan 'ya' di atas ya, dan 'tidak' di atas tidak, sesuai
firman, maka ular akan lari. Terutama soal pengajaran. Kalau
tidak mau ada perbantahan, maka harus berkata 'ya' diatas ya,
;'tidak' di atas tidak. Benar katakan 'benar', tidak benar katakan
'tidak benar'. Kalau benar, harus kita dukung. Kalau tidak benar,
harus menghindar. Tidak ada berbantah-bantah. Sebab kalau
berbantah-bantah, makin hari makin redup karena mencari kebenaran
sendiri. Saya tidak mau. Biar orang mengatakan ini itu, kita tetap
tenang saja. Kalau berbantah, makin redup dan tanpa disadari akan
berbenturan, tahu-tahu sudah sama-sama jatuh."
Mengapa
harus ingat kurban Kristus?: Rasul
Paulus selalu ingat pada kehidupannya yang dulu. Bukan berarti mau
kembali seperti dulu.
"Mungkin
saudara bertanya, 'kok kesaksian Om ini tentang kehidupannya yang
dulu, waktu dia lapar mau lari?' Ini sama seperti rasul Paulus yang
selalu mengingat kehidupannya yang dulu. Bukan berarti saya mau
kembali seperti dulu, tetapi sama seperti rasul Paulus."
- Supaya
kita tidak
sombong.
"Maksudnya,
supaya kita ingat bahwa 'saya dulu juga begitu'. Makanya kalau ada
murid-murid yang agak nakal, masih saya tolong, kalau bisa tidak
usah pulang. Karena saya ingat, dulu saya mau lari. Karena saya
tahu, kalau mereka pulang, maka pasti hancur. Kasihan, karena saya
juga mengalami. Tetapi Om Pong tidak tahu kalau saya mau lari,
karena saya belum pernah mengaku pada Om Pong."
- Supaya
ada
dorongan untuk bekerja dengan sungguh-sungguh.
"Kalau
orang seperti saya yang najis, kotor dan jahat, tetapi bisa menjadi
hamba Tuhan, ini kesempatan untuk sungguh-sungguh.
Misalnya,
kalau kita tidak ada ijazah tetapi bisa diangkat menjadi direktur,
maka itu suatu kesempatan untuk sungguh-sungguh bekerja. Karena
seharusnya tidak bisa, tetapi bisa, maka harus dijaga
sungguh-sungguh."
- Supaya
ada
penghiburan
bagi diri sendiri dan bagi orang lain, bahwa orang berdosapun atau
ada kelemahan masih ada kesempatan dipakai oleh Tuhan selama masih
ada kurban Kristus.
- Hati
bisa melimpah
untuk mengucap syukur dan menyembah Tuhan sang Raja, dengan kata
"haleluya".
"Saya
katakan kepada murid-murid saya, 'kalau saya disuruh mengulangi
lagi pengalaman saya dengan Tuhan yang dulu, belum tentu saya kuat.
Tetapi kalau bisa seperti ini, hanya karena kasih karunia/kurban
Kristus.'"
Biarlah
hari-hari ini kita
perbanyak berkata "haleluya"
supaya tidak lupa. Sebab nanti di awan-awan hanya ada satu kata,
yaitu "haleluya".
Kalau kita banyak berkata yang lain, nanti saat di awan-awan yang
keluar adalah perkataan lain.
"Seperti
saya, karena saya orang desa, jadi kalau ada sesuatu terjadi saya
biasa mengatakan 'as....', bukan 'Yesus'. Tetapi sekarang saya
belajar untuk menyebut 'Yesus..' apapun yang terjadi. Jadi, apa
yang biasa kita katakan sekarang, itu nanti yang keluar waktu di
awan-awan permai. Kalau sekarang tidak pernah berkata 'haleluya',
tetapi berkata yang lain, nanti tidak bisa terangkat ke
awan-awan."
Zakharia
14: 17-18 14:17
Tetapi bila mereka dari kaum-kaum di bumi tidak
datang ke Yerusalem
untuk sujud menyembah
kepada Raja,
TUHAN semesta alam, maka kepada mereka tidak
akan turun hujan. 14:18
Dan jika kaum Mesir tidak datang dan tidak masuk menghadap, maka
kepada mereka akan turun
tulah
yang ditimpakan TUHAN kepada bangsa-bangsa yang tidak datang untuk
merayakan hari raya Pondok Daun.
Sekarang
kita tinggal pilih, mau berkata apa. Kalau banyak berkata yang lain,
akibatnya turun tulah, tetapi kalau banyak berkata "Haleluya",
maka turun
hujan berkat dari Sorga. Biarlah
kita banyak menyembah sang Raja dengan 'Haleluya',
supaya tulah disingkirkan, sehingga pintu Sorga terbuka dan kita
mengalami hujan
kemurahan Tuhan
artinya:
- Untuk
memberkati
kita secara ajaib.
Seperti waktu bangsa Israel diberkati dengan
hujan manna dari Sorga; tidak bekerja tetapi bisa diberkati. Tuhan
memberkati kita secara ajaib untuk memelihara hidup kita secara
ajaib. Yang sulit bagi manusia, tetapi tidak ada yang sulit bagi
Tuhan, tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.
- hujan
pertolongan
= kemurahan dan anugerah Tuhan menolong kita dari segala masalah;
yang mustahil menjadi tidak mustahil,
- hujan
penyucian dan pembaharuan
dari Tuhan (mujizat terbesar), sampai kita sempurna seperti Dia.
Tadi,
hujan kemurahan Tuhan tercurah dari atas ke bawah. Tetapi nanti
kalau sudah sempurna, maka dari bawah ke atas, kita akan terangkat
ke awan-awan yang permai, masuk dalam perjamuan kawin Anak Domba,
ini penyembahan
yang besar.
Jadi,
pelayanan
harus disertai dengan penyembahan,
sebab nanti puncaknya kalau kita sudah sempurna, kita terangkat ke
awan-awan permai, kita masuk perjamuan kawin Anak Domba dan ada
suara penyembahan yang besar.
"Istilah
Bapak Pendeta Totaijs almarhum, penyembahan di awan-awan permai ini
adalah 'mezbah yang terbesar'."
Wahyu
19: 6-7 19:6
Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak,
seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya:
"Haleluya!
Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja. 19:7
Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia!
Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya
telah siap sedia.
=
penyembahan yang besar di awan-awan yang permai. Belum cukup sampai
di situ, tetapi sampai penyembahan yang besar di Sorga
selama-lamanya.
Wahyu
19: 1 19:1
Kemudian dari pada itu aku mendengar seperti suara yang nyaring dari
himpunan besar orang banyak di sorga,
katanya: "Haleluya!
Keselamatan dan kemuliaan dan kekuasaan adalah pada Allah kita,
=
penyembahan di Sorga selama-lamanya.
Biarlah
malam ini kita melayani Tuhan, menyerahkan hidup kepada Tuhan dalam
pelayanan yang benar, yaitu:
- 'Dia
yang menguatkan kita'
= TAAT
= ada kekuatan dari Tuhan.
- KESETIAAN,
maka Tuhan menolong kita.
Kesetiaan yaitu setia dalam perkara
kecil dan setia dalam panggilan Tuhan.
- Ada
UCAPAN
SYUKUR,
penyembahan kepada Raja, supaya pintu Sorga terbuka.
Maka hujan
kemurahan akan dicurahkan kepada kita dengan tidak habis-habisnya.
Tuhan
memberkati.
kembali ke halaman sebelumnya
|